kab/kota: bandung

  • Dana Hibah Pesantren Dihapus, Dedi Mulyadi Soroti Akses Politik dan Yayasan Bodong

    Dana Hibah Pesantren Dihapus, Dedi Mulyadi Soroti Akses Politik dan Yayasan Bodong

    BANDUNG – Gubernur Jabar (Jabar) Dedi Mulyadi mengatakan, penghapusan dana hibah Provinsi Jabar untuk pondok pesantren pada tahun anggaran 2025 ini guna membenahi tata kelola hibah.

    “Ini upaya kita dalam membenahi manajemen tata kelola hibah, agar hibah ini tidak jatuh pada pondok pesantren yang itu-itu saja,” kata Gubernur Jabar Dedi Mulyadi dikutip di Bandung, Antara, Kamis, 24 April. 

    Kemudian, kata Dedi, diharapkan agar hibah tidak jatuh hanya pada lembaga atau yayasan yang memiliki akses politik, seperti terhadap DPRD atau gubernur.

    “Karenanya saya telah rapat dengan Kemenag seluruh Jabar. Ke depan kita akan mengarahkan pada distribusi rasa keadilan. Kita akan mulai fokus membangunkan madrasah-madrasah, tsanawiyah-tsanawiyah, yang mereka tidak lagi punya akses terhadap kekuasaan dan terhadap politik,” ujarnya.

    Ditemui di Gedung Negara Pakuan Bandung, Rabu malam, Dedi mengatakan pertimbangan pemberian dana hibah nantinya adalah pertimbangan kebutuhan dan teknis, seperti pembangunan sarana dan prasarana pendidikan di bawah Kementerian Agama (Kemenag).

    “Jadi bukan pertimbangan politis, karena selama ini bantuan-bantuan yang disalurkan kepada yayasan-yayasan pendidikan di bawah Kemenag itu, selalu pertimbangannya politik,” ujarnya.

    Hal ini, kata Dedi, adalah untuk perbaikan sistem mekanismenya, terlebih diketahui juga banyak yayasan bodong yang mendapatkan bantuan, bahkan dengan nilai antara Rp2 miliar sampai dengan Rp50 miliar tiap yayasan.

    “Jadi ini adalah bagian audit kita untuk segera dilakukan pembenahan. Karena ini untuk yayasan-yayasan pendidikan agama, maka prosesnya pun harus beragama,” tuturnya.

    Sebelumnya Pemprov Jabar mencukur rencana kucuran hibah ke sejumlah pesantren dalam pergeseran APBD 2025, dimana tercatat ada 370 lebih lembaga yang direncanakan bakal menerima kucuran hibah, yang tertera di  Sub Pengelolaan Sarana dan Prasarana Spiritual.

    Lembaga-lembaga itu akhirnya batal menerima hibah karena kebijakan pergeseran anggaran, dan tersisa hanya pada dua lembaga, yakni Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Jabar dengan nilai Rp9 miliar dan Yayasan Mathlaul Anwar Ciaruteun Udik di Kabupaten Bogor senilai Rp250 juta.

    Selain hibah ke pondok pesantren yang dihapuskan, kucuran hibah masih mengalir ke sejumlah lembaga.

    Kucuran hibah itu tercatat dalam dokumen Pergub Nomor 12 Tahun 2025 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2025, antara lain PMI Jabar dengan nilai Rp1,8 miliar, meski sudah terpangkas dari rencana sebelumnya Rp2,1 miliar.

    Kemudian Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jabar Rp 3,4 miliar, DPD KNPI Jabar Rp2 miliar dari rencana sebelumnya Rp5,5 miliar dan NPCI Jabar Rp10 miliar dari sebelumnya Rp12,1 miliar.

    Lalu Kormi Jabar Rp1 miliar dari sebelumnya Rp3,7 miliar. Ada juga KONI Jabar untuk pembinaan prestasi Rp30 miliar dari sebelumnya Rp31,1 miliar.

    Selanjutnya ada Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Jabar Rp1 miliar, Kanwil Kemenag Jabar untuk layanan petugas haji Rp19,2 miliar, PWNU Jabar Rp1,7 miliar, dan Persis Jabar Rp560 juta.

    Berikutnya yang nilainya tak terusik atau tergeser adalah hibah bantuan keuangan kepada partai politik di Jabar, nilainya dihitung berdasar perolehan suara masing-masing.

    Lalu ada juga hibah dana operasional organisasi ke sejumlah instansi vertikal di Jabar, nilai anggarannya juga tak terusik. Misalnya untuk Polda Jabar Rp44,963 miliar, Pangkalan TNI AL Bandung Rp16,5 miliar, hingga Kodam III/Siliwangi Rp54 miliar.

  • 6
                    
                        Pengakuan Eks Pemain Sirkus OCI yang Kini Jadi "Keeper" Harimau: Tak Ada Penyiksaan
                        Bandung

    6 Pengakuan Eks Pemain Sirkus OCI yang Kini Jadi "Keeper" Harimau: Tak Ada Penyiksaan Bandung

    Pengakuan Eks Pemain Sirkus OCI yang Kini Jadi “Keeper” Harimau: Tak Ada Penyiksaan
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Rifa’i (66), mantan pemain sirkus Oriental Circus Indonesia (OCI), masih setia bekerja di Taman Safari Indonesia (TSI) Bogor. Kini, pria asal Tegal itu menjadi
    keeper
    harimau —pekerjaan yang ditekuninya setelah lebih dari satu dekade tampil sebagai pemain sirkus.
    Menanggapi kabar dugaan penyiksaan terhadap mantan anggota OCI, Rifa’i angkat bicara. Ia mengaku tidak pernah melihat atau mengalami kekerasan selama menjadi anggota OCI pada periode 1979 hingga 1990.
    “(Pendisiplinan) dengan omongan
    aja
    , ‘kamu harus rajin latihan, enggak boleh
    males-malesan
    . Jadi suasananya pun
    enjoy
    , menyenangkan,” kata Rifa’i saat ditemui di TSI, Kamis (24/4/2025).
    Awalnya, Rifa’i bekerja sebagai pedagang asongan di kantin OCI, menjajakan makanan dan minuman ringan.
    Etos kerjanya menarik perhatian Toni Sumampau, pelatih OCI sekaligus pendiri TSI. Toni lalu mengajak Rifa’i bergabung menjadi pemain sirkus dan mengurus pertunjukan harimau.
    “Jadi saya kerja sama beliau, dibimbing pemain sirkus. Ya di
    challenge
    -nya
    emang
    selalu kita latihan, kan disiplin. Tiap hari latihan, apa yang kita lakukan untuk
    show
    itu sudah dilatih,” ungkapnya.
    Menurut dia, latihan yang dijalani bersifat mendidik dan bertujuan membentuk kedisiplinan, bukan penyiksaan. Rifa’i juga mengenal sejumlah mantan pemain yang belakangan mengaku sebagai korban.
    “Saya cukup akrab juga sama mereka (eks pemain sirkus korban penyiksaan). Saya juga ikut bantu latihan, kan ya setiap hari. Jadi nggak ada kejadian disiksa, dipisahkan dari keluarga,” ujarnya.
    “Bentuk pendisiplinnya kalau yang saya lihat pakai aturan, jadi harus fokus. Kan kita latihan bareng-bareng. Ya kita ikuti aturan, kan demi keselamatan kita juga, jadi dengan pendisiplin itu kita jadi aman,” imbuhnya.
    Ia juga membantah isu yang menyebut para pemain pernah dikurung di kandang harimau. Menurutnya, hal itu tidak masuk akal.
    “Nggak ada. Kan kandang harimau kan pas-pasan (kecil). Jadi kalau dia bilang dimasukin situ, kan harimau nggak nyaman. Kalau ada orang nggak dikenal, gelisah dia, pasti teriak gitu harimaunya. Jadi nggak mungkin itu (pemain sirkus) dimasukin ke kandang,” tegasnya.
    Selama tinggal di mess OCI, Rifa’i menyebut para pemain mendapat perlakuan baik, termasuk kebutuhan dasar seperti makanan dan waktu istirahat.
    “Normal-normal aja sih. Latihan juga sewajarnya dan mereka juga rasanya senang begitu. Tiap libur pun mereka bisa rekreasi, hari Senin kan libur latihan, diajak ke pantai, ke mal, belanja-belanja, biasa aja,” kata dia.
    Kini, ia bertugas bersama dua rekan lainnya sebagai penjaga harimau di TSI. Meski tak lagi tampil di arena, ia tetap berada di lingkungan yang sama dengan para pemain sirkus.
    “Itu tempatnya satu arena, berarti bergantian,” ujarnya, menjelaskan bagaimana atraksi harimau dan pertunjukan sirkus bergiliran berlangsung di satu lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pesona Kebun Mawar Situhapa, Wisata Alam Cantik dan Asri di Garut untuk Bersantai

