kab/kota: bandung

  • Pembangunan Eiger Camp Bukan di Kaki Gunung Tangkubanparahu, Perizinannya Lengkap Kooefisien Dasar Bangunan Hanya 2 Persen

    Pembangunan Eiger Camp Bukan di Kaki Gunung Tangkubanparahu, Perizinannya Lengkap Kooefisien Dasar Bangunan Hanya 2 Persen

    JABAR EKSPRES – Ada sebuah foto pembukaan lahan tepatnya di Desa Karyawangi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB), beredar di media sosial. Foto tersebut diunggah oleh akun Instagram Ketua Asosiasi Profesi Pemandu Geowisata Indonesia (PGWI) Deni Sugandi.

    Dalam foto drone tersebut memperlihatkan kegiatan proyek pembukaan lahan berisi kegiatan penggalian serta pengurugan (cut and fill) untuk pembuatan jalan serta bangunan-bangunan.

    Beredarnya foto tersebut mendapat tanggapan dari Ketua Forum Penyelamat Lingkungan Hidup (FPLH) Thio Setiowekti. Menurutnya kawasan tersebut tidak masuk dalam kawasan lereng Tangkuban Perahu karena berada di bawah ketinggian 1.000 Mdpl.

    Ia mengatakan berdasarkan data yang diterimanya kawasan merupakan kawasan PTPN 1 regional 2 Kebun Sukawana. Sehingga perijinan lokasi tersebut terakomodir di dalam perjanjian kerjasama dengan PTPN 1 Regional 2.

    “Saya lihat perizinan Eiger Camp sebagai instansi yang membangun kawasan tersebut sudah lengkap dan terpasang di Bender besar di Pos Sukawana,” ujar Thio, Jumat (28/3/2025).

    Sementara itu, Penyusun Dokumen Amdal Eiger Camp dari PT Mitra Reka Buana, Jemy Septendi S.T, M.H., mengatakan pembangunan Eiger Camp sudah melalui prosedur pembangunan yang tepat. Sudah sesuai dengan SOP yang ditentukan pemerintah, dalam hal Pemerintah Kabupaten Bandung Barat (KBB).

    “Bahkan Koefisien Dasar Bangunan juga hanya 2% dari seluruh total izin lahan yang dititipkan ke Eiger,” ungkap Jemy.

    Selain itu, katanya dokumennya perizinannya pun sudah komplit mulai dari izin banguan dari Pemkab KBB, AMDAL dari Dinas Lingkungan Hidup KBB, dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Satu Pintu KBB,, dari Dinas Pekerjaan dan Tata Ruang KBB, dll.

    “Semua perizinan dari pemerintah setempat sudah komplit dan tidak melanggar aturan sedikit pun,” tegas Jemy.*

  • H-3 Lebaran pemudik dengan sepeda motor dominasi jalur mudik

    H-3 Lebaran pemudik dengan sepeda motor dominasi jalur mudik

    Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2 dan H-1 Lebaran, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemudik ratusan petugas dari masing-masing pos pengamanan turun ke jalan mengatur arus lalulintas tetap lancar

    Cianjur (ANTARA) – Memasuki H-3 Lebaran pemudik dengan sepeda motor mendominasi jalur utama Cianjur, Jawa Barat, terutama saat pagi dan malam hari dengan tujuan kabupaten/kota di Jawa Barat dan Jawa Tengah.

    Pemudik diimbau tetap berhati-hati dan waspada saat melintas.

    Pantauan Antara, Jumat, kendaraan dengan ciri khas mudik mulai meningkat saat pagi dan malam hari, didominasi kendaraan roda dua dengan tujuan kabupaten/kota di Jabar dan Jateng, sedangkan siang hari didominasi kendaraan roda empat dengan tujuan Bandung dan seterusnya.

    Meningkatnya volume kendaraan pemudik yang melintas di jalur utama Cianjur terlihat di sejumlah tempat istirahat mulai dari kawasan Puncak hingga Cianjur, dibmana sebagian besar pemudik memanfaatkan teras masjid dan area parkir SPBU untuk beristirahat.

    Sebagian besar pemudik dengan roda dua terlihat mematuhi aturan lalulintas dengan tidak membonceng penumpang lebih dari satu orang, meski terlihat masih ada pemudik yang membawa anak balita di bagian tengah diapit orang tuanya.

