kab/kota: Asmat

  • Bantu penerangan warga Yepem, Polres Asmat  bantu solar sel

    Bantu penerangan warga Yepem, Polres Asmat bantu solar sel

    “Kami melihat masih terdapat sejumlah rumah di Kampung Yepem yang mengandalkan penerangan sederhana pada malam hari sehingga bantuan solar sel diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan serta menunjang aktivitas warga,”

    Jayapura (ANTARA) – Kepolisian Resor (Polres) Asmat membantu meningkatkan penerangan warga Kampung Yepem, Distrik Agats dengan memberikan dua unit solar sel sebagai upaya mendukung ketersediaan penerangan malam hari pada wilayah setempat.

    Kapolres Asmat AKBP Wahyu Basuki di Jayapura, Minggu, mengatakan penyerahan solar sel itu merupakan bagian dari komitmen Polri untuk hadir membantu kebutuhan dasar masyarakat, khususnya penerangan di wilayah yang belum sepenuhnya ada.

    “Kami melihat masih terdapat sejumlah rumah di Kampung Yepem yang mengandalkan penerangan sederhana pada malam hari sehingga bantuan solar sel diharapkan dapat meningkatkan kenyamanan serta menunjang aktivitas warga,” katanya.

    Menurut Wahyu, dukungan tersebut juga menjadi bagian dari program pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat (harkamtibmas) melalui penguatan komunikasi antara kepolisian dan warga di tingkat kampung.

    “Penggunaan solar sel dipilih karena dapat dimanfaatkan secara mandiri oleh masyarakat tanpa tergantung jaringan listrik utama, sehingga lebih efisien untuk daerah yang akses infrastrukturnya terbatas,” ujarnya.

    Dia menjelaskan pihaknya berharap perangkat tersebut dapat dirawat dan dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan bersama, terutama dalam meningkatkan kualitas penerangan rumah dan lingkungan sekitar.

    “Semoga bantuan ini memberi manfaat nyata bagi warga dan semakin memperkuat kedekatan Polri dengan masyarakat,” katanya.

    Dia menambahkan bantuan yang diberikan tidak banyak namun diharapkan dapat memberikan manfaat besar dengan begitu keamanan dan ketertiban pada wilayah setempat bisa terjaga.

    Pewarta: Qadri Pratiwi
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik

    Gratis PPN rumah, bisnis properti diperkirakan semakin baik

    Jakarta (ANTARA) – Bisnis properti di Indonesia diperkirakan terus membaik menyusul adanya kebijakan pemerintah yang memperpanjang insentif bebas Pajak Pertambahan Nilai (PPN) pembelian rumah hingga 2027.

    “Saya rasa pasar akan membaik karena pemerintah sudah sangat ‘aware’ (perhatian), bahwasanya properti ini sebagai lokomotif ekonomi nasional,” kata Founder Cikarang Internasional City (Cinity) Asmat Amin di HNI Plaza Ballroom, Jakarta Timur, Kamis.

    Apalagi, lanjut dia, saat ini banyak bank yang sudah melakukan “gimmick” agar masyarakat bisa membeli properti. “Saya rasa ke depannya akan lebih baik, akan lebih bagus, dengan adanya insentif-insentif yang diberikan oleh pemerintah,” ujarnya.

    Bahkan, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa juga sangat perhatian dan mendukung sektor properti.

    “Dia (Purbaya) tahu untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, mau tidak mau sektor properti harus bergerak. Karena di bawah properti sektor ini ada 180 industri,” katanya.

    Cinity merupakan mega proyek dari PT Sri Pertiwi Sejati (SPS) Group untuk menghadirkan sebuah kawasan menjadi pusat bisnis, komersil, hiburan dan hunian di atas lahan seluas 500 hektare (ha).

    Cinity juga bekerjasama dengan empat “tenant” dan merek (brand) seperti Kopi Kenangan, Inspire Health&Wellness (IHW) Nursing Academy Singapore, Sempvrna Clinic by Euromedica Group dan Cinity Padel Arena.

    Penandatangan kerja sama dilakukan di HNI Plaza, Jakarta, Kamis. Momentum ini menandai babak baru bagi pengembangan “township” seluas 500 ha pertama di Cikarang yang dirancang sebagai kota mandiri berkelas dunia dengan ekosistem lengkap untuk hidup, bekerja dan berinvestasi.

    “Kami berharap setelah ‘tenant’ dan ‘brand’ ternama ini berdiri, maka dampak ekonomi akan terus terasa dan semakin menunjukkan eksistensi Cinity sebagai ‘township’ dengan ‘one stop solution’,” ujarnya.

    Ke depannya beragam “tenant” dan “brand’ ternama yang lain akan segera bergabung yang disesuaikan dengan kebutuhan pasar (market).

    CEO Cinity, Ming Liang menyampaikan bahwa kerja sama dengan merek ternama ini menjadi bagian penting dalam mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah Bekasi, khususnya di Cikarang.

    Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa memperpanjang fasilitas Pajak Pertambahan Nilai Ditanggung Pemerintah (PPN DTP) sebesar 100 persen untuk pembelian properti hingga 31 Desember 2027.

    “Fasilitas ini diberikan hingga 31 Desember 2026 awalnya, sekarang diperpanjang lagi hingga 31 Desember 2027,” kata Purbaya di Jakarta, Selasa (14/10).

    Fasilitas itu akan dinikmati oleh sekitar 40 ribu unit properti per tahun. Dia memutuskan untuk memperpanjang insentif ini demi menjaga daya beli kelas menengah dan mendukung sektor properti yang memiliki efek berganda (multiplier effect) besar.

    Pemerintah pun telah mendorong perbankan menurunkan suku bunga kredit atau pembiayaan dengan menempatkan Rp200 triliun dana pemerintah dari Bank Indonesia ke lima bank milik negara, yaitu Bank Mandiri, BNI, BRI, BTN dan BSI.

    Ketika uang yang dikucurkan pemerintah ke lima bank pelat merah itu masuk sektor properti, dia meyakini pembelian bahan-bahan bangunan, misalnya semen, akan melonjak. Begitu pula dengan tingkat konsumsi makanan dan minuman turut naik.

    Pewarta: Syaiful Hakim
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polda Papua Salurkan 165 Ton Beras di 3 Provinsi untuk Jaga Stabilitas Harga

    Polda Papua Salurkan 165 Ton Beras di 3 Provinsi untuk Jaga Stabilitas Harga

    Jayapura

    Kepolisian Daerah (Polda) Papua melaksanakan Gerakan Pangan Murah dengan menyalurkan sebanyak 165 ton beras SPHP ke tiga Provinsi Papua, Provinsi Papua Selatan, dan provinsi Papua Pegunungan. Tujuannya, untuk memastikan masyarakat di tiga provinsi tersebut memperoleh beras dengan harga yang terjangkau menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru 2026.

    Pelepasan pendistribusian dilakukan secara simbolis oleh Wakapolda Papua Brigjen Faizal Ramadhani di Mapolda Papua, Kamis (6/11/2025). Acara ini juga dihadiri Irwasda Polda Papua, DirReskrimsus Polda Papua, Kabid Humas Polda papua, Kakanwil Bulog Papua, Kepala Dinas Tanaman pangan,holtikultura dan pangan Provinsi Papua, Kepala Dinas Perdagangan Provinsi Papua, Kepala Dinas DPMPTSP Provinsi Papua, Kapolreta Jayapura, Kapolres Jayapura, Kapolres Sarmi dan Kapolres Keerom.

    Dari total 165 ton beras, sebanyak 95 ton akan disalurkan di wilayah Provinsi Papua. Penyaluran dilakukan melalui Ditreskrimsus Polda Papua sebanyak 20 ton, serta delapan Polres di antaranya Polresta Jayapura Kota, Polres Jayapura, polres Keerom, polres Sarmi, polres Biak Numfor, polres Supiori, polres Waropen, dan polres Kepulauan Yapen. Distribusi ke wilayah Jayapura hingga Sarmi menggunakan 12 truk.

    Sementara itu, Provinsi Papua Selatan mendistribusikan beras SPHP sebanyak 40 ton beras yang akan disalurkan masing-masing 10 ton melalui Polres Merauke, 10 ton polres Boven Digoel, 10 ton polres Asmat, dan 10 ton polres Mappi. Adapun Provinsi Papua Pegunungan juga menyalurkan sebanyak 30 ton beras SPHP Bulog yang akan disalurkan melalui Polres Jayawijaya 10 ton, polres Mamberamo Tengah 10 ton , dan polres Lanny Jaya 10 ton.

    Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirkrimsus) Polda Papua Kombes I Gde Era Adhinata mengatakan Gerakan Pangan Murah merupakan kerja sama Polri dengan Perum Bulog. Dia mengatakan tujuan kegiatan ini menjaga stabilitas harga beras di pasaran dan membantu meringankan beban masyarakat.

    “Kami tidak hanya bertugas menjaga keamanan dan menegakkkan hukum tetapi juga menjamin ketahanan pangan masyarakat. Melalui kegiatan ini, diharapkan fluktuasi harga beras dapat terkendali dan kebutuhan warga tetap terpenuhi,” ujar Era Adhinata.

    Ia mengatakan harga eceran tertinggi yang ditetapkan pemerintah untuk wilayah Papua sebesar Rp 13.500/Kg. Namun, penjualan beras SPHP hanya dikemas menggunakan karung ukuran5 Kg dijual dengan harga HET 67.500.

    Dalam Keputusan Kapolri Nomor : KEP/ 1296/VII/2025, tanggal 27 Agustus 2025, telah ditetapkan target penyaluran beras SPHP untuk Polda Papua sebanyak 2.507.029 Kg atau sama dengan 2.508 Ton.

    Terakhir, ia berharap melalui pendistribusian beras ini mampu memperkuat ketersediaan stok pangan di daerah-daerah dan mencegah potensi kelangkaan menjelang periode akhir tahun.

    “Dengan adanya gerakan ini, Polda Papua berharap distribusi beras di tiga provinsi yakni Papua, Papua Selatan, dan Papua Pegunungan dapat berjalan merata dan berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga pangan di tengah masyarakat,” pungkas Era.

    (zap/isa)

  • Buru-Buru ke Lokasi Demi Lerai Keributan, Polisi di Asmat Malah Diserang Membabi Buta Pakai Parang Berujung Tewas

    Buru-Buru ke Lokasi Demi Lerai Keributan, Polisi di Asmat Malah Diserang Membabi Buta Pakai Parang Berujung Tewas

    Liputan6.com, Jakarta Personel Polres Asmat, Briptu Abraham Eliaser Yarisetouw meninggal dunia usai ditikam orang mabuk di Jalan Baru Asmat, Minggu (2/11/2025).

    Kejadian berawal ketika piket fungsi Polres Asmat menerima laporan masyarakat terkait adanya seorang pria yang mabuk minuman keras dan membuat keributan.

    Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Cahyo Sukarnito menjelaskan, mendapat laporan itu, korban bersama dua rekannya, Bripda Rahmad Hidayat dan Bripda Faisal Darus langsung menuju lokasi menggunakan sepeda motor patroli untuk menenangkan situasi.

    Sesampainya di pertigaan Jalan PLN Baru, pelaku yang diketahui bernama Simon Ufi tiba-tiba muncul dari arah belakang, melompat dari sepeda motor, dan langsung menyerang korban menggunakan senjata tajam jenis parang.

    “Serangan pertama mengenai bahu korban, sementara serangan kedua sempat ditangkis. Korban berusaha melarikan diri ke arah lumpur, namun mengalami luka berat akibat sabetan senjata tajam,” kata Cahyo.

  • MBG & KopDes Merah Putih Masuk Daftar Program Strategis (PSN) Prabowo

    MBG & KopDes Merah Putih Masuk Daftar Program Strategis (PSN) Prabowo

    Bisnis.com, JAKARTA — Program Makan Bergizi Gratis (MBG) hingga Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih masuk ke dalam program strategis nasional (PSN) pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wapres Gibran Rakabuming Raka.

    Hal itu sebagaimana tertuang di dalam Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 16 Tahun 2025 (Permenko Perekonomian 16/2025) tentang Perubahan Kedelapan atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional.

    Untuk diketahui, beleid itu diteken oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dan ditetapkan pada 24 September 2025.

    Adapun, perubahan beleid itu dilakukan dengan menimbang bahwa untuk melaksanakan putusan Mahkamah Agung Nomor 12 P/HUM/2025, sinkronisasi proyek atau program sesuai dengan pemutakhiran rencana kerja pemerintah tahun 2025, dan sinkronisasi proyek atau program di bidang energi, pangan, dan air untuk mendukung target swasembada pangan nasional, meningkatkan kesejahteraan petani dan nelayan, serta mengurangi kesenjangan pembangunan antarwilayah

    “Perlu dilakukan perubahan daftar Proyek Strategis Nasional sebagaimana tercantum dalam lampiran Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 12 Tahun 2024 tentang Perubahan Keenam atas Peraturan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Nomor 7 Tahun 2021 tentang Perubahan Daftar Proyek Strategis Nasional,” demikian bunyi beleid itu.

    Permenko Perekonomian 16/2025 menetapkan perubahan daftar PSN, termasuk dalam hal program yang mengalami penambahan daftar.

    Dalam beleid anyar itu tercantum bahwa program makan bergizi gratis (MBG), program sekolah rakyat, hingga program Koperasi Desa/Kelurahan (KopDes/Kel) Merah Putih masuk ke dalam daftar program strategis nasional (PSN) era Prabowo—Gibran. Ketiganya merupakan program nasional.

    Selain itu, pemerintah juga memasukkan program digitalisasi pendidikan dan program pengentasan kemiskinan ke dalam PSN.

    Lebih lanjut, juga ada program pengelolaan sampah terpadu yang merupakan daftar proyek berpedoman pada Peraturan Presiden.

    Kemudian, pemerintah turut memasukkan program swasembada pangan, energi, dan air nasional Merauke, Mappi, Asmat, dan Boven Digoel.

    Program ini termasuk pengembangan kawasan sentra produksi pangan (KSPP) berupa cetak sawah, pengembangan sawit, pengembangan peternakan, dan saranan pendukung lainnya. Nantinya, program ini dilakukan di provinsi Papua Selatan.

    Berikutnya, pemerintah menetapkan program revitalisasi tambak Pantura di sejumlah wilayah di provinsi Jawa Barat, yakni kabupaten Bekasi, kabupaten Karawang, kabupaten Subang, dan kabupaten Indramayu.

    Terakhir, ada program pengembangan budi daya udang terintegrasi (integrated shrimp farming) di kabupaten Sumba Timur, provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).

  • Desamind, Inisiatif Dosen UMS untuk Menyalakan Potensi Desa Indonesia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Desamind, Inisiatif Dosen UMS untuk Menyalakan Potensi Desa Indonesia Regional 13 Oktober 2025

    Desamind, Inisiatif Dosen UMS untuk Menyalakan Potensi Desa Indonesia
    Tim Redaksi
    SOLO, KOMPAS.com –
    Banyaknya potensi desa yang belum tergarap secara maksimal mendorong Hardika Dwi Hermawan, dosen Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), untuk memajukan desa melalui organisasi kesukarelawanan bernama Desamind.
    Desamind adalah gerakan yang digerakkan anak-anak muda Indonesia, baik dari dalam maupun luar negeri, yang berfokus pada kontribusi nyata kepada masyarakat desa.
    Organisasi ini resmi terbentuk pada 5 Januari 2020.
    “Jadi semangat kita itu mendorong anak muda untuk punya world class kompetensi, tapi punya grassroot understanding yang bagus, pemahaman akar rumput yang bagus,” kata Hardika kepada Kompas.com di Gedung Siti Walidah Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Solo, Jawa Tengah, Minggu (12/10/2025).
    Hardika, yang merupakan dosen Pendidikan Teknik Informatika FKIP UMS, menjelaskan bahwa Desamind lahir dari keresahannya sebagai generasi muda yang ingin ikut berperan aktif dalam pembangunan desa.
    “Saya rasa anak muda punya tanggung jawab moral dan sosial. Apalagi teman-teman sudah menempuh studi. Saya rasa dengan ilmunya yang besar tanggung jawab sosial pun kita makin besar,” tutur alumni S2 The University of Hongkong itu.
    “Kalau kita tidak ikut turun tangan saya rasa tidak akan pernah selesai. Jadi mulai dari situ ada tanggung jawab, ya sudah ayo kita lakukan bareng-bareng,” sambungnya.
    Desamind menjalankan berbagai kegiatan yang berfokus pada pendidikan dan sosial, termasuk membumikan konsep STEM (Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Matematika) di wilayah Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T) Indonesia.
    Mereka juga memberikan beasiswa kepada anak-anak desa, memfasilitasi pengembangan proyek di desa, dan membentuk chapter Desamind dari Aceh hingga Asmat. Setiap desa dibimbing untuk mengembangkan proyek sosial sesuai dengan potensi lokal.
    “Kita ada sekitar 30 desa mitra,” ujar Hardika.
    Salah satu program unggulan Desamind berada di Sukabumi, Jawa Barat, berupa pertanian regeneratif yang menggabungkan sektor peternakan dan pertanian.
    “Selama ini saya rasa teman-teman di desa sebenarnya potensinya banyak dan bagus. Hanya saja mereka butuh yang namanya external activator. Kita memposisikan diri sebagai pihak eksternal yang mendorong mereka untuk aktif. Jadi selama ini potensi ada tapi belum menyala. Indonesia tidak akan bisa menyala karena ubud di Jakarta. Tapi karena lilin desa. Jadi tugas kita menyalakan lilin yang ada di desa. Lilin sudah ada, kita yang bantu menyalakan,” jelasnya.
    Desamind digerakkan oleh 57 pengurus pusat dan 400 pengurus daerah.
    Seluruh anggota bersifat sukarela tanpa gaji, namun tetap berkomitmen tinggi dalam memajukan desa.
    “Bagaimana biar datang memberikan yang terbaik tapi tidak dibayar. Adalah emotional connection atau koneksi antar kita. Program ini bukan milik satu atau dua atau organisasi sendiri, tapi mereka. Harus punya rasa memiliki dan fun,” ungkap Hardika.
    Sebagai organisasi non-profit, keterbatasan anggaran memang menjadi tantangan besar. Namun, Hardika menekankan bahwa semangat untuk terus melangkah tidak boleh padam.
    “Kita tidak pengin terpaku bahwa anggaran tidak ada, program tidak jalan. Tapi mengoptimalkan anggaran yang ada biar dampak tetap ada dan berkelanjutan. Tantangan itu memang. Tapi kita tidak putus asa, intinya gitu,” katanya.
    Masalah lainnya adalah akses lokasi ke daerah 3T yang sangat sulit. “Sama akses ke lokasi daerah. Apalagi daerah 3T. Pernah tim kita sampai empat hari baru sampai lokasi di Pulau Babar, Maluku Barat Daya,” jelasnya.
    Atas kiprahnya, Hardika Dwi Hermawan menjadi dosen kedua yang dikunjungi dalam program “Blusukan: Mengunjungi Dosen Inspiratif”, kolaborasi antara Paragon Technology and Innovation dan Kemendikbudristek.
    “Alhamdulillah, hari ini berkesempatan untuk blusukan part kedua dosen inspiratif. Jadi total kurang lebih ini silaturahmi kami selama tiga bulan, kurang lebih ada 13 titik, 13 dosen seluruh Indonesia,” ujar Fathiya Khairiya, perwakilan CSR Paragon.
    “Harapannya ini menjadi pemantik bagaimana dosen inspiratif ini bisa memberikan inspirasi tidak hanya sesama dosen ataupun mahasiswa tetapi seluruh Indonesia. Harapannya kayak jadi bola salju kebaikan,” tambahnya. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam Megapolitan 5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com – 
    Pasangan suami istri, Asmat (60 tahun) dan Marsiah (55) mengaku tidak pernah menanam bunga bangkai jenis Suweg (Amorphophallus paeoniifolius) yang tumbuh di rumahnya di Jalan Srengseng Sawah, RT 003 RW 009, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Asmat menyebutkan, bunga tersebut tumbuh secara alami dan kini sedang mekar sehingga menyedot perhatian warganet.
    “Kita enggak pernah nanam. Tanah di sini bekas kebun ayah, dari dulu subur. Waktu pandemi banyak tanaman lain juga, kayak cabai, jambu, sama alpukat,” ujar Asmat saat ditemui
    Kompas.com
    , Minggu (5/10/2025).
    Bunga suweg di rumah Asmat dan Marsiah itu tumbuh hingga tingginya sekitar 60 sentimeter.
    Bamun, bunga itu kini mulai layu, bagian kelopaknya mengering dan tidak lagi berbau menyengat seperti saat mekar pada Jumat (3/10/2025).
    Asmat bercerita, ini bukan kali pertama bunga tersebut muncul dan mekar di rumahnnya.
    Bunga serupa pernah tumbuh di halaman yang sama pada tahun 2012, meski saat itu tidak mekar sempurna.
    “Dulu pernah juga tumbuh, tapi kehalang tembok jadi cuma setengah mekar. Kalau yang kemarin bagus banget, mekar penuh,” ujar dia.
    Marsiah menambahkan, bunga muncul begitu saja dari tanah yang memang tidak pernah dibangun sejak dulu.
    “Awalnya kami enggak tahu itu bunga apa. Bentuknya kayak merdung, belum jelas bunga. Baru pas kuncupnya muncul tiga mingguan kemudian, kelihatan besar. Saya cari di Google, ternyata namanya bunga suweg, bukan Rafflesia,” kata Marsiah.
    Marsiah juga menjelaskan bunga tersebut mengeluarkan aroma menyengat pada sore hari sebelum mekar sempurna.
    “Baunya kuat banget, dari sore sampai pagi. Tapi cuma sehari aja, habis itu hilang sendiri,” ujar dia.
    Fenomena ini sempat menarik perhatian warga sekitar, bahkan tidak sedikit yang datang ke rumah Asmat dan Marsiah untuk melihat langsung bunga tersebut.
    “Saya cuma kirim fotonya ke grup warga, enggak niat buat viral. Tapi banyak yang datang mau lihat bunga bangkai,” ujar Marsiah.
    Bunga bangkai suweg termasuk spesies dari genus Amorphophallus, satu keluarga dengan bunga bangkai raksasa (Amorphophallus titanum).
    Tanaman ini kerap tumbuh liar di lahan subur atau kebun yang jarang digarap.
    Mekarnya ditandai dengan munculnya spadix (tongkol) berwarna gelap dan aroma busuk untuk menarik serangga penyerbuk.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Warga: Kami Enggak Pernah Tanam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap Megapolitan 5 Oktober 2025

    Bunga Bangkai Suweg Mekar di Jaksel, Sempat Keluarkan Bau Tak Sedap
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Bunga bangkai jenis suweg (Amorphophallus paeoniifolius) mekar di halaman belakang rumah pasangan suami-istri Asmat (60) dan Marsiah (55) di Jalan Srengseng Sawah No. 62 RT 03 RW 09, Jagakarsa, Jakarta Selatan.
    Pantauan
    Kompas.com
    pada Minggu (5/10/2025), bunga yang sempat menarik perhatian warga itu kini sudah tak lagi berair, bagian kelopak mulai mengering, dan tidak lagi mengeluarkan bau menyengat.
    “Awalnya kami enggak tahu itu bunga apa. Bentuknya dulu kayak merdung, belum jelas bunga. Baru pas kuncupnya muncul dua mingguan kemudian, kelihatan besar,” kata Marsiah saat ditemui
    Kompas.com
    di rumahnya, Minggu.
    Bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah menjadi perhatian warganet setelah akun
    Instagram
    @jagakarsa_update mengunggah momen saat bunga tersebut mekar sempurna pada Jumat (3/10/2025) sekitar pukul 18.30 WIB.
    Unggahan itu memperlihatkan bunga dengan tinggi sekitar 60 sentimeter yang tumbuh dan langsung menyebarkan aroma khas menyengat.
    Marsiah sempat mencari tahu melalui internet dan menemukan bahwa bunga tersebut adalah jenis suweg, bukan Rafflesia arnoldii seperti yang banyak dikira warganet.
    “Katanya, untuk bisa mekar umbinya harus berat dan usianya puluhan tahun. Jadi wajar kalau sekarang baru tumbuh lagi, karena tanahnya memang dari dulu subur dan belum pernah digali,” ujar dia.
    Marsiah mengatakan, bunga serupa pernah tumbuh di lokasi yang berjarak tiga meter pada tahun 2012, namun tidak mekar sempurna.
    “Dulu kehalang tembok, jadi cuma setengah mekar. Kalau sekarang bagus banget, warnanya merah jingga. Tingginya kira-kira 60 sentimeter,” kata dia.
    Mekarnya bunga tersebut sempat mengundang perhatian warga sekitar.
    Beberapa di antaranya bahkan datang dari luar daerah setelah unggahan soal bunga itu beredar di media sosial.
    “Saya cuma kirim fotonya ke grup warga, enggak niat buat viral. Tapi ternyata banyak yang datang, katanya mau lihat bunga bangkai,” ujar Marsiah sambil tersenyum.
    Menurut Asmat, bunga suweg di halaman rumahnya itu tumbuh alami tanpa ditanam secara sengaja.
    “Kita enggak pernah nanam. Tanah di sini bekas kebun, dari dulu subur. Waktu pandemi banyak tanaman lain juga, kayak cabai, jambu, sama alpukat,” ujar dia.
    Asmat mengaku sempat mencium bau menyengat sejak sore sebelum bunga itu mekar.
    “Baunya kuat banget, dari sore sampai pagi. Tapi cuma sehari saja, setelah itu hilang sendiri,” katanya.
    Asmat menambahkan, di sekitar lokasi tumbuhnya bunga itu masih ada banyak batang suweg lain yang belum mekar.
    “Yang jadi daun saja ada puluhan. Mungkin nanti ada lagi yang mekar di tempat lain,” kata Asmat.
    “Cuma kan untuk jadi bunga atau mekar itu pasti enggak semuanya. Rata-rata jadi pohon atau daun yang nanti isinya umbian,” ujar dia.
    Marsiah dan Asmat juga memperlihatkan bahwa jika bibit bunga tersebut tidak tumbuh jadi bunga, akan menjadi batang daun biasa.
    “Kebanyakan enggak tumbuh jadi bunga, tapi ini ada yang jadi daun, kita biarkan bisa tinggi banget sampai 3 meter,” tutur Asmat sambil menunjuk batang daun.
    Dari hasil pengamatan, bunga yang tumbuh di rumah Asmat dan Marsiah tergolong dalam genus Amorphophallus, famili talas-talasan (Araceae).
    Jenis ini dikenal dengan nama Suweg (Amorphophallus paeoniifolius), kerabat dekat bunga bangkai raksasa Amorphophallus titanum yang menjadi ikon Kebun Raya Bogor.
    Bunga Suweg memiliki struktur khas berupa spadix (tongkol bunga) yang menjulang di tengah dan spathe (seludang) berwarna gelap, sering kali merah hati atau ungu kecokelatan di bagian luar, dengan bagian dalam kekuningan.
    Meski baunya menyengat seperti bangkai, ukuran Suweg relatif lebih kecil, umumnya setinggi 30–70 sentimeter.
    Bunga ini dikenal langka karena memiliki siklus hidup panjang dan hanya mekar sekali dalam beberapa tahun.
    Di sejumlah daerah di Indonesia, kemunculan bunga suweg sering dikaitkan dengan pertanda datangnya musim hujan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Bakar Pos Satgas di Asmat Imbas Oknum TNI Tembak Mati Pemabuk Ngamuk

    Warga Bakar Pos Satgas di Asmat Imbas Oknum TNI Tembak Mati Pemabuk Ngamuk

    Asmat

    Kasus oknum TNI menembak mati seorang pemabuk yang mengamuk di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, berbuntut panjang. Warga melakukan penyerangan hingga pembakaran Pos Satgas Yonis 123/Rajawali.

    “Iya benar (pembakaran Pos Satgas Yonif 123/Rajawali buntut penembakan warga sipil oleh TNI,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan dilansir detikSulsel, Minggu (28/9/2025).

    Pos Satgas yang dibakar massa berlokasi di Jalan Pemda, Distrik Agats. Pos itu awalnya diserang usai insiden penembakan pada Sabtu (27/9) sekira pukul 07.45 WIT.

    Tak cukup melakukan perusakan, warga lalu membakar Pos Satgas. Belum diketahui adanya korban luka akibat peristiwa tersebut.

    “Kejadian ini berawal saat prajurit TNI dari Satgas 123/Rajawali sedang berupaya menenangkan oknum warga masyarakat yang sedang mabuk,” kata Candra.

    Baca selengkapnya di sini

    (ygs/ygs)

  • Oknum TNI Tembak Mati Pria Mabuk Gegara Bahayakan dan Lukai 2 Warga

    Oknum TNI Tembak Mati Pria Mabuk Gegara Bahayakan dan Lukai 2 Warga

    Asmat

    Seorang warga di Kabupaten Asmat, Papua Selatan, ditembak mati oleh anggota TNI. Penembakan itu dipicu korban yang sedang mabuk dan mengamuk saat ditenangkan oleh pelaku.

    “Terkait adanya pemberitaan tentang kejadian meninggalnya satu warga sipil yang diduga akibat ditembak oleh prajurit TNI itu benar adanya. Satu warga meninggal dunia karena luka tembak,” kata Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Candra Kurniawan dilansir detikSulsel, Sabtu (27/9/2025).

    Peristiwa penembakan terjadi di Agats, Asmat, hari ini pukul 07.45 WIT. Kejadian berawal saat Prajurit TNI dari Satgas 123/Rajawali sedang berupaya menenangkan oknum warga yang mabuk dan mengamuk.

    Tindakan dari anggota TNI itu tidak direspons oleh korban. Candra mengatakan korban terus mengamuk hingga menyebabkan dua warga lainnya terluka.

    Anggota TNI yang berada di lokasi lalu melepaskan tembakan peringatan. Namun, tembakan itu justru menyebabkan pria mabuk itu meninggal dunia.

    TNI saat ini masih melakukan penelusuran terkait kronologi lengkap kasus tersebut. Candra mengatakan TNI akan menindak anggotanya jika terbukti melakukan pelanggaran prosedur.

    (ygs/maa)