Kemacetan di Jalur Nagreg, Polisi Terapkan Contraflow
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com –
Polisi menerapkan rekayasa arus lalu lintas contraflow di jalur Nagreg menuju Cicalengka, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, pada H+4 Lebaran, Sabtu (5/4/2025).
Langkah ini diambil untuk mengatasi penumpukan kendaraan yang mulai terlihat dari arah Selatan Jawa Barat, seperti Garut dan Tasikmalaya, menuju Bandung.
Kepadatan di jalur lingkar Barat Nagreg sudah terpantau sejak pukul 15.00 WIB, dengan kemacetan yang memanjang dari terowongan lingkar Barat hingga arah Cicalengka.
Situasi diperburuk oleh hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur kawasan tersebut sejak petang.
Kasatlantas Polresta Bandung, Kompol Danu Raditya, menjelaskan bahwa peningkatan volume kendaraan di jalur lingkar Barat Nagreg sudah terjadi sejak H+4 dan bahkan sebelumnya.
“Hal ini disebabkan oleh pemudik yang telah menyelesaikan libur Lebaran dan mulai kembali ke rumah setelah berkunjung ke tempat wisata,” ungkap Danu saat ditemui di Nagreg.
Danu menambahkan bahwa rekayasa lalu lintas yang diterapkan akan memperlebar lajur kendaraan menuju Bandung menjadi tiga lajur, sedangkan dari arah sebaliknya hanya satu lajur.
“Kami juga melakukan cara bertindak (CB) di titik kepadatan lain, seperti di sekitar Pom Bensin Al-Masoem,” kata dia.
Ia memprediksi puncak arus balik akan terjadi pada malam ini dan berlanjut hingga besok, H+6, atau Minggu (6/4/2025).
Mengenai kondisi cuaca, Danu mengimbau pengendara dari arah Selatan Jawa Barat menuju Bandung untuk mengurangi kecepatan di jalur Nagreg. “Kecepatan bisa dipangkas menjadi 10-30 kilometer per jam, karena jalur Nagreg cukup berkelok,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: bandung
-
/data/photo/2025/04/05/67f1236b57fec.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kemacetan di Jalur Nagreg, Polisi Terapkan Contraflow Regional 5 April 2025
-

Soal Kades Minta THR, Bupati Bogor: yang Salah Saya!
JABAR EKSPRES – Belakangan ini ramai kepala desa di Kabupaten Bogor yang meminta Tunjungan Hari Raya (THR) kepada perusahaan di wilayahnya.
Surat edaran permohonan THR Kepala Desa Klapanunggal itu ramai di media sosial dan menuai perhatian publik.
Bupati Bogor, Rudy Susmanto merespon terkait ramainya kejadian itu. Kata dia, kesalahannya ada pada dirinya selaku kepala daerah.
BACA JUGA: Arus Balik di Stasiun Bandung dan Kiaracondong Meningkat, Puncaknya Diperkirakan Besok
“Kalau soal itu, kita harus akui, yang salah adalah saya sebagai Bupati Bogor,” ujarnya, di Podcast Pokwan DPRD Kabupaten Bogor, Jumat (4/4/2025) malam.
Rudy menjelaskan, kebijakan yang memicu polemik tersebut (Larangan meminta THR) sebenarnya merupakan kebijakan dari tingkat provinsi Jawa Barat yang kemudian dituangkan dalam peraturan bupati.
“Kebijakan itu turun pada bulan suci Ramadan, dan ternyata sudah berjalan (Banyak kades sudah meminta THR ke perusahaan), bahkan sebelum sampai ke kecamatan dan kepala desa,” katanya.
Kendati begitu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tidak tinggal diam. Langkah demi langkah telah diambil melalui ispektorat untuk menidaklanjuti polemik tersebut.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Kecolongan, Pungli di Bonbin Masih Terjadi!
Politisi Partai Gerinda ini juga menyoroti akibat polemik itu, banyak kades yang justru ikut terseret citra negatif.