    Meningkatnya volume kendaraan pemudik terlihat di jalur selatan Cianjur tepatnya di sepanjang jalur Ciwidey-Naringgul, di mana pemudik dari arah Bandung menuju Cianjur, sudah terlihat sejak H-5 dan terus meningkat pada H-3.

    “Puncak arus mudik diperkirakan terjadi pada H-2 dan H-1 Lebaran, untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi pemudik ratusan petugas dari masing-masing pos pengamanan turun ke jalan mengatur arus lalulintas tetap lancar,” kata Kapolres Cianjur AKBP Rohman Yongky Dilatha.

    Pihaknya mengimbau pemudik yang melintas di sepanjang jalur utama Cianjur dapat mematuhi aturan lalulintas dan anjuran petugas agar selamat sampai kampung halaman, termasuk meningkatkan kehati-hatian dan kewaspadaan terutama saat hujan turun lebat.

    Pasalnya, ungkap dia, sebagian besar jalur utama Cianjur termasuk jalur selatan rawan terjadi bencana alam yang menutup landasan jalan akibat longsor tebing di pinggir jalan mulai dari kawasan Puncak Pass hingga Sindangbarang.

    Pewarta: Ahmad Fikri
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Jumlah Penumpang Whoosh Hari Ini Diprediksi Capai 20.000 Orang

    Jumlah Penumpang Whoosh Hari Ini Diprediksi Capai 20.000 Orang

    Jumlah Penumpang Whoosh Hari Ini Diprediksi Capai 20.000 Orang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Jumlah penumpang kereta cepat
    Whoosh
    pada Jumat (28/3/2025) diprediksi mencapai 20 ribu orang. Angka ini diperkirakan mengalami peningkatan dibandingkan jumlah penumpang pada hari normal.
    “Diprediksi jumlah penumpang hari ini akan mencapai 18-20 ribu. Angka tersebut meningkat jika dibandingkan hari kemarin yang berkisar di 16 ribu penumpang per hari,” kata Corporate Secretary PT
    KCIC
    Eva Chairunisa dalam keterangannya, Jumat.
    KCIC memproyeksikan jumlah penumpang yang meningkat ini akan mencapai 30 persen atau sekitar 24 ribu penumpang per hari selama periode Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
    Selain itu, kata Eva, puncak arus balik mudik diperkirakan mulai terjadi pada dua hari setelah Lebaran
    “Peningkatan volume puncak untuk keberangkatan dari Halim menuju Bandung dan sebaliknya diperkirakan akan terjadi mulai tanggal 2-11 April 2025,” ujar Eva.
    Sebagai langkah antisipasi terhadap
    arus mudik
    Lebaran, KCIC mengoperasikan sebanyak 1.346 kereta dengan total kapasitas mencapai 808 ribu tempat duduk. Penyediaan ini akan berlangsung sejak 21 Maret 2025-11 April 2025.
    Tak hanya itu, KCIC juga akan mengoperasikan sebanyak 62 jadwal perjalanan kereta dengan
    headway
    setiap 30 menit.
    “Jumlahnya meningkat 20 persen dibandingkan angkutan Lebaran 2024, yang mana KCIC mengoperasikan sebanyak 52 perjalanan Whoosh per hari,” jelasnya.
    Adapun pemesanan tiket bisa dilakukan melalui kanal
    online
    , yaitu aplikasi Whoosh,
    website
    ticket.
    kcic
    .co.id, Access by KAI, Livin’ by Mandiri, BRImo, Wondr by BNI, Tiket.com. Atau pemesanan secara
    offline
    dapat dilakukan di loket dan
    vending

    machine
    di stasiun.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Demo Tolak Revisi UU TNI Kian Meluas, Massa Memanas, Aparat Makin Beringas

    Demo Tolak Revisi UU TNI Kian Meluas, Massa Memanas, Aparat Makin Beringas

    PIKIRAN RAKYAT – Mahasiswa di berbagai kota bangkit menolak Revisi UU TNI yang telah disahkan DPR pada 20 Maret lalu. Aksi unjuk rasa tak hanya berlangsung di kota-kota besar semacam Jakarta, Semarang, Bandung, dan Surabaya, tetapi juga diadakan di Tasikmalaya, Sukabumi, Jember, Majalengka, Lumajang, Kupang, Ende, dan Blitar.

