kab/kota: Ankara

  • Pemerintah Turki Bungkam Dua Media Kritis Terakhir

    Pemerintah Turki Bungkam Dua Media Kritis Terakhir

    Ankara

    Kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Turki telah lama menjadi sorotan di Jerman. Organisasi nirlaba Reporters Without Borders menempatkan Turki di peringkat 159 dari 180 negara dalam Indeks Kebebasan Pers Dunia 2025.

    Saat ini, “hanya” ada empat orang yang secara resmi dipenjara karena aktivitas jurnalistik. Meski jumlah ini jauh lebih sedikit dibanding beberapa tahun lalu, pemerintah terus mencari cara baru untuk menekan independensi jurnalis. Misalnya, paspor jurnalis yang baru keluar dari penjara ditahan agar mereka tak bisa ke luar negeri. Jurnalis asing juga tak bisa bekerja bebas di Turki, seperti yang dialami jurnalis Swedia Kaj Joakim Medin yang ditangkap beberapa bulan lalu, meski kemudian dibebaskan.

    Menurut Reporters Without Borders dan International Press Institute (IPI), lebih dari 95% media di Turki dianggap pro pemerintah. Artinya, media tersebut dijalankan langsung atau tidak langsung oleh pebisnis yang loyal pada pemerintah.

    Gelombang represi baru

    Pengamat menyebut adanya pola tekanan sistematis terhadap kerja jurnalistik di Turki. “Kebebasan media di Turki sudah berada dalam tekanan selama 20 tahun,” kata Berk Esen, ilmuwan politik dari Universitas Sabanci di Istanbul. Menurutnya, intervensi pemerintah membuat keadaan semakin memburuk.

    “Stasiun TV arus utama yang tersisa secara perlahan diarahkan untuk sejalan dengan pemerintah. Yang tersisa kini hanya segelintir saluran yang dekat dengan oposisi,” ujarnya.

    Tekanan politik kini muncul dalam pola baru. Dua saluran TV terbesar yang kritis terhadap pemerintah, Szc TV dan Halk TV, dilarang menayangkan program apa pun selama 10 hari. Larangan ini mulai berlaku Selasa (08/07) lalu, setelah keputusan dari Dewan Tertinggi Radio dan Televisi Turki (RTK). RTK menyebut alasan larangan ini adalah karena dugaan “menghasut masyarakat”.

    Khusus untuk Halk TV, sanksi dijatuhkan karena pernyataan seorang narasumber dalam program pada 26 Juni. Saat itu, tamu di studio menyebut: “Turki bukan makin religius, tapi makin sektarian.”

    “Pemerintah Turki awalnya ingin melemahkan oposisi dengan menangkap Imamoglu. Namun, upaya itu gagal. Imamoglu justru semakin populer di kalangan oposisi. Karena itu, strategi pun berubah, tekanan kini menyasar area lain,” ujar Esen.

    Kritik tak lagi mendapat ruang

    Sehari sebelum larangan siaran selama sepuluh hari mulai berlaku, pengadilan sempat mengabulkan banding dari tim hukum Halk TV dan menunda pelaksanaannya. Meski begitu, larangan ini tetap dilihat sebagai dinamika baru dalam pembungkaman kebebasan pers. Untuk pertama kalinya, dua saluran televisi oposisi dibungkam di hari yang sama dan dalam durasi yang sama.

    “Dengan sanksi ini, RTK mencoba mencegah media melaporkan kepentingan publik dan menekan suara-suara kritis,” kata Asosiasi Jurnalis Turki (TGC).

    Wakil ketua partai oposisi utama, Gkce Gkcen, juga mengecam keras larangan tersebut. “Larangan siaran ini menyasar stasiun TV yang justru menunjukkan betapa tidak berdasarnya tuduhan terhadap wakil politik kami di daerah. Ini jelas bukan kebetulan. Kemenangan (oposisi) Partai Rakyat Republik (CHP) sebagai kekuatan politik terbesar di Turki kini dibalas dengan hukuman, dan media ikut dihukum karena memberitakannya. Pada akhirnya, rakyatlah yang dibungkam.”

    CEO Halk TV, Cafer Mahiroglu, memperingatkan bahwa langkah ini bisa berujung pada pencabutan izin siaran secara permanen.

    Utusan Parlemen Eropa untuk urusan Turki, Nacho Sanchez Amor, juga menyampaikan kritik tajam lewat platform X. “Saya ragu bahkan George Orwell bisa membayangkan sesuatu seperti RTK! (…) Kebebasan berpendapat media kini terasa seperti kenangan yang makin jauh di Turki. Generasi kini tak pernah mengenalnya dan itu sangat menyedihkan,” tulisnya.

    Tekanan ekonomi meningkat

    Larangan siaran juga berdampak serius secara ekonomi. Tanpa pemasukan dari iklan, stasiun TV oposisi nyaris tidak bisa bertahan. “Media yang kritis terhadap pemerintah ditekan lewat larangan siaran dan denda, hingga dilemahkan secara ekonomi,” kata Asosiasi Jurnalis Turki.

    Menurut Asosiasi Studi Media dan Hukum (MLSA), dalam periode 1 Januari 2023 hingga 30 Juni 2024, RTK menjatuhkan denda total sebesar 124 juta lira Turki (sekitar €4 juta) dan memerintahkan penghentian siaran dalam 1.357 kasus. Hanya dalam enam bulan pertama tahun 2023, lima media oposisi didenda sekitar 20 juta lira (sekitar €1,5 juta), sementara media pro pemerintah hampir tidak tersentuh.

