kab/kota: Ankara

  • Zelensky Kesal Tak Diajak AS dan Rusia Berunding soal Perang Ukraina

    Zelensky Kesal Tak Diajak AS dan Rusia Berunding soal Perang Ukraina

    Jakarta

    Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengkritik pertemuan antara pejabat AS dan Rusia di Arab Saudi yang membahas perang Ukraina. Hal itu lantaran pertemuan kedua negara tanpa partisipasi Ukraina.

    Pembicaraan “sedang berlangsung antara perwakilan Rusia dan perwakilan Amerika Serikat. Tentang Ukraina–tentang Ukraina lagi–dan tanpa Ukraina,” kata Zelensky selama kunjungan resmi ke Turki seperti dilansir AFP, Selasa (18/2/2025)

    Zelensky mengatakan bahwa setiap pembicaraan yang bertujuan untuk mengakhiri perang harus “adil” dan melibatkan negara-negara Eropa, termasuk Turki.

    “Ukraina, Eropa dalam arti luas–dan ini termasuk Uni Eropa, Turki, dan Inggris–harus dilibatkan dalam percakapan dan pengembangan jaminan keamanan yang diperlukan dengan Amerika mengenai nasib bagian dunia kita,” kata Zelensky saat konferensi pers dengan Presiden Recep Tayyip Erdogan selama kunjungan ke Ankara.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebelumnya mengatakan bahwa pihaknya ingin mencapai solusi yang “adil” dan “berkelanjutan” untuk perang Ukraina. Rubio mengungkapkan hal itu usai pertemuan pejabat Rusia di Riyadh, Arab Saudi, Selasa (18/2).

    Dalam sambutannya kepada wartawan Rubio mengatakan bahwa “tujuannya adalah untuk mengakhiri konflik ini dengan cara yang adil, langgeng, berkelanjutan, dan dapat diterima oleh semua pihak yang terlibat,” ujarnya.

    Sementara, juru bicara Departemen Luar Negeri Tammy Bruce mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa kedua diplomat tinggi telah sepakat untuk “menunjuk tim tingkat tinggi masing-masing untuk mulai bekerja pada jalur untuk mengakhiri konflik di Ukraina sesegera mungkin”.

    Rubio mengatakan bahwa negara-negara Eropa harus terlibat dalam pembicaraan untuk mengakhiri perang, dan bahwa “peluang luar biasa ada untuk bermitra” dengan Rusia.

    “Kunci untuk membukanya adalah mengakhiri konflik ini,” katanya.

    (rfs/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Zelensky Bertemu Erdogan di Tengah Perubahan Sikap AS ke Ukraina

    Zelensky Bertemu Erdogan di Tengah Perubahan Sikap AS ke Ukraina

    Jakarta

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ankara. Pertemuan terjadi saat Kyiv berupaya memperkuat posisinya dalam menanggapi perundingan Amerika Serikat (AS)-Rusia.

    Seperti dilansir AFP, Selasa (18/2/2025), Zelensky terbang ke ibu kota Turki dari Uni Emirat Arab (UEA). Lewat Telegram, ia mengatakan akan membahas pertukaran tahanan dan isu-isu lain dengan Erdogan.

    Perundingan di istana Presiden Erdogan, yang dimulai sekitar pukul 11.15 waktu setempat, terjadi beberapa jam setelah diplomat tinggi AS dan Rusia bertemu di Arab Saudi untuk perundingan tingkat tinggi pertama mereka sejak Moskow menginvasi Ukraina hampir tiga tahun lalu.

    Zelensky, yang terakhir kali mengunjungi Turki pada Maret 2024. Ajudan utama Erdogan, Fahrettin Altun sebelumnya mengatakan bahwa keduanya akan membahas cara untuk “lebih memperkuat kerja sama” antara kedua negara mereka.

    Turki, anggota NATO, telah berupaya menjaga hubungan baik dengan negara-negara tetangganya yang bertikai di Laut Hitam, dengan Erdogan menempatkan dirinya sebagai perantara utama dan kemungkinan pembawa damai antara keduanya.

    Ankara telah menyediakan pesawat nirawak untuk Ukraina tetapi menghindar dari sanksi yang dipimpin Barat terhadap Moskow.

    Bersama Saudi dan UEA, Turki telah memainkan peran dalam menengahi beberapa kesepakatan pertukaran tahanan antara Rusia dan Ukraina yang telah membuat ratusan tahanan kembali ke rumah meskipun konflik masih berlangsung.

    Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov bertemu di Riyadh dengan Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio sebagai bagian dari apa yang dikatakan Kremlin sebagai upaya untuk membuka kembali hubungan dengan Washington.

    Para pejabat AS dan Rusia sedang mengincar pertemuan puncak antara kedua pemimpin mereka, dengan Eropa dan Kyiv khawatir mereka akan mencoba mengakhiri perang di Ukraina tanpa mereka.

    (rfs/eva)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Turki Tangkap 282 Orang yang Diduga Terkait Terorisme

    Turki Tangkap 282 Orang yang Diduga Terkait Terorisme

    Jakarta

    Kepolisian Turki telah menangkap 282 tersangka dalam operasi penggerebekan di seluruh negeri terhadap militan Kurdi yang dilarang. Demikian disampaikan Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya pada hari Selasa (18/2).

    Penangkapan tersebut terjadi di tengah upaya baru untuk mengakhiri konflik selama empat dekade. Pembicaraan perdamaian, yang terhenti selama hampir satu dekade, dimulai setelah partai nasionalis garis keras secara tak terduga menawarkan perdamaian kepada pemimpin Kurdi yang dipenjara, Abdullah Ocalan pada bulan Oktober lalu.

    Penggerebekan, yang telah berlangsung selama lima hari terakhir, dilakukan di 51 kota termasuk Istanbul, Ankara dan kota Diyarbakir, yang mayoritas penduduknya Kurdi, tulis Yerlikaya di media sosial X, dilansir kantor berita AFP, Selasa (18/2/2025).

    Pada hari Selasa (18/2), otoritas Turki memerintahkan surat perintah penangkapan untuk 60 orang, termasuk partai pro-Kurdi utama, DEM dan beberapa tokoh sayap kiri karena dugaan terkait terorisme, kata kantor kejaksaan Istanbul dalam sebuah pernyataan.

    Dari jumlah itu, sebanyak 52 orang telah ditahan sejauh ini. DEM menuliskan di X bahwa “Turki terbangun hari ini dengan operasi lain” terhadap anggota-anggota partai tersebut. “Jelas bahwa prospek solusi dan perdamaian mulai membuat sebagian orang terjaga di malam hari,” katanya.

    Partai garis keras MHP telah mendesak Ocalan untuk meninggalkan kekerasan sebagai ganti kemungkinan pembebasan lebih awal dari pulau Imrali, tempat ia menjalani hukuman penjara seumur hidup di sel isolasi sejak 1999.

    Didukung oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan, seruan tersebut telah memperbarui harapan akan berakhirnya konflik yang telah menewaskan puluhan ribu orang.

    Tonton juga Video: Detik-detik Kelompok Teroris Serang Markas Perusahaan Dirgantara Turki

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Erdogan berencana sambut Prabowo dengan parade kuda di Turki

    Erdogan berencana sambut Prabowo dengan parade kuda di Turki

    saya akan melakukan yang terbaik untuk memberikan penyambutan sebaik mungkin

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkapkan rencananya menyiapkan parade kuda dan pasukan militer untuk menyambut Presiden RI Prabowo Subianto saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Turki pada April 2025.

    Dalam gelar wicara melalui jaringan YouTube yang disaksikan di Jakarta, Jumat, Erdogan menyebutkan meski kunjungan Prabowo masih berlangsung dua bulan lagi namun dirinya sudah mulai memikirkan acara penyambutan yang dapat mengesankan Presiden ke-8 RI itu.

    “Mungkin satu hal yang bisa saya lakukan adalah menggelar penyambutan dengan parade kuda, itu sepertinya ide yang bagus. Selain itu tentu akan ada pasukan militer dan berbagai persiapan lainnya,” kata Erdogan.

    Rencana penyambutan itu sudah disiapkan dari jauh-jauh hari karena Erdogan merasa terkesan dan tersentuh dengan keramahan masyarakat Indonesia dalam kunjungan kenegaraannya ke Indonesia yang dilakukan pada Selasa (11/2) hingga Rabu (12/2).

    Erdogan mengatakan pihaknya akan memberikan penyambutan sebaik mungkin agar Presiden Prabowo juga bisa merasakan kesan yang baik saat berkunjung ke Turki.

    “Saya rasa tidak mungkin bisa menghadirkan suasana yang sama persis seperti yang saya alami. Namun saya akan melakukan yang terbaik untuk memberikan penyambutan sebaik mungkin,” kata Erdogan.

    Kunjungan kenegaraan Prabowo ke Turki dikonfirmasi langsung oleh Presiden Turki Erdogan. Ia menyebutkan bahwa Prabowo akan hadir dalam acara Forum Diplomasi Antalya pada 11-12 April 2025.

    Nantinya Presiden Prabowo akan diterima terlebih dahulu di Ibu Kota Turki yaitu Ankara sebelum menghadiri Forum Diplomasi Antalya 2025.

    “Kami akan bertemu terlebih dahulu di Ankara, lalu bersama-sama berangkat ke Forum Diplomasi di Antalya,” ujar Erdogan.

    Untuk pelaksanaannya di 2025, Forum Diplomasi Antalya akan mengangkat tema “Reclaming Diplomacy in a Fragmented World”.

    Dalam edisi keempatnya, forum ini ingin menegaskan pentingnya peranan diplomasi untuk menstabilkan negara di tengah beragam konflik global yang berpotensi memecah belah persatuan.

    Pewarta: Livia Kristianti
    Editor: Rangga Pandu Asmara Jingga
    Copyright © ANTARA 2025

  • Erdogan undang Prabowo hadiri forum Diplomasi Antalya April 2025

    Erdogan undang Prabowo hadiri forum Diplomasi Antalya April 2025

    Saya telah mengundang beliau, Presiden Prabowo untuk menghadiri Forum Diplomasi Antalya pada 11-12 April mendatang. Beliau juga telah berjanji untuk hadir

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan telah mengundang Presiden RI Prabowo Subianto untuk menghadiri forum Diplomasi Antalya yang direncanakan berlangsung pada April 2025 di Antalya, Turki.

    “Saya telah mengundang beliau, Presiden Prabowo untuk menghadiri Forum Diplomasi Antalya pada 11-12 April mendatang. Beliau juga telah berjanji untuk hadir,” kata Erdogan dalam sebuah gelar wicara yang disaksikan melalui jaringan YouTube di Jakarta, Jumat.

    Mengacu pada informasi di situs website atau laman resmi Forum Diplomasi Antalya, forum ini merupakan kegiatan tahunan yang digagas Pemerintah Republik Turki sejak 2020.

    Forum ini telah menjadi wadah bagi para pemimpin negara, pembuat kebijakan, akademisi, dan ahli bisnis untuk mengeksplorasi diplomasi menjadi navigasi untuk menciptakan tatanan dunia yang lebih baik lewat berbagai tindakan kolektif.

    Untuk pelaksanaannya di 2025, Forum Diplomasi Antalya yang dilangsungkan oleh Kementerian Luar Negeri Turki di bawah pembinaan Presiden Erdogan akan mengangkat tema “Reclaming Diplomacy in a Fragmented World”.

    Dalam edisi keempatnya, forum ini ingin menegaskan pentingnya peranan diplomasi untuk menstabilkan negara di tengah beragam konflik global yang berpotensi memecah belah persatuan.

    Erdogan menyebutkan dalam kunjungan Prabowo ke Turki, nantinya Prabowo akan diterima terlebih dahulu di Ibu Kota Turki yaitu Ankara sebelum menghadiri Forum Diplomasi Antalya 2025.

    Nantinya kedua Kepala Negara itu akan bersama-sama bertolak ke Antalya untuk menghadiri forum tersebut.

    “Kami akan bertemu terlebih dahulu di Ankara, lalu bersama-sama berangkat ke Forum Diplomasi di Antalya,” ujar Erdogan.

    Pewarta: Livia Kristianti
    Editor: Chandra Hamdani Noor
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sosok Fatima, Perempuan yang Hadir di Antara Erdogan dan Prabowo

    Sosok Fatima, Perempuan yang Hadir di Antara Erdogan dan Prabowo

    GELORA.CO – Kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia telah berakhir. Namun, masih ada sisi yang menarik dari kunjungannya. Misalnya saja seorang perempuan yang selalu hadir di antara Erdogan dan Presiden Prabowo Subianto.

    Perempuan itu adalah Dr. Fatima Gulhan Abushanab, penerjemah Erdogan.

    Fatima mulai tampak saat Erdogan dan istrinya, Emine, mendarat di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Selasa (11/2) sore. Dia memakai jas warna biru tua. Dia selalu berada di lingkaran Erdogan dan Emine.

    Pada Rabu (12/2) siang saat Erdogan menghadiri sambutan kenegaraan dan pertemuan bilateral di Istana Bogor, kehadiran Fatima juga tampak menonjol. Kali ini dia memakai jas biru muda. Dia membawa tas serta menggantungkan tanda pengenal di dada kirinya.

    Ketika Prabowo memberikan cenderamata kepada Erdogan, perempuan itu menerjemahkan pernyataan berbahasa Inggris Prabowo kepada Erdogan. Dia juga menyampaikan pertanyaan/pertanyaan Erdogan kepada Prabowo.

    Sebelum ke Indonesia, Fatima juga menjadi penerjemah Erdogan dalam kunjungannya ke Malaysia pada 10-11 Februari 2025.

    Sosok Fatima

    Fatima memperoleh gelar sarjana dari jurusan hubungan internasional di Universitas George Mason di Virginia dan kemudian gelar master dari Program Studi Liberal di Universitas Georgetown di Washington, D.C.  Selama di AS, dia pernah bekerja sebagai peneliti.

    Gelar doktor diraihnya dari Universitas Ankara. Saat ini, ia menjadi bagian dari tim pakar hubungan internasional di Istana Kepresidenan, tempat Erdogan berkantor.

    Ayah Fatima adalah orang Palestina yang berpaspor Yordania-AS, Ali Ahmad Ghulam Abushanab. Dengan demikian, Fatima memiliki darah Palestina.

    Sedangkan ibu Fatima adalah Prof. Dr. Merve Safa Kavakci dan menjadi Dubes Turki di Malaysia pada 2017-2022.

    Adapun ayah Merve dikenal sebagai Imam Yusuf di sebuah masjid di di  Richardson (Dallas, AS) dan salah satu pendiri komunitas Islam di sana. Yusuf berimigrasi ke Amerika karena putrinya (Merve) dilarang masuk sekolah dengan mengenakan jilbab. Yusuf memiliki hubungan yang kuat dengan komunitas Palestina di kota itu. 

    Ibu Fatima Diusir karena Berhijab

    Adapun ibu Fatima, Dr. Merve, adalah sosok terkemuka di Turki. Dia merupakan wakil ketua parlemen pertama yang memakai hijab di Turki — yang menganut sekularisme — hasil Pemilu 1999. Namun, karena hijabnya, dia diusir dari parlemen. Bahkan kewarganegaraannya dicabut.

    Merve kemudian pergi ke AS untuk menyelesaikan studi di Harvard dan mengajar di sana. Hingga kemudian Erdogan menunjuknya sebagai Dubes di Malaysia pada 2017.

  • KFC dan Pizza Hut di Turki Bangkrut, Efek Boikot Produk Terafiliasi Israel

    KFC dan Pizza Hut di Turki Bangkrut, Efek Boikot Produk Terafiliasi Israel

    PIKIRAN RAKYAT – Mantan pemilik dan operator restoran KFC dan Pizza Hut di Turki, Is Gida telah mengajukan kebangkrutan dengan utang 7,7 miliar lira Turki (Rp3,4 triliun). Kebangkrutan dua restoran makanan cepat saji itu diumumkan oleh CEO perusahaan, Ilkem Sahin.

    “Sekarang setelah ada di berita, saya dapat dengan jelas mengatakan bahwa kenyataan yang kami hadapi hari ini adalah utang miliaran lira Turki, perusahaan yang tidak bergerak disita oleh bank dan lembaga negara, termasuk pabrik kami, dan semua tabungan saya yang telah saya janjikan sebagai jaminan,” tuturnya.

    Proses kebangkrutan menyebabkan hilangnya sekitar 7.000 pekerjaan dengan 537 restoran yang dioperasikan oleh perusahaan ditutup di Turki. Kebangkrutan terjadi setelah Yum! Brands, pemilik rantai makanan cepat saji internasional, mengakhiri perjanjian waralaba dengan Is Gida pada 8 Januari 2025.

    “sebelum penghentian, Yum! Merek terlibat dengan IS Gida selama beberapa bulan untuk memberikan bantuan dan menyelesaikan masalah utama, tetapi IS Gida pada akhirnya tidak dapat mempertahankan kepatuhan terhadap standar kami dan mematuhi ketentuan dasar perjanjian waralaba kami,” ujar Kepala keuangan dan waralaba Yum! Brands, Chris Turner.

    Karyawan Dipecat Tanpa Digaji

    Daily Sabah melaporkan bahwa banyak karyawan diberhentikan tanpa menerima gaji mereka. Hal itu memicu protes di Istanbul, Ankara, dan Izmir.

    Seorang manajer di salah satu dari 283 restoran KFC di negara itu, Abdurrahim Seven mendesak Yum! CEO Brands David Gibbs dan CEO KFC Scott Mezvinsky untuk membahas masalah ini dalam unggahan LinkedIn.

    “Kami, ribuan karyawan, masih mengharapkan kabar positif dari Yum! Merek. Mengenai operasi Türkiye, kami tidak menyuruh Anda untuk datang atau pergi, kami hanya menginginkan pernyataan yang jelas sehingga kami dapat merencanakan hidup kami sesuai dengan itu,” katanya, dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Middle East Monitor.

    Penutupan itu terjadi di tengah boikot yang lebih luas terhadap merek-merek Barat di Turki dan wilayah yang lebih luas atas hubungan mereka dengan Israel penjajah, yang telah menewaskan lebih dari 47.000 orang di Gaza sejak 7 Oktober 2023.

    Sementara itu, Yum! Brands melaporkan hasil keuangan yang kuat, membukukan laba bersih sebesar 1,49 miliar dolar AS (Rp24,3 triliun) untuk tahun 2024, mendorong sahamnya naik lebih dari 8 persen di Bursa Efek New York.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Memperkuat kerja sama strategis Indonesia-Turki

    Memperkuat kerja sama strategis Indonesia-Turki

    Indonesia dan Turki meresmikan proyek pembangunan \”Kampung Indonesia\” di Desa Tasoluk, Distrik Kirikhan, Provinsi Hatay, Turki, Senin (3/2/2025). (ANTARA/HO-KBRI Ankara)

    Memperkuat kerja sama strategis Indonesia-Turki
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 07 Februari 2025 – 16:55 WIB

    Elshinta.com – Tahun ini menjadi tahun penting bagi hubungan Indonesia-Turki. Sebab, persahabatan dua negara yang terbangun sejak tahun 1950 itu telah memasuki tahun ke-75.

    Telah banyak peristiwa yang mewarnai perjalanan hubungan dua negara. Ada satu hal yang istimewa dalam perayaan hubungan dua negara tahun ini, yaitu kunjungan Presiden Recep Tayyip Erdogan ke Jakarta pada pertengahan Februari 2025. Rencana kunjungan presiden Turki disampaikan dalam pertemuan resmi Partai AKP di Ankara, Turki, baru-baru ini (Anadolu Ajansı, 05/02).

    Jika melihat jejak sejarah hubungan dua bangsa, maka tentu saja kita tidak bisa menegasikan relasi yang telah terbangun jauh sebelum Indonesia merdeka tahun 1945.

    Sebelum memasuki fase modern, Indonesia-Turki telah terhubung dalam spektrum yang berbeda yaitu dalam bentuk kontak diplomatik antara Kesultanan Aceh dan Kesultanan Turki Utsmani pada abad 16, ketika Portugis tengah melakukan penetrasi di Selat Malaka (Ismail Hakkı Kadı, 2021). Begitu juga dengan Pangeran Diponegoro yang menganggap Kesultanan Turki sebagai inspirasi dalam membangun kekuatan militernya dalam Perang Jawa (Peter Carey, 2023).

    Jejak kerja sama yang terbangun di masa lalu lantas menjadi pijakan bagi para pemimpin dua negara untuk terus merawat hubungan diplomatik.

    Untuk saat ini, Turki di bawah kepemimpinan Presiden Erdogan mencoba untuk mereformulasi kebijakan luar negeri yang berorientasi pada penguatan hubungan dengan semua pihak yang selama ini terhubung dalam payung Ottomanisme. Doktrin politik luar negeri Erdogan sejak pertama kali menduduki posisi Perdana Menteri adalah ‘’’zero problems with neighbors’’, yang artinya Turki yang sebelumnya cenderung ke Barat, berubah haluan untuk merangkul semua pihak.

    Sementara Indonesia, selama ini tetap berpegang pada doktrin politik luar negeri ‘’bebas aktif’’ yang memberi ruang bagi Indonesia untuk netral dalam bersikap dan memberi keleluasaan untuk bekerja sama dengan berbagai pihak.

    Pada periode Presiden Prabowo Subianto, Indonesia berusaha untuk tetap memelihara hubungan baik dengan semua kekuatan besar lintas kawasan. Kebijakan ini tentu saja menjadi cerminan prinsip yang selama ini dipegang oleh para diplomat Indonesia dalam menjalankan tugasnya, yakni millions friends zero enemy (seribu teman terlalu sedikit, satu musuh terlalu banyak).

    Tantangan geopolitik

    Hari-hari ini dunia memang tengah mengalami guncangan, ditandai dengan perang yang melibatkan Rusia-Ukraina, Israel-Hamas, gejolak di Laut China Selatan, dan beberapa titik panas yang selama ini menjadi pemicu instabilitas kawasan.

    Baik Indonesia maupun Turki, adalah negara yang terdampak dari situasi krisis tersebut. Presiden Prabowo, bahkan secara terbuka menyampaikan perhatiannya terkait ambivalensi negara-negara Barat yang cenderung mengabaikan norma internasional dalam forum D-8 dan Shangri La Forum. Begitu juga dengan Presiden Erdogan yang kerap kali mengkritik Dewan Keamanan PBB yang dianggap tidak mampu mencegah eskalasi di beberapa zona konflik.

    Pilihan posisi Presiden Indonesia dan Presiden Turki menunjukkan bahwa dua negara memiliki posisi geopolitik yang mirip dalam merespons dinamika yang berkembang. Sehingga posisi yang demikian membutuhkan aliansi yang luas dengan negara-negara lain, terutama negara Muslim dan Global South, yang kerap menjadi korban dari ketidakadilan global. Indonesia dan Turki bisa mengambil peran sebagai jembatan aspirasi komunitas global yang terabaikan.

    Kerja sama 

    Selanjutnya, dalam konteks yang lebih spesifik, Indonesia dan Turki memiliki modal untuk terus bersinergi, tercermin dari kerja sama yang telah dibangun. Pertama, Indonesia dan Turki merupakan dua dari sedikit negara Muslim yang menjadi anggota G-20, sebuah kelompok yang berisi negara-negara dengan postur ekonomi terbesar di dunia. Keberadaan Indonesia dan Turki dalam kelompok ini sudah pasti menjadi istimewa karena memiliki potensi untuk terus tumbuh sebagai kekuatan ekonomi yang bisa menyampaikan aspirasi negara-negara berkembang.

    Kedua, Indonesia dan Turki merupakan pelopor berdirinya organisasi Developing Eights (D-8), D-8 berdiri tidak lepas dari kiprah Perdana Menteri Turki Necmettin Erbakan dan Presiden Habibie. Ide pendirian organisasi D-8 muncul karena negara-negara Muslim yang tergabung dalam Organisasi Kerja Sama Islam tidak terlalu efektif dalam urusan penguatan ekonomi, kendati potensinya sangat besar. Sehingga melalui D-8, negara-negara Muslim mampu berakselerasi untuk mencapai target-target pertumbuhan ekonomi. Keberadaan Indonesia dan Turki menjadi motor bagi keberlanjutan organisasi ini.

    Ketiga, Indonesia dan Turki telah terlibat dalam kerja sama industri pertahanan. Kedua negara telah berhasil mengembangkan kendaraan tempur lapis baja yang diberi nama Tank Harimau dan Kaplan yang diproduksi oleh PT Pindad dan FNSS dari Turki.

    Selain itu, Indonesia juga tengah mengupayakan untuk membeli sejumlah produk pertahanan asal Turki yang memiliki keunggulan dari sisi harga dan kualitas. Keunggulan riset Turki di bidang pertahanan menjadi nilai lebih yang bisa mengisi satu sama lain.

    Keempat, sudut pandang masyarakat Indonesia menganggap Turki sebagai bagian dari komunitas Muslim yang memiliki karakteristik yang sama dengan Muslim di Indonesia. Keduanya merupakan gerbong besar Mazhab Sunni. Karakteristik yang moderat dan modern menjadi alasan mengapa belakangan terdapat tren peningkatan minat mahasiswa Indonesia untuk menempuh pendidikan di Turki. Bagi sebagian kalangan di Indonesia, Turki dianggap sebagai pilihan favorit untuk menempuh pendidikan tinggi dengan pertimbangan biaya yang relatif murah dan kualitas pendidikan yang kompetitif dengan kampus-kampus Eropa.

    Perayaan hubungan diplomatik Indonesia-Turki sejatinya menjadi parameter bagi dua negara untuk melangkahkan kaki menjemput visi masa depan yang lebih baik, sekaligus mengisi kekurangan satu sama lain melalui kolaborasi dalam skala luas.

    *) Dr Muhammad Syaroni Rofii adalah Ketua Alumni Turki Indonesia, dosen di Universitas Indonesia, doktor bidang hubungan internasional di Marmara University, Istanbul, dosen di Sekolah Kajian Stratejik dan Global, Universitas Indonesia, dan penulis buku Islam di Langit Turki

     

    Sumber : Antara

  • Kedubes Afghanistan di Turki Ditutup, Ada Apa?    
        Kedubes Afghanistan di Turki Ditutup, Ada Apa?

    Kedubes Afghanistan di Turki Ditutup, Ada Apa? Kedubes Afghanistan di Turki Ditutup, Ada Apa?

    Ankara

    Kedutaan Besar Afghanistan di Turki mengumumkan penutupan definitif terhadap kantornya yang ada di ibu kota Ankara. Otoritas Kabul menyebut penutupan ini menyusul keputusan pemerintah Turki.

    Pengumuman itu, seperti dilansir AFP, Jumat (7/2/2025), disampaikan oleh pihak Kedubes Afghanistan di Ankara pada Kamis (6/2) waktu setempat.

    Kedubes Afghanistan di Turki telah beroperasi selama 3,5 tahun terakhir dengan tim diplomatik yang sama yang mewakili Afghanistan sebelum Taliban kembali berkuasa di Kabul pada Agustus 2021.

    Dalam pernyataan via media sosial X, Kedubes Afghanistan mengatakan penutupan itu didasari oleh “keputusan negara tuan rumah”.

    “Setelah peristiwa 15 Agustus 2021, karena kegagalan upaya Taliban untuk mengambil kendali atas kedutaan dan tekanan terus-menerus terhadap para diplomat dan pegawai kedutaan ini, serta tekanan yang diberikan kepada pemerintah Turki, Kementerian Luar Negeri (Turki) memutuskan untuk mengakhiri misi Duta Besar Republik ini dan para diplomat kedutaan ini,” demikian pernyataan Kedubes Afghanistan.

    Meskipun ada pengumuman penutupan itu, Kedubes Afghanistan di Ankara tetap beroperasi sepanjang hari pada Kamis (6/2) waktu setempat.

    Saat dihubungi oleh AFP, baik Kementerian Luar Negeri Turki maupun para diplomat Afghanistan tidak memberikan pernyataan apa pun.

    Lihat juga Video ‘Pemerintah Kirim Bantuan Senilai Rp 22 M untuk Korban Gempa Afghanistan’:

    Seorang penjaga keamanan di kompleks Kedubes Afghanistan mengatakan bahwa kedutaan itu ditutup karena “tidak mematuhi rezim Taliban”.

    Sementara pihak Kedubes Afghanistan, dalam pesan via media sosial X, mengatakan mereka mengakhiri misi diplomatik di Ankara karena “kurangnya pemerintahan yang sah berdasarkan keinginan rakyat” di Afghanistan dan berterima kasih kepada Turki atas “dukungan mereka selama beberapa tahun terakhir”.

    Turki tetap mempertahankan kedutaan besarnya di Kabul meskipun Taliban kembali berkuasa. Konsulat Turki yang ada di kota Mazar-i-Sharif dan di Herat juga masih dipertahankan.

    Lihat juga Video ‘Pemerintah Kirim Bantuan Senilai Rp 22 M untuk Korban Gempa Afghanistan’:

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu

  • Video: Erdogan Bakal Kunjungi Prabowo di Jakarta

    Video: Erdogan Bakal Kunjungi Prabowo di Jakarta

    Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan akan melakukan tur tiga negara Asia, termasuk ke Indonesia, pekan depan. Dalam acara Partai Keadilan dan Pembangunan di Ankara pada Rabu, 5 Februari, Erdogan mengatakan akan mengunjungi Malaysia, Indonesia, dan Pakistan.

    Selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia, Kamis (06/02/2025).