    Demonstrasi ini diwarnai intimidasi, kekerasan, dan penangkapan oleh aparat keamanan—yang kali ini melibatkan tentara.

    Demonstrasi di Karawang

    Di Karawang, Jawa Barat, demonstrasi yang dipusatkan di Gedung DPRD dihelat oleh Komite Rakyat Sipil Karawang pada Selasa 25 Maret 2025. Mereka tidak hanya menolak UU TNI tetapi juga menuntut pembatalan kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dengan TNI.

    “Perjanjian kerja sama antara Pemerintah Provinsi Jawa Barat dan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) mencakup berbagai sektor strategis, mulai dari pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, hingga ketahanan pangan dan mitigasi bencana,” katanya.

    Gelombang Demonstrasi di Berbagai Kota

    Di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), ratusan mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa dan Masyarakat NTB menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Provinsi NTB. Aksi ini berlangsung di bawah penjagaan ketat aparat kepolisian.

    Di Kediri, Jawa Timur, aksi demonstrasi dipusatkan di Taman Sekartaji dengan mengadakan mimbar rakyat. Di Balikpapan, Kalimantan Timur, mahasiswa memusatkan aksi demonstrasi mereka di Taman Bekapai. Aksi dimulai pada pukul 12.00.

    Di Sukabumi, Jawa Barat, seorang jurnalis mengalami intimidasi dari aparat keamanan saat meliput demonstrasi mahasiswa pada Senin 24 Maret 2025. Di Lumajang, Jawa Timur, aksi demonstrasi diwarnai pemukulan aparat terhadap seorang demonstran seperti yang terekam dalam video yang beredar di media sosial.

    Di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, sekitar 200 mahasiswa menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD. Mereka membakar kardus dan merangsek ke dalam gedung DPRD sekira pukul 13.00 WITA.

    Kericuhan terjadi akibat tidak adanya perwakilan anggota DPRD yang menemui massa aksi, mengakibatkan beberapa pintu kaca hancur dan meja lobi dirusak.

    “Saya dipukul pakai tempat sampah kemudian ditonjok,” kata mahasiswa bernama Melianus Maimau sembari menunjukkan pelipisnya yang lecet.

    Di Surabaya, Jawa Timur, ratusan mahasiswa berdemonstasi di depan Gedung Negara Grahadi, membawa berbagai poster, membakar ban di tengah jalan, dan berorasi menolak revisi UU TNI. Polisi membalas dengan semburan meriam air ke arah demonstran. Selama aksi ini, 25 demonstran ditahan serta dua jurnalis mengalami kekerasan dan intimidasi aparat keamanan.

    Kekerasan terhadap Jurnalis dan Tenaga Medis

    Ketua AJI Surabaya, Andre Yuris, mengecam keras intimidasi dan kekerasan yang dilakukan polisi terhadap jurnalis.

    “Tindakan polisi tersebut membuktikan bahwa polisi tidak paham tugas jurnalis. Apa yang dilakukan polisi melanggar Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers,” kata Andre Yuris, Senin 24 Maret 2025.

    Di Malang, Jawa Timur, aksi mahasiswa pada Minggu 23 Maret 2025 berujung ricuh. Sebanyak enam mahasiswa sempat ditahan polisi dan 10 orang menjadi korban kekerasan aparat.

    Tim medis yang seharusnya memberikan pertolongan pertama juga mengalami pemukulan dan intimidasi aparat. Bahkan, Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Malang menyebutkan beberapa tenaga medis mengalami pelecehan seksual.

    Delta Nishfu dari Perhimpunan Pers Mahasiswa Indonesia (PPMI) Kota Malang menjadi korban pemukulan aparat.

    “Dari teman-teman pers mahasiswa ada delapan anak yang kena pukul. Beberapa di antaranya sudah menunjukkan kartu pers. Ada juga yang sudah mau balik, tapi tetap dipukul,” ujarnya.

    Dia juga mengaku diseret, dipukuli, dan diinjak-injak oleh aparat yang bertameng dan berpentungan.

    Demonstrasi di Jakarta Berujung Bentrokan

    Di Jakarta, demonstrasi di depan Gedung MPR/DPR pada Kamis 27 Maret 2025 berujung bentrokan. Polisi menggunakan mobil taktis untuk membubarkan massa. Satu sepeda motor milik anggota Polri dibakar oleh massa aksi.