    Fase krusial bagi Turki

    Larangan siaran TV ini datang di tengah situasi politik yang memanas di Turki. Proses damai dengan kelompok bersenjata Kurdi, PKK, menuai kontroversi. Sementara sejumlah politisi senior dari Partai Rakyat Republik (CHP) ditahan. Mantan Wali Kota Izmir, Tunc Soyer, ditangkap sejak akhir pekan lalu. Kota Izmir, yang merupakan kota terbesar ketiga di Turki, dikenal sebagai basis kuat CHP dan sebelumnya jadi salah satu kota besar terakhir yang dikuasai oposisi.

    “Pemerintah saat ini lebih memilih mengendalikan, bukan membungkam total. Tapi itu bisa berubah sewaktu-waktu,” kata analis politik Berk Esen kepada DW. Ia menambahkan, meski situasi sudah begitu tertekan, kebebasan pers masih bisa terus memburuk. “Kita belum sampai di titik terendah,” ujarnya.

    Artikel ini terbit pertama kali dalam bahasa Inggris

    Diadaptasi oleh Ausirio Ndolu

    Editor: Prihardani Purba

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Turki Tangkap 3 Wali Kota dari Partai Oposisi terkait Tuduhan Korupsi

    Turki Tangkap 3 Wali Kota dari Partai Oposisi terkait Tuduhan Korupsi

    Ankara

    Otoritas Turki menangkap tiga Wali Kota dari partai oposisi dalam operasi terbaru pada Sabtu (5/7) dini hari. Penangkapan ketiga Wali Kota itu disebut sebagai bagian dari penyelidikan dugaan korupsi.

    Penangkapan tersebut, seperti dilansir AFP, Sabtu (5/7/2025), diungkapkan oleh sejumlah pejabat dari Partai Rakyat Republik (CHP), yang merupakan oposisi utama dari pemerintahan Presiden Recep Tayyip Erdogan, dalam pernyataan terbaru mereka.

    Penangkapan dini hari ini menjadi langkah terbaru dalam sejumlah penyelidikan yang menargetkan para pejabat terpilih dari kubu oposisi, saat pemerintahan Erdogan memberikan tekanan yang semakin besar terhadap CHP yang meraup kemenangan besar atas Partai AKP dalam pemilu daerah tahun lalu.

    Dituturkan beberapa pejabat CHP bahwa ketiga Wali Kota yang ditangkap terdiri atas Wali Kota Adana di selatan negara itu, Wali Kota Antalya yang merupakan kota resor ternama, dan Wali Kota Adiyaman yang ada di sebelah tenggara Turki.

    “Wali Kota Adana Zeydan Karalar, Wali Kota Antalya Muhittin Bocek, dan Wali Kota Adiyaman Abdurrahman Tutdere telah ditahan,” ungkap Wali Kota Ankara, Mansur Yavas, dalam pernyataan via media sosial X.

    “Dalam sistem di mana hukum tundak dan berlaku sesuai politik, di mana keadilan ditegakkan untuk satu kelompok dan diabaikan untuk kelompok lainnya, tidak seorang pun boleh mengharapkan kita untuk mempercayai aturan hukum atau keadilan,” cetusnya.

    “Kami tidak akan tunduk pada ketidakadilan, pelanggaran hukum, atau operasi politik,” tegas Yavas dalam pernyataannya.

    Penangkapan tiga Wali Kota dari kubu oposisi ini dilakukan setelah pada Selasa (2/7) waktu setempat, sebanyak 10.000 pendukung oposisi menghadiri aksi protes di Balai Kota Istanbul saat memasuki 100 hari penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu.

    Imamoglu yang merupakan rival politik utama Erdogan, terjerat kasus korupsi, yang oleh para pengkritik disebut sebagai penyelidikan bermotif politik.

    Penangkapan dan penahanan terhadap para pejabat oposisi ini dinilai mengikuti pola yang sama dengan operasi 19 Maret lalu di Istanbul yang dikuasai oposisi ketika ratusan orang ditangkap, termasuk Imamoglu.

    Penahanan dan pencopotan Imamoglu dari jabatannya sebagai Wali Kota Istanbul memicu gelombang protes massal dengan ratusan ribu orang berunjuk rasa di luar Balai Kota Istanbul.

    Para pengkritik di Turki menilai kasus-kasus yang menjerat para pejabat oposisi tersebut sebagai upaya bermotif politik untuk melemahkan CHP setelah penangkapan Imamoglu, yang dikecam partai oposisi sebagai “kudeta”.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Turki Gunakan Masjid Demi Pengaruh Politik di Balkan Barat

    Turki Gunakan Masjid Demi Pengaruh Politik di Balkan Barat

    Jakarta

    Dengan menara setinggi 50 meter dan kapasitas 8.000 jamaah, Masjid Namazgah di ibu kota Albania, Tirana, termasuk bangunan Islam paling megah di Balkan Barat. Kompleks itu dibangun dengan anggaran 30 juta Euro atau sekitar setengah triliun Rupiah, dan sepenuhnya dibiayai Diyanet, lembaga dakwah Islam asal Turki.

    Tidak heran, jika desain Masjid Namazgah dibuat mirip dengan Masjid Biru di Istabul.

    Adalah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan sendiri yang datang meresmikan sepuluh tahun silam. Di Tirana, dia saat itu menandatangani perjanjian kerja sama pertanian dan pendidikan, serta menghibahkan sejumlah drone tempur kepada pemerintah Albania.

