kab/kota: Angke

  • Preman pasar buah di Tambora Jakbar diringkus polisi

    Preman pasar buah di Tambora Jakbar diringkus polisi

    Jakarta (ANTARA) – Polisi meringkus seorang pria terduga pelaku premanisme di Pasar Buah Angke, Tambora, Jakarta Barat.

    “Sudah kita tangkap, kurang dari 24 jam setelah laporan,” kata Kanit Reskrim Polsek Tambora Polres Metro Jakarta Barat, AKP Sudrajat Djumantara saat dihubungi di Jakarta, Sabtu.

    Pihaknya belum membeberkan detail penangkapan dan kronologi pelaku pemalakan tersebut.

    “Pelaku masih kita periksa. Malam ini akan kita informasikan lebih lanjut,” kata dia.

    Aksi pria itu terekam kamera pengawas atau CCTV yang dekat tempat jualan korban di Pasar Buah Angke.

    Pada video viral yang diunggah oleh akun Instagram @warga.jakbar, pelaku mengenakan sepatu, celana panjang dan jaket jeans sambil memegang sebatang rokok di tangan kanannya.

    Pelaku terlihat mengancam korban dengan mengeluarkan kata-kata umpatan. Bahkan ia sempat menarik tangan korban yang tengah terduduk untuk diajak berduel.

    Dari kata-kata yang dilontarkan pelaku, tampak korban tidak memberikan apa yang pelaku inginkan. Korban pun hanya menjawab sedikit lantaran tak berdaya dibentak pelaku.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polres Pelabuhan Tanjung Priok Sidak 2 Gudang Beras Cegah Penimbunan

    Polres Pelabuhan Tanjung Priok Sidak 2 Gudang Beras Cegah Penimbunan

    JAKARTA – Satreskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok melakukan sidak pengecekan stok beras di PD Pasar Muara Angke, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara.

    Pengecekan tersebut guna memastikan ketersediaan dan stabilitas harga bahan pokok, khususnya beras.

    Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok, AKP I.G.N.P. Krisnha Narayana mengatakan, kegiatan ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut atas instruksi Presiden RI dan Kapolri dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan menghindari terjadinya kelangkaan serta spekulasi harga di pasar.

    Adapun dua gudang beras yang dicek adalah Toko Dewi Sri dan Toko Abadi Jaya Yonnasir.

    “Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa stok beras yang dimiliki para pelaku usaha masih dalam batas wajar,” katanya, Jumat, 15 Agustus 2025.

    Hingga saat ini, sambungnya, belum ditemukan indikasi praktik penimbunan atau pelanggaran lainnya di wilayah Pelabuhan Tanjung Priok.

    Polisi menghimbau kepada para pedagang untuk selalu mematuhi ketentuan yang berlaku, termasuk larangan melakukan penimbunan dan pengoplosan beras yang dapat menyebabkan kelangkaan serta ketidakstabilan harga di masyarakat.

    “Apabila ditemukan dugaan penimbunan dikemudian hari, pelaku usaha akan diberikan waktu selama dua hari untuk menindaklanjuti (hingga batas waktu 17 Agustus 2025). Jika tidak ada upaya perbaikan, maka akan diambil tindakan tegas melalui proses hukum,” ujarnya.

    Kegiatan ini akan terus dilakukan secara berkelanjutan oleh Polres Pelabuhan Tanjung Priok.

  • Polres Tanjung Priok Cek Stabilitas Stok dan Harga Beras di Pasar Muara Angke

    Polres Tanjung Priok Cek Stabilitas Stok dan Harga Beras di Pasar Muara Angke

    Jakarta

    Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengecek stok beras di Pasar Muara Angke. Pengecekan dilakukan guna memastikan ketersediaan dan stabilitas harga.

    Kapolres Pelabuhan Tanjung Priok AKBP Martuasah H Tobing menjelaskan pengecekan dipimpin Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Tanjung Priok AKP Krisnha Narayana. Pengecekan ini turut melibatkan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) Kecamatan Penjaringan.

    Foto: Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengecek stok beras di Pasar Muara Angke. (Dok. ist)

    Pengecekan dilakukan terhadap dua pelaku usaha yang memiliki gudang penyimpanan beras. Pertama toko Dewi Sri dengan total stok 425 Kg dan toko Abadi Jaya Yonnasir yang memiliki total stok 4.400 Kg.

    “Hasil pemeriksaan menunjukkan stok beras yang dimiliki para pelaku usaha masih dalam batas wajar,” kata Martuasah kepada wartawan, Jumat (15/8/2025).

    Martuasah mengatakan kegiatan ini juga sebagai tindak lanjut atas instruksi Presiden Prabowo Subianto dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam menjaga ketahanan pangan nasional dan menghindari terjadinya kelangkaan serta spekulasi khususnya harga beras di pasar.

    Foto: Polres Pelabuhan Tanjung Priok mengecek stok beras di Pasar Muara Angke. (Dok. ist)

    “Sebagai langkah antisipasi, apabila ditemukan dugaan penimbunan di kemudian hari, pelaku usaha akan diberikan waktu selama 2 (dua) hari ke depan untuk menindaklanjuti (hingga batas waktu 17 Agustus 2025). Jika tidak ada upaya perbaikan, maka akan diambil tindakan tegas melalui proses hukum,” ujar Krishna.

    “Kegiatan ini akan terus dilakukan oleh Satgas Pangan Polri secara berkelanjutan sebagai bagian dari komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan nasional,” ucapnya.

    (idn/idn)

  • 5
                    
                        Kala KRL Rangkasbitung Jadi “Pasar” Berjalan sejak Pukul 03.45 WIB…
                        Bandung

    5 Kala KRL Rangkasbitung Jadi “Pasar” Berjalan sejak Pukul 03.45 WIB… Bandung

    Kala KRL Rangkasbitung Jadi “Pasar” Berjalan sejak Pukul 03.45 WIB…
    Tim Redaksi
    LEBAK, KOMPAS.com
    – Waktu menunjukkan pukul 03.45 WIB ketika peron Stasiun Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mulai dipenuhi langkah-langkah kecil penumpang. Mereka membawa keranjang, kantong besar, dan harapan agar dagangan hari ini habis terjual.
    Kereta Rel Listrik (KRL) pertama tujuan Tanah Abang sudah menunggu jadwal keberangkatan. Mayoritas penumpangnya bukan pekerja kantoran, melainkan pedagang kecil yang mengandalkan perjalanan dini hari ini untuk mencari nafkah.
    Satu di antaranya adalah Ida (53), warga Catang, Kabupaten Serang. Bersama sembilan rekannya, ia tiba sejak pukul 03.30 WIB. Tujuan mereka berbeda-beda, tetapi semangatnya sama, yakni berjualan di Jakarta.
    “Ada yang turun di Palmerah, Kebayoran, Angke. Saya turun di Tenjo,” kata Ida kepada
    Kompas.com
    , Kamis (14/8/2025), di gerbong ketiga.
    Ida mempersiapkan sendiri dagangannya yang antara lain lemang, lupis, emping, nasi merah, hingga sayur matang sebelum tidur. Pukul 01.30 dini hari, ia sudah bangun, naik ojek, lalu menuju stasiun.
    Ida tak boleh ketinggalan kereta pertama karena menurutnya hanya keberangkatan itu yang memperbolehkan pedagang naik. Kereta berikutnya lebih padat penumpang umum sehingga pedagang dilarang naik.
    “Kalau ketinggalan kereta pertama, sudah gak boleh naik. Cuma kereta ini yang boleh untuk pedagang,” ujarnya.
    Pedagang lain, Muksin (60), datang dari Kecamatan Sajira, sekitar 40 kilometer dari Rangkasbitung, membawa dua empong pete hasil panen. Setiap empong berisi sekitar seratus papan pete. Meski panen kali ini sedikit, ia tetap berangkat karena pelanggan di pasar pagi Kebayoran sudah menunggu.
    “Kalau kesiangan nanti sampai Kebayoran juga telat, pasar sudah sepi, pelanggan pada nyarinya pagi,” katanya.
    Pemberhentian di Stasiun Maja menambah sesak gerbong. Puluhan pedagang naik dengan keranjang besar. Tati (47), pedagang yang sudah bertahun-tahun berjualan ke Jakarta sejak era kereta diesel, mengenang perbedaan aturan.
    “Kalau zaman dulu kita mau berangkat jualan masih di kereta saja sudah banyak yang beli, kalau sekarang gak boleh, dilarang dijual di kereta,” kata Tati.
    Meski begitu, pedagang tetap bisa bertukar barang di dalam kereta, dilakukan secara singkat dan tenang agar tak mengganggu penumpang lain.
    “Misalnya saya bawa banyak keripik pisang, teman saya gak bawa, kita tukeran dengan barang lain, ambil dari keranjang lalu simpan di keranjang sendiri, sudah saling mengerti,” ujarnya.
    Menjelang fajar, pedagang turun satu per satu di stasiun tujuan, bersiap menghadapi hari. KRL pukul 04.00 itu bukan sekadar transportasi, melainkan urat nadi ekonomi rakyat kecil yang berdenyut dari peron Rangkasbitung, Maja, hingga Tenjo.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas Megapolitan 11 Agustus 2025

    Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Wali Kota Depok Supian Suri menargetkan perbaikan turap jebol Kali Angke di dekat Perumahan Villa Pamulang, Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok, bisa selesai secepatnya.
    Tenggat pengerjaan dikebut karena dikhawatirkan akan ada kiriman air susulan sebelum turap kembali terpasang.
    “Ya memang (soal tenggat selesai) ada dua hal yang kita pertimbangkan. Pertama, kalau tadi dari sisi kecepatan berharapnya lebih cepat sehingga tadi ada kiriman lanjutan kita sudah bisa siap, enggak terulang lagi kondisi ini,” ucap Supian kepada wartawan di lokasi, Senin (11/8/2025).
    Namun, ia menegaskan bahwa percepatan perbaikan tetap harus dibarengi dengan kualitas pengerjaan yang baik agar turap tidak kembali jebol.
    “Saya tetap harus minta kualitas yang bagus daripada buru-buru terus akhirnya jebol-jebol juga. Hal ini yang saya minta banget kepada teman-teman dari PUPR, khususnya SDA benar-benar bisa membuat turap ini kuat dari kondisi yang sebelumnya,” ujar Supian.
    Supian mengatakan, penegasan ini didasari hasil tinjauannya di lokasi banjir.
    Titik tanggul yang jebol ternyata sudah pernah diperbaiki sebelumnya, tetapi kembali rusak karena tekanan air yang tidak mampu ditahan.
    “(Jebol) di titik yang sama ini berarti kan memang ada kekuatan air yang lebih (besar) dorongannya, dibanding di titik-titik yang lain,” ujar Supian.
    Akibatnya, sebanyak 9 RT atau 485 kepala keluarga (KK) terendam banjir akibat turap jebol pada Minggu (10/8/2025) pagi. Ketinggian air saat itu mencapai 150–180 sentimeter.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , Supian datang didampingi Lurah Pondok Petir, Camat Bojongsari, dan sejumlah warga terdampak. Ia memeriksa turap sepanjang 25 meter yang jebol, kemudian meninjau dapur umum yang disiapkan warga.
    Saat ini, genangan air sudah surut. Namun, banjir meninggalkan endapan lumpur setebal 5-6 sentimeter di rumah warga, teras, dan jalan sekitar.
    Dua unit mobil pemadam kebakaran terlihat membantu warga untuk proses pembersihan lumpur di lokasi.
    Warga bekerja secara gotong royong, menggunakan sapu air dan air bersih untuk membersihkan teras serta mencuci ulang barang-barang yang terkena lumpur.
    Beberapa warga juga memanfaatkan cuaca cerah untuk menjemur kasur busa yang sempat terendam banjir.
    Hingga saat ini, para warga masih terus gotong royong membersihkan lumpur dengan bantuan dinas Pemkot Depok.
    Di dekat lokasi, puing-puing turap yang jebol masih berserakan. Potongan beton setebal sekitar 20 sentimeter ini tergeletak di tanah, memperlihatkan aliran Kali Angke yang deras.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Walkot Depok Bakal Kebut Perbaikan Turap Pondok Petir Depok, Minta Prioritaskan Kualitas
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Tanggul Kali Angke Jebol di Depok, 485 Keluarga Kebanjiran Megapolitan 11 Agustus 2025