    Di media sosial beredar video yang menunjukkan penggeledahan tas tim medis oleh aparat tanpa alasan jelas.

    “Ini tas medis, udah jelas-jelas tanda medis itu,” kata seorang perempuan dalam video tersebut.

    Ketua AJI Surabaya menegaskan bahwa tindakan polisi melanggar Undang-Undang Pers.

    Analisis: Mengapa Demonstrasi Menyebar?

    Redaktur Jurnal Prisma dan Senior Research Fellow LP3ES, Rahadi Wiratama menyebut bahwa aksi ini menyebar luas karena adanya kelompok kritis yang berkembang di berbagai kota.

    “Itu satu tanda bahwa kelompok atau kelas kritis itu relatif menyebar di Indonesia,” ucapnya.

    Rahadi Wiratama juga mengingatkan bahwa meskipun Reformasi telah berjalan 25 tahun, ada tanda-tanda kemunduran demokrasi.

    “Di tengah jalan kita menyaksikan kebalikannya. Alih-alih mengonsolidasi demokrasi, (kita malah seperti) menuju sistem politik yang gejalanya mirip dengan otoritarianisme Orba,” katanya.

    Rahadi Wiratama menilai bahwa kesadaran publik terhadap ancaman militerisme masih terbatas di kelompok-kelompok kritis.

    “Ada kekuatan-kekuatan yang mencoba untuk mewacanakan ‘kita sudah tidak butuh kebebasan sipil, supremasi sipil, tapi butuh sandang pangan’,” ujarnya

    Akan tetapi, Rahadi Wiratama optimistis bahwa situasi saat ini tidak akan kembali seperti masa Orde Baru karena efek komunikasi dan media sosial yang sulit dibendung.

    “Efek komunikasi dan efek media sosial di masyarakat susah dibendung. Jadi, semua informasi publik yang terkait dengan UU TNI muncul bersamaan hari itu juga di Indonesia di seluruh dunia. Enggak terhalang,” tuturnya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari BBC.

    Aksi demonstrasi menolak revisi UU TNI tampaknya masih akan berlanjut, dengan semakin banyak kelompok masyarakat yang turut menyuarakan penolakannya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Volume Kendaraan Meningkat di H-3 Lebaran, 1 Juta Pemudik Lintasi Jalur Nagreg Arah Garut-Tasikmalaya

    Volume Kendaraan Meningkat di H-3 Lebaran, 1 Juta Pemudik Lintasi Jalur Nagreg Arah Garut-Tasikmalaya

    JABAR EKSPRES – Arus mudik lebaran 2025, di area Jalan Raya Bandung-Garut, tepatnya di wilayah Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung pada H-3 Idulfitri 1446 Hijriah mulai mengalami peningkatan signifikan.

    Akibat dari meningkatnya volume kendaraan, kepadatan arus lalu lintas di Jalur Nagreg sempat terjadi hingga mengular sekira mencapai lebih dari 3 kilometer.

    Humas Dishub Kabupaten Bandung, Eric Alam Prabowo mengatakan, peningkatan volume kendaraan terjadi di lajur Bandung menuju Garut-Tasikmalaya.

    “Kalau dibandingkan dengan hari sebelumnya (H-4 jelang lebaran), untuk arah Garut-Tasikmalaya mengalami peningkatan sebesar 5,25 persen,” katanya kepada Jabar Ekspres, Jumat (28/3).

    BACA JUGA:Semakin Ramai, Puncak Arus Mudik di Jalur Nagreg Diprediksi Terjadi Malam Ini

    Eric menerangkan, peningkatan 5,25 persen itu, jika diakumulasikan pada jumlah pemudik yang melintas, total penambahannya mencapai 3.927 kendaraan.

    “Hari sebelumnya untuk arah Garut-Tasik itu ada 74.799 kendaraan yang melintas. Sedangkan hari ini sebanyak 78.726, jadi penambahannya 3.927 kendaraan atau 5,25 persen,” terangnya.

    Eric menjelaskan, total kendaraan yang tercatat melintasi Jalur Nagreg arah Garut-Tasikmalaya itu, datanya baru sampai pukul 14.00 WIB. Artinya, menjelang malam hari, penambahan jumlah pemudik masih berpotensi terjadi.