    Diyanet tidak hanya membiayai konstruksi, tapi juga ikut menentukan pembentukan dewan pengelola masjid. Ketika Masjid Namazgah beberapa tahun silam secara resmi menunjuk imam asal Turki, skeptisme dan penolakan sontak datang dari masyarakat Albania.

    Masjid sebagai instrumen politik

    Sebelum pembangunan Masjid Namazgah dimulai, dua bangunan keagamaan besar sudah lebih dulu berdiri di ibu kota Albania, Tirana, yakni sebuah katedral Katolik yang diresmikan tahun 2001 dan katedral Ortodoks pada 2014.

    Pada masa rezim komunis di bawah Enver Hoxha, Albania mendeklarasikan diri sebagai negara ateis pertama di dunia. Sejak 1967, segala bentuk agama dilarang dan institusi keagamaan ditutup secara total, hingga akhirnya runtuhnya Uni Sovyet 1990.

    Kini, Masjid Namazgah berdiri sebagai simbol kebangkitan Islam sekaligus alat diplomasi. “Masjid ini menunjukkan bagaimana Turki memainkan peran sebagai kekuatan regional di Balkan Barat dengan memperluas pengaruhnya lewat pembangunan masjid,” ujar Natalie Clayer, peneliti sosial dari Ecole des Hautes Etudes en Sciences Sociales (EHESS), Paris.

    Pembangunan masjid sempat dihentikan

    Kepentingan Ankara dalam proyek ini tampak jelas. Pembangunan Masjid Namazgah sempat dihentikan selama dua tahun, dari 2017 hingga 2019, karena pemerintah Turki meminta Albania mengekstradisi beberapa orang yang dituduh memiliki keterkaitan dengan gerakan Gülen, yang dianggap bertanggung jawab atas kudeta gagal di Turki pada 2016.

    Presiden Recep Tayyip Erdoan, yang menyalahkan tokoh agama Fethullah Gülen atas upaya kudeta tersebut, mengejar para pengikutnya baik di dalam maupun luar negeri. Pekerjaan konstruksi baru dilanjutkan setelah ekstradisi dilakukan.

    Turki geser duit Saudi

    Meskipun pendanaan pembangunan masjid sering berasal dari luar negeri, inisiatif awal biasanya datang dari komunitas lokal yang turut menyumbang dana. Namun dalam proyek-proyek besar di ibu kota, seperti Masjid Namazgah, Clayer menyebut bahwa biasanya ada kepentingan dari aktor nasional dan asing.

    “Prestise negara, kebutuhan komunitas Muslim, pencarian jati diri nasional, hingga dinamika antaragama semua berperan dalam proses pembangunan serta pemilihan gaya arsitektur rumah ibadah,” jelasnya.

    Kini, Turki menjadi pemain utama dalam pembiayaan masjid di Balkan Barat – posisi yang dulunya ditempati Arab Saudi. Saat perang Bosnia (1992–1995), sekitar 600 masjid hancur dan ratusan lainnya rusak. Setelah perang berakhir pada 1995, Saudi menjadi sponsor utama dalam upaya rekonstruksi.

    Tapi, sejak serangan 11 September 2001 dan naiknya Erdoan ke tampuk kekuasaan pada 2002, Turki mulai mengambil alih peran tersebut secara bertahap.

    Arab Saudi bergeser ke arah nasionalisme

    Di bawah kepemimpinan de facto Putra Mahkota Mohammed bin Salman, Arab Saudi kini lebih memprioritaskan pelestarian masjid bersejarah di dalam negeri. Melalui visi “Vision 2030”, Riyadh mengarahkan fokus pada warisan budaya nasional ketimbang ekspor ideologi keagamaan.

    “Wahhabisme kini bukan lagi titik pusat kebijakan luar negeri Arab Saudi,” ujar Kristin Smith Diwan dari Arab Gulf States Institute, Washington D.C. Bahkan, Bin Salman dalam pidato TV tahun 2021 menyebut Wahhabisme sebagai ajaran yang “telah usang”.

    Dari masjid ke mega proyek

    Turki tak sekadar mengekspor pengaruh lewat pembangunan masjid, kata Rebecca Bryant, antropolog budaya dari Universitas Utrecht. Dia menyebut strategi pembiayaan proyek di luar negeri sebagai “imperialisme infrastruktur”. Masjid hanya satu bagian dari proyek ambisius Turki yang mencakup rel kereta api, pelabuhan, hotel, pusat perbelanjaan, hingga kawasan pemerintahan.

    “Investasi Turki menjangkau dari Sarajevo hingga Batumi, dari Astana di Kazakhstan hingga Senegal,” terang Bryant. Bahkan, skyline futuristik Astana sebagian besar dibangun oleh kontraktor Turki. Banyak proyek, lanjutnya, diberikan kepada perusahaan yang memiliki kedekatan dengan lingkaran kekuasaan Erdoan.

    Bryant mencontohkan mega proyek yang diresmikan Erdoan pada Mei 2024 di bagian Turki dari Nikosia, ibu kota Siprus Utara. Kompleks itu terdiri dari istana presiden, gedung parlemen, hotel mewah, dan masjid—yang pada saat peresmian belum sepenuhnya selesai.

    “Bangunan-bangunan ini bukan sekadar infrastruktur, tapi ruang geopolitik di mana Turki mengekspresikan visinya tentang masa depan,” kata Bryant.

    Retorika ‘takdir bersama’

    Erdogan kerap mengaitkan proyek-proyek pembangunan infrastruktur dengan ikatan etnis, agama, atau sejarah. Dia menggunakan narasi “persaudaraan” dan “takdir bersama” sebagai keturunan bangsa Türk untuk memperkuat legitimasi keterlibatan Turki di luar negeri.

    Lewat proyek-proyek monumental ini, pesan yang ingin disampaikan jelas, “Kami adalah masa depan. Kami lebih modern daripada Barat,” kata antropolog Bryant.

    Dengan demikian, pembangunan masjid tak lagi sekadar urusan ibadah. Ia menjadi simbol visi masa depan Turki—di mana orientasi kemajuan tidak lagi berpusat pada Barat.

    Artikel ini pertama kali terbit dalam Bahasa Jerman

    Diadaptasi oleh: Rizki Nugraha
    Editor: Yuniman Farid

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Polisi Turki Sita 825 Kg Heroin, Tangkap 30 Tersangka

    Polisi Turki Sita 825 Kg Heroin, Tangkap 30 Tersangka

    Ankara

    Kepolisian Turki melakukan penyitaan terhadap sejumlah besar heroin dalam serangkaian operasi penggerebekan narkoba di berbagai provinsi di wilayah selatan negara tersebut. Puluhan tersangka ditangkap dalam penggerebekan tersebut.

    Turki, yang berada di antara kawasan Asia dan Eropa, terletak di beberapa rute penyelundupan utama narkoba dan merupakan titik masuk utama untuk heroin di pasar Eropa.

    Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, dalam pernyataannya seperti dilansir AFP, Rabu (2/7/2025), mengumumkan bahwa heroin seberat 825 kilogram berhasil disita dalam rentetan penggerebekan tersebut.

    “Dalam operasi di sebanyak tujuh provinsi, yang berpusat di Adana… kami telah menyita 825 kilogram heroin dan menangkap 30 tersangka pengedar narkoba,” sebut Yerlikaya dalam pernyataan via media sosial X.

    Tidak disebutkan lebih lanjut soal identitas atau asal kewarganegaraan dari 30 tersangka yang ditangkap.

    Dalam operasi yang dilakukan secara serentak, Kepolisian Turki menggerebek sebanyak 38 alamat berbeda di wilayah Adana, Hakkari, Hatay, Istanbul, Van, Diyarbakir, dan Mersin.

    Disebutkan Yerlikaya bahwa sejumlah senjata tanpa izin yang sah dan “sejumlah besar” materi digital juga disita dalam operasi tersebut.

    Menurut analisis Europol tahun 2024 tentang pasar narkoba Uni Eropa, heroin terus menjadi opioid ilegal yang paling umum digunakan di zona Uni Eropa.

    Disebutkan dalam analisis tersebut bahwa perdagangan heroin “semakin bergantung pada rute laut dan khususnya penggunaan lalu lintas kontainer global dan kapal feri” yang berangkat dari wilayah Turki.

    Analisis tersebut juga menyatakan bahwa jaringan kriminal Turki terus mendominasi perdagangan heroin secara besar-besaran ke pasar Eropa.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • 10.000 Orang Demo di Istanbul Protes Penahanan Wali Kota Rival Erdogan

    10.000 Orang Demo di Istanbul Protes Penahanan Wali Kota Rival Erdogan

    Istanbul

    Sedikitnya 10.000 orang hadir dalam aksi protes yang digelar kubu oposisi di Balai Kota Istanbul di Turki, pada Selasa (2/7) waktu setempat. Aksi protes ini digelar saat memasuki 100 hari penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, terkait apa yang disebut para pengkritik sebagai penyelidikan korupsi bermotif politik.

    Protes besar-besaran di kota Istanbul ini, seperti dilansir AFP, Rabu (2/7/2025), digelar beberapa jam setelah kepolisian setempat menangkap lebih dari 120 orang terkait dengan Balai Kota di Izmir, yang merupakan basis oposisi dan kota terbesar ketiga di Turki.

    Penangkapan itu dinilai sebagai langkah terbaru pemerintah Turki dalam menargetkan lawan-lawan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Penangkapan pada dini hari itu disebut sebagai bagian dari penyelidikan atas dugaan korupsi, dan mengikuti pola yang sama dengan operasi 19 Maret lalu di Istanbul yang dikuasai oposisi ketika ratusan orang ditangkap, termasuk Imamoglu, rival politik utama Erdogan.

    Pencopotan Imamoglu dari jabatannya sebagai Wali Kota Istanbul memicu gelombang protes massal dengan ratusan ribu orang berunjuk rasa di luar Balai Kota Istanbul, yang juga dikenal sebagai Sarachane.

    Aksi protes terbaru di Istanbul digelar menyusul seruan dari oposisi utama Partai Rakyat Republik (CHP).

    “Hari ini, kita semua bersama-sama di tempat di mana semuanya dimulai… perjuangan ini melawan fasisme, ini adalah perjuangan untuk kebebasan,” teriak pemimpin CHP, Ozgur Ozel, saat berbicara dengan suara seraknya yang khas kepada massa yang hadir.

    “Pada 19 Maret, Anda berdiri bahu-membahu di Sarachane. Anda meneriakkan keadilan. Anda memperjuangkan keinginan Anda. Anda mendukung orang yang Anda pilih… Saya bangga dengan Anda semuanya,” ucapnya.

