kab/kota: bandung

  • 5
                    
                        Debat dengan Aura Cinta soal Perpisahan Sekolah, Dedi Mulyadi: Anda Miskin, Jangan Sok Kaya!
                        Bandung

    5 Debat dengan Aura Cinta soal Perpisahan Sekolah, Dedi Mulyadi: Anda Miskin, Jangan Sok Kaya! Bandung

    Debat dengan Aura Cinta soal Perpisahan Sekolah, Dedi Mulyadi: Anda Miskin, Jangan Sok Kaya!
    Editor
    KOMPAS.com –
    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi terlibat perdebatan dengan seorang remaja wanita lulusan SMA asal Bekasi, Jabar, bernama
    Aura Cinta
    dalam sebuah pertemuan.
    Video pertemuan ini diunggah melalui akun YouTube resmi Dedi Mulyadi pada 26 April 2025.
    Aura hadir bersama ibunya dan sejumlah warga lain, yang merupakan korban penggusuran rumah di bantaran Sungai Bekasi.
    Dalam dialog itu, Aura mempersoalkan kebijakan pelarangan acara perpisahan sekolah yang diterapkan oleh pemerintah daerah.
    “Kalau tanpa perpisahan, emang kehilangan kenangan? Kenangan bukan pada saat perpisahan, tapi kenangan indah itu saat proses belajar selama tiga tahun,” ujar Dedi.
    “Enggak juga sih, Pak. saya ngerasa udah lulus. Kalau gak ada perpisahan, kita tuh gak bisa ngumpul bareng atau ngerasin interaktif sama teman gitu,” ujar Aura.
    Aura menilai, wisuda atau acara perpisahan tetap penting sebagai bentuk kenangan bersama teman-teman, meski dengan biaya yang minimal.
    Namun Dedi menegaskan, kebijakan melarang perpisahan dan study tour diberlakukan untuk meringankan beban orangtua siswa.
    Ia menyebutkan bahwa wisuda seharusnya hanya dilakukan di tingkat perguruan tinggi, bukan di TK, SMP, atau SMA.
    “Rumahnya di bantaran kali, tapi sekolah mau gaya-gayaan ada wisuda. Rumah aja nggak punya,” kata Dedi.
    Dalam perdebatan tersebut, Aura menyampaikan bahwa perpisahan di sekolahnya, SMAN 1 Cikarang Utama, hanya dikenakan biaya sekitar Rp 1 juta.
    Ibunya pun mengaku setuju membayar demi membangun mental anak, meski Dedi menilai hal tersebut membebani keluarga yang secara ekonomi belum mapan.
    Dedi mengingatkan, fokus utama seharusnya adalah menghemat pengeluaran untuk masa depan, bukan untuk keperluan seremonial.
    Ia juga menyoroti bahwa warga yang tinggal di bantaran sungai seharusnya lebih mengutamakan kebutuhan dasar seperti tempat tinggal daripada biaya perpisahan sekolah.
    “Kalau demi anak, jangan tinggal di bantaran sungai,” tegas Dedi.
    Namun, Aura tetap kekeh bahwa perpisahan harus dilakukan
    “Enggak gitu, Pak. kan saya waktu dibikin video Tiktok itu kan captionnya bukan untuk meminta kerohiman atau apa pun, saya cuma minta keadilan aja,” ujar Aura.
    “Waktu digusur itu gak ada musyawarah, cuma ada Satpol PP datang,” ujar Aura menjelaskan terkait rumahnya yang dirobohkan.
    Dedi kemudian bertanya bagaimana jika negara meminta agar Aura membayar uang sewa di tanah yang mereka tempati. 
    “Saya balik, tinggal di tanah orang lain harus bayar gak sama yang punya tanah? Kalau saya balik nuntut, pemdanya nya minta tagihan dihitung beberapa tahun ke belakang bayar tiap tahun,” ujar Dedi.
    “Bapak kan bisa lihat dulu latar belakang saya, saya miskin atau gak, mampu bayar atau enggak,” ujar Aura.
    “Kamu miskin gak?” tanya Dedi.
    “Iya, saya mengakui,” ujar Aura.
    “Kenapa miskin pengen hidup bergaya, sekolah harus ada perpisahan? kan kamu merasa miskin. kenapa orang miskin gak merasa prihatin?” ujar Dedi.
    Aura kembali menegaskan bahwa dia tidak menolak kebijakan melarang perpisahan, tapi dia ingin perpisahan tetap diperbolehkan asal dengan biaya yang kecil.
    “Apa pun itu saya mendukung, cuma jangan dihapus, Pak, gak semuanya bisa terima. Terus kalau wisuda dihapus, dan bapak juga minta pajak saya, saya miskin,” ujar Aura.
    “Bukan minta pajak, saya balik, Anda miskin, tapi jangan sok kaya. Orang miskin itu prihatin membangun masa depan. Seluruh pengeluaran ditekan, digunakan untuk masa depan, bisnis, pengembangan mandiri, lah ini rumah gak punya, tinggal di bantarang sungai,” ujar Dedi.
    Dalam forum tersebut, mayoritas warga menyatakan setuju dengan kebijakan penghapusan acara wisuda dan study tour karena alasan keadilan dan keringanan biaya.
    Dedi tetap menawarkan solusi, yaitu membolehkan siswa mengadakan acara perpisahan secara mandiri tanpa melibatkan sekolah, agar tidak ada pungutan resmi yang membebani orangtua maupun sekolah.
    “Bikin aja sendiri, kumpul-kumpul teman, tapi jangan melibatkan sekolah,” ujar Dedi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Detik-detik Yuke Dewa 19 Tabrak Anak di Tasikmalaya, Saksi Sebut Jeep Ngebut
                        Bandung

    4 Detik-detik Yuke Dewa 19 Tabrak Anak di Tasikmalaya, Saksi Sebut Jeep Ngebut Bandung

    Detik-detik Yuke Dewa 19 Tabrak Anak di Tasikmalaya, Saksi Sebut Jeep Ngebut
    Tim Redaksi
    TASIKMALAYA, KOMPAS.com
    – Basis
    Dewa 19
    ,
    Yuke Sampurna
    , menabrak seorang anak kecil hingga terluka parah dan tak sadarkan diri di Jalan Raya Cikalong, Desa Sindangjaya, Kecamatan Cikalong, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, Senin (21/4/2025).
    “Iya, itu kejadiannya minggu kemarin, hari Senin sore. Awalnya tidak tahu itu Yuke Dewa-19. Tapi, saat dia antar anak itu ke puskesmas sambil menggendong korban, para warga baru tahu. Warga sempat marahi Yuke, karena bawa mobilnya ngebut,” jelas Endang (43), warga setempat yang menjadi saksi mata, saat dihubungi lewat telepon, Senin (28/4/2025).
    Menurut Endang, saat kejadian, Yuke tengah melaju dengan mobil Jeep tuanya dari arah Cipatujah menuju Pangandaran lewat Jalur Selatan Tasikmalaya yang terkenal lurus dan mulus akibat betonisasi.
    Di tengah perjalanan, mobilnya menabrak seorang anak yang sedang bermain dan hendak menyeberang jalan, tepat di depan sebuah bengkel di Desa Sindangjaya.
    Video mengenai insiden ini sempat viral di media sosial, setelah warga merekam momen Yuke membopong anak yang tak sadarkan diri usai kecelakaan. Awalnya, warga tidak mengenali Yuke sebagai artis. Identitasnya baru diketahui saat ia membawa korban ke puskesmas.
    Setelah mengantarkan korban berobat, Yuke juga memberikan santunan Rp 10 juta kepada orangtua korban, Emis, serta membelikan seekor domba untuk acara akikah dan doa kesembuhan.
    “Yuke menanggung semua pengobatan korban sampai pulih. Yuke juga hadir saat acara yasinan dan akikah di rumah korban. Sekarang korbannya sudah pulang dan dirawat di rumah,” tambah Endang.
    Kepala Polsek Cineam Polres Tasikmalaya, AKP Dede Darmawan, membenarkan mengenai insiden tersebut.
    “Betul, kejadiannya Senin pekan lalu, tanggal 21 April. Pengemudi langsung berkomunikasi dengan keluarga korban. Kasusnya ditangani langsung Satlantas,” ujar Dede singkat saat dihubungi melalui telepon, Senin (28/4/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Serap Aspirasi Dapil, Dede Yusuf: Tidak Mau Terjebak Medsos

    Serap Aspirasi Dapil, Dede Yusuf: Tidak Mau Terjebak Medsos

    JABAR EKSPRES – Anggota MPR RI Dede Yusuf Macan Effendi turut terjun ke lapangan untuk menyerap aspirasi warga. Kali ini dilakukan di Kecamatan Cangkuang, Kabupaten Bandung, Senin (28/4/2025).

    Kegiatan itu jadi kesempatan emas bagi warga maupun politikus Partai Demokrat tersebut. Warga bisa menyampaikan keluh kesah terkait pelaksanaan pemerintahan, sedangkan Dede Yusuf bisa memboyong berbagai aspirasi itu ke Senayan.

    Itu nanti bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan atau masukan kepada pemerintah dalam pengambilan kebijakan. Berbagai aspirasi disampaikan warga dalam kesempatan di Aula Outdoor Graha Tata Rancage itu.

    BACA JUGA:Isu Pendidikan Masih Jadi Aspirasi Strategis di Reses DPRD

    Mulai dari persoalan makan bergizi gratis (MBG), pertanahan, ketahanan pangan, tata ruang wilayah, dan peran legislatif di daerah. “Ini aspirasi penting bagi kami,” terangnya.

    Dalam kesempatan itu, Dede Yusuf juga sempat disinggung lantaran tidak membuat aksi viral sebagaimana politisi yang lain. Iapun menjelaskan bahwa, pihaknya punya prinsip sendiri. Dia tidak mau terjebak dan diperbudak oleh media sosial. Kiprahnya di parlemen dilakukan sewajar mungkin.

    “Saya punya aliran berbeda. Saya tidak mau terjebak oleh media sosial agar viral. Sebab, segala sesuatu yang viral pada akhirnya bisa saja jadi jebakan juga,” kata pria yang sempat duduk sebagai wakil Gubernur Jabar periode 2008-2013 itu.

    Bagi Dede Yusuf, ramai atau viral di media sosial belum tentu kuat di daerah pemilihan. Karena itulah ia lebih memilih bertahan dengan caranya sendiri untuk menjaga dan mendulang suara di dapil.

    BACA JUGA:Aspirasi DPRD Jabar Belum Sepenuhnya Masuk Realokasi Anggaran

    Sebab yang jadi pengikut dan melihat konten di medsos sangat beragam. “Belum tentu warga konstituen kita. Saya lebih fokus menggarap dan merawat konstituen di daerah pemilihan,” jelasnya.

    Oleh karena itu, kepada anggota DPRD yang hadir, Dede Yusuf berpesan untuk serius merawat konstituen. “Program dan dana pokir harus dinikmati oleh warga di dapil masing-masing,” tegasnya.

    Ada tujuh legislator daerah yang hadir di acara tersebut. Salah satunya Saeful Bachri dari DPRD Provinsi Jabar.(son)

  • Selangkah Menuju Juara, Persib Hanya Butuh 4 Poin Lagi

    Selangkah Menuju Juara, Persib Hanya Butuh 4 Poin Lagi

    JABAR EKSPRES – Pelatih Persib, Bojan Hodak, tak ingin berlama-lama merayakan kemenangan timnya atas PSS Sleman di pekan ke-30 Liga 1 2024/2025.

    Seusai membawa Pangeran Biru menang meyakinkan 3-0 di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Sabtu (26/4/2025), Hodak langsung mengalihkan fokus untuk laga berat berikutnya melawan Malut United di Ternate, Jumat (2/5/2025) mendatang.

    Pada pertandingan tersebut, Persib tampil dominan lewat gol-gol dari Gustavo Franca (20′) dan dua gol Tyronne del Pino (49′ dan 57′).

    Kemenangan ini memperkokoh posisi Persib di puncak klasemen dengan selisih 11 poin dari Dewa United.

    BACA JUGA: Pamit dari Persib, Lawan PSS jadi Laga Terakhir Ciro Alves di Liga 1?

    Meski puas, Hodak mengakui bahwa laga tidak mudah, terutama sebelum gol pertama tercipta.

    “Setelah kami mencetak gol pertama, permainan jadi lebih terbuka. Di babak kedua, kami mengandalkan serangan balik, dan itu berjalan sesuai rencana,” ujar Hodak.

    Pelatih asal Kroasia itu juga menekankan pentingnya memantau kondisi pemain jelang lawatan ke Ternate, mengingat Malut United bukan lawan sembarangan.

    “Mereka tidak terkalahkan dalam 12 pertandingan terakhir dan memiliki banyak pemain berkualitas. Kami harus benar-benar siap,” tegasnya.

    Di sisi lain, Gervane Kastaneer, juga menyerukan agar rekan-rekannya tetap fokus dan tidak cepat berpuas diri.

    BACA JUGA: Gegara Lempar Benda ke Arah Wasit, Rudiger Terancam Absen Panjang!

    “Kami memang meraih kemenangan penting, tapi perjuangan belum selesai. Masih ada empat poin lagi yang harus kami kejar untuk mengunci gelar,” ujar Kastaneer.

    Ia menegaskan bahwa kemenangan atas PSS hanyalah satu langkah kecil menuju tujuan besar mereka.

    “Pekan depan kami akan melawan Malut, dan kami ingin segera menuntaskan misi ini,” tutupnya.

  • Pemkot Bandung Siap Tindak Tegas Pungutan Ilegal Retribusi Sampah di Pasar Gedebage

    Pemkot Bandung Siap Tindak Tegas Pungutan Ilegal Retribusi Sampah di Pasar Gedebage

    JABAR EKSPRES – Pemerintah Kota Bandung akhirnya turun tangan dalam menangani krisis pengelolaan sampah di Pasar Gedebage, setelah tumpukan sampah di lokasi tersebut mencapai 1.120 meter kubik dan terus bertambah sekitar 20 ton setiap harinya.

    Wali Kota Bandung, Farhan, menyampaikan bahwa pihaknya langsung terjun ke lapangan untuk melihat kondisi terkini. Ia memastikan bahwa penanganan darurat sedang dilakukan dengan bantuan tambahan alat berat dan personel dari Pemprov Jawa Barat.

    “Alhamdulillah, sudah ada solusi. Seluruh sampah akan diangkut dengan ritase truk yang tersedia,” ujar Farhan di Balai Kota Bandung, Senin (28/4).

    Kondisi semakin memprihatinkan karena sebagian besar alat pengolahan sampah di pasar tersebut tidak berfungsi. Mesin pengolah rusak, biodigester mati, hingga sistem pencacahan berhenti total.

    Lebih mengejutkan lagi, muncul dugaan pungutan liar terhadap pedagang pasar. Retribusi pengelolaan sampah tetap dipungut meski tidak ada proses pengolahan yang berjalan. Pemkot pun berjanji akan menindak tegas praktik tersebut.

    “Kita tidak bisa membiarkan ini terus berlangsung. Penegakan hukum akan dilakukan bekerja sama dengan Polrestabes Bandung. Laporan resmi sudah disiapkan oleh PD Pasar,” tegas Farhan.

    Dari audit awal, kerugian yang ditimbulkan akibat praktik ini diperkirakan mencapai miliaran rupiah sejak Desember 2024. Dengan iuran sebesar Rp5.000 per hari dari sekitar 700 pedagang, potensi perputaran uang bisa mencapai Rp3,5 juta per hari atau lebih dari Rp100 juta per bulan.

    “Walaupun belum final, indikasi ini harus ditindaklanjuti serius. Dugaan korupsi dalam pengelolaan sampah tidak bisa dibiarkan,” tambahnya.

    Sebagai langkah korektif, Pemkot Bandung akan mengambil alih penuh pengelolaan sampah di Pasar Gedebage. Nantinya, pengelolaan akan dijalankan langsung oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Dinas Sumber Daya Air Kota Bandung, bekerja sama dengan Pemprov Jawa Barat.

    Dalam penanganan darurat ini, dibutuhkan waktu dua hingga tiga hari untuk mengangkut seluruh tumpukan sampah dengan sekitar 40 ritase truk per hari menuju TPA Sarimukti. Farhan juga mengingatkan bahwa proses pengangkutan harus ekstra hati-hati karena tumpukan sampah berpotensi menghasilkan gas metana.

    “Kami mengajak warga untuk bersabar. Penanganan ini demi kebaikan bersama,” katanya.

  • Dukung UMKM Naik Kelas, Pemerintah Siap Salurkan KUR Senilai Rp300 Triliun!

    Dukung UMKM Naik Kelas, Pemerintah Siap Salurkan KUR Senilai Rp300 Triliun!

    JABAR EKSPRES – Pemerintah melalui perbankan telah menyiapkan pembiayaan berupa kredit usaha rakyat (KUR) sebesar Rp300 triliun. Itu sebagai dukungan terhadap pelaku usaha mikro, kecil, dan menangah (UMKM) naik kelas.

    Dari alokasi dana itu, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) mendapat jatah Rp175 triliun. Bank plat merah itu memastikan KUR disalurkan ke sejumlah sektor strategis.

    Hal itu disampaikan Corporate Secretary BRI Agustya Hendy Bernadi. “Pertanian menjadi sektor dengan penyaluran terbesar mencapai Rp18,09 triliun,” ujarnya, dikutip Senin (28/4/2025).

    BACA JUGA:Dorong Stabilitas Harga dan Perkembangan UMKM Lokal, Pemkot Bandung Bakal Gelar Bazar Murah Tiap Triwulan 

    Hingga akhir triwulan I 2025, BRI telah menyalurkan KUR senilai Rp42,23 triliun kepada 975 ribu debitur UMKM. Itu setara 24,13 persen dari alokasi perseroan tahun ini.

    Menurut Hendy, penyaluran ini mampu mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan nasional. Hal itu tercermin dari penyaluran KUR sebanyak 62,43 persen ke sektor produksi.

    Selain itu, dia juga memastikan bahwa dalam penyaluran KUR pihaknya menerapkan manajemen risiko yang prudent. Per Maret 2025, rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) tercatat 2,29 persen. Dengan demikian, portofolio masih sehat dan pengelolaan risiko yang optimal.

    Ia juga menyakini ini meruapakn strategi perseroan dalam memperluas pembiayaan yang inklusif.

    BACA JUGA:Realisaasi Penghapusan Piutang UMKM Didepan Mata, Tembus Rp15,5 Tiliun!

    “BRI meyakini bahwa pembiayaan yang tepat sasaran dapat menciptakan multiplier effect yang signifikan, khususnya dalam mendorong kemandirian usaha dan membuka lapangan pekerjaan,” ujarnya.

    Kemudian di sektor pertanian, kata dia, penyaluran KUR merupakan strategi BRI dalam mendukung ketahanan pangan nasional. Ini mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara berkelanjutan. Serta mendukung upaya pemerintah untuk mewujudkan swasembada pangan.

    “Hal ini sekaligus menunjukkan peran BRI dalam membangun fondasi ekonomi nasional yang tangguh dan inklusif,” jelasnya.

  • Yayasan Bodong Kebagian Miliaran, Dana Hibah Pendidikan Dihentikan!

    Yayasan Bodong Kebagian Miliaran, Dana Hibah Pendidikan Dihentikan!

    JABAR EKSPRES – Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara penyaluran dana hibah untuk yayasan pendidikan, termasuk yang berbasis agama.

    Keputusan ini diambil setelah ditemukan banyak penyimpangan dalam penggunaan dana yang seharusnya meningkatkan kualitas pendidikan, namun justru diselewengkan.

    “Saya tidak ingin dana hibah hanya dinikmati segelintir pihak. Ini harus dihentikan dulu. Ke depan, bantuan akan diberikan berdasarkan program pembangunan yang terukur, bukan karena kedekatan politik atau sekadar aspirasi,” tegas Dedi saat memberikan keterangan di Bandung, Minggu (27/4) kemarin.

    Dedi mencontohkan kasus mencengangkan di mana sebuah yayasan pendidikan yang belum terverifikasi bisa mendapatkan kucuran dana hingga miliaran rupiah, padahal tidak jelas penggunaannya.

    BACA JUGA: Atasi Kemacetan, Dedi Mulyadi Janjikan Bangun Underpass Pasar Citayam Kota Depok di 2026

    Temuan seperti ini membuat sistem hibah terkesan tidak adil dan rawan disalahgunakan.

    Sebagai tindak lanjut, Pemprov Jabar akan menunggu proses verifikasi institusi pendidikan yang kini sedang dilakukan Dinas Pendidikan dan Kanwil Kementerian Agama Jabar.

    “Langkah ini sudah mendapat dukungan penuh dari DPRD Jabar,” tambahnya.

    Meski begitu, Dedi tetap membuka peluang bantuan untuk pembangunan madrasah ibtidaiyah dan tsanawiyah yang berada di bawah kewenangan Kemenag kabupaten/kota, asalkan memiliki data siswa yang jelas dan akuntabel.

    BACA JUGA: Jaga Iklim Investasi, Satgas Anti Premanisme Bentukan Dedi Mulyadi di Dukung Ketua Komisi III DPR RI

    “Kalau ada madrasah yang memang butuh dan datanya jelas, Pemprov siap bantu. Tapi saya tidak mau ada lagi penyalahgunaan. Data resmi dari Kemenag Jabar yang akan jadi acuan,” kata Dedi.

    Tak hanya soal dana, Dedi juga menyoroti perlunya reformasi menyeluruh di dunia pendidikan Jabar, termasuk sistem penerimaan siswa baru yang kerap menimbulkan polemik, khususnya di jenjang SMA dan Madrasah Aliyah.

  • Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Thailand Gelar Diplomasi Kuliner

    Rayakan 75 Tahun Hubungan Diplomatik, Indonesia-Thailand Gelar Diplomasi Kuliner

    JAKARTA – Merayakan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia dengan Thailand, kedua negara menggelar kegiatan diplomasi kuliner, bagian dari “Indonesia Gastrodiplomacy Series” yang diinisiasi oleh Kementerian Luar Negeri RI.

    Kegiatan bertajuk “Gastrodiplomacy Journey: Immersive Culinary Experiences of Indonesia and Thailand” ini digelar di Pendopo Balai Kota Bandung, Jawa Barat, Sabtu 27 April.

    Acara yang menyoroti peran penting gastronomi sebagai alat diplomasi dan jembatan budaya ini dihadiri oleh Duta Besar Kerajaan Thailand untuk Republik Indonesia Prapan Disyatat.

    “Kementerian Luar Negeri meluncurkan “Indonesia Gastrodiplomacy Series” pada tahun 2023, sebuah program yang dirancang untuk meningkatkan peran gastronomi Indonesia sebagai alat diplomasi yang kuat, yang melampaui batas dan memupuk persatuan. Dengan merayakan tradisi kuliner Indonesia dan Thailand, kita tidak hanya menghormati warisan bersama, tetapi juga membuka jalan untuk kolaborasi yang lebih dalam dan kontak antar masyarakat yang lebih dekat,” jelas Direktur Jenderal Informasi dan Diplomasi Publik Kemlu RI Siti Nugraha Mauludiah dalam pembukaan.

    Dihadiri lebih dari 100 peserta, Dengan jumlah peserta yang melebihi 100 orang, termasuk perwakilan dari korps diplomatik, acara ini menampilkan Gastrodiplomacy Talks dan Live Cooking Session.

    Sesi Gastrodiplomacy Talks memberikan wawasan dan pengalaman yang berharga tentang peran gastronomi dalam diplomasi, warisan kuliner, dan inovasi. Secara khusus, Kumtornpol Buapatch dari Thai Trade Center di Jakarta memaparkan mengenai inisiatif diplomasi kuliner Thailand yang proaktif guna memperkenalkan makanan Thailand kepada dunia internasional.

    Sementara itu, pendiri Javara Indonesia Helianti Hilman membahas upaya pelestarian tradisi pangan lokal dan praktik berkelanjutan.

    Sedangkan sejarawan kuliner dari Universitas Padjadjaran Fadly Rahman, memperkaya diskusi dengan analisis mengenai peran penting makanan dalam membentuk narasi budaya.

    Menambah semarak acara, demonstrasi memasak langsung (live cooking) yang dipandu oleh Chef Howard dari Jack Howard Dining, Chef Vilailak Nilkham dari Charm Thai dan Chef Ilham dari Altero Bistronomie berhasil menyita perhatian peserta.

    Tak lupa, hidangan tradisional khas Indonesia dan Thailand juga turut meramaikan acara, disajikan oleh restoran seperti Calluna All Day, Sate Khas Abah, Thai Palace dan Charm Thai.

  • Pemerhati Sejarah hingga Budayawan Cirebon Respons Pergantian Nama Gedung Negara Menjadi Bale Jaya Dewata

    Pemerhati Sejarah hingga Budayawan Cirebon Respons Pergantian Nama Gedung Negara Menjadi Bale Jaya Dewata

    “Peresmian nama baru pun saya tidak dengar ada acara khusus,” ujar Chaidir.

    Sementara itu, Budayawan Cirebon Mustakim Asteja mengatakan, gedung negara sudah lebih dari dua kali ganti nama. Sebelumnya pada zaman kolonial Belanda, gedung tersebut bernama Residentwoning Tangkil Cheribon.

    Saat Indonesia sudah merdeka, gedung tersebut berubah nama menjadi Gedong Karesidenan Cirebon, kemudian berganti lagi menjadi Gedung Negara Karesidenan Cirebon.

    Pada zaman Gubernur Ridwan Kamil, gedung tersebut berganti nama menjadi Creative Center Ahmad Juhara. Kemudian di era Gubernur Dedi Mulyadi saat ini berganti nama Kantor Gubernur Bale Jaya Dewata.

    “Mantep ceritae sejarahe nambah dawa (mantap ceritanya sejarahnya semakin panjang),” ujar Mustakim.

    Pustakawan Kasultanan Kanoman Cirebon Farihin menilai adanya miskomunikasi antara pemimpin daerah dengan sebagian seniman dan budayawan Cirebon. Namun, kata dia, dilihat dari penamaan gedung tersebut, ia mencoba memahami alasan Dedi Mulyadi mengganti nama.

    Diperkirakan, pergantian nama gedung creative center menjadi Bale Jaya Dewata karena penyesuaian dengan nama Jalan Siliwangi yang juga terdapat tempat bersejarah yakni Balai Kota Cirebon. Ia menjelaskan, Jaya Dewata adalah nama lain dari Prabu Siliwangi selain Raden Pamanah Rasa, Rajasunu dan nama lainnya berdasarkan catatan sejarah.

    “Kalau gelar resminya Prabu Guru Dewataprana, nama ayahnya Dewa Niskala. Kalau dari asal usul penamaan, sepertinya nama Bale Jaya Dewata ini ide langsung dari Pak Gubernur yang memahami tentang sosok Prabu Siliwangi,” ujarnmya.

    Sementara itu, Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi menetapkan lima kantor gubernur di berbagai wilayah di Jawa Barat. Keputusan ini didasarkan pada lima karakter budaya yang ada di provinsi tersebut, yaitu Priangan Garut, Priangan Bandung Raya, Cirebon, Purwakarta, dan Wilayah Bogor (Sunda Betawi).

    “Jawa Barat memiliki lima karakter budaya, yaitu Priangan Garut, Priangan Bandung Raya, Cirebon, Purwakarta, dan Wilayah Bogor (Sunda Betawi),” ujar Dedi Mulyadi mengutip jabarprov.go.id.

    Kelima wilayah ini pada masa lalu dikenal sebagai wilayah karesidenan atau wilayah administratif di bawah gubernur. Untuk memperkuat pelayanan dan akses masyarakat, eks kantor karesidenan tersebut kini diaktifkan kembali sebagai kantor wilayah gubernur.

    Adapun sebutan untuk kantor gubernur di lima wilayah tersebut adalah Bale Pakuan Padjadjaran di Wilayah Bogor, Bale Sri Baduga di Wilayah Purwakarta, Bale Jaya Dewata di Wilayah Cirebon, Bale Dewa Niskala di Wilayah Priangan Garut, dan Bale Pakuan di Wilayah Bandung Raya.

    Masing-masing kantor wilayah ini melayani sedikitnya tiga hingga lima kabupaten/kota yang berdekatan, guna memastikan pelayanan pemerintahan lebih merata dan mudah diakses oleh masyarakat.

  • Program Ibu Juara Mendorong Perempuan Menjadi Wirausaha – Halaman all

    Program Ibu Juara Mendorong Perempuan Menjadi Wirausaha – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Perempuan memiliki peran yang tak tergantikan dalam perekonomian Indonesia, terutama dalam sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).

    Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, perempuan mengelola lebih dari 64,5 persen UMKM di Indonesia, yang berjumlah sekitar 37 juta unit usaha.

    Namun, meskipun kontribusi mereka begitu besar, perempuan yang terlibat dalam UMKM sering menghadapi berbagai tantangan, seperti peran domestik yang harus dijalani, keterbatasan akses terhadap modal, serta kurangnya pengetahuan tentang kewirausahaan.

    CEO PT Etika Beverages Indonesia, Airil Haidi Ahmad Rafiae mengatakan, perempuan juga seringkali kesulitan untuk memperluas usaha mereka karena kurangnya kesempatan.

    “Jadi saat ini penting untuk memberdayakan perempuan dengan memberikan mereka kesempatan untuk mengembangkan usaha mikro karena tidak hanya berkontribusi pada perekonomian keluarga, tetapi juga dapat memberikan dampak positif pada kesejahteraan masyarakat,” katanya.

    Fakta ini mendorong Airil Haidi menghadirkan program Ibu Juara yang dirancang untuk membantu perempuan, khususnya ibu rumah tangga, agar mereka dapat mengatasi hambatan yang ada dan menjadi wirausaha yang sukses. 

    “Program ini bertujuan untuk menciptakan dampak sosial yang positif dan mendukung pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan,” ujar Airil.

    Program Ibu Juara  bagian  komitmen memberdayakan perempuan di Indonesia. Program ini juga bertujuan untuk meningkatkan kesadaran bahwa pemberdayaan perempuan merupakan langkah penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera dan adil.

    Dodi Afandi, Marketing Manager PT Etika Beverages Indonesia mengatakan,  menyampaikan bahwa program Ibu Juara bukan hanya sekadar inisiatif perusahaan, melainkan sebuah gerakan yang mendorong kesadaran kolektif tentang pentingnya pemberdayaan perempuan dalam ekonomi.

    “Sejak pertama kali diluncurkan, program ini telah berhasil mengajak lebih dari 400 ibu di lima kota besar Indonesia, seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Solo, dan Malang, untuk bergabung,” katanya. 

    Salah satu peserta Ibu Juara dari Jakarta, Nurul Hadiawati mengatakan, program Ibu Juara sangat membantu saya karena saya bisa berjualan dari rumah tanpa harus khawatir.

    “Selain mendapatkan penghasilan tambahan, saya tetap bisa mengurus keluarga,” katanya.