    Melalui pantauan Jabar Ekspres, untuk arus mudik arah Bandung masih terlihat lengang, berbeda jauh kepadatannya dengan lajur ke arah Garut-Tasikmalaya.

    Masih dalam pantauan, baik kendaraan roda empat maupun roda dua, berbondong-bondong melakukan perjalanan arah Bandung menuju Selatan Jawa Barat.

    BACA JUGA:Arus Mudik Lebaran 2025 di Jalur Arteri Padalarang Mulai Terlihat, Didominasi Kendaraan Pribadi

    Para pemudik terlihat membawa barang-barang perbekalan untuk dibawa ke kampung halaman. Bahkan tak jarang kendaraan melebihi muatan, seperti menaruh bawaan di atas mobil hingga tas yang diikat di sepeda motor.

    “Kalau untuk arus mudik dari Garut-Tasik menuju arah Bandung masih sepi, bahkan kalau dibandingkan hari sebelumnya (H-4 lebaran) mengalami penurunan,” jelas Eric.

    “Kemarin untuk arah Bandung itu ada di angka 53.975 kendaraan yang melintas. Sedangkan hari ini berkurang jadi 26.034 kendaraan atau menurun 51,77 persen,” lanjutnya.

    Eric menyebutkan, terkait jumlah kendaraan yang melintasi Jalur Nagreg, baik untuk arah Bandung maupun ke arah Garut-Tasikmalaya, masih dapat berubah tergantung situasi kondisi.

  • 1,1 juta lebih kendaraan keluar Jabotabek H-10 hingga H-4 Lebaran 2025

    1,1 juta lebih kendaraan keluar Jabotabek H-10 hingga H-4 Lebaran 2025

    Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama

    Jakarta (ANTARA) – PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 1.179.997 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 hingga H-4 Idul Fitri 1446H/Lebaran 2025 atau pada periode 21-27 Maret 2025.

    “Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju arah Bandung), GT Cikupa (menuju arah Merak), dan GT Ciawi (menuju arah Puncak),” ujar Corporate Communication & Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana di Jakarta, Jumat.

    Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 20,3 persen jika dibandingkan dengan lalin normal (980.802 kendaraan).

    Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 609.295 kendaraan (51,6 persen) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 331.920 kendaraan (28,1 persen) menuju arah Barat (Merak), dan 238.782 kendaraan (20,2 persen) menuju arah Selatan (Puncak).

    Untuk lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa melalui GT Cikampek Utama Jalan Tol Jakarta-Cikampek, dengan jumlah 385.110 kendaraan, meningkat sebesar 101,5 persen dari lalin normal.

    Lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Bandung melalui GT Kalihurip Utama Jalan Tol Cipularang, dengan jumlah 224.185 kendaraan, meningkat 2,0 persen dari lalin normal.

    Total lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Trans Jawa dan Bandung melalui kedua GT tersebut adalah sebanyak 609.295 kendaraan, meningkat sebesar 48,3 persen dari lalin normal.

    Sedangkan lalin meninggalkan Jabotabek menuju arah Merak melalui GT Cikupa Jalan Tol Tangerang-Merak adalah sebesar 331.920 kendaraan, lebih rendah 0,9 persen dari lalin normal.

    Sementara itu, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jabotabek menuju arah Puncak melalui GT Ciawi Jalan Tol Jagorawi sebanyak 238.782 kendaraan, meningkat 1,7 persen dari lalin normal.

    Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menjelaskan pada H-4 libur Idul Fitri 1446H/2025 (Kamis, 27 Maret 2025) lalu lintas meninggalkan Jabotabek di empat gerbang tol utama tercatat mencapai 224.074 kendaraan atau meningkat 66,2 persen dari lalin normal (134.804 kendaraan).

    “Jasa Marga juga mencatat arus lalu lintas menuju wilayah Timur khususnya arus lalu lintas ke arah Trans Jawa dan arah Bandung pada hari Kamis (27/3) adanya peningkatan lalu lintas kendaraan cukup tinggi, pada GT Cikampek Utama dengan total 102.116 kendaraan atau naik 283,4 persen dari lalu lintas normal (26.632 kendaraan),” ujar Lisye.