    Tanggul Kali Angke Jebol di Depok, 485 Keluarga Kebanjiran
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Sebanyak sembilan rukun tetangga (RT) atau 485 keluarga di Perumahan Villa Pamulang, Kelurahan Pondok Petir, Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, terdampak banjir akibat jebolnya tanggul Kali Angke pada Senin (11/8/2025).
    Wali Kota Depok Supian Suri menyampaikan hal tersebut saat meninjau lokasi kejadian pada Senin siang. Ia memantau langsung kondisi turap yang jebol sekaligus berdialog dengan warga terdampak.
    “Itu yang kemarin menjadi penyebab (banjir) akhirnya lingkungan 9 RT ya, terdampak di sini (Pondok Petir),” kata Supian kepada wartawan, Senin.
    Menurut Supian, banjir cepat meluas karena lokasi perumahan berada di titik terendah aliran air. Ketika tanggul jebol, limpasan air langsung masuk ke permukiman warga.
    Pemerintah Kota Depok kini memprioritaskan perbaikan tanggul dengan membangun turap permanen di titik rawan jebol akibat tekanan debit air dari hulu.
    “(Solusi) ya turapnya kami segera perbaiki dan saya minta lebih permanen kalau melihat dari (kondisi) tadi. Sebetulnya ini kan bukan tendangan air kuat, ini hanya lintasan,” ujarnya.
    “Tapi memang itu pun ternyata masih jebol, jadi memang harus sangat diperkuat dinding turap kita nantinya,” lanjut Supian.
    Ia menargetkan pembangunan turap permanen selesai secepat mungkin sebelum musim hujan tiba dan air kiriman datang kembali.
    Berdasarkan pantauan
    Kompas.com
    , Supian datang didampingi Lurah Pondok Petir, Camat Bojongsari, serta sejumlah warga. Ia memeriksa turap sepanjang 25 meter yang jebol, kemudian meninjau dapur umum yang disiapkan warga.
    Saat ini, genangan air sudah surut. Namun, banjir meninggalkan endapan lumpur setebal 5–6 sentimeter di rumah warga, teras, dan jalan sekitar.
    Dua unit mobil pemadam kebakaran terlihat membantu warga membersihkan lumpur dengan alat seadanya.
    Warga bekerja secara gotong royong, menggunakan sapu air dan air bersih untuk membersihkan teras, serta mencuci ulang barang-barang yang terkena lumpur.
    Beberapa warga juga memanfaatkan cuaca cerah untuk menjemur kasur busa yang terendam banjir.
    Di dekat lokasi, puing-puing turap yang jebol masih berserakan. Potongan beton setebal sekitar 20 sentimeter itu tergeletak di tanah, memperlihatkan aliran Kali Angke yang deras.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Agustus 2025

    Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir Megapolitan 11 Agustus 2025

