Selain Jam Malam, Dedi Mulyadi Ubah Waktu dan Hari Belajar Sekolah Jabar
Tim Redaksi
BANDUNG, KOMPAS.com
– Selain menerapkan aturan
jam malam
,
Gubernur Jawa Barat
,
Dedi Mulyadi
, bakal mengubah
jam belajar
mengajar sekolah untuk siswa tingkat dasar hingga atas menjadi lebih pagi, yaitu pukul 06.00 WIB, mulai Juni 2025.
Dedi Mulyadi juga menyeragamkan proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah yang akan berlangsung dari Senin hingga Jumat.
“Saya mengajak kepada bupati dan wali kota (para pelajar) hari belajarnya sampai hari Jumat, Sabtu-Minggu libur,” ujar Dedi Mulyadi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/5/2025).
“Sekarang SMA sampai hari Jumat, SMP sampai hari Sabtu, harusnya menurut saya di
Jawa Barat
diseragamkan, semua proses belajar mengajar sampai hari Jumat,” tuturnya.
Dedi mengatakan, semasa menjabat sebagai Bupati Purwakarta dua periode, dirinya pernah menerapkan aturan tersebut.
Dia pun mengeklaim aturan belajar lebih pagi telah berhasil menciptakan situasi kondusif bagi tumbuh kembang para peserta didik.
“Dulu waktu menjadi Bupati Purwakarta, saya bupati pertama yang membuat hari belajar sampai hari Jumat dan jam pelajarannya mulai pukul 06.00 pagi. Tidak apa-apa mulai pukul 06.00, tetapi belajarnya kan sampai Jumat,” katanya.
Semua bupati dan wali kota di Jabar diharapkan memperhatikan aturan ini dan menerapkannya secara optimal sehingga tidak ada perbedaan antardaerah.
“Mudah-mudahan para bupati, wali kota, sama dengan Gubernur Jawa Barat,” ucap Dedi.
Di samping itu, Dedi bakal mengubah kegiatan layanan publik “Abdi Nagri Nganjang ka Warga” yang berlangsung setiap Rabu selanjutnya akan digeser ke hari Jumat.
Kemudian, untuk aktivitas layanan publik dimulai setelah shalat Jumat sekitar pukul 14.00-15.00 WIB atau berlangsung hingga sore hari.
Kemudian, disambung dengan kegiatan hiburan rakyat seperti biasa.
Dia mengungkapkan, alasan perubahan ini agar orangtua dan para pelajar bisa lebih leluasa mengikuti rangkaian kegiatan Abdi Nagri Nganjang ka Warga.
“Pada sore hari orang-orang sudah pulang kerja, pulang dari sawah, kemudian dilanjutkan hiburan rakyat, juga tidak mengganggu anak sekolah karena hari Sabtunya libur,” tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Dedi Mulyadi telah menerbitkan Surat Edaran Gubernur Jabar Nomor 51/PA.03/Disdik pada 23 Mei 2025.
Dalam surat tersebut, bupati dan wali kota diminta mengoordinasikan pemberlakuan jam malam ini kepada tingkat kecamatan hingga desa.
Aturan jam malam
ini melarang siswa untuk berada di luar rumah, kecuali untuk keperluan penting dan darurat, seperti kegiatan sekolah atau lembaga pendidikan, aktivitas keagamaan yang diketahui orangtua, serta kondisi darurat dan bencana.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: bandung
-
/data/photo/2025/05/27/683591c325deb.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
10 Selain Jam Malam, Dedi Mulyadi Ubah Waktu dan Hari Belajar Sekolah Jabar Bandung
-
/data/photo/2025/05/30/68397fbd977a6.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
6 Bikin Dedi Mulyadi Ngamuk, Ini Alasan Suporter Persikas Bentangkan Spanduk Bandung
Bikin Dedi Mulyadi Ngamuk, Ini Alasan Suporter Persikas Bentangkan Spanduk
Editor
KOMPAS.com –
Sejumlah pendukung klub sepakbola asal Subang, Jawa Barat,
Persikas
mendatangi kediaman Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi.
Mereka menyampaikan permintaan maaf sekaligus menyampaikan alasan membentangkan spanduk saat acara “Nganjang Ka Rakyat” yang digelar di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Jabar, Rabu (28/5/2025) malam.
Adapun tindakan para pendukung Persikas tersebut sempat membuat Dedi Mulyadi naik pitam.
Salah satu pendukung Persikas yang mendatangi Dedi mengatakan, mereka datang karena kecintaan terhadap Persikas dan berharap klub tersebut bisa kembali berjaya di Liga 2.
Para pendukung sepakbola berharap agar Persikas tidak dijual ke pihak di luar Subang.
“Pak, kita bersatu dengan suporter dan manajemen mengenai sepakbola Persikas. Harapan besar, sebagian warga Subang menanti Persikas kembali ke Liga 2 dan kita adalah hiburan sepakbola untuk tanah kita sendiri, Pak,” ucap perwakilan suporter lewat video yang diunggah di akun Instagram milik Dedi pada Jumat (30/5/2025).
Ia juga menyampaikan bahwa mereka kesulitan menyampaikan aspirasi langsung ke pemerintah daerah, sehingga memilih momen tersebut untuk bertemu langsung dengan Dedi Mulyadi.
“Saking cintanya, Pak, sampai-sampai harus ketemu hal yang salah dulu gitu. Padahal kita susah juga tembus ke Bapak,” tambahnya.
Namun Dedi menegaskan kembali bahwa aksi mereka salah alamat, karena seharusnya aspirasi disampaikan kepada Bupati.
“Jadi kamu mau demo gubernur apa bupati?” tanya Dedi.
“Bupati, Pak,” jawab suporter.
“Kenapa kalian demo bupati ngomong di depan saya?” balas Dedi.
Dedi pun menjelaskan alasan kemungkinan akuisisi klub oleh daerah lain, yakni karena keterbatasan anggaran dan minimnya pengusaha lokal yang bersedia mengurus klub bola.
Dedi juga menegaskan bahwa urusan klub Persikas bukan berada di ranah Gubernur, melainkan tanggung jawab Bupati Subang.
“Urusan Persikas mah urusan bupati, bukan gubernur,” ujar Dedi.
Dedi menagtakan bahwa bupati tidak diperbolehkan menggunakan uang negara untuk membantu klub profesional seperti Persikas.
“Bupati gak boleh membantu klub profesional dengan menggunakan uang negara. Gak boleh,” tegasnya.
“Sekarang pertanyaannya, di Subang ada gak orang yang mau keluarkan uang puluhan miliar untuk urus bola?” tanya Dedi.
Saat suporter meminta agar Dedi sendiri turun tangan, ia menolak sambil bercanda:
“Oh, gak mau saya. Jangankan urus bola, urus istri aja belum bisa,” ucapnya.
Akhirnya, perwakilan suporter menyampaikan permintaan maaf atas kericuhan yang terjadi dan berharap warga serta panitia acara bisa memaklumi maksud aksi mereka.
“Untuk warga, maafkan semuanya. Kami dari aliansi suporter Persikas meminta maaf ke panitia dan warga setempat,” tutup mereka.
Sebelumnya diberitakan, sekelompok pendukung Persikas tiba-tiba membentangkan spanduk penolakan terhadap rencana penjualan klub kebanggaan warga Subang itu.
Aksi mereka pun disertai dengan teriakan-teriakan yang membuat suasana menjadi gaduh.
Dedi Mulyadi yang sedang berada di atas panggung tampak geram dan berdiri sambil menunjuk ke arah massa.
“Hei, ini forum saya, bukan forum Persikas. Ini forum saya dengan rakyat, bukan dengan Persikas. Anak muda enggak punya otak kamu!” bentak Dedi dengan nada tinggi, seperti dikutip dari
Tribunjabar.id
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Taman Burung TMII Jadi Favorit Warga Saat Libur Panjang Akhir Pekan
Jakarta, Beritasatu.com – Taman Burung Jagad Satwa Nusantara, Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta Timur, terus didatangi oleh wisatawan pada momen libur panjang kenaikan Yesus Kristus. Wisatawan yang datang didominasi keluarga dari berbagai daerah.
Pada momen libur panjang seperti saat ini, Taman Burung Jagad Satwa Nusantara buka mulai pukul 08.00-18.00 WIB. Kurang lebih ada 200 spesies unggas yang ada di sana dan terbagi dalam dua kubah raksasa, yakni Wallacea Sahul dan Greater Sunda.
Naomi, salah satu wisatawan asal Jakarta berkunjung ke Taman Burung bersama suami dan anak-anak. Alasannya, karena anak-anaknya sedang gemar belajar dan menyukai aneka binatang.
“Lihat kesukaan anak dan memang anakku kebetulan lagi suka banget sama sains, jadi mau ke sains center. Anak yang kecil, pengen lihat binatang, jadi kita mau ke taman burung,” ujar Naomi kepada Beritasatu.com, Jumat (30/5/2025).
Ragam atraksi menarik bisa dinikmati oleh pengunjung, seperti Bird Presentation di Amphiteater Maelo. Puluhan wisatawan telah duduk rapi menjelang pertunjukkan di mulai. Tidak hanya melihat langsung beberapa unggas karnivora, pengunjung juga mendapatkan informasi terkait unggas yang dipamerkan.
Selain itu, ada pula sesi feeding atau memberi makan unggas yang didampingi oleh penjaga hewan. Di dalam kubah Wallacea Sahul, terdapat burung-burung yang bisa diajak berfoto bersama, salah satunya ada Tari si Kakatua Raja.
Berwisata ke Taman Burung Jagad Satwa Nusantara memberikan pengalaman baru nan berkesan bagi pengunjung, seperti yang dirasakan oleh Herlina, wisatawan asal Bandung.
“Kesannya ya bagus ya, buat menambah wawasan anak, edukasi anak, bisa mengenal berbagai macam burung-burung yang ada di seluruh Indonesia,” terang Herlina.
Sementara itu, berdasarkan data sementara sampai Jumat siang, sudah ada 1.566 wisatawan yang datang ke 4 wahana Jagad Satwa Nusantara, seperti Taman Burung, Museum Komodo, Dunia Air Tawar, dan Dunia Serangga.
-
/data/photo/2025/05/28/6836ff1a3ef75.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
8 Datangi Rumah Dedi Mulyadi, Aliansi Suporter Persikas Subang Minta Maaf Bandung
Datangi Rumah Dedi Mulyadi, Aliansi Suporter Persikas Subang Minta Maaf
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah perwakilan dari aliansi suporter
Persikas Subang
mendatangi kediaman Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
di Lembur Pakuan, Subang, pada Jumat (30/5/2025).
Kedatangan mereka bertujuan untuk meminta maaf atas insiden yang terjadi saat acara Nganjang ka Rakyat di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, pada Rabu (28/5/2025) malam.
“Saya atas nama Suporter Persikas meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada pak Gubernur Jabar dan juga masyarakat yang sudah terganggu dengan kegaduhan kami,” ungkap Koordinator Lapangan Suporter Persikas, Rizki Maulana, dalam pernyataannya, dikutip dari
Tribunjabar.id
.
Selain meminta maaf, para suporter juga berharap Gubernur Dedi Mulyadi dapat membantu memfasilitasi modal atau mencari investor untuk mendukung pembiayaan Persikas di Liga 2.
“Kami berharap pak Gubernur bisa mencari investor untuk Persikas,” tambah Rizki.
Selain itu, mereka juga menginginkan Dedi Mulyadi memfasilitasi pertemuan antara Bupati Subang, Reynaldy Putra, dengan manajemen Persikas untuk mencari solusi atas permasalahan yang dihadapi klub sepak bola tersebut.
“Kami ingin sama-sama membangun sepak bola Subang, untuk itu kami ingin Persikas tetap ada di Subang,” tegasnya.
Menanggapi permohonan tersebut, Dedi menyatakan bahwa ia telah memaafkan insiden yang terjadi dan meminta para suporter untuk menyalurkan aspirasinya ke pihak yang tepat.
“Salurkan dan sampaikan aspirasi ke orang yang tepat. Soal Persikas, tentunya sampaikan aspirasi ke Manajemen Persikas, bukan ke Gubernur Jabar, karena tak ada hubungannya Pemprov Jabar dengan Persikas,” jelas Dedi.
Dedi Mulyadi juga memahami rasa cinta para suporter terhadap klub kebanggaan masyarakat Kabupaten Subang dan keinginan mereka agar Persikas tidak pindah atau dijual.
“Tentunya semua aspirasi para Suporter Persikas kita kembalikan ke Manajemen, dan saya sendiri juga berharap ada jalan terbaik atau solusi terbaik bagi Persikas untuk tetap ada di Subang,” tandasnya.
Dengan kehadiran para suporter di Lembur Pakuan, Dedi Mulyadi menyatakan bahwa semua masalah atau insiden yang telah terjadi kini telah diselesaikan.
“Kita sama-sama sudah saling memaafkan dan semoga tidak terulang di kemudian hari,” pungkasnya.
Sebelumnya, sejumlah suporter Persikas membentangkan spanduk saat acara Nganjang ka Rakyat dan berteriak serta bernyanyi.
Dedi marah atas perilaku suporter tersebut yang berujung pada diamankannya para suporter yang berjumlah 22 orang oleh polisi.
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Datangi Lembur Pakuan, Aliansi Suporter Persikas Minta Maaf ke Gubernur Jabar Dedi Mulyadi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3332742/original/033324700_1608794527-20201224-Kepadatan-Jalan-Tol-Jakarta-Cikampek-Jelang-Natal-3.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Tol Jabodetabek hingga Bali Padat – Page 3
Liputan6.com, Jakarta – PT Jasa Marga (Persero) Tbk melalui sejumlah anak usahanya mencatat peningkatan volume lalu lintas di berbagai ruas tol pada momen libur panjang Kenaikan Yesus Kristus. Lonjakan terjadi mulai dari di kawasan Jabodetabek, tol menuju Bandung, hingga ruas jalan tol di luar Pulau Jawa.
Khusus di Jabodetabek dan Jawa Barat, Jasamarga Metropolitan Tollroad (JMT) mencatat adanya lonjakan jumlah kendaraan dibanding hari normal pada Kamis, 29 Mei 2025.
“Tercatat masih terjadi peningkatan volume lalu lintas menuju arah Puncak yang terdistribusi melalui Gerbang Tol (GT) Ciawi 1. Total tercatat sebanyak 39.378 kendaraan atau naik 27.11 persen dibandingkan volume lalu lintas transaksi normal, yaitu 30.979 kendaraan transaksi,” terang Senior General Manager JMT Widiyatmiko Nursejati, Jumat (30/5/2025).
Di sisi lain, Widiyatmiko menyampaikan, volume lalu lintas menuju Bandara International Soekarno Hatta dan Merak justru lebih rendah dibandingkan lalu lintas harian normal.
Sementara itu di wilayah Jawa Barat untuk volume lalu lintas menuju Bandung dan Rancaekek, tercatat total sebanyak 67.396 kendaraan melintas.
“Meningkat sebesar 7.61 persen dibanding volume lalu lintas transaksi normal yaitu 62.630 kendaraan, lalu lintas ini terdistribusi melalui dua gerbang tol di Jalan Tol Padaleunyi,” jelas Widiyatmiko.
-

Ikut Studi Banding, UMKM Diharap Dapat Kembangkan Kapasitas Usaha
Jakarta: PNM membawa 27 ketua kelompok nasabah Mekaar studi banding ke Bandung. Kunjungan itu diharapkan dapat megembangkan kemampuan dan meningkatkan kapasitas usaha mereka.
Mereka terdiri dari 12 ketua kelompok unggulan dari Cirebon dan 15 ketua kelompok dari Padang.
Peserta mengikuti program studi banding ke Pabrik Bolu Susu Lembang bersama pengusaha inspiratif ternama. Mereka juga mendapat kesempatan belajar menenun di kerajinan songket milik nasabah PNM Mekaar yang telah sukses.Mereka diharapkan dapat menggali ilmu langsung dari dapur sukses bisnis lokal yang sudah dikenal luas.
Studi banding ini bukan hanya memperluas wawasan dan jejaring, tapi juga menjadi bentuk apresiasi atas loyalitas dan komitmen mereka selama menjadi bagian dari PNM Mekaar.
“Buat saya ini belajar hal baru di luar rumah dan ketemu pengusaha yang keren,” kata salah satu peserta, Nining Niana dari cabang Cirebon.
Nining mengaku semakin semangat mengembangkan produk Siwang (terasi bawang) miliknya dengan pembinaan bersama PNM.
Mereka bukan hanya belajar teori, tapi juga merasakan langsung praktik bisnis skala besar, melihat inovasi produk, dan mendapatkan pandangan segar dari para pelaku usaha sukses.
Mereka juga diajak dalam wisata edukatif dan kunjungan pasar untuk memperkaya perspektif usaha mereka masing-masing.
Sekretaris Perusahaan PNM L. Dodot Patria Ary berharap kegiatan ini dapat membangkitkan semangat lebih besar bagi para Ketua Kelompok untuk terus berbagi inspirasi di komunitas UMKM.
“Saya harap sepulang dari program ini, para ibu membawa semangat dan ilmu baru yang bisa ditularkan ke sesama pengusaha di daerah masing-masing supaya kita bisa maju sama-sama,” kata Dodot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
dan follow Channel WhatsApp Medcom.id(FZN)
-

Teknologi Ini Bikin Kampus Indonesia Lebih Modern-Canggih
Jakarta –
Pemanfaatkan teknologi omnichannel memungkinkan melakukan perubahan wajah pendidikan di perguruan tinggi. Apa kelebihan teknologi tersebut?
Teknologi omnichannel dari OCA Indonesia (OCA), salah satu produk unggulan Telkom, civitas kampus memungkinkan mengelola semua saluran komunikasi dalam satu dashboard, seperti WhatsApp, media sosial, hingga email. Selain itu, hadir chatbot OCA yang dirancang menjawab pertanyaan umum secara otomatis.
Keunggulan lainnya, yakni berbagai informasi yang dibutuhkan seperti jadwal, administrasi, maupun informasi akademik lainnya, dapat dijawab dalam hitungan detik tanpa perlu menunggu balasan manual dari staf.
Teknologi OCA yang digunakan diklaim unggul karena fleksibilitas dan personalisasinya. Tidak hanya dirancang memenuhi kebutuhan institusi pendidikan, tetapi juga memberikan skalabilitas tinggi yang dapat diterapkan di dunia bisnis dan pemerintahan.
“Komunikasi yang efektif bukan sekadar menyampaikan pesan, tetapi menciptakan koneksi yang bermakna. Melalui transformasi digital, ribuan civitas akademika kini terhubung lebih cepat, efisien, dan terarah, sehingga setiap informasi dapat tersampaikan secara tepat. Inilah semangat yang terus diusung OCA Indonesia dalam menghadirkan solusi komunikasi yang relevan dan berdampak,” ujar Komang Budi Aryasa, EVP Digital Business and Technology Telkom.
Transformasi digital perguruan tinggi hanyalah satu dari banyak contoh bagaimana teknologi dapat mendorong modernisasi komunikasi di dunia pendidikan. Dengan teknologi yang terus berkembang, masa depan komunikasi di Indonesia diyakini semakin cerah, membuka jalan bagi organisasi untuk menjadi lebih adaptif, responsif, dan relevan.
Syahputra, Direktur Marketing Bandung Techno Park, menilai omnichannel OCA adalah adopsi digital kekinian di dunia pendidikan tinggi.
“Dengan jumlah civitas tidak sedikit, yakni dosen, mahasiswa, dan tenaga pendidik, saya kira saluran komunikasi harus terus diperkuat,” katanya.
Menurut dia, satu jenis layanan, apalagi yang gratis semacam pesan instan, belum tentu andal dan bisa menjembatani semua civitas. Karenanya, layanan omnichannel seperti OCA menjadi kebutuhan aktual sektor pendidikan.
“Apalagi sektor lain sudah duluan. Dengan dunia yang hyperconnected, ini pilihan yang sudah jadi kebutuhan bukan lagi tren semata,” ujar Dosen Administrasi Bisnis Tel-U tersebut.
Moses Dimas Ahimsa, CEO of Wordwise by Lunar Interactive, mengatakan pentingnya Omnichannel di edutech besutannya adalah memberikan sumber daya yang belum dimilikinya, terutama pada layanan purna jual jasa pendidikan.
“Ketika demand tinggi sedangkan SDM startup tidak memenuhi demand tersebut, maka bisa dibantu OCA seperti membalas pertanyaan-pertanyaan, serta bisa dibuatkan dokumentasi sehingga membantu tim menindaklanjuti masalah yang berkelanjutan,” sambungnya.
(agt/agt)
-

Daftar Obat Herbal Temuan BPOM yang Picu Kerusakan Ginjal dan Hati
Jakarta –
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM RI) baru-baru ini menindak lebih dari 100 ribu obat berbahan herbal tidak sesuai ketentuan. Obat-obat tersebut ‘dioplos’ dengan bahan kimia obat termasuk paracetamol hingga tadalafil.
Kepala BPOM RI Taruna Ikrar menyebut penindakan dilakukan pada 5 lokasi di Jawa Tengah. Seluruh produk yang ditemukan dijual tanpa izin edar dan produksinya dinyatakan tak layak.
“Kalau orang menggunakan obat tradisional kan dipercaya secara natural ini minuman sehat, tetapi kalau dia gunakan itu lantas di dalamnya mengandung misalnya obat bahan kimia obat dexamethasone, sildenafil citrat untuk obat kuat, dan yang lain-lain, antibiotik dampaknya ada dua,” katanya dalam konferensi pers Rabu (28/5/2025).
Pertama, bisa menyebabkan gangguan pada fungsi ginjal, kedua kerusakan hati. Sayangnya, obat bahan herbal yang dikemas dalam bentuk jamu ini marak dijual di berbagai wilayah, belakangan juga teridentifikasi di Bandung, Medan, Lampung, Riau hingga Makassar.
Produsen nakal tersebut disebut Taruna melakukan berbagai modus dan distribusi penjualan produk dengan menipu konsumen.
“Itu kita mau jaga rakyat kita jangan kena tipu oleh pelaku-pelaku yang nakal ini dan inilah yang sebetulnya sangat berbahaya karena dia bisa merusak seharusnya bahan jamu ini natural yang tidak punya dampak negatif, menjadi berbahaya.”
Tindakan tersebut bisa terancam pidana dengan hukuman penjara 12 tahun dan denda setiap itemnya Rp 5 miliar.
Jenis jamu oplosan yang ditemukan di Klaten:
Pegal Linu Cap Dua ManggisPegal Linu Cap Madu Manggis HijauPegal Linu Cap Kereta Api plastikSuper Stamina Pria Cap Madu ManggisPegal Linu Cap Madu ManggisPegal Linu Nusantara
NEXT: Jamu ilegal yang ditemukan di Kudus
Urat MaduMontalinGodong IjoTongkat ArabJakarta Bandung PlusKopi JossSuper Greng.
Hasil uji laboratorium menunjukkan produk tidak memenuhi standar dan mengandung BKO seperti sildenafil sitrat dan natrium diklofenak.
-
/data/photo/2025/05/21/682dbb5f9805a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Murka Dedi Mulyadi Berujung Diamankannya 22 Suporter Persikas Subang Bandung 30 Mei 2025
Murka Dedi Mulyadi Berujung Diamankannya 22 Suporter Persikas Subang
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Gubernur Jawa Barat
Dedi Mulyadi
menunjukkan kemarahan saat menghadiri acara Nganjang Ka Rakyat di Desa Sukamandijaya, Kecamatan Ciasem, Kabupaten Subang, Rabu (28/5/2025) malam.
Insiden tersebut terjadi ketika Dedi sedang memberikan petuah di panggung dan berupaya membantu seorang pemulung dan dua anak kecil.
Tiba-tiba, dari arah massa yang hadir terdengar kegaduhan.
Sejumlah orang membentangkan spanduk yang menolak penjualan klub sepak bola
Persikas Subang
, disertai teriakan dan nyanyian.
Hal ini membuat Dedi geram, dan ia segera berdiri dari tempat duduknya, meminta mereka untuk menurunkan spanduk.
“Hei, siapa kamu? Turunkan spanduknya. Jangan sok jago kamu. Ini bukan forum Persikas. Ini forum saya dengan rakyat, bukan dengan Persikas. Mikir Kamu. Mengaku anak muda, berpendidikan, enggak punya otak,” teriak Dedi.
Dedi, yang merupakan mantan Bupati Purwakarta, menegaskan bahwa Persikas bukanlah prioritas bagi masyarakat Subang.
Ia menyatakan bahwa penjualan klub tersebut tidak akan memengaruhi kehidupan sehari-hari warga.
“Orang Subang bukan butuh Persikas untuk hari ini. Orang Subang butuh jalan yang baik, butuh sekolah yang baik,” kata Dedi.
Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram pada Kamis (29/5/2025), Dedi mengaku marah dengan tindakan kelompok yang berunjuk rasa tersebut.
Ia menilai mereka tidak memiliki adab.
Dedi menceritakan bahwa saat itu ia sedang berbincang dengan seorang ibu yang bekerja sebagai pemulung dan memiliki empat anak, yang membuat suasana menjadi emosional.
“Ini (malah) berteriak yel-yel untuk menyelamatkan Persikas karena klubnya berpindah tempat dibeli oleh pihak lain,” kata Dedi.
Ia menegaskan bahwa tindakan tersebut menunjukkan hilangnya rasa empati terhadap penderitaan warga.
Dedi berharap peristiwa ini menjadi pembelajaran bagi semua pihak.
Ia juga menyatakan bahwa kemarahannya mungkin akan diframing sebagai sikap emosional seorang pemimpin. “Bagi saya itu tidak penting, dipersilakan saja. Tapi mendidik rakyat bagi saya jauh lebih penting dari sekadar memikirkan popularitas dan elektabilitas,” tuturnya.
Kapolres Subang, AKBP Ariek Indra Sentanu, melalui Kasatreskrim AKP Bagus Panuntun, menjelaskan bahwa para suporter tersebut dibawa ke Polsek Ciasem untuk pemeriksaan awal.
“Sebagian dari mereka langsung dipulangkan malam itu juga. Namun, ada beberapa yang dipanggil kembali keesokan harinya karena pemeriksaan belum selesai dan sebagian orang tua sulit dihubungi,” ujar Bagus.
Bagus menambahkan bahwa demi menjaga kenyamanan dan kelancaran proses pemeriksaan, Tim Jatanras Polres Subang menjemput para suporter untuk dibawa ke Mapolres Subang guna melanjutkan pendataan.
“Setelah proses pendataan selesai, seluruh suporter tersebut kini telah dikembalikan kepada orang tua masing-masing dan sudah diperbolehkan pulang,” kata Bagus.
Sementara itu, Manajer Persikas, Oom Abdurohman, belum memberikan keterangan terkait rumor penjualan klub tersebut.
“Nanti hari Jumat besok yah kita berikan kabar soal Persikas, biar semuanya valid terkait kabar Persikas dijual atau tidak,” ucapnya melalui pesan WhatsApp.
Di sisi lain, Bupati Subang, Reynaldy Putra Andita, juga menyesalkan aksi suporter Persikas.
Ia menjelaskan bahwa belum ada keputusan mengenai penjualan klub tersebut dan mengaku telah berupaya agar Persikas tidak dijual.
“Saya sudah dengar akan isu tersebut, namun sebelum isu tersebut atau Persikas benar-benar dijual, segala upaya, saya sebagai Bupati Subang, sudah berusaha untuk menyelamatkan Persikas,” jelasnya, dikutip dari Tribunjabar.id.
Reynaldy menambahkan bahwa ia telah mencarikan sponsor bagi Persikas, namun hingga saat ini belum ada pihak yang berminat.
“Persikas itu statusnya perusahaan, bukan milik Pemkab Subang lagi, jadi tak bisa Pemkab Subang membiayai Persikas menggunakan APBD,” pungkasnya.
(Penulis: Kontributor Karawang, Farida Farhan; Tribunjabar.id)
Artikel ini telah tayang di TribunJabar.id dengan judul Bupati Subang Respons Aksi Suporter Persikas yang Bikin Dedi Mulyadi Marah, Bukan Membela.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/05/30/68392c6870d42.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kambing Tak Laku di Kuningan, Pedagang Pilih Pulang daripada Merugi Bandung 30 Mei 2025
Kambing Tak Laku di Kuningan, Pedagang Pilih Pulang daripada Merugi
Tim Redaksi
KUNINGAN, KOMPAS.com
– Sepekan menjelang Idul Adha 1446 Hijriah, penjualan
hewan kurban
di Pasar Hewan Awirarangan, Kecamatan/Kabupaten
Kuningan
, Jawa Barat, mengalami penurunan signifikan. Sejumlah pedagang terpaksa membawa pulang kembali
kambing
-kambing dagangan mereka.
Pantauan Kompas.com di lokasi pada Kamis (29/5/2025), sejumlah pedagang terlihat melepas ikatan kambing dari tiang bambu. Hewan-hewan tersebut kemudian dimasukkan ke mobil bak terbuka untuk dibawa pulang.
Parman, salah satu pedagang kambing, mengaku baru berhasil menjual tiga ekor dari total 20 kambing yang ia bawa ke pasar. Sisanya terpaksa dibawa pulang karena tidak laku.
“Penjualan di pasar sekarang memble, turun drastis, jualan di Cirebon juga begitu. Karena kambing dari Kuningan ini dijualnya di Cirebon, bandar-bandar Cirebon juga mengeluh,” kata Parman saat ditemui
Kompas.com
.
Parman menambahkan, harga jual kambing juga turun dibanding tahun lalu.
Kambing
dengan kualitas dan bobot sama yang sebelumnya laku Rp 3.000.000, kini hanya dihargai sekitar Rp 2.600.000.
“Kambing besar yang biasanya laku Rp 4.500.000, kini hanya dihargai sekitar Rp 4.000.000,” ujarnya. Penurunan harga itu disebutnya mencapai Rp 300.000 per ekor.
Kondisi ini membuat para pedagang kesulitan meraih untung. Tahun lalu, Parman mengaku bisa menjual hingga 200 ekor kambing selama masa Idul Adha. Namun, hingga sepekan menjelang hari raya tahun ini, ia baru menjual 60 ekor.
Ia berharap penjualan meningkat dalam beberapa hari ke depan. “Supaya kambing-kambing yang telah disiapkan bisa laku keras,” harapnya.
Senada dengan Parman, Dadang, pedagang kambing lainnya, menyebut penjualan tahun ini turun 25 hingga 30 persen. Ia menilai penurunan ini dipicu oleh kondisi ekonomi yang tidak stabil.
“Turun, penjualan menurun, lagi susah keuangan tahun ini, perekonomian lagi pada ngaco sekarang mah, di rumah biasanya sudah laku 40 ekor sekarang belum sampai 30 ekor,” ujar Dadang.
Para pedagang berharap pemerintah turun tangan membantu agar penjualan kambing menjelang Idul Adha tidak semakin terpuruk.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.