kab/kota: Ankara

  • Video: Lawatan ke Turki, Prabowo ”Ngopi Darat” Bareng Erdogan

    Video: Lawatan ke Turki, Prabowo ”Ngopi Darat” Bareng Erdogan

    Jakarta, CNBC Indonesia- Presiden RI Prabowo Subianto menggelar kunjungan kenegaraan guna membahas perkembangan geopolitik ke berbagai negara di Timur Tengah hingga Afrika. Usai melawat ke Abu Dhabi di Uni Emirat Arab, kini Prabowo telah terbang langsung ke Ankara Turki untuk melaksanakan kunjungan kenegaraan, sebagai balasan kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia beberapa waktu silam.

    Lantas apa saja agenda Prabowo selama di Turki? Simak laporan khusus Jurnalis Cnbc Indonesia – Ajat Hutdiyanto langsung dari Ankara Turki, selengkapnya dalam program Power Lunch CNBC Indonesia (Rabu, 09/04/2025) berikut ini.

  • Prabowo bertolak ke UAE awali lawatan lima negara di Timur Tengah

    Prabowo bertolak ke UAE awali lawatan lima negara di Timur Tengah

    Jakarta (ANTARA) – Presiden Prabowo Subianto bertolak dari Pangkalan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu dini hari, untuk mengawali rangkaian lawatan luar negerinya ke lima negara di kawasan Timur Tengah, yaitu Uni Emirat Arab (UAE), Turki, Mesir, Qatar, dan Jordania.

    Pesawat Kepresidenan PK-GRD yang mengangkut Presiden Prabowo beserta rombongan lepas landas sekitar 01.00 WIB, Rabu dini hari, dan dijadwalkan mendarat di Abu Dhabi, UAE, pukul 06.00 waktu setempat. Waktu antara Jakarta dan Abu Dhabi terpaut tiga jam dengan lebih dulu Jakarta.

    Presiden Prabowo menyebut tujuannya melawat ke lima negara di Timur Tengah itu berkaitan dengan urusan konsultasi situasi di Gaza, serta merupakan kunjungan kenegaraan.

    “Pertama, saya akan ke Abu Dhabi, UAE, untuk bertemu dengan Presiden UAE Sheikh Mohamed bin Zayed (MBZ) untuk melakukan konsultasi tukar-menukar pikiran tentang perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia sekarang-sekarang,” kata Presiden Prabowo saat jumpa pers sebelum keberangkatan di Ruang Yudhistira, Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu.

    Presiden melanjutkan agenda keduanya setelah dari UAE ialah kunjungan kenegaraan balasan ke Turki.

    “Dari situ, saya akan terbang langsung ke Ankara melaksanakan kunjungan kenegaraan sebagai balasan kunjungan Presiden Turki (Reccep Tayyip Erdogan) ke Indonesia beberapa saat lalu,” kata Prabowo.

    Dari Ankara, Presiden melanjutkan perjalanan ke Antalya, Turki, untuk memenuhi undangan menghadiri Antalya Diplomatic Forum, yang juga dihadiri oleh sejumlah presiden dan pemimpin negara dunia.

    “Di situ, saya akan lakukan konsultasi dengan beliau (Presiden Erdogan) tentang beberapa hal, geopolitik dan geoekonomi, kerja sama industri, perdagangan, pendidikan dan kebudayaan. Kita punya hubungan yang cukup luas dan komprehensif dengan Turki,” kata Presiden.

    Dari Turki, Presiden melanjutkan lawatannya ke Kairo, Mesir, untuk menemui dan berkonsultasi dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi pada 12 April.

    “Dari Kairo, saya akan terbang ke Doha, Qatar, melaksanakan kunjungan kenegaraan dan untuk menyelesaikan kesepakatan antara Qatar dan Indonesia, juga tanda tangan berbagai perjanjian dan kesepakatan yang cukup strategis bagi kedua negara,” ujar Presiden.

    Terakhir, Presiden menutup rangkaian lawatan luar negerinya dengan mendarat di Amman, Jordania, untuk bertemu dan berkonsultasi dengan Raja Jordania Abdullah II bin Al-Hussein.

    Dalam rombongan pesawat kepresidenan, Presiden Prabowo menyebut dirinya didampingi oleh delegasi terbatas, yaitu Menteri Luar Negeri Sugiono dan Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya. Walaupun demikian, beberapa menteri telah terbang lebih dulu ke negara-negara tujuan Presiden dan akan bergabung dengan rombongan mendampingi Presiden Prabowo.

    Di Lanud Halim Perdanakusuma, Rabu, Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka melepas keberangkatan Presiden. Di lokasi yang sama, ada juga Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, Wakil Menteri Pertanian Sudaryono, Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto, dan Kapolri Jenderal Pol. Listyo Sigit Prabowo.

    Pewarta: Genta Tenri Mawangi
    Editor: Mentari Dwi Gayati
    Copyright © ANTARA 2025

  • Meriah dan Penuh Makna! Begini Serunya Perayaan Idulfitri di Turki

    Meriah dan Penuh Makna! Begini Serunya Perayaan Idulfitri di Turki

    Jakarta: Saat bulan Ramadan berakhir, umat Muslim di seluruh dunia menyambut Idulfitri dengan penuh sukacita. Begitu pula di Turki, di mana perayaan ini dikenal sebagai Ramazan Bayram?. 
     
    Bukan sekadar hari raya keagamaan, Idulfitri di Turki juga menjadi ajang kebersamaan, penghormatan pada tradisi, serta waktu yang penuh kehangatan bagi keluarga dan sahabat.
     
    Seperti apa suasana Lebaran di Turki? Simak tradisi unik tersebut yang dirangkum dari artikel di Daily Sabah.
    1. Dimulai dengan salat Idulfitri di masjid bersejarah
    Pagi hari di Turki saat Idulfitri selalu diawali dengan salat Idulfitri di masjid-masjid yang megah. Mulai dari Masjid Sultanahmet di Istanbul hingga masjid kecil di pedesaan, umat Muslim berbondong-bondong menunaikan ibadah bersama.

    Selesai salat, mereka saling berjabat tangan, berpelukan, dan mengucapkan “Bayram?n?z mübarek olsun!” yang berarti “Selamat Hari Raya!”.

    2. Tradisi mengunjungi orang tua dan kerabat
    Setelah salat, mengunjungi orang tua dan keluarga yang lebih tua menjadi kewajiban yang sangat dijunjung tinggi di Turki. Anak-anak dan anggota keluarga muda akan mencium tangan orang tua lalu menyentuhkannya ke dahi mereka sebagai tanda penghormatan.
     
    Sebagai balasan, para orang tua biasanya memberikan hadiah berupa uang Bayram atau hadiah kecil lainnya. Ini mirip dengan tradisi “angpao” yang ada di beberapa negara Asia.
     

    3. Lebaran tanpa hidangan manis? tidak mungkin!
    Seperti halnya opor dan ketupat di Indonesia, Idulfitri di Turki juga tidak lengkap tanpa makanan khas! Rumah-rumah dipenuhi aroma lezat dari baklava, lokum (Turkish delight), ?ekerpare, dan aneka manisan lainnya.
     