    Menanggapi Erdogan secara langsung terkait upaya pencopotan gambar Imamoglu dari papan iklan yang tersebar di kota Istanbul, Ozel menyatakan: “Anda takut dengan poster, brosur, foto dan suara Wali Kota Ekrem. Tapi rasa takut itu akan sia-sia jika menghadapi takdir.”

    “Anda akan pergi. Ekrem Imamoglu akan menjadi presiden,” tegas Ozel dalam pernyataannya.

    Penangkapan yang berlangsung di basis oposisi di Izmir menjadi yang terbaru dari serangkaian manuver hukum yang menargetkan CHP, yang menang besar dalam pemilu daerah tahun lalu dan naik daun dalam jajak pendapat.

    Pada Senin (30/6), pengadilan Ankara mulai menyidangkan kasus-kasus yang menyeret tokoh-tokoh CHP dalam tuduhan pembelian suara pada pemilihan pendahuluan kepemimpinan partai itu tahun 2023 lalu. Kasus tersebut dapat berakhir dengan pembatalan terpilihnya Ozel sebagai pemimpin CHP.

    Para pengkritik di Turki menilai kasus tersebut sebagai upaya lainnya yang bermotif politik untuk melemahkan CHP setelah penangkapan Imamoglu, yang dikecam partai oposisi sebagai “kudeta”.

    Lihat juga Video ‘Warga AS: Kami Marah Trump Serang Iran, Takut Perang Dunia III:

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Cerita Dokter Tangani Kasus Langka, Bocah 5 Tahun Jantungnya Horizontal

    Cerita Dokter Tangani Kasus Langka, Bocah 5 Tahun Jantungnya Horizontal

    Jakarta

    Seorang anak perempuan berusia 5 tahun menjadi pasien kedua yang berhasil hidup dengan kondisi jantung yang langka. Fatma Nur Yolaldı di Turki terlahir dengan kondisi jantung langka dan kompleks yang dikenal sebagai sindrom Topsy-Turvy.

    Fatma pun harus menjalani operasi inovatif untuk mengoreksi posisi jantungnya yang tidak normal dan mengurangi tekanan pada paru-parunya. Ia lahir dengan letak jantung yang horizontal di dadanya.

    Posisi ini sangat tidak biasa yang menyebabkan arteri utama yang memasok paru-paru tertekan. Penekanan ini menyebabkan gagal total paru-paru kirinya tahun lalu, dan bisa membahayakan nyawanya.

    Meskipun operasi diperlukan untuk menyelamatkannya, tindakan itu dianggap terlalu berbahaya dan tidak ada rumah sakit di Turki yang bersedia melakukannya.

    Hal itu berubah saat tim yang dipimpin oleh Profesor Dr Afksendiyos Kalangos, kepala Bedah Kardiovaskular Anak dan Bawaan di Fakultas Kedokteran Universitas Koç, dan dokter bedah Dr Yılmaz Zorman melakukan prosedur yang belum pernah terjadi sebelumnya di Turki, yang membuat gadis muda itu kembali sehat.

    Kondisi Lain yang Dialami Fatma

    Fatma adalah anak kedua dari Fadile dan Mustafa Yolaldı, penduduk Ankara, Turki. Selain sindrom Topsy-Turvy, ia juga lahir dengan anomali yang sangat langka, yakni sebuah lubang di antara dinding arteri yang memberi makan paru-parunya dan aorta, arteri utama yang mendistribusikan darah ke seluruh tubuh.

    Perjalanan pengobatannya dimulai dengan operasi kritis pada usia 30 hari untuk menutup lubang ini. Tetapi, saat usia 1 tahun, posisi jantungnya tidak normal yakni posisi horizontal yang hampir berputar 90 derajat. Kondisi ini membuatnya kesulitan bernapas yang semakin meningkat.

    Arteri yang tertekan yang mengalirkan darah ke paru-parunya memburuk. Meski sudah dilakukan intervensi, seperti pemasangan stent untuk membuka saluran udaranya, paru-paru kirinya rusak permanen, sehingga tidak bisa berfungsi lagi.

    Selama empat tahun berikutnya, hidup Fatma dihabiskan untuk berpindah-pindah rumah sakit, kondisinya semakin memburuk karena paru-paru kanannya juga terancam karena tekanan yang diberikan oleh jantung yang salah tempat. Satu-satunya harapan adalah operasi rumit untuk mengubah posisi arteri, prosedur yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Turki.

    Keluarganya menghubungi Dr Kalangos, yang sangat terkenal karena menangani kasus jantung yang paling menantang.

    “Tanpa operasi, dia akan meninggal. Sindrom Topsy-Turvy itu parah. Biasanya, jantung terletak miring, tetapi jantung Fatma Nur benar-benar horizontal, menekan dua arteri besar yang mengalirkan darah ke paru-paru di belakang dan di bawahnya,” jelas Dr Kalangos yang dikutip dari Daily Sabah, Rabu (25/6/2025).

    “Ada juga kelainan jantung bawaan kedua, yaitu jendela aortopulmonal, lubang langka di antara arteri utama yang telah tertutup saat ia berusia satu bulan. Tetapi, pernapasannya memburuk setelah enam bulan, dan paru-paru kirinya sangat menderita,” lanjutnya.

    NEXT: Perjuangan dokter menyelamatkan Fatma

    Perjuangan Dokter Menyelamatkan Fatma

    Dr Kalangos mengatakan kondisi klinis Fatma harus segera ditangani. Satu-satunya harapan adalah membuat arteri baru untuk mengurangi tekanan dan menyelamatkan paru-paru kanan, yang berarti menyelamatkan nyawanya.