    Sedangkan untuk GT Kalihurip Utama, lanjutnya, tercatat total 37.417 kendaraan atau naik 30,5 persen dari lalu lintas normal (28.679 kendaraan)

    Lisye juga kembali mengingatkan puncak arus mudik Idul Fitri 1446H/2025 diprediksi terjadi pada hari ini Jumat, 28 Maret 2025 dan pemberlakuan rekayasa lalu lintas one way nasional dari KM 70 ruas tol Jakarta-Cikampek s.d KM 414 GT Kalikangkung Jalan Tol Batang-Semarang sudah dilakukan pagi ini pukul 09.45 WIB.

    Ia mengimbau pengguna jalan untuk menghindari perjalanan di waktu puncak serta menghindari perjalanan di waktu favorit seperti pada pagi hari dan malam hari untuk menghadapi penumpukan kendaraan.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

  • Berkah Arus Mudik 2025: Sopir Travel dan Bus Panen Penumpang di Pelabuhan Bakauheni

    Berkah Arus Mudik 2025: Sopir Travel dan Bus Panen Penumpang di Pelabuhan Bakauheni

    Liputan6.com, Lampung – Ramadan dan Lebaran bukan hanya momen penuh berkah bagi para pemudik yang kembali ke kampung halaman, tetapi juga bagi para sopir angkutan umum. Di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, lonjakan jumlah penumpang jelang Idul Fitri 1446 Hijriah membawa rezeki bagi sopir travel dan bus yang melayani perjalanan darat ke berbagai daerah di Sumatra.

    Juliansah (37), seorang sopir travel, mengungkapkan bahwa peningkatan jumlah pemudik tahun ini terjadi lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya. Jika biasanya arus mudik baru ramai mendekati H-7, kali ini sejak H-10 sudah mulai terlihat lonjakan penumpang.

    “Alhamdulillah, masih kebagian berkahnya. Dari H-10 kemarin sudah mulai ramai, mungkin karena anak sekolah juga sudah libur,” katanya, saat ditemui di pelataran parkir Dermaga Eksekutif Pelabuhan Bakauheni, Jumat sore (28/3/2025).

    Dengan meningkatnya jumlah penumpang, tarif angkutan juga mengalami kenaikan. Untuk rute Pelabuhan Bakauheni-Bandar Lampung, yang biasanya dibanderol Rp70 ribu, kini naik menjadi Rp90 ribu.

    “Tarif naik ini sudah biasa terjadi setiap Lebaran, biasanya mulai H-7 sampai H+7. Penumpang juga umumnya sudah paham dan mengerti soal kenaikan ini,” ungkap dia.

    Hal serupa dialami sopir bus antarkota. Ahmad Riduan (41), warga Penengahan, Lampung Selatan, yang sehari-hari mengemudikan bus jurusan Pelabuhan Bakauheni – Terminal Rajabasa, menyebut bahwa tarif penumpang naik sekitar 30 persen.

    “Biasanya Rp50 ribu, sekarang bisa sampai Rp70 ribu,” katanya.

    Kenaikan tarif ini sebanding dengan peningkatan jumlah penumpang. Riduan bahkan bisa melakukan tiga kali perjalanan pulang-pergi dalam sehari selama puncak arus mudik.

    Sementara itu, Rahmat Adi (23), seorang pemudik asal Bandung yang menuju Bandar Lampung, mengakui adanya kenaikan tarif travel. Namun, ia menganggap hal itu masih dalam batas wajar.

    “Kalau mudik, saya lebih memilih naik travel karena perjalanan jauh. Takut kecapekan kalau bawa kendaraan sendiri. Jadi, lebih baik naik travel untuk menghindari hal yang tidak diinginkan,” jelas dia.

    Dengan arus mudik yang terus mengalir, para sopir berharap kelancaran perjalanan tetap terjaga hingga masa arus balik nanti. 

     

  • Arus Mudik H-3 di Pelabuhan Bakauheni Lancar, Pemudik dari Sumatra Bersyukur Tak Terjebak Macet

    Arus Mudik H-3 di Pelabuhan Bakauheni Lancar, Pemudik dari Sumatra Bersyukur Tak Terjebak Macet

    Liputan6.com, Lampung – H-3 Lebaran 2025, arus mudik di Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan, terpantau lancar. Pemudik yang hendak menyeberang ke Pulau Jawa pun bersyukur perjalanan mereka berjalan tanpa kendala dan tanpa terjebak kemacetan.