    Pesona Kebun Mawar Situhapa, Wisata Alam Cantik dan Asri di Garut untuk Bersantai

    Liputan6.com, Bandung – Garut menyimpan keindahan alam yang masih alami dan menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin bersantai dan melepas penat dari kesibukan kota. Daerah ini dikelilingi oleh pegunungan, perbukitan, serta area persawahan yang hijau.

    Selain itu, Garut menghadirkan suasana tenang yang menyejukkan jiwa sehingga tidak heran jika Garut dijuluki sebagai “Swiss van Java” karena pesonanya yang memikat. Salah satu daya tarik utama Garut adalah keberadaan wisata alam seperti gunung dan kawah yang memesona.

    Gunung Papandayan misalnya menjadi destinasi favorit para pendaki pemula maupun profesional. Kawah Papandayan menyuguhkan pemandangan kawah belerang aktif yang eksotis lengkap dengan hamparan bunga edelweiss yang mekar.

    Selain itu, udara sejuk dan jalur pendakian yang relatif bersahabat membuat tempat ini cocok untuk liburan bersama keluarga atau teman-teman pecinta alam. Tak hanya gunung, Garut juga memiliki wisata air yang menakjubkan.

    Kemudian ada juga air terjun seperti Curug Orok dan Curug Sanghyang Taraje dua air terjun yang menghadirkan suasana alami dengan aliran air jernih dari pegunungan cocok bagi mereka yang ingin menyatu dengan alam sambil berfoto atau bermain air.

    Garut juga menawarkan kawasan wisata yang dikelola cukup baik untuk dinikmati para wisatawan. Baru-baru ini terdapat destinasi wisata menarik untuk bersantai dengan pemandangan cantik yaitu Kebun Mawar Situhapa.

  • Disdukcapil Kabupaten Bandung: Program IKD Perlu Diperkuat Kepres
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 April 2025

    Disdukcapil Kabupaten Bandung: Program IKD Perlu Diperkuat Kepres Bandung 25 April 2025

    Disdukcapil Kabupaten Bandung: Program IKD Perlu Diperkuat Kepres
    Tim Redaksi
    BANDUNG, KOMPAS.com
    – Kepala Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (
    Disdukcapil
    ) Kabupaten Bandung, Yadi Abdurahman, menyatakan bahwa program
    Identitas Kependudukan Digital
    (
    IKD
    ) perlu diperkuat melalui Keputusan Presiden (Kepres) agar penerapannya lebih optimal dan diikuti oleh seluruh institusi.
    “Kenapa perlu? Agar institusi yang lain itu mengikuti kebijakannya, paling tidak fungsi dari IKD juga,” kata Yadi saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (24/4/2025).
    Program IKD yang mulai disosialisasikan sejak 2022 oleh Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) saat ini masih belum menjangkau seluruh elemen masyarakat, terutama di wilayah yang kesadaran digitalnya belum merata.
    Meski demikian, Disdukcapil Kabupaten Bandung telah melakukan sosialisasi aktif dengan mendatangi berbagai lokasi, termasuk pabrik, kampus, dan sekolah.
    “Jadi untuk mendukung itu ada kegiatan Dukcapil datang ke pabrik, ke kampus, untuk melakukan perekaman, aktivasi IKD di sana, termasuk di sekolah. Karena ada pelajar yang mendekati usia 17 tahun disebut PRR, jadi dia bisa dapat KTP fisik dan digital,” ujarnya.
    Yadi menjelaskan bahwa pemanfaatan IKD sejauh ini masih terbatas, di antaranya untuk layanan perbankan yang baru diterapkan di beberapa bank seperti BRI dan BSI. Pihaknya berharap lebih banyak lembaga mengikuti langkah tersebut.
    “Jadi kalau pihak banknya mau nasabah baru, seharusnya jangan ditanya KTP fisiknya, tapi cukup KTP digital saja. Jadi artinya masyarakat dipaksa untuk berganti dari KTP fisik ke digital. Kalau yang baru pihak BNI, yang lainnya perlu didorong juga,” katanya.
    Ia juga menambahkan bahwa warga yang sudah mengaktifkan IKD tidak perlu khawatir jika KTP fisik mereka hilang.
    “Misalnya KTP fisik nggak perlu lagi khawatir, maka cukup dengan KTP digital saja,” ujarnya.
    Yadi berharap penguatan kebijakan melalui Kepres bisa memperluas adopsi IKD di seluruh sektor pelayanan publik maupun swasta.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ratu Zakiyah–Najib Hamas Menang Telak 75 Persen Suara di PSU Pilkada Serang
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 April 2025

    Ratu Zakiyah–Najib Hamas Menang Telak 75 Persen Suara di PSU Pilkada Serang Bandung 25 April 2025

    Ratu Zakiyah–Najib Hamas Menang Telak 75 Persen Suara di PSU Pilkada Serang
    Tim Redaksi
    SERANG, KOMPAS.com
    – Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Serang, Banten, menyelesaikan rekapitulasi hasil pemungutan suara ulang (PSU)
    Pilkada Serang
    pada Kamis (24/4/2025) malam.
    Hasilnya, pasangan calon nomor urut 2, Ratu Rachmatu Zakiyah dan Najib Hamas, unggul telak dengan perolehan 583.971 suara.
    Sementara itu, pasangan nomor urut 1, Andika Hazrumy dan Nanang Supriatna, memperoleh 185.352 suara.
    “Jumlah perolehan suara nomor urut 1 sebanyak 24,9 persen, kemudian pasangan nomor urut 2 mencapai 75,1 persen,” ujar Ketua KPU Kabupaten Serang, Muhamad Nasehudin, kepada wartawan di Hotel Forbis, Serang.
    Berdasarkan hasil rekapitulasi, jumlah suara sah tercatat sebanyak 769.323, sedangkan suara tidak sah mencapai 21.134. Total pemilih yang hadir di tempat pemungutan suara (TPS) pada 19 April 2025 sebanyak 790.457 orang.
    Namun, partisipasi pemilih mengalami penurunan dibandingkan pemungutan suara pada 27 November 2024.
    “Memang mengalami penurunan dibandingkan dengan hasil pemungutan di 27 November 2024 dari 76,3 persen menjadi 64,4 persen,” kata Nasehudin.
    “Jadi ada sekitar 9 persen penurunan atau sekitar 100 ribu pemilih yang tidak menggunakan hak pilihnya,” sambungnya.
    Nasehudin menambahkan, setelah rekapitulasi selesai, KPU akan menunggu selama tiga hari untuk mengetahui apakah terdapat gugatan dari pasangan calon ke Mahkamah Konstitusi (MK).
    “Jika ternyata tidak ada gugatan atau sengketa, maka kami akan melaksanakan proses tahapan penetapan calon terpilihnya,” ujar dia.
    Sebagai catatan, berita acara rapat dan sertifikat hasil rekapitulasi tingkat kabupaten telah ditandatangani oleh saksi dari kedua pasangan calon yang hadir.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Taman Safari Indonesia Bantah Isu Bunker Penyiksaan, Sebut Bangunan Itu Rumah Pendiri Sirkus OCI
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 April 2025

    Taman Safari Indonesia Bantah Isu Bunker Penyiksaan, Sebut Bangunan Itu Rumah Pendiri Sirkus OCI Bandung 25 April 2025

    Taman Safari Indonesia Bantah Isu Bunker Penyiksaan, Sebut Bangunan Itu Rumah Pendiri Sirkus OCI
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Manajemen Taman Safari Indonesia (TSI), Bogor, Jawa Barat, angkat suara terkait isu keberadaan bunker yang disebut sebagai tempat penyiksaan para mantan pemain Oriental Circus Indonesia (OCI). Bangunan tersebut ternyata merupakan rumah pribadi pendiri OCI, Hadi Manansang.
    Direktur TSI, Aswin Sumampau, secara langsung memperlihatkan lokasi yang dimaksud, yang berada di dalam area Taman Safari. Rumah dua lantai itu terletak di balik rerimbunan pohon, tak jauh dari lokasi pertunjukan harimau (Tiger Show), dan hanya dapat diakses melalui jalan kecil yang tidak dilalui pengunjung umum. Jaraknya sekitar 10 menit berkendara dari pintu masuk TSI.
    “Rumah ini adalah rumah pribadi Hadi Manansang. Lantai atas rumah pribadi tempat berkumpul keluarga dan para pemain OCI tahun 90-an,” ujar Aswin saat mendampingi peninjauan lokasi.
    Bangunan berlantai dua tersebut memiliki 24 kamar dengan ukuran masing-masing sekitar 4×4 meter persegi. Dari luar, rumah tampak seperti bangunan tua, dengan pintu masuk di lantai atas yang agak tersembunyi karena terhalang pembatas jalan.
    Begitu memasuki rumah, terdapat ruang tamu dan deretan kamar yang sebagian besar terkunci. Di ruangan yang dulunya digunakan untuk berkumpul ini, terlihat meja makan, kursi kayu, wastafel, serta dinding yang dipenuhi foto-foto lawas pemain OCI dan sejumlah patung harimau di sudut ruangan.
    Bagian bawah rumah yang dituding sebagai lokasi bunker penyiksaan disebut Aswin sebagai area dapur dan tempat latihan pemain sirkus. Ruang latihan berukuran cukup luas dan dikelilingi cermin di dinding, yang digunakan para pemain untuk mengoreksi gerakan tubuh saat latihan akrobat.
    “Di lantai bawah ini tempat mereka masak dan untuk makan di lantai atas. Banyak kamar juga di sini, tempat tinggal mereka lengkap dengan ruangan, kamar, dan lemari,” jelas Aswin.
    Pantauan Kompas.com menunjukkan tidak adanya peralatan latihan yang tersisa di ruangan tersebut. Hanya terdapat lemari, meja tua, serta sejumlah foto pemain OCI yang dipajang di dinding. Tidak ditemukan struktur yang menyerupai bunker seperti yang disebutkan oleh sejumlah pihak.
    Menurut informasi dari TSI, rumah ini digunakan oleh pemain dan staf OCI hingga sirkus tersebut dibubarkan pada 2019. Sejak itu, rumah tidak lagi digunakan secara aktif, dan kini hanya dihuni oleh dua orang pemain akrobat TSI.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bangunan Eks Tempat Tinggal Pemain Sirkus OCI Disebut "Bunker Penyiksaan", Ini Penampakannya
                
                    
                        
                            Bandung
                        
                        25 April 2025

    Bangunan Eks Tempat Tinggal Pemain Sirkus OCI Disebut "Bunker Penyiksaan", Ini Penampakannya Bandung 25 April 2025

    Bangunan Eks Tempat Tinggal Pemain Sirkus OCI Disebut “Bunker Penyiksaan”, Ini Penampakannya
    Tim Redaksi
     
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Sebuah bangunan berlantai dua yang terletak di kawasan Taman Safari Indonesia (TSI), Bogor, Jawa Barat, disebut-sebut sebagai “bunker penyiksaan” oleh sejumlah mantan pemain
    sirkus
    Oriental Circus Indonesia (OCI).
    Bangunan yang kini tampak sepi itu sebelumnya menjadi tempat tinggal dan latihan bagi para pemain
    sirkus OCI
    selama puluhan tahun. Lokasinya berada di balik rerimbunan pohon, tak jauh dari area pertunjukan harimau (Tiger Show), dan hanya dapat diakses melalui jalan kecil yang tidak dilalui pengunjung umum.
    Pantauan
    Kompas.com
    , bangunan ini tampak seperti rumah tua dengan 24 kamar berukuran sekitar 4×4 meter persegi. Pintu masuk berada di lantai atas dan langsung mengarah ke ruang tamu serta jejeran kamar yang sebagian besar terkunci. Di ruang tersebut, terdapat meja makan, kursi kayu, serta wastafel.
    Dinding rumah dipenuhi foto-foto lama para pemain OCI, serta beberapa patung harimau di setiap sudut ruangan. Area ini sebelumnya menjadi tempat berkumpul pemain usai latihan.
    Sementara itu, area latihan terletak di lantai bawah yang diakses melalui tangga kecil. Ruangan latihan cukup luas dengan dinding penuh cermin. Tidak terlihat lagi peralatan latihan di ruangan tersebut karena sudah tidak digunakan sejak OCI dibubarkan pada 2019.
    Jimmy (25), salah satu mantan pemain OCI yang kini tinggal di bangunan tersebut bersama temannya, Joshua (28), menegaskan bahwa tidak ada bunker penyiksaan di tempat itu.
    “Ini kamar tempat (tinggal) pemain dulu, jadi sekarang ini sudah kosong, enggak pernah dipakai lagi, hanya saya dan
    temen
    di mes ini sekarang,” ujar Jimmy.
    Ia mengaku baru mulai menempati rumah tersebut pada tahun 2020-an, saat dirinya masih diperbantukan tampil sirkus. Menurut Jimmy, ruang latihan dilengkapi cermin agar gerakan akrobat dapat terlihat dan dinilai secara visual.
    “Jadi ruangan ini udah enggak aktif (enggak digunakan) karena enggak ada lagi pemain OCI, terakhir 2015 digunakan (latihan), sekarang kita pemain akrobat langsung ke balarium latihan tempat show-nya,” kata Jimmy.
    Ia juga membantah adanya kekerasan atau penyiksaan semasa tinggal dan berlatih di sana. Menurutnya, para pemain diperlakukan dengan baik, mendapatkan jadwal istirahat, dan bahkan bisa pergi ke mal saat hari libur.
    “Tinggal dan latihan memang di sini, termasuk karyawan OCI dulu tinggal di sini juga. Jadi 2019 itu terakhir (tampil) bareng ama OCI,” ucapnya.
    Jimmy menyebut rumah tersebut awalnya dibangun oleh pendiri OCI, Hadi Manansang, sebagai tempat tinggal pribadi, lalu dimanfaatkan sebagai mes dan tempat latihan para pemain sirkus.
    “Kalau saya ikut OCI yang baru dan juga diperbantukan (tampil). Tapi sekarang main akrobat di teater Safari,” ujarnya.
    Sementara itu, Rifa’i (66), mantan pemain OCI yang bergabung sejak 1979, juga menampik adanya praktik penyiksaan seperti yang dituduhkan.
    “Selama bapak di sana, perlakuan mereka sangat baik, mendidik gitu,” ucap Rifa’i.
    Ia menjelaskan bahwa kehidupan sebagai anggota OCI berjalan normal. Ia pun menolak tuduhan adanya kekerasan terhadap satwa maupun pemain.
    “Enggak ada,” kata dia menanggapi pertanyaan soal penyiksaan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Daya Tarik Pantai Sambolo, Destinasi Wisata Alam Cantik di Anyer

    Daya Tarik Pantai Sambolo, Destinasi Wisata Alam Cantik di Anyer

    Liputan6.com, Bandung – Anyer memiliki keindahan garis pantai yang membentang luas di pesisir barat Pulau Jawa sehingga menjadikannya sebagai tempat favorit bagi wisatawan baik dari wilayah Jabodetabek maupun luar daerah.

    Pantai-pantai di Anyer menawarkan pemandangan matahari terbenam yang memukau serta suasana tenang yang cocok untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota. Selain panorama pantainya yang indah, ombak di pantai Anyer juga relatif tenang.

    Tempat ini cocok digunakan untuk berbagai aktivitas seperti berenang, bermain pasir, hingga olahraga air seperti banana boat dan snorkeling. Terdapat banyak pilihan pantai di sepanjang kawasan ini seperti Pantai Sambolo, Pantai Marbella, dan Pantai Cibeureum.

    Fasilitas penunjang seperti penginapan, restoran, dan tempat parkir pun semakin berkembang menjadikan Anyer tempat yang nyaman untuk berlibur. Anyer juga memiliki nilai sejarah terutama karena keberadaan Mercusuar Anyer yang dibangun oleh Belanda pada tahun 1885.

    Mercusuar ini menjadi salah satu daya tarik wisata yang mengingatkan kita akan letusan dahsyat Gunung Krakatau pada tahun 1883 yang berdampak besar bagi kawasan pesisir barat Banten.

    Keberadaan mercusuar ini sekaligus menambah kekayaan cerita dari kawasan Anyer yang tidak hanya indah secara visual tetapi juga penuh dengan jejak historis. Adapun dari banyaknya pantai indah di Anyer artikel ini akan membahas Pantai Sambolo.

  • Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Berangkat ke Vatikan, Bakal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    Ketua Konferensi Waligereja Indonesia Berangkat ke Vatikan, Bakal Hadiri Pemakaman Paus Fransiskus – Halaman all

    Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Bandung, Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin, berangkat ke Vatikan pada Kamis malam.

    Tayang: Jumat, 25 April 2025 00:21 WIB

    Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia

    KONFERENSI WALIGEREJA – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI), Mgr. Antonius Subianto Bunjamin, OSC bersama Sekretaris Jenderal KWI yang juga Uskup Keuskupan Bogor, Mgr. Paskalis Bruno Syukur, OFM saat konferensi pers terkait peringatan 100 KWI di Gedung KWI, Menteng, Jakarta, Jumat (17/5/2024). 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) sekaligus Uskup Bandung, Monsinyur Antonius Subianto Bunjamin, berangkat ke Vatikan pada Kamis malam, (24/4/2025). 

    Keberangkatan ke Vatikan ini untuk menghadiri pemakaman Paus Fransiskus yang dijadwalkan akan berlangsung pada Sabtu (26/4/2025), mendatang.

    Hal itu disampaikan Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo, setelah misa arwah mengenang Paus Fransiskus di Katedral Jakarta, Kamis.

    “Bapa Uskup Ketua KWI akan berangkat ke Vatikan malam ini. Beliau tidak bisa hadir karena harus cepat-cepat ke bandara supaya tidak ketinggalan pesawat malam ini,” kata Suharyo,.

    “Beliau akan mewakili Gereja Katolik Indonesia dalam upacara pemakaman Bapa Paus,” sambungnya.

    Kardinal pun menyampaikan pemakaman Paus Fransiskus akan dilaksanakan pada Sabtu dengan upacara pada pukul 10.00 waktu setempat.

    Upacara pemakaman akan dipimpin Ketua Dewan Kardinal, Giovanni Battista Re. 

    Dirinya pun mengaku tidak ikut ke Vatikan untuk menghadiri pemakaman Paus.

    Sebab, Kardinal baru akan berangkat ke Vatikan pada 4 Mei mendatang untuk Konklaf. Konklaf merupakan forum tertinggi di gereja Katolik untuk memilih Paus yang baru.

    “Saya baru akan berangkat 4 Mei untuk mengikuti konklaf,” terangnya.

    Paus akan dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore. 

    Adapun sebanyak empat orang ditunjuk Presiden Prabowo Subianto untuk menjadi utusan menghadiri pemakaman Paus Fransiskus.

    Di antaranya ada Presiden RIke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi). Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono, Menteri HAM Natalius Pigai hingga mantan Menteri ESDM Ignasius Jonan

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’1′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • UI gelar simposium bahas isu ekonomi Asia-Afrika di 70 Tahun KAA

    UI gelar simposium bahas isu ekonomi Asia-Afrika di 70 Tahun KAA

    Bandung (ANTARA) – Universitas Indonesia (UI) menggelar simposium internasional membahas isu ekonomi Asia-Afrika dalam rangka memperingati 70 tahun Konferensi Asia Afrika (KAA) dengan bekerja sama dengan Fudan University China.

    Direktur Sekolah Ilmu Lingkungan UI, Supriatna, menjelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan menghidupkan kembali semangat solidaritas Asia-Afrika guna menghadapi tantangan ekonomi global dan memperkuat posisi negara-negara berkembang di panggung internasional.

    “Tema besar simposium ini adalah semangat Asia-Afrika. Kita ingin negara-negara berkembang bisa naik kelas menjadi negara menengah dan bahkan maju, menyusul negara-negara seperti China, Jepang, dan Korea,” katanya di Bandung, Kamis.

    Supriatna mengatakan simposium juga menekankan pentingnya pengembangan masyarakat terutama dalam konteks ketimpangan ekonomi global dan dampak kebijakan negara-negara besar seperti Amerika Serikat.

    Dia mengatakan UI berkomitmen memperkuat peran perguruan tinggi dalam diplomasi antarnegara melalui kerja sama pendidikan, riset, serta pertukaran pelajar dan dosen. Jaringan kerja sama tersebut tidak hanya melibatkan negara-negara Asia dan Afrika, tetapi juga meluas ke Eropa, Australia, dan Amerika.

    “Kami telah menjalin jejaring dengan universitas-universitas ternama seperti Fudan University yang masuk dalam 30 besar QS World University Rankings. Ini bentuk nyata komitmen kami untuk mendorong kemajuan negara-negara berkembang,” ujarnya.

    Simposium ini juga diharapkan menghasilkan rekomendasi kebijakan yang dapat diterapkan pemerintah daerah dan pusat, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    Ia menambahkan UI sendiri telah membentuk berbagai pusat kajian strategis seperti Pusat Indonesia-Tiongkok dan pusat kajian kawasan Asia-Afrika.

    Lebih lanjut Supriatna juga menyoroti pentingnya membangun kerja sama ekspor dengan negara-negara Afrika, serta pentingnya pertukaran ilmu antara mahasiswa Afrika dan Indonesia yang kini sudah mulai berjalan melalui program beasiswa.

    “Harapannya Asia dan Afrika bisa kompak dalam hal ekonomi dari pengaturan tarif, pajak, hingga kebijakan perdagangan. Semangat simposium ini mengarah pada pembangunan ekonomi masyarakat secara kolektif,” kata dia.

    Pewarta: Rubby Jovan Primananda
    Editor: Riza Mulyadi
    Copyright © ANTARA 2025