kab/kota: bandung

  • Mengapa Mobil Dinas Tak Boleh Digunakan untuk Mudik?

    Mengapa Mobil Dinas Tak Boleh Digunakan untuk Mudik?

    Mengapa Mobil Dinas Tak Boleh Digunakan untuk Mudik?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Kebijakan Pemerintah Kota (Pemkot) Depok yang memberikan izin bagi Aparatur Sipil Negara (
    ASN
    ) di lingkungannya untuk menggunakan
    mobil dinas
    saat
    mudik Lebaran
    Idul Fitri menuai polemik.
    Sebab, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyatakan hal yang berbeda.
    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya menegaskan mobil dinas tidak boleh digunakan untuk mudik.
    Bima menjelaskan bahwa mobil dinas hanya boleh digunakan ASN untuk keperluan pelayanan publik.
    “Apalagi untuk kepentingan pribadi, ya seharusnya tidak digunakan. Apalagi risiko kerusakan yang mungkin akan berdampak pada kerugian negara,” ucap Bima, saat ditemui di Masjid Istiqlal usai Shalat Idul Fitri, Jakarta Pusat, Senin (31/3/2025).
    Menurut Bima Arya, Wali Kota Depok juga akan ditegur atas kebijakannya tersebut.
    Namun, saat ditanya soal sanksi yang akan dikenakan kepada Wali Kota Depok, Bima enggan menjelaskan.
    “Sanksinya tentu akan disampaikan nanti oleh pembina kepegawaian masing-masing. Pak Gubernur pasti akan memberikan sanksi,” pungkas dia.
     
    Merespons kebijakan di Depok ini, Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menegur Wali Kota Depok.
    Menurut Dedi, kebijakan tersebut tidak seharusnya diterapkan.
    Ia meminta Supian agar tidak lagi mengeluarkan pernyataan yang bertentangan dengan aturan yang berlaku.
    “Tadi malam sudah saya tegur, nanti enggak boleh ada pernyataan seperti itu lagi. Itu membuka ruang pada kebijakan-kebijakan lainnya, nanti abai,” ujar Dedi, usai melaksanakan shalat Id di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Senin.
    Dedi menambahkan, keputusan Supian Suri bertentangan dengan instruksi gubernur yang melarang penggunaan mobil dinas untuk kepentingan pribadi selama periode mudik.
    Politikus Partai Gerindra ini mengingatkan bahwa jika kendaraan dinas mengalami kerusakan saat digunakan untuk mudik, negara yang akan menanggung risikonya.
    “Iya dong, abai. Kan begini risikonya. Gimana kalau mobil dinas mengalami problem di jalan? Itu menjadi risiko negara, harus dipertanggungjawabkan,” ujar dia.
    Polemik ini turut mendapat respons dari Komisi Pemberantasan
    Korupsi
    (KPK) yang menegaskan kendaraan dinas tidak boleh digunakan untuk kepentingan pribadi oleh pejabat dan ASN.
    “Kendaraan dinas seharusnya digunakan untuk kegiatan-kegiatan kedinasan, bukan untuk kepentingan pribadi,” ujar Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam keterangannya pada Selasa (1/4/2025).
    Budi mengimbau kepada para kepala daerah untuk menjadi teladan bagi jajarannya dalam pencegahan
    korupsi
    , terutama pada momen hari raya.
     
    Dia juga mengingatkan kepala daerah dan inspektoratnya seharusnya bisa secara aktif melakukan pemantauan dan pengawasan agar penyalahgunaan kendaraan dinas ini dapat dicegah secara efektif.
    Selain itu, kepala daerah atau inspektorat diharapkan memberikan sanksi administratif terhadap pihak-pihak yang terbukti melakukan pelanggaran.
    “Mengingat penerimaan gratifikasi yang berhubungan dengan jabatan ataupun bertentangan dengan pelaksanaan tugas dan kewajiban seorang ASN, tidak hanya melanggar peraturan dan kode etik, tapi juga membuka peluang potensi terjadinya tindak pidana korupsi,” tambah Budi.
    Aturan ini telah ditegaskan dalam Surat Edaran Ketua KPK Nomor 7 Tahun 2025 tentang pencegahan korupsi dan pengendalian gratifikasi terkait hari raya.
    KPK menekankan bahwa kendaraan dinas, sebagai aset negara atau daerah, harus dikelola secara tertib, baik dalam pencatatan, perawatan, maupun pemanfaatannya.
    Hal ini agar tidak menimbulkan potensi kerugian negara atau daerah, sekaligus pemanfaatannya betul-betul untuk kepentingan negara atau daerah, bukan untuk kepentingan pribadi individu-individu tertentu.
    “Pengelolaan aset daerah ini juga menjadi salah satu fokus area dalam
    monitoring centre for prevention
    (MCP) yang dilakukan KPK melalui tugas koordinasi dan supervisi kepada pemerintah daerah,” tutup Budi.
    Wali Kota Depok Supian Suri beralasan kebijakan memberikan izin bagi ASN untuk mudik dengan mobil dinas di lingkungan Pemkot Depok saat mudik sebagai bentuk apresiasi.
     