    Menurut Dr Kalangos, ini adalah operasi yang rumit. Timnya harus memotong dan mengubah posisi arteri, membuat lengkungan aorta baru dengan memperluasnya ke rongga dada kiri.

    Tim medis juga menggunakan pembuluh darah dari donor berukuran 11 cm. Sayangnya, paru-paru kiri Fatma terlalu rusak akibat infeksi dan harus diangkat seluruhnya.

    “Ini adalah operasi pertama yang berhasil di Turki. Kami menerapkan teknik bedah langka, termasuk mendinginkan tubuhnya hingga 20 derajat Celsius (hipotermia dalam) untuk mencegah kerusakan otak selama operasi,” beber Dr Zorman

    “Kami menghabiskan waktu berhari-hari di rumah sakit sambil menunggu dan berharap. Bahkan liburan pun dihabiskan di sana sebagai satu tim,” lanjutnya.

    Bagi ibu Fatma, perjalanan ini penuh dengan patah hati dan harapan. Ia mengungkapkan pada usia kehamilan 4,35 bulan, USG menunjukkan adanya kelainan jantung.

    Orang tua Fatma diberi tahu bahwa sindrom itu satu dari sejuta dan kelangsungan hidupnya akan sulit. Bahkan, dokter memperingatkan mereka untuk bersiap menghadapi kemungkinan terburuk.

    “Kami menghabiskan 40 hari di rumah sakit setelah kelahirannya. Hingga usia 1 tahun, kondisinya baik-baik saja, tetapi kemudian masalah pernapasan mulai muncul. Kami diberi tahu bahwa usianya tidak akan mencapai 4 atau 5 tahun. Kami mengetuk setiap pintu, tetapi tidak ada rumah sakit yang menerima operasi itu karena terlalu berisiko,” terang ibu Fatma.

    “Dia tidak bisa bernapas dengan baik dan bahkan tidak bisa bermain di luar. Sekarang kami sangat menantikan dia untuk mulai bersekolah. Kami berharap kisah kami dapat memberi harapan kepada orang lain. Dia seperti mengalami dua keajaiban,” pungkasnya.

  • PDI Perjuangan: Jasa dan peran Bung Karno dikenang dunia internasional

    PDI Perjuangan: Jasa dan peran Bung Karno dikenang dunia internasional

    Jakarta (ANTARA) – Ketua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah mengatakan jasa dan peran Presiden pertama RI Ir Soekarno alias Bung Karno diakui dan dikenang oleh dunia internasional, sehingga bangsa Indonesia hendaknya terus bangga.

    “Pada sejumlah negara, nama Bung Karno diabadikan di berbagai jalan protokol, gedung, hingga taman. Di kota Rabat, Maroko, ada Jalan Soekarno dekat Gedung Parlemen, sedangkan di Tunisia ada Jalan Soekarno yang diresmikan di hari lahir Bung Karno. Di Ankara, Turki, juga ada Ahmed Soekarno Street, terletak di depan KBRI Ankara,’’ kata Basarah dalam keterangan tertulis di Jakarta, Senin.

    Saat memberi sambutan pada acara Haul Ke-55 Bung Karno di Jakarta (21/6), Ketua Fraksi PDI Perjuangan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) itu menjelaskan pemberian nama Soekarno di berbagai jalan itu merupakan bentuk penghargaan dunia internasional atas jasa Bung Karno dalam mendukung kemerdekaan negara-negara tersebut.

    Peran Bung Karno mewujudkan Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat, kata dia, juga membekas di hati para pemimpin berbagai negara Asia-Afrika.

    Pandangan Basarah pun dibenarkan oleh Ketua Dewan Pakar Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah Prof. Muhammad Amin Abdullah, yang tampil sebagai salah satu pembicara dalam acara itu.

    Menurut Amin, Bung Karno sangat dihormati dunia karena 4P, yakni sebagai proklamator, penggali Pancasila, presiden pertama, dan pembaharu pemikiran keislaman.

    ‘’Dengan “P” pertama (proklamator), Bung Karno dikenal dunia sebagai tokoh yang bukan hanya memerdekakan Indonesia, melainkan juga mendorong 49 negara-negara terjajah di Asia dan Afrika untuk sama-sama merdeka, seperti dijelaskan Pak Ahmad Basarah,’’ ucap Amin dalam kesempatan yang sama.

    Kemudian dengan “P’” kedua, yakni penggali Pancasila, lanjut dia, Bung Karno dikenal sebagai the Great Thinker dari Dunia Timur yang dikagumi para pemimpin dunia antara lain karena pidato Bung Karno pada 30 September 1960 yang berjudul To Build The World a New berhasil menggetarkan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB).

    Sementara dengan “P” ketiga (presiden pertama), ia menyampaikan bahwa Bung Karno selalu dikenang rakyatnya. Bung Karno memimpin negara besar bernama Indonesia, yang ketika merdeka pada 1945 dihuni oleh 90 juta penduduk yang mencintainya.

    Terakhir, Bung Karno sangat dikenal sebagai “P” keempat, yakni pembaharu pemikiran keislaman. Menurut Amin, Putera Sang Fajar itu dikenal sebagai tokoh yang menganjurkan umat Islam di Nusantara agar meninggalkan taklid dalam beragama, harus rasional, dan harus memahami Islam dari apinya, bukan dari abunya.

    Sejak era sebelum kemerdekaan, dirinya menuturkan Bung Karno sudah mengkritik penggunaan istilah sayyid sebab umat manusia sederajat, tetapi kini tren sayyid muncul kembali dengan istilah habib.

