kab/kota: Banda Aceh

  • Banjir Sumatera Hari Ke-10: Aceh Catat Korban Meninggal Terbanyak

    Banjir Sumatera Hari Ke-10: Aceh Catat Korban Meninggal Terbanyak

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Provinsi Aceh tercatat dengan angka korban jiwa tertinggi dalam banjir Sumatera-Aceh dengan 359 korban jiwa dilaporkan.

    Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan peningkatan signifikan pada jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang dan longsor di tiga provinsi Sumatera. Per Sabtu (6/12/2025) sore, korban jiwa tercatat mencapai 914 orang, bertambah 47 jiwa dari posisi sehari sebelumnya yang berjumlah 867 jiwa.

    Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari memerinci, Provinsi Aceh mencatat jumlah korban meninggal tertinggi, yakni 359 jiwa. Disusul oleh Sumatera Utara (Sumut) dengan 329 jiwa, dan Sumatera Barat (Sumbar) sebanyak 226 orang.

    “Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un, simpati yang mendalam kami sampaikan kepada para keluarga korban,” kata Abdul Muhari saat konferensi pers di Banda Aceh, Sabtu (6/12/2025).

    Diketahui, BNPB mencatat adanya penurunan dalam daftar korban hilang. Dari total tiga provinsi, korban yang masih dalam daftar pencarian tim SAR saat ini berjumlah 389 jiwa. Angka ini berkurang dari laporan sebelumnya yang mencapai 521 jiwa.

    Muhari menjelaskan, angka ini bergerak dinamis karena beberapa korban yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan atau melaporkan diri dalam kondisi selamat. “Data korban hilang yang kemarin berjumlah 521 jiwa, per hari ini berdasarkan rekap Pusdalops BPBD di tiga provinsi menjadi 389 jiwa,” ujarnya.

    BNPB menegaskan terus mengoptimalkan operasi pencarian dan pertolongan. “BNPB terus mengoptimalkan dan melakukan percepatan dalam operasi pencarian dan pertolongan, sehingga angka korban bisa diminimalkan sekecil mungkin,” tutur Muhari. Diharapkan jumlah korban hilang dapat terus menurun.

  • Update Banjir Sumatera: 817.003 Warga Masih Mengungsi

    Update Banjir Sumatera: 817.003 Warga Masih Mengungsi

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Bencana banjir dan longsor di Sumatera terus menunjukkan dampak parah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan, per Sabtu (6/12/2025) sore, sebanyak 817.003 warga dari tiga provinsi terdampak masih bertahan di lokasi pengungsian.

    Demikian disampaikan Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam konferensi pers, Sabtu (6/12/2025) sore.

    “Para pengungsi ini sangat memerlukan dukungan logistik dasar, baik berupa makanan maupun nonmakanan,” ujarnya.

    Sementara itu, operasi pencarian dan pertolongan yang dikoordinasi Basarnas dan tim gabungan mulai menunjukkan hasil. Jumlah korban hilang turun drastis menjadi 389 orang, dibandingkan laporan sebelumnya yang mencapai 521 orang.

    Abdul Muhari menegaskan, operasi pencarian terus dioptimalkan. “Operasi pencarian dan pertolongan akan terus dioptimalkan hingga daftar korban hilang dapat diminimalkan,” kata Abdul Muhari. 

    Upaya ini menjadi prioritas BNPB bersama tim gabungan di tengah status darurat bencana di wilayah Sumatera.

  • Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG di Aceh, Harga LPG Subsidi Jadi Rp 18.000/tabung

    Pertamina Gelar Operasi Pasar LPG di Aceh, Harga LPG Subsidi Jadi Rp 18.000/tabung

    Jakarta

    PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama Pemerintah Kota Banda Aceh melakukan operasi pasar LPG bersubsidi dan non-subsidi di empat titik strategis. Langkah ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat pasca-bencana, sekaligus memastikan ketersediaan dan harga terjangkau.

    Sales Area Manager Retail Aceh Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Misbah Bukhori, mengatakan kegiatan operasi pasar ini tidak hanya menyediakan LPG bersubsidi, tetapi juga non-subsidi, untuk memberikan pilihan bagi warga Kota Banda Aceh.

    Operasi pasar ini menjadi respons cepat atas situasi darurat pasokan gas di wilayah tersebut. Titik-titik distribusi meliputi Kecamatan Kuta Alam, Kecamatan Meuraxa, Kecamatan Baiturrahman, dan Pasar Tani, dengan total 2.800 tabung.

    Dijelaskan dalam Operasi pasar ini, harga LPG bersibsidi ditetapkan sebesar Rp 18.000 per tabung. Agar proses berjalan tertib, Pemerintah kota Banda Aceh memberlakukan pembatasan pembelian satu tabung elpiji per kepala keluarga sehingga semua warga mendapatkan jatah.

    Dalam kesempatan itu dirinya turut memastikan stok LPG aman, dan distribusi gas diupayakan merata di seluruh Kota Banda Aceh. Untuk itu Misbah mengimbau agar masyarakat untuk tetap membeli LPG sesuai kebutuhan.

    “Kami menghibau masyarakat untuk membeli LPG sesuai kebutuhan agar bisa menjangkau semua masyarakat yang membutuhkan. InsyaAllah dengan stok yang tersedia saat ini, distribusi elpiji di wilayah Kota Banda Aceh cukup. Kami juga akan distribusikan ke pangkalan-pangkalan resmi Pertamina di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar,” jelas Misbah dalam keterangan resminya.

    Di sisi lain Area Manager Communication, Relations, and CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Fahrougi Andriani Sumampouw mengatakan upaya distribusi ini merupakan bagian dari komitmen Pertamina untuk menjaga ketersediaan energi di Aceh, yang telah dikoordinasikan dengan Pemkot Banda Aceh dan Pertamina.

    “Kami berharap dengan berbagai upaya yang dilakukan, pasokan gas elpiji dapat segera teratasi sepenuhnya,” pungkas Fahrougi.

    (igo/eds)

  • Kekayaan Mirwan MS, Bupati Aceh Selatan yang Dicopot Gerindra Gara-gara Umroh saat Wilayahnya Banjir

    Kekayaan Mirwan MS, Bupati Aceh Selatan yang Dicopot Gerindra Gara-gara Umroh saat Wilayahnya Banjir

    GELORA.CO  – Terungkap harta kekayaan Mirwan MS, Bupati Aceh Selatan yang dicopot dari kursi ketua DPC Gerindra setelah diketahui melaksanakan ibadah umroh saat daerahnya diterjang bencana banjir bandang. 

    Foto-foto Mirwan MS yang tengah berada di tanah suci Mekkah, Arab Saudi yang sempat dibagikan travel umrah yang memberangkatkannya, viral di media sosial. 

    Mirwan MS diketahui umrah bersama istrinya Devina Fisah Mirwan pada Selasa (2/12/2025) atau setelah wilayahnya diterjang banjir bandang.

    Sekretaris Jenderal Gerindra, Sugiono, mengatakan bahwa pihaknya sangat menyayangkan keputusan Bupati Aceh Selatan untuk menunaikan ibadah umrah.

    “Tadi saya dilaporkan mengenai bupati Aceh Selatan yang juga merupakan Ketua DPC Gerindra Kabupaten Aceh Selatan. Sangat disayangkan sikap dan kepemimpinan yang bersangkutan,” ujarnya dikutip dari Kompas.com, Jumat (5/12/2025).

    “Oleh karena itu DPP Gerindra memutuskan untuk memberhentikan yang bersangkutan sebagai Ketua DPC Gerindra Aceh Selatan,” tambahnya.

    Terpisah, Gubernur Aceh, Muzakir Manaf, mengaku keberatan dan menegaskan bahwa ia tidak menandatangani surat izin perjalanan luar negeri yang diajukan Mirwan.

    “Tidak saya teken (surat izin) untuk sementara waktu jangan pergi. Kalau dia pergi juga terserah sama Mendagri nanti sanksinya apa,” kata Mualem di Lanud SIM Aceh Besar, Jumat (5/12/2025).

    Juru Bicara Pemerintah Provinsi Aceh, Muhammad MTA, menjelaskan bahwa permohonan izin Bupati Aceh Selatan diajukan pada 24 November 2025, namun ditolak karena Aceh sedang berada dalam status darurat bencana hidrometeorologi.

    “Atas dasar pertimbangan yang paling krusial, bahwa Aceh sedang dilanda bencana alam dan Gubernur telah menetapkan Status Darurat Bencana Hidrometeorologi 2025, maka permohonan tersebut tidak dapat dikabulkan,” ujar MTA.

    Ia menambahkan bahwa Aceh Selatan termasuk daerah terdampak paling parah, sehingga pihaknya berupaya mengonfirmasi keberangkatan Mirwan.

    “Gubernur telah menegaskan apabila hal tersebut benar adanya, maka beliau akan melakukan teguran kepada Bupati Aceh Selatan,” katanya.

    Sementara itu, Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menyatakan Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, tidak memiliki izin untuk pergi umrah saat daerahnya dilanda banjir dan longsor.

    “Yang bersangkutan tidak ada izin (untuk pergi umrah),” kata Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto kepada Kompas.com, Jumat (5/12/2025).

    Bima Arya menyampaikan, seharusnya kepala daerah dapat menyesuaikan rencana umrah ketika wilayahnya membutuhkan lebih banyak perhatian khusus. Ia pun meminta kepala daerah untuk fokus sepenuhnya pada penanganan bencana.

    “Seharusnya dalam kondisi seperti ini rencana umrah bisa disesuaikan. Harus fokus pada penanganan bencana,” ucap Bima.

    Lebih lanjut, Bima menyampaikan, Kemendagri akan mengambil tindakan serius atas hal ini.

    “Kemendagri akan mengirimkan Irsus (Inspektur Khusus) besok (Sabtu) ke Aceh. Kita lihat hasil pemeriksaan nanti,” tandasnya.

    Terkait sanksi, Kemendagri akan menunggu dan melihat hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh Inspektur Khusus tersebut terlebih dahulu.

    Pembelaan Mirwan MS

    Bupati Aceh Selatan, Mirwan MS, memberikan klarifikasi atas keberangkatannya ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah umrah di tengah penanganan bencana banjir dan longsor di wilayahnya.

    Dalam keterangan tertulis pada Jumat (5/12/2025), Mirwan menyatakan bahwa ia telah turun langsung mengecek kondisi banjir sebelum berangkat.

    Ia menyebut telah meninjau pengungsian dan memimpin rapat koordinasi lintas Organisasi Perangkat Daerah (OPD).

    “Sebelum saya berangkat, saya sudah turun langsung mengecek kondisi masyarakat terdampak banjir dan memastikan seluruh OPD bekerja sesuai alur komando. Dari hasil koordinasi, situasi saat itu terkendali sehingga saya dapat menunaikan nazar saya untuk melaksanakan ibadah umrah,” ungkap Mirwan.

    Ia menegaskan bahwa keberangkatannya ke Mekkah merupakan nazar pribadi yang telah lama ia rencanakan.

    Mirwan juga menanggapi surat Gubernur Aceh, Muzakir Manaf (Mualem), yang sebelumnya menolak permohonan izin ke luar negeri. Menurutnya, surat tersebut baru diterima setelah ia berada di Mekkah.

    “Surat dari Gubernur Aceh saya ketahui setelah saya berada di Tanah Suci. Informasi dari daerah juga terlambat diterima karena jaringan telekomunikasi dan listrik di Aceh Selatan sempat padam akibat gangguan listrik di Aceh. Inilah yang menyebabkan adanya miskomunikasi,” jelas Mirwan.

    Ia memastikan bahwa penanganan banjir tetap berlangsung efektif melalui komando posko utama dan OPD terkait.

    “Saya akan segera kembali ke tanah air pada 6 Desember 2025, dan insyaAllah pada hari Minggu sudah tiba kembali di Aceh,” ujarnya.

    Sosok Mirwan MS

    Mirwan Lahir di Peulumat Labuhan Haji, Aceh Selatan pada 19 Maret 1975.

    Ia menempuh Pendidikan SD N 1 Pelumat dan lulus pada 1989, SMP Labuhanhaji Timur dan lulus pada tahun 1992. 

    Dia lalu melanjutkan ke SMA STMN 1 Banda Aceh dan lulus pada tahun 1995. 

    Pendidikan S1 diselesaikan di STIEM ISM Sarjana Ekonomi dan lulus pada tahun 2014, bahkan ia juga melanjutkan S2 di UNNAS Megister Ilmu Politik dan lulus pada tahun 2021.

    Bupati Aceh Selatan ini juga aktif diberbagai organisasi, diantaranya: 

    Ketua Kamomat 2004-2006

    Penasehat Yayasan Panti Asuhan Payung Agung 2013-2016

    Pembina Yayasan Panti Asuhan Mizan 2013-2023

    Pembina Yayasan Panti Asuhan YPI 2019-2023

    Pembina PEPPAS – Jakarta 2022-2025

    Dewan Penasehat PM. LATIM 2019-2023, Pembina IKAMAS Jakarta 2023-2028. 

    Sementara riwayat karirnya sebagai berikut:

    Pelaksana Husni Utama Grub Tahun 1995-1997

    Pelaksana PT Alfindo Jaya Abadi Jakarta Tahun 1998-1999.

    Pengawas PT Lampiri Jakarta Utara Tahun 1999-2021

    Direktur PT Ariesta (APM) Tahun 2002-2011. 

    Direktur PT Desindo Putra Mandiri Tahun 2011-2014 

    Direktur PT Ariesta Motor (Showroom) Tahun 2010-Sekarang.

    Komisaris PT Ariesta Aldundo Venturer Tahun 2011- Sekarang.

    Karir Politik

    Dikutip dari Wikipedia, Mirwan MS merupakan Bupati Aceh Selatan sejak 17 Februari 2025 hingga 2030.

    Mirwan MS merupakan Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Aceh Selatan.

    Pada Pilbup Aceh Selatan 2024, ia mencalonkan diri sebagai Bupati Aceh Selatan masa jabatan 2025–2030 berpasangan dengan politikus Partai Demokrat, Baital Mukadis. 

    Pasangan calon ini berhasil unggul dengan meraih 51.609 suara atau 36,32 persen dari total suara sah.

    Sebelumnya, Mirwan juga pernah mencalonkan menjadi Bupati pada periode 2018-2023.

    Saat itu Mirwan berpasangan dengan Zirhan yang di usung oleh Partai Aceh (PA) bersama dengan beberapa Partai Koalisinya.

    Namun saat itu Mirwan – Zirhan tak bisa meraih kemenangan, pasangan tersebut finis di posisi ke tiga.

    Akan tetapi, tekad Mirwan untuk membangun daerah kelahirannya tetap tak surut. Hingga hari ini Mirwan-Baital Mukadis telah sah menjadi Bupati dan Wakil Bupati Aceh Selatan Priode 2025-2030.

    Harta Kekayaan Mirwan MS

    Mirwan, yang dicopot dari jabatannya sebagai Ketua DPC Gerindra, memiliki kekayaan senilai Rp 25.958.970.622.

    Jumlah tersebut sesuai dengan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang ia laporkan ketika mencalonkan diri sebagai Bupati Aceh Selatan pada 1 Oktober 2024.

    Kekayaan Mirwan terdiri dari tanah dan bangunan, alat transportasi dan mesin, serta harta lainnya.

    1. Tanah dan Bangunan

    Tanah dan bangunan seluas 95 m2/172 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri: Rp 1.450.000.000.

    Tanah seluas 579 m2 di Kabupaten Aceh Barat Daya, hasil sendiri: Rp 868.500.000.

    Tanah dan bangunan seluas 517 m2/312 m2 di Kota Jakarta Timur, hasil sendiri: Rp 13.000.000.000.

    Tanah seluas 4.283 m2 di Kabupaten Aceh Barat Daya, hasil sendiri: Rp 564.055.000.

    Tanah dan bangunan seluas 769 m2/769 m2 di Kabupaten Aceh Barat Daya, hasil sendiri: Rp 6.000.000.000.

    2. Alat Transportasi dan Mesin

    Mobil Toyota Fortuner tahun 2017, hasil sendiri: Rp 435.000.000

    Mobil Daihatsu pick up tahun 2014, hasil sendiri: Rp 72.000.000

    Komatsu Hydraulic Excavator PC 200-6 tahun 2007, hasil sendiri: Rp 450.000.000

    Mobil Mitsubishi Colt Diesel Dump Truck FE 74 tahun 2008, hasil sendiri: Rp 185.000.000

    Mobil Mitsubishi Colt Diesel Dump Truck FE SHD tahun 2009, hasil sendiri: Rp 195.000.000

    Komatsu Excavator VC 200/5 tahun 2004, hasil sendiri: Rp 260.000.000

    Mobil Toyota Fortuner VRZ 4X2 tahun 2021, hasil sendiri: Rp 450.000.000

    Mobil Toyota Rush 1.5S AT tahun 2020, hasil sendiri: Rp 200.000.000

    Mobil, Toyota Rush 1.5S AT tahun 2020, hasil sendiri: Rp 200.000.000

    Mobil Toyota Rush 1.5S AT tahun 2020, hasil sendiri: Rp 200.000.000

    Mobil Toyota Camry 2.5V AT tahun 2019, hasil sendiri: Rp 400.000.000.

    3. Harta Lainnya

    Harta bergerak lainnya: Rp 321.400.000

    Kas dan setara kas: Rp 223.015.622

    Harta lainnya: Rp 710.000.000.

    4. Utang

    Utang: Rp 225.000.000.

  • Pakar minta penjualan BBM di Aceh dibatasi, cegah penimbunan

    Pakar minta penjualan BBM di Aceh dibatasi, cegah penimbunan

    Meulaboh (ANTARA) – Pakar manajemen Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh Profesor Jasman J Ma’ruf meminta pihak terkait membatasi penjualan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah terdampak bencana di Aceh, sehingga semua masyarakat bisa mendapatkan BBM.

    “Dalam keadaan darurat ini penjualannya harus dibatasi agar semua masyarakat bisa mendapatkannya untuk kebutuhan mereka,” kata katanya dalam keterangan yang diterima di Meulaboh, Aceh, Sabtu.

    Menurutnya, pembatasan BBM juga bertujuan untuk menghindari kepanikan dan mencegah spekulan.

    Menurut Jasman, penanganan BBM terutama saat tanggap darurat harus ditangani secara serius.

    “Yang penting, Pertamina bisa memastikan tidak boleh putus di SPBU karena akan mengesankan bahwa terjadi kekosongan. Dan, saya pikir, Pertamina pandai dalam hal supply chain minyak,” lanjutnya.

    Begitu pula, dengan pengaturan penjualan kepada masyarakat, misalnya mengatur waktu pembelian, sehingga masyarakat tidak datang secara bersamaan.

    “Sekaligus jumlah pembelian dibatasi sesuai kebutuhan satu kendaraan. Termasuk yang memakai jeriken, dibatasi pembeliannya,” jelas Jasman.

    Sistem tersebut, menurut Jasman, selain mengatasi antrean panjang diyakini juga bisa mencegah para spekulan yang membeli BBM dengan jeriken.

    Menurut dia, untuk tanggap darurat ini pembelian jeriken memang memungkinkan untuk kebutuhan genset masyarakat.

    Hanya saja, yang dikhawatirkan adalah pembelian dilakukan berulang untuk ditimbun atau dijual kembali.

    “Itu yang kita khawatirkan,” ucapnya.

    Selain itu, Jasman juga berharap pasokan listrik dari PT PLN bisa segera pulih.

    “Pulihnya listrik bisa mengurangi antrean BBM, karena mengurangi permintaan untuk genset. Jika listrik pulih, masyarakat kan tidak perlu antre beli minyak lagi,” kata dia.

    Sebelumnya, Direktur NEXT Indonesia Center Herry Gunawan menilai Pertamina sudah menjalankan fungsi sebagai BUMN untuk menjamin pasokan BBM, termasuk di Aceh dan Sumut.

    Menurut pengamat BUMN tersebut, upaya Pertamina sejalan dengan amanat UU BUMN Nomor 16 Tahun 2025 mengenai kewajiban menyediakan dan menjamin ketersediaan barang strategis.

    Dia menilai langkah cepat, koordinasi lintas lembaga, hingga strategi mitigasi distribusi menjadi bukti bahwa Pertamina menjalankan perannya sebagai BUMN strategis.

    Herry juga menambahkan kecukupan pasokan di daerah bencana adalah aspek yang tidak bisa ditawar.

    Untuk itu, komitmen SPBU buka 24 jam di Sumatera Utara misalnya, dinilai positif untuk mencegah kepanikan masyarakat.

    Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Mualem: Surat Izin Bupati Aceh Selatan Tak Saya Teken, tapi Dia Tetap Pergi Umrah

    Mualem: Surat Izin Bupati Aceh Selatan Tak Saya Teken, tapi Dia Tetap Pergi Umrah

    Bisnis.com, JAKARTA – Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) menegaskan tidak pernah mengeluarkan izin kepada Bupati Aceh Selatan Mirwan MS melaksanakan umrah di tengah bencana banjir dan longsor di daerah dengan sebutan “Tanah Rencong” itu.

    “Tidak saya teken (surat izinnya). Walaupun Mendagri teken ya sudah, terserah,” katanya di Banda Aceh, Jumat.

    Sebelumnya, Bupati Aceh Selatan Mirwan MS beserta istri telah berangkat umrah sejak Selasa (2/12). Keberangkatan tersebut menuai kritikan mengingat Aceh sedang dilanda bencana, termasuk di kabupaten yang dipimpinnya.

    Mualem mengingatkan semua pejabat di Aceh untuk tidak bepergian dahulu selama masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi yang sedang dilanda Aceh.

    “Untuk sementara waktu jangan pergi. Dia (Bupati Aceh Selatan) pergi juga terserah,” katanya.

    Pemkab Aceh Selatan menjelaskan keberangkatan umrah Bupati Aceh Selatan bersama istri setelah berjibaku di lapangan memastikan setiap penanganan terhadap korban bencana.

    “Keberangkatan bupati beserta istri dilakukan setelah melihat situasi Aceh Selatan secara umum yang sudah stabil dan korban bencana tertangani dengan baik,” kata Pelaksana Tugas Sekda Aceh Selatan Diva Samudra Putra.

    Ia mengatakan bupati bersama istri melaksanakan umrah sejak Selasa (2/12). Keberangkatan kepala daerah tersebut setelah menyalurkan bantuan kepada korban bencana di Trumon Raya.

    Dia membantah narasi yang menyebutkan bahwa Bupati Aceh Selatan Mirwan MS meninggalkan masyarakatnya saat bencana masih berlangsung.

    “Narasi tersebut tidak benar, korban bencana yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Ini bukti soliditas semua pihak dalam penanganan banjir dan longsor di Kabupaten Aceh Selatan,” ujarnya.

    Berdasarkan informasi diterima Antara dari Pemerintah Aceh pada 24 November 2025, Bupati Aceh Selatan mengajukan permohonan izin perjalanan luar negeri dengan alasan penting kepada Gubernur Aceh.

    Atas dasar pertimbangan Aceh sedang dilanda bencana alam akibat siklon tropis, Gubernur Aceh telah menetapkan status darurat bencana hidrometeorologi 2025 Aceh.

    Pada 28 November 2025, gubernur menyampaikan balasan tertulis bahwa permohonan tersebut tidak dapat dikabulkan atau ditolak.

    Secara khusus, Aceh Selatan salah satu kabupaten terdampak parah bencana saat ini, sedangkan bupati telah menetapkan status tanggap darurat penanganan bencana banjir dan tanah longsor di daerah setempat.

  • Distribusi Logistik Terus Mengalir, Pemerintah Mulai Pulihkan Jaringan Listrik

    Distribusi Logistik Terus Mengalir, Pemerintah Mulai Pulihkan Jaringan Listrik

    Bisnis.com, JAKARTA — Arus bantuan untuk korban banjir dan longsor di wilayah Aceh dan Sumatra terus mengalir. Secara bertahap, upaya yang dilakukan pemerintah dan warga melakukan penataan infrastruktur.
     
    Salah satu wilayah yang terkena dampak banjir dan tanah longsor yakni Desa Batu Nagodang Siatas, Kecamatan Onan Ganjang.
     
    Menurut Kepala Desa Batu Nagodang Siatas Hiras Manulang, mayoritas warga yang terdampak sudah memperoleh bantuan logistik, termasuk warga yang wilayahnya terisolasi.
     
    “Puji Tuhan, sembako lancar. Sampai saat ini selimut, tikar, semua lengkap untuk memenuhi kebutuhan masyarakat,” ujarnya dikutip dari keterangan resmi, Sabtu (6/12/2025).
     
    Hiras menuturkan longsor menerjang Desa Batu Nagodang Siatas yang berada di lereng bukit pada Selasa (25/11/2025) malam. Puluhan rumah rusak parah, dan longsor menimbun sawah serta ladang warga.
     
    Sebanyak 90 kepala keluarga mengungsi di Posko Gereja Parbutihan. Sementara warga lain ada yang memilih tetap bertahan karena rumah mereka masih utuh. Namun, satu-satunya akses menuju desa terputus akibat material longsor.
     
    Akibatnya, pengiriman logistik harus dilakukan dengan cara dipikul sejauh 7 km, melewati jalan setapak, menuruni bukit, menyeberangi sungai, kemudian naik ke area persawahan berundak sebelum tiba di permukiman warga.
     
    “Kami mengantar logistik dari Perbuputihan [Posko] pertama penyalurannya naik mobil sampai ke Desa Sapi Tua. Dari situ kita melalui jalan tikus melalui sungai, jembatan darurat. Semua logistik harus dipikul. Perjalanan sekitar 1,5 jam,” katanya.
     
    Menurutnya, masyarakat bergotong royong agar distribusi logistik dapat diterima warga hingga ke desa-desa.
     
    Hiras menyampaikan bahwa bantuan logistik dapat tersalurkan dengan baik. Warga berharap supaya aliran listrik segera menyala kembali, serta jalan yang terputus dan dua jembatan yang hanyut diterjang banjir dapat segera diperbaiki.
     
    Selain itu, dia juga meminta solusi atas longsor yang menimbun hampir 70% lahan sawah dan ladang warga.
     
    “Pemerintah Kabupaten dan pemerintah pusat tolong desa kami diperhatikan sehingga akses jalan ke desa kami bisa berjalan dengan lancar supaya masyarakat kami tidak merasa ketakutan lagi apabila dapat waktu malam,” katanya.

    Pemulihan Jaringan Listrik

    Sementara itu, Presiden Prabowo Subianto telah memanggil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia guna menerima laporan terkini pemulihan sektor kelistrikan, bahan bakar minyak (BBM), dan pasokan gas elpiji.
     
    Dalam keterangannya usai bertemu Presiden, Bahlil menuturkan pasokan listrik di Aceh terus dipulihkan setelah jaringan transmisi dari Arun mengalami gangguan akibat banjir.
     
    Pemulihan listrik, menurut Bahlil, juga terus dilakukan di Tapanuli Tengah dan Sibolga.
     
    “Saya melaporkan bahwa urusan listrik untuk di Aceh, untuk meng-cover Banda Aceh, Bireuen, dan beberapa tempat lain dari Arun, 200 megawatt kita yang mati karena sutetnya kena banjir. Dan sekarang sudah dinaikkan, Insyaallah sudah bisa listriknya bisa jalan. Paling lambat hari Sabtu,” ujarnya.
     
    Terkait ketersediaan BBM, Menteri ESDM menegaskan bahwa stok tetap aman meski distribusi di beberapa titik sempat terganggu akibat akses jalan terputus. Untuk menjaga suplai, pemerintah menggunakan berbagai skema, termasuk di antaranya pengoperasian genset dan pengalihan mobilisasi.
     
    “Kita sebagian ada pakai gen, kita sebagian ada pakai tangki, dan terus melakukan. Tapi kalau di Tapanuli Tengah, sebagian kompor bensin sudah beroperasi 24 jam. Saya memutuskan, untuk barcode sementara untuk menghindari penumpukan dan antre, kita tiadakan di daerah-daerah bencana,” kata Menteri ESDM. (*)

  • Tapi Dia Pergi Juga, Terserah

    Tapi Dia Pergi Juga, Terserah

    Liputan6.com, Jakarta – Gubernur Aceh Muzakir Manaf (Mualem) menegaskan tidak pernah mengeluarkan izin kepada Bupati Aceh Selatan Mirwan MS melaksanakan umrah di tengah bencana banjir dan longsor di daerah dengan sebutan “Tanah Rencong” itu.

    “Tidak saya teken (surat izinnya) walaupun Mendagri teken ya sudah, terserah,” katanya di Banda Aceh, Jumat (5/12) seperti dilansir Antara.

    Sebelumnya, Bupati Aceh Selatan Mirwan MS beserta istri telah berangkat umrah sejak Selasa (2/12). Keberangkatan tersebut menuai kritikan mengingat Aceh sedang dilanda bencana, termasuk di kabupaten yang dipimpinnya.

    Mualem mengingatkan semua pejabat di Aceh untuk tidak bepergian dahulu selama masa tanggap darurat bencana hidrometeorologi yang sedang dilanda Aceh.

    “Untuk sementara waktu jangan pergi, dia (Bupati Aceh Selatan) pergi juga terserah,” katanya.

    Pemkab Aceh Selatan menjelaskan keberangkatan umrah Bupati Aceh Selatan bersama istri setelah berjibaku di lapangan memastikan setiap penanganan terhadap korban bencana.

    “Keberangkatan bupati beserta istri dilakukan setelah melihat situasi Aceh Selatan secara umum yang sudah stabil dan korban bencana tertangani dengan baik,” kata Pelaksana Tugas Sekda Aceh Selatan Diva Samudra Putra.

    Ia mengatakan bupati bersama istri melaksanakan umrah sejak Selasa (2/12). Keberangkatan kepala daerah tersebut setelah menyalurkan bantuan kepada korban bencana di Trumon Raya.

    Dia membantah narasi yang menyebutkan bahwa Bupati Aceh Selatan Mirwan MS meninggalkan masyarakatnya saat bencana masih berlangsung.

    “Narasi tersebut tidak benar, korban bencana yang mengungsi sudah kembali ke rumah masing-masing. Ini bukti soliditas semua pihak dalam penanganan banjir dan longsor di Kabupaten Aceh Selatan,” ujarnya.

     

  • Sembilan mobil skind tank angkut elpiji tiba di Pelabuhan Ulee Lheu

    Sembilan mobil skind tank angkut elpiji tiba di Pelabuhan Ulee Lheu

    Banda Aceh (ANTARA) – PT Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut mengatakan sembilan mobil skind tank pemasok gas elpiji ke Stasiun Pengisian Bulk Elpiji telah tiba melalui Pelabuhan Ulee Lheu di Banda Aceh pada Jumat (5/12), sekitar pukul 12.30 WIB, dengan menggunakan Kapal Wira Lewisa.

    “Alhamdulillah kapal pengangkut sembilan mobil skind tank elpiji yang di pasok dari Terminal LPG Arun menuju Banda Aceh lewat jalur laut untuk memenuhi pasokan kebutuhan yang ikut terdampak akibat bencana banjir dan longsor di Provinsi Aceh telah tiba dan proses bongkar berjalan lancar,” kata SBM III Aceh Gas, Muhammad Suhanda di Banda Aceh, Sabtu.

    Ia menjelaskan sembilan mobil skind tank yang dikirim tersebut langsung menuju ke SPBE untuk bongkar muatan yang selanjutnya didistribusikan melalui agen dan pangkalan di seluruh daerah.

    Ia menyebutkan pasokan sembilan mobil tangki dengan kapasitas 135 MT terdiri dari 105 MT subsidi dan 30 MT nonsubsidi. Persediaan tersebut mampu memenuhi kebutuhan untuk wilayah Aceh Besar dan Banda Aceh.

    Ia mengatakan dengan masuknya pasokan yang dikirim via laut karena jalur darat terputus akibat banjir dan longsor di Aceh, distribusi gas elpiji akan berjalan normal.

    Pengiriman sembilan unit mobil skind tank melalui pelabuhan di Lhokseumawe tersebut penuh dengan perjuangan, karena pada saat pengiriman dan mobil masuk dalam kapal cuaca tidak bersahabat.

    “Berkat doa dan dukungan dari semua pihak serta kerja seluruh tim proses pengangkutan dari Lhokseumawe hingga Ulee Lheu, Banda Aceh berjalan lancar. Hari ini pasokan elpiji bersubsidi isi 3 kilogram dapat segera kita distribusi,” katanya.

    Ia berharap masyarakat tidak perlu panik dan khawatir secara berlebihan karena stok elpiji subsidi dan non subsidi sudah sangat aman.

    Menurut dia, untuk tahap pertama akan mendistribusikan secara merata dalam memenuhi kebutuhan gas bagi masyarakat yang sempat terkendala akibat putusnya jalur distribusi via darat akibat banjir dan longsor melanda Aceh.

    “Kami juga terus berupaya semaksimal mungkin untuk LPG bisa terus hadir di masyarakat khususnya Aceh serta mohon doa dan dukungan masyarakat untuk suplai selanjutnya bisa berjalan lancar dan aman,” katanya.

    Pewarta: M Ifdhal
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kisah Haru Warga Aceh Tempuh 130 Km Keluar dari Lokasi Longsor

    Kisah Haru Warga Aceh Tempuh 130 Km Keluar dari Lokasi Longsor

    Aceh Tenggara, Beritasatu.com — Kisah perjuangan warga Aceh yang berupaya menyelamatkan diri dari bencana kembali muncul dari wilayah terdampak longsor dan banjir bandang di Aceh Tengah. Seorang warga Aceh Tenggara bernama Sukur Selamat harus menempuh perjalanan luar biasa, berjalan kaki selama empat hari melintasi jalur pegunungan, lumpur tebal, dan puluhan titik longsor hanya untuk kembali ke rumah.

    Peristiwa itu bermula saat Sukur melakukan perjalanan pulang dari Banda Aceh menuju Aceh Tenggara pada malam Jumat. Hujan deras turun tanpa henti. Ketika pagi menjelang, tepat sekitar pukul 06.00, ia tiba di Desa Ise-ise, Kecamatan Linge, Aceh Tengah. Di sanalah bencana menyergap tanpa peringatan.

    “Puluhan mobil terjebak di lokasi tersebut, mau berputar arah sudah tak bisa, maju pun menjadi kendala,” ungkap Sukur mengenang detik-detik kepanikan. Dinding tanah yang runtuh menutup badan jalan sepenuhnya. Semua kendaraan terisolasi.

    Sukur dan para pengendara lain menunggu bantuan evakuasi, berharap tim penyelamat segera tiba. Namun waktu berlalu tanpa kepastian.

    “Sempat bermalam di Ise-ise, namun tak ada tanda-tanda tim evakuasi datang,” tutur Sukur saat ditemui Beritasatu.com, Jumat (5/12/2025).

    Akhirnya, sekitar 40 orang memutuskan meninggalkan kendaraan dan berjalan kaki menuju daerah masing-masing. Perjalanan dari Aceh Tengah ke Aceh Tenggara diperkirakan mencapai 130 kilometer melalui jalur pegunungan dan jurang terjal. Dalam kondisi normal saja medan ini berat, apalagi setelah bencana.

    “Lebih kurang 70 titik longsor dan banjir bandang kami temukan, menutupi badan jalan dan membuat perjalanan semakin sulit,” ujarnya.

    Malam hari dilewati dengan penerangan minim. Hanya cahaya kecil dari korek api dan senter seadanya membantu mereka melangkah. Di tengah hutan, risiko hewan buas menghantui, namun rasa takut tertutupi keinginan kuat untuk pulang.

    “Kami tak ada memikirkan akan serangan hewan buas, berharap hanya bisa sampai di rumah,” tambahnya.

    Setibanya di Aceh Tenggara, Sukur mengaku sulit percaya bahwa ia berhasil melalui perjalanan penuh risiko itu. Namun kebahagiaan itu bercampur pilu. Ia masih memikirkan keluarga dan warga lain di Gayo Lues yang terisolasi total.

    Menurutnya, beberapa desa kehabisan persediaan makanan, sementara akses jalan terputus sepenuhnya.
    “Kami khawatir sudah tidak ada lagi makanan yang bisa dikonsumsi,” ucapnya dengan penuh keprihatinan.

    Kisah Sukur menjadi gambaran kerasnya situasi pascabencana di Aceh Tengah dan wilayah sekitarnya. Selain menunjukkan betapa dahsyatnya dampak longsor dan banjir bandang, peristiwa ini juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan, akses evakuasi cepat, dan penanganan infrastruktur di daerah rawan bencana.