H+4 Lebaran, Arus Balik di Tol Cipali Terus Meningkat
Tim Redaksi
CIREBON, KOMPAS.com
– Kebijakan sistem satu arah atau
one way
dari kilometer 188 Gerbang Palimanan
Tol Cipali
hingga kilometer 70 Cikampek Utama masih berlaku hingga Jumat (4/4/2025) siang.
Usai penerapan ini, kendaraan dari arah Provinsi Jawa Tengah menuju Jakarta terus mengalami peningkatan.
Ardam Rafif Trisilo, Kepala Bagian Komunikasi Astra Tol Cipali, menyampaikan bahwa
arus lalu lintas
satu arah menuju Jakarta terpantau ramai lancar. Jumlah kendaraan cenderung terus mengalami peningkatan.
“Sejak pukul 00.00 WIB hingga 09.00 WIB, terdapat 26,5 ribu kendaraan melalui Cikopo (dari Cirebon menuju Jakarta), meningkat sekitar 87% dibandingkan volume lalu lintas di jam yang sama kemarin,” kata Ardam dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com beberapa jam lalu.
Di sisi lain, Astra Tol Cipali sedang memberlakukan
diskon tarif tol
sebesar 20 persen mulai Kamis, 3 April 2025, pukul 05.00 WIB hingga Sabtu, 5 April 2025, pukul 05.00 WIB.
Rekayasa lalu lintas
one way
dan diskon tarif tol merupakan upaya antisipasi kepadatan akibat tingginya volume lalu lintas.
Kebijakan ini telah diterapkan berdasarkan koordinasi dengan pihak kepolisian pada Kamis (3/4/2025) pukul 16.25 WIB, kemarin petang.
Pemudik juga dihimbau untuk waspada dan penuh antisipasi saat memilih tetap berkendara di tengah hujan deras.
Hal ini dapat mengurangi jarak pandang antara satu kendaraan dengan lainnya.
Astra Tol Cipali senantiasa mengimbau pengguna jalan untuk mempersiapkan kendaraan dan fisik dalam kondisi prima.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: bandung
-
/data/photo/2025/04/04/67ef5e3c250bc.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
H+4 Lebaran, Arus Balik di Tol Cipali Terus Meningkat Bandung 4 April 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3259814/original/014290800_1602033336-34c3bb73-b113-4f07-b612-8f8955ea82a5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Layanan Dikeluhkan Nasabah, Bank DKI: Sedang Pemeliharaan Sistem – Page 3
Untuk menunjang kebutuhan transaksi selama libur, jaringan ATM Bank DKI yang berjumlah sekitar 750 unit tetap beroperasi secara normal.
ATM-ATM ini tersebar di berbagai titik strategis seperti kantor kelurahan, pusat perbelanjaan, stasiun, terminal, dan lokasi publik lainnya di Jakarta serta kota besar lainnya seperti Bandung, Semarang, Solo, Gresik, Sidoarjo, dan Lampung.
“Bank DKI menegaskan bahwa dana nasabah tetap aman dan seluruh pengaduan terkait sistem akan ditangani dengan profesional,” tegasnya.
Nasabah yang membutuhkan bantuan dapat menghubungi call center 1500-351, mengakses media sosial resmi Bank DKI, atau mengunjungi kantor cabang yang beroperasi selama libur Lebaran.
-
/data/photo/2025/03/25/67e2875ad0553.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ini Alasan Dedi Mulyadi Proses Hukum Oknum Dishub Bogor yang "Sunat" Uang Kompensasi Sopir Angkot Bandung 4 April 2025
Ini Alasan Dedi Mulyadi Proses Hukum Oknum Dishub Bogor yang “Sunat” Uang Kompensasi Sopir Angkot
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Barat,
Dedi Mulyadi
, mengungkapkan alasan dirinya membawa kasus pemotongan uang kompensasi sejumlah
sopir angkot
oleh oknum petugas Dishub, Organda, dan KKSU ke aparat yang berwenang.
Dia mengaku tidak menyukai segala bentuk
premanisme
dalam bentuk apa pun yang membuat masyarakat merugi, dalam hal ini kepada sejumlah sopir angkot di Kabupaten Bogor.
Ia khawatir, perilaku premanisme yang dilakukan oleh oknum petugas ini akan terus berulang di masa depan, sehingga makin banyak pihak yang dirugikan atas perilaku tidak terpuji ini.
“Bahwa proses hukum harus berjalan, karena saya tidak suka hal-hal yang bersifat premanisme dan saya tidak suka uang kecil dipotong lagi,” ujar Dedi, dalam keterangan video yang diterima Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Menurut Dedi, proses hukum harus ditegakkan sebagai pembelajaran bagi semua pihak agar tidak ada lagi tindak premanisme dalam bentuk apa pun.
Selain itu, hal tersebut juga sebagai bentuk keadilan bagi sejumlah sopir angkot yang dirugikan atas tindakan
pungutan liar
(pungli) oleh oknum petugas Dishub, Organda, dan KKSU.
Dedi juga berjanji akan mengganti uang yang disunat sebesar Rp 200.000 kepada para sopir angkot yang menjadi korban.
“Aspek hukum berjalan, (oknum petugas) tidak akan bisa mengembalikan uang Rp 200.000. Tapi, Rp 200.000 dikembalikan oleh saya dan kemudian hukumnya tetap berjalan. Itu namanya adil,” tutur Dedi.
Dia menyebut, pemotongan uang tersebut sangat membebani para sopir angkot.
Bahkan, uang sebesar Rp 200.000 bisa untuk mencukupi makan keluarga sopir angkot selama empat hari.
“Rp 200.000 berarti bagi mereka (sopir angkot), artinya bahwa untuk mencukupi kehidupan selama empat hari. Ibu-ibunya masak senilai Rp 50.000 per hari,” kata dia.
Diketahui, Dedi Mulyadi memberikan uang kompensasi kepada sopir angkot, kusir delman, penarik becak, hingga pengemudi ojek sebesar Rp 3 juta per orang.
Bantuan ini diberikan Dedi Mulyadi sebagai ganti rugi agar mereka tidak beroperasi selama beberapa waktu demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.
Kompensasi itu diberikan dalam dua tahap dengan rincian, uang tunai Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500.000 yang dibagikan sebelum, dan tahap kedua setelah Lebaran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/04/67ef54df8bb22.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Wanita Tepergok Bawa Narkoba di Alat Kelamin ke Lapas, Apa Ancaman Hukumannya? Bandung 4 April 2025
Wanita Tepergok Bawa Narkoba di Alat Kelamin ke Lapas, Apa Ancaman Hukumannya?
Tim Redaksi
SUKABUMI, KOMPAS.com
– Wanita berinisial RP (25) harus berurusan dengan kepolisian
Sukabumi
Kota karena tepergok menyelundupkan
narkotika
saat menjenguk tahanan di
Lapas Kelas IIB
Sukabumi.
Upaya
penyelundupan
itu terjadi pada Rabu (2/4/2025) sekitar pukul 10.30 WIB.
Narkotika
tersebut disimpan di dalam alat kelamin.
Lalu, RP diamankan oleh Sat Narkoba Polres Sukabumi Kota, ditetapkan sebagai tersangka, dan dijerat dengan Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
“Sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 ayat 2 dan 112 ayat 2 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, untuk hukuman penjara minimal 10 sampai 15 tahun maksimal seumur hidup atau hukuman mati.”
Demikian kata Kasat Narkoba Polres Sukabumi Kota, AKP Tenda Sukendar, saat dihubungi
Kompas.com
melalui sambungan telepon, Jumat (4/4/2025).
Sebelumnya, RP diketahui berusaha menyelundupkan narkotika saat membesuk salah seorang tahanan di Lapas Kelas IIB Sukabumi.
Dari penggeledahan ditemukan satu buah kondom berisi satu paket narkotika jenis sabu kristal putih.
Juga ditemukan plastik klip bening berisi sembilan butir tablet warna merah muda bertuliskan DEXA, serta enam tablet jingga bertuliskan GP. Keseluruhan barang tersebut dibalutkan menggunakan lakban hitam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/02/67ecf42e22721.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dedi Mulyadi Bakal Proses Hukum Oknum Dishub yang Sunat Uang Kompensasi Sopir Angkot Bandung 4 April 2025
Dedi Mulyadi Bakal Proses Hukum Oknum Dishub yang Sunat Uang Kompensasi Sopir Angkot
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Barat,
Dedi Mulyadi
, akan memproses kasus pemotongan uang kompensasi ratusan
sopir angkot
di
Kabupaten Bogor
oleh oknum petugas Dishub, Organda, dan KKSU ke ranah hukum.
Dia menerima keluhan dari sejumlah sopir angkot yang mengaku disunat oleh oknum petugas tersebut sebesar Rp 200.000 per kepala.
Adapun pemotongan uang tersebut dengan dalih “uang sukarela”.
“Tetapi, untuk oknum yang lakukan pemotongan dengan alasan bantuan sukarela anda tidak bisa tenang. Bahwa proses hukum harus tetap berjalan,” ujar Dedi, dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Menurut dia, kasus pemotongan tersebut termasuk ke dalam ranah
pungutan liar
(pungli) yang dapat diproses ke jalur hukum.
Sebab, pungli adalah tindakan melawan hukum yang harus ditindak dengan tegas.
Dedi mengaku akan memperjuangkan warganya yang mendapatkan ketidakadilan dari oknum petugas Dishub dan Organda yang nakal.
Dengan memproses kasus ini ke aparat yang berwenang, ia menyebut bahwa aspek keadilan harus diberikan bagi para sopir angkot yang menjadi korban perilaku tidak terpuji oknum petugas.
“Aspek hukum berjalan, (oknum petugas) tidak akan bisa kembalikan uang Rp 200.000. Tapi, Rp 200.000 dikembalikan oleh saya dan kemudian hukumnya tetap berjalan. Itu namanya adil,” tutur Dedi.
Sebelumnya, Dedi Mulyadi akan mengganti
uang kompensasi sopir angkot
di Kabupaten Bogor yang disunat.
Dedi meminta para sopir angkot tidak perlu khawatir karena dirinya akan mengganti kerugian akibat ulah oknum petugas Dishub, Organda, dan KKSU.
“Untuk sopir angkot yang dipotong, jangan cemas ya, saya akan siapkan Rp 200.000 lagi sebagai uang pengganti,” kata dia.
Diketahui, Dedi Mulyadi memberikan uang kompensasi kepada sopir angkot, kusir delman, penarik becak, hingga pengemudi ojek sebesar Rp 3 juta per orang.
Bantuan ini diberikan Dedi Mulyadi sebagai ganti rugi agar mereka tidak beroperasi selama beberapa waktu demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.
Kompensasi itu diberikan dalam dua tahap dengan rincian, uang tunai Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp 500.000 yang dibagikan sebelum dan setelah Lebaran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/02/67ed4f81a930e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Korlantas Siapkan Sejumlah Strategi Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran Besok
Korlantas Siapkan Sejumlah Strategi Hadapi Puncak Arus Balik Lebaran Besok
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri, Irjen Pol Agus Suryonugroho, telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi
arus balik Lebaran
2025, yang puncaknya diprediksi terjadi pada 5-7 April 2025.
“Kami telah menyiapkan sejumlah strategi hadapi arus balik
Lebaran 2025
,” kata Irjen Agus Suryo melalui keterangannya, Jumat (4/4/2025).
Agus mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan gambaran perkiraan jumlah kendaraan yang akan melintas pada arus balik nanti.
Salah satu yang menjadi pertimbangan adalah data kendaraan yang keluar dari Jakarta saat arus mudik kemarin, yaitu kurang lebih 2,1 juta kendaraan.
“Jumlah tersebut kalau tidak diurai akan menyebabkan kemacetan pada saat puncak arus balik nanti,” ujar Agus.
Untuk menghadapi potensi kemacetan, Korlantas telah menyusun skema rekayasa lalu lintas saat
arus balik Lebaran 2025
.
“Bapak Kapolri memerintahkan kepada kami untuk merumuskan cara bertindak pada saat arus balik. Tentunya kita harus melakukan langkah-langkah strategis bekerja sama dengan semua stakeholder, kaitannya dengan tata kelola rekayasa lalu lintas”, kata Agus.
Salah satu skema yang akan diterapkan adalah
one way
nasional yang akan mulai diberlakukan pada 6 April 2025. Pemberlakuan ini akan dilakukan di Gerbang Tol Kalikangkung
Strategi selanjutnya, menurut Irjen Agus, penerapan
contraflow
jika volume kendaraan meningkat.
Contraflow
ini diketahui akan diterapkan mulai dari kilometer (Km) 70 hingga Km 47 Tol Jakarta-Cikampek, dan dapat diperpanjang hingga Km 36.
Langkah berikutnya yang disiapkan Korlantas adalah penggunaan jalan tol fungsional, yaitu Tol Jakarta-Cikampek (Japek) 2 Selatan yang akan difungsikan sepanjang 30 kilometer dari Sadang hingga Cibatu, guna membantu mengurai kepadatan arus balik dari arah Bandung.
Kemudian, jika ada lonjakan arus yang cukup tinggi, Korlantas akan memperpanjang lagi
one way
lokal tahap dua, yakni dari Km 246 sampai Km 188.
“Tentunya ini nanti akan melihat parameter-parameter yang belakangan bangkitan arusnya seperti apa sehingga akan kita lakukan langkah-langkah yang tepat baik menganalisa di non tol arteri atau jalan nasional karena diberlakukan
one way
di non tol harus kita kelola dengan baik,” ujar Agus.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/04/67ef4f8e7972f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
2 Orang Tenggelam di Pantai Pangandaran, 1 Tewas, 1 Masih Hilang Bandung 4 April 2025
2 Orang Tenggelam di Pantai Pangandaran, 1 Tewas, 1 Masih Hilang
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Tim SAR Gabungan masih berupaya melakukan pencarian terhadap satu orang yang hilang terseret arus di
Pantai Pangandaran
, Jawa Barat.
Sebelumnya, tercatat ada dua orang yang hilang. Pertama, Suhendara (19), yang tenggelam di Pos 4 Pantai Barat Pangandaran, di depan Hotel Sandaan pada Selasa (1/4/2025) sekitar pukul 14.40 WIB.
Lalu, Dede Sulaiman (15), yang tenggelam pada Rabu (2/4/2025) di sekitar Pos 5 Pantai Barat Pangandaran.
Komandan Tim Rescue Pangandaran, Edwin Purnama menjelaskan, Dede Sulaiman hilang saat berenang bersama lima temannya.
Dede terlalu ke tengah dan dihantam ombak hingga terseret arus. Peristiwa terjadi sekitar pukul 07.00 WIB.
Hari ini, Tim SAR Gabungan kembali melanjutkan pencarian terhadap Dede Sulaiman. Menurut Edwin, pencarian dibagi menjadi dua SRU (Search and Rescue Unit).
SRU 1 melakukan penyisiran perairan dengan menggunakan
waverunner
Basarnas, Jetski Satpolairud Polres Pangandaran, dan Perahu Jukung SAR Barakuda sejauh tiga kilometer dari lokasi kejadian awal.
Sedangkan SRU 2 melakukan penyisiran di pesisir pantai dengan menggunakan mobil Satpolairud Polres Pangandaran dengan radius tiga kilometer ke arah beach strip Susi Air.
“Ada pun korban lainnya atas nama Suhendara (19) ditemukan Tim SAR Gabungan pada Kamis (3/4/2025) sekitar pukul 11.20 WIB dalam kondisi meninggal dunia.”
“Selanjutnya, korban dievakuasi ke Rumah Sakit Pandega, Pangandaran,” ucap Edwin dalam keterangannya, Jumat (4/4/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/03/31/67ea07cd09b55.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Uang Kompensasi Sopir Angkot Bogor Disunat Dishub, Dedi Mulyadi Siap Ganti Bandung 4 April 2025
Uang Kompensasi Sopir Angkot Bogor Disunat Dishub, Dedi Mulyadi Siap Ganti
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Barat,
Dedi Mulyadi
, akan mengganti
uang kompensasisopir angkot
di
Kabupaten Bogor
yang disunat oleh oknum Dinas Perhubungan (Dishub), Organda, dan KKSU.
Sebelumnya, sejumlah sopir angkot di Bogor sebelumnya mengeluhkan kepada Dedi Mulyadi soal pemotongan uang kompensasi sebesar Rp 200.000 per orang oleh oknum petugas. Uang itu seharusnya mereka terima karena tidak beroperasi selama arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.
Dedi meminta para sopir angkot tidak perlu khawatir karena dirinya akan mengganti kerugian akibat ulah oknum petugas Dishub, Organda, dan KKSU.
“Untuk sopir angkot yang dipotong, jangan cemas ya, saya akan siapkan Rp 200.000 lagi sebagai uang pengganti,” ujarnya dalam rekaman video yang diterima Kompas.com, Jumat (4/4/2025).
Dia menyebut pemotongan uang tersebut sangat membebani para sopir angkot.
Bahkan menurut Dedi, uang sebesar Rp 200.000 bisa untuk mencukupi makan keluarga sopir angkot selama empat hari.
Namun, dengan adanya perbuatan oknum petugas Dishub tersebut, membuat keluarga sopir angkot semakin susah karena harus mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan uang seadanya.
“Rp 200.000 berarti bagi mereka (sopir angkot), artinya bahwa untuk mencukupi kehidupan selama empat hari. Ibu-ibunya masak senilai Rp 50.000 per hari,” katanya.
Selain itu, Dedi juga akan membawa kasus pemotongan uang yang dilakukan oleh oknum petugas Organda dan KKSU ini ke ranah hukum.
Mengingat, perbuatan tersebut masuk dalam ranah tindak pidana dan juga merugikan ratusan sopir angkot, khususnya di Bogor.
“Tetapi untuk oknum yang lakukan pemotongan dengan alasan bantuan sukarela, anda tidak bisa tenang. Bahwa proses hukum harus berjalan,” pungkasnya.
Diketahui, Dedi Mulyadi memberikan uang kompensasi kepada sopir angkot, kusir delman, penarik becak, hingga pengemudi ojek sebesar Rp 3 juta per orang.
Bantuan ini diberikan Dedi Mulyadi sebagai ganti rugi agar mereka tidak beroperasi selama beberapa waktu demi kelancaran arus mudik dan balik Lebaran 1446 Hijriah.
Kompensasi itu diberikan dalam dua tahap dengan rincian, uang tunai Rp 1 juta dan paket sembako senilai Rp500 ribu yang dibagikan sebelum, dan tahap kedua sesudah Lebaran.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/04/03/67ee6c04617b5.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ketika Wartawan Tak Mudik Lebaran… Megapolitan 4 April 2025
Ketika Wartawan Tak Mudik Lebaran…
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Momen Lebaran selalu identik dengan mudik. Namun, bagi beberapa orang,
mudik Lebaran
adalah sesuatu yang sulit untuk dilakukan karena tanggung jawab pekerjaannya.
Thifal (29) sudah sembilan tahun tidak merayakan Lebaran dengan segala euforia bersama keluarganya di rumah.
Kariernya sebagai jurnalis televisi membuat Thifal harus rela belakangan mudik Lebaran dibandingkan masyarakat pada umumnya.
“Lebaran tepat waktu di rumah ya? Belum pernah lagi sih,” ujar Thifal, kepada Kompas.com, Kamis (3/4/2025).
Biasanya, Thifal harus menyesuaikan jadwal mudiknya dengan ketersediaan SDM di tempat ia bekerja, sehingga tidak ada kekosongan posisi saat ia pulang ke rumahnya di Pekanbaru, Riau.
Sering kali, Thifal baru bisa mudik jauh setelah momen Lebaran dirayakan masyarakat pada umumnya.
Satu minggu pasca-Lebaran adalah waktu paling cepat yang Thifal dapatkan untuk mudik.
Bahkan, kali ini Thifal baru akan berkesempatan pulang di akhir bulan.
“Paling cepat sih satu minggu setelah Lebaran ya. Tapi, kadang menyesuaikan lagi kalau kebutuhan timnya masih ada setelah itu ya tinggal dicocok-cocokkan lagi saja di jadwal dengan koordinator liputan,” ujar dia.
Saat pertama kali merayakan Lebaran jauh dari keluarga, Thifal merasa asing dengan suasana yang ia hadapi.
Saat itu, Thifal masih bekerja di stasiun televisi di Bandung.
Menurut Thifal, beberapa hari menjelang Lebaran selalu identik dengan kata libur dan mudik.
Bayangan akan merasakan liburan seperti saat berkuliah sudah merayap. Namun, faktanya Thifal justru harus bekerja.
Alih-alih berpikir tentang rencana jalan-jalan ke rumah sanak saudara, Thifal harus memikirkan topik atau rencana liputan yang harus diambil, dan sebagainya.
“Biasanya kan menuju Lebaran baik buat liburan pergi main ketemu teman, singgah ke keluarga. Tapi kondisinya awal-awal tahun malah kepikiran buat kerja. Cari materi, mikirin
angle
liputan mau ngambil soal apa. Merhatiin orang pada liburan. Di satu sisi kayak aduh harusnya aku yang pergi jalan, kenapa aku malah mantauin orang,” ujar Thifal.
Setelah bertahun-tahun menghadapi hal yang sama, Thifal merasa dirinya bisa bersikap lebih bijaksana selayaknya orang dewasa.
Ia akhirnya bisa menerima konsekuensi pekerjaannya di bidang jasa informasi.
“Ini risiko kerja kita di bidang jasa, jasa informasi. Ya terima saja segala risikonya, kita juga akan tetap libur ya,” kata dia.
Seperti masyarakat pada umumnya, makanan adalah salah satu hal yang paling ditunggu-tunggu Thifal saat Lebaran.
Sebagai orang berdarah Sumatera, Thifal selalu menyukai rendang yang biasanya disajikan saat Lebaran.
Selain itu, makanan Padang lainnya seperti tambusu juga sangat ditunggu Thifal saat berkunjung ke keluarga besar di Sumatera Barat.
“Jelas makanan-makanan khas kampung tuh banyak tuh. Rendang, ada tambusu kadang kalau mau pergi jalan-jalan ke Bukittinggi waktu pulang kampung,” kata dia.
Selain itu,
makanan khas Lebaran
seperti opor ayam juga selalu dinanti Thifal.
Thifal tidak mengeluhkan keterlambatan mudiknya, karena ia sadar bahwa hal tersebut sudah menjadi konsekuensi dari pekerjaannya.
Jurnalis Kompas TV itu juga menyebutkan bahwa orang yang bekerja di bidang jasa yang lain juga mengalami hal serupa.
“Dan entah itu masinis, entah pilot, entah
flight attendant
, apalagi sopir Transjakarta. Ya apapun bidang-bidang yang di sektor-sektor jasa yang bekerja untuk saat ini. Mau enggak mau suka-enggak suka harus mengorbankan hari liburnya demi menjalankan tugas,” ujar Thifal.
Pekerjaan Thifal di bidang jasa selalu mendapat dukungan dan pemahaman dari keluarganya yang secara jarak sudah tersebar jauh.
Thifal bercerita bahwa ibunya pernah bekerja sebagai perawat di rumah sakit.
Tentu saja, pekerjaan itu menyita waktu ibunya bahkan saat momen Lebaran.
Ditambah, saat ini adiknya sedang melanjutkan studi residen di kota lainnya, Yogyakarta.
Jarak yang membentang jauh di antara anggota keluarga ini pada akhirnya diterima dengan lapang dada.
Agar tetap dapat terhubung di momen Lebaran, biasanya keluarga Thifal melakukan panggilan video (video call) jika memungkinkan.
“Kalau kangen mudik, ya paling
video call
. Kalau enggak
video call
ya telepon biasa dulu.
Video call
bareng-bareng,” ujar Thifal.
Terlepas dari sulitnya pulang di momen Lebaran, orangtua dan kedua adik Thifal terus mendukung kariernya di perantauan.
Tidak ada desakan atau kritik apapun terkait pekerjaannya.
“Orangtua pun sampai detik ini mereka masih mendukung saya buat kerja di bidang ini. Dan enggak ada kritik apapun lah soal risiko-risiko kerja yang saya hadapi sekarang,” kata dia.
Dengan mengesampingkan konsekuensi yang harus diterima jadi pekerjaan sebagai jurnalis, Thifal merasa banyak belajar dari profesinya ini.
“Profesi jadi wartawan ini ngasih aku banyak hal yang bahkan nggak pernah kudapatkan, yang kurangkan nggak akan kudapatkan di pekerjaan-pekerjaan lain,” katanya.
Setiap hari, Thifal selalu mendapatkan dan mempelajari hal baru.
Menurut Thifal, pekerjaannya terasa seperti belajar di bangku perkuliahan lagi, tapi tanpa ada biaya yang harus dibayarkan setiap semesternya.
“Aku makanya selalu bilang kalau kerja jadi wartawan, kataku selalu kuliah setiap hari tanpa harus bayar uang kuliah, tanpa harus bayar uang SPP,” tambah Thifal.
Wartawan lainnya, Candra (25) menghadapi Lebaran jauh dari keluarga sedikit berbeda dengan Thifal.
Candra tiga tahun tidak mudik karena harus berkerja di lapangan. Ia mengaku sedih saat melihat momen Lebaran orang lain.
“Tahun 2023 gue di Surabaya, 2024 di Jakarta lagi. Tahun ini juga sama,” kata dia saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/4/2025).
Pemandangan yang ia saksikan sedikit banyak mengingatkannya pada kenangan masa kecilnya saat merayakan Lebaran bersama keluarga di rumahnya di Tegal, Jawa Tengah.
“Bukan nangis sih, kayak berlinang air mata karena dengar takbiran, kita enggak bisa ngerasain vibes itu lagi. Dulu kan malam takbiran kita mainan petasan lah, mainan sama teman. Sekarang udah enggak ada lagi,” ungkap Candra.
Untuk melepaskan rasa rindunya kepada keluarga, Candra hanya bisa melihat kembali foto lama dan melakukan panggilan video atau video call.
“Cara gue mengobati kerinduan paling sekadar video call sama keluarga, sering lihat foto-foto 2018, 2019, memorable aja gitu,” kata Candra saat dihubungi Kompas.com, Kamis (3/4/2025).
Satu hal yang paling dirindukan Taufiq (26), seorang jurnalis yang bekerja di Jakarta adalah momen berkumpul bersama keluarga.
Menurut Taufiq, Lebaran adalah waktunya berkumpul dan bersilaturahmi dengan sanak saudara. Melihat keponakannya yang tumbuh menjadi lebih besar dari terakhir kali ia temui.
Meskipun terlambat, Taufiq tetap berencana akan mudik ke rumahnya di Majalengka, Jawa Barat. Namun, momen berkumpulnya keluarga besar itu sudah berakhir ketika Taufiq sampai di rumah nanti.
“Ngumpulnya sih. Kalau Lebaran itu keluarga besar kumpul, dari kakek, nenek, saudara-saudara. Seru gitu, ada ponakan-ponakan. Tapi kalau nanti saya pulang, ya udah enggak ada. Udah pada balik semua,” kata Taufiq saat dihubungi, Kamis.
Lebaran 2025
ini menjadi kali ketiga Taufiq tidak ikut berkumpul bersama keluarganya.
Ia justru harus bertugas meliput momen pejabat berkumpul bersama keluarganya, atau memantau arus mudik bersama polisi.
Taufiq hanya bisa pasrah dan mengikhlaskan ketidakhadirannya di acara kumpul keluarga besarnya di rumah.
Meskipun ia akan pulang juga, Taufik merasa momen kumpul keuarga saat Lebaran itu tidak akan bisa digantikan dengan apapun.
“Enggak ada cara lain kalau kayak gitu mah udah, enggak bisa digantikan (momen Lebaran). Itu mah udah diikhlasin aja,” tambah dia.
Jauh di kampung halaman, orangtua Taufiq hanya bisa berpesan agar anaknya selalu menjaga kesehatan dan ibadahnya.
Taufiq mengatakan bahwa orangtuanya paham dengan
konsekuensi pekerjaan
di bidang jasa informasi ini.
“Ya yang penting jaga kesehatan, terus puasanya dijalani dengan baik, jangan bolong-bolong,” pesan orangtua kepada Taufiq.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3065913/original/077274800_1583147781-20200302-Pemkot-Bogor-Akan-Mengurangi-Unit-Angkot-4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Cegah Kemacetan Saat Momen Liburan, Dedi Mulyadi Bakal Liburkan Sopir Angkot hingga Ojek
Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi berencana untuk meliburkan operasional angkutan kota (angkot), andong, becak, dan ojek pada hari-hari tertentu yang berpotensi menimbulkan kemacetan panjang.
“Mulai ke depan, kebijakan untuk meliburkan sopir angkot pada hari-hari tertentu yang timbul akibat gelombang pariwisata yang tinggi dan kemacetan panjang, mungkin kita akan memberikan pemberlakuan untuk libur bagi sopir angkot, kusir andong, tukang becak, ojek,” kata Dedi dalam video yang diunggah di akun Instagram @dedimulyadi71 pada Kamis, 3 April 2025.
Sebagaimana diketahui, selama periode libur Lebaran, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat memberikan kompensasi biaya operasional kepada sopir angkot, kusir andong, tukang becak, dan ojek di sejumlah jalur utama mudik yang rawan mengalami kemacetan.
Mereka diklaim mendapat kompensasi berupa stimulus upah kerja sebesar Rp3 juta. Kompensasi tersebut diberikan dalam dua tahap, yakni Rp1,5 juta sebelum Lebaran dan Rp1,5 juta setelahnya.
Adapun untuk saat ini, Dedi menjelaskan pihaknya tengah melakukan perhitungan terkait pembiayaan yang dibutuhkan untuk kompensasi tersebut ke depannya.
“Kita lagi menghitung pembiayaan yang dibutuhkan dalam setiap tahun dan pasti juga banyak para pihak yang juga akan membantu, bukan hanya pemerintah, dana swasta misalnya Bank Jabar Peduli akan memberikan supporting,” tuturnya.
Menurut Dedi, upaya untuk mengatasi kemacetan tersebut merupakan langkah Pemprov Jawa Barat untuk memastikan kenyamanan wisatawan yang berkunjung.
“Ini adalah langkah baik ya, karena pemerintah harus memberikan jaminan kenyamanan untuk wisatawan yang datang ke Jawa Barat, dan kita masih memikirkan bagaimana alur ke Lembang yang masih macet, kita akan cari solusi dan tidak mungkin bisa selesai tahun ini,” katanya.
Di sisi lain, Dedi juga mengapresiasi sopir angkot di kawasan jalur Cipanas-Puncak, Kabupaten Bogor yang dinilainya telah menaati kebijakan yang berlaku.
“Terima kasih pada ketaatan sopir-sopir angkot di jalur Puncak, jalur Cipanas yang sudah berani melaksanakan titah yang saya lakukan untuk tinggal di rumah atau bersama keluarga, tidak narik, dan sudah relatif mengurangi beban kemacetan horor yang biasa terjadi di Puncak. Memang masih terjadi di Ciwidey, karena memang di daerah itu saya tidak membuat kebijakan,” katanya.
Penulis: Arby Salim