Padahal, menurutnya, banyak kepala desa telah menunjukkan dedikasi luar biasa, terutama dalam penanganan bencana di sejumlah wilayah.
“Di lokasi bencana, para kepala desa tidak pulang. Saat sembako habis, mereka tetap bertahan. Anggota gabungan kelelahan, tapi mereka tetap bekerja. Pernahkah ada yang mengucapkan terima kasih kepada mereka?” ungkapnya.
BACA JUGA: Pembangunan Sekolah Rakyat Dinilai Merugikan dan Bibit Driskiminasi Baru
Disisi lain, sebagai Bupati yang baru menjabat, ia mengaku siap menerima kritik dan tekanan.
“Dijelekkan, dijatuhkan, itu hal biasa. Kalau tidak mau dibusukkan, jangan jadi Bupati,” pungkasnya.
-

7 Anak-anak Penerbang Petasan Balon Udara di Tulungagung Siap Ganti Rugi Kerusakan Rumah dan Mobil – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM – Tujuh anak yang diduga sebagai pelaku penerbang balon udara berisi mercon telah diamankan oleh pihak kepolisian pada Rabu, 2 April 2025.
Ledakan mercon tersebut mengakibatkan kerusakan pada rumah warga dan sebuah mobil di Kabupaten Tulungagung.
Balon udara yang berisi untaian mercon tersebut jatuh dan merusak rumah Turmudi serta sebuah mobil milik Mujadi yang terparkir di lokasi kejadian.
Kejadian ini berlangsung di Dusun Bacang, Desa Gandong, Kecamatan Bandung.
Setelah kejadian, orang tua dan wali mereka berinisiatif untuk mendatangi Polsek Bandung.
Sebab, para pelaku yang masih berusia di bawah umur.
Kapolsek Bandung, AKP Anwari menjelaskan, pihak kepolisian mendapatkan informasi mengenai lokasi penerbangan balon dari rekaman video.
“Setelah berkomunikasi dengan Pemerintah Desa Ngadisuko, kami berhasil mengidentifikasi tujuh anak yang terlibat,” ungkap Anwari.
Meskipun ada sembilan anak yang diduga terlibat, tetapi dua di antaranya belum kooperatif.
Dalam pertemuan di Polsek Bandung, keluarga para pelaku sepakat untuk menanggung semua kerusakan yang terjadi.
“Pihak korban juga menerima tawaran ganti rugi dari para terduga pelaku, jadi sebenarnya sudah terjadi kesepakatan,” tambah Anwari.
Meskipun urusan ganti rugi telah diselesaikan, kasus ini tetap dilanjutkan ke Polres Tulungagung untuk penyelidikan lebih lanjut, terutama terkait peredaran bubuk mesiu yang digunakan untuk membuat petasan.
Anwari menjelaskan bahwa para pelaku merupakan anak-anak sekolah yang membuat balon udara untuk menyambut Lebaran.
Kegiatan ini telah menjadi tradisi di wilayah Kecamatan Durenan, Bandung, dan Pakel.
Namun, balon yang dibuat terlalu berat karena dibebani sepuluh petasan ukuran besar, sehingga tidak mampu terbang tinggi.
Akibatnya, saat balon dilepas, sumbu petasan menyala dan jatuh ke permukiman warga.
Salah satu petasan jatuh di atap rumah Turmudi, menghancurkan atap, sementara petasan lainnya merusak mobil Daihatsu Xenia milik Mujadi.
“Ledakan yang terjadi sangat keras, menyebabkan kerusakan parah pada bodi mobil,” jelas Anwari.
(Tribunnews.com/Isti Prasetya)
Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).
-

Polri Catat 181 Kecelakaan Lalu Lintas Hingga Hari ke-13 Operasi Ketupat 2025 – Halaman all
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polri mencatat sejumlah kecelakaan lalu lintas terjadi hingga hari ke-13 Operasi Ketupat 2025.
Hal itu dikatakan Jubir Satgas Humas Ops Ketupat Kombes Pol Jansen Avitus Panjaitan dalam keterangan, Sabtu (5/4/2025).