    Kopi atau teh Turki selalu tersedia untuk menyambut tamu yang datang. Di Turki, ada pepatah terkenal:
     
    “Bir kahvenin k?rk y?l hat?r? vard?r” Artinya: “Secangkir kopi akan dikenang selama 40 tahun.”
     
    Pepatah ini menegaskan betapa pentingnya menjamu tamu dan menjaga hubungan baik dengan orang-orang di sekitar.
    4. Baju baru untuk anak-anak
    Sama seperti di Indonesia, anak-anak di Turki sangat menantikan baju baru untuk Lebaran. Keluarga biasanya membelikan pakaian terbaik untuk mereka, yang kemudian dipakai dengan bangga saat berkunjung ke rumah sanak saudara.
     
    Mengenakan pakaian baru dipercaya melambangkan kebahagiaan dan semangat baru dalam menyambut hari kemenangan.
    5. Berziarah ke makam
    Idulfitri juga menjadi waktu bagi keluarga di Turki untuk mengunjungi makam orang-orang tercinta. Mereka datang membawa bunga, membersihkan makam, serta berdoa untuk para leluhur.
     
    Tradisi ini mencerminkan nilai rasa hormat dan penghargaan terhadap generasi sebelumnya, sekaligus memperkuat ikatan keluarga yang tetap terjalin meskipun orang yang dicintai telah tiada.
    6. Kota-kota besar sepi, kampung halaman ramai
    Saat Idulfitri tiba, kota-kota besar seperti Istanbul, Ankara, dan Izmir mengalami penurunan populasi yang signifikan. Banyak warga kota yang mudik ke kampung halaman untuk merayakan Bayram bersama keluarga besar mereka.
     
    Itu lah beberapa tradisi dan kebiasaan masyarakat Turki dalam merayakan Idulfitri. Memang tidak jauh berbeda dengan Indonesia, jadi apakah kamu bersiap mencoba berlebaran disana?
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ANN)

  • Turki Masih Bergejolak, Ribuan Orang Protes Sejak 19 Maret atas Dipenjaranya Wali Kota Istanbul – Halaman all

    Turki Masih Bergejolak, Ribuan Orang Protes Sejak 19 Maret atas Dipenjaranya Wali Kota Istanbul – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Ratusan ribu pengunjuk rasa kembali turun ke jalan di Istanbul, Turki, pada Sabtu (29/3/2025) untuk menentang keputusan pemerintah yang memenjarakan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu.

    Demonstrasi ini merupakan bagian dari gelombang protes nasional yang berlangsung sejak penangkapannya pada 19 Maret lalu.

    Imamoglu, yang dianggap sebagai pesaing utama Presiden Recep Tayyip Erdogan, ditahan atas tuduhan korupsi dan terorisme.

    Dakwaan terorisme sempat ditolak oleh pengadilan, tetapi ia tetap menghadapi tuntutan hukum.

    Penahanannya memicu kemarahan publik.

    Mengingat Ekrem Imamoglu baru saja memenangkan pemilihan pendahuluan simbolis sebagai calon presiden dari Partai Rakyat Republik (CHP).

    Dalam demonstrasi tersebut, surat dari Imamoglu dibacakan di hadapan massa yang memenuhi jalanan Istanbul.

    “Saya tidak takut, kalian ada di belakang saya dan di samping saya. Bangsa ini bersatu melawan penindas,” tulis Imamoglu dalam suratnya yang disambut sorak sorai pengunjuk rasa.

    Pada demonstrasi hari Sabtu, istri Imamoglu, Dilek Imamoglu, serta Wali Kota Ankara Mansur Yavas, turut berpidato di hadapan massa.

    CHP menyerukan pembebasan Imamoglu dan tahanan politik lainnya, termasuk Selahattin Demirtas, mantan kandidat presiden dan pemimpin Partai Kesetaraan Rakyat dan Demokrasi (DEM) yang pro-Kurdi.

    Pemerintah menepis tuduhan bahwa kasus ini bermotif politik.

    Ankara menegaskan bahwa peradilan di Turki tetap independen.

    Bahkan Presiden Erdogan mengecam aksi unjuk rasa dan menyebutnya sebagai upaya untuk menciptakan kekacauan.

    “Mereka yang menyebarkan teror di jalan dan ingin membakar negara ini tidak punya tujuan. Jalan yang mereka tempuh adalah jalan buntu,” kata Erdogan dalam pidatonya.

    Sebaliknya, para demonstran menilai pemenjaraan Imamoglu sebagai bentuk ketidakadilan dan ancaman terhadap demokrasi.

    “Saya berusia 25 tahun dan hanya mengenal satu pemerintahan – saya ingin melihat perubahan,” ujar seorang pengunjuk rasa kepada Al Jazeera.

    “Sebuah negara hanya kuat jika adil, tetapi saya tidak berharap banyak. Peradilan tidak independen,” tambah demonstran lainnya.

    Sejak 19 Maret, hampir 1.900 orang telah ditahan dalam aksi protes nasional.

    Sedikitnya 74 di antaranya menghadapi ancaman hukuman penjara hingga tiga tahun.

    Pemimpin CHP Ozgur Ozel yang mengorganisasi protes, menuding pemerintah berupaya mengintimidasi rakyat agar tidak lagi turun ke jalan.

    “Mereka menangkap ratusan anak-anak kami, ribuan pemuda kami… hanya untuk menakut-nakuti mereka,” katanya.

    Minggu ini, CHP berencana mengumpulkan tanda tangan untuk menuntut pemilihan awal guna menekan pemerintah agar membebaskan Imamoglu.

    Dengan meningkatnya tekanan dari publik dan oposisi, situasi politik di Turki diperkirakan akan semakin memanas dalam waktu dekat.

    (Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

  • Tak Hanya Myanmar, Gempa Dangkal Patahan Darat Pernah Hantam Turki

    Tak Hanya Myanmar, Gempa Dangkal Patahan Darat Pernah Hantam Turki

    Jakarta, CNBC Indonesia – Gempa berkekuatan magnitudo 7,7 yang berada pada kedalaman 10 km (6,2 mil) terjadi di Myanmar pada Jumat (28/4/2025) sekitar pukul 13:00 waktu setempat. Pusat gempa berada sekitar 17 km dari Mandalay, kota berpenduduk sekitar 1,5 juta jiwa.

    Data Survei Geologi Amerika Serikat (USGS) menyebut gempa susulan berkekuatan magnitudo 6,4 tercatat 12 menit kemudian di lokasi terdekat berjarak sekitar 60 kilometer. Beberapa gempa yang lebih sedang muncul setelahnya.

    Gempa juga dirasakan hingga ke wilayah tengah dan utara Thailand, termasuk Bangkok hingga terasa provinsi Yunnan barat daya China, yang berbatasan dengan Myanmar.

    Gempa tersebut merupakan gempa kembar atau doublet earthquake, yakni dua peristiwa gempa bumi yang memiliki magnitudo hampir sama, terjadi dalam waktu dan lokasi pusat gempa yang relatif berdekatan.

    Akibat gempa ini, kota Bangkok mengalami kerusakan masif. Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono menyebut kerusakan masif di Bangkok terjadi karena efek vibrasi periode panjang (Long Vibration Period) yang mana rawan terjadi di tempat-tempat yang tanahnya lunak dan lapisannya tebal, seperti karakteristik di Ibu Kota Negara Thailand tersebut.

    “Bangkok itu tanah endapan, akan resonansi,” terang Daryono kepada CNBC Indonesia, dikutip Jumat (28/3/2025).

    “Endapan sedimen tanah lunak tebal di Bangkok dapat merespon gempa dari jauh hingga membentuk resonansi yang mengancam gedung-gedung tinggi,” tambahnya.

    Laporan BMKG menyebut berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi ini merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas Sesar Besar Sagaing. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme mendatar (strike-slip).

    Mirip dengan Gempa Turki 2023

    Gempa yang terjadi di Myanmar dilaporkan serupa dengan gempa yang terjadi di Turki pada tahun 2023 silam. Gempa bumi besar berkekuatan magnitudo 7,8 melanda Turki tengah dan barat laut Suriah pada 6 Februari 2023 pukul 04:17 pagi waktu setempat. Bencana alam ini juga dirasakan di Siprus, Yunani, Yordania, Lebanon, bahkan hingga Greenland.

    Pusat gempa berada sekitar 26 km sebelah timur kota Nurdagi di Turki pada kedalaman sekitar 18 km di Patahan Anatolia Timur. Gempa menyebar ke arah timur laut, membawa kehancuran ke Turki tengah dan Suriah.

    Selama abad ke-20, Patahan Anatolia Timur menghasilkan sedikit aktivitas seismik besar. “Jika kita hanya melihat gempa (besar) yang direkam oleh seismometer, itu akan terlihat kurang lebih kosong,” kata Roger Musson, rekan peneliti kehormatan di British Geological Survey, dikutip Reuters.

    Hanya tiga gempa bumi yang terdaftar di atas 6,0 Skala Richter (SR) sejak 1970 di daerah tersebut, menurut USGS. Namun, pada 1822, gempa berkekuatan 7,0 melanda wilayah tersebut, menewaskan sekitar 20.000 orang.

    Di Turki, rata-rata ada kurang dari 20 gempa bermagnitudo lebih dari 7,0 setiap tahun. Hal itu membuat peristiwa pada 2023 lalu tergolong kejadian luar biasa.

    Getaran gempa magnitudo 7,8 yang melanda Selatan Turki nyatanya tak hanya terasa di wilayah Timur Tengah dan Eropa. Bahkan, guncangan juga terasa hingga Greenland.

    “Gempa bumi besar di Turki tercatat dengan jelas di seismograf di Denmark dan Greenland”, ujar seismolog dari Survei Geologi Denmark dan Greenland, Tine Larsen, mengatakan kepada AFP saat itu.

    Sebelumnya, guncangan gempa yang terjadi di dekat perbatasan Turki-Suriah itu dilaporkan terasa hingga Mesir, Yunani, Siprus, dan Georgia. Bahkan, Italia pun sempat menyalakan tanda peringatan tsunami di sekitar wilayah bibir pantai Laut Tengah.

    Saat itu, menurut Badan Penanggulangan Bencana dan Darurat Turki (AFAD), setidaknya tercata 5.606 bangunan runtuh selama dan setelah gempa.

    Sementara korban jiwa gempa Turki dan Suriah telah menembus lebih dari 3.800 orang. Dilansir AFP, setidaknya 1.444 orang tewas di seluruh Suriah.

    Jumlah korban baru membuat total kematian di kedua negara menjadi setidaknya 3.823 setelah Turki merevisi jumlah korban sebelumnya menjadi 2.379. Ankara juga mengumumkan hampir 14.500 orang terluka dalam bencana tersebut.

    (fsd/fsd)

  • Ekonomi Turki Anjlok Usai Penangkapan Rival Politik Erdogan

    Ekonomi Turki Anjlok Usai Penangkapan Rival Politik Erdogan

    Ankara

    Berita tentang penangkapan Ekrem Imamoglu pekan lalu, memicu kerugian besar di pasar modal Turki, dengan banyak investor kehilangan kepercayaan pada kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan.

    Saham Turki mengalami pekan terburuk sejak krisis keuangan global 2008, dengan indeks saham unggulan ISE 100 turun lebih dari 16% pada puncak kejatuhan.

    Sebagai respons, otoritas pasar modal Turki melarang penjualan pendek dan spekulasi terhadap penurunan harga lebih lanjut, sekaligus melonggarkan aturan pembelian kembali saham untuk menopang harga saham yang merosot. Indeks sempat naik sekitar 2%, tetapi kembali turun ke level terendah sejak November.

    Para pengamat sepakat bahwa perkembangan ini bisa menjadi masalah besar bagi Erdogan. Dalam beberapa tahun terakhir, investor Turki beralih ke pasar saham untuk melindungi kekayaan mereka dari inflasi tinggi, yang bulan ini mencapai sekitar 39%.

    Janji untuk menjaga stabilitas

    Pada awal pekan ini, pasar obligasi dan saham Turki sedikit stabil setelah Menteri Keuangan Mehmet Simsek berjanji akan melakukan “apa pun yang diperlukan” untuk menenangkan pasar keuangan.

    Ia menegaskan bahwa Turki tetap menawarkan peluang investasi jangka panjang yang menarik. Bersama Gubernur Bank Sentral Turki, Fatih Karahan, ia menegaskan kembali komitmen Erdogan untuk mempertahankan kebijakan ramah investor yang telah diterapkan selama dua tahun terakhir guna mencegah arus keluar modal dari lira Turki.

    Meskipun mata uang nasional Turki melemah terhadap dolar, depresiasi sebesar 3% dianggap tidak terlalu buruk, memberikan sedikit ketenangan bagi investor. Analis RBC Bluebay, Timothy Ash, mengatakan kepada Bloomberg News bahwa “sebagian besar arus keluar [lira] tampaknya berasal dari investor asing.”

    Krisis diperkirakan bersifat sementara

    Menurutnya, suku bunga tinggi dan dukungan mata uang oleh bank sentral berhasil menarik kembali investor internasional ke Turki. Itulah sebabnya sebelum penangkapan Imamoglu, pasar obligasi dan saham sedang dalam tren pemulihan.

    Namun, saat ini krisis politik kembali berdampak pada pasar karena ketidakpastian meningkat tajam. “Dalam hitungan jam, investor internasional menarik sejumlah besar modal dari pasar keuangan Turki. Pada saat yang sama, lira mengalami tekanan besar, memaksa bank sentral menjual cadangan yang signifikan untuk menstabilkan mata uang,” jelas Yalcin.

    Ayo berlangganan newsletter mingguan Wednesday Bite. Recharge pengetahuanmu di tengah minggu, biar topik obrolan makin seru!

    Dampak krisis politik di sektor pariwisata

    Pariwisata adalah salah satu industri utama Turki, dan ketidakpastian politik yang baru ini mungkin berdampak pada sektor tersebut, menurut Dirk Schmcker, Direktur Riset di Institut NIT (New Insights for Tourism) di Kiel, Jerman.

    Namun, ia memperingatkan agar dampaknya tidak dilebih-lebihkan. “Penangkapan ini bukan pertama kalinya pemerintah Turki bertindak berbeda dari kebanyakan pemerintah Eropa,” katanya kepada DW.

    Marco A. Gardini, profesor di Fakultas Manajemen Pariwisata Universitas Ilmu Terapan Kempten, bahkan lebih skeptis terhadap dampaknya. Menurutnya, langkah terhadap Imamoglu sangat relevan di lingkaran politik dan diplomatik internasional, tetapi tidak akan banyak mempengaruhi keputusan wisatawan untuk berkunjung ke Turki.

    Ia berpendapat bahwa peristiwa semacam ini tidak lagi menjadi penghalang utama, karena hanya sedikit wisatawan yang menghindari Turki akibat kebijakan Erdogan.

    Dirk Schmcker juga tidak melihat politik domestik Turki sebagai penghambat bagi sektor pariwisata, kecuali ada ancaman keamanan yang jelas, dampak bencana alam yang membuat infrastruktur pariwisata tidak dapat digunakan, atau masalah visa yang signifikan.

    Wisatawan dari Jerman dan negara lain, katanya, tetap bertekad melanjutkan rencana liburan mereka, terutama jika destinasi tersebut terjangkau.

    Kondisi keuangan Turki dalam sorotan

    Menurut Erdal Yalcin, sektor perbankan dan keuangan Turki berada dalam tekanan yang lebih besar. Ia menjelaskan bahwa bank-bank di Turki bisa menghadapi biaya pinjaman yang lebih mahal, sementara investor asing mungkin memotong pendanaan mereka. Hal ini bisa memicu keluarnya lebih banyak uang dari negara, memperburuk masalah keuangan, dan berisiko mengguncang stabilitas sistem perbankan secara keseluruhan.

    Selain itu, sektor properti juga rentan karena sangat bergantung pada investor asing. “Ketidakstabilan politik yang meningkat memperbesar risiko penarikan modal dan kesulitan pembiayaan, terutama dalam kondisi suku bunga yang terus naik dan volatilitas nilai tukar yang tinggi,” kata Yalcin.

    Industri yang bergantung pada ekspor juga bisa terdampak, karena mitra dagang mungkin menjadi lebih berhati-hati dan meminta jaminan lebih tinggi atau premi risiko tambahan. Ketidakpastian di pasar valuta asing juga meningkatkan biaya lindung nilai bagi perusahaan ekspor, yang dapat melemahkan daya saing mereka.

    Para ahli percaya bahwa dampak ekonomi dan politik dari penahanan Imamoglu akan terlihat sepenuhnya dalam beberapa bulan ke depan.

    Namun, Yalcin melihat kemungkinan realistis bahwa langkah kontroversial Erdogan ini tidak akan berdampak jangka panjang. Ia berpendapat bahwa pengumuman Menteri Keuangan Turki tentang tindakan tegas untuk melindungi ekonomi bisa diterima dengan baik oleh pasar.

    Turki juga memiliki kepentingan strategis bagi Uni Eropa dan Amerika Serikat, bukan hanya sebagai mitra NATO yang penting, tetapi juga sebagai penyangga utama dalam mengontrol arus migrasi ke Eropa. Itulah sebabnya, kata Yalcin, kritik dari negara-negara Eropa sejauh ini masih bersikap hati-hati.

    Artikel ini diadaptasi dari DW berbahasa Inggris.

    (nvc/nvc)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Erdogan Kecam Demo Penahanan Wali Kota Istanbul: Gerakan Kekerasan!

    Erdogan Kecam Demo Penahanan Wali Kota Istanbul: Gerakan Kekerasan!

    Ankara

    Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengomentari unjuk rasa yang marak di negaranya untuk memprotes penahanan Wali Kota Istanbul Ekrem Imamoglu, yang dikenal sebagai rival politik utamanya. Dia menyebut aksi protes itu telah menjadi “gerakan kekerasan”.

    Erdogan juga menegaskan bahwa Partai Rakyat Republik (CHP), yang merupakan oposisi utama di Turki, akan dimintai pertanggungjawaban atas para personel kepolisian yang menjadi korban luka dan kerusakan terhadap properti selama unjuk rasa berlangsung.

    Penahanan Imamoglu pada Rabu (19/3) lalu memicu aksi protes, yang tercatat sebagai unjuk rasa jalanan terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade terakhir. Pada Minggu (23/3), pengadilan Turki menjebloskan Imamoglu ke dalam penjara, sembari menunggu persidangan, atas tuduhan korupsi yang dibantahnya.

    CHP dan para pendukungnya menyebut tuduhan yang menjerat Imamoglu — tuduhan korupsi dan membantu organisasi teroris — bermotif politik dan tidak demokratis, yang telah dibantah oleh pemerintahan Erdogan.

    Meskipun ada larangan berkumpul di jalanan yang diberlakukan di banyak kota di Turki, unjuk rasa antipemerintah yang sebagian besar berlangsung damai terus digelar. Bahkan memasuki malam keenam secara berturut-turut pada Senin (24/3), dengan ribuan orang berpartisipasi.

    Pemimpin CHP, Ozgur Ozel, mengulangi seruan agar unjuk rasa secara nasional terus berlanjut.

    Berbicara setelah rapat kabinet di Ankara, seperti dilansir Reuters, Selasa (25/3/2025), Erdogan mengatakan bahwa CHP harus berhenti “memprovokasi” warga.

    Lihat Video: Gas Air Mata hingga Nyala Kembang Api di Demo Istanbul Turki

    “Oposisi utama bertanggung jawab atas para personel kepolisian kita (yang luka-luka), jendela toko yang pecah, dan properti publik yang rusak. Mereka akan dimintai pertanggungjawaban atas semua ini, secara politik di parlemen dan secara hukum oleh pengadilan,” tegasnya.

    Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya, sebelumnya menuduh sejumlah demonstran “meneror” jalanan dan mengancam keamanan nasional.

    Dia menyebut sebanyak 1.333 orang ditahan selama lima hari terakhir saat unjuk rasa digelar, dengan sekitar 123 polisi mengalami luka-luka.

    Lihat Video: Gas Air Mata hingga Nyala Kembang Api di Demo Istanbul Turki

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ramai Demo Besar-besaran di Turki, Apa Penyebabnya?

    Ramai Demo Besar-besaran di Turki, Apa Penyebabnya?

    Jakarta

    Penangkapan Ekrem Imamoglu, wali kota Istanbul, dan pesaing Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah memicu gelombang demonstrasi besar-besaran dan meningkatkan kekhawatiran global terkait kondisi demokrasi di negara tersebut.

    Apa penyebab demonstrasi di Turki?

    Sebagai tokoh terkemuka di Partai Rakyat Republik (CHP) oposisi dan walikota Istanbul, Imamoglu telah lama dipandang sebagai rival paling tangguh Presiden Erdogan.

    Pada 23 Maret silam, ia secara resmi didakwa melakukan korupsi dan membantu kelompok teroris.

    Mereka yang turun ke jalan melihat penahanan Imamoglu memiliki kepentingan politik.

    Di media sosial, Imamoglu menulis: “Ini merupakan pukulan terhadap keinginan rakyat.”

    “Ratusan polisi sudah mendatangi rumah saya. Saya percayakan semuanya kepada rakyat,” katanya.

    Getty Images Seorang pengunjuk rasa berpakaian seperti Whirling Dervish disemprot merica oleh polisi di depan Aquaduct terkenal di Istanbul pada 23 Maret 2025.

    Turki, AS, dan Inggris mengkategorikan PKK sebagai organisasi teroris dan melarangnya.

    ReutersWali kota Istanbul Ekrem Imamoglu saat berpidato.

    Siapa saja pengunjuk rasa di Turki?

    Getty ImagesSeorang pengunjuk rasa memegang plakat bertuliskan ‘No Recep No Cry’, plesetan dari judul lagu hit Bob Marley, No Woman No Cry.

    Sejak penangkapan Imamoglu, puluhan ribu pengunjuk rasa turun ke jalan menentang larangan pemerintah untuk melakukan demonstrasi.

    Pada Senin (24/03), sebanyak 1.133 pengunjuk rasa ditangkap, menurut keterangan Menteri Dalam Negeri Ali Yerlikaya.

    Banyak dari pengunjuk rasa adalah mahasiswa yang hanya pernah mengenal satu pemimpin: Presiden Erdogan.

    Erdogan telah berkuasa selama 22 tahun, baik sebagai perdana menteri maupun presiden.

    Getty ImagesPresiden Turki Recep Tayyip Erdogan membantah tudingan bahwa penangkapan pesaing walikota Istanbul bermotif politik.

    Mereka terus turun ke jalan meskipun ada ancaman penangkapan dan konfrontasi dengan polisi.

    Mengacu pada konstitusi, Yerlikaya mengatakan gelombang demonstrasi selama beberapa hari terakhir telah “menyalahgunakan” hak untuk berdemonstrasi.

    Dia juga menuding para pengunjuk rasa “berusaha mengganggu ketertiban umum, memicu aksi jalanan, dan menyerang polisi”.

    Getty ImagesPolisi turun tangan terhadap demonstran yang ingin berbaris menuju Taksim Persegi tanpa izin.

    Demonstrasi telah terjadi di sedikitnya 55 dari 81 provinsi di Turki, atau lebih dari dua pertiga wilayah negara itu, menurut penghitungan kantor berita Prancis, AFP.

    “Kami memiliki hak untuk memilih siapa pun yang kami inginkan untuk memerintah kami, tetapi dia (Presiden Erdogan) mengambil hak itu dari kami hari ini,” kata seorang pengunjuk rasa perempuan muda kepada BBC.

    “Kami menginginkan demokrasi,” tambah seorang pemuda yang turut berdemonstrasi.

    “Kami ingin rakyat memilih orang-orang yang terpilih. Dan kami menginginkan kebebasan untuk memilih siapa pun yang kami inginkan tanpa harus memenjarakan mereka.”

    Baca juga:

    Protes sebagian besar berlangsung damai, dengan demonstran memegang plakat yang mengejek presiden atau menuntut keadilan.

    Namun, Minggu (23/03) malam terjadi eskalasi kerusuhan terburuk yang pernah terjadi di negara itu dalam lebih dari satu dekade.

    Pasukan keamanan menggunakan gas air mata, semprotan merica, dan peluru karet terhadap para pengunjuk rasa.

    Banyak aktivis mengenakan masker N95 atau syal di wajah mereka untuk melindungi diri.

    Mengapa Ekrem Imamoglu ditangkap?

    ReutersSeorang pengunjuk rasa memakai topeng Ekrem Imamoglu.

    Para pengamat mengatakan pemilihan pemimpin utama partai oposisi utama menyebabkan penangkapan Imamoglu.

    Pemilihan CHP dijadwalkan pada 23 Maret mendatang.

    Ia diperkirakan akan terpilih sebagai kandidat oposisi partainya untuk melawan Presiden Erdogan pada tahun 2028, karena ia adalah satu-satunya kandidat dalam surat suara.

    Hingga Minggu (23/03) malam, 15 juta orang telah mengantre untuk memberikan suara mereka guna mendukung Imamoglu melalui pemungutan suara simbolis kendati ia berada dalam tahanan praperadilan.

    Pencalonannya sebagai presiden masih perlu dikonfirmasi melalui proses resmi.

    EPAPemimpin CHP Ozgur Ozel (kiri) berbicara kepada para pendukung Imamoglu saat mereka berkumpul di depan kantor pusat Pemerintah Kota Istanbul setelah penangkapan walikota tersebut

    Berbicara pada sebuah rapat umum di Istanbul, pemimpin CHP Ozgur Ozel mengatakan sekitar 1,6 juta suara berasal dari anggota partai, sementara sisanya diberikan sebagai bentuk solidaritas.

    BBC belum bisa memverifikasi angka-angka ini secara independen.

    Baca juga:

    Imamoglu terpilih kembali sebagai wali kota Istanbul dalam pemilihan umum kota tahun lalu, memenangkan mandat kedua berturut-turut di kota terbesar di Turki.

    Beberapa analis mengatakan ini adalah awal dari sebuah gerakan menuju kepemimpinan CHP.

    Partai tersebut mengkritik penangkapannya sebagai “percobaan kudeta terhadap presiden berikutnya”.

    Getty ImagesAnggota CHP dan nonanggota memberikan suara solidaritas kepada walikota yang dipenjara.

    Pemerintah Presiden Erdogan membantah bahwa penangkapan Imamoglu bermotif politik dan menegaskan bahwa pengadilan Turki bersifat independen.

    Kantor kejaksaan mengatakan pengadilan memutuskan untuk menahan Imamoglu karena daftar tuduhan yang panjang, termasuk menjalankan organisasi kriminal, menerima suap, pemerasan, perekaman data pribadi secara ilegal, dan pengaturan tender.

    Pada Sabtu (22/03), dalam sebuah pernyataan yang dirilis oleh balai kota Istanbul, Imamoglu membantah tuduhan terhadapnya.

    Dia menyebut penangkapannya menyebabkan kerusakan yang tak terhitung pada citra Turki.

    Apakah Imamoglu masih bisa menjadi calon presiden?

    ReutersSpanduk Ekrem Imamoglu dengan seseorang yang mengenakan penutup wajah dan kerudung berdiri di depannya.

    Penangkapan tersebut tidak menghalangi pencalonan dan pemilihan Imamoglu sebagai presiden.

    Namun, jika ia terbukti bersalah atas tuduhan apa pun terhadapnya, ia tidak akan dapat mencalonkan diri.

    Pada tanggal 18 Maret, Universitas Istanbul membatalkan gelarnya, sebuah keputusan yang akan mencegahnya mencalonkan diri dalam pemilihan presiden.

    Menurut konstitusi Turki, presiden harus menyelesaikan pendidikan tinggi untuk memegang jabatan.

    EPAPolisi menangkap seorang pengunjuk rasa di Ankara pada 22 Maret.

    Langkah Universitas Istanbul ini memicu kekhawatiran mahasiswa tentang masa depan mereka, menurut pakar BBC News Turki, Selin Girit.

    Dewan Pemilu Tertinggi Turki akan memutuskan apakah Imamoglu memenuhi syarat untuk menjadi kandidat.

    Erdogan mengamankan masa jabatan ketiga dalam pemilihan presiden pada tahun 2023.

    Berdasarkan konstitusi, ia tidak dapat menduduki jabatan presiden setelah 2028.

    Namun para pengkritiknya mengatakan ia mungkin akan mengubah konstitusi agar dapat mencalonkan diri sebagai presiden untuk masa jabatan berikutnya.

    Pemilihan presiden berikutnya dijadwalkan pada 2028, tetapi pemilihan umum lebih awal mungkin terjadi.

    EPADemonstrasi di depan kantor wali kota Istanbul pada 19 Maret 2025.

    Siapa lagi yang ditangkap di Turki?

    Penangkapan baru-baru ini dilihat sebagai peningkatan aksi represi terhadap pihak oposisi dan pihak-pihak yang menentang pemerintahan.

    Pada Senin (24/03), polisi menahan beberapa pengacara dan jurnalis dalam penggerebekan fajar di Istanbul dan kota Izmir.

    Menurut pemantau media MLSA , sepuluh jurnalis yang meliput demonstrasi ditahan dalam penggerebekan tersebut, termasuk fotografer pemenang penghargaan Bulent Kilic dan fotografer AFP, Yasin Akgul.

    Getty ImagesMobilyang membawa wali kota Ekrem Imamoglu saat dijebloskan ke penjara

    Otoritas penyiaran Turki telah mendesak media untuk mengutip pernyataan resmi pemerintah, dan memperingatkan akan adanya dampak buruk jika mereka tidak melakukannya, termasuk pencabutan izin mereka.

    Selama akhir pekan, platform media sosial X mengatakan akan mengajukan banding terhadap perintah pengadilan Turki untuk memblokir lebih dari 700 akun, dengan menyebut tindakan tersebut “melanggar hukum”.

    Pada Senin (23/03) pemimpin CHP memposting di X: “Saat ini mereka mencoba menekan media sosial,” tulis Ozgur Ozel.

    Baca juga:

    “Terimalah sekarang Tayyip (Presiden Erdogan), Anda tidak dapat membungkam suara rakyat.”

    Secara terpisah, dia menyerukan boikot terhadap media yang gagal melaporkan protes massa.

    Menurut Politico, minggu lalu X menangguhkan aktivitas akun aktivis terkait universitas yang membagikan informasi demonstrasi

    Mengapa Imamoglu dibawa ke penjara Marmara?

    Getty ImagesSebanyak 51 orang dibawa ke penjara pada 23 Maret silam terkait dugaan korupsi dan terorisme.

    Penjara tempat Imamoglu dibawa, Mamara, sebelumnya dikenal sebagai Penjara Silivri yang terkenal kejam .

    Penjara ini sering disebut sebagai penjara terbesar di Eropa, yang dirancang untuk menampung 11.000 narapidana.

    Namun, laporan pada 2019 tentang penjara tersebut oleh Komisi Investigasi Hak Asasi Manusia dari Majelis Nasional Agung Turki menyatakan bahwa penjara tersebut menampung 22.781 narapidana.

    Di kalangan pemuda Turki dan di media sosial, frasa ” Silivri dingin” diucapkan sebagai lelucon, yang menyiratkan bahwa frasa tersebut merupakan peringatan bagi mereka yang mengungkapkan kritik terhadap pemerintah.

    Baca juga:

    Selama dekade terakhir, perwira tinggi militer Turki, bersama dengan jurnalis, pengacara, dan beberapa anggota parlemen, telah dipenjara di sana.

    Pengacara Hseyin Ersz memiliki klien yang berada di penjara Silivri sejak 2008.

    Dia mengatakan kepada BBC News Turki, mereka yang diadili dalam kasus kritis dimasukkan ke Penjara No. 9, tempat narapidana umumnya ditahan dalam kelompok yang beranggotakan hingga tiga orang.

    Apa yang dikatakan Presiden Erdogan?

    EPASeorang pengunjuk rasa membaca buku Erdogan di depan barikade polisi antihuru-hara saat para demonstran mencoba berbaris menuju Lapangan Taksim

    Presiden Erdogan memberikan pernyataan yang disiarkan televisi setelah mengadakan rapat kabinet pada Senin (24/03) malam.

    Ia mengutuk demonstrasi yang terjadi dan menuduh CHP melakukan “kejahatan terhadap negara.”

    Sementara itu, pemimpin CHP Ozgur Ozel menuduh Erdogan tidak hanya “menentang” Imamoglu , tetapi juga jutaan rakyat Turki. Partai tersebut juga menuduh pemerintah berupaya “melakukan kudeta”.

    Sekutu barat Turki tidak begitu vokal mengenai kerusuhan tersebut.

    Baca juga:

    Kanselir Jerman yang akan lengser, Olaf Scholz, menyatakan kekhawatirannya atas penahanan Imamoglu beberapa hari sebelumnya, dan menyebutnya “menyedihkan bagi demokrasi di Turki”.

    Departemen Luar Negeri AS menyebut demonstrasi Turki sebagai masalah internal, Bloomberg melaporkan.

    Sementara Komisi Eropa telah mendesak Turki untuk “menjunjung tinggi nilai-nilai demokrasi” sebagai negara yang menjadi anggota Dewan Eropa dan kandidat untuk bergabung dengan UE.

    (ita/ita)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Turki Bergejolak! Erdogan Tuduh Oposisi Jadi Dalang Kekerasan

    Turki Bergejolak! Erdogan Tuduh Oposisi Jadi Dalang Kekerasan

    PIKIRAN RAKYAT – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, menegaskan bahwa aksi protes yang terjadi imbas penahanan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu, telah berkembang menjadi gerakan kekerasan. Dalam pernyataannya pada Senin, 25 Maret 2025, Erdogan menuding pihak oposisi yakini, Partai Rakyat Republik (CHP), bertanggung jawab atas insiden kekerasan yang menyebabkan luka-luka di kalangan petugas polisi serta kerusakan properti publik dan swasta.

    Penahanan Imamoglu pada Rabu, 19 Maret 2025 pekan lalu memicu gelombang demonstrasi terbesar di Turki dalam lebih dari satu dekade. Imamoglu ditahan dengan tuduhan korupsi yang ia bantah, sementara para pendukungnya menilai penahanan tersebut sebagai tindakan bermotif politik. Meskipun ada larangan berkumpul, demonstrasi antipemerintah tetap berlangsung hingga hari keenam, dengan ratusan ribu orang turun ke jalan menuntut keadilan bagi Imamoglu.

    Dalam pernyataannya setelah rapat kabinet di Ankara, Erdogan mengkritik CHP yang menurutnya telah memprovokasi masyarakat untuk turun ke jalan.

    “Sebagai sebuah bangsa, kami terkejut dengan peristiwa yang terjadi setelah seruan pemimpin oposisi utama untuk turun ke jalan menyusul operasi korupsi di Istanbul. Ini telah berkembang menjadi gerakan kekerasan,” ujar Erdogan.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa CHP akan dimintai pertanggungjawaban, baik secara politik di parlemen maupun secara hukum di pengadilan.

    Penangkapan Massal dan Tindakan Keras Aparat

    Menteri Dalam Negeri, Ali Yerlikaya, menyebut bahwa lebih dari 1.100 orang telah ditangkap dalam lima hari terakhir, sementara 123 petugas polisi mengalami luka-luka dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa. Ia juga menuding sebagian demonstran telah melakukan tindakan anarkis dan mengancam keamanan nasional.

    CHP sendiri telah mengajukan protes terhadap tindakan keras kepolisian kepada gubernur Istanbul. Ketua CHP di Istanbul, Ozgur Celik, menyatakan bahwa intervensi polisi pada Minggu malam adalah yang paling brutal, dengan banyak pengunjuk rasa harus dirawat di rumah sakit akibat luka-luka.

    Dalam pidatonya di hadapan ratusan ribu pendukungnya di depan kantor pusat Pemerintah Kota Istanbul, pemimpin CHP, Ozgur Ozel, menyerukan pemboikotan terhadap media dan bisnis yang berpihak pada Erdogan.

    “Siapa pun yang secara tidak adil dijebloskan ke penjara oleh Tayyip Erdogan, rakyat akan membelanya demi demokrasi dan masa depan Turki,” ujar Ozel, yang juga mendesak agar persidangan Imamoglu disiarkan langsung di televisi nasional.

    Dampak Politik dan Ekonomi

    Penahanan Imamoglu terjadi di tengah pemilihan pendahuluan CHP untuk menentukan calon presiden. Keputusan ini membuat banyak pihak mempertanyakan keadilan sistem hukum di Turki. Berita penahanannya mendominasi halaman depan media oposisi, yang menilai tindakan ini sebagai upaya menyingkirkan pesaing politik Erdogan menjelang pemilu.

    Kelompok hak asasi manusia dan negara-negara Eropa mengecam tindakan ini sebagai kemunduran demokrasi di Turki. Pemerintah Jerman menilai bahwa peristiwa ini semakin menjauhkan peluang Turki untuk menjadi anggota Uni Eropa. Bahkan, pertemuan Komite Gabungan Parlemen Uni Eropa-Turki yang dijadwalkan pada Senin dibatalkan karena dianggap tidak kondusif.

    Dari sisi ekonomi, gejolak politik ini berdampak negatif pada pasar keuangan Turki. Saham, obligasi, dan nilai mata uang lira mengalami penurunan tajam, menyebabkan Bank Sentral Turki harus melakukan intervensi untuk menstabilkan pasar.

    Erdogan berusaha meyakinkan investor bahwa pemerintahnya akan mengambil langkah-langkah untuk menjaga stabilitas ekonomi. Namun, para analis memperkirakan ketidakpastian politik akan terus berlanjut dalam jangka panjang.

    “Protes ini adalah reaksi publik terbesar dalam lebih dari satu dekade, dan arah peristiwa ini sulit diprediksi,” kata Wolfango Piccoli, Wakil Presiden Konsultan Teneo.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Erdogan Vs Imamoglu: Pertarungan Presiden Melawan Wali Kota yang Bisa Mengakhiri Kekuasaan 22 Tahun – Halaman all

    Erdogan Vs Imamoglu: Pertarungan Presiden Melawan Wali Kota yang Bisa Mengakhiri Kekuasaan 22 Tahun – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, ANKARA – Dalam keramaian jalanan yang dipenuhi dengan demonstrasi dan teriakan kebangkitan demokrasi, Turki seolah berada di ambang perubahan besar.

    Pada titik kritis ini, eksekutif berkuasa, Presiden Recep Tayyip Erdogan, mendapati ancaman serius dari seorang pemimpin oposisi yang meroket popularitasnya, Ekrem Imamoglu, seorang Wali Kota Istanbul.

    Pergulatan politik ini bukan sekadar persaingan antara dua tokoh, namun bagi sebagian masyarakat Turki menjadi simbol perlawanan terhadap pemerintah yang berkuasa.

    Imamoglu, yang menjabat sebagai Wali Kota Istanbul sejak 2019, dinilai menjadi sosok yang mampu menyuarakan aspirasi rakyat dengan bahasa yang mudah dipahami.

    Dengan latar belakang keluarga yang konservatif dari Trabzon, Imamoglu berbicara kepada berbagai lapisan masyarakat, dari kalangan religius hingga nasionalis.

    Dia dianggap sebagai pemimpin yang “merasa” dengan kondisi rakyat, sebuah aset politik di tengah krisis ekonomi yang semakin mengimpit.

    Satu hal yang pasti, perjalanan politiknya bukanlah hal mudah.

    Kemenangan awalnya dalam pemilihan walikota, yang diraih dengan selisih 23.000 suara sebelum diulang dan dimenangkan dengan lebih dari 800.000 suara, merupakan tamparan telak bagi Erdogan.

    “Kemenangan itu bukan hanya angka, tapi tanda bahwa rakyat menginginkan perubahan,” kata seorang pendukung Imamoglu di tengah kerumunan demonstrasi.

    Ini adalah momen bersejarah, kembali mengembalikan Istanbul ke tangan oposisi setelah lebih dari dua dekade.

    Serangan Balik Erdogan

    Namun, di balik kebangkitan Imamoglu, terjadi tindakan represif yang dilakukan oleh Erdogan.

    Pada 23 Maret 2025, Imamoglu ditangkap dengan tuduhan korupsi dan terorisme, yang diwarnai oleh tuduhan yang dianggap banyak pengamat sebagai upaya balas dendam politik.

    Penangkapan ini diikuti dengan penahanan lebih dari seratus orang, termasuk pejabat pemerintahan lokal yang dekat dengannya, menciptakan rasa ketidakadilan di kalangan masyarakat.

    Rangkaian peristiwa yang cepat ini telah membuka jalan bagi protes besar-besaran di seluruh negeri sejak akhir pekan.

    Turki tengah terguncang dengan cara yang belum pernah dialaminya selama bertahun-tahun.

    Selama berhari-hari, penduduk di Istanbul, Ankara, Izmir, Bursa, Antalya, Adana, dan kota-kota besar lainnya telah melanggar larangan demonstrasi pemerintah. Dan mereka tampaknya tidak meninggalkan jalan.

    Pertarungan Erdogan-Imamoglu bukan lagi sekadar persaingan politik – ini menjadi konfrontasi yang menentukan yang dapat membentuk kembali masa depan Turki.

    Imamoglu, wali kota Istanbul sejak 2019, dipandang oleh Erdogan sebagai ancaman politik yang nyata bagi Erdogan, yang telah memerintah Turki selama 22 tahun.

    Pertarungan kekuasaan di Turki

    Selama 100 tahun sejarahnya, Republik Turki modern terbiasa dengan transisi kekuasaan yang damai dalam demokrasi parlementer yang layak.

    Meskipun rezim militer sementara menghasilkan hasil yang mencolok, tentara pada akhirnya selalu membuka jalan bagi politik sipil dalam waktu singkat.

    Bagi rakyat Turki, perubahan kepemimpinan merupakan hal yang biasa dalam lingkungan yang relatif kompetitif.

    Keadaan kemudian berubah dengan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang beraliran Islam dan pemimpinnya yang karismatik Erdogan, yang berkuasa pada awal tahun 2000-an sebagai bagian dari integrasi negara tersebut ke dalam model pemerintahan neoliberal Barat.

    Rakyat Turki tidak mengenal penguasa lain sejak saat itu.

    Para analis Barat mengatakan, sepanjang masa pemerintahannya, Erdogan mengandalkan campuran manuver politik, retorika populis, kontrol kelembagaan, dan kondisi internasional yang menguntungkan untuk menyingkirkan para pesaing dan mempertahankan dominasi.

    Namun, Imamoglu menghadirkan tantangan yang berbeda.

    Skala dan kecepatan kampanye untuk menyingkirkan wali kota Istanbul telah mengejutkan para pengamat di seluruh spektrum politik.

    Para analis menyamakan tontonan media tersebut dengan “operasi Ergenekon” yang terkenal pada tahun 2000-an, ketika para tersangka perencana kudeta terseret dalam penangkapan massal yang dipimpin oleh jaringan Gulenis di dalam badan peradilan – banyak di antaranya kemudian menyerang Erdogan selama kudeta yang gagal pada tahun 2016 untuk menggulingkannya.

    Bagi sebagian besar orang, serangkaian penahanan massal minggu lalu merupakan tanda yang jelas bahwa Erdogan sedang mencoba untuk menyingkirkan penantangnya yang paling kredibel menjelang pemilihan presiden berikutnya.

    Kebangkitan Imamoglu yang meroket

    Perjalanan Imamoglu menuju keunggulan nasional berlangsung cepat dan, bagi Erdogan, sangat merepotkan.

    Awalnya wali kota Beylikduzu, distrik yang berkembang pesat di tepi barat Istanbul, Imamoglu relatif tidak dikenal di luar daerah pemilihannya.

    Namun pada tahun 2019, pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP) yang pro-Kemalist, Kemal Kilicdaroglu, mencalonkannya sebagai kandidat partai untuk Istanbul – sebuah pilihan yang mengejutkan pada saat itu.

    Hampir semua orang terkejut, Imamoglu menang.

    Namun, kemenangannya dengan 23.000 suara ditentang oleh AKP Erdogan, yang menuntut penghitungan ulang dan akhirnya membatalkan hasilnya.

    Dewan Pemilihan Tertinggi secara kontroversial memerintahkan pemilihan ulang, dengan alasan adanya penyimpangan meskipun tidak ada bukti konkret.

    Alih-alih melemahkan momentum Imamoglu, langkah tersebut justru menggalang dukungan publik untuknya.

    Dalam pemilihan ulang pada bulan Juni 2019, ia menang dengan lebih dari 800.000 suara, memberikan Erdogan kekalahan politik paling menyakitkan hingga saat ini dan mengembalikan kendali kota terbesar di Turki kepada oposisi setelah beberapa dekade.

    Bagi Erdogan, kekalahan itu bersifat pribadi. Istanbul adalah kota tempat ia memulai karier politiknya sebagai wali kota pada tahun 1990-an.

    Di tingkat internasional, Imamoglu juga menarik perhatian.

    Para pembuat kebijakan Barat memandangnya sebagai seseorang yang dapat memulihkan keseimbangan dan kepastian hubungan luar negeri Turki.

    Ancaman Pemilu

    Dalam konteks pemilihan umum yang mendatang, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menghadapi tantangan serius dari mantan Wali Kota Istanbul, Ekrem Imamoglu.

    Pada pemilihan presiden 2023, Erdogan berhasil mempertahankan kursinya meskipun menghadapi tantangan berat dari pemimpin Partai Rakyat Republik (CHP), Kemal Kilicdaroglu, yang didukung oleh koalisi nasional.

    Namun, hasil pemilihan tersebut memicu keretakan dalam koalisi, dan CHP mengalami perpecahan internal.

    Erdogan, sebagai presiden saat ini, berusaha mengatasi ancaman dari Imamoglu, yang baru-baru ini terpilih kembali sebagai Wali Kota Istanbul dengan selisih lebih dari satu juta suara melawan kandidat yang didukung Erdogan, Murat Kurum.

    Imamoglu kini dianggap sebagai kandidat alami untuk pemilihan presiden 2028.

    Setelah kemenangan Imamoglu pada pemilihan lokal 2024, pemerintah Erdogan melancarkan serangkaian tindakan hukum yang mencurigakan terhadapnya.

    Imamoglu menghadapi tuduhan korupsi dan memiliki hukuman penjara yang ditangguhkan akibat komentar yang dianggap menghina lembaga pemilihan.

    Bulan ini, gelar universitasnya tiba-tiba dibatalkan, berpotensi mendiskualifikasinya dari pencalonan presiden.

    Serangan hukum ini terjadi menjelang pemilihan mendatang di Turki, dengan fokus pada ketidakberdayaan oposisi dalam menghadapi kekuasaan pemerintah.

    Tindakan tersebut mencakup penangkapan massal pejabat kota dan pengusaha yang dianggap memiliki hubungan dengan Imamoglu.

    Kolumnis Mehmet Ali Guller berpendapat bahwa menyingkirkan Imamoglu dari panggung politik merupakan inti dari strategi pihak penguasa.

    “Erdogan ingin memperoleh hak untuk dipilih kembali, dan kali ini tanpa batas, dengan konstitusi baru. Ini adalah ‘alasan internal’ untuk proses kesepakatan dengan Ocalan, yang dimulai di bawah kepemimpinan Bahceli. Erdogan berharap untuk terlebih dahulu mengubah konstitusi dengan memperoleh suara DEM di bawah instruksi Ocalan, dan kemudian memenangkan pemilihan,” ujarnya dikutip Cradle.

    Pendapat itu diamini Analis politik Turki Aydin Sezer. Menurutnya, strategi dalam jangka pendek, Erdogan ingin memastikan bahwa ia bisa maju sebagai kandidat di Pilpres mendatang, sekaligus mengeleminasi saingannya.

    “Bagi Erdogan, tidak ada cara lain selain menyelesaikan ini dengan sukses. Ia mengambil risiko yang serius.”