    Berdasarkan pantauan di Pelabuhan Bakauheni, pada Jumat (28/3/2025), tidak terjadi penumpukan kendaraan yang signifikan. Antrean mobil pribadi, bus, dan truk di jalur tunggu naik kapal tidak terlalu panjang. Selain itu, kantong-kantong parkir kendaraan di pelabuhan tampak lengang, memungkinkan arus keluar-masuk kendaraan berjalan tertib dan terkendali.

    Aiman, seorang pemudik asal Palembang, Sumatra Selatan, mengaku bersyukur perjalanan menuju pelabuhan berjalan mulus tanpa hambatan. “Saya sama anak istri mau ke Bandung, Alhamdulillah lancar-lancar aja tadi, begitu juga pas masuk pelabuhan,” ujarnya.

    Ia menjelaskan bahwa dirinya berangkat dari Palembang pada Kamis (27/3/2025) malam setelah mulai memasuki libur Idulfitri. “Tadi beli tiket di rest area terakhir. Saya di sini kurang lebih baru satu jam, sebentar lagi naik kapal,” jelas dia.

    Hal serupa dirasakan Ucup Irawan, pemudik lain asal Sumatra Selatan yang juga tengah menunggu giliran naik kapal. Dia mengaku perjalanan dari Palembang menuju Pelabuhan Bakauheni berjalan lancar berkat kondisi jalan tol yang cukup kondusif.

    “Dari sana (Palembang) ke sini Alhamdulillah lancar lewat tol, gitu juga sampai pelabuhan aman-aman saja. Ini baru setengah jam, sebentar lagi naik kapal,” ungkapnya.

    Ucup berharap arus mudik tetap lancar hingga Pelabuhan Merak, sehingga perjalanan menuju Sukabumi, Jawa Barat, bisa berjalan tanpa hambatan. Dia masih mengingat kemacetan parah di Pelabuhan Merak saat arus mudik Lebaran tahun sebelumnya.

    “Kemungkinan sampai Sukabumi paling lama kalaupun macet bisa malam hari. Biasanya di sini yang lama itu setelah beres penyeberangan di Merak nanti,” ungkap dia.

  • Observatorium Bosscha Amati Hilal Syawal 1446 H pada 29 Maret 2025 dari Pagi hingga Bulan Terbenam

    Observatorium Bosscha Amati Hilal Syawal 1446 H pada 29 Maret 2025 dari Pagi hingga Bulan Terbenam

    Liputan6.com, Bandung – Observatorium Bosscha Institut Teknologi Bandung (ITB) akan melakukan pengamatan penampakan sabit bulan yang tampak setelah Matahari terbenam yang dikenal sebagai hilal dari pagi hingga bulan terbenam di ufuk Barat pada Sabtu, 29 Maret 2025.

    Menurut Peneliti Observatorium Bosscha ITB, Agus T P Jatmiko, kegiatan pengamatan bulan sabit oleh Observatorium Bosscha ditujukan untuk meneliti ambang visibilitas (kenampakan) bulan sebagai fungsi dari elongasi terhadap ketebalan sabit bulan, juga dalam rangka rukyatul hilal bulan Syawal 1446 H.

    “Rukyatul hilal dilaksanakan mulai sore hari hingga Bulan terbenam. Tanggal 29 Maret 2025 juga bertepatan dengan tanggal 29 Ramadhan 1446 H. Sabit bulan yang tampak setelah Matahari terbenam pada tanggal tersebut dikenal sebagai hilal,” terang Agus dalam keterangan tertulisnya, Bandung, Kamis (27/3/2025).

    Agus mengatakan pengamatan dilaksanakan dengan menggunakan teleskop refraktor 106 mm, dilengkapi detektor kamera berbasis CMOS (Complementary Metal-Oxide Semiconductor).

    Citra yang ditangkap oleh kamera kemudian diproses menggunakan perangkat pengolahan citra untuk meningkatkan kualitas tampilan sabit bulan.

    “Perangkat lunak ini dikembangkan secara mandiri oleh peneliti di Observatorium Bosscha,” ungkap Agus.

    Agus menyebutkan data hilal Syawal 1446 H yang didapatkan dari hasil perhitungan peneliti Observatorium Bosscha, bahwa di Indonesia, bertepatan pada tanggal 29 Maret 2025 elongasi Bulan dan Matahari dalam geosentrik merentang antara 1,2 derajat – 1,6 derajat.

    Sedangkan dalam toposentrik merentang antara 1,5 derajat – 2,6 derajat dan ketinggian Bulan merentang antara -3,5 derajat – -1,75 derajat.

    “Tugas Observatorium Bosscha adalah menyampaikan hasil perhitungan, pengamatan, dan penelitian tentang hilal kepada unit pemerintah yang berwenang jika diperlukan sebagai masukan untuk sidang isbat,” terang Agus.

    Di Indonesia, pihak yang berwenang menentukan awal bulan Hijriah penting, seperti Syawal, adalah pemerintah Republik Indonesia melalui Kementerian Agama Republik Indonesia dalam proses sidang isbat pada tanggal 29 Maret 2025.

    Sebagai institusi pendidikan dan penelitian di bidang astronomi, Observatorium Bosscha-Institut Teknologi Bandung melaksanakan pengamatan bulan sabit muda pada hampir setiap bulan.

    “Setiap tahunnya, Observatorium Bosscha menjadi salah satu rujukan untuk penetapan awal bulan Hijriah, termasuk Syawal, bagi Kementerian Agama Republik Indonesia dan masyarakat umum. Kali ini, Observatorium Bosscha akan menyelenggarakan rangkaian pengamatan bulan sabit yang merupakan penanda beralihnya bulan Ramadhan ke bulan Syawal 1446 H,” ungkap Agus.

     

  • DPMPTSP KBB Belum Bisa Pastikan Kelengkapan Perizinan Eiger Camp, Ini Alasannya!

    DPMPTSP KBB Belum Bisa Pastikan Kelengkapan Perizinan Eiger Camp, Ini Alasannya!

    JABAR EKSPRES – Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Bandung Barat (KBB), Tony Prihantoro, mengaku belum bisa memberikan keterangan terkait kelengkapan izin proyek pembangunan wisata Eiger Camp.

    Pasalnya, seluruh pegawai atau staf DPMPTSP Kabupaten Bandung Barat yang mengurus data terkait persoalan itu tengah cuti bersama. Sehingga menurut dia, perlu waktu untuk memeriksa kelengkapan izin proyek Eiger Camp tersebut.

    “Kita cek dulu, ini masih nunggu info dari staf karena sudah masuk cuti bersama. Paling nanti setelah Lebaran,” ujar Toni saat dikonfirmasi, Jumat (28/3/2025).

    Sekadar diketahui, proyek pembangunan wisata Eiger Camp itu berada di Desa Kayawangi, Kecamatan Parongpong, KBB.

    Selain proyek pembangunan wisata Eiger Camp, di lokasi yang sama juga terdapat penginapan Bobocabin. Dokumen perizinan kedua kawasan itu rencananya bakal diinvestigasi keabsahannya guna memastikan bahwa pembangunan telah memenuhi kaidah-kaidah lingkungan di Kawasan Bandung Utara (KBU).

    BACA JUGA:Khawatir Picu Banjir Bandang, Satpol PP Jabar Segel Proyek Pembangunan Eiger Camp

    “Bobocabin dan Eiger Camp ini disinyalir satu kegiatan karena akses pintu masuk satu. Kita pelajari perizinan untuk memastikan keabsahan dokumen Persetujuan Bangunan Gedung (PBG) agar tahu siapa yang terlibat dalam pengurusan izin proyek ini,” kata Supriyono, PPNS Satpol PP Jawa Barat saat ditemui, Jumat.

    Berdasarkan pantauan Satpol PP Jabar, area perkebunan teh Sukawana seluas 5 hektare dijadikan lokasi penginapan Bobocabin dan wisata Eiger Camp.

    Lokasi Eiger Camp, dikatakan Supriyono masih berjalan kontruksi berupa pembuatan akses jalan serta konstruksi bangunan. Terlihat aktivitas pekerja memasang tiang pancang, pondasi beton, serta pemapasan lereng memakai alat berat. Kegiatan itu membabat tanaman teh dan vegetasi di area KBU.

    Petugas Satpol PP Jawa Barat telah menghentikan sementara kegiatan proyek wisata mulai hari ini karena diduga ilegal lantaran berada di wilayah resapan air. Penghentian aktivitas ini instruksi langsung Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi karena diduga menyalahi tata ruang.

    BACA JUGA:Alih Fungsi Lahan di Kawasan Bandung Utara Biang Kerok Banjir Bandang di KBB?