“Tercatat telah terjadi 181 kejadian kecelakaan lalu lintas dari jumlah tersebut, di wilayah 8 Polda prioritas tercatat 9 orang meninggal dunia, 36 orang mengalami luka berat, dan 238 orang mengalami luka ringan,” ujarnya.
Kombes Jansen menuturkan estimasi kerugian materiil dari kecelakaan itu sebesar Rp 87.900.000.
Sementara itu, di wilayah 28 Polda lainnya, terdapat 16 korban meninggal dunia, 37 korban luka berat, dan 135 korban luka ringan, serta kerugian materiil ditaksir sebesar Rp 312.401.000.
Adapun pada arus balik mudik melalui GT Cikampek Utama (arah Tol Trans Jawa) yang masuk ke arah Jakarta mencapai 88.008 kendaraan.
Melalui GT Cikupa (arah Merak), tercatat 52.045 kendaraan masuk ke Jakarta, arus kendaraan di GT Ciawi (arah Bogor) 44.031 kendaraan masuk, GT Kalihurip Utama (arah Bandung) 50.668 kendaraan masuk.
“Data tersebut menunjukkan tingginya volume kendaraan yang kembali ke arah Jakarta, mengindikasikan arus balik Lebaran yang mulai meningkat,” tukasnya.
Menyangkut rekayasa lalu lintas yang dilakukan untuk mengatasi kepadatan dan memperlancar arus mudik dan balik.
Bahwa telah dilakukan tujuh kali rekayasa lalu lintas, yang terdiri dari 3 kali contraflow dan 4 kali one way.
Rinciannya sebagai berikut pukul 15.30 WIB, diterapkan rekayasa one way secara sepenggal dari Simpang Ratu menuju GT Parung Kuda Tol Bocimi.
Selanjutnya, pukul 16.00 WIB, dilakukan contraflow di Tol Cikampek jalur B (arah Jakarta) dari KM 70 hingga KM 47, melibatkan dua lajur.
Pada pukul 16.20 WIB, dilaksanakan rekayasa one way dari KM 219 Tol Kanci hingga KM 70 Tol Cikampek.
Kemudian, pukul 17.15 WIB, diberlakukan contraflow dari KM 390 hingga KM 385 Tol Semarang-Batang.
Pukul 20.04 WIB, dilaksanakan rekayasa one way lokal dari GT Kalikangkung KM 414 hingga KM 248 Tol Kanci-Pejagan.
Pukul 22.22 WIB, rekayasa contraflow di Tol Cikampek arah Jakarta diperpanjang dari KM 70 hingga KM 36, juga menggunakan dua lajur.
Terakhir, pada pukul 23.02 WIB, diberlakukan kembali rekayasa one way dari KM 414 GT Kalikangkung hingga KM 72 Tol Cikampek.
Kendaraan dengan sumbu tiga ke atas masih dilarang beroperasi selama periode 24 Maret hingga 8 April 2025, dengan pengecualian bagi kendaraan logistik yang membawa kebutuhan esensial seperti ternak hidup, uang, kebutuhan pokok, serta hantaran khusus.
-
/data/photo/2025/04/05/67f113bae7bb7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dedi Mulyadi Bantu Pengobatan Seniman Lawak Asal Tasik yang Menderita Tumor di Mata Regional 5 April 2025
Dedi Mulyadi Bantu Pengobatan Seniman Lawak Asal Tasik yang Menderita Tumor di Mata
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com –
Gubernur Jawa Barat,
Dedi Mulyadi
, memberikan
bantuan pengobatan
kepada
Uyat Suriatmaja
Sablon, pelawak asal Kabupaten Tasikmalaya yang menderita tumor di bagian mata kiri.
Bantuan ini merupakan bentuk perhatian Pemerintah Provinsi Jawa Barat terhadap warganya yang mengalami kesulitan dalam berobat akibat keterbatasan dana.
Uyat dijadwalkan untuk memulai pengobatan intensif di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS), Kota Bandung, pada Kamis (10/4/2025).