    Menurut Supian, keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, termasuk apresiasi kepada pengabdian para ASN yang telah bekerja untuk Kota Depok.
    Selain itu, tidak semua pegawai memiliki kendaraan pribadi, sehingga penggunaan mobil dinas diharapkan dapat membantu mereka dalam perjalanan mudik.
    “Pertama, ya enggak semua dari mereka (ASN) punya kendaraan, jadi diharapkan itu bisa membantu sebagai apresiasi pengabdian mereka selama ini, sehingga kami izinkan,” ujar dia.
    Ia juga menambahkan bahwa dengan tersedianya mobil dinas, ASN dapat kembali ke Depok tepat waktu tanpa alasan terkendala transportasi.
    Sebab, kendaraan tersebut merupakan fasilitas negara yang tetap melekat pada ASN selama mereka masih dipercaya untuk menggunakannya.
    Meski diperbolehkan menggunakan
    mobil dinas untuk mudik
    , ia menegaskan bahwa ASN yang membawa kendaraan tersebut harus bertanggung jawab penuh atas segala risiko, baik itu kerusakan atau kehilangan.
    “Artinya, jika terjadi hal yang tidak diinginkan, kayak hilang atau apa, ya itu tanggung jawab mereka,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Hari Kedua Lebaran, Arus Kendaraan di Jalur Bandung menuju Garut Padat

    Hari Kedua Lebaran, Arus Kendaraan di Jalur Bandung menuju Garut Padat

    GARUT – Arus lalu lintas kendaraan di jalur Bandung-Garut lintas Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat padat merayap dari arah Bandung menuju perkotaan Garut di hari kedua libur (H2) Lebaran, Selasa pagi.

    Kepadatan arus kendaraan sudah mulai terjadi di perbatasan kabupaten daerah Nagreg, Kabupaten Bandung menuju Kadungora, Kabupaten Garut. Laju kendaraan yang hanya satu lajur menuju Garut itu sesekali tersendat, kemudian melaju lambat sampai kawasan lingkar Kadungora, setelah itu laju kendaraan lancar.

    Personel kepolisian yang melakukan pengamanan di jalur tersebut memberlakukan penutupan sepenggal pertigaan Lingkar Kadungora dari arah Garut menuju Bandung.

    Sementara dari arah Bandung menuju Garut dialihkan arus kendaraan untuk masuk ke Lingkar Kadungora sebagai jalur alternatif mengatasi kepadatan arus kendaraan di Jalan Raya Bandung-Garut.

    Kepala Satuan Lalu Lintas Polres Garut Iptu Aang Andi Suhandi mengatakan, arus kendaraan terpantau ramai yang tujuannya menuju tempat wisata maupun bersilaturahim ke tempat sanak saudara di hari libur Lebaran.

    “Kami sudah siapkan personel untuk melakukan pengamanan di jalur selama Operasi Ketupat ini agar lalu lintas tetap lancar,” katanya dikutip dari Antara, Selasa, 1 April. 

    Ia menyampaikan arus kendaraan dari arah Bandung menuju Garut juga tampak ramai di jalur nasional Limbangan-Malangbong menuju Tasikmalaya.

    Menurut dia, jalur nasional itu bercampur juga dengan masyarakat yang kemungkinan hendak mengisi hari libur Lebaran dengan pergi ke tempat wisata di Pangandaran.

    “Kemungkinan arus wisata ke Pangandaran,” katanya.

    Ia menyampaikan upaya mengatasi kepadatan arus kendaraan di jalur nasional lintas Limbangan -Malangbong, maupun jalur provinsi lintas Kadungora-Garut dengan melakukan cara bertindak sistem satu arah.

    Upaya dengan menutup sepenggal satu jalur laju kendaraan itu, kata dia, untuk menguras volume kendaraan dari jalur satunya lagi apabila terjadi kepadatan di jalur utama.

    “Sistem penutupan sepenggal kita berlakukan untuk mengatasi kepadatan di jalur,” katanya.

  • Bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran

    Bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran

    Jakarta (ANTARA) – Periode mudik merupakan waktu yang tepat menikmati Jakarta demikian pernah disampaikan Ketua Tim Kerja Sama Terpadu Direktorat Pemasaran Pariwisata Nusantara Wilayah Sulawesi, Maluku, dan Papua Kementerian Pariwisata Taufik Nur Hidayat.

    Alasannya bisa dibilang klasik, tak lain dan tak bukan karena arus lalu lintas di dalam kota relatif lancar.

    Data PT Jasa Marga (Persero) Tbk menunjukkan sebanyak 1.765.102 kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabotabek pada H-10 s.d H-1 libur Idul Fitri 1446H/Lebaran 2025 atau Jumat-Minggu, 21-30 Maret 2025.

    Angka tersebut merupakan angka kumulatif arus lalu lintas (lalin) dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju arah Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju arah Bandung), GT Cikupa (menuju arah Merak), dan GT Ciawi (menuju arah Puncak).

    Total volume lalin yang meninggalkan wilayah Jabotabek ini naik 23,2 persen jika dibandingkan dengan lalin normal (1.432.379 kendaraan) dan naik 0,4 persen dari lalin Lebaran 2024 pada periode yang sama (1.757.857 kendaraan).

    Kendaraan tersebut meninggalkan Jabotabek menuju ketiga arah yaitu mayoritas sebanyak 977.801 kendaraan (55,4 persen) menuju arah Timur (Trans Jawa dan Bandung), 450.537 kendaraan (25,5 persen) menuju arah Barat (Merak), dan 336.764 kendaraan (19,1 persen) menuju arah Selatan (Puncak).

    Jakarta tentu saja lengang di periode Lebaran ini, seperti tahun-tahun sebelumnya.

    Walau merujuk data Dinas Perhubungan DKI Jakarta terdapat penurunan jumlah penumpang sebanyak 43,90 persen dibandingkan periode sebelumnya dari lima terminal layanan antarkota antarprovinsi yakni Terminal Pulo Gebang, Terminal Tanjung Priok, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, dan Terminal Lebak Bulus.

    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menyatakan banyak warga Jakarta yang tak pulang kampung salah satunya karena ingin berlebaran di Jakarta saja. Hal ini disyukuri Wakil Gubernur Jakarta, Rano Karno lantaran angka kecelakaan lalin berkurang.

    Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya sedari Selasa pagi tadi melaporkan berbagai titik termasuk tempat wisata Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta Timur; Jembatan Goyang Ancol, Jakarta Utara hingga menuju pintu utama Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan, ramai lancar.

    Lalu, bagaimana dengan kepadatan penumpang di angkutan umumnya? Untuk Transjakarta rute tempat wisata Taman Margasatwa Ragunan (TMR), Jakarta Selatan salah satunya 6B: Ragunan-Balai Kota Via Semanggi misalnya, sekitar pukul 11.30 WIB terpantau padat.

    Kebanyakan penumpang merupakan ibu membawa anak, lansia, dan muda-mudi. Di antara mereka, ada warga DKI salah satunya Imas, asal Rawa Selatan, Jakarta Pusat.

    Perempuan berhijab itu bepergian ke TMR bersama keluarga, kerabat termasuk keponakan-keponakannya. Alasan utama memilih angkutan umum karena bisa hemat biaya. Walau harus merogoh kocek Rp40 ribu per orang untuk membeli satu kartu elektronik.

    Dia berpendapat ini masih lebih murah dibandingkan menyewa mobil angkot, yang dikenai biaya Rp400 ribu per hari. Harga tersebut belum termasuk bahan bakar minyak.

    Imas dan keluarga naik Transjakarta dari halte Balai Kota. Beruntung, dia mendapat kursi. Pun dengan anggota keluarganya yang lain.

    Tapi, semakin jauh bus meninggalkan halte awal, penumpang semakin bertambah, sebagian besar membawa anak-anak atau penumpang berusia lanjut.

    Imas mengalah. Sedari di rumah, sebenarnya dia sudah menguatkan diri tak akan mendapat kursi di bus.

    Di jalan dia sempat teringat pengalamannya bertahun-tahun silam saat ke Ragunan. Saking padatnya lalin arah Ragunan, dia dipaksa turun dari kendaraan dan jalan lebih dari satu km. Padahal saat itu hujan.

    Kini, dia memastikan kejadian serupa tak kembali terulang. Bus relasi Balai Kota-Ragunan dipastikan tiba di Halte Ragunan.

    Perjalanan bus begitu lancar di Jalan MH.Thamrin, kemudian memasuki Jalan Gatot Subroto lalu ke arah Warung Jati Barat.

    Laju baru mulai tersendat setelah melewati Halte Simpang Ragunan. Dari sana membutuhkan sekitar 20 menit untuk tiba di Halte Ragunan. Ini karena volume kendaraan baik roda dua maupun empat yang cukup banyak menuju pintu masuk lokasi wisata.

    Untuk Transjakarta saja, selain 6B, masih ada rute lainnya menuju Ragunan, yakni rute 6: Ragunan-Galunggung (24 jam), 6A: Ragunan-Balai Kota via Kuningan, 6V: Ragunan-Senayan Bank DKI, 5N: Ragunan-Kampung Melayu, 6N: Ragunan-Blok M via Kemang, dan 7E: Kampung Rambutan-Ragunan.

    Sementara itu, kendaraan roda dua dan empat juga memadati jalanan menuju Ragunan. Data dari TMR per 1 April 2025, mencatat sebanyak 8.200 sepeda motor memasuki Ragunan, sementara mobil mencapai 3.288 unit.

    Adapun pengunjung lokasi wisata dengan maskot elang bondol alias Elbo tersebut pada hari ini atau hari kedua Idul Fitri ( H+1) mencapai 67.379 orang.

    Jumlah pengunjung diprediksi lebih banyak pada H+2 Lebaran hingga Sabtu, 6 April 2025.

    Apalagi, ada penambahan jumlah operasional armada bus menuju Ragunan dan rute menuju lokasi wisata lainnya di Jakarta sebanyak 20 persen.

    Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani mengatakan kebijakan ini untuk memfasilitasi masyarakat yang berlibur di Jakarta, agar lebih nyaman menggunakan armada Transjakarta.

    Selain menambah jumlah armada, Transjakarta juga mengumumkan waktu operasional armada rute tempat wisata yakni dari pukul 05.00-23.00 WIB dan ini berlaku mulai 31 Maret-7 April 2025 WIB.

    Lalu, beranjak dari Transjakarta menuju Ragunan, moda transportasi umum lain yang juga bisa menjadi pilihan untuk menikmati Jakarta, termasuk Moda Raya Terpadu (MRT).

    Penumpang menaiki moda MRT Jakarta di Stasiun Blok M, Jakarta, Selasa (1/4/2025) atau H+1 Idul Fitri 1446 Hijriah/2025 Masehi. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

    Layanan operasional MRT Jakarta selama libur Lebaran 2025 menerapkan pola operasional akhir pekan pada saat Idul Fitri 1446 H dan libur Lebaran 2025, yaitu 28 Maret-7 April 2025.

    Pola operasional yang berlaku ialah grafik perjalanan kereta (gapeka) normal saat akhir pekan atau libur, yaitu pukul 05.00-24.00 WIB dengan selang waktu keberangkatan antarkereta setiap 10 menit.

    PT MRT Jakarta menyiapkan 219 jumlah perjalanan kereta dan tujuh rangkaian kereta untuk melayani masyarakat.

    Adapun pada Selasa sore, kereta relasi Lebak Bulus Grab dari Bundaran HI Bank DKI relatif lengang walau kursi kereta nyaris terisi penuh.

    Seperti halnya Transjakarta, kebanyakan penumpang MRT adalah ibu membawa anak termasuk bayi, anak-anak, orang lanjut usia dan orang dewasa.

    Di antara mereka ada juga pengguna musiman yang memanfaatkan hari libur akhir bersama keluarga, Robi (25) dan Rachman (22) misalnya.

    Kakak beradik asal Bogor itu naik MRT dari Stasiun Bundaran HI sekitar pukul 15.40 WIB menuju Blok M. Sebenarnya, mereka bisa menaiki moda angkutan umum lain menuju Blok M, namun kali ini keduanya ingin menjajal ratangga di masa liburan.

    “Lebih kosong, jadi enggak perlu berdiri,” ujar Rachman yang berkesempatan mengabadikan suasana kota Jakarta dari Stasiun Blok M kala senja.

    Pengamat transportasi Djoko Setijowarno berpendapat berpendapat layanan angkutan umum di Jakarta sudah mencakup 89,5 persen wilayah DKI Jakarta.

    Layanan yang diberikan pun, kata dia sudah setara dengan kota-kota negara maju di dunia sehingga dapat menjadi percontohan nasional.

    Jadi, bukan ide buruk bertransportasi umum di Jakarta saat libur Lebaran, terutama bagi yang enggan bermacet-macet ria di jalanan. Tapi bagi muda-mudi, bersiaplah menikmati Jakarta sembari menjauh dari kursi alias berdiri.

    Editor: Alviansyah Pasaribu
    Copyright © ANTARA 2025

  • Padat Merayap, Arus Lalin ke Puncak Bogor Macet di Simpang Gadog Selasa Malam
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        1 April 2025

    Padat Merayap, Arus Lalin ke Puncak Bogor Macet di Simpang Gadog Selasa Malam Bandung 1 April 2025

    Padat Merayap, Arus Lalin ke Puncak Bogor Macet di Simpang Gadog Selasa Malam
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com –
     Terjadi kemacetan
    arus lalu lintas
    menuju kawasan wisata Puncak Bogor, Jawa Barat, pada Selasa (1/4/2025) malam.
    Arus kendaraan semakin padat setelah sistem satu arah (one way) dihentikan Selasa sore di Kilometer 48+200 Exit Gerbang Tol (GT) Ciawi, Puncak Bogor.
    Pantauan di lokasi, ruas jalan di
    Simpang Gadog
    terpantau padat merayap hingga terjadi kemacetan selepas pintu
    GT Ciawi
    arah Puncak Bogor.
    Lajur arah Puncak terlihat padat sehingga kendaraan hanya bisa melaju dengan kecepatan sekitar 5 kilometer per jam.
    Arus kendaraan yang hendak masuk ke kawasan wisata Puncak menumpuk hingga menyebabkan hambatan di seputaran Simpang Gadog.
    Roda empat dan dua tampak mengantre untuk bisa masuk ke jalur utama Puncak Bogor.
    Kasat Lantas Polres Bogor AKP Rizky Guntama menuturkan bahwa secara visual arus wisata yang naik sampai saat ini masih ramai.
    Bahkan hingga petang tadi, jumlah kendaraan yang naik kurang lebih 70.000 kendaraan.
    Volume kendaraan menuju Puncak Bogor diprediksi bakal meningkat pada malam hingga besok pagi.
    “Sampai saat ini juga masih ramai, jadi dimungkinkan besok akan lebih meningkat lagi. Rekayasa besok pagi diawali oleh ganjil genap, dilanjutkan dengan rekayasa one way apabila memungkinkan. Mudah-mudahan besok bisa tertangani dengan baik,” jelasnya di lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mudik Lebaran Pakai Mobil Dinas, Siap-Siap Kena Sanksi

    Mudik Lebaran Pakai Mobil Dinas, Siap-Siap Kena Sanksi

    Pelanggaran aturan penggunaan mobil dinas akan dikenakan sanksi disiplin sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil, mulai dari teguran hingga pemecatan. Beberapa peraturan terkait meliputi Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 87 Tahun 2005 tentang Pedoman Efisiensi dan Disiplin PNS, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara, dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2014 tentang Penjualan Barang Milik Negara/Daerah Berupa Kendaraan Perorangan Dinas.

    Keppres No 68 Tahun 1995 tentang hari kerja juga menjadi acuan. ASN di Kota Bandung juga diingatkan akan Peraturan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor: PER/87/M.PAN/8/2005 tentang Pedoman Pelaksanaan Peningkatan Efisiensi, Penghematan, dan Disiplin Kerja, yang membatasi penggunaan kendaraan dinas hanya untuk keperluan kedinasan.

    Ingat, informasi ini valid per 1 April 2025. Aturan dapat berubah sewaktu-waktu. Untuk informasi terbaru dan detail, selalu merujuk pada peraturan resmi pemerintah yang berlaku.

    Kesimpulannya, penggunaan mobil dinas di Indonesia diatur secara ketat dan harus dipatuhi oleh seluruh ASN. Larangan penggunaan mobil dinas untuk mudik Lebaran ditegaskan oleh berbagai pemerintah daerah, dengan sanksi tegas bagi pelanggar. Selalu patuhi aturan yang berlaku dan gunakan mobil dinas sesuai peruntukannya.

     

    Disclaimer: Artikel ini dibuat menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI).

  • Mudik Lebaran 2025, Dedi Mulyadi Sebut Jauh Lebih Baik Dibanding 2024

    Mudik Lebaran 2025, Dedi Mulyadi Sebut Jauh Lebih Baik Dibanding 2024

    JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi sebut mudik Lebaran 2025 jauh lebih baik dibanding dengan periode mudik Lebaran 2024.

    Pernyataan itu ia ungkapkan berdasarkan data arus mudik yang diterimanya dari seluruh Jawa Barat, di mana dalam data tersebut ada beberapa wilayah yang biasanya mengalami kepadatan. Namun di tahun 2025 ini tidak terjadi karena diantisipasi sejak awal.

    “Jauh lebih baik. Jadi saya kemarin ngobrol dengan Wakapolda Jabar, beliau menyampaikan bahwa tahun ini mudik jauh lebih rapi dengan beberapa jalur bisa terantisipasi secara dini,” kata Dedi dikutip dari ANTARA, Selasa (1/4/2025).

    BACA JUGA: Imbau Pengelola Wisata Persiapkan Keamanan, Dedi Mulyadi: Jangan hanya Fokus Terima Uang Tiket

    Ia juga menjelaskan di beberapa jalan arteri yang biasa dilalu pemudik mengalami kemacetan seperti di daerah Cirebon, Garut, Subang dan lainnya, kali ini jauh lebih lancar.

    Hal itu terjadi karena pihaknya telah mengantisipasi yang menjadi penyebab kepadatan sejak dini, seperti adanya pemberian insentif pada pengelola kendaraan tradisional semisal delman, becak, dan angkot di beberapa daerah.

    Gubernur Jabar ini berhadap jalur Puncak dan jalur Cipanas saat masuk libur lebaran bisa berjalan lancar seperti jalur arteri lainnya.

    BACA JUGA: Jadi Momen Lebaran Pertama Bersama Warga Kota Bandung, Dedi Mulyadi: Hampir Seluruh Pelosok Jabar Datang ke Sini!

    “Nanti pasca-lebaran kita lihat nih, komitmen enggak tuh (delman, becak, angkot) jalur Puncak dan jalur Cipanas,” tuturnya.

    Mudik Lebaran sudah menjadi tradisi masyarakat Indonesia, di mana masyarakat merayakan hari besar keagamaan itu bersama keluarga tercinta di kampung halaman.

    Melansir dari ANTARA, berdasarkan keterangan dari beberapa jalur mudik terjadi penurunan signifikan volume kendaraan pada H-1 Lebaran 2025, atau Minggu (30/3/2025).

    Adapun dari jalur Pantura, sebanyak 37.915 kendaraan melintas di sekitar Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, pada H-1 Lebaran 2025 atau Minggu (30/3) pagi, kondisi lalu lintas ramai lancar khususnya dari arah Jakarta menuju Cirebon.

    BACA JUGA: Salat Idulfitri di Lapang Gasibu, 6 Jemaah Ngaku Kehilangan Uang dan Handphone saat Bersalaman dengan Dedi Mulyadi

    Kemudian, arus lalu lintas kendaraan di jalan Tol Jakarta-Cikampek hingga memasuki ruas Tol Cipali pada Minggu atau H-1 Lebaran 2025 lancar dengan 32 ribu kendaraan melintasi jalan Tol Cipali (dari Jakarta menuju Cirebon), di mana volume kendaraan tersebut menurun dibandingkan hari sebelumnya.

  • Ke Keluarga Istri Dulu Baru Suami

    Ke Keluarga Istri Dulu Baru Suami

    Jakarta

    Momen mudik Lebaran masih berlangsung sampai hari ini. Pada H+1 Lebaran, ada yang mudik ke kampung halaman istri dan suami, ada juga yang sekadar menjenguk sanak saudara.

    Seorang warga bernama Bisma akan mudik ke Bandung, Jawa Barat menggunakan kereta cepat di Stasiun Halim untuk menjenguk keluarganya. Dia baru saja Lebaran di Jakarta kampung halaman tempat keluarga istrinya.

    “Sebenarnya keluarga saya di Bandung, keluarga istri di Jakarta. Jadi kami lebarannya sama keluarga istri dulu, baru hari ini ke keluarga saya di Bandung, ya momen lebaran juga,” kata Bisma saat berbincang dengan detikcom di Stasiun Halim, Selasa (1/4/2025).

    Bisma sebetulnya bekerja dan menetap di Bandung. Dia kemudian pulang ke Bintaro, Jakarta Selatan tempat keluarga istrinya sejak 29 Maret lalu.

    Setiap momen Lebaran, Bisma dan istrinya memang biasa bergantian mengunjungi keluarganya. Mereka menggunkan kereta cepat untuk mudik antara Bandung-Jakarta.

    Bisma berasalan, mudik menggunakan kereta cepat lebih efektif dan mudah. Terlebih mereka menghindari kepadatan lalu lintas jika menggunakan mobil pribadi.

    “Saya selalu mudik setiap tahun, lihat traficnya ini tinggi, dan lama di perjalanan. Nah kalau woosh ini meskipun penuh ya penuh tapi cepat, setengah jam ya sampai padalarang,” sambungnya.

    Sementara, warga lainnya, Geni asal Ciputat mudik ke Bandung untuk sekadar menjenguk sanak saudaranya yang sedang sakit. Dia diajak berangkat menggunakan kereta cepat oleh tantenya.

    Bagi Geni, hari ini akan menjadi pengalaman pertamanya naik kereta cepat. Dia terkagum dengan segala yang ada di stasiun hingga keretanya.

    “Luxurious, mewah kayak mau naik pesawat kita di sini. Suasananya udah beda di sini sejak masuk sampai kita di ruang tunggu sini ya,” jelasnya

    Geni berencana tinggal di Bandung selama satu pekan. Dia akan tinggal di rumah saudaranya.

    (dek/dek)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Imbau Pengelola Wisata Persiapkan Keamanan, Dedi Mulyadi: Jangan hanya Fokus Terima Uang Tiket

    Imbau Pengelola Wisata Persiapkan Keamanan, Dedi Mulyadi: Jangan hanya Fokus Terima Uang Tiket

    JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi imbau para penyelenggara atau pengelola wisata untuk mempersiapkan maksimal libur Lebaran 2025 mulai dari infrastruktur, keamanan dan hal-hal lainnya.

    “Pertama, seluruh penyelenggara kawasan harus memiliki kesiapan. Kesiapan dari mulai masuk termasuk jaminan keamanan wisatawan,” kata Dedi Mulyadi dikutip dari ANTARA, Selasa (1/4/2025).

    Ia mengatakan contoh kasus tenggelamnya seorang anggota polisi di Pantai Pangandaran akibat terbawa arus saat menolong seorang bocah yang tenggelam menjadi pembelajaran bagi seluruh pengelola tempat wisata untuk lebih meningkatkan keamanan.

    BACA JUGA: Jadi Momen Lebaran Pertama Bersama Warga Kota Bandung, Dedi Mulyadi: Hampir Seluruh Pelosok Jabar Datang ke Sini!

    “Pangandaran itu harus ada para petugas yang di sepanjang pantai. Nanti kalau ada yang tenggelam, ada yang terbawa arus, harus dengan cepat. Kemudian melakukan pertolongan. Kejadian kemarin kan artinya petugas di lautnya enggak ada,” ujar dia.

    Gubernur Jabar juga mengingatkan pengelola wisata untuk menyiapkan SDM yang kompeten dan pencegahan berbagai kemungkinan insiden yang terjadi.

    “Jangan hanya fokus menerima uang tiket yang masuk. Tetapi juga harus memikirkan, menyiapkan orang-orang yang memiliki kemampuan melakukan pencegahan sebuah peristiwa musibah,” ucapnya.

    BACA JUGA: Salat Idulfitri di Lapang Gasibu, 6 Jemaah Ngaku Kehilangan Uang dan Handphone saat Bersalaman dengan Dedi Mulyadi

    Selain itu, Dedi menyoroto masalah percaloan tiket yang berpotensi terjadi saat masa libur lebaran. Ia menyoroti agar pemandu tidak abal-abal di lokasi wisata saat masa libur lebaran.

    “Dan kemudian, tidak boleh ada percaloan tiket. Tidak boleh ada duplikasi parkir. Tidak boleh ada pungutan parkir liar. Tidak boleh ada pemandu wisata abal-abal yang orang tersesat dibawa lebih tersesat,” katanya.

    Dirinya akan memonitor secara langsung tempat wisata di Jawa Barat saat masa libur lebaran. Hal itu dilakukan untuk mencegah adanya pungutan liar dan memastikan keamanan tempat wisata dalam melayani pelanggan.

    BACA JUGA: Salat Id Bareng Dedi Mulyadi, Masyarakat Kota Bandung Padati Lapang Gasibu

    “Saya akan monitor seluruh kegiatan-kegiatan ini. Dan saya ingin memastikan orang jauh barat itu punya sikap yang baik dan care terhadap pariwisata,” tuturnya.

  • 6
                    
                        Suami Hilang Tanpa Jejak, Istri dan Bayi 4 Bulan Ditinggalkan Begitu Saja di Masjid Ciawi
                        Bandung

    6 Suami Hilang Tanpa Jejak, Istri dan Bayi 4 Bulan Ditinggalkan Begitu Saja di Masjid Ciawi Bandung

    Suami Hilang Tanpa Jejak, Istri dan Bayi 4 Bulan Ditinggalkan Begitu Saja di Masjid Ciawi
    Editor
    KOMPAS.com –
    Dede (35) ditinggalkan suaminya di Masjid Kaum Ciawi, wilayah Kecamatan Ciawi, Kabupaten Tasikmalaya, pada Selasa (1/4/2025) pagi.
    Dede yang membawa bayinya yang berusia 4 bulan, berasal dari Desa Sukamanah, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung.
    Awalnya dia berangkat bersama suami dan anaknya menuju Ciamis dengan mengendarai sepeda motor pada Senin (31/3/2025).
    Setibanya di kawasan Gentong, pasangan suami istri tersebut memutuskan untuk menginap di Masjid Kaum Ciawi.
    Namun, pada pukul 06.00 WIB pagi, Dede terkejut karena suaminya sudah tidak ada.
    Dede bersama anaknya yang masih bayi tersebut kebingungan dan mencari suaminya yang menghilang tanpa jejak.
    Mereka akhirnya ditemukan oleh anggota Polres Tasikmalaya Kota yang sedang berpatroli di wilayah Kadipaten.
    “Kami mendapat informasi dari anggota Polsek Ciawi yang sedang melaksanakan patroli dan bertemu dengan ibu yang tengah menggendong bayi usia sekitar empat bulan,” ujar Kepala Pos Terpadu Ampera AKP Asep Saefulloh.
    Asep menjelaskan, dia telah menghubungi Pos Terpadu Ampera untuk membantu.
    Polres Tasikmalaya Kota kemudian memfasilitasi kebutuhan ibu dan anaknya, termasuk memberikan susu untuk bayi tersebut dan memastikan ibu tersebut mendapat makanan.
    Asep menambahkan, karena ibu tersebut tidak mengetahui alamat rumah suaminya di Ciamis, pihaknya memutuskan untuk mengantarkan ibu tersebut kembali ke kampung halamannya di Pangalengan menggunakan travel.
    Ibu tersebut mengaku tidak ada masalah dalam rumah tangga mereka sebelum kejadian ini.
    “Kami berangkat dari Pangalengan dengan baik-baik, tidak ada percekcokan,” katanya.
    Hingga saat ini, belum diketahui penyebab suaminya meninggalkan Dede dan anaknya begitu saja.
    Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Ibu Asal Pangalengan dan Bayinya Ditinggalkan Suami di Masjid Ciawi Tasikmalaya
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Mudik Lebaran 2025

    1,9 Juta Kendaraan Tinggalkan Jabotabek Selama Mudik Lebaran 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – PT Jasa Marga (Persero) Tbk mencatat sebanyak 1.963.152 kendaraan meninggalkan wilayah Jabotabek selama periode mudik Lebaran 2025. Angka tersebut merupakan akumulasi selama 10 hari, dari 21 hingga 31 Maret 2025.

    Corporate Communication and Community Development Group Head Jasa Marga Lisye Octaviana menyebut,  angka ini merupakan kumulatif arus lalu lintas dari empat Gerbang Tol (GT) Utama, yaitu GT Cikampek Utama (menuju Trans Jawa), GT Kalihurip Utama (menuju Bandung), GT Cikupa (menuju Merak), dan GT Ciawi (menuju Puncak).

    “Total kendaraan yang meninggalkan Jabotabek naik 25,5% dibandingkan lalu lintas normal sebanyak 1.563.702 kendaraan, dan naik 0,5% dibandingkan periode Lebaran 2024 yang mencapai 1.953.891 kendaraan,” ujar Lisye, Selasa (1/4/2025).

    Lalu lintas kendaraan mudik Lebaran 2025 yang meninggalkan Jabotabek terbagi ke tiga arah utama, yaitu arah timur Trans Jawa dan Bandung mencapai 1.095.489 kendaraan (55,8%), arah barat Merak dengan 491.987 kendaraan (25,1%), dan arah selatan Puncak dengan 375.676 kendaraan (19,1%).

    Perinciannya, arah timur (Trans Jawa  dan Bandung) melalui GT Cikampek Utama (menuju Trans Jawa) mencapai 726.565 kendaraan, naik 139,1% dari lalu lintas normal. Melalui GT Kalihurip Utama (menuju Bandung) mencapai 368.924 kendaraan, naik 3,3% dari lalu lintas normal.

    Total kendaraan ke arah Timur mencapai 1.095.489 kendaraan, naik 65,7% dari lalu lintas normal. Arah barat (Merak) melalui GT Cikupa (menuju Merak) mencapai 491.987 kendaraan, turun 6,4% dari lalu lintas normal.

    Arah selatan (Puncak) melalui GT Ciawi (menuju Puncak) mencapai 375.676 kendaraan, turun 0,3% dari lalu lintas normal.

    Jasa Marga terus memantau arus mudik dan balik Lebaran 2025 untuk memastikan kelancaran perjalanan dan mengimbau pengguna jalan untuk mengatur waktu perjalanan guna menghindari kepadatan.