    Disebutkan bahwa Bung Karno juga dulu mengkritik istilah khalifah, namun sekarang muncul kembali istilah khilafah.

    Selain Basarah dan Amin, Wakil Ketua Umum PP Bamusi Nasirul Falah Amru (Gus Falah) serta Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Kiai Haji Miftah Faqih juga tampil berbicara di acara haul itu.

    Menurut Gus Falah, Bung Karno merupakan seorang santri moderat yang setia menuntut ilmu dari berbagai sumber, mulai dari tokoh sekaliber Kiai Haji Hasyim Asy’ari sampai tokoh besar HOS Tjokroaminoto.

    ‘’Semangatnya menuntut ilmu itu membuat Bung Karno berwawasan luas, moderat dalam berpikir. Karena itu beliau menjadi pembaharu pemikiran Islam yang dikenal oleh dunia internasional,’’ tutur Gus Falah.

    Pewarta: Agatha Olivia Victoria
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Makin Banyak Warga Turki yang Ingin Paspor Jerman

    Makin Banyak Warga Turki yang Ingin Paspor Jerman

    Ankara

    Jerman menjadi semakin menarik bagi migran asal Turki – baik untuk tinggal, belajar, atau bekerja. Menurut statistik resmi Jerman Statista, pada tahun 2024, sebanyak 22.525 warga negara Turki yang memperoleh kewarganegaraan Jerman.

    Jumlah ini merupakan peningkatan sekitar 110 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dalam daftar negara asal, Turki menempati peringkat kedua setelah Suriah.

    Alaz Smer juga memutuskan untuk menjadi warga negara Jerman. Dia datang sekitar delapan tahun lalu untuk meraih gelar master. Pengacara itu sekarang bekerja untuk sebuah organisasi non-pemerintah di Berlin dan sedang menyelesaikan gelar doktornya dalam hukum tata negara.

    Dalam wawancara dengan DW, dia mengatakan bahwa untuk alasan praktis, tujuan hampir setiap migran adalah kewarganegaraan. “Kalau tidak, Anda akan terus-menerus harus berhadapan dengan birokrasi—dan di sini birokrasinya sangat ketat. Bahkan, mendapatkan izin tinggal pun bisa menjadi tantangan berat.”

    Burak Keceli, ilmuwan komputer dan lulusan Universitas Bogazici di Istanbul, datang ke Jerman tahun 2016. Setelah beberapa tahun bekerja di sektor swasta, dia menetap di Berlin – awalnya untuk berkarier.

    “Saya telah tinggal di Jerman selama bertahun-tahun dan fasih berbahasa Jerman. Setelah sekian lama, saya ingin dapat bersuara dalam politik. Paspor Jerman yang kuat juga merupakan faktor penting: Dengan paspor itu, saya dapat bepergian ke banyak negara tanpa visa.”

    Menurut Indeks Paspor Global 2025, paspor Jerman menempati peringkat kelima di dunia – di belakang Uni Emirat Arab, Spanyol, Singapura, dan Prancis. Dengan paspor Jerman, orang dapat bepergian bebas visa atau dengan visa on arrival ke 122 negara, dengan paspor Turki hanya ke 69 negara.

    Kewarganegaraan ganda insentif penting

    Alaz Smer juga tidak ingin menyerahkan paspor Turki miliknya: “Saya tidak ingin kehilangan hak untuk memilih,” katanya. Paspor Turki juga menawarkan keuntungan ketika bepergian ke negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Turki – keuntungan yang tidak dimiliki paspor Jerman.

    Burak Keceli juga berkewarganegaraan ganda. Dia menggambarkan kemungkinan kewarganegaraan ganda sebagai “sangat positif.” Kemungkinan untuk mempertahankan kewarganegaraan asli adalah hak yang sangat penting bagi banyak orang dengan latar belakang migrasi.

    Hingga kini, kecuali bagi warga negara Uni Eropa dan warga negara Swiss, seseorang harus melepaskan kewarganegaraan sebelum mendapat paspor Jerman. Tapi dengan opsi kewarganegaraan ganda, keputusan naturalisasi jadi lebih mudah. Namun opsi itu hanya bisa ditawarkan, jika negara asal juga mengizinkan kewarganegaraan ganda. Indonesia misalnya, selama ini menolak opsi itu.

    Tekanan politik di Turki makin meningkat, situasi ekonomi memburuk

    Situasi politik, sosial dan ekonomi di Turki juga memainkan peran utama dalam proses naturalisasi. “Saya sebenarnya ingin menjadi akademisi,” kata Alaz Smer.

    “Tetapi saya merasa bahwa hal ini tidak mungkin dilakukan secara bebas di Turki. Ketika situasi terus memburuk, saya memilih tetap tinggal (di Jerman).”

    Organisasi hak asasi manusia secara teratur melaporkan tekanan terhadap kebebasan berekspresi dan kebebasan pers di Turki. Kasus besar terbaru, penangkapan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu pada bulan Maret lalu yang menimbulkan kehebohan – sebuah langkah drastis yang diambil oleh pemerintah Erdogan. Imamoglu dianggap sebagai calon presiden kubu oposisi yang menjanjikan untuk mengganti Erdogan.

    Selain itu, Turki juga telah menghadapi krisis ekonomi akut selama bertahun-tahun: pada tahun 2015, nilai tukar satu euro sekitar 2,3 lira Turki. Saat ini, satu euro sekitar 46 lira Turki.

