kab/kota: bandung

  • Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF 2025

    Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF 2025

    JAKARTA – Timnas Indonesia U-23 akan memulai perjuangan di Piala AFF U-23 2025 pada pertengahan Juli 2025. Untuk agenda ini, Gerald Vanenburg telah merilis 30 nama pemain yang akan melengkapi tim. 

    Resmi dirilis pada Senin, 16 Juni 2025, nantinya 30 nama pemain terpilih akan lebih dulu menjalani pemusatan latihan (TC). Pada kesempatan kali ini, sejumlah nama kejutan masuk daftar panggil, sebut saja Jens Raven yang sejatinya tampil untuk Timnas Indonesia U-19. 

    Bukan hanya itu, Vanenburg juga menyertakan deretan nama yang punya pengalaman membela Timnas Indonesia senior, sebut saja Hokky Craaka, Kadek Arel, Rayhan Hanan, dan beberapa nama lainnya. 

    Sebelum berlaga di Piala AFF U-23 2025, pemain yang terpilih masuk skuad akan lebih dulu digembleng dalam TC. Agenda persiapan ini akan mulai dilaksanakan pada 20 Juni 2025 di Jakarta. 

    Piala AFF U-23 2025 akan berlangsung pada 15-29 Juli 2025 di Jakarta dan Bekasi. Dua stadion yang akan menjadi venue pertandingan adalah Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan Stadion Patriot Chandrabhaga. 

    Daftar 30 Pemain Timnas Indonesia U-23 untuk Piala AFF U-23 2025

    Kiper

    Cahya Supriadi (PSIM Yogyakarta)

    Dafa Fasya (Borneo FC)

    Erlangga Setyo (PSPS Pekanbaru)

    Muhammad Ardiansyah (PSM Makassar)

    Husna Al Malik (Persik Kediri)

    Putra Sheva Sanggasi (Persib Bandung)

    Belakang

    Kadek Arel Priyatna (Bali United)

    Muhammad Ferrari

    Rahmat Syawal (PSIS Semarang)

    Alfhafrezzi Buffon (Borneo FC)

    Brandon Scheunemann (Arema FC)

    Ahmad Maulana (Arema FC)

    Kakang Rudianto (Persib Bandung)

    Frengky Missa (Bhayangkara Presisi FC)

    Mikael Alfredo Tata (Persebaya Surabaya)

    Tengah

    Rivaldo Enero Pakpahan (Borneo FC)

    Roby Darwis (Persib Bandung)

    Toni Firmansyah (Persebaya Surabaya)

    Muhammad Rayhan Hannan (Persija Jakarta)

    Dony Tri Pamungkas (Persija Jakarta)

    Yardan Yafi (Persita Tangerang)

    Arkhan Fikri (Arema FC)

    Depan 

    Victor Dethan (PSM Makassar)

    Althaf Indie Alrizky (Persis Solo)

    Hokky Caraka (PSS Sleman)

    Jens Raven (FC Dordrecht)

    Dominikus Dion (PSS Sleman)

    Firman Juliansyah (Semen Padang)

    Rahmat Arjuna Reski (Bali United)

    Ahmad Wadil (Malut United)

  • Cleo Usung Produk Sehat dan Eco-Friendly untuk Anak Muda di BTV Semesta Berpesta Bandung

    Cleo Usung Produk Sehat dan Eco-Friendly untuk Anak Muda di BTV Semesta Berpesta Bandung

    Bandung, Beritasatu.com – Antusiasme masyarakat terlihat sangat tinggi dalam gelaran konser musik BTV Semesta Berpesta Bandung pada Sabtu (13/6/2025). Di tengah keramaian tersebut, kehadiran Cleo, brand air minum dalam kemasan, mencuri perhatian bukan hanya lewat produk mereka, tetapi juga melalui pendekatan yang semakin dekat dengan generasi muda.

    Area Sales Manager Cleo untuk wilayah Bandung Raya Yodhi, menjelaskan bahwa keikutsertaan Cleo dalam event musik ini bukan sekadar promosi, tapi juga bagian dari misi besar mereka untuk “me-Cleo-tisasikan” masyarakat.

    “Kami melihat banyak masyarakat yang belum mengenal kandungan air Cleo. Di sinilah kami hadir untuk mengenalkan bahwa air Cleo itu punya banyak varian dan yang penting, kandungannya menyehatkan,” ujarnya.

    Di sisi lain Cleo, yang sebelumnya dikenal luas sebagai air minum keluarga, kini mulai fokus pada pasar anak muda. Dengan hadir di berbagai event seperti konser musik dan kompetisi olahraga, Cleo ingin memperluas segmen pasar sekaligus menunjukkan bahwa produk mereka relevan bagi gaya hidup aktif dan sehat.

    Salah satu produk terbaru yang diperkenalkan adalah varian green tea NoGu. Berbeda dengan sebagian besar teh kemasan yang identik dengan pemanis buatan dan kandungan kafein, NoGu Green Tea hadir dengan gula asli dan antioksidan alami yang menyegarkan.

    “Produk ini menyegarkan, dan kami ingin tunjukkan bahwa Cleo itu bukan hanya air putih. Tapi juga ada minuman teh hijau dengan kandungan genmaicha, ini lebih sehat,” tambah Area Promotion Cleo untuk Bandung, Ari.

    Di tengah meningkatnya kesadaran lingkungan, Cleo juga memperkenalkan varian Eco Green, yaitu kemasan air minum dengan botol 100% dari bahan daur ulang. Produk ini tidak hanya mudah dihancurkan dan didaur ulang, tapi juga menjadi bagian dari upaya Cleo mendukung keberlanjutan lingkungan.

    “Botol Eco Green warnanya hijau, isinya sama seperti air Cleo biasa. Bedanya hanya di botolnya. Ini lebih kami distribusikan ke hotel dan kafe,” jelas Yodhi.

    Saat ini, varian Eco Green tersedia dalam dua ukuran 750 ml dan 400 ml, yang baru saja diluncurkan sekitar satu bulan lalu.

    Setelah sukses di Palembang dan Bandung, Cleo juga akan hadir di empat kota lainnya untuk melanjutkan rangkaian kampanye mereka. Harapan utama tim Cleo adalah semakin banyak orang yang bisa merasakan langsung manfaat dari produk-produk mereka.

    “Kami ingin setiap kota yang kami datangi bisa punya peningkatan audiens. Supaya makin banyak juga yang bisa merasakan langsung keunggulan Cleo,” tutup Yodhi.

  • 5 Kota Termacet di Indonesia, Nomor 1 Bukan Jakarta

    5 Kota Termacet di Indonesia, Nomor 1 Bukan Jakarta

    Jakarta

    Kalian mungkin kerap menganggap, Jakarta merupakan kota termacet di Indonesia. Namun, menurut laporan terbaru dari TomTom Traffic Index 2024, ada kota lain yang dinobatkan sebagai kota termacet di Tanah Air. Siapakah dia?

    TomTom Traffic Index merupakan platform yang menganalisis tingkat kemacetan di ratusan kota dunia berdasarkan data kecepatan dan lokasi kendaraan secara real-time alias floating car data (FCD). Data ini dikumpulkan dari perangkat GPS yang terpasang di kendaraan dan dianalisis untuk mengetahui seberapa padat kondisi jalan raya.

    Penilaian indeks ini mengacu pada tiga jenis faktor:

    Faktor kuasi-statis, seperti infrastruktur jalan, tipe jalan, kapasitas jalan, dan batas kecepatan.Faktor dinamis, yang mempengaruhi arus lalu lintas secara langsung, seperti kemacetan, perbaikan jalan, hingga kondisi cuaca.Faktor statis, yang menentukan waktu perjalanan optimal dalam kondisi jalan paling lancar.

    Nah, semua faktor ini dikombinasikan untuk menghasilkan waktu tempuh rata-rata, yang kemudian dibandingkan dengan waktu perjalanan ideal (saat jalan benar-benar kosong) guna menilai tingkat kemacetannya.

    Kota Termacet di Dunia Bukan Jakarta

    Disitat dari detikEdu, secara global, predikat kota termacet di dunia saat ini dipegang Barranquilla, Kolombia. Di kota tersebut, waktu tempuh rata-rata untuk perjalanan 10 kilometer bisa mencapai 36 menit 6 detik.

    Sementara di Asia, posisi teratas dihuni Kolkata, India, dengan waktu tempuh 34 menit 33 detik per 10 km. Kemudian di kawasan Asia Tenggara, gelar kota termacet dipegang Davao City, Filipina, dengan waktu tempuh 32 menit 59 detik untuk jarak 10 km.

    Lantas bagaimana dengan Indonesia?

    Meski Jakarta kerap jadi simbol kemacetan, ternyata kota dengan lalu lintas paling padat versi TomTom Traffic Index justru adalah Bandung. Berikut daftar lengkapnya:

    5 Kota Paling Macet di Indonesia (2024)

    1. Bandung

    Waktu tempuh per 10 km: 32 menit 37 detik

    2. Medan

    Waktu tempuh per 10 km: 32 menit 3 detik

    3. Palembang

    Waktu tempuh per 10 km: 27 menit 55 detik

    4. Surabaya

    Waktu tempuh per 10 km: 26 menit 59 detik

    5. Jakarta

    Waktu tempuh per 10 km: 25 menit 31 detik.

    Jadi, meskipun jalanan Jakarta tetap padat merayap, ada beberapa kota lain yang ternyata punya tingkat kemacetan lebih tinggi. Mungkin karena semakin banyaknya proyek infrastruktur dan kebijakan ganjil genap di Ibu Kota mulai memberi dampak.

    Kalau kamu tinggal di kota-kota tadi, sabar ya. Jangan lupa atur waktu berangkat biar nggak telat karena terjebak macet!

    (sfn/rgr)

  • Tampil Beda, Yamaha Grand Filano Ini Dimodifikasi Nuansa Vintage-Rally

    Tampil Beda, Yamaha Grand Filano Ini Dimodifikasi Nuansa Vintage-Rally

    Jakarta

    Yamaha Grand Filano dikenal sebagai salah satu motor yang gampang dimodifikasi. Lewat kreasi sebuah brand apparel dan aksesoris otomotif asal Bandung, Maison Moto, skutik retro tersebut disulap menjadi skutik vintage ala motor rally tahun 90-an.

    Maison Moto yang merupakan sebuah brand apparel dan perlengkapan berkendara seperti helm custom, aksesoris riding asal Bandung ini, sukses mengubah wajah skutik elegan nan fungsional ini menjadi lebih ikonik karena mengusung konsep Vintage Rally yang merupakan konsep motor rally klasik.

    Skutik yang awalnya berkelir White Pearl kini tampil beda dengan balutan krem muda sebagai warna dasar dipadukan warna merah yang digunakan pada beberapa grafis mulai bagian belakang, hingga fascia depan, serta warna biru pada handgrip dan list cover speedometer, juga sentuhan gradasi warna oranye dan kuning.

    Modifikasi Yamaha Grand Filano aliran vintage rally Foto: Dok. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

    “Sejak pertama kali diluncurkan Grand Filano Hybrid sudah menarik perhatian kami buat bisa memodifikasinya sesuai ciri khas Maison Moto. Modifikasi mengusung konsep yang masih jarang dipakai agar skutik ini punya identitasnya sendiri yang berbeda dari yang lainnya, dan kami memilih gaya motor Vintage Rally sebagai referensi utama modifikasinya karena masih sedikit sekali modifikasi Grand Filano Hybrid dengan konsep tersebut,” ujar Fahmi, Co-Founder Maison Moto, dalam keterangan resminya.

    Desain timeless Grand Filano Hybrid dan bentuknya yang iconic sangat mendukung konsep modifikasi ini, ditunjukkan lewat beberapa grafis tambahan, seperti lengkungan berwarna merah dan biru yang mengikuti kontur bodi dan angka 1990 dalam lingkaran merah pada sisi bodi samping yang menjadi simbol retro yang diangkat.

    Ditambah lagi motif kotak-kotak checkerboard berawarna hitam dan putih pada bagian dek kaki dan warna merah di spakbor depan yang identik dengan tema balap klasik, sehingga memperkuat nuansa era tersebut. Semua tambahan grafis hingga detail finishing skutik ini menggunakan teknik airbrush karya Hydro Garage.

    Modifikasi Yamaha Grand Filano aliran vintage rally Foto: Dok. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

    Demi menambah kesan rally yang kuat pada modifikasi Grand Filano Hybrid “Special Edizione”, skutik ini pakai beberapa aksesoris ikonik tambahan seperti cover headlamp warna merahnya yang dibuat secara custom sehingga menjadi salah satu ciri khas dari skutik ini. Mulai dari rak warna putih di bagian depan disertai dengan lampu kabut ganda berwarna kuning, handle grip unik berwarna biru, spion putih dengan bentuk memanjang, hingga jok kulit customnya, bikin tampilan motor ini semakin kece.

    “Skutik Classy Yamaha ini hadir menjawab kebutuhan masyarakat khususnya generasi muda yang ingin selalu terlihat stylish dan elegan dimanapun dan kapanpun termasuk pada waktu berkendara karena Grand Filano Hybrid memiliki desain yang premium, dan terlihat luxury tapi tetap bisa mendukung beragam kebutuhan mobilitas sehari-hari karena fitur-fiturnya yang sudah canggih nan praktis, seperti modifikasi khas Maison Moto Supply yang bikin para pengendaranya jadi lebih percaya diri waktu berkendara,” ujar Rifki Maulana, Manager Public Relation, YRA & Community, PT Yamaha Indonesia Motor Mfg.

    Modifikasi Yamaha Grand Filano aliran vintage rally Foto: Dok. Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM)

    (lua/rgr)

  • Sumpah jabatan rektor UPI gunakan bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR RI tinggalkan ruangan 

    Sumpah jabatan rektor UPI gunakan bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR RI tinggalkan ruangan 

    Sumber foto: Efendi Murdiono/elshinta.com.

    Sumpah jabatan rektor UPI gunakan bahasa Inggris, Wakil Ketua DPR RI tinggalkan ruangan 
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Senin, 16 Juni 2025 – 14:24 WIB

    Elshinta.com – Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal memilih meninggalkan ruangan acara pelantikan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Didi Sukyadi, karena prosesi pengucapan sumpah jabatan dilakukan dalam bahasa Inggris. Tindakan tersebut dinilainya sebagai bentuk pelanggaran terhadap Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

    “Saya tidak bisa menerima pengucapan sumpah jabatan rektor di institusi pendidikan Indonesia dilakukan dalam bahasa asing. Ini jelas bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2009 yang mengatur bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pengucapan sumpah jabatan di lingkungan resmi kenegaraan,” ujar Cucun, Senin (16/6).

    Ia menyampaikan kekecewaan mendalam dan menyebut peristiwa ini sebagai peringatan serius bagi UPI yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah bahasa Indonesia di ruang-ruang akademik dan kelembagaan.

    “Ini adalah teguran keras. Tidak boleh lagi ada institusi pendidikan yang menomorduakan bahasa Indonesia dalam forum resmi. Kita bisa internasional, tetapi tidak boleh mengorbankan identitas nasional,” ujarnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Efendi Murdiono. 

    Menurut Cucun, tindakan itu bukan hanya soal bahasa, melainkan soal kedaulatan dan penghormatan terhadap undang-undang yang berlaku. Ia juga mendesak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mengevaluasi kejadian tersebut dan memberikan pembinaan kepada UPI agar kejadian serupa tidak terulang.

    “Saya akan menyampaikan hal ini secara resmi dalam rapat DPR bersama Kemendiktisaintek. Ini bukan sekadar insiden, tapi mencerminkan lemahnya kesadaran berbahasa negara di institusi akademik,” pungkasnya.

    Acara pelantikan rektor UPI itu sendiri berlangsung di Gedung Auditorium Ahmad Sanusi, Kampus UPI, Bandung, Senin (16/6/2025). Acara tersebut  dihadiri sejumlah pejabat, akademisi, serta civitas akademika UPI. 

    Saat mengucapkan sumpah, Rektor UPI yang dilantik menggunakan bahasa Inggris. “Bahwa saya akan menghindarkan diri dari perbuatan tercela serta menjunjung tinggi prinsip values for value, full commitment no conspiracy, dan defender integrity,” ucapnya. 

    “Ini harus menjadi pelajaran bagi perguruan tinggi lainnya dan tidak boleh terulang lagi,” tegas mantan Ketua Fraksi PKB DPR RI itu.

    Sumber : Radio Elshinta

  • Sumpah Jabatan Pakai Bahasa Inggris, Waka DPR Tinggalkan Acara Pelantikan Rektor UPI

    Sumpah Jabatan Pakai Bahasa Inggris, Waka DPR Tinggalkan Acara Pelantikan Rektor UPI

    GELORA.CO -Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal memilih meninggalkan ruangan acara pelantikan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof Didi Sukyadi.

    Musababnya, Cucun tidak berkenan menghadiri acara karena prosesi pengucapan sumpah jabatan dilakukan dalam bahasa Inggris. 

    Tindakan tersebut dinilai Cucun sebagai bentuk pelanggaran terhadap UU 24/2009 tentang Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan.

    “Saya tidak bisa menerima, ini jelas bertentangan dengan UU 24/2009 yang mengatur bahwa bahasa Indonesia wajib digunakan dalam pengucapan sumpah jabatan di lingkungan resmi kenegaraan,” tegas Cucun, Senin 16 Juni 2025.

    Ia menyampaikan kekecewaan mendalam dan menyebut peristiwa ini sebagai peringatan serius bagi UPI yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam menjaga marwah bahasa Indonesia di ruang-ruang akademik dan kelembagaan.

    “Ini adalah teguran keras. Tidak boleh lagi ada institusi pendidikan yang menomorduakan bahasa Indonesia dalam forum resmi. Kita bisa internasional, tetapi tidak boleh mengorbankan identitas nasional,” ujarnya.

    Menurut Cucun, tindakan itu bukan hanya soal bahasa, melainkan soal kedaulatan dan penghormatan terhadap undang-undang yang berlaku. 

    Ia juga mendesak Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi untuk mengevaluasi kejadian tersebut dan memberikan pembinaan kepada UPI agar kejadian serupa tidak terulang.

    “Saya akan menyampaikan hal ini secara resmi dalam rapat DPR bersama Kemendiktisaintek. Ini bukan sekadar insiden, tapi mencerminkan lemahnya kesadaran berbahasa negara di institusi akademik,” pungkasnya.

    Acara pelantikan rektor UPI itu sendiri berlangsung di Gedung Auditorium Ahmad Sanusi, Kampus UPI, Bandung, dan dihadiri sejumlah pejabat, akademisi, serta civitas akademika UPI. 

    Saat mengucapkan sumpah, Rektor UPI yang dilantik menggunakan bahasa Inggris. 

    “Bahwa saya akan menghindarkan diri dari perbuatan tercela serta menjunjung tinggi prinsip values for value, full commitment no conspiracy, dan defender integrity,” ucapnya.

  • Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Bukan Kewenangan Kemenko PMK

    Rumah Subsidi 18 Meter Persegi Bukan Kewenangan Kemenko PMK

    Jakarta, Beritasatu.com – Pemerintah tengah menggodok perubahan aturan soal rumah subsidi, termasuk rencana pemangkasan batas minimal luas bangunan dari semula 21 meter persegi menjadi 18 meter persegi. Namun, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Pratikno, menegaskan isu ini bukan dalam koordinasi kementeriannya.

    “Mohon maaf ya, bukan dalam koordinasi kami, jadi kami tidak paham mengenai isu itu,” ujar Pratikno kepada wartawan di gedung Kemenko PMK, Gambir, Jakarta Pusat, Senin (16/6/2025).

    Pratikno menekankan, polemik mengenai perubahan standar rumah subsidi berada di luar kewenangannya. Ia menyebut bahwa program rumah subsidi merupakan ranah dari Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP).

    Kementerian PKP saat ini sedang menindaklanjuti rencana penyesuaian batas minimal ukuran rumah subsidi, baik dari sisi luas tanah maupun luas bangunan. Langkah ini diklaim bertujuan membuka peluang penyediaan lebih banyak tempat tinggal, khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

    Rencana perubahan tersebut tertuang dalam draf Keputusan Menteri PKP Nomor/KPTS/M/2025 tentang Batasan Luas Tanah, Luas Lantai, dan Batasan Harga Jual Rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).

    Dalam draf tersebut, batas minimal luas tanah rumah subsidi disesuaikan dari 60 meter persegi menjadi 25 meter persegi. Sementara itu, luas bangunan dikurangi dari 21 meter persegi menjadi 18 meter persegi. Adapun batas maksimal luas tanah tetap 200 meter persegi dan bangunan maksimal 36 meter persegi.
     

  • 8 Kampus Adu Gagasan Bangun Desa Binaan Lewat Genera-Z Berbakti

    8 Kampus Adu Gagasan Bangun Desa Binaan Lewat Genera-Z Berbakti

    Jakarta

    Tak pernah mudah untuk memulai. Ada keraguan, ketakutan akan gagal, hingga rasa tak yakin semuanya kerap bercampur jadi satu saat ide baru muncul di kepala.

    Tapi, satu langkah pertama bisa membuka jalan panjang. Bagi para peserta program ‘Genera-Z Berbakti’, keberanian untuk melangkah bukan hanya soal mengeksekusi ide, tapi juga melihat peluang, mengambil momentum, dan berkomitmen memberi dampak nyata bagi Indonesia.

    Genera-Z Berbakti merupakan program dengan konsep call for proposal untuk kelompok mahasiswa yang memiliki antusiasme terhadap pengabdian kepada masyarakat di lokasi desa binaan PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Empat tim dengan proposal terbaik akan mendapatkan pendanaan serta pembinaan untuk pelaksanaan program dari Bakti BCA. Pada Genera-Z Berbakti edisi kali ini, empat desa yang menjadi tujuan adalah Desa Wisata Edelweiss Wonokitri (Jatim), Dayun (Riau), Pulau Derawan (Kaltim), dan Teluk Kiluan (Lampung).

    Memulai memang berat, tapi menjalaninya bersama-sama bisa membuat segalanya lebih ringan. Dalam Genera-Z Berbakti, tim mahasiswa dari delapan kampus yang menjadi finalis telah membuktikannya. Mereka sudah bertemu dan berjuang bersama dengan rekan seperjalanan: teman-teman satu visi yang punya semangat sama.

    Sejak awal, kolaborasi menjadi kunci keberhasilan para finalis, mulai dari penyusunan proposal hingga persiapan pelaksanaan program di lapangan. Mereka saling berdiskusi, bertukar ide, membagi tugas, dan menghadapi berbagai dinamika secara langsung sebagai satu tim. Salah satu contohnya datang dari tim UNSRAT, yang bahkan telah melakukan observasi langsung ke Desa Derawan sejak tahap penyusunan proposal.

    Salah satu anggota tim UNSRAT, Dafa mengatakan pihaknya mengamati berbagai aspek lingkungan, seperti sampah dan abrasi, yang sudah kami teliti sejak 2-4 minggu lalu.

    “Sementara untuk pendalaman materi di bidang pariwisata, kami fokuskan pada minggu-minggu terakhir ini,” kata Dafa dalam keterangannya, Jumat (13/6/2025).

    Setelah tim terbentuk dan ide dipertajam, langkah berikutnya adalah menciptakan dampak berkelanjutan. Para peserta diajak memetakan target jangka pendek dan panjang yang hendak dicapai. Pengabdian di desa bukan hanya menjadi ajang implementasi gagasan, tapi juga waktu yang tepat untuk memanfaatkan waktu semaksimal mungkin ‘seize the day’ membuat perubahan nyata bagi masyarakat dan diri mereka sendiri.

    Dalam prosesnya, para mahasiswa tak hanya mengembangkan proyek sosial. Mereka belajar banyak, mulai dari mempresentasikan ide di hadapan panelis, menyusun strategi tim, hingga mengasah kepemimpinan dan manajemen konflik.

    Fase penjurian Genera-Z Berbakti menjadi momen sangat berharga bagi para finalis. Tak hanya berkesempatan mempresentasikan ide segar di hadapan tiga panelis: Nicholas Saputra, Happy Salma, dan Prof. Yohanes Surya, para finalis juga memiliki ruang lebih luas untuk memahami apa yang sebenarnya menjadi akar masalah setiap lokasi tujuan program.

    Semua pengalaman ini tak hanya memperkaya portofolio, tapi juga membentuk karakter dan mendorong mereka menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Melalui babak Adu Wawasan di fase pertama penjurian, para peserta pada akhirnya belajar untuk mengapresiasi lawan.

    Ini tergambar dari pengakuan May, anggota dari tim UNILA, merespons pertanyaan tidak terduga dari ITB yang ia dapatkan pada babak adu gagasan.

    “Penampilan tim ITB enggak hanya keren, tapi hebat banget. Pertanyaan-pertanyaan mereka juga luar biasa,” kata May.

    Pengakuan senada juga disampaikan tim UI, Dela. Ia mengatakan di antara pihaknya berdelapan (finalis) mereka termasuk top team.

    “Di antara top university, mereka bisa mengungguli dengan pembawaan yang sangat baik. Jadi kami sangat mengapresiasi dan bangga bisa bertanding dengan tim UB,” papar Dela.

    Tiap tim pada program ini memiliki beragam solusi unik untuk lokasi tujuannya. Salah satunya, ada solusi ‘Smart Reef Initiative’ dari tim UNILA yang mengusung teknologi IoT untuk membuat sistem peringatan dini tsunami. Terdapat juga solusi bernama ‘SAVANA’ dari tim UI yang memadukan edukasi kesehatan, pertanian organik, dan pelatihan bahasa Inggris untuk masyarakat Edelweiss Wonokitri.

    Babak Adu Wawasan Genera-Z Berbakti tidak hanya menjadi momen berkesan bagi para finalis, tetapi juga panelis. Duta Bakti BCA, Nicholas Saputra mengungkapkan ada salah satu mahasiswa yang tidak hanya betul-betul memahami situasi alamnya, tetapi juga kultur budaya masyarakat di desa tersebut.

    “Ini justru menjadi hal yang penting dan utama, tentang memahami manusianya,” kata Nicholas.

    Sebagai informasi, kedelapan kampus yang memiliki tim perwakilan pada babak final Genera-Z Berbakti adalah Universitas Lampung (UNILA), Universitas Padjadjaran (UNPAD), Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Indonesia (UI), Universitas Andalas (UNAND), Universitas Gajah Mada (UGM), dan Institut Teknologi Bandung (ITB).

    Mereka terpilih masuk ke babak final melalui seleksi dan penjurian ketat yang dilakukan terhadap total 255 tim pendaftar di program GeneraZ Berbakti. Para pendaftar berasal dari berbagai perguruan tinggi nasional, bahkan ada dari luar negeri. Pendaftar dari perguruan tinggi di Indonesia, tersebar dari Sumatera hingga Papua, baik kampus negeri maupun swasta.

    Lebih lanjut, babak penjurian Genera-Z Berbakti bisa disaksikan langsung di YouTube Narasi mulai 13 Juni 2025. Jadilah saksi keseruan anak-anak muda hebat Indonesia beradu ide dan argumen positif untuk kemajuan desa-desa di Indonesia.

    (ega/ega)

  • Industri Perhotelan di Bandung Lesu, Pemkot Akan Beri Insentif Hotel Bintang 3

    Industri Perhotelan di Bandung Lesu, Pemkot Akan Beri Insentif Hotel Bintang 3

    Liputan6.com, Bandung – Industri perhotelan di Kota Bandung diaku tengah lesu. Hotel bintang 3 menjadi segmen yang paling signifikan alami penurunan okupansi, pemerintah kota pun akan suntikan insentif. 

    Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, menyebut hotel bintang 3 banyak mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) dan menjadi kelompok yang paling rentan, padahal harga sewanya cenderung lebih rendah dibandingkan hotel bintang 4 atau 5. 

    “Kondisi mereka paling memprihatinkan,” katanya dalam keterangan pers beberapa waktu lalu, (10/6/2025).

    Penurunan itu teramati saat momen libur panjang Idul Adha, tanggal 6-9 Mei lalu. Farhan mengatakan, hanya satu hari yang menunjukkan tingkat hunian 100 persen, yaitu pada Sabtu, sehari setelah Idul Adha.

    “Sisanya langsung turun tajam. Hari Minggu dan Senin hanya 50 persen. Ini sangat memprihatinkan,” ungkap Farhan.

    Ia menilai kondisi ini menjadi sinyal kuat bahwa pelaku industri pariwisata di Bandung membutuhkan insentif maupun program strategis untuk menarik wisatawan. Pemkot Bandung akan menyelenggarakan kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition) di hotel-hotel di kota Bandung khususnya hotel bintang 3.

    “Saatnya kita berikan insentif pada pelaku industri pariwisata. Ini penting agar sektor ini bisa bertahan,” tuturnya.

    Sektor perhotelan, kata Farhan, merupakan salah satu industri terbesar yang menyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan juga menyediakan lapangan pekerjaan.

    “Kita harus memastikan APBD bisa menggerakkan ekonomi, salah satunya melalui kegiatan MICE (Meeting, Incentive, Convention, and Exhibition),”katanya.

    Pemkot Bandung akan memberikan berbagai bentuk insentif kepada hotel bintang 3, namun dengan syarat tertentu. Salah satunya, hotel penerima insentif tidak boleh melakukan PHK terhadap karyawannya. 

    Dukungan ini, menurut Farhan, bukan sekadar formalitas. Ia ingin memastikan bahwa kebijakan yang diambil benar-benar menyentuh kebutuhan industri perhotelan secara langsung. 

    “Bukan setengah hidup lagi. Kita dukung habis-habisan industri hotel di Bandung,” tambahnya.

  • Pengusaha Travel Buka Suara soal Kabar Badai PHK di Sektor Pariwisata

    Pengusaha Travel Buka Suara soal Kabar Badai PHK di Sektor Pariwisata

    Jakarta

    Association of the Indonesian Tours & Travel Agencies (ASITA) buka-bukaan soal kondisi industri pariwisata. Hal ini menyusul adanya kabar pemutusan hubungan kerja (PHK) di sektor tersebut di Bali.

    Ketua Umum DPP ASITA Rusmiati menjelaskan PHK di sektor pariwisata terjadi imbas efisiensi anggaran dan pembatasan kegiatan Meetings, Incentives, Conferences, and Exhibitions (MICE) yang biasanya dilakukan pemerintah. Namun, ia menyebut kondisi ini tidak terjadi merata di seluruh ekosistem industri pariwisata.

    Rusmiati menyebut, subsektor perhotelan dan restoran yang terimbas paling parah akibat pembatasan kegiatan MICE pemerintah. Ia mengatakan PHK ini utamanya terjadi di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.

    “Sejak awal 2025, beberapa pemerintah daerah dan instansi pusat menerapkan kebijakan efisiensi anggaran, termasuk pembatasan kegiatan MICE di hotel. Hal ini menyebabkan penurunan okupansi hotel hingga 20-30%, memaksa banyak pengelola hotel untuk merumahkan sebagian karyawan, terutama di level operasional,” terang Rusmiati kepada detikcom, Senin (16/6/2025).

    Terkait Bali, terang Rusmiati, PHK yang terjadi di subsektor pariwisata juga disumbang oleh menjamurnya penginapan pribadi dan akomodasi tidak resmi yang dipasarkan lewat platform online. Hal ini yang menimbulkan anomali di tengah stabilnya kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) di Bali yang rata-rata 18.000 orang per hari di kuartal I 2025.

    “Wisatawan ramai, tapi hotel resmi sepi. Ini berdampak langsung pada pendapatan hotel legal dan pengurangan tenaga kerja secara bertahap, meski tidak diumumkan secara besar-besaran,” jelasnya.

    Rusmiati menjelaskan, jumlah PHK secara nasional juga menyebabkan terjadinya penurunan perjalanan wisata ke sejumlah destinasi. Pasalnya dalam kondisi ini, daya beli masyarakat melemah dan mempengaruhi pembelian tiket perjalanan.

    Namun begitu, dampaknya tidak sampai membuat perusahaan perjalanan wisata melakukan PHK karyawan. Rusmiati menjelaskan, sektor perjalanan wisata sendiri umumnya memiliki struktur kerja yang fleksibel dengan tenaga kontrak lepas seperti pemandu wisata freelance.

    “Dalam kondisi menurun, mereka lebih cenderung mengurangi jam kerja atau menunda proyek, bukan langsung memutus hubungan kerja secara besar-besaran,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Rusmiati menyebut permintaan di industri pariwisata dan tren perjalanan masih tetap tumbuh hingga saat ini. Berdasarkan data yang ia berikan, tercatat sebanyak 410,99 juta perjalanan wisatawan nusantara (wisnus) sampai April 2025 atau naik 15,7% yoy. Sementara kunjungan (wisman) di kuartal I2025 tercatat 2,74juta yoy.

    Adapun provinsi tujuan terbanyak hingga April 2025 yakni Pulau Jawa sebesar 84,07 juta perjalanan atau sekitar 65,38% dari total perjalanan nasional, yang meliputi Jawa Timur, Jawa Barat, dan Jawa Tengah.

    “Secara agregat, kami melihat demand tetap tumbuh,” imbuhnya.

    (acd/acd)