“Akan segera dibawa ke Rumah Sakit Hasan Sadikin untuk segera diobati, dan semoga bapak sehat dan tetap semangat. InsyaAllah Pemerintah Provinsi Jawa Barat akan hadir dalam setiap kesulitan warganya,” ujar Dedi dalam rekaman video yang diterima
Kompas.com
, Sabtu (5/4/2025).
Dedi mengapresiasi semangat Uyat yang tetap konsisten menjalani profesinya sebagai seorang seniman lawak meskipun tengah menghadapi penyakit tumor.
Namun, kondisi tumor di mata kiri Uyat yang semakin mengkhawatirkan memerlukan penanganan segera, mengingat bola matanya sudah menonjol keluar. “Jadi hari ini masih melawak tetapi mata sebelah kirinya mengalami penyakit tumor dan bola matanya sudah diluar,” kata Dedi.
Gubernur berharap, setelah Uyat menjalani pemeriksaan oleh dokter di RSHS, mata kirinya dapat segera sembuh, sehingga tidak menghalangi pelawak tersebut untuk terus berkesenian di masa depan.
“Semoga bapak (Uyat) sehat, aamiin, dan tetap semangat, tetap melawak,” tuturnya.
Sementara itu, Uyat menyampaikan rasa syukurnya atas bantuan yang diberikan oleh Pemprov Jabar melalui Gubernur Dedi Mulyadi, yang memungkinkannya untuk menjalani pengobatan.
“Hatur nuhun kepada pun bapak nu ngabela abdi pamugi-mugi perjuangan bapak aya barokahna kanggo abdi (terima kasih kepada Dedi Mulyadi yang sudah membantu saya, semoga bantuan ini menjadi barokah),” ungkapnya.
Selain itu, Uyat juga menyampaikan harapan besar kepada Dedi Mulyadi agar dapat meneruskan pembangunan di Jawa Barat, sehingga manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Tiasa nerasken (semoga bisa melanjutkan) pembagunan di Jabar dugi ka (sampai ke) bersih, elok, ceria, hijau aman dan jaya,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Arus Balik di Stasiun Bandung dan Kiaracondong Meningkat, Puncaknya Diperkirakan Besok
JABAR EKSPRES — Arus balik Lebaran mulai menunjukkan peningkatan di wilayah PT KAI Daop 2 Bandung. Per Sabtu (5/4/2025) jumlah penumpang yang datang ke Bandung lebih tinggi dibanding mereka yang berangkat dari kota ini.
Humas PT. KAI Daop 2 Bandung, Kuswardoyo, lonjakan penumpang sudah terjadi saat ini, tercatat mencapai nyaris 10.000 penumpang yang bertolak dari Bandung maupun sebaliknya.
“Jumlah penumpang hari ini yang berangkat dari Stasiun Bandung ada 6.133 penumpang, sedangkan yang datang mencapai 7.077 penumpang,” ungkap Kuswardoyo saat dikonfirmasi Jabar Ekspres, Sabtu (5/4) sore.
Hal serupa juga terlihat di Stasiun Kiaracondong, sebanyak 3.084 penumpang tercatat berangkat, sementara yang datang mencapai 4.965 penumpang.
BACA JUGA: Pemkot Bandung Kecolongan, Pungli di Bonbin Masih Terjadi!
Dia merincikan, dihitung sejak hari pertama Lebaran, 31 Maret 2025, hingga hari ini, tercatat 61.005 penumpang telah berangkat dari Stasiun Bandung, dan 66.606 penumpang tiba di sana.
Masih berdasarkan catatan pihaknya, sementara arus balik di Stasiun Kiaracondong, total keberangkatan mencapai 26.573 penumpang dan kedatangan 26.022 penumpang.
Menurut Kuswardoyo, puncak arus balik diperkirakan terjadi pada Minggu (6/4/2025). Namun ia menekankan bahwa prediksi ini masih bisa berubah, mengingat tren mudik dan balik tahun ini tidak persis sama dengan tahun-tahun sebelumnya.
BACA JUGA: Pungli di Bandung Zoo, Pengunjung: Masker dan Parkir Seharga Es Kopi
“Sejauh ini kemungkinan masih akan berubah melihat tren mudik dan balik yang berbeda dari tahun sebelumnya,” pungkasnya.
-

Pemkot Bandung Kecolongan, Pungli di Bonbin Masih Terjadi!
JABAR EKSPRES – Pemberantasan pungutan liar (Pungli) di Kebun Binatang Bandung kembali terjadi, ketika tempat rekreasi itu sedang banyak dikujungi wisatawan yang menikmati liburan lebaran Idul Fitri.
Meski wali Kota Bandung Muhammad Farhan sebelumnnya sudah berjanji akan menempatkan Satgas anti Premanisme, Pungli di Kebun Binatang ternyata masih luput dari pantauan petugas.
BACA JUGA: Kawasan Lembang Diserbu Wisatawan, Kemacetan Parah Terjadi !
Salah satu korban warga Kabupaten Bandung bernama Udin, 22 tahun mengaku, menjadi korban praktik pungli yang dilakukan oleh oknum warga setempat.
Udin kala itu bersama keluarganya bermaksud mengunjungi kebun binatang Bandung zoo bersama keluarga. Akan tetapi karena area parkir penuh, Udin terpaksa memarkirkan kendaraannya di luar area parkir.
BACA JUGA: Wali Kota Bandung Siapkan Satgas Anti Premanisme, 9 Titik jadi Fokus Penindakan!
‘’Area parkir penuh, saya memutuskan memarkir kendaraannya di luar area resmi,’’ ujar Udin.
Akan tetapi, tidak begitu lama kendaraannya dihampiri oleh seorang pria sambil menawarkan masker dan meminta biaya parkir kepada pengunjung.
Untuk masker, pengunjung diwajibkan membeli dengan harga Rp 5 ribu sedangkan tarif parkir kendaraan diminta dengan harga Rp 20 ribu.
BACA JUGA: Pembangunan Sekolah Rakyat Dinilai Merugikan dan Bibit Driskiminasi Baru
‘’Jadi totalnya Rp25 ribu, parkir sama masker, jadi berasa beli es kopi,” keluh Udin.
Menurut Udin pengunjung lain mengalami hal serupa, aksi pungli tersebut dilakukan oleh sekelompok masyarakat dengan alasan sudah sesuai ketentuan. Seban, di dalam kebun binatang sedang ada animal show.
Meski diwajibkan mengenakan masker, di pintu masuk kebun binatang tidak ada pemeriksaan tubuh dan terkesan kewajiban untuk membeli masker hanya mengada-ngada.
BACA JUGA: Marak Pungli dan Parkir Liar di Puncak Bogor, Dishub Lakukan Patroli
Sementara itu, menanggapi masih maraknya parkir liar dikawasan Kebun Bindatang Kota Bandung, Kepala Dinas Perhubungan Asep Kuswara mengklaim, pihaknya telah melakukan penindakan keberadaan parkir liar.
“Kami sudah menindak para pelaku pungli di Bunbin,” cetus Asep Kuswwara ketika dikonfirmasi wartawan.
BACA JUGA: 11 Pelaku Pungli Pasar Induk Caringin Diperiksa di Polrestabes Bandung
-

Pembangunan Sekolah Rakyat Dinilai Merugikan dan Bibit Driskiminasi Baru
JABAR EKSPRES – Rencana pembangunan sekolah rakyat di Jabar mendapat respon dari sejumlah sekolah swasta, yang dinilai menimbulkan diskriminasi baru dan merugikan sekolah swasta.
Gagasan itu disampaikan salah satunya oleh Ketua Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) Jabar Ade Hedriana. Ia menguraikan, hadirnya sekolah rakyat itu tentu bakal berdampak pada sekolah swasta.
“Tentu itu akan sangat berdampak, akan mengakibatkan penurunan jumlah peserta didik. Ujungnya berdampak pada pendapatan sekolah swasta,” cetusnya, Sabtu (5/4).
BACA JUGA: Pungli di Bandung Zoo, Pengunjung: Masker dan Parkir Seharga Es Kopi
Ade melanjutkan, selama ini sekolah swasta banyak bergantung pada biaya pendidikan yang dibayar oleh orang tua peserta didik, sehingga berkurangnya jumlah peserta didik menyebabkan berkurangnya pula pendapatan yang diterima sekolah.
“Jadi nanti akan banyak orang tua yang menyekolahkan dan memindahkan ke Sekolah Rakyat tersebut,” bebernya.
Menurut Ade, pembangunan Sekolah Rakyat itu justru menimbulkan bibit diskriminasi baru, sekolah itu akan menimbulkan pengkotak-kotakan sekolah berdasarkan kelas sosial.
“Kalau pintar masuk ke sekolah unggulan jangan masuk ke sekolah negeri dan swasta biasa, atau jika berasal dari keluarga kurang mampu, masuk ke sekolah rakyat, jangan ke sekolah negeri dan swasta biasa,” ujarnya.
BACA JUGA: Meski Uang Kompensasi Supir Dikembalikan, Gubernur Jabar Pastikan Penyelidikan Berlanjut
Padahal, lanjut Ade, diskriminasi dalam pendidikan itu sudah lama dikikis, seperti dulu ada istilah RSBI, Cluster, Unggulan, Penggerak.
Menurut Ade, pembangunan seperti Sekokah Rakyat itu akan memperkuat masalah ketimpangan kelas dan juga memperburuk kesenjangan akses pendidikan yang berkeadilan bagi seluruh anak Indonesia.
Semestinya, pemerintah membuat kebijakan yang lebih strategis dan terstruktur.
Ade menyarankan, pemerintah lebih fokus memperbaiki aksesibilitas dan kapasitas sekolah serta membantu sekolah swasta secara maksimal.
“Pemerintah tidak perlu lagi membentuk sekolah baru karena jumlahnya sudah banyak,” cetusnya. (son).
-

Pungli di Bandung Zoo, Pengunjung: Masker dan Parkir Seharga Es Kopi
JABAR EKSPRES – Cerita lama kembali terulang di Bandung Zoo, praktik pungutan liar kembali muncul di kawasan wisata favorit warga Kota Kembang itu, tepat di masa libur Lebaran 2025. Meski aparat sudah pernah turun tangan, aksi serupa tampaknya belum benar-benar sirna.
Kali ini, korbannya adalah Udin (22), warga Kabupaten Bandung yang datang bersama dua anggota keluarganya. Beberapa Pasca Lebaran, mereka tiba di kebun binatang yang terletak di kawasan Lebak Siliwangi itu.
Area parkir penuh, dan Udin memutuskan memarkir kendaraannya di luar area resmi. Tak lama, seorang pria menghampiri. Ia menawarkan masker sekaligus menagih biaya parkir.
BACA JUGA: Weekend Terakhir Libur Lebaran, Masyarakat masih Padati Jalur menuju Lembang
Menurutnya, harga itu melingkupi lima ribu rupiah untuk satu masker, sepuluh ribu untuk parkir, totalnya Rp25 ribu.
Suasana kendaraan terparkir di area Kebun Binatang Bandung, Kota Bandung, Sabtu (5/4). Foto: Dimas Rachmatsyah / Jabar Ekspres
“Parkir sama masker, jadi berasa beli es kopi,” keluh Udin kepada Jabar Ekspres melalui pesan singkat, belum lama ini.
Si pelaku pungli tersebut, berdasarkan penuturan Udin, meminta ‘ongkos lebih’ untuk penggunaan masker yang diwajibkan karena sedang ada animal show di dalam.
Namun, Udin menyebut tidak ada pemeriksaan suhu tubuh atau prosedur kesehatan lain di pintu masuk. Bukan hanya Udin, pengunjung lain pun mengalami hal serupa.
