kab/kota: Badung

  • Menteri Trenggono Minta Dirjen PSDKP Bongkar Pagar Laut di Tangerang Maksimal dalam Waktu Dua Hari – Halaman all

    Menteri Trenggono Minta Dirjen PSDKP Bongkar Pagar Laut di Tangerang Maksimal dalam Waktu Dua Hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono memerintahkan Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan (PSDKP) untuk membongkar pagar laut di Tangerang dalam waktu maksimal 2 x 24 jam. 

    “Tenggat waktu ini juga memberikan kesempatan bagi pihak yang merasa memiliki atau bertanggung jawab atas pagar tersebut untuk segera menyatakan diri,” ujar Staf Khusus Menteri Kelautan dan Perikanan, Senin (20/1/2025).

    Doni mengatakan, selama 2 x 24 jam ini, Dirjen PSDKP mempersiapkan logistik, personel, armada dan koordinasi guna memastikan pembongkaran berlangsung cepat, tepat, dan terukur. 

    Proses ini akan mengajak TNI AL, instansi terkait, unsur keamanan lainnya, nelayan setempat, serta pakar lingkungan dan pelayaran agar bisa didapatkan rencana operasi yang matang dan terkesekusi dengan cepat dan tepat di lapangan.

    “Pembongkaran ini akan dilaksanakan tetap memperhatikan koridor hukum dan keberlanjutan lingkungan. KKP tetap berkomitmen menjaga kelestarian laut Indonesia untuk kesejahteraan bersama,” tegas Doni.

    Sebelumnya, Menteri Trenggono justru meminta pagar laut di wilayah Kabupaten Tangerang itu agar tak dibongkar sebelum kasus pagar laut diusut hingga tuntas.

    Sebab, pagar bambu yang membentang sepanjang 30,16 kilometer tersebut merupakan barang bukti dalam proses penyelidikan KKP.

    “Kemarin saya mendengar ada pembongkaran oleh angkatan laut, ya saya enggak tahu, harusnya itu barang bukti,” kata Trenggono di Pantai Kedonganan, Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu (19/1/2025).

    Trenggono mengatakan, saat ini pihak KKP masih melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa pemilik pagar misterius itu. 

    Ia menuturkan, sedianya pembongkaran akan dilakukan setelah dalang di balik pemasangan pagar laut itu sudah diketahui. 

    “Kalau pencabutan kan tunggu dulu dong, kalau sudah ketahuan siapa yang nanam. Kalau nyabut kan gampang. Kalau sudah terdeteksi, terbukti, sudah diproses hukum, baru jelas (dibongkar),” kata Trenggono.

    Adapun proses pembongkaran pagar laut di Tangerang telah dimulai sejak Sabtu (18/1/2025). Pembongkaran ini merupakan instruksi langsung dari Presiden Prabowo Subianto.

    Menurut Brigadir Jenderal (Mar) Harry Indarto, Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta, perintah tersebut diteruskan melalui Kepala Staf Angkatan Laut.

    Sebanyak 600 anggota TNI AL dikerahkan untuk melaksanakan pembongkaran ini. TNI AL melibatkan tiga pasukan khusus dalam proses ini, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska), Marinir, dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair).

    Hingga saat ini, baru dua kilometer dari total panjang pagar laut yang berhasil dibongkar. Menurut Harry, pembongkaran ini tidaklah mudah, karena lebih mudah menanam dibanding mencabut, terutama jika sudah terpasang selama berbulan-bulan.  

    TNI AL menargetkan pembongkaran pagar laut di perairan Tangerang ini selesai dalam waktu sepuluh hari.

  • 8
                    
                        Panglima Tegaskan Pembongkaran Pagar Laut oleh TNI AL Perintah Presiden Prabowo
                        Nasional

    8 Panglima Tegaskan Pembongkaran Pagar Laut oleh TNI AL Perintah Presiden Prabowo Nasional

    Panglima Tegaskan Pembongkaran Pagar Laut oleh TNI AL Perintah Presiden Prabowo
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Panglima TNI Jenderal TNI
    Agus Subiyanto
    menegaskan bahwa
    pembongkaran pagar laut
    di Tangerang yang dilakukan oleh TNI Angkatan Laut (AL) sudah sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.
    Hal ini disampaikan merespons Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) yang meminta pembongkaran pagar laut oleh
    TNI AL
    dihentikan sementara.
    “(
    Pembongkaran pagar laut
    ) sudah perintah presiden,” kata Panglima saat dikonfirmasi, Senin (20/1/2025).
    Oleh sebab itu, Agus memastikan pembongkaran pagar laut terus dilanjutkan oleh TNI AL.
    “Lanjut,” ucap dia.
    Ia mengungkapkan, alasan TNI membongkar pagar laut itu adalah untuk memudahkan nelayan mencari ikan.
    Sebab, pagar laut tersebut selama ini dianggap merugikan nelayan yang berada di sekitar Tangerang.
    “Masyarakat yang mau mencari ikan tidak ada akses sehingga dibuka supaya masyarakat bisa mencari ikan ke laut,” tutur Agus.
    Ia menyatakan bahwa TNI menargetkan pembongkaran pagar laut ini selesai dalam waktu secepatnya.
    Diberitakan sebelumnya, Menteri KP Sakti Wahyu Trenggono berkoordinasi dengan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali terkait pembongkaran pagar laut di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
    Trenggono meminta TNI AL menghentikan sementara operasi pencabutan pagar tersebut karena masih dalam proses investigasi oleh KKP.
    “Sekarang belum semuanya (pagar dibongkar), tapi tadi KSAL sudah nelepon, pas rapat habis ini saya akan berkoordinasi dengan beliau,” ujarnya kepada wartawan di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (19/1/2025).
    Trenggono menilai, tak seharusnya agar bambu yang membentang sepanjang 30,16 kilometer tersebut dicabut karena itu merupakan barang bukti dalam penyelidikan kasus ini.
    Pagar yang sudah dicabut juga dikhawatirkan dapat terbawa arus dan menimbulkan dampak lainnya jika tidak dikelola dengan baik.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembongkaran Pagar Laut Tangerang: Menteri KKP Minta Tunda, TNI Tetap Lanjut

    Pembongkaran Pagar Laut Tangerang: Menteri KKP Minta Tunda, TNI Tetap Lanjut

    Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono tak sepakat dengan tindakan pembongkaran pagar laut misterius di Tangerang, Banten yang dilakukan oleh TNI AL.

    Pada Sabtu (18/1/2025), sebanyak 600 personel TNI AL beserta nelayan membongkar pagar laut dari garis Pantai Tanjung Pasir, Kecamatan Teluknaga hingga pesisir Pantai Kronjo, Kecamatan Kronjo. Para nelayan serta TNI melakukannya dengan cara manual, yaitu mencabut menggunakan tangan ataupun menggunakan tali yang disangkutkan ke kapal.

    Tahapan pembongkaran pertama tersebut sedikitnya melibatkan 30 kapal nelayan. Kapal-kapal tersebut digunakan sebagai pengangkut objek pagar bambu itu. 

    Sakti menilai seharusnya pagar laut yang menjadi polemik belakangan itu tak dibongkar dulu lantaran dapat mengaburkan proses penyelidikan.

    “Pencabutan kan tunggu dulu dong, kalau sudah tahu siapa yang menanam kan lebih mudah [penyelidikan],” kata Sakti di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (19/1/2025), dilansir dari Antara.

    Sakti mengatakan, seharusnya pagar laut dari bambu itu menjadi barang bukti dari kegiatan yang ia nilai ilegal tersebut.

    “Saya dengar berita ada pembongkaran oleh institusi Angkatan Laut, saya tidak tahu, harusnya itu barang bukti setelah dari hukum sudah terdeteksi, terbukti, sudah diproses hukum, baru bisa [dicabut],” ucapnya.

    Di sisi lain, pencabutan pagar laut secara sembarangan, menurut Sakti, juga berpotensi menggangung arus laut di perairan tersebut.

    Sementara itu, Sakti menekankan bahwa dalam penanganan pagar laut, Kementerian KKP sudah melakukan penyegelan untuk memudahkan proses penyelidikan. 

    Dia menuturkan, tidak ada satu pun pengajuan izin dari pihak tertentu yang memasang pagar laut tersebut kepada KKP. Kalau pun ada pengajuan, lanjut dia, pihaknya harus memeriksa detail perairan itu untuk memastikan tidak masuk kawasan konservasi.

    “Jadi kalau ada seperti itu jelas pasti kami larang kegiatan seperti itu. Tapi itu tidak ada pengajuan sehingga kami lakukan penyegelan,” ucapnya.

    Dia menjelaskan KKP hanya menjatuhkan sanksi administratif sesuai dengan kewenangan dari instansi KKP. Sementara itu, sanksi hukum hingga potensi adanya kerugian negara, lanjut dia, merupakan kewenangan Kementerian Lingkungan Hidup.

    Senada, Anggota Komisi I DPR RI TB Hasanuddin mempertanyakan tindakan pembongkaran pagar laut yang dilakukan oleh TNI AL. 

    Dia mempertanyakan lantaran hingga saat ini pemerintah belum menetapkan pihak yang harus bertanggung jawab atas pemasangan pagar laut yang menyita perhatian publik tersebut.

    “Apakah sudah melalui proses hukum? Itu kan pelanggaran terhadap UU, jadi harus ada yang bertanggung jawab,” katanya dalam keterangan tertulis yang dikutip Minggu (19/1/2025).

    Tak hanya mengenai itu, purnawirawan TNI ini turut mempertanyakan siapa yang memerintahkan TNI AL (Danlantamal) III untuk memimpin langsung pembongkaran pagar laut sepanjang 30,16 kilometer (km) itu.

    “TNI AL [Danlantamal] III atas perintah siapa telah menghilangkan alat bukti [pagar laut yang dibongkar]?” tukas TB Hasanuddin.

    Atas Perintah Prabowo 

    Sementara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan bahwa pembongkaran pangar laut di Tangerang merupakan perintah dari Presiden Prabowo Subianto. 

    “Pembongkaran akan dilanjutkan, sudah ada perintah dari Bapak Presiden,” tuturnya di Jakarta, Minggu (19/1).

    Agus mengatakan, jika pagar laut tersebut tidak segera dibongkar, maka nelayan akan kesulitan untuk mencari ikan di laut lepas. Maka dari itu, Agus menegaskan bahwa pihaknya sudah memerintahkan prajurit TNI untuk membongkar pagar laut itu.

    “Masyarakat yang mau mencari ikan tidak ada akses sehingga kita akan buka agar masyarakat bisa mencari ikan di laut,” kata Agus.

    Sementara itu, Kepala Staf Angkatan Laut (KASAL) Laksamana TNI Muhammad Ali mengatakan, untuk membongkar pagar laut tersebut pihaknya akan melibatkan para pemangku kepentingan terkait.

    “Kita akan lanjutkan bongkar itu dan juga melibatkan stakeholder maritim ya,” ujarnya.

    Sementara itu, nelayan yang ikut dalam aksi pembongkaran pagar laut itu mengucapkan rasa syukur dengan adanya pencabutan yang dilakukan oleh pemerintah melalui TNI AL.

    “Tentu kami bersyukur sekali dengan adanya langkah itu, kami tidak kesusahan lagi, tidak harus mutar,” ucap Sahroni, dikutip dari Antara.

  • Menteri KKP Minta Pembongkaran Pagar Laut Dihentikan, Panglima TNI: Sudah Perintah Presiden – Halaman all

    Menteri KKP Minta Pembongkaran Pagar Laut Dihentikan, Panglima TNI: Sudah Perintah Presiden – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG- Pembongkaran pagar laut sepanjang 30,16 kilometer di Kabupaten Tangerang, Banten, akan tetap dilanjutkan TNI.

    Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Wahyu Sakti Trenggono yang meminta agar pembongkaran pagar laut dihentikan dengan alasan masih dalam proses investigasi.

    “(Pembongkaran) lanjut,” kata Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto saat dikonfirmasi, Minggu (19/1/2025).

    Agus menjelaskan, pembongkaran pagar laut sesuai perintah Presiden Prabowo Subianto.

    “Sudah perintah Presiden,” tegas dia.

    Agus menyatakan, pembongkaran pagar laut ditargetkan selesai secepatnya. Sebab, pagar laut tersebut mengganggu aktivitas nelayan setempat.

    “Masyarakat yang mau mencari ikan tidak ada akses, sehingga dibuka supaya masyarakat bisa mencari ikan ke laut,” imbuh dia.

    Menteri KKP minta pembongkaran pagar laut dihentikan

    Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono mengaku telah berkomunikasi via telepon dengan Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali agar operasi pembongkaran pagar laut dapat dihentikan.

    “Sekarang belum semuanya (pagar dibongkar) tapi tadi KSAL sudah nelpon pas rapat habis ini saya akan berkoordinasi dengan beliau,” ujarnya kepada wartawan di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (19/1/2025).

    Menteri KKP mengatakan pagar bambu sepanjang 30,16 kilometer tersebut masih menjadi barang bukti dalam proses penyelidikan oleh KKP. Trenggono menilai pagar laut tidak seharusnya dibongkar sebelum proses penyelidikan selesai.

    Ia juga khawatir pencabutan pagar tanpa pengelolaan yang baik dapat menimbulkan dampak lain, termasuk terbawanya bambu oleh arus laut.

    “Barang bukti yang masih dalam penyelidikan sebaiknya tidak dibongkar. Jika dibongkar, bisa menimbulkan masalah baru seperti terganggunya arus laut,” ujar Trenggono.

    Menurutnya, pagar tersebut harus tetap berada di lokasi hingga KKP berhasil mengungkap dalang di balik pemasangan pagar misterius ini.

    “Pencabutan itu mudah, tapi lebih penting untuk memastikan siapa yang memasang. Setelah semuanya jelas, baru pembongkaran dilakukan,” tambahnya.

    Respons Menteri Lingkungan Hidup

    Sementara itu, Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq justru tidak mempermasalahkan pembongkaran pagar laut tersebut.

    Meskipun, kasus pemasangan pagar ini masih dalam proses investigasi. 

    Faisol mengatakan, pihaknya sudah mengumpulkan semua data terkait kasus tersebut.

    Data tersebut nantinya akan diteliti oleh tim forensik untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan lingkungan dalam kasus tersebut.

    “(Pagar laut sudah dibongkar) enggak masalah, kebakaran setahun yang lalu masih bisa kita forensik kok. Jadi kita bisa lakukan antisipasi semua data sudah kita collect kok,” kata Faisol di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu (19/1/2025).

    Faisol mengatakan, timnya saat ini sudah mengumpulkan barang bukti, baik berupa dokumentasi maupun sampel dari lokasi kejadian.

    Bersamaan dengan itu, pihaknya juga meminta keterangan sejumlah ahli untuk mengetahui dampak terhadap lingkungan terkait kasus pagar misterius tersebut.

    “Pemanggilan para ahli juga kami lakukan untuk mendefinisikan apa yang sebenarnya terjadi dengan kondisi pemagaran tadi tentu mereka lebih expert,” kata Faisol. 

    Pembongkaran Ditargetkan 10 Hari Selesai 

    Pembongkaran pagar laut ini melibatkan sebanyak 600 prajurit TNI Angkatan Laut (AL) bersama warga sekitar. 

    Pembongkaran dimulai dari Pantai Tanjung Pasir, Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

    Pembongkaran akan dilanjutkan sampai ke titik akhir yang berada di Pulau Cangkir, Kronjo.

    Kepala Dinas Penerangan Angkatan Laut (Kadispenal), Laksma Wira Hady, mengatakan proses pencabutan pagar laut ini ditargetkan akan selesai selama 10 hari.

    Namun, sambungnya, target penyelesaian itu akan disesuaikan dengan kondisi cuaca.

    “Ini akan kita laksanakan secara bertahap, kalau pun kita setiap hari melaksanakan itu paling cepat 10 hari.” 

    “Tapi kalau cuacanya masih seperti ini, bergelombang, kami menyesuaikan waktunya,” ujarnya, Sabtu (18/1/2025).

    Wira menjelaskan, guna mempercepat proses pembongkaran, pihaknya akan meminta bantuan nelayan sekitar.

    Dalam sehari, target pencopotan pagar bambu ialah sepanjang 2 kilometer, jika kondisi laut sedang tenang.

    “Alhamdulillah positif, dan insyaallah para nelayan nanti membantu kita untuk percepatan.”

    “Kita akan ajak nelayan sekitar. Karena ini lebih banyak manfaatnya buat nelayan sendiri,” ungkapnya.

    Kendala yang dihadapi personel TNI AL dalam melakukan pembongkaran, jelasnya, yaitu kedalaman laut yang dangkal sehingga sejumlah sarana tak bisa digunakan.

    “Tapi ini kan, kami ada sarana di sini, tapi tidak bisa masuk.”

    “Ada dua tugboat, ada rif, ada sekoci karet, kami bawa kemari. Tapi karena kondisinya sangat dangkal,” terangnya. (Kompas.com/Tribunnews)

  • Pemerintah Fokus Atasi Sampah Plastik di Sungai Pulau Jawa dan Bali  

    Pemerintah Fokus Atasi Sampah Plastik di Sungai Pulau Jawa dan Bali  

    BADUNG – Pemerintah terus meningkatkan upaya untuk menangani masalah sampah plastik yang mencemari lautan, terutama yang berasal dari empat sungai di Pulau Jawa dan dua sungai di Bali. Sampah-sampah ini akhirnya bermuara di laut dan mencemari sejumlah pantai di Pulau Dewata.  

    Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq, mengungkapkan bahwa Sungai Ciliwung menjadi salah satu penyumbang terbesar, dengan kontribusi sekitar 20-30 persen dari total sampah plastik yang masuk ke laut.  

    “Sungai Ciliwung menjadi penyumbang utama karena melintasi wilayah perkotaan padat penduduk, termasuk Jawa Barat dan Jakarta. Selain Ciliwung, ada tiga sungai besar lainnya di Jawa yang turut berkontribusi, yaitu Sungai Citarum, Sungai Bengawan Solo, dan Sungai Brantas,” jelas Hanif Faisol saat menghadiri kegiatan bersih-bersih sampah laut di Pantai Kedonganan, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu 19 Januari.  

    Di Bali, masalah serupa ditemukan di dua sungai utama, yakni Tukad Badung dan Tukad Mati, yang masing-masing memiliki panjang sekitar 20 dan 22 kilometer. Sampah plastik dari kedua sungai ini kerap mencemari pantai-pantai wisata di Bali.  

    Untuk mengatasi permasalahan ini, pemerintah telah merancang pemasangan jaring penangkap sampah di sejumlah sungai. Jaring ini akan menahan sampah agar tidak sampai ke laut, sehingga memudahkan pengelolaan dan pembersihan.

    Program ini melibatkan kerja sama dengan Badan PBB untuk Program Pembangunan (UNDP) serta didukung oleh negara-negara seperti Norwegia dan Uni Emirat Arab (UEA).  

    “Pemerintah UEA telah memberikan bantuan berupa alat penangkap sampah (trash boom) yang akan dipasang di 14 lokasi sungai di Bali,” tambah Hanif.  

    Hanif juga menegaskan bahwa pemerintah menargetkan penyelesaian masalah sampah di Tukad Badung dan Tukad Mati tahun ini. “Kami memiliki sumber daya manusia, tim, dan dana yang cukup. Tidak boleh ada lagi sampah yang mencemari kedua sungai ini,” tegasnya.  

    Kegiatan bersih-bersih sampah laut ini merupakan bagian dari kampanye berkelanjutan yang dilakukan pemerintah. Sebelumnya, kegiatan serupa telah digelar di Pantai Kuta, Kabupaten Badung, pada Sabtu 4 Januari.

    Hingga saat ini, sampah plastik masih banyak ditemukan di sejumlah pantai wisata populer, seperti Jimbaran, Kelan, dan Kedonganan, yang menjadi perhatian utama pemerintah untuk segera ditangani.  

  • Menteri Hanif Faisol Ajak 8.600 Relawan Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Bali

    Menteri Hanif Faisol Ajak 8.600 Relawan Bersihkan Sampah Plastik di Pantai Bali

    loading…

    Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq bareng 8.600 relawan pencinta lingkungan hidup di Bali menggelar Aksi Bersih Laut, Minggu (19/1/2025). Foto/Istimewa

    JAKARTA – Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq bareng 8.600 relawan pencinta lingkungan hidup di Bali menggelar Aksi Bersih Laut, Minggu (19/1/2025). Kegiatan Aksi Bersih Laut yang digelar di tiga titik, Pantai Kelan, Pantai Kedonganan, dan Pantai Jimbaran juga diikuti oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementerian Pariwisata, dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Bali.

    Duta Besar Denmark, Duta Besar Norwegia, Duta Besar Uni Emirat Arab, dan UNDP Representatif For Indonesia juga turut hadir di kegiatan tersebut. Hanif Faisol, menjelaskan aksi ini merupakan tindak lanjut dari rapat perdana tim yang dibentuk untuk menangani sampah laut di Bali.

    “Tim ini dipimpin oleh Pangdam IX/Udayana, dengan pengawalan dari Kapolda Bali dan Sekda Provinsi Bali. Kolaborasi tiga pilar utama ini diharapkan mampu menyelesaikan permasalahan sampah laut, baik yang berasal dari kiriman maupun domestik,” ujar Hanif.

    Hanif berpendapat, langkah strategis telah disusun bersama Menteri KKP Sakti Wahyu Trenggono dan Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana untuk memberikan asistensi, pembinaan, dan dukungan yang diperlukan. Dirinya berharap model penanganan sampah di Bali dapat diterapkan di pulau-pulau lain.

    “Bali menjadi prioritas karena merupakan wajah Indonesia di mata dunia. Secara umum, penanganan sampah di Bali difokuskan pada dua hal utama, yaitu sampah di pesisir dan sampah dari sungai,” tuturnya.

    Lebih lanjut dia mengatakan, terdapat 14 sungai yang menyumbang sampah ke pesisir laut di Bali. Namun, Sungai Tukad Mati dan Sungai Tukad Badung menjadi penyumbang sampah laut terbesar.

    “Dua sungai itu telah didetailkan dan kami harap 12 sungai lain juga akan didetailkan dan ada strategi kita untuk menyelesaikan ini. Mudah-mudahan dalam satu tahun mulai dari sekarang sungai itu sudah dalam posisi yang layak untuk kita gunakan dalam menunjang kehidupan kita,” imbuhnya.

    Dia pun menyoroti peran hotel dan kafe dalam menyumbang sampah di Bali, yang mencapai 25 persen dari total sampah. Maka itu, bakal diadakan rapat khusus bersama pemerintah daerah dan pihak terkait.

    “Dalam konteks ini, para pengelola kawasan diwajibkan menyelesaikan pengelolaan sampah mereka hingga tuntas, sesuai mandat peraturan pemerintah. Hotel dan kafe hanya diperbolehkan membuang residu ke TPA,” tegasnya.

    Pemerintah juga bakal terus mengevaluasi langkah-langkah yang diambil oleh provinsi maupun kabupaten/kota dalam menangani sampah. Bali diharapkan dapat menjadi contoh sukses pengelolaan sampah laut di Indonesia dengan pendekatan yang menyeluruh.

    “Saya akan terus mengevaluasi langkah-langkah yang diambil provinsi maupun kabupaten kota,” pungkasnya.

    (rca)

  • Bangunan Pasraman di Bali Tertimbun Longsor, 3 Korban Tewas Dievakuasi, Seorang Lainnya Masih Dicari – Halaman all

    Bangunan Pasraman di Bali Tertimbun Longsor, 3 Korban Tewas Dievakuasi, Seorang Lainnya Masih Dicari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, SEMARAPURA – Bangunan pasraman di wilayah Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali diterjang longsor, Minggu (19/1/2025) malam. 

    Dilaporkan sebanyak 4 korban meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.

    Informasi dikutip TribunBali.com, awalnya sebanyak 8 orang hendak mengadakan meditasi di tempat mirip pasraman yang berlokasi di bawah Bukit Mucung. 

    Pasraman adalah lembaga pendidikan khusus bidang agama Hindu. 

    Lembaga ini merupakan tempat pembelajaran alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan Hindu. 

    Bangunan pasraman di wilayah Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali diterjang longsor, Minggu (19/1/2025) malam. Dilaporkan sebanyak 4 korban meninggal dunia akibat tertimbun material longsor. (Tribun Bali/Eka Mita Suputra)

    Pasraman sebagai pendidikan non formal sesuai fungsinya dapat sebagai pelengkap pendidikan formal.

    Para korban diduga melakukan kegiatan spiritual di bangunan semi permanen tersebut. 

    Saat hujan deras, bangunan itu diterjang tanah longsor dan dihantam batu besar dengan diameter sekitar 5 meter. 

    “Ini tempat seperti pasraman. Biasa jadi tempat meditasi,” ujar seorang warga setempat.

    Sebanyak 4 orang meninggal dunia tertimbun longsor. Sementara 4 lainnya mengalami luka-luka. 

    “Tiga korban sudah dievakuasi ke rumah sakit. Satu korban masih dalam pencarian,” ungkap Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Klungkung, I Putu Widiada. 

    Korban meninggal dunia, 3 orang di antaranya berasal dari Desa Pesinggahan. Sementara seorang lainnya merupakan warga Dusun Glogor, Desa Pikat. 

    Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD Klungkung dan kepolisian turun langsung ke tempat kejadian perkara (TKP) untuk melakukan evakuasi korban. 

    Bangunan pasraman di wilayah Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung, Bali diterjang longsor, Minggu (19/1/2025) malam. Dilaporkan sebanyak 4 korban meninggal dunia akibat tertimbun material longsor.

    Proses evakuasi dilakukan di tengah guyuran hujan deras, serta kondisi gelap. 

    “Tiga korban meninggal sudah ditemukan. Tiga korban lainnya juga dievakuasi karena mengalami luka-luka,” ungkap Widiada.

    Petugas sempat melakukan upaya pencarian terhadap seorang korban yang belum ditemukan. 

    Namun hingga pukul 20.50 Wita, korban belum ditemukan. 

    Sehingga pencarian dihentikan dan rencananya akan dilanjutkan Senin (20/1/2025) pagi ini.

    “Situasi masih berisiko, karena tanah masih labil dan hujan masih deras. Kita khawatir nanti terjadi longsor susulan, sehingga setelah koordinasi pencarian korban dilanjutkan besok (hari ini) pagi,” jelas Widiada.

    Suasana pencarian korban berlangsung dramatis. 

    Di tengah hujan deras, petugas berusaha evakuasi korban dengan alat seadanya. 

    Bangunan yang diterjang longsor merupakan pasraman. 

    Menurut warga setempat, lokasi itu sering dimanfaatkan untuk melakukan kegiatan spiritual.

    “Sehari-hari lokasi itu untuk kegiatan spiritual. Tetapi yang sering melakukan aktivitas di sana bukan warga di sini, banyak dari luar,” ungkap Bendesa Pikat, Komang Puja Sudarsana. 

    Identitas Korban

    Jenazah para korban telah dibawa langsung di RSUD Klungkung.

    Ada 3 jenazah yang berhasil dievakuasi, sementara seorang lagi masih dalam pencarian. 

    Berdasarkan informasi yang dihimpun, 3 jenazah yang telah dievakuasi yakni:

    Wayan Nata dari Banjar Klodan, Desa Pesinggahan.
    Ketut Surata asal Dusun Glogor, Desa Pikat 
    I Wayan Mudiana, asal Banjar Timbul Desa Pesinggahan. 

    Sementara korban yang masih dalam pencarian, I Nengah Mertayasa asal Banjar Timbul, Desa Pesinggahan.

    Sementara warga yang mengalami luka-luka yakni:

    Ketut Mumbul asal Desa Sading Badung
    I Gede Aswin asal Desa Sading Badung
    I Gusti Made Ariasa asal Beringkit Badung
    I Wayan Kicen Dusun Timbul Desa Pesinggahan.

    “Lokasi yang terkena longsor ini berupa pasraman, tempat menjalankan kegiatan spiritual. Justru banyak orang dari luar desa (Pikat) yang berada di sana,” ujar warga setempat, Komang Mawastika, Minggu 19 Januari 2025.

    Biasanya setiap minggu, kerap ada aktivitas di lokasi itu. Seperti semadi ataupun pengelukatan.

    “Setiap minggu ada saja kegiatannya, biasanya semadi,” ungkapnya.

    Pada Minggu 19 Januari 2025, sekitar pukul 18.00 Wita, ada sekitar 10 orang di lokasi tersebut. 

    Di tengah guyuran hujan, tiba-tiba tanah longsor menerjang sebuah bangunan permanen yang di bawahnya didiami beberapa warga.

    Tidak hanya tanah longsor, batu besar dengan diameter 5 meter, menggelinding menghancurkan bangunan itu secara tiba-tiba.

    “Tadi ada seorang warga yang berlari, minta tolong ke warga,” ungkapnya.

    Saat itu tiga jenazah tergeletak di antara runtuhan bangunan. Sementara seorang lagi masih tertimbun longsor.

  • Aksi Bersih Sampah, Containder dan Sucofindo Libatkan 500 Relawan di Pantai Bali

    Aksi Bersih Sampah, Containder dan Sucofindo Libatkan 500 Relawan di Pantai Bali

    Bali: Aksi bersih pantai di Pantai Padma, Legian, Bali diselenggarakan oleh start-up digitalisasi pengelolaan sampah, Containder, sukses mengumpulkan 256 kilogram sampah hanya dalam waktu kurang dari dua jam. Kegiatan yang melibatkan lebih dari 500 pemuda-pemudi Bali dan anggota Tunas Indonesia Raya (TIDAR) ini mendapat dukungan dari Sucofindo, BUMN yang fokus pada isu lingkungan dan perubahan iklim.

    Anggota DPRD Kabupaten Badung, I Wayan Puspa Negara, menyebut aksi ini sebagai rekor pembersihan pantai tercepat di wilayahnya. “Kurang dari dua jam, Pantai Padma kembali bersih. Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi,” ujarnya.

    Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati, Anggota DPR RI Kawendra Lukistian dan Rocky Candra, Wakil Ketua DPRD Denpasar Ida Bagus Yoga, serta Founder Containder, Billy Mambrasar.

    Dalam sambutannya, Rahayu Saraswati menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di Bali yang menjadi destinasi wisata utama Indonesia.

    “Sampah menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. Inisiatif dari Containder ini sangat menarik karena tidak hanya mengatasi sampah, tetapi juga menciptakan ekonomi sirkular yang memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Rahayu. Ia berharap kegiatan serupa dapat diterapkan di berbagai wilayah Indonesia.

    Baca: YEC dan Pertamina Ajak Pelajar Peduli Lewat Sekolah Energi Berdikari

    Senada dengan Rahayu, Ida Bagus Yoga menekankan pentingnya menjaga keindahan Bali. “Bali hidup dari sektor pariwisata. Apa jadinya jika keindahan alamnya tertutup oleh sampah? Terima kasih kepada Containder atas kepeduliannya terhadap lingkungan Bali,” kata politisi yang akrab disapa Gus Yoga ini.

    Billy Mambrasar, Founder Containder, mengungkapkan kegiatan ini merupakan bagian dari visi jangka panjang start-up tersebut. Selain melibatkan 400 relawan dan 10 SMA di Bali, Containder berencana memperluas programnya ke 10 provinsi lain pada 2025.

    “Tahun ini kami fokus memberdayakan komunitas lokal untuk mengelola sampah secara lebih bertanggung jawab. Kerjasama kami dengan Sucofindo juga bertujuan mendorong ekonomi sirkular melalui program bank sampah,” ujar Billy. Sebelumnya, Containder telah berhasil mengumpulkan 300 ton sampah plastik di Biak dalam setahun.

    Kurniawan, Kepala Dukungan Bisnis Cabang Denpasar Sucofindo, berharap kolaborasi ini terus berlanjut. “Semoga gerakan ini bisa menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” harapnya.

    Setelah aksi bersih pantai ini, Containder dan Sucofindo akan meluncurkan lomba pengumpulan sampah antar sekolah se-Provinsi Bali dengan hadiah Rp3.150.000 per ton sampah yang berhasil dikumpulkan. Grand launching program ini dijadwalkan pada 2 Februari 2025.

    Dengan semangat kolaborasi dan partisipasi masyarakat, diharapkan Bali terus menjadi contoh sukses pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia.

    Bali: Aksi bersih pantai di Pantai Padma, Legian, Bali diselenggarakan oleh start-up digitalisasi pengelolaan sampah, Containder, sukses mengumpulkan 256 kilogram sampah hanya dalam waktu kurang dari dua jam. Kegiatan yang melibatkan lebih dari 500 pemuda-pemudi Bali dan anggota Tunas Indonesia Raya (TIDAR) ini mendapat dukungan dari Sucofindo, BUMN yang fokus pada isu lingkungan dan perubahan iklim.
     
    Anggota DPRD Kabupaten Badung, I Wayan Puspa Negara, menyebut aksi ini sebagai rekor pembersihan pantai tercepat di wilayahnya. “Kurang dari dua jam, Pantai Padma kembali bersih. Ini adalah prestasi yang patut diapresiasi,” ujarnya.
     
    Kegiatan tersebut dihadiri sejumlah tokoh, di antaranya Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Rahayu Saraswati, Anggota DPR RI Kawendra Lukistian dan Rocky Candra, Wakil Ketua DPRD Denpasar Ida Bagus Yoga, serta Founder Containder, Billy Mambrasar.

    Dalam sambutannya, Rahayu Saraswati menekankan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan, khususnya di Bali yang menjadi destinasi wisata utama Indonesia.
     
    “Sampah menjadi masalah yang harus segera diselesaikan. Inisiatif dari Containder ini sangat menarik karena tidak hanya mengatasi sampah, tetapi juga menciptakan ekonomi sirkular yang memberikan manfaat bagi masyarakat,” ujar Rahayu. Ia berharap kegiatan serupa dapat diterapkan di berbagai wilayah Indonesia.
     
    Baca: YEC dan Pertamina Ajak Pelajar Peduli Lewat Sekolah Energi Berdikari
     
    Senada dengan Rahayu, Ida Bagus Yoga menekankan pentingnya menjaga keindahan Bali. “Bali hidup dari sektor pariwisata. Apa jadinya jika keindahan alamnya tertutup oleh sampah? Terima kasih kepada Containder atas kepeduliannya terhadap lingkungan Bali,” kata politisi yang akrab disapa Gus Yoga ini.
     
    Billy Mambrasar, Founder Containder, mengungkapkan kegiatan ini merupakan bagian dari visi jangka panjang start-up tersebut. Selain melibatkan 400 relawan dan 10 SMA di Bali, Containder berencana memperluas programnya ke 10 provinsi lain pada 2025.
     
    “Tahun ini kami fokus memberdayakan komunitas lokal untuk mengelola sampah secara lebih bertanggung jawab. Kerjasama kami dengan Sucofindo juga bertujuan mendorong ekonomi sirkular melalui program bank sampah,” ujar Billy. Sebelumnya, Containder telah berhasil mengumpulkan 300 ton sampah plastik di Biak dalam setahun.
     
    Kurniawan, Kepala Dukungan Bisnis Cabang Denpasar Sucofindo, berharap kolaborasi ini terus berlanjut. “Semoga gerakan ini bisa menginspirasi seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih peduli terhadap lingkungan,” harapnya.
     
    Setelah aksi bersih pantai ini, Containder dan Sucofindo akan meluncurkan lomba pengumpulan sampah antar sekolah se-Provinsi Bali dengan hadiah Rp3.150.000 per ton sampah yang berhasil dikumpulkan. Grand launching program ini dijadwalkan pada 2 Februari 2025.
     
    Dengan semangat kolaborasi dan partisipasi masyarakat, diharapkan Bali terus menjadi contoh sukses pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ALB)

  • Pagar Bambu Misterius Tangerang Dicabut, Menteri KKP: Tunggu Dulu Dong

    Pagar Bambu Misterius Tangerang Dicabut, Menteri KKP: Tunggu Dulu Dong

    loading…

    Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono memberikan keterangan kepada media di Badung, Bali, Minggu (19/1/2025). Ia meminta pagar laut di Tangerang tidak buru-buru dicabut. FOTO/INDIRA ARRI

    BALI Menteri Kelautan dan Perikanan , Sakti Wahyu Trenggono meminta pagar bambu misterius yang terpasang sepanjang 30,16 kilometer di pesisir Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Tangerang, Banten, tidak buru-buru dicabut. Permintaan ini disampaikan untuk mempermudah proses penyelidikan terkait pihak yang bertanggung jawab atas pemasangan pagar tersebut.

    Hal itu disampaikan Wahyu Trenggono usai melakukan aksi pembersihan sampah plastik di kawasan Pantai Kedonganan, Kuta, Badung, Bali, Minggu (19/1/2025). Menurutnya, bambu yang terpasang sebagai bambu merupakan barang bukti.

    “Kalau pencabutan kan tunggu dulu dong, kalua sudah ketahuan siapa yang nanem kan lebih mudah. Nyabut kan gampang ya,” kata Wahyu Trenggono.

    Ia mengaku sudah mengetahui dari pemberitaan mengenai pencabutan pagar laut misterius di Tangerang oleh TNI Angkatan Laut. Padahal, kata Wahyu, semestinya pagar itu biarkan dulu sebagai barang bukti. Setelah diketahui pemiliknya dan proses hukum selesai, maka baru dilakukan pencabutan pagar laut.

    “Seperti kemarin misalnya saya mendengar berita ada pembongkaran oleh institusi Angkatan Laut, saya nggak tahu, harusnya itu barang bukti, setelah dari hukum terdeteksi, terbukti, dari proses hukum, baru dilakukan,” katanya.

    Menteri KKP menegaskan bahwa pagar laut di Tangerang adalah ilegal. Hingga saat ini baru Jaringan Masyarakat Nelayan Pantura yang telah mengklaim sebagai pemilik.

    “Kalau perusahaan nggak ada (yang mengaku memilik pagar laut di Tangerang). Itu kesatuan masyarakat nelayan masyakat Pantura, tapi kita panggil belum datang-datang neh,” katanya.

    (abd)

  • Menteri KKP Minta TNI AL Hentikan Sementara Pembongkaran Pagar Laut
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        19 Januari 2025

    Menteri KKP Minta TNI AL Hentikan Sementara Pembongkaran Pagar Laut Regional 19 Januari 2025

    Menteri KKP Minta TNI AL Hentikan Sementara Pembongkaran Pagar Laut
    Tim Redaksi
    BADUNG, KOMPAS.com
    – Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Sakti Wahyu Trenggono berkoordinasi dengan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Muhammad Ali terkait pembongkaran pagar laut di wilayah Kabupaten Tangerang, Banten.
    Trenggono meminta TNI AL menghentikan sementarai operasi pencabutan pagar tersebut  karena masih dalam proses investigasi oleh KKP.
    “Sekarang belum semuanya (pagar dibongkar) tapi tadi KSAL sudah nelpon pas rapat habis ini saya akan berkoordinasi dengan beliau,” ujarnya kepada wartawan di Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, Minggu (19/1/2025).
    Trenggono menilai, tak seharusnya agar bambu yang membentang sepanjang 30,16 kilometer tersebut dicabut, karena itu merupakan barang bukti dalam penyelidikan kasus ini.
    Pagar yang sudah dicabut juga dikhawatirkan dapat terbawa arus dan menimbulkan dampak lainnya jika tidak dikelola dengan baik.
    “Menurut kami, barang bukti yang dalam penyelidikan ya jangan dibongkar. Karena nanti ada arus dan sebagainya kan nanti terdampak,” jelasnya.
    Trenggono menegaskan, pagar laut tidak seharusnya dibongkar sebelum pihaknya berhasil mengungkap dalang di balik pemasangan pagar misterius tersebut.
    “Kalau pencabutan kan tunggu dulu dong, kalau sudah ketahuan siapa yang nanam. Kalau nyabut kan gampang. Kalau sudah terdeteksi, terbukti, sudah diproses hukum, baru jelas (dibongkar),” tambahnya.
    Adapun pencabutan pagar bambu itu melibatkan tiga pasukan khusus TNI AL, yaitu Komando Pasukan Katak (Kopaska), Marinir, dan Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair).
    Mereka memulai pembongkaran pagar laut di perairan Tanjung Pasir, Tangerang, Banten, pada Sabtu (18/1/2025).
    Komandan Pangkalan Utama TNI AL (Lantamal) III Jakarta Brigjen (Mar) Harry Indarto menjelaskan, personel Dislambair dilibatkan untuk mengukur kedalaman patok-patok bambu yang sudah tertanam dan mendalami durasi pemasangannya.
    “Kami perlu mengetahui kedalaman patok-patok yang sudah tertanam dan sudah berapa lama,” ujar Harry di Tangerang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.