    Meskipun telah dinaturalisasi dan bertahun-tahun tinggal di Jerman, banyak warga Jerman asal Turki tetap menyebut Turki sebagai kampung halaman mereka. Alaz Smer menekankan bahwa dia “sangat menikmati” kehidupan di Jerman, tetapi dia tidak benar-benar merasa menjadi bagian dari masyarakat.

    Dia menggambarkan pengalaman negatif yang dialami banyak orang dengan latar belakang migran. Dia juga melaporkan rasisme dan diskriminasi dalam kehidupan sehari-hari. Setelah dinaturalisasi, dia misalnya mencari apartemen tetapi tidak mendapat tanggapan apapun di aplikasi daring karena menggunakan nama aslinya.

    “Jika nama Anda bukan nama Jerman, paspor Jerman tidak akan berguna bagi Anda,” katanya.

    Artikel ini pertama kali dirilis dalam bahasa Jerman
    Diadaptasi oleh: Hendra Pasuhuk
    Editor: Rizki Nugraha

    Tonton juga Video Culture Shock Setelah #KaburAjaDulu ke Jerman

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Kemenlu: 12 WNI Luka-luka Akibat Kecelakaan Balon Udara di Turki

    Kemenlu: 12 WNI Luka-luka Akibat Kecelakaan Balon Udara di Turki

    Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI mengatakan 12 warga negara Indonesia (WNI) luka-luka akibat kecelakaan balon udara wisata di Provinsi Aksaray, Turki tengah. 

    Direktur Pelindungan WNI Kemlu RI Judha Nugraha memastikan bahwa perwakilan RI di Ankara telah memberikan perhatian kepada 12 WNI korban kecelakaan yang terjadi Ahad (15/6) waktu setempat itu.

    “KBRI Ankara telah berkoordinasi dengan otoritas setempat untuk membantu para WNI,” ucap Judha dalam pernyataan tertulis dilansir dari Antara, Senin (16/6/2025). 

    Ia menjelaskan bahwa balon udara yang membawa 19 penumpang WNI bersama seorang pilot tersebut celaka dan terhempas ke darat diduga karena perubahan angin yang mendadak. Kecelakaan itu menelan satu korban jiwa, yaitu sang pilot balon udara yang berkebangsaan Turki.

    Judha mengatakan 12 dari 19 WNI yang menumpang balon udara mengalami luka ringan akibat insiden tersebut. Namun, dia menuturrkan kondisi mereka membaik setelah dirawat di rumah sakit setempat dan para WNI sudah dalam perjalanan ke Istanbul sebelum pulang ke tanah air.

    “Mereka dijadwalkan akan kembali pulang ke Indonesia malam ini,” kata Judha menambahkan.

    Duta Besar RI untuk Turki Achmad Rizal Purnama menyatakan bahwa rombongan wisatawan WNI tersebut awalnya hendak menaiki wahana balon udara di Kapadokia namun gagal sehingga mereka beralih mencari balon udara ke Aksaray.

    “Di Kapadokia, diputuskan tidak terbang karena cuaca. Namun rombongan tetap mencari balon di tempat lain untuk terbang,” kata Dubes Rizal.

    Ia juga memastikan bahwa para WNI sudah diperbolehkan keluar dari rumah sakit setelah mendapat perawatan medis.

  • Erdogan Kecam Serangan Israel ke Iran: Perampokan Harus Diakhiri

    Erdogan Kecam Serangan Israel ke Iran: Perampokan Harus Diakhiri

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memperingatkan Israel atas serangan yang dilakukan terhadap Iran. Erdogan meminta dunia internasional untuk menghentikan perampokan yang dilakukan Israel.

    Dilansir AFP, Jumat (13/6/2025), Erdogan merupakan pengkritik yang vokal untuk Israel dan pendukung setia Palestina. Erdogan menuduh Israel membawa strategi yang sama untuk menenggelamkan wilayah tersebut dengan darah seperti yang dilakukan di Gaza.

    “Itu strategi untuk menenggelamkan wilayah kami, terutama Gaza, dalam darah, air mata, dan ketidakstabilan ke tahap yang sangat berbahaya,” kata Erdogan usai gelombong serangan Israel terhadap Iran.

    Erdogan menyebut serangan ke Iran adalah provokasi. Dia mengajak dunia internasional untuk mengakhiri perampokan yang dilakukan Israel itu.

    “Serangan Israel terhadap tetangga kami Iran adalah provokasi yang jelas yang mengabaikan hukum internasional,” katanya.

    “Masyarakat internasional harus mengakhiri perampokan Israel yang menargetkan stabilitas global dan regional,” kata Erdogan.

    Erdogan mengatakan Pemerintah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu “berusaha menyeret kawasan kami dan seluruh dunia ke dalam bencana dengan tindakannya yang gegabah, agresif, dan melanggar hukum,” tambahnya.

    “Beberapa menit yang lalu, rezim Zionis kembali menargetkan Natanz,” lapor media pemerintah Iran, seperti dilansir Al Arabiya dan AFP, Jumat (13/6).

    Serangkaian ledakan baru juga terdengar di wilayah Iran barat laut pada hari Jumat, demikian televisi pemerintah Iran melaporkan. Media Iran melaporkan bahwa kebakaran terjadi di bandara Tabriz di Iran barat laut setelah serangan terbaru Israel tersebut.

    Tonton juga “Erdogan Undang Putin-Zelensky-Trump, Berunding Akhiri Perang” di sini:

    (lir/idn)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini