kab/kota: Asmat

  • Makan Waktu 3 Hari, 11 Jenazah Pendulang Emas Korban KKB Dibawa ke Dekai
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        12 April 2025

    Makan Waktu 3 Hari, 11 Jenazah Pendulang Emas Korban KKB Dibawa ke Dekai Regional 12 April 2025

    Makan Waktu 3 Hari, 11 Jenazah Pendulang Emas Korban KKB Dibawa ke Dekai
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Sebanyak 11
    jenazah pendulang emas
    , korban penyerangan kelompok kriminal bersenjata (KKB), akhirnya dievakuasi tim gabungan TNI-Polri ke Dekai, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, Sabtu (12/4/2025).
    Berdasarkan data yang dihimpun
    Kompas.com
    , pemindahan jenazah para pendulang emas ini dilakukan sejak Kamis (10/4/2025) hingga Sabtu (12/4/2025) dengan menggunakan helikopter milik Polri.
    “Ia benar. 11 jenazah telah dievakuasi oleh tim gabungan TNI-Polri ke Dekai, Kabupaten Yahukimo.”
    Demikian ungkap Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Papua, Inspektur Jenderal Polisi Patrige Rudolf Renwarin kepada wartawan, Sabtu sore.
    Jenazah 11 pendulang ini terdapat di beberapa lokasi seperti di Camp 22, Muara Kum, dan lokasi penambang sepanjang Sungai Silet, Kabupaten Yahukimo.
    Menurut Patrige, 11 korban ini mengalami penganiayaan menggunakan alat tajam berupa parang, kapak, dan panah.
    “Dari luka yang dialami korban ini menggunakan alat tajam dan tidak ada luka akibat senjata api (senpi),” kata dia.
    Dia juga menyebutkan, sebanyak 92 orang berhasil menyelamatkan diri dari lokasi penambangan di Pegunungan Bintang menuju Boven Digoel, dengan satu orang di antaranya meninggal dunia.
    Selain itu, ada 66 orang dari Yahukimo melarikan diri ke Kabupaten Asmat, dan dua orang lainnya berhasil menuju Dekai, Kabupaten Yahukimo setelah dievakuasi tim gabungan TNI-Polri.
    “Penyelidikan terkait kasus ini masih terus berlangsung, guna mengungkap pelaku di balik serangan brutal ini,” kata dia.
    Sementara itu, Kepala Operasi Satgas Damai Cartenz menyebutkan, ada 307 personel gabungan TNI-Polri yang dilibatkan dalam pemindahan 11 jenazah pendulang emas tersebut.
    Menurut Faizal, 307 personel gabungan ini terdiri dari 168 personel Polri, 50 personel TNI dari Kodim Yahukimo, 40 personel Kopasgat, dan 50 personel Marinir.
    “Operasi gabungan TNI-Polri saat ini berada di lokasi, guna melakukan evakuasi terhadap 11 jenazah pendulang emas yang tewas dibunuh KKB,” ujar Faizal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        11 Pendulang Emas Tewas Dibantai KKB di Papua, Semua Jenazah Ditemukan
                        Regional

    7 11 Pendulang Emas Tewas Dibantai KKB di Papua, Semua Jenazah Ditemukan Regional

    11 Pendulang Emas Tewas Dibantai KKB di Papua, Semua Jenazah Ditemukan
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com –
    Tim gabungan TNI-Polri akhirnya menemukan 11 jenazah pendulang emas korban pembantaian Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kabupaten Yahukimo dan Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
    Proses evakuasi berlangsung pada Sabtu (12/4/2025).
    “11 jenazah sudah ditemukan, di mana 4 jenazah pendulang telah dievakuasi dan 7 jenazah lainnya hari ini dievakuasi lagi ke Dekai, Kabupaten Yahukimo,” ujar Kepala Operasi Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigadir Jenderal Polisi Faizal Ramadhani dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Sabtu sore.
    Berikut rincian lokasi penemuan jenazah dan status evakuasi:
    Keduanya sempat disandera selama dua hari oleh KKB.
    “Kedua pasutri ini dilepas setelah dua hari disandera, karena Daniel, pemilik dusun merupakan orang asli Yahukimo,” jelas Faizal.
    Pasangan suami istri itu telah dibawa ke Dekai, Kabupaten Yahukimo, dan saat ini tengah menjalani pemeriksaan kesehatan.
    Sebelumnya diberitakan, pada Minggu (6/4/2025) dan Senin (7/4/2025), KKB melakukan serangkaian penyerangan brutal terhadap para pendulang emas di sejumlah lokasi penambangan di sepanjang Sungai Silet, Kabupaten Yahukimo.
    Akibat serangan tersebut, ratusan pendulang emas terpaksa menyelamatkan diri ke Distrik Koroway, Kabupaten Asmat, dan sebagian lainnya ke Dekai, Kabupaten Yahukimo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Orang Asli Papua Jadi Alasan KKB Bebaskan Pasutri dari Penyanderaan

    Orang Asli Papua Jadi Alasan KKB Bebaskan Pasutri dari Penyanderaan

    JAKARTA – Pasangan suami istri, Dani dan Gabi, telah dibebaskan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Polri menyebut alasan mereka dilepas dari penyekapan karena merupakan warga asli Papua.

    “Mereka dibebaskan karena kepala dusun itu orang asli Papua,” ujar Kasatgas Humas Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo kepada VOI, Sabtu, 12 April.

    Keduanya diketahui disekap sejak Minggu 6 April 2024, tepatnya usai KKB menyerang dan membunuh pendulang emas di Lokasi 22 (tempat penambangan) Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Dani yang merupakan seorang kepala dusun dan istrinya akhirnya dibebaskan pada Selasa, 8 April. Mereka dibebaskan dengan cara ditinggalkan oleh kelompok separatis Papua tersebut.

    Setelah ditinggalkan, Dani dan Gebi lantas bergabung dengan pendulang lainnya di Makbul, Kabupaten Asmat

    “Sudah dibebaskan, mereka disandera selama dua hari,” sebut Yusuf.

    Saat ini, Dani dan Gabi telah dievakuasi. Mereka sudah berada di Bandara Dekai pada 11 April. Rangkaian pemeriksaan kesehatan dan observasi psikologi sedang dilakukan.

    “Mereka trauma aja karena melihat pembantaian,” kata Yusuf.

    Adapun, KKB menyerang para pendulang emas. Sebanyak 11 orang tewas akibat penyerangan tersebut. Pembantaian dilakukan dengan KKB cara menggunakan senjata tajam hingga senjata api.

    Sejauh ini, 11 pendulang emas yang dibunuh KKB sebagian di antaranya telah teridentifikasi identitasnya. Mereka Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. Sementara lima lainnya masih dalam proses identifikasi

  • Pasutri Berhasil Selamatkan Diri Saat Disandera KKB di Yahukimo

    Pasutri Berhasil Selamatkan Diri Saat Disandera KKB di Yahukimo

    JAKARTA – Pasangan suami istri (pasutri) Dani dan Gebi, yang sempat disandera oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Lokasi 22 (tempat penambangan) Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, selamat dan telah dievakuasi ke Dekai.

    “Pasutri itu sudah dievakuasi ke Dekai dengan helikopter Polri pada hari Jumat ini,” kata Kasatgas Humas Damai Cartenz Kombes. Yusuf Sutejo dilansir ANTARA, Jumat, 11 April.

    Kombes Yusuf juga membenarkan KKB sempat menyandera mereka saat kelompok kriminal bersenjata ini menyerang pendulang emas di Lokasi 22, Minggu (6/4).

    Setelah ditinggalkan oleh KKB, kata dia, pasangan Dani dan Gebi lantas bergabung dengan pendulang lainnya di Makbul, Kabupaten Asmat.

    Pasutri itu ditinggalkan KKB di Lokasi 22 karena Dani adalah kepala dusun yang juga orang Papua asli (OAP).

    “Keduanya sudah dievakuasi, dan kini berada di Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo,” kata Kombes Yusuf.

    Ada 3 jenazah yang sudah dievakuasi. Tim DVI RS Bhayangkara Jayapura sedang melakukan identifikasi menggunakan metode postmortem dan antemortem.

    Selain menyerang pendulang di Kabupaten Yahukimo, KKB juga menyerang pendulang di Kawe, Kabupaten Pegunungan Bintang hingga seorang pendulang meninggal dunia.

  • Eskalasi Serangan KKB Papua, Warga Sipil Terus Jadi Korban – Halaman all

    Eskalasi Serangan KKB Papua, Warga Sipil Terus Jadi Korban – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, YAHUKIMO Eskalasi serangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua terus memakan korban jiwa, dengan 11 warga sipil pendulang emas tewas dibantai secara brutal di Yahukimo.

    Aparat gabungan TNI dan Polri memastikan bahwa 11 pendulang emas yang dibunuh oleh KKB ditemukan di lokasi penambangan emas di Muara Kum dan sekitarnya, Kabupaten Yahukimo.

    “Sebanyak 11 warga sipil yang tengah melakukan aktivitas pendulangan emas di Kabupaten Yahukimo diduga kuat menjadi korban pembunuhan KKB,” ujar Kepala Operasi Satuan Tugas Damai Cartenz, Brigjen Polisi Faizal Ramadhani, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jayapura, Kamis (10/4/2025).

    Evakuasi Dilakukan Bertahap

    Evakuasi jenazah dilakukan secara bertahap sejak Kamis hingga Jumat (11/4/2025). Aparat gabungan berhasil mengevakuasi total sembilan jenazah dari lokasi pembantaian.

    “Kemarin ada tiga jenazah yang sudah dievakuasi, hari ini ada enam yang dievakuasi dari Kampung Bingki dan Muara Kum, sehingga totalnya ada sembilan jenazah,” jelas Brigjen Faizal.

    Jenazah yang berhasil dievakuasi dibawa ke RSUD Dekai, ibu kota Kabupaten Yahukimo, untuk proses identifikasi sebelum diserahkan ke pihak keluarga.

    Faizal menambahkan, proses pencarian korban lainnya masih terus dilakukan.

    “Kami berupaya mengevakuasi semua jenazah korban ke Dekai sehingga dapat diidentifikasi identitasnya dan diserahkan kepada pihak keluarga,” katanya.

    Penambang Emas Ilegal di Papua Dituding Miliki Senjata Api

    Kelompok Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat Organisasi Papua Merdeka (TPNPB OPM) baru-baru ini mengklaim bahwa penambang emas ilegal di Kabupaten Yahukimo, Papua, memiliki senjata api.

    Juru bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom, dalam rekaman suara yang diterima Tempo pada Jumat, 11 April 2025, menyatakan, “Waktu pemeriksaan, mereka ternyata memiliki pistol. Kami ada sita satu pistol.”

    Bahkan, Sebby menambahkan, penambang tersebut terlibat dalam aksi kekerasan terhadap warga setempat, termasuk pembunuhan tujuh orang, salah satunya dengan cara memenggal kepala.

    Menurut Sebby, kegiatan penambangan ilegal di kawasan tersebut diduga mendapat dukungan dari pihak TNI dan Polri.

    “Melihat itu, tahun 2019 akhirnya pasukan TPNPB OPM bantai semua (penambang emas ilegal) itu karena mereka menghancurkan hutan,” ungkapnya.

    Juru bicara TPNPB, Sebby Sambom. (Istimewa)

    Dalam peristiwa terbaru, antara 6-9 April 2025, TPNPB OPM kembali mengeksekusi mati 17 pendulang emas ilegal di wilayah tersebut. Sebby mengonfirmasi, “Ya benar (17 pendulang emas dieksekusi). Dan yang lolos melarikan diri 50 orang, tiga luka.”

    Sebby juga mengingatkan agar para pendatang di wilayah itu segera meninggalkan daerah yang telah ditetapkan sebagai zona perang oleh TPNPB OPM.

    “Jikalau mereka tidak mengindahkan peringatan kami, maka kami anggap mereka semua itu bagian dari Indonesia Security Forces,” tegasnya.

    Keterangan Saksi Selamat

    Salah satu saksi yang selamat berhasil menyelamatkan diri ke Kampung Mabuk, Distrik Korowai, Kabupaten Asmat, dan memberikan kesaksian penting terkait peristiwa tersebut.

    “Kami mendapatkan informasi dari salah satu saksi korban yang selamat yang kini menyelamatkan dirinya di Kampung Mabuk,” ungkap Faizal Ramadhani.

    Hingga kini, aparat masih melakukan penyisiran di Kampung Bingki dan Muara Kum untuk mencari korban lainnya dan memastikan situasi di lapangan tetap kondusif.

  • Dibacok, Dipanah dan Ditembak OPM

    Dibacok, Dipanah dan Ditembak OPM

    GELORA.CO –  Sebelas pendulang emas korban penyerangan kelompok separatis bersenjata Organisasi Papua Merdeka (OPM) di Yahukimo, Papua Pegunungan meninggal dunia dalam kondisi jasad memprihatinkan.

    Satgas Operasi Damai Cartenz sudah mengidentifikasi enam jasad korban. Sedangkan lima korban yang juga dinyatakan meninggal dunia lainnya dikabarkan masih dalam proses identifikasi. Sementara 52 pendulang emas yang selamat, dan berhasil dievakuasi ke wilayah aman.

    Kepala Satgas Damai Cartenz Brigadir Jenderal (Brigjen) Faizal Ramadhani menerangkan, pelaku penyerangan tersebut adalah kelompok separatis dari wilayah Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Nduga. Adapun peristiwa penyerangan itu terjadi pada Ahad (6/4/2025) dan Senin (7/4/2025).

     “Sebanyak 11 warga sipil yang tengah melakukan aktivias pendulangan emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, menjadi korban penyerangan dan pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB),” kata Brigjen Faizal dalam siaran pers yang diterima wartawan di Jakarta, Rabu (9/4/2025) malam.

    Dari keterangan para penambang emas yang berhasil selamat dari penyerangan tersebut, kata Brigjen Faizal, kelompok separatis melakukan penyerbuan di dua tempat. “Di Lokasi-22 dan di Muara Kum yang berada di Kabupaten Yahukimo,” ujar Brigjen Faizal.

    Brigjen Faizal mengatakan, belum ada tim atau pasukan keamanan dari Tentara Nasional Indonesia (TNI) maupun Polri yang melakukan evakuasi atas jenazah korban. Namun dari penjelasan para pendulang emas yang berhasil menyelamatkan diri menyampaikan kondisi para korban meninggal dunia sangat memprihatinkan.

    “Berdasarkan informasi (dari saksi-saksi) yang diterima, korban yang meninggal dunia mengalami luka-luka pembacokan, luka-luka tembakan, dan luka-luka akibat terkena panah,” ujar Brigjen Faizal.

    Dari keterangan dari saksi-saksi yang selamat dari penyerangan brutal tersebut, korban meninggal dunia teridentifikasi atas nama Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. “Dan lima korban meninggal dunia lainnya masih dalam proses identifikasi,” sambung Brigjen Faizal.

    Dia melanjutkan, informasi terjadinya penyerangan tersebut diketahui otoritas keamanan pada Senin (7/4/2025) malam.

    Dari informasi tersebut, upaya untuk melakukan evakuasi penyelamatan sudah dilakukan. Pada Rabu (9/4/2025) evakuasi yang dilakukan bersama-sama TNI-Polri mengeluarkan sebanyak 35 pendulang emas ke Kampung Mabul, di Distrik Koroway di Kabupaten Asmat, Papua Selatan.

    Sedangkan delapan orang lainnya kata Brigjen Faizal masih dalam pencarian karena terpisah dari rombongan yang selamat itu. “Dan hingga kini masih dalam pencarian karena belum diketahui keberadaannya,” ujar Brigjen Faizal.

    Sedangkan 12 pendulang emas yang selamat lainnya dievakuasi ke Distrik Dekai setelah berhasil menyelamatkan diri menggunakan motor air ke Pelabuhan Logpon.

    Dan dari seluruh korban yang selamat itu, kata Brigjen Faizal tercatat ada dua lagi pendulang emas yang selamat. Yakni atas nama Tuan Dusun yang bernama Dani bersama istrinya Gebi. “Namun kedua warga sipil tersebut diduga dalam penyanderaan oleh KKB,” ujar Brigjen Faizal.

    Pada Selasa (8/4/2025) kelompok separatis bersenjata Papua Medeka kembali mengabarkan tentang aksi-aksi penyerangan. Markas Pusat Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) menyampaikan kelompoknya telah melakukan pembantaian yang menewaskan 11 penambang emas di Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Juru Bicara TPNPB Sebby Sambom mengatakan para korban tersebut adalah anggota-anggota Tentara Nasional Indoensia (TNI) yang menyamar. Sebby menerangkan, pembunuhan para anggota militer yang menyaru sebagai penambang emas tersebut dilakukan dalam operasi penyerangan yang dilakukan sepanjang Ahad (6/4/2025), sampai Selasa (8/4/2025).

    Penyerangan tersebut, kata Sebby dilakukan oleh regu bersenjata Dejen Heluka dan Karis Giban yang merupakan anggota kelompok sayap militer Organisasi Papua Merdeka (OPM) di bawah pemimpin Hom Heluka dan Almarhum Giban dari Kodap III Nduga-Derakma.

    “Pembunuhan tersebut dilakukan selama tiga hari berturut-turut hingga Selasa (8/4/2025) dan berhasil membunuh 11 orang anggota militer pemerintah Indonesia yang menyamar sebagai pendulang emas di wilayah operasi TPNPB,” ujar Sebby dalam keterangan tertulis yang diterima Republika di Jakarta, pada Selasa (8/4/2025).

    Selain menewaskan 11 orang, dalam penyerbuan kelompok tersebut, sayap bersenjata OPM itu juga mengeklaim membuat tiga orang lainnya luka-luka.

  • Tim Gabungan Evakuasi Dua Jenazah Korban KKB ke RSUD Dekai, Investigasi Berlanjut – Halaman all

    Tim Gabungan Evakuasi Dua Jenazah Korban KKB ke RSUD Dekai, Investigasi Berlanjut – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tim gabungan Ops Damai Cartenz-2025 bersama TNI mengevakuasi dua jenazah korban pembunuhan yang diduga dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

    Peristiwa pembunuhan terjadi di area pendulangan emas Lokasi 22 dan Muara Kum, sepanjang aliran Sungai Silet, Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Kedua jenazah telah tiba di RSUD Dekai, Kabupaten Yahukimo, untuk dilakukan proses identifikasi dan investigasi lebih lanjut.

    Kepala Operasi Damai Cartenz-2025 Brigjen Faizal Ramadhani menegaskan proses evakuasi dilakukan dengan penuh kehati-hatian di tengah kondisi medan yang berat.

    “Evakuasi dua jenazah korban KKB telah berhasil kami laksanakan hari ini investigasi berlanjut guna memastikan identitas korban serta mengungkap fakta-fakta terkait peristiwa ini,” ujarnya dalam keterangan Kamis (10/4/2025).

    Evakuasi lanjutan akan dilanjutkan esok hari mengingat kondisi cuaca yang memburuk serta waktu yang sudah malam.

    Satgas Ops Damai Cartenz-2025 juga telah mengirimkan tim dokter forensik dari Rumah Sakit Bhayangkara Jayapura ke RSUD Dekai untuk membantu proses identifikasi secara profesional dan cepat.

    Kasatgas Humas Ops Damai Cartenz-2025, Kombes Pol. Yusuf Sutejo menambahkan upaya pengejaran terhadap para pelaku terus dilakukan secara intensif dan terkoordinasi.

    “Kami terus melakukan pengejaran terhadap kelompok pelaku yang bertanggung jawab atas serangan brutal ini,” ungkapnya.

    Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh informasi yang tidak bisa dipertanggungjawabkan. P

    “Percayakan kepada aparat keamanan yang saat ini sedang bekerja maksimal,” tuturnya.

    Sebelumnya, 11 warga sipil penambang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan diduga kuat menjadi korban pembunuhan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang menamakan dirinya sebagai Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama.

    Peristiwa tersebut terjadi pada 6 hingga 7 April 2025 di area pendulangan Lokasi 22 dan Muara Kum Kabupaten Yahukimo. 

    Informasi awal diperoleh pada 7 April 2025 malam berawal dari kesaksian salah satu korban selamat yang kini mengamankan diri di Kampung Mabul, Distrik Koroway, Kabupaten Asmat.

    Korban mengalami pembunuhan secara sadis dengan luka bacok, tembakan, serta luka akibat panah. 

    Dari 11 korban meninggal dunia, enam di antaranya telah berhasil diidentifikasi, yakni Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, dan Bungsu. 

    Sementara lima lainnya masih dalam proses identifikasi.

  • Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Asmat Papua Selatan

    Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Asmat Papua Selatan

    Jakarta, Beritasatu.com – Gempa bumi dengan magnitudo 5,9 mengguncang Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Kamis (10/4/2025). Dikutip dari laman resmi BMKG, gempa di Asmat terjadi pada pukul 14.53 WIB.

    Lokasi gempa berada di 5,93 lintang selatan (LS) dan 138 77 bujur timur (BT). 

    Pusat gempa berada di darat 105 kilometer tenggara Asmat, Papua Selatan dengan kedalaman 60 kilometer.

    “Getaran gempa dirasakan (MMI) skala II-III di Merauke dan II-III Boven Digoel. Hati-hati terhadap potensi terjadinya gempa susulan,” tulis BMKG memperingatkan.

    Sampai saat ini belum ada laporan kerusakan akibat gempa Asmat, Papua Selatan ini.

  • Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Kabupaten Asmat Papua Selatan

    Gempa Magnitudo 5,9 Guncang Kabupaten Asmat Papua Selatan

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa Magnitudo 5,9 mengguncang wilayah Kabupaten Asmat Papua Selatan, Kamis (10/4/2025), pukul 14.53.26 WIB. Laporan BMKG menyebutkan, lokasi gempa Kabupaten Asmat ini berada pada koordinat 5.93 LS,138.77 BT, dengan episenter gempa berada di 105 km tenggara Asmat, Papua Selatan.

    “Kedalaman gempa 60 km,” tulis BMKG.

    BMKG juga menyebutkan, gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Satgas Cartenz Catat 70 Korban di Kasus KKB Serang Pendulang Emas Yahukimo

    Satgas Cartenz Catat 70 Korban di Kasus KKB Serang Pendulang Emas Yahukimo

    Bisnis.com, JAKARTA — Satgas Damai Cartenz mencatat ada 70 korban dalam peristiwa penyerangan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) ke pendulang emas di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan.

    Kasatgas Humas Operasi Damai Cartenz, Kombes Yusuf Sutejo mengatakan 35 dari 70 korban telah mengungsi ke Kampung Mabul, Distrik Morowai, Kabupaten Asmat.

    “8 orang terpisah belum di ketahui keberadaan nya, 12 orang melarikan ke Pelabuhan Longpon Distrik Dekai,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (10/4/2025).

    Yusuf menambahkan, dua orang telah berhasil di evakuasi ke Polres Yahukimo menggunakan helikopter. Sementara, dua orang lagi merupakan Kepala Dusun dan istrinya masih disandera KKB.

    “Saat ini dari Operasi Damai Cartenz berdampingan dengan TNI akan melakukan proses evakuasi para korban,” tutur Yusuf.

    Dalam catatan Bisnis, Yusuf juga sempat mengemukakan bahwa terdapat 11 korban tewas dalam insiden penyerangan KKB itu.

    Setidaknya, telah ada enam orang yang telah berhasil diidentifikasi, yaitu Aidil, Sahruddin, Ipar Stenli, Wawan, Feri, Bungsu. Sementara itu, untuk lima korban tewas lainnya masih dalam proses identifikasi oleh pihak aparat keamanan.

    “Masih akan kita identifikasi kembali,” ujar Yusuf.

    Sebelumnya, KKB dari kelompok Kodap XVI Yahukimo dan Kodap III Ndugama telah melakukan penyerangan di 22 lokasi area pendulangan dan Muara Kum Kabupaten Yahukimo pada 6-7 April 2025.

    Berdasarkan informasi yang diterima kepolisian, belasan korban pembunuhan mengalami luka bacok, tembakan, hingga luka akibat panah.