    Turap di Pondok Petir Depok Sudah Dua Kali Jebol Sebabkan Banjir
    Tim Redaksi
    DEPOK, KOMPAS.com –
    Warga menyebut turap Kali Angke di dekat Perumahan Villa Pamulang, Pondok Petir, Bojongsari, Kota Depok, sudah dua kali jebol.
    Warga bernama Harianto (60) yang sudah menempati rumahnya sejak 2006 mengatakan turap terbaru jebol sebabkan rumah warga terendam banjir pada Minggu (10/8/2025).
    “Pokoknya terakhir (banjir) gini ya itu tiga tahun lalu, turap yang jebol itu sebenarnya baru dibangun,” ucap Harianto kepada Kompas.com di lokasi, Senin (11/8/2025).
    Ia menyebutkan, banjir pertama kali terjadi di rumahnya pada 2013 dan setelahnya banjir kerap meluap beberapa kali.
    Biasanya, Harianto dan tetangga lingkungan berkomunikasi dengan pihak perumahan dekat hulu sungai jika ketinggian air sudah mulai meninggi.
    “Patokan di Bilabong, kalau air sudah sentuh jembatan (dekat perumahan mereka) kita pasti kena banjir. (Kita) ada koordinasi soal itu,” ujar Harianto.
    Lalu, banjir dari bagian turap jebol selalu berada di titik yang sama dengan ketinggian air mencapai 180 sentimeter.
    “Di dekat turap bisa 180 sentimeter, kalau air di rumah saya tuh ada setinggi dada saya atau 150 sentimeter,” ujar Harianto.
    Oleh karena itu, Harianto berharap perbaikan turap permanen sehingga banjir tidak lagi separah hari ini.
    Berdasarkan pemantauan Kompas.com dari lokasi, air tidak lagi menggenang rumah warga di sepanjang jalan dekat turap.
    Namun banjir meninggalkan endapan lumpur mencapai ketebalan 5-6 sentimeter.
    Lumpur sisa banjir itu tampak mengotori seisi rumah, teras, hingga jalanan.
    Sebanyak dua mobil Damkar berada di lokasi, beriringan dengan warga yang tengah membersihkan lumpur menggunakan alat seadanya.
    Kebanyakan warga fokus membersihkan lumpur di area teras rumah menggunakan sapu air, sambil sesekali menyiram dengan air bersih.
    Lalu, sebagian warga lainnya tampak mencuci ulang barang-barang pribadinya yang terlihat ikut terkena lumpur.
    Saat matahari terlihat cerah, beberapa warga mencoba menggunakan kesempatan itu untuk menjemur kasur busa yang tampaknya bekas terendam banjir.
    Hingga saat ini, para warga masih terus gotong royong membersihkan lumpur dengan bantuan dinas Pemkot Depok.
    Di samping itu, puing turap yang jebol masih berserakan di dekat lokasi.
    Diperkirakan, turap yang memiliki tebal sekitar 20 sentimeter ini tergeletak di tanah dan memperlihatkan aliran deras Kali Angke.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Warga Perumahan Villa Pamulang Depok Nelangsa Kerap Dihantui Banjir Luapan Kali Angke

    Liputan6.com, Jakarta Pagi yang cerah menjadi secercah harapan ratusan warga RW 12 Perumahan Villa Pamulang Pondok Petir, Bojongsari, Depok. Musababnya, hujan deras yang terjadi pada Sabtu (9/8) malam, diperparah jebolnya tanggul kali Angke, menyebabkan terjadinya banjir.

    Terlihat di setiap sudut rumah, warga membersihkan rumahnya yang terdampak banjir dari kotoran yang hanyut terbawa air bercampur tanah. Tidak sedikit barang perlengkapan rumah tangga seperti karpet, bangku, meja dan lemari, harus dibersihkan dan dijemur akibat terdampak banjir.

    Salah seorang warga, Ari mengatakan, banjir di Villa Pamulang sudah terjadi sejak Sabtu (9/8) malam, Minggu pagi air sempat surut namun pada menjelang sore air kembali meninggi. Kali Angke yang berada di sebelah perumahan tidak dapat menampung tingginya debit air, sehingga merusak tanggul yang berbatasan langsung dengan perumahan.

    “Banjir karena ada tanggul yang jebol, air langsung masuk ke perumahan, ada ratusan warga yang terdampak,” ujar Ari saat ditemui Liputan6.com, sambil membersihkan karpetnya yang kotor, Senin (11/8).

    Ari mengenang saat air memasuki perumahannya sudah terjadi sejak kemarin. Secara perlahan namun pasti, luapan air kali Angke langsung memenuhi area tempat tinggalnya dengan ketinggian mencapai 60 sentimeter.

    “Kalau di sini ketinggian air sekitar 60 sentimeter, kalau yang ke arah tanggul jebol itu bisa mencapai satu setengah meter,” jelas Ari sambil mempraktikkan ketinggian air menggunakan anggota tubuhnya.

    Setiap hujan, Ari bersama keluarga merasa cemas akan terjadinya banjir yang sudah beberapa kali dialaminya, semenjak tinggal di Villa Pamulang. Menurutnya, banjir di Villa Pamulang diakibatkan tanggul yang jebol maupun luapan air Kali Angke.

    “Kalau banjir pasti ada tanggul yang jebol, kalau luapan air tidak terlalu parah, karena ada mesin pompa air,” ucap Ari.

    Ari meminta Pemerintah Kota Depok dapat segera tanggap memperbaiki tanggul yang jebol. Selain itu, Pemerintah Kota Depok dapat mencari solusi mencegah wilayah Villa Pamulang tidak terdampak banjir dari aliran Kali Angke.

    “Dari pada bangun stadion, lebih baik Pemerintah Kota Depok membangun embung, sebagai langkah antisipasi dampak banjir,” pinta Ari yang telah memiliki dua orang anak.

    Sementara, Lurah Pondok Petir, Rengga Nugraha telah berkoordinasi dengan dinas terkait untuk penanganan banjir di RW12 Villa Pamulang. Rengga mengakui, banjir Perumahan Villa Pamulang disebabkan adanya tanggul yang jebol.

    “Saya sudah turun langsung melihat dan membersihkan area tanggul yang jebol, menyebabkan terjadinya banjir,” ujar Rengga.

    Rengga telah meminta warga yang terdapat banjir dan rumahnya belum dapat ditempati, untuk sementara mengungsi ke lokasi yang dinilai aman dari banjir dan layak. Namun terdapat beberapa warga yang memilih tetap bertahan di rumahnya.

    “Kami terus berkoordinasi dengan dinas terkait untuk meminta bantuan logistik dan kesehatan sesuai harapan warga terdampak banjir,” pungkas Rengga.

  • 4 Kelurahan di Jaktim Sempat Banjir, Kini Surut Sepenuhnya
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        10 Agustus 2025

    4 Kelurahan di Jaktim Sempat Banjir, Kini Surut Sepenuhnya Megapolitan 10 Agustus 2025

    4 Kelurahan di Jaktim Sempat Banjir, Kini Surut Sepenuhnya
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Banjir yang sempat melanda sejumlah wilayah Jakarta Timur telah surut sepenuhnya pada Minggu (10/8/2025) siang.
    Kepala Satgas Korwil Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Jakarta Timur, Ali, menyebut, banjir disebabkan luapan Kali Ciliwung, menyusul naiknya tinggi muka air (TMA) di Pos Angke Depok pada Sabtu (9/8/2025) malam.
    “Pada pukul 19.00 WIB, TMA di PA Depok tercatat naik hingga 250 cm dengan status Siaga 3 akibat hujan gerimis. Namun, kondisi kembali normal pada pukul 22.00 WIB dengan TMA turun ke 190 cm (Siaga 4),” ujar Ali dalam laporan yang diterima
    Kompas.com
    , Minggu.
    Beberapa lokasi yang sempat terendam banjir, yakni:
    1. Kelurahan Cililitan
    2. Kelurahan Cawang
    3. Kelurahan Bidara Cina
    4. Kelurahan Kampung Melayu
    Ali menegaskan, tidak ada korban jiwa maupun kerusakan akibat banjir ini.
    Selain itu, tidak ditemukan kejadian kebakaran, pohon tumbang, longsor, bangunan rubuh, maupun kecelakaan besar lainnya yang dipicu banjir atau hujan deras. 
    “Situasi saat ini sudah kembali normal dan kami terus melakukan pemantauan di lapangan,” tutupnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemprov Jakarta dan Kementerian Perumahan Bentuk Tim Kecil, Bahas Rumah Subsidi hingga TOD
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        8 Agustus 2025

    Pemprov Jakarta dan Kementerian Perumahan Bentuk Tim Kecil, Bahas Rumah Subsidi hingga TOD Megapolitan 8 Agustus 2025

    Pemprov Jakarta dan Kementerian Perumahan Bentuk Tim Kecil, Bahas Rumah Subsidi hingga TOD
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta bersama Kementerian Perumahan dan Permukiman sepakat membentuk tim kecil guna mempercepat kerja sama di sektor perumahan dan permukiman.
    Tim gabungan ini akan merumuskan langkah-langkah konkret untuk menjalankan berbagai program prioritas. Di antaranya pembangunan rumah subsidi, penataan kawasan kumuh, serta pengembangan kawasan berbasis transportasi massal atau Transit Oriented Development (TOD).
    Kesepakatan tersebut dicapai saat Menteri Perumahan dan Permukiman Maruar Sirait bertemu dengan Gubernur Jakarta Pramono Anung di Balai Kota, Jumat (8/8/2025).
    “Beliau (Menteri Maruar) menawarkan berbagai program yang tentunya sangat bermanfaat, berguna bagi Jakarta berkaitan dengan pemukiman, penataan kawasan kumuh, TOD, suku subsidi bunga, rumah subsidi,“ ucap Pramono, Jumat.
    Ia menambahkan, kerja sama ini akan segera direalisasikan dalam waktu dekat.
    “Kami beri waktu dua bulan, mudah-mudahan segera bisa bekerja mengkonkritkan apa yang bisa dikerjakan bersama-sama,” lanjut Pramono.
    Sementara itu, Menteri Maruar, yang akrab disapa Ara, menyampaikan, sinergi antara pusat dan daerah sudah terbangun dalam berbagai program sebelumnya.
    Beberapa di antaranya pemindahan warga dari kolong jembatan ke rumah susun, inisiatif CSR untuk kampung nelayan di Muara Angke, serta penanganan rusun Pasar Rumput.
    “Kita juga sudah renovasi Wisma Atlet, dan menyusul lagi ada ribuan unit yang akan direnovasi. Kita akan koordinasikan dengan Setneg agar bisa dimanfaatkan,” kata Ara.
    Ara juga menyampaikan Jakarta akan menjadi kota pertama yang mendapat sosialisasi Kredit Usaha Rakyat (KUR) perumahan.
    Program nasional yang digagas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto ini menyediakan dana sekitar Rp130 triliun dengan skema subsidi bunga.
    “Saya pikir ini program pertama kali sepanjang sejarah Indonesia ada KUR perumahan. Jadi ini sayang kalau tidak dimanfaatkan oleh rakyat Jakarta dan kalangan dunia usaha di Jakarta,” kata Ara.
    Tim kecil ini akan dipimpin oleh perwakilan dari kedua instansi.
    Melalui kolaborasi pusat dan daerah, kedua pihak berharap program perumahan tidak hanya memperbaiki kualitas hunian, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi lewat penciptaan lapangan kerja dan pergerakan industri sektor perumahan.
    “Jadi ini akan betul-betul mendongkrak pertumbuhan ekonomi,” ungkap Ara.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.