PLN Dirikan 4 Tower ERS di Bireuen, Listrik Aceh Ditargetkan Pulih Minggu Ini
Tim Redaksi
BANDA ACEH, KOMPAS.com
– PT PLN (Persero) mendirikan empat tower Emergency Restoration System (ERS) di Pantai Baru, Kabupaten Bireuen, Provinsi Aceh.
Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat pemulihan sistem kelistrikan pascabencana banjir dan longsor yang melanda daerah tersebut.
PLN
menargetkan pengaliran listrik dari Arun menuju Banda Aceh dapat dilakukan pada Minggu (7/12/2025), setelah proses penarikan dan pengikatan konduktor rampung.
“Alhamdulillah hari ini kami sudah bisa menyelesaikan empat
tower ERS
. Kami juga mulai mengikat dan menarik konduktor. Estimasi besok selesai, dan mohon doanya hari Minggu nanti kami akan mencoba melakukan energize,” kata General Manager PLN UID Aceh, Eddi Saputra dalam konferensi pers di Media Center Posko Tanggap Darurat, Jumat (5/12/2025).
Eddi berharap, suplai listrik dari Arun dapat segera mengaliri Banda Aceh yang hingga kini masih mengalami pemadaman.
“Mudah-mudahan dengan berhasilnya
energize
hari Minggu, pasokan dari Arun ini bisa memasok ke Banda Aceh, sehingga wilayah yang belum bisa nyala dapat pulih maksimal,” ujarnya.
Dia menambahkan, seluruh perbaikan tiang dan aset jaringan di Banda Aceh telah rampung 100 persen.
Namun, pasokan listrik belum dapat dinormalkan karena masih menunggu suplai dari Arun.
“Begitu aliran dari Arun masuk, insyaallah Banda Aceh, Sigli,
Bireuen
hingga Tapaktuan bisa normal kembali kelistrikannya,” tuturnya.
Eddi juga memaparkan perkembangan signifikan terkait pemulihan kelistrikan di sejumlah wilayah terdampak bencana.
Di Aceh Tamiang, PLN berhasil menyalakan satu penyulang menuju kawasan yang sebelumnya terisolir.
Dengan penyalaan tersebut, listrik di Tamiang Sports Center, yang berfungsi sebagai posko pengungsian utama, serta sebagian wilayah Kuala Simpang telah kembali menyala.
Selain itu, PLN turut memasang sejumlah genset darurat, termasuk untuk RSUD Aceh Tamiang dan instalasi PDAM berkapasitas 33 ribu watt, guna memastikan suplai air bersih di posko-posko pengungsian tidak mengalami kendala.
Untuk mempercepat pemulihan, PLN mengerahkan sebanyak 1.347 personel yang tergabung dalam 118 tim dari berbagai wilayah Indonesia.
Fokus utama penanganan saat ini berada di Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara, menyusul kerusakan berat yang mengakibatkan 2.147 batang tiang dan 100 gardu tumbang akibat bencana.
Perbaikan serupa juga telah dituntaskan di Subulussalam, dengan 13 titik gangguan berhasil dipulihkan.
Wilayah terdampak paling parah berada di UP3 Langsa dan UP3 Lhokseumawe, yang masing-masing mencatat 91 titik kerusakan.
“Kami mengerahkan seluruh tim,
all out
, untuk mempercepat perbaikan jaringan, baik tiang maupun gardu yang rusak,” ungkap Eddi.
Namun, Eddi mengakui bahwa akses jalan menjadi tantangan dalam penanganan.
Beberapa wilayah terisolir masih sulit dijangkau, termasuk Pulau Tiga di Aceh Tamiang dan Peunaron, Aceh Timur.
Kondisi medan yang berat membuat tim belum dapat melakukan survei penuh terhadap aset jaringan di beberapa titik.
Sementara itu, akses menuju Kabupaten Aceh Tengah masih terputus total.
Untuk mendukung layanan darurat, PLN mengirimkan sepuluh genset portable berkapasitas 7 ribu watt dengan dukungan BNPB.
Peralatan tersebut telah diterbangkan ke Aceh Tengah untuk menerangi posko-posko pengungsi yang masih gelap.
Di wilayah tersebut, PLN masih memiliki PLTD Ayangan yang mampu memasok listrik sebesar 800 ribu watt, sehingga RSUD Aceh Tengah dapat tetap beroperasi tanpa kendala kelistrikan.
PLN juga berencana mengirimkan satu unit genset berkapasitas 250 ribu watt pada Sabtu besok untuk kebutuhan RSUD Bener Meriah.
Di sisi lain, layanan kelistrikan di RSUD Langsa telah kembali normal.
PLN menargetkan penyalaan satu penyulang tambahan di Aceh Tamiang pada malam ini, yang diharapkan dapat mengaliri listrik hingga kawasan Kedai Besi.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Banda Aceh
-
/data/photo/2025/12/05/6932b319962ef.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
PLN Dirikan 4 Tower ERS di Bireuen, Listrik Aceh Ditargetkan Pulih Minggu Ini Regional 6 Desember 2025
-
/data/photo/2025/12/05/6932f7547d75e.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Dampak Bencana Aceh Memprihatinkan, Mualem Khawatir Warganya Meninggal Kelaparan Regional 5 Desember 2025
Dampak Bencana Aceh Memprihatinkan, Mualem Khawatir Warganya Meninggal Kelaparan
Tim Redaksi
BANDA ACEH, KOMPAS.com
– Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem mengakui sampai saat ini masih ada wilayah terdampak banjir dan longsor di Aceh yang belum mendapatkan bantuan.
Terutama di wilayah-wilayah pedalaman atau terisolir.
Ia khawatir dengan kondisi semacam ini maka akan banyak warganya yang mati kelaparan.
Berdasarkan hasil peninjauannya dalam beberapa hari terakhir,
Mualem
menemukan kondisi warga yang cukup memprihatikan.
“Sangat memprihatinkan. Bukan meninggal karena banjir, meninggal kelaparan. Itu aja,” katanya saat diwawancari awak media di Lanud SIM Aceh Besar, Jumat (5/12/2025) sore.
Mualem meminta seluruh jajaran pemerintah dan instansi terkait mempercepat distribusi kebutuhan pokok.
Dia juga meminta penanganan akses menuju wilayah-wilayah yang hingga kini masih terisolir akibat bencana banjir dan longsor bisa lebih dipercepat.
“Masih banyak masyarakat yang membutuhkan sembako dan belum terjamah seperti di wilayah-wilayah pedalaman,” ujarnya.
Menurut Mualem, wilayah paling urgent dan paling membutuhkan bantuan sembako di antaranya seperti Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara.
Akses menuju ke sejumlah kecamatan di daerah itu hanya dapat ditembus melalui jalur udara.
Karena itu, Mualem meminta kepada jajaran termasuk kepala desa agar bisa bekerja aktif dan menyalurkan sembako kepada mereka yang sangat membutuhkan.
“Sembako jangan tertimbun di lokasi tertentu. Banyak titik berat yang harus ditangani cepat,” ujarnya.
Salah satu wilayah yang mendapat perhatian khusus adalah Kecamatan Seumadam di Aceh Tamiang.
Ia menyebut TNI dan berbagai unsur lain telah bergerak, namun percepatan tetap dibutuhkan.
Saat memimpin rapat koordinasi penanganan bencana Aceh di Posko Lanud Sultan Iskandar Muda, Mualem turut menggambarkan situasi kritis di beberapa jalur utama.
Khususnya ruas Tamiang ke Langsa yang hingga hari ini masih tertutup material banjir dan longsor.
Ia menyebut adanya temuan kendaraan yang terjebak banjir dengan korban jiwa di dalamnya.
Selain akses, Gubernur menekankan kebutuhan mendesak berupa tenda pengungsian dan air bersih terutama untuk wilayah Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Aceh Utara yang masih terisolir.
Mualem menyebutkan, bahwa lima unit alat berat dari Medan telah diarahkan menuju Aceh Timur dan Aceh Utara untuk mendukung pembukaan akses.
Mualem juga meminta BNPB memprioritaskan pengiriman tenda dan air bersih dalam waktu sesingkat mungkin.
Dengan 41 titik jembatan putus di Aceh Utara saja, menurutnya perlu percepatan dan koordinasi yang lebih solid.
Sehingga distribusi sembako yang menumpuk di lapangan dapat segera bergerak ke desa-desa terdampak.
“Segera pastikan semua berjalan. Sembako banyak tertumpuk karena akses. Percepat distribusi,” ujarnya.
Selain itu, Gubernur Mualem juga menyoroti kondisi di Aceh Tengah, terutama akses jalan KKA yang menjadi jalur vital ke wilayah terdampak.
Ia meminta Dinas PUPR dan instansi terkait segera melakukan percepatan pembenahan.
“Kalau Juli agak kewalahan, karena ada jembatan putus. Lebih cepat dikerjakan di KKA. PUPR harus cepat benahi,” tegasnya.
Terakhirnya, Mualem juga menyebutkan bahwa ada tim dari China berjumlah lima orang.
Mereka akan membantu pencarian korban tertimbun lumpur menggunakan perangkat khusus.
“Mereka punya alat mendeteksi mayat dalam lumpur. Ini sangat membantu,” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Usai Teken Surat Tak Sanggup Tangani Banjir, Kini Bupati Aceh Selatan Pergi Umrah bersama Istri
GELORA.CO – Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS disorot tajam oleh warganet. Betapa tidak, dia memilih melaksanakan ibadah umrah saat masih ada warganya yang harus berjuang di tengah bencana banjir dan tanah longsor di wilayahnya.
Diketahui, Kabupaten Aceh Selatan dilandar banjir dan tanah longsor pada 11 kecamatan. Akibat bencana banjir itu, Mirwan bahkan sempat membuat surat yang menyatakan ketidaksanggupannya menangani banjir di wilayahnya.
Namun saat situasi masih belum normal akibat bencana banjir ini, Mirwan justru melaksanakan ibadah umrah ke Tanah Suci, memboyong serta keluarganya.
Tindakan ini sontak memicu kegeraman publik, terutama karena hanya berselang beberapa hari setelah Bupati Mirwan MS menerbitkan surat resmi yang menyatakan ketidaksanggupan dalam penanganan tanggap darurat bencana.
Keputusan Mirwan MS pergi umrah ini menjadi sorotan utama. Pasalnya, pada Kamis (27/11), Bupati telah menerbitkan surat bernomor 360/1315/2025 yang isinya adalah surat ketidaksanggupan penanganan tanggap darurat banjir dan longsor.
Lima hari setelah surat itu keluar, tepatnya Selasa (2/12), Mirwan MS justru terekam sudah berada di Tanah Suci. Ironisnya, saat keberangkatan itu, masih ada warga di kawasan Trumon yang harus bertahan di tenda pengungsian.
Kabar mengenai keberangkatan umrah ini mencuat dan langsung viral di Banda Aceh pada Kamis (4/12/2025), setelah sebuah unggahan dari agen travel umrah @almisbahtravel_aceh tersebar luas.
Foto Mirwan MS dan istrinya berpose di Tanah Suci diunggah dengan keterangan yang mengisyaratkan bahwa perjalanan umrah ini bertepatan dengan momen ulang tahun sang istri.
“Barakallah fii umrik ibu @devinafisahmirwan.official. Terima kasih telah mempercayakan perjalanan umroh bersama almisbah. Semoga menjadi umrah mabrur dan segala hajat dikabulkan,” tulis akun tersebut.
Aksi Bupati Mirwan MS ini membuat warganet geram. Dalam kolom komentar akun @lambe_turah, netizen meluapkan kekesalan mereka.
Mayoritas menilai tindakan tersebut menunjukkan tidak adanya rasa empati atau nirempati kepada rakyat yang sedang kesusahan akibat bencana. Komentar-komentar pedas pun membanjiri media sosial:
“Sepertinya bencana paling besar Indonesia bukan tanah longsor atau banjir, tapi punya pemimpin yg gak ada empati dan hanya memikirkan diri sendiri,” tulis @miqbal*.
Warganet lain juga menyinggung soal prioritas seorang pejabat publik. “Padahal umroh itu bukan suatu kewajiban, tapi pejabat mengurus rakyatnya hukumnya wajib,” kata @orie_mu*.
Bahkan ada yang menghubungkan aksi ini dengan klarifikasi sebelumnya dari Bupati:
“Oh ini yg bilang gasanggup tanganin banjir sambil nangis, abis itu ngerayain ultah istri sambil umroh?,” ucap @abilhaqre*.
Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS akhirnya membuat unggahan yang mengisyaratkan klarifikasi pada Jumat (5/12). Dalam keterangannya, ia mengklaim telah meninjau lokasi bencana beberapa hari sebelum keberangkatannya.
Menurut Bupati, kondisi di lapangan sudah jauh lebih baik. “Alhamdulillah, empat hari lalu saya turun langsung ke lokasi banjir di Trumon. Keadaan sudah lebih baik dan tidak separah daerah lain. Semoga kita selalu dalam lindungan Allah SWT,” tulis Mirwan MS.
Sebagai informasi, Mirwan MS merupakan Bupati Aceh Selatan terpilih untuk periode 2025–2029. Sebelum menjabat, pria kelahiran Pelumat, 9 Maret 1975 ini dikenal memiliki latar belakang panjang di dunia usaha dan organisasi.
-
/data/photo/2025/12/01/692d0ba60ec7e.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Bupati Aceh Selatan Berangkat Umrah di Tengah Bencana Aceh, Pemkab Buka Suara Regional
Bupati Aceh Selatan Berangkat Umrah di Tengah Bencana Aceh, Pemkab Buka Suara
Tim Redaksi
BANDA ACEH, KOMPAS.com
– Bupati Aceh Selatan, Mirwan, dikabarkan kini sedang berada di Tanah Suci dalam rangka ibadah umrah.
Keberangkatannya itu mendapatkan sorotan dan viral di media sosial (medsos) lantaran kondisi
Aceh
tengah dilanda banjir.
Sebelumnya,
Bupati Aceh Selatan
itu telah mengeluarkan Surat Pernyataan Ketidaksanggupan dalam penanganan tanggap darurat banjir dan longsor yang menerjang wilayahnya. Surat itu diterbitkan pada 27 November 2025.
Kabag Prokopim Pemkab Aceh Selatan, Denny Herry Safputra, mengatakan, keberangkatan Bupati beserta istri ke Tanah Suci setelah melihat kondisi wilayah Aceh Selatan yang dinilai sudah stabil.
“Tentunya setelah melihat situasi dan kondisi wilayah Aceh Selatan umumnya yang sudah stabil, terutama debit air yang sudah surut di permukiman warga pada wilayah Bakongan Raya dan Trumon Raya,” kata Denny saat dikonfirmasi awak media, Jumat (5/12/2025).
Denny menyebutkan, tidak benar Bupati meninggalkan Aceh Selatan saat banjir masih melanda.
“Narasi Bupati meninggalkan rakyatnya ketika bencana banjir melanda, kami sampaikan hal ini tidak tepat,” ujarnya.
Menurut Denny, Bupati dan istri sebelum berangkat telah beberapa kali mengunjungi dan menyambangi beberapa lokasi terdampak, seperti wilayah Trumon Raya dan Bakongan Raya.
Bahkan, kata dia, Bupati turun langsung dengan mengantarkan logistik ke wilayah terdampak dan memastikan masyarakat mendapatkan perhatian.
“Bantuan dari pemerintah langsung tanpa kurang suatu apa pun,” ucapnya.
Selain itu, kata dia, beberapa titik pengungsian di Aceh Selatan dalam beberapa hari ini masyarakat juga sudah kembali ke rumah masing-masing.
“Terutama wilayah terdampak Kecamatan Trumon Tengah dan Trumon Timur sehingga tidak ada lagi masyarakat wilayah Aceh Selatan yang berada di lokasi pengungsian, demikian kami sampaikan,” tuturnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5434209/original/017308400_1764918655-d9bf0f73-0905-4a65-b455-3c970030537a.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Respons Cepat Kemenimipas, Bantuan Logistik Dikirim ke Wilayah Terdampak Bencana Sumatra
Dalam sambutannya, Menteri Agus menegaskan bahwa kehadiran negara sangat dibutuhkan dalam kondisi darurat. Pihaknya menekankan bahwa dukungan kemanusiaan harus menjadi prioritas utama, terlebih ketika menyangkut keselamatan dan keberlangsungan hidup warga di wilayah rawan bencana.
“Sebagai tindak lanjut arahan Bapak Presiden, kita semua turut prihatin dan punya kewajiban sosial untuk berkontribusi membantu meringankan penderitaan dari pada teman-teman kita yang sampai saat ini mungkin masih ada yang belum mendapatkan bantuan,” ujar Menteri Agus.
Dalam proses pengiriman bantuan, Kemenimipas bekerja sama dengan TNI Angkatan Laut. Seluruh bantuan logistik kemanusiaan akan diserahkan ke Komando Lintas Laut Militer Tanjung Priok. Bantuan tersebut akan diberangkatkan menggunakan Kapal Republik Indonesia Banda Aceh 593. Langkah ini menjadi bagian penting guna memastikan bantuan dapat disalurkan dengan aman, terstruktur, dan tepat waktu menuju wilayah terdampak.
Melalui aksi sosial ini, Kemenimipas berkomitmen untuk hadir membantu masyarakat dan pegawai yang terdampak bencana. Dukungan logistik diharapkan mampu mempercepat proses pemulihan dan mengembalikan stabilitas kehidupan masyarakat. Kemenimipas berkomitmen untuk memastikan bahwa semangat kebersamaan dan kepedulian terus mengalir, terutama bagi mereka yang tengah menghadapi masa sulit.