BACA JUGA: Anggaran Perbaikan Rutilahu Jabar Ditingkatkan Jadi Rp40 Juta per Unit di 2025
Modusnya mirip, masker berbayar, parkir mahal, dan alasan kesehatan yang tak sepenuhnya terbukti di lapangan.
“Alasannya buat jaga-jaga,” tandasnya.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Perhubungan Kota Bandung, Kuswara, menyatakan pihaknya telah bertindak.
“Kami sudah menindak para pelaku pungli di Bunbin,” katanya saat dikonfirmasi wartawan.
BACA JUGA: Arus Balik Mudik, PMI Kota Cimahi Catat Tangani 12 Kasus Kecelakaan
Kasus semacam itu tampaknya belum benar-benar usai. Kini pihaknya sedang menyoroti aksi pungli tersebut, penjagaan pun diperketat Pemkot Bandung. (Zar).
-

Jakarta Diserbu Kendaraan, Kualitas Udara Balik ke ‘Setelan Pabrik’
Jakarta –
Libur Lebaran telah berakhir, Jakarta kembali ‘diserbu’ kendaraan bermotor. Bahkan, sejak satu-dua hari terakhir, kemacetan lalu lintas mulai terlihat di sejumlah titik. Lantas, seberapa besar pengaruhnya ke kualitas udara setempat?
Menurut pantauan detikOto saat Jumat pagi dan malam (4/4), beberapa titik di kawasan Jakarta Pusat dan Selatan mulai dipenuhi kendaraan bermotor, baik roda empat maupun roda dua. Kemacetan terlihat di area Kuningan, Tebet, Kebayoran, TB Simatupang dan sepanjang jalan Kalimalang menuju arah Cawang, Jakarta Timur.
Macet Jakarta tahun ini terbentuk lebih awal dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Karuan saja, jumlah pemudik 2025 mengalami penurunan hingga 20 persen dibandingkan tahun lalu. Itulah mengapa, lalu lintas tak pernah benar-benar sepi semenjak Lebaran.
Kualitas udara Jakarta. Foto: Doc. Air Visual
Meski demikian, menurut pantauan kami dari aplikasi AirVisual, kualitas udara di hampir seluruh titik di Jakarta menunjukkan warna hijau atau sehat saat hari pertama dan kedua Lebaran. Bahkan, hanya sedikit yang menunjukkan warna kuning atau normal.
Kondisi tersebut bisa terlihat melalui warna langit yang biru dan jernih. Selain itu, saking bersihnya, gedung-gedung yang posisinya jauh bisa terpantau dengan jelas. Ketika itu, kualitas udara Jakarta mirip-mirip di Singapura.
Namun, Sabtu pagi ini (5/4), kualitas udara di Jakarta tembus angka 152 dengan keterangan ‘tidak sehat’ dan warna merah. Sampel tersebut diambil pukul 09.00 WIB dan menempatkan Jakarta sebagai kota terkotor ke-10 di dunia.
Jalan raya di Cikini, Jakarta Pusat. Foto: Andhika Prasetia
Di beberapa titik, seperti Semanggi dan Kebon Jeruk, angkanya bahkan sampai 180. Sehingga, ada peringatan untuk menghindari aktivitas outdoor, tutup jendela untuk mencegah udara kotor masuk, mengenakan masker saat di luar ruangan dan menyalakan penyaring udara saat di rumah.
Sebagai catatan, menurut hasil studi komprehensif source apportionment yang dikerjakan Kemenko Marves bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) dan sejumlah pakar terkait, kendaraan bermotor masih menjadi penyumbang terbesar polusi udara di Jakarta.
Emisi kendaraan bermotor menyumbang 32-41 persen terhadap polusi udara Jakarta saat musim hujan. Bahkan, angkanya meroket menjadi 42-57 persen ketika musim kemarau.
Sementara pembakaran batu bara untuk industri dan pembangkit listrik hanya menyumbang 14 persen. Data tersebut merupakan hasil pengumpulan sampel di tiga titik kota Jakarta.
(sfn/lth)