kab/kota: Banda Aceh

  • BMKG sebut cuaca berawan-hujan masih meliputi mayoritas Indonesia

    BMKG sebut cuaca berawan-hujan masih meliputi mayoritas Indonesia

    Ilustrasi: Pengendara sepeda motor berusaha mengambil barangnya yang terjatuh saat menerobos genangan air di jembatan Jalan Gajah Mada, Denpasar, Bali, Sabtu (22/2/2025) ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo/nz (ANTARA FOTO/NYOMAN HENDRA WIBOWO)

    BMKG sebut cuaca berawan-hujan masih meliputi mayoritas Indonesia
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 26 Februari 2025 – 09:49 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) RI masih memprakirakan cuaca berawan hingga hujan masih meliputi mayoritas kota besar di Indonesia.

    Melalui siaran prakiraan cuaca di Jakarta, Rabu, Prakirawan BMKG Yohanes Agung Kristomo memaparkan potensi hujan ringan diprakirakan terjadi di Banda Aceh, Medan, dan Tanjung Pinang. Sementara potensi hujan disertai petir diprakirakan mengguyur Pekanbaru dan Padang

    “Masih di Pulau Sumatera, secara umum diprakirakan berawan tebal untuk wilayah Jambi, hujan ringan untuk wilayah Palembang, dan waspadai potensi hujan disertai petir untuk wilayah Pangkal Pinang, Bengkulu, dan Bandar Lampung,” katanya.

    Yohanes memaparkan cuaca di Pulau Jawa secara umum diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Jakarta dan Yogyakarta. Hujan sedang untuk wilayah Serang, Semarang, dan Surabaya, serta potensi hujan disertai petir untuk wilayah Bandung. Di wilayah Bali dan Nusa Tenggara, lanjutnya, secara umum diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Denpasar, serta hujan disertai petir untuk wilayah Mataram dan Kupang.

    “Beralih ke Pulau Kalimantan, secara umum diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Pontianak, Banjarmasin, dan Samarinda. Waspadai potensi hujan disertai petir untuk wilayah Palangka Raya dan Tanjung Selor,” ujarnya.

    Di wilayah Sulawesi, kata Yohanes, secara umum diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Makassar, Palu, Gorontalo, dan Manado. Hujan sedang untuk wilayah Mamuju, serta potensi hujan disertai petir untuk wilayah Kendari.

    Adapun di wilayah Indonesia bagian timur, secara umum diprakirakan berawan tebal untuk wilayah Ternate, hujan ringan untuk wilayah Ambon, Manokwari, Jayapura, dan Jayawijaya. Hujan sedang untuk wilayah Nabire, serta potensi hujan disertai petir untuk wilayah Sorong dan Merauke.

    Yohanes mengimbau kepada masyarakat bahwa informasi yang disampaikan merupakan gambaran umum cuaca di masing-masing wilayah. Adapun untuk mendapatkan cuaca yang lebih spesifik dan diperbarui setiap 3 jam, masyarakat dapat memantau aplikasi Info BMKG yang tersedia di AppStore dan PlayStore, atau laman web resmi BMKG di www.bmkg.go.id serta media sosial @infobmkg.

    Sumber : Antara

  • Nasib 2 Mahasiswa Penyuka Sesama Jenis Kepergok Mesum di Banda Aceh, Dijatuhi Hukuman Cambuk – Halaman all

    Nasib 2 Mahasiswa Penyuka Sesama Jenis Kepergok Mesum di Banda Aceh, Dijatuhi Hukuman Cambuk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, Banda Aceh – Mahkamah Syariyah Banda Aceh menjatuhkan vonis cambuk terhadap dua mahasiswa, AI dan DA, pada Senin, 24 Februari 2025.

    AI dijatuhi hukuman cambuk sebanyak 85 kali, sementara DA 80 kali.

    Keduanya dinyatakan bersalah melakukan hubungan sesama jenis di tempat kos AI di kawasan Rukoh, Banda Aceh.

    Dalam sidang yang dipimpin oleh Dr. Hj Sakwanah, majelis hakim menemukan bahwa kedua terdakwa melanggar Pasal 63 ayat 1 Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.

    Peristiwa ini terjadi pada 7 November 2024, ketika AI menghubungi DA melalui Instagram untuk bertemu di tempat kosnya.

    Keduanya digerebek warga setempat dalam keadaan bugil setelah melakukan praktik liwat.

    Pertimbangan Hakim

    Majelis hakim mempertimbangkan beberapa hal dalam menjatuhkan vonis.

    Hal yang memberatkan adalah pelanggaran syariat Islam yang dilakukan kedua terdakwa.

    Namun, hakim juga mencatat bahwa DA adalah mahasiswa berprestasi yang tidak pernah bermasalah dengan hukum, yang menjadi pertimbangan meringankan.

    AI, sebagai pihak yang menyediakan tempat dan mengajak DA, menerima vonis cambuk lebih berat.

    Tanggapan Terdakwa dan Jaksa

    Selama proses persidangan, kedua terdakwa terlihat lesu saat hakim membacakan putusan.

    Mereka berjanji untuk tidak mengulangi perbuatan tersebut dan menerima putusan tanpa mengajukan keberatan.

    Jaksa Penuntut Umum (JPU) Kejaksaan Negeri Banda Aceh, Alfi an, menyatakan bahwa vonis tersebut sesuai dengan tuntutan JPU dan menambahkan bahwa eksekusi cambuk belum bisa dipastikan kapan akan dilaksanakan, baik bulan ini atau saat Ramadhan.

    “Kita belum bisa pastikan apakah dalam bulan ini juga atau saat Ramadhan nantinya,” ujar Alfi an, menekankan bahwa banyak pihak terlibat dalam proses eksekusi cambuk.

    (Prohaba.co/Muliadi Gani)

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kehadiran Rohingya Meresahkan, Tidak Bisa Kita Biarkan

    Kehadiran Rohingya Meresahkan, Tidak Bisa Kita Biarkan

    BANDA ACEH – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah  mengatakan bahwa kehadiran Rohingya di tanah rencong meresahkan, pemerintah bakal mengambil sikap terkait keberadaan para pengungsi tersebut.

    “Secara manusiawi oke, kita punya aturan, saya mendapatkan laporan dari sejumlah daerah. Kehadiran mereka justru meresahkan kita, mungkin ini tidak bisa kita biarkan,” kata wagub yang akrab disapa  Dek Fadh, di Aceh Besar, Selasa, 25 Februari dilansir ANTARA.

    Pernyataan itu disampaikannya menjawab pertanyaan wartawan terkait usulan Imigrasi Aceh untuk mencarikan pulau khusus penempatan pengungsi Rohingya, di sela-sela peninjauan gudang Bulog Aceh, di Aceh Besar.

    Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi XIII DPR RI, Kanwil Direktorat Jenderal Imigrasi Aceh, Novianto Sulastono mengusulkan dicarikan pulau khusus di Indonesia untuk penampungan pengungsi Rohingya.

    Disebutkan pengungsi Rohingya di Aceh saat ini ada 576 orang, tersebar di empat kamp penampungan, yaitu di bekas kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe 93 orang, Kabupaten Aceh Timur 360 orang, di Desa Kule Kabupaten Pidie 59 orang, dan Mina Raya, Pidie 64 orang.

    Disampaikan juga, masyarakat Aceh akhir-akhir ini merasa resah karena para pengungsi ada beberapa yang tidak sesuai syariat Islam, sehingga menimbulkan rasa kekhawatiran masyarakat.

    Beberapa masalah pengungsi Rohingya yang diinventarisasi yaitu pelecehan sesama pengungsi, melarikan diri yang dicurigai kabur ke Malaysia, penolakan warga, kecemburuan sosial dan lain sebagainya.

    Terkait hal ini, kata Dek Fadh, pihaknya akan meninjau kembali kehadiran para pengungsi Rohingya tersebut, apakah memberikan beban berat bagi Aceh atau bagaimana.

    Dirinya menegaskan, secara manusiawi tidak ada masalah, tetapi pemerintah memiliki peraturan terkait hal ini. Apalagi, pihaknya telah menerima banyak laporan masyarakat yang resah dengan keberadaan mereka.

    Meskipun baru menjabat 13 hari, lanjut dia, pihaknya juga telah menerima banyak laporan, karena itu nantinya akan diambil sikap tertentu.

    “Kita baru 13 hari menjabat. Laporan kami terima, tetapi langkah nanti akan kami ambil. Kalau terganggu masyarakat Aceh, mungkin kita akan ambil sikap nanti,” ujar Fadhlullah.

  • BRIN Prediksi Hasil Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan, Berbeda dengan Arab Saudi?

    BRIN Prediksi Hasil Sidang Isbat Penentuan Awal Ramadhan, Berbeda dengan Arab Saudi?

    PIKIRAN RAKYAT – Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika dari Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin memprediksi awal 1 Ramadhan menurut pemerintah.

    Selain itu, dalam sebuah diskusi yang disiarkan melalui kanal YouTube resmi BRIN di Jakarta pada Selasa, Thomas juga mengungkapkan bahwa perbedaan waktu penentuan awal Ramadhan dan Idul Fitri antara Indonesia dan Arab Saudi tidak disebabkan oleh kriteria yang berbeda, melainkan karena keputusan yang diambil oleh masing-masing pemerintah.

    Menurut Thomas, negara-negara yang terletak lebih ke barat, seperti Arab Saudi, memiliki peluang lebih besar untuk melihat posisi bulan yang lebih tinggi dan jaraknya yang lebih jauh dari matahari. Secara teoritis, wilayah barat memiliki potensi lebih besar untuk mengamati hilal lebih awal dibandingkan dengan wilayah timur.

    “Jadi sebenarnya wajar ketika di Arab Saudi itu sudah terlihat hilal, padahal di Indonesia belum (terlihat), itu wajar,”jelasnya.

    Perbedaan Penetapan Awal Zulhijah dan Puasa Arafah

    Perbedaan ini tidak hanya terjadi pada penentuan awal Ramadhan atau Idul Fitri, tetapi juga saat penetapan puasa sunah Arafah yang dilakukan pada tanggal 9 Zulhijah, bertepatan dengan musim haji.

    Thomas menjelaskan bahwa Arab Saudi seringkali memulai Zulhijah lebih dulu dibandingkan Indonesia, sehingga tanggal 9 Zulhijah di Arab Saudi biasanya tiba lebih awal daripada di Indonesia. Akibatnya, umat Islam di kedua negara mungkin menjalankan puasa Arafah pada tanggal yang berbeda.

    Perbedaan ini, lanjut Thomas, terutama dipengaruhi oleh keputusan pemerintah Arab Saudi yang lebih mengutamakan hasil pengamatan hilal secara langsung (rukyat) dan tidak harus mengacu pada perhitungan astronomi (hisab).

    Arab Saudi sendiri telah menetapkan awal Ramadhan pada tanggal 1 Maret 2025.

    Prediksi 1 Ramadhan 1446 H

    Thomas memprediksi bahwa pemerintah akan menetapkan awal puasa Ramadhan pada tanggal 2 Maret 2025. Berdasarkan fakta astronomi terkait pengamatan hilal yang dijadwalkan pemerintah pada Jumat, 28 Februari 2025, rukyatul hilal ini akan dilakukan di 125 lokasi di seluruh Indonesia.

    Menurut Thomas, posisi Bulan saat matahari terbenam di Banda Aceh pada hari tersebut telah melampaui kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), yang mensyaratkan ketinggian Bulan minimal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

    Berbeda dengan Banda Aceh, posisi Bulan di wilayah lain, seperti Surabaya, belum memenuhi kriteria tersebut. Thomas mencatat bahwa elongasi geosentrik Bulan di Surabaya hanya mencapai 5,8 derajat, sehingga belum sesuai dengan ketentuan MABIMS.

    Ia menegaskan bahwa mengamati hilal Ramadhan kali ini akan menjadi tantangan. Thomas juga mengingatkan adanya potensi kegagalan dalam rukyat kali ini.

    “Kemungkinan gagal rukyat, kita tunggu saja hasil sidang isbat. Ada kemungkinan 1 Ramadan 1446 jatuh pada 2 Maret 2025,” tambahnya.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Dukung Kelancaran Mudik Lebaran 2025, Sejumlah Ruas Tol Baru Siap Beroperasi – Halaman all

    Dukung Kelancaran Mudik Lebaran 2025, Sejumlah Ruas Tol Baru Siap Beroperasi – Halaman all

    Pemerintah menyiapkan tol fungsional dan ruas baru untuk kelancaran mudik Lebaran 2025.

    Tayang: Selasa, 25 Februari 2025 17:19 WIB

    Tribunnews.com/Irwan Rismawan

    ARUS MUDIK – Kepadatan kendaraan yang melintasi jalan tol Palimanan-Kanci (Palikanci) KM 192, Cirebon, Jawa Barat, pada arus mudik Lebaran 2024, Minggu (7/4/2024). Terkini, Korlantas Polri menyiapkan empat klaster untuk persiapan Operasi Ketupat 2025. 

    TRIBUNNEWS.COM – Pemerintah menyiapkan tol fungsional dan ruas baru untuk kelancaran mudik Lebaran 2025.

    Kementerian Pekerjaan Umum (PU) bersama Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan kembali membuka sejumlah ruas tol yang sebelumnya telah difungsionalkan pada masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025. 

    Tol fungsional yang akan dibuka kembali untuk mudik Lebaran 2025 total sepanjang 58,42 km.

    Tidak hanya itu, pemerintah juga akan membuka ruas tol baru sepanjang 74,35 km.

    4 Tol Fungsional yang Dibuka Kembali untuk Mudik Lebaran 2025

    Dikutip dari Instagram @pupr_binamarga, berikut 4 tol fungsional yang dibuka kembali untuk mudik Lebaran 2025:

    Tol Sigli – Banda Aceh 1 (Padang Tiji – Seulimeum): 24,67 km
    Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Prapat (Sebagian Seksi 4: Sinaksak – Pematang Siantar): 12,37 km
    Tol Jakarta-Cikampek II Selatan (Paket 3: Sukabungah – Sadang, segmen Kutanegara – Sadang): 8,5 km
    Tol Probolinggo – Banyuwangi (Paket 1: Gending – Kraksaan): 12,88 km

    Daftar 4 Ruas Tol Baru yang akan Beroperasi Selama Mudik Lebaran 2025

    Tol Binjai – Langsa (Seksi 3: Tanjung Pura – Pangkalan Brandan): 19 km
    Tol Pekanbaru – Padang (Seksi Sicincin – Padang): 36,60 km
    Tol Solo – Yogyakarta – NYIA Kulon Progo (Paket 1.2: Klaten – Purwotani, segmen Klaten – Prambanan): 8,6 km
    Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Prapat (Sebagian Seksi 2: Kuala Tanjung – Indrapura): 10,15 km

    Kementerian PU dan BUJT terus berupaya meningkatkan infrastruktur jalan tol guna memastikan kelancaran arus mudik Lebaran.

    Selain mempercepat pembangunan tol, pemerintah juga melakukan berbagai langkah seperti peningkatan layanan rest area, penambahan fasilitas keselamatan, serta koordinasi dengan pihak kepolisian untuk pengaturan lalu lintas.

    Dengan adanya tol fungsional dan ruas tol baru yang siap beroperasi, diharapkan perjalanan mudik Lebaran 2025 akan lebih nyaman dan efisien bagi seluruh masyarakat.

    Cara Cek Tarif Tol di Laman BPJT

    Akses laman https://bpjt.pu.go.id/
    Pilih menu ‘Tarif Tol’
    Gulir ke bawah dan pilih ‘Cek Tarif Tol’
    Pada menu ‘Ruas Jalan Tol’, pilih ‘Jalan Tol’ yang ingin kamu lalui
    Kemudian pilih Gerbang Masuk, Gerbang Keluar dan Golongan Kendaraan
    Nantinya, sistem akan menampilkan tarif jalan tol yang ingin kamu lalui

    Cara Cek CCTV Jalan Tol di Laman BPJT PU untuk Pantau Arus Mudik Lebaran 2025

    Akses laman https://bpjt.pu.go.id/cctv/cctv_inframe
    Pilih ruas tol yang ingin kamu pantau
    Nantinya sistem akan menampilkan CCTV dari berbagai arah

    (Tribunnews.com/Farrah)

    Artikel Lain Terkait Mudik Lebaran 2025

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’4′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Wakil Gubernur Aceh sebut kehadiran Rohingya meresahkan

    Wakil Gubernur Aceh sebut kehadiran Rohingya meresahkan

    Banda Aceh (ANTARA) – Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah mengatakan bahwa kehadiran Rohingya di tanah rencong meresahkan, pemerintah bakal mengambil sikap terkait keberadaan para pengungsi tersebut.

    “Secara manusiawi oke, kita punya aturan, saya mendapatkan laporan dari sejumlah daerah. Kehadiran mereka justru meresahkan kita, mungkin ini tidak bisa kita biarkan,” kata wagub yang akrab disapa Dek Fadh, di Aceh Besar, Selasa.

    Pernyataan itu diucapkannya menjawab pertanyaan media terkait usulan Imigrasi Aceh untuk mencarikan pulau khusus penempatan pengungsi Rohingya, di sela-sela peninjauan gudang Bulog Aceh, di Aceh Besar.

    Sebelumnya, dalam rapat dengar pendapat (RDP) Komisi XIII DPR RI, Kanwil Direktorat Jenderal Imigrasi Aceh, Novianto Sulastono mengusulkan dicarikan pulau khusus di Indonesia untuk penampungan pengungsi Rohingya.

    Disebutkan pengungsi Rohingya di Aceh saat ini ada 576 orang, tersebar di empat kamp penampungan, yaitu di bekas kantor Imigrasi Kota Lhokseumawe 93 orang, Kabupaten Aceh Timur 360 orang, di Desa Kule Kabupaten Pidie 59 orang, dan Mina Raya, Pidie 64 orang.

    Disampaikan juga, masyarakat Aceh akhir-akhir ini merasa resah karena para pengungsi ada beberapa yang tidak sesuai syariat Islam, sehingga menimbulkan rasa kekhawatiran masyarakat.

    Beberapa masalah pengungsi Rohingya yang diinventarisasi yaitu pelecehan sesama pengungsi, melarikan diri yang dicurigai kabur ke Malaysia, penolakan warga, kecemburuan sosial dan lain sebagainya.

    Terkait hal ini, kata Dek Fadh, pihaknya akan meninjau kembali kehadiran para pengungsi Rohingya tersebut, apakah memberikan beban berat bagi Aceh atau bagaimana.

    Dirinya menegaskan, secara manusiawi tidak ada masalah, tetapi pemerintah memiliki peraturan terkait hal ini. Apalagi, pihaknya telah menerima banyak laporan masyarakat yang resah dengan keberadaan mereka.

    Meskipun baru menjabat 13 hari, lanjut dia, pihaknya juga telah menerima banyak laporan, karena itu nantinya akan diambil sikap tertentu.

    “Kita baru 13 hari menjabat. Laporan kami terima, tetapi langkah nanti akan kami ambil. Kalau terganggu masyarakat Aceh, mungkin kita akan ambil sikap nanti,” demikian Fadhlullah.

    Pewarta: Rahmat Fajri
    Editor: Azhari
    Copyright © ANTARA 2025

  • Awal Puasa 2025 Bisa Beda, Ini Penjelasan Pakar BRIN

    Awal Puasa 2025 Bisa Beda, Ini Penjelasan Pakar BRIN

    Bisnis.com, JAKARTA — Pakar di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyatakan terdapat kemungkinan perbedaan penetapan awal puasa atau 1 Ramadan 1446 H di Indonesia.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin menjelaskan bahwa terdapat potensi perbedaan awal Ramadan 1446 H. Perkiraan itu berdasarkan perhitungan posisi bulan pada Jumat (28/2/2025) nanti, yakni hari pemerintah akan menggelar rukyatul hilal di 125 titik seluruh Indonesia.

    Menurut Thomas, pada 28 Februari 2025 nanti, posisi bulan saat magrib di Banda Aceh adalah tinggi toposentrik 4,5° dan elongasi toposentrik 6,4°. Lalu, posisi bulan saat magrib di Surabaya adalah tinggi toposentrik 3,7° dan elongasi toposentrik 5,8°.

    Perhitungan posisi bulan mengacu pada kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS), yakni mensyaratkan tinggi bulan minimal 3° dan sudut elongasi 6,4°. Rupanya, posisi bulan pada 28 Februari 2025 nanti di Banda Aceh sedikit melebihi kriteria MABIMS, sedangkan di Surabaya kurang dari kriteria.

    Thomas menjelaskan bahwa Kriteria baru MABIMS terpenuhi di wilayah perbatasan, sekitar wilayah Aceh.

    “Potensi gagal rukyat cukup besar. Selain hilal sangat tipis dengan elongasi geosentrik 6,4° [batas kriteria], faktor cuaca kemungkinan besar cukup mengganggu,” tulis Thomas dalam unggahan media sosial pribadinya, dikutip pada Selasa (25/2/2025).

    Dia menuturkan bahwa jika rukyat gagal, terdapat potensi perdebatan saat sidang isbat. Setelah itu, menurutnya akan terdapat dua kemungkinan.

    Pertama adalah tetap konsisten dengan kriteria dan merujuk kepada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) 1981, yakni usul sidang isbat tetap mengambil hasil hisab yang memenuhi kriteria di Aceh, yang berarti 1 Ramadan 1446 H jatuh pada 1 Maret 2025.

    Kemungkinan kedua adalah usul sidang isbat mengambil keputusan berdasarkan hasil rukyat, karena di sebagian besar wilayah Indonesia hilal tidak memungkinkan dirukyat. Alhasil, 1 Ramadan 1446 H bisa jatuh pada 2 Maret 2025.

    “Dua pilihan itu mempunyai alasan yang kuat dan tidak menyalahi prinsip penggunaan kriteria Imkan Rukyat,” tulis Thomas.

    Thomas juga menyarankan agar Menteri Agama mendengarkan semua pandangan perwakilan organisasi masyarakat dan pakar dalam mengambil keputusan, dengan pertimbangan kemaslahatan umat.

    “Saya pribadi akan ikut keputusan pemerintah pada sidang isbat, apapun hasilnya,” tulis Thomas.

    Sidang Isbat awal Ramadan 1446 H akan berlangsung pada Jumat (28/2/2025), yang menentukan kapan awal puasa 2025 atau 1 Ramadan 1446 H.

  • Tok! Pasangan Gay di Aceh Divonis 165 Kali Cambuk

    Tok! Pasangan Gay di Aceh Divonis 165 Kali Cambuk

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Majelis hakim Mahkamah Syariah Banda Aceh memvonis pasangan gay terdakwa perkara liwat atau hubungan sesama jenis dengan hukuman dengan total sebanyak 165 kali cambuk, karena melanggar qanun (perda) terkait syariat Islam.

    Vonis tersebut dibacakan ketua majelis hakim Sakwanah, didampingi hakim anggota Said Safnizar dan Mujihendra dalam persidangan di Mahkamah Syariah Banda Aceh di Banda Aceh, Senin (25/2/2025).

    Dikutip dari Antara, kedua terdakwa berinisial DA dan AI hadir di persidangan didampingi penasihat hukumnya. Persidangan dihadiri jaksa penuntut umum Alfian dari Kejaksaan Negeri Banda Aceh.

    Total hukuman 165 kali cambuk tersebut masing-masing dijatuhkan untuk terdakwa DA dengan vonis sebanyak 80 kali cambuk, dan AI dengan hukuman sebanyak 85 kali cambuk.

    Majelis hakim menyatakan kedua terdakwa terbukti bersalah secara sah dan meyakinkan melakukan jarimah liwat sebagaimana ketentuan dalam Pasal 63 ayat (1) Qanun Aceh Nomor 6 Tahun 2014 tentang Hukum Jinayat.

    Majelis hakim juga mempertimbangkan hal memberatkan dan meringankan sebelum menjatuhkan putusan terhadap kedua pria pasangan gay di Aceh itu. Hal memberatkan, kedua terdakwa sebagai muslim seharusnya menjunjung tinggi syariat Islam.

    Selain itu, perbuatan tersebut berulang kali dilakukan kedua tersebut. Perbuatan kedua terdakwa dinyatakan meresahkan masyarakat. 

    Adapun hal yang meringankan, kedua terdakwa mengakui perbuatannya, belum pernah dihukum, serta berusia muda, dan memiliki masa depan yang masih panjang.

    “Kedua terdakwa juga berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya,” kata hakim.

    Atas putusan tersebut, terdakwa DA dan AI bersama penasihat hukumnya menyatakan menerima vonis hakim. Begitu pula dengan jaksa penuntut umum, juga menerima putusan majelis hakim.

    Diketahui, terdakwa DA dan AI ditangkap warga di sebuah indekos, kawasan Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh pada 7 November 2024. Saat ditangkap, keduanya dalam keadaan tidak berbusana diduga melakukan hubungan badan sesama jenis atau praktik gay.

  • Waspadai hujan petir di sebagian kota besar pada Senin

    Waspadai hujan petir di sebagian kota besar pada Senin

    logo BMKG

    BMKG: Waspadai hujan petir di sebagian kota besar pada Senin
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 24 Februari 2025 – 08:21 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat di sebagian kota besar di Indonesia untuk mewaspadai cuaca hujan dan petir yang dapat terjadi pada Senin. Menurut prakirawan BMKG Rira A Damanik pada kanal Youtube yang diikuti di Jakarta, berawal dari Pulau Sumatera potensi cuaca hujan ringan terdapat di Pekanbaru dan Tanjung Pinang, sedangkan Kota Medan diprakirakan hujan sedang.

    “Waspada hujan petir di Banda Aceh dan Padang,” katanya.

    Masih di Pulau Sumatera, hujan ringan diprakirakan terjadi di wilayah Bengkulu, Pangkal Pinang, dan Bandar Lampung, sementara masyarakat di Kota Jambi dan Palembang diminta waspada hujan yang dapat disertai petir. Beralih ke Pulau Jawa, potensi cuaca hujan ringan terdapat di Kota Serang, Jakarta, serta Surabaya, kemudian hujan sedang diprakirakan terjadi di Bandung dan Semarang.

    “Waspadai potensi hujan yang dapat disertai dengan petir di wilayah Yogyakarta,” ujar dia.

    Beranjak ke wilayah Bali dan Nusa Tenggara, diprakirakan Kota Mataram, Denpasar, dan Kupang berpotensi hujan dengan intensitas ringan. Selanjutnya bergeser ke Pulau Kalimantan, diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Pontianak, dan Palangkaraya, hujan sedang di wilayah Tanjung Selor, dan waspadai hujan petir yang dapat terjadi di wilayah Samarinda dan Banjarmasin.

    Beralih ke Pulau Sulawesi, potensi cerah berawan terdapat di Manado, hujan ringan diprakirakan terjadi di Makassar, sementara Gorontalo dan Mamuju berpotensi hujan dengan intensitas sedang.

    “Waspadai potensi hujan petir yang terjadi di wilayah Palu dan Kendari,” tuturnya.

    Bergerak ke wilayah Indonesia bagian Timur, potensi udara kabur terdapat di Sorong dan Manokwari, hujan ringan berpotensi terjadi di Ternate, Ambon, Jayawijaya, dan Jayapura, sedangkan Merauke diprakirakan hujan dengan intensitas sedang.

    “Waspadai hujan petir yang berpotensi terjadi di wilayah Nabire,” ucapnya.

    BMKG juga memperingatkan potensi banjir pesisir atau rob di 17 wilayah di Indonesia mulai 24 Februari hingga 5 Maret 2025. Situasi tersebut dipicu adanya fenomena bulan baru pada tanggal 28 Februari 2025 dan Perigee (fenomena astronomi saat bulan berada di titik terdekat terhadap bumi) pada 1 Maret 2025 berpotensi meningkatkan ketinggian air laut maksimum.

    Sumber : Antara

  • BRIN Sebut Potensi Gagal Rukyat Cukup Besar, Awal Ramadan 2025 Bisa Berbeda – Page 3

    BRIN Sebut Potensi Gagal Rukyat Cukup Besar, Awal Ramadan 2025 Bisa Berbeda – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Penentuan awal Ramadan 2025/1446 berpotensi menimbulkan perbedaan karena posisi bulan pada 28 Februari 2025 sulit diamati di sebagian besar wilayah Indonesia. Jika rukyat gagal, ada kemungkinan 1 Ramadan jatuh pada 2 Maret 2025.

    Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Pusat Riset Antariksa BRIN, Thomas Djamaludin, menjelaskan bahwa posisi bulan di Banda Aceh saat Maghrib 28 Februari 2025, memiliki tinggi toposentrik 4,5° dan elongasi geosentrik 6,4°.

    “Ini sedikit melebihi kriteria MABIMS, yaitu tinggi lebih dari 3° dan elongasi lebih dari 6,4°,” katanya yang dikutip dari Youtube Tdjamaluddin, Sabtu (22/2/2025).

    Namun, di Surabaya, tinggi bulan hanya 3,7° dengan elongasi 5,8°, yang masih di bawah batas kriteria MABIMS. “Posisi bulan yang terlalu dekat dengan matahari dan ketinggiannya cukup rendah ini menunjukkan kemungkinan besar hilal sulit dirukyat,” jelas Thomas.

    Selain faktor astronomi, kondisi cuaca juga berpotensi mengganggu pengamatan hilal. “Potensi gagal rukyat cukup besar, selain hilal sangat tipis, faktor cuaca kemungkinan besar juga menjadi kendala,” tambahnya.

    Ketidakpastian hasil rukyat ini berpotensi memicu perdebatan dalam sidang isbat. Ada dua kemungkinan keputusan yang bisa diambil.

    “Pertama, sidang isbat tetap konsisten dengan kriteria MABIMS dan merujuk fatwa MUI 1981. Dengan hasil hisab di Aceh yang memenuhi kriteria, maka 1 Ramadan jatuh pada 1 Maret 2025,” ujar Thomas.

    Namun, opsi kedua adalah sidang isbat mengambil keputusan berdasarkan hasil rukyat. “Karena di sebagian besar wilayah Indonesia hilal tidak mungkin dirukyat, maka 1 Ramadan bisa ditetapkan pada 2 Maret 2025,” katanya.

    Keputusan resmi awal Ramadan akan ditentukan dalam sidang isbat yang digelar pemerintah pada Jumat 28 Februari 2025.  Sidang isbat akan digelar di Auditorium H.M. Rasjidi, Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta.

    “Saya pribadi akan ikut keputusan pemerintah pada sidang isbat apa pun hasilnya. Keputusan ikut pemerintah pada sidang isbat karena sidang dihadiri pakar astronomi, pakar fiqih, perwakilan ormas. Selain itu, sidang juga mempertimbangkan aspek astronomis, aspek fiqih, aspek kemaslahatan umat,” dia menandaskan.