kab/kota: Angke

  • Banjir Rob di Jakut Bikin KRL Ibarat Naik Wahana Air

    Banjir Rob di Jakut Bikin KRL Ibarat Naik Wahana Air

    Banjir rob masih menggenangi sejumlah wilayah di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut). Sejumlah warga memilih tetap bertahan di rumah bertingkat saat banjir rob menggenangi wilayah tempat tinggal mereka.

    Pantauan detikcom, Rabu (18/12/2024), sore di wilayah RT 12 RW 22 Muara Angke, banjir rob masih terjadi dengan ketinggian sekitar 50 sentimeter (cm). Warga terpaksa berdesak-desakan di lantai 2 rumahnya saat banjir belum surut.

    Seorang warga Eriyanti (37) mengatakan banjir rob melanda rumahnya sejak lima hari lalu. Air kerap meluap pada pagi hari, kemudian mulai surut pada malam menjelang tidur.

    “(Kalau tidur) di (lantai) atas, tapi kan nggak muat, susah. Ada mertua, ponakan, anak dua, sama suami. Ngumpul semua. Jadi, kalau malam, udah mulai surut, baru kita kuras yang dalamnya,” kata Eriyanti saat ditemui di rumahnya, Rabu (18/12/2024).

    Pada sore tadi, rumah Eriyanti masih tergenang banjir rob. Dia menceritakan aktivitas bersih-bersih rumah dilakukan keluarganya saat banjir rob mulai surut jelang malam.

    Kemudian air kembali meluap pada pagi saat Eriyanti sekeluarga hendak melakukan aktivitas.

    “Malem doang (surutnya) pas mau tidur, entar paginya naik lagi, banjir lagi. Jam 8 malam sampai jam 8 pagi udah naik lagi. Dari pinggiran rumah mulai ngerembes lagi,” kata Eriyanti, yang dikenal dengan panggilan Mama Niki di lingkungannya.

    Menurutnya, banjir rob tahun ini masih ‘lebih baik’ dibanding tahun lalu, di mana air rob kerap datang pada pukul 21.00 WIB.

    (rdp/rdp)

  • Pembangunan Tanggul Pantai di Jakarta Molor, Target Rampung Jadi 2030 – Page 3

    Pembangunan Tanggul Pantai di Jakarta Molor, Target Rampung Jadi 2030 – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Pembangunan tanggul pantai sebagai bagian dari proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) Fase A di wilayah pesisir Jakarta mundur dari target 2028 menjadi 2030. Tanggul pantai dibangun guna mengatasi banjir rob di pesisir Jakarta.

    Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Ika Agustin Ningrum menyebut, ada dua tantangan utama yang menyebabkan molornya penyelesaian proyek tanggul pantai. Dua tantangan itu meliputi, proses pengadaan barang dan jasa dan kebutuhan untuk koordinasi intensif dengan masyarakat nelayan di kawasan pesisir.

    “Awalnya, target NCICD Fase A, baik yang dilakukan Pemprov DKI maupun Kementerian PU, direncanakan selesai pada 2028. Namun, kami harus memastikan infrastruktur ini tidak hanya efektif dalam mengendalikan banjir, tetapi juga mengakomodasi kebutuhan para nelayan di pesisir,” kata Ika dalam keterangan tertulis, Rabu (18/12/2024).

    Ika menyampaikan, salah satu perhatian utama dalam pembangunan tanggul adalah lokasi tambatan kapal yang digunakan para nelayan. Dinas SDA Jakarta berupaya agar desain tanggul tidak menghalangi alur pelayaran dan tetap memungkinkan nelayan untuk dengan mudah membawa hasil tangkapan ikan ke daratan.

    “Koordinasi ini melibatkan Dinas KPKP, agar kebutuhan nelayan dapat diakomodasi, mulai dari lokasi tambatan kapal hingga fasilitas pendukung lainnya,” kata Ika.

    Menurut Ika, desain tanggul harus melalui proses peninjauan ulang dengan mempertimbangkan masukan dari masyarakat. Sejauh ini, koordinasi telah dilakukan di sejumlah wilayah, meskipun masih ada beberapa titik yang memerlukan penyesuaian.

    “Masukan dari warga, khususnya para nelayan, menjadi input penting bagi kami dalam mendesain tanggul yang akan dibangun,” ucapnya.

    Sebagai informasi, proyek NCICD Fase A mencakup pembangunan tanggul sepanjang 39 kilometer. Data terbaru, 17,1 kilometer telah dibangun oleh Kementerian PU dan 8,5 kilometer oleh Pemprov DKI Jakarta.

    Sisanya, masih terdapat 13,4 kilometer (km) tanggul yang belum selesai. Lokasi yang belum terbangun ini mencakup area kritis seperti Muara Angke, Pantai Mutiara, Ancol Barat dan kawasan Sunda Kelapa, yang kerap terdampak rob.

     

  • Sejumlah posko Natal dan Tahun Baru mulai dibuka di Terminal Kalideres

    Sejumlah posko Natal dan Tahun Baru mulai dibuka di Terminal Kalideres

    Posko pengamanan terpadu Terminal Kalideres, Jakarta Barat untuk Natal dan Tahun Baru mulai operasional hari ini, Rabu (18/12/2024). ANTARA/Risky Syukur

    Sejumlah posko Natal dan Tahun Baru mulai dibuka di Terminal Kalideres
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Rabu, 18 Desember 2024 – 17:04 WIB

    Elshinta.com – Posko pengamanan terpadu, posko kesehatan serta posko pengecekan keselamatan kendaraan (ramp-check) selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Terminal Kalideres, Jakarta Barat, mulai dibuka pada Rabu.

    “Terminal Kalideres dalam rangka angkutan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025. Mula hari ini, tanggal 18 Desember 2024, itu semua posko sudah berfungsi.ungkap Kepala Terminal Kalideres Revi Zulkarnaen di terminal tersebut.

    Revi menyebut bahwa posko-posko tersebut akan dibuka sampai 5 Januari 2025. “Semua posko dibuka sampai dengan 5 Januari 2025,” ungkap Revi.

    Untuk posko pengamanan terpadu, pihaknya dibantu oleh sejumlah instansi, seperti Mabes Polri, Polda Metro Jaya, Polres Metro Jakarta Barat dan Polsek Kalideres.

    “Kemudian dari TNI kita dibantu dari Kodim Jakarta Barat, Koramil Kalideres, termasuk pihak lain seperti Dinas Pemadam Kebakaran, Satpol PP, Sudin Sosial,” tutur Revi.

    Sedangjan untuk “ramp-check”, pihaknya dibantu oleh Pengujian Kendaraan Bermotor Dishub DKI Jakarta Kedaung Angke.

    Kemudian untuk posko kesehatan, pemeriksaan kesehatan pengemudi, pihaknya dibantu oleh Badan Narkotika Nasional Provinsi (BNNP) DKI, Dinas Kesehatan DKI Jakarta. “Sudin Kesehatan Jakarta Barat dan Puskesmas se-Jakarta Barat,” katanya.

    Semuanya posko, kata dia, sudah operasional sejak Rabu hingga 5 Januari 2025.

    Sumber : Antara

  • Dishub DKI Siapkan 4 Terminal Utama dan 3 Terminal Cadangan saat Masa Libur Nataru, Cek Lokasinya!

    Dishub DKI Siapkan 4 Terminal Utama dan 3 Terminal Cadangan saat Masa Libur Nataru, Cek Lokasinya!

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Dionisius Arya Bima Suci

    TRIBUNJAKARTA.COM, GAMBIR – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta memastikan telah menyiapkan empat terminal utama tiga terminal bantuan selama masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2025.

    Adapun, masa angkutan Natal dan Tahun Baru 2025 ini bakal dimulai 19 Desember hingga 5 Januari mendatang.

    “Empat terminal utama itu pertama adalah Terminal Terpadu Pulo Gebang, kedua adalah Terminal Kampung Rambutan, kemudian Terminal Kalideres, dan keempat adalah Terminal Tanjung Priok,” ucapnya di Balai Kota Jakarta, Rabu (18/12/2024).

    Kemudian, tiga terminal tambahan lainnya berada di Terminal Muara Angke untuk melayani penumpang di Jakarta Utara, kemudian Terminal Grogol di Jakarta Barat, dan Terminal Lebak Bulus di Jakarta Selatan.

    Syafrin bilang, ribuan petugas bakal disiagakan di ketujuh terminal ini guna memastikan keamanan dan kenyamanan pengguna bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP).

    “Untuk jajaran Dishub sudah disiapkan sekitar 2.700 personel untuk pengamanan selama masa angkutan Natal dan tahun baru,” ujarnya.

    Di masing-masing terminal ini, Dishub DKI juga telah menyiapkan ratusan hingga ribuan unit bus untuk mengangkut masyarakat yang ingin menuju sejumlah wilayah di Pulau Jawa dan Sumatera.

    Rinciannya, sebanyak 1.010 bus dari 15 perusahaan angkutan atau otobus disiapkan di Terminal Pulo Gebang.

    Kemudian, Terminal Kampung Rambutan disiapkan sebanyak 1.175 bus dari 136 perusahan otobus dan di Terminal Kalideres ada 567 dan dari 151 perusahan otobus.

    “Selanjutnya di Terminal Tanjung Priok ada 94 unit bus yang dilayani oleh 25 perusahaan otobus,” kata Syafrin.

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

     

  • Banjir Rob Masih Rendam Kawasan Muara Angke Jakut, Warga Masih Memilih Tak Mengungsi – Halaman all

    Banjir Rob Masih Rendam Kawasan Muara Angke Jakut, Warga Masih Memilih Tak Mengungsi – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bencana alam banjir rob masih merendam di kawasan Pelabuhan Muara Angke tepatnya di Jalan Dermaga Ujung 2 Blok Empang Muara Angke, Jakarta Utara (Jakut) pada Rabu (18/12/2024).

    Pantauan Tribunnews.com, debit ketinggian air di kawasan tersebut beragam mulai dari 20 centimeter hingga 90 centimeter.

    Namun, terlihat warga masih memilih untuk bertahan di rumahnya masing-masing dan tidak mengungsi.

    Berbagai alasan dari warga yang tidak memilih mengungsi yang salah satunya karena menjaga barang-barang berharga di rumahnya.

    “Iya saya pilih bertahan di rumah aja. Ga ngungsi. Ini jagain barang-barang di rumah, takut dimalingin,” kata Sarti (46) saat ditemui, Rabu.

    Dia mengatakan bencana alam yang kerap terjadi setiap tahunnya ini memang menjadi penghambat untuk warga sekitar dalam menjalai aktivitas sehari-hari.

    Bahkan, anak Sarti, sudah tidak sekolah selama banjir rob merendam kawasan rumahnya.

    “Iya ini apa-apa susah banget. Paling itu naik perahu karet kalau mau ke depan,” tuturnya.

    Sementara warga lainnya bernama Ilham (33), mengatakan jika debit air ini mulai merendam sejak pukul 09.00 WIB. Biasanya, dari pukul 11.00-14.00 WIB, air semakin meninggi dan mulai surut menjelang malam hari.

    “Ini tuh gini, kalau jam segini mulai naik (airnya). Nanti malam baru kering. Besoknya begitu lagi,” jelasnya.

    Lebih lanjut, dia meminta agar pemerintah segera memberikan solusi terkait ini meski memang banjir rob tidak bisa dihindarkan karena faktor alam.

    “Ya kