kab/kota: Asmat

  • Polri Masih Berupaya Evakuasi 12 Pendulang Emas yang Selamat dari Pembantaian KKB

    Polri Masih Berupaya Evakuasi 12 Pendulang Emas yang Selamat dari Pembantaian KKB

    loading…

    Polri bersama TNI masih berupaya melakukan evakuasi pendulang emas yang selamat dari penyerangan oleh KKB di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Foto/SindoNews

    PAPUA – Polri bersama TNI masih berupaya melakukan evakuasi pendulang emas yang selamat dari penyerangan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz Kombes Pol Yusuf Sutejo mengatakan, dari puluhan pendulang emas, 11 di antaranya tewas dengan luka bacok, panah hingga tembakan.

    “Saat ini dari ODC (Operasi Damai Cartenz) dan berdampingan dengan TNI akan melakukan proses evakuasi para korban, karena medan yang cukup berat maka perencanaan ini harus dilaksanakan dengan matang,” kata Yusuf, Kamis (10/4/2025).

    Berdasarkan informasi yang diterima, kata Yusuf, ada 35 pengungsi yang saat ini sudah diamankan di Kampung Mabul di Distrik Koroway, Kabupaten Asmat. Kemudian, ada delapan orang yang lepas dari rombongan pengungsi dan hingga kini belum diperoleh kabarnya.

    “Serta diduga ada dua orang yaitu Kepala Kampung atau Kepala Dusun yang masih disandera oleh kelompok kriminal bersenjata,” kata Yusuf.

    Yusuf menjelaskan, pada Rabu, 9 April 2025 terdapat 12 pendulang emas yang berhasil menyelamatkan diri menggunakan speedboat dengan perjalanan kurang lebih 5 jam untuk tiba di Pelabuhan Logpon, Distrik Dekai.

    “Dan kemarin kita berhasil mengevakuasi 2 pendulang emas yang melarikan diri dengan menggunakan helikopter saat ini sudah ada di Yahukimo. Dari keterangan kedua saksi tersebut kita bisa melakukan perencanaan untuk melakukan evakuasi bersama aparat TNI dan Polri,” sambungnya.

    (cip)

  • Fakta Kasus KKB Serang Pendulang Emas di Yahukimo Papua

    Fakta Kasus KKB Serang Pendulang Emas di Yahukimo Papua

    Bisnis.com, JAKARTA — Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali berulah dengan menyerang pendulang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan itu diduga mengakibatkan 11 orang tewas. 

    Dalam catatan Bisnis, serangan KKB terjadi pada Selasa (8/4/2025) kemarin. Kepala Satuan Tugas alias Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo menyampaikan insiden penembakan itu terjadi di lokasi 22 dan Muara Kum Yahukimo.

    “Benar [KKB telah menyerang pendulang emas di Yahukimo Papua Pegunungan],” ujarnya saat dikonfirmasi, Rabu (9/4/2025).

    Dia menyampaikan hingga saat ini pihaknya masih menyelidiki peristiwa tersebut. Di samping itu, pendataan korban juga masih terus dilakukan oleh aparat keamanan.

    Adapun, sejauh ini korban yang telah teridentifikasi meninggal dunia ada 11 orang. Kemudian, dua disandera dan delapan orang terpisah dari rombongan.

    “Saat ini korban MD [meninggal dunia] yang teridentifikasi ada 11 orang, 2 orang masih disandera, 8 orang terpisah dari rombongan dan belum ditemukan dan 35 mengungsi di kampung Mabul,” pungkasnya.

    Di lain sisi, Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra menyatakan bahwa informasi terkait korban meninggal dunia dari prajurit TNI merupakan berita tidak benar.

    Menurutnya, informasi mengenai prajurit TNI yang menjadi korban adalah propaganda yang sengaja disebar oleh KKB atau Organisasi Papua Merdeka (OPM).

    “Pemberitaan hoaks bahwa korban adalah prajurit TNI, itu propaganda sengaja disebar oleh gerombolan OPM dan simpatisannya. Semua itu alasan yang dicari cari oleh gerombolan OPM untuk mencari pembenaran aksinya untuk membunuh warga sipil,” tutur Candra dalam keterangan tertulis, Rabu (9/4/2025).

    Dua Korban Selamat 

    Brigjen Pol. Faizal Rahmadani juga menambahkan bahwa, dua orang pendulang yang selamat dari serangan KKB telah dievakuasi ke Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Evakuasi yang dilakukan Rabu (9/4) itu dilakukan setelah tim penindakan dari Satgas Damai Cartenz dan setibanya di Dekai langsung dibawa ke Mapolres Yahukimo.

    “Dari kedua saksi itu diharapkan didapat informasi terkait penyerangan yang menewaskan rekan-rekannya,” kata Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani di Jayapura, Rabu petang.

    Dikatakan, dari laporan yang diterima ada beberapa orang pendulang yang sudah mengamankan diri. Saat ini, para korban berada di Kampung Mabul, Distrik Buluanop, Kabupaten Asmat, Papua Selatan.

    Untuk mencapai lokasi penambangan yang diserang KKB, hanya dapat ditempuh dengan menggunakan helikopter, sedangkan dari Asmat dapat menggunakan perahu motor karena wilayah itu berada di perbatasan dengan Kabupaten Asmat.

    Walaupun demikian belum diketahui pasti identitas korban karena anggota masih meminta keterangan dari mereka.

    “Mudah-mudahan dari mereka dapat diketahui kronologi dan jumlah korban yang meninggal serta identitas korban,” harap Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol. Faizal Rahmadani yang juga menjabat sebagai Waka Polda Papua.

  • KKB Diduga Sandera Pasutri Pendulang Emas di Pedalaman Yahukimo Papua

    KKB Diduga Sandera Pasutri Pendulang Emas di Pedalaman Yahukimo Papua

     

    Liputan6.com, Jayapura – Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) diduga menyandera suami istri pendulang emas di pedalaman Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan. Hal itu diungkapkan Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani di Jayapura, Kamis (10/4/2025).

    “Ada dugaan pasangan suami istri, yang sering dipanggil Tuan Dusun bernama Dani dan istrinya bernama Gebi, masih disandera KKB. Pasangan suami istri ini sebelumnya bersama-sama para pendulang lain,” kata Faizal Rahmadani.

     

    Dia mengatakan selain pasutri, juga delapan orang pendulang emas lain dilaporkan terpisah dari rombongan dan belum diketahui keberadaannya.

    Menurut dia, penyerangan terhadap para pendulang yang dilakukan KKB itu merupakan tragedi kemanusiaan.​​​​​​

    Sebelumnya, dilaporkan 11 pendulang meninggal dalam insiden yang terjadi Minggu (6/4) dan Senin (7/4) di lokasi 22 dan Muara Kum, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Peristiwa pembunuhan itu dilakukan KKB yang menamakan dirinya sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.

    “Korban pembunuhan tersebut mengalami luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah,” kata Faizal.

    Dia menyebutkan saat ini 35 orang korban selamat mengamankan diri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.

    “Satgas Operasi Damai Cartenz akan terus memburu para pelaku dan memastikan keamanan warga di Tanah Papua tetap terjaga,” kata Faizal Rahmadani.

  • Satgas Damai Cartenz Benarkan KKB Bunuh Pendulang Emas di Yahukimo
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 April 2025

    Satgas Damai Cartenz Benarkan KKB Bunuh Pendulang Emas di Yahukimo Regional 9 April 2025

    Satgas Damai Cartenz Benarkan KKB Bunuh Pendulang Emas di Yahukimo
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Satuan Tugas (Satgas) Operasi Damai Cartenz akhirnya membenarkan terkait pembunuhan para pendulang emas oleh
    Kelompok Kriminal Bersenjata
    (
    KKB
    ) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.
    Dari data yang dihimpun
    Kompas.com
    , peristiwa penyerangan oleh KKB ini terjadi pada Minggu (6/3/2025).
    Akibatnya, ada beberapa orang pendulang tewas di lokasi pendulangan emas dan beberapa lainnya mengalami luka-luka dan melarikan diri.
    Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz-2025 Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani membenarkan adanya informasi penyerangan yang dilakukan KKB kepada para pendulang emas di Kabupaten Yahukimo.
    “Sudah ada beberapa saksi korban yang telah berhasil dihubungi dan mengkonfirmasi kabar tersebut,” ungkapnya kepada wartawan di Mapolda Papua, Rabu (9/4/2025).
    Mengenai jumlah korban yang tewas, jenderal bintang satu itu menyampaikan, pihaknya belum dapat memastikannya, karena saat ini anggota Satgas Damai Cartenz masih menuju ke lokasi kejadian.
    “Kepastian tentang kejadian itu didapat dari saksi korban, kita sudah berhubungan dengan saksi korban yang ada di Mabul, dia dari TKP sudah ada di Mabul,” jelasnya.
    “Saya juga sudah berkomunikasi langsung dan dia membenarkan ada kejadian tersebut,” ungkapnya menambahkan.
    Wakil Kepala Kepolisian Daerah (Wakapolda) Papua ini mengatakan, lokasi kejadian berada di Wilayah Korowai yang jaraknya cukup jauh dari Distrik Dekai yang merupakan ibu kota dari Kabupaten Yahukimo.
    “Dari Dekai jarak ke lokasi sekitar 50 kilometer,” kata Faizal. 
    Sebelumnya, Komandan Distrik Militer 1715/Yahukimo Letnan Kolonel Inf Tommy Yudistyo membenarkan bahwa telah terjadi pembunuhan terhadap para pendulang emas di wilayah perbatasan Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Asmat pada Minggu (6/4/2025). 
    “Untuk jumlah korban kurang lebih 11 orang,” ungkapnya saat dihubungi
    Kompas.com
    , Rabu (9/4/2025).
    Meskipun demikian, Tommy belum memastikan secara pasti jumlah korban yang meninggal dunia akibat penyerangan tersebut.
    “Belum dipastikan, sebab belum ada aparat keamanan yang ada di lokasi kejadian,” ungkapnya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • TNI: KKB sebarkan berita hoaks soal anggota TNI jadi pendulang emas

    TNI: KKB sebarkan berita hoaks soal anggota TNI jadi pendulang emas

    “Dia (KKB) berpura-pura bahwa itu (korban) militer. Kenapa dia bilang itu militer? Supaya dia (KKB) terlepas dari tuduhan bahwa dia (KKB) sebagai pelanggar hak asasi manusia,”

    Jakarta (ANTARA) – Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) Mabes TNI Brigjen TNI Kristomei Sianturi mengatakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sengaja menyebar berita hoaks soal anggota TNI jadi pendulang emas yang tewas demi menghindari tuduhan pelanggaran hak asasi manusia.

    “Dia (KKB) berpura-pura bahwa itu (korban) militer. Kenapa dia bilang itu militer? Supaya dia (KKB) terlepas dari tuduhan bahwa dia (KKB) sebagai pelanggar hak asasi manusia,” kata Kristomei saat ditemui di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu.

    Menurut Kristomei, penyebaran berita hoaks itu dilakukan demi menyembunyikan tindakan KKB yang kerap melakukan kekerasan kepada masyarakat sipil.

    Selain itu, KKB juga kerap menyebarkan berita hoaks untuk menyebar teror sehingga masyarakat setempat ketakutan.

    “Seperti yang kemarin misalnya dia (KKB) bilang bahwa harus ada pengosongan karena kita sudah akan perang dan sebagainya gitu. Itu sifatnya intimidasi kepada masyarakat, sehingga masyarakat ragu untuk kerja, ragu untuk beraktivitas, tidak mau ke kebun dan sebagainya,” kata Kristomei.

    Karenanya, Kristomei berharap masyarakat tidak terkecoh dengan propaganda yang sengaja disebarkan oleh pihak KKB.

    Sebelumnya, Komandan Kodim 1715/Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo membantah bahwa pendulang yang menjadi korban pembunuhan KKB di Kali Silet perbatasan Kabupaten Yahukimo dengan Kabupaten Asmat, merupakan anggota TNI.

    “Korban dipastikan bukan anggota TNI sehingga apa yang dinyatakan KKB adalah berita hoaks, bohong, atau tidak benar,” tegas Dandim Yahukimo Letkol Inf Tommy Yudistyo kepada ANTARA di Yahukimo, Rabu.

    Dihubungi dari Jayapura, Dandim 1715/ Yahukimo mengatakan KKB sengaja menyebar informasi dengan menyatakan bila korban adalah anggota TNI, padahal korban adalah warga sipil yang mendulang emas.

    Letkol Inf Tommy menambahkan hingga saat ini belum dapat dipastikan berapa banyak warga sipil yang bekerja sebagai pendulang emas dan menjadi korban keganasan KKB karena lokasinya yang jauh dan berada di perbatasan.

    Untuk mencapai lokasi tersebut, kata Letkol Inf Tommy Yudistyo, kalau dari Dekai, ibukota Kabupaten Yahukimo, harus menggunakan helikopter, sedang bila dari Kabupaten Asmat dapat menggunakan perahu motor dengan menyusuri sungai.

    Pelaku penyerangan dan pembunuhan terhadap pendulang diduga dilakukan KKB Yahukimo yang dipimpin Elkius Kobak, Minggu (6/4), kata Dandim Yahukimo Letkol Inf Tommy.

    Pewarta: Walda Marison
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

  • Dandim Yahukimo: Korban Pembunuhan KKB di Kali Silet Bukan Anggota TNI

    Dandim Yahukimo: Korban Pembunuhan KKB di Kali Silet Bukan Anggota TNI

    Jayapura, Beritasatu.com – Komandan Kodim 1715/Yahukimo, Letkol Inf Tommy Yudistyo, menegaskan korban dalam insiden pembunuhan oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Kali Silet, wilayah perbatasan Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Asmat bukanlah anggota TNI.

    “Korban dipastikan merupakan warga sipil, bukan personel TNI. Informasi yang disebarkan oleh KKB adalah hoaks dan menyesatkan,” ujar Letkol Tommy saat dihubungi dari Jayapura, Rabu (9/4/2025) dikutip dari Antara.

    Dandim menyebut KKB sengaja menyebarluaskan informasi palsu dengan menyatakan korban adalah anggota militer. Faktanya, korban diketahui sebagai warga yang bekerja sebagai pendulang emas di wilayah tersebut.

    Letkol Tommy juga menambahkan jumlah pasti korban sipil dalam kejadian tersebut masih belum bisa dikonfirmasi. Hal ini disebabkan lokasi kejadian yang sangat terpencil dan sulit dijangkau.

    “Dari Dekai, Ibu Kota Kabupaten Yahukimo, lokasi kejadian hanya bisa diakses menggunakan helikopter. Sementara dari Kabupaten Asmat, hanya bisa dijangkau dengan perahu motor melalui jalur sungai,” jelasnya.

    Serangan brutal terhadap para pendulang emas itu diduga dilakukan oleh KKB Yahukimo yang dipimpin oleh Elkius Kobak pada Minggu (6/4/2025).

  • Viral Remaja Putri Melahirkan di Warung, Kok Bisa Lahiran Semudah Itu?

    Viral Remaja Putri Melahirkan di Warung, Kok Bisa Lahiran Semudah Itu?

    Jakarta

    Viral video rekaman CCTV yang menunjukkan seorang remaja atau siswi melahirkan tanpa bantuan profesional di sebuah warung remang-remang. Video tersebut diunggah pemilik warung pada akun TikTok @**sy*m.

    Kondisi warung berada di pinggir jalan, tetapi sedang sepi. Remaja itu tampak ditemani temannya, tetapi persalinan dilakukan sendirian, tidak dibantu rekan, dengan posisi berdiri dan sesekali setengah membungkuk.

    “Ini dia orang gaes yang ketangkap kamera dia melahirkan di warungku. Dia melahirkannya berdiri, luar biasa kali ya. Nanti di sini keluar, nah ini udah keluar kepala anaknya. Karena nggak ada lampu nggak terlihat jelas. Anak ini yang melahirkan kuat. Jatuh anaknya ditangkap,” demikian narasi dalam video viral tersebut.

    Ia juga tampak tidak kesulitan saat melahirkan dan langsung bergegas menaruh bayinya di semak-semak. Hal ini sontak menuai respons warganet. Termasuk tanda tanya mengapa remaja tersebut bisa terlihat sangat mudah melahirkan sendirian.

    “Kok bisa lahiran sendiri? Ko bisa si segampang itu dia lahiran,” komentar salah satu netizen, terkait video viral.

    Spesialis obgyn dr Boyke Dian Nugraha menjelaskan proses persalinan semacam ini tidak mengherankan dan kerap terjadi pada beberapa daerah.

    “Itu orang-orang jaman suku Asmat aja waktu saya penugasan di sana, memang mereka lari ke hutan sendirian, melahirkannya di antara pohon-pohon, mereka biasanya duduk jongkok, atau berdiri,” terang dr Boyke saat dihubungi detikcom Kamis (14/2).

    “Kenapa terlihat lebih mudah? Karena memang ketika posisi berdiri itu kepala akan tertarik oleh gravitasi bumi sehingga memudahkan, asal pertama, pembukaannnya, lengkap artinya itu mulas-mulas, dalam artian kemudian kan serviksnya sudah terbuka full, dia bisa,” lanjutnya.

    Kemungkinan kedua, berat bayi yang relatif kecil. dr Boyke menduga anak perempuan tersebut sebenarnya stres menutupi kehamilannya di masa sekolah, sehingga sangat mungkin terjadi intrauterine growth restriction (IUGR).

    Kondisi ini mengacu pada pertumbuhan janin yang tidak normal.

    “Pertumbuhan janinnya nggak bagus karena dia bersembunyi, pola makannya juga kan gak seperti orang-orang hamil biasa, kemudian dia juga stres sehingga bayinya kecil, itu bisa menjadi alasan mengapa begitu mudah,” tandas dia.

    “Faktor lain juga panggulnya yang lebar, sehingga udah anaknya kecil, panggulnya lebar, anaknya melahirkan lebih mudah,” pungkasnya.

    Dikutip dari detikSumut, Humas Polres Batu Bara AKP AH Sagala menyebut peristiwa itu terjadi di Dusun IX Desa Laut Tador, Minggu (9/3) sekitar pukul 21.10 WIB. Adapun yang membuang bayi itu adalah pelajar berinisial NMP (17) dan pacarnya FR (20).

    “Dari hasil penyelidikan, bahwa bayi laki-laki tersebut dilahirkan oleh NMP. NMP mempunyai pacar FR. Selanjutnya, kedua pelaku diamankan ke Polsek Indrapura,” kata Sagala.

    Sagala belum merinci kronologi kejadian dan kondisi bayi tersebut. Namun, dia mengatakan kasus ini kini ditangani oleh Unit PPA Satreskrim Polres Batu Bara.

    “Guna proses lebih lanjut, dilimpahkan ke Unit PPA Satreskrim Polres Batu Bara. (Dijerat) Pasal 305 KUHP Subs Pasal 76b dan 77b UU Nomor 35 tahun 2014,” pungkasnya.

    (naf/kna)

  • Pramono Anung: Suara Saya Habis, Tanda Serius Ikut Retreat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        3 Maret 2025

    Pramono Anung: Suara Saya Habis, Tanda Serius Ikut Retreat Megapolitan 3 Maret 2025

    Pramono Anung: Suara Saya Habis, Tanda Serius Ikut Retreat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Gubernur Jakarta
    Pramono Anung
    mengaku serius mengikuti
    retreat
    kepala daerah di Akademi Militer (Akmil) Magelang, Jawa Tengah.
    Buktinya, kata Pramono, suaranya hampir habis karena mengikuti retreat sejak Senin (24/2/2025) sampai Jumat (28/2/2025). 
    “Suara saya habis nih. Kelihatan kan suara saya habis, menunjukkan saya serius ikut retreat. Karena hujan-hujan pun saya ikut,” ujar Pramono saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Senin (3/3/2025).
    Pramono juga memastikan, para kepala daerah dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang belum mengikuti retreat pada 21-28 Februari 2025 akan mengikuti retreat gelombang kedua.
    “Yang belum ikut retreat akan ikut gelombang kedua. Jadi akan semuanya (ikut retreat),” ungkap Pramono.
    Selain itu, Pramono menegaskan, komunikasinya dengan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri, berjalan baik meski ia mengikuti
    retreat kepala daerah
    .
    “Saya selalu berkomunikasi dengan DPP (dewan pimpinan pusat) dan Bu Mega,” ujarnya.
    Sebelumnya, Megawati menginstruksikan para kepala daerah dari PDI-P untuk menunda perjalanan menuju retreat di Magelang.
    Penundaan ini terkait dengan penangkapan Sekretaris Jenderal PDI-P, Hasto Kristiyanto, oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
    Setidaknya terdapat 10 kepala daerah dari PDI-P yang dipastikan tidak hadir dalam retreat tersebut.
    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto memerinci, 10 kepala daerah itu terdiri atas Gubernur Bali I Wayan Koster, tujuh bupati dan satu wali kota di Bali, serta Bupati Asmat, Thomas Eppe Safanpo.
    Para kepala daerah tersebut juga tidak mengutus wakil atau sekretaris daerah untuk menggantikan mereka dalam retreat.
    “Kemarin kami sudah mendapatkan keputusan resmi dari PDI-P bahwa rekan-rekan PDI-P yang belum bergabung itu akan mengikuti pembekalan gelombang berikutnya,” ujar Bima di lokasi retreat, Rabu (26/2/2025).
    Rencananya, kesepuluh kepala daerah PDI-P itu akan diminta mengikuti retreat di Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) bersama kepala daerah lain.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Semua Kepala Daerah di Bali Wayan Koster Dkk Tak Hadir Retret Akmil Magelang, Ikut Gelombang Kedua? – Halaman all

    Semua Kepala Daerah di Bali Wayan Koster Dkk Tak Hadir Retret Akmil Magelang, Ikut Gelombang Kedua? – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya mengungkapkan bahwa seluruh kepala daerah di Provinsi Bali, kompak tidak mengikuti retret kepala daerah di Akademi Militer (Akmil), Magelang, Jawa Tengah.

    Retret itu diketahui berlangsung sejak 21 Februari 2025 dan akan berakhir pada 28 Februari 2025 besok.

    Adapun, seluruh kepala daerah di Bali yang dimaksud itu adalah Gubernur Bali, Wayan Koster beserta delapan bupati/wali kota.

    “(Yang tidak ikut retret) ada Pak Gubernur Bali (Wayan Koster), beserta kepala daerah yang ada di sana (Provinsi Bali), seluruhnya ada sembilan,” ujar Bima Arya, saat ditemui di Magelang, Jawa Tengah, Rabu (26/2/2025).

    Selain sembilan kepala daerah di Bali, dalam retret gelombang pertama itu, kepala daerah dari Kabupaten Asmat, yakni Thomas Eppe Safanpo juga diketahui tidak hadir.

    Jadi, tercatat ada 10 kepala daerah yang absen dalam kegiatan retret kepala daerah tersebut.

    Meski demikian, Bima Arya tetap mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum DPP PDIP, Megawati Soekarnoputri yang telah mendukung acara retreat ini dan mendukung kadernya mengikuti orientasi gelombang kedua nanti.

    “Kami menyampaikan terima kasih, apresiasi kepada Ibu Mega, DPP PDI Perjuangan yang telah mendukung acara retreat ini.”

    “Dan mendukung agar para kadernya melanjutkan kembali bergabung di sini dan memberi kesempatan bagi yang belum bergabung untuk mengikuti pembekalan tahap berikutnya,” ucapnya.

    Megawati disebut juga telah menginstruksikan kepala daerah dari partainya yang belum menjalani retreat di Magelang pada 21-28 Februari 2025 agar ikut gelombang kedua.

    Instruksi dari Megawati ini disampaikan langsung oleh Juru Bicara PDIP, Ahmad Basarah dalam konferensi pers, Selasa (25/2/2025).

    Merujuk kepada Surat Edaran Mendagri Nomor 200.5/628/SJ per 11 Februari 2025 sekaligus pernyataan resmi Wamendagri Bima Arya, berikut selengkapnya instruksi terbaru Megawati terkait retret kepala daerah PDIP:

    Kepala daerah yang belum mengikuti retret diminta kembali ke daerah masing-masing untuk menjalankan tugasnya.

    Kepala daerah yang belum mengikuti retret dapat bergabung dalam angkatan kedua.

    Jika kepala daerah tidak bisa hadir dalam retret, maka dapat diwakili oleh sekretaris daerah.

    Kepala daerah yang sudah mengikuti retret angkatan pertama diminta menyesuaikan dengan agenda yang sudah berjalan.

    Wakil kepala daerah yang pasangannya sudah mengikuti retret diminta hadir dalam penutupan acara.

    Wayan Koster Akan Ikut Retret Gelombang Kedua

    Mengenai retret ini, Wayan Koster, mengatakan dirinya dan seluruh kepala daerah dari PDIP di Provinsi Bali akan mengikuti retret kepala daerah gelombang kedua.

    Adapun, retret gelombang kedua itu disiapkan untuk daerah yang proses pilkadanya masih bersengketa, menggelar pemungutan suara ulang maupun yang masih rekapitulasi suara ulang.

    Menurut Wayan Koster, acara tersebut bakal dilaksanakan setelah proses gugatan hasil Pilkada 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK) untuk 40 kepala daerah selesai.

    “Semua kepala daerah dan wakil kepala daerah Provinsi Bali dari PDI Perjuangan dipastikan semua ikut acara retreat pada gelombang kedua,” ucap Wayan Koster, Rabu (26/2/2025), dikutip dari Tribun-Bali.com.

    PDIP Tegaskan Megawati Tak Pernah Larang Kepala Daerah Ikut Retret

    Sebelumnya diberitakan bahwa Megawati memberikan instruksi agar kadernya menunda ikut retret di Magelang.

    Instruksi tersebut kemudian menimbulkan berbagai tanggapan dari sejumlah pihak.

    Mengenai hal ini, Basarah menegaskan bahwa Megawati tidak pernah melarang para kepala daerah PDIP untuk ikut retret di Akmil Magelang itu.

    Instruksi Megawati yang diterbitkan pada 20 Februari 2025 itu hanya meminta para kepala daerah yang terpilih dalam Pilkada 2024 untuk menunda keberangkatan mereka ke Magelang, hingga ada arahan lebih lanjut dari Ketua Umum PDIP.

    “Perlu kami tegaskan bahwa Ibu Megawati tidak pernah melarang para kadernya yang terpilih sebagai kepala daerah untuk ikut acara retret,” kata Basarah.

    Basarah menyampaikan bahwa Megawati meminta para kepala daerah PDIP yang belum berangkat ke Magelang untuk tetap berada di daerah masing-masing.

    Supaya bisa langsung bekerja melayani rakyat setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Jadi, kepala daerah yang belum berangkat ke Magelang itu justru diminta Megawati untuk lebih mengutamakan bekerja demi kepentingan rakyat.

    “Pesan Ketua Umum kepada kader-kadernya sebagai kepala daerah setelah dilantik oleh Presiden Prabowo Subianto, diminta untuk memprioritaskan kerja-kerja real kerakyatan dengan langsung bekerja melayani rakyat di daerah masing-masing,” ucapnya.

    Menurut Basarah, kehadiran kepala daerah sangat penting dalam menjalankan program-program prioritas seperti pengentasan kemiskinan, mitigasi bencana, penciptaan lapangan kerja, pencegahan stunting, hingga pemenuhan hak rakyat atas makanan bergizi.

    “Bagi PDIP, pemimpin yang turun langsung ke lapangan untuk menyerap aspirasi rakyat adalah langkah efektif dalam menjalankan pemerintahan,” ujar Basarah.

    Apakah Ada Sanksi bagi Kepala Daerah yang Tak Ikut Retret?

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri), Bima Arya menyebut tidak ada sanksi untuk kepala daerah yang tidak mengikuti retret. 

    Dia mengatakan, kepala daerah yang tidak ikut bisa mengutus wakil kepala daerah mereka atau mengutus Sekretaris Daerah (Sekda) dengan konsekuensi harus mengikuti retret pada gelombang berikutnya. 

    “Ya (sanksinya) mengikuti acara yang sama pada gelombang berikutnya. Ya, kan dikirim wakil (juga) untuk menggantikan di sini,” ujar Bima, saat ditemui di Akademi Militer Magelang, Jawa Tengah, Jumat (21/2/2025), dilansir Kompas.com.

    Untuk gelombang berikutnya retret kepala daerah yang tidak hadir akan ditentukan setelah sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi (MK) selesai.

    Jadi, untuk kepala daerah yang tidak hadir bisa menggantikan kepesertaan saat retret nanti.

    Sebagian artikel ini telah tayang di Tribun-Bali.com dengan judul Belum Ngantor, Gubernur Bali Koster Tiba di Bali Malam Kemarin

    (Tribunnews.com/Rifqah/Fransiskus Adhiyuda) (Kompas.com) (Tribun-Bali.com/Ni Luh Putu Wahyuni Sari) (Kompas.com)

  • Absen di Retret Magelang, 10 Kepala Daerah PDIP Akan Ikut Pembekalan Susulan

    Absen di Retret Magelang, 10 Kepala Daerah PDIP Akan Ikut Pembekalan Susulan

    Magelang, Beritasatu.com – Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya mengungkapkan, 10 kepala daerah yang merupakan kader PDIP dipastikan tidak mengikuti retret di kompleks Akademi Militer, Magelang, Jawa Tengah.

    Hal itu berdasarkan surat pemberitahuan resmi yang disampaikan oleh PDIP kepada Kementerian Dalam Negeri.

    “Dipastikan tidak (absen), kemarin kami sudah mendapatkan keputusan resmi,” kata Bima kepada awak media saat ditemui di kompleks Akmil Magelang, Rabu (26/2/25).

    Bima menjelaskan, dalam surat itu tidak disampaikan secara rinci alasan ketidakhadiran kepala daerah dari PDIP di retret Magelang. Hanya saja partai pimpinan Megawati Soekarnoputri itu menyebut, mereka absen karena pertimbangan situasi dan kondisi yang ada.

    “Disampaikan pada suratnya adalah karena pertimbangan situasi dan kondisi yang ada,” ujarnya.

    Selain itu, isi surat juga tidak menyinggung terkait instruksi ketua umum PDIP yang meminta agar kadernya menunda retret.

    “Enggak ada ya, di situ kan dijelaskan juga bahwa tidak ada keputusan atau instruksi dari partai untuk tidak mengikuti. Yang ada adalah penundaan karena kondisi-kondisi tertentu yang dipertimbangkan oleh partai. Jadi tidak pernah ada secara resmi partai meminta kadernya untuk tidak mengikuti, tidak ada,” katanya.

    Bima menjelaskan, bagi kepala daerah PDIP yang absen nantinya akan mengikuti pembekalan susulan, bersama kepala daerah terpilih hasil pemungutan suara ulang (PSU) di 24 daerah.

    “Jadi setelah keputusan MK, nanti kan ada hasil pemungutan suara ulang dan lain-lain gitu, ada yang seluruhnya, ada yang sebagian, ada yang beberapa TPS, itu nanti direncanakan dilantik, secara akan dilantik. Kemudian juga akan mengikuti pembekalan,” ujarnya.

    Bima menjelaskan, pembekalan susulan dilakukan setelah Lebaran 2025 dengan konsep yang lebih minimalis karena jumlah peserta yang lebih sedikit. Pihaknya juga mengusahakan agar jajaran menteri Kabinet Merah Putih menjadi pemateri.

    “Mungkin lebih simpel, lebih minimalis, lebih sederhana karena jumlah juga sedikit. Belum tentu di Magelang, mungkin di Jakarta, mungkin juga di kantor BPSDM Kemendagri, tetapi pastinya akan kita putuskan kemudian,” ucapnya.

    Terakhir, Bima mengucapkan terima kasih kepada Megawati Soekarnoputri yang akhirnya telah mengizinkan kadernya untuk mengikuti retret di Akmil Magelang dan pembekalan susulan.

    “Kami menyampaikan terima kasih, apresiasi kepada Ibu Mega, DPP PDIP yang telah mendukung acara retret ini dan mendukung agar para kadernya melanjutkan kembali bergabung di sini dan memberi kesempatan bagi yang belum bergabung untuk mengikuti pembekalan tahap berikutnya,” tutupnya.

    Diketahui, retret kepala daerah di Akmil, Magelang berlangsung selama 7 hari hingga 28 Februari 2025, diikuti 493 kepala daerah dari jumlah yang seharusnya diikut 503 kepala daerah.

    Adapun, 10 kepala daerah PDIP yang tidak ikut retret di Magelang, yakni sembilan kepala daerah dari Bali termasuk Gubernur, dan kepala daerah dari Asmat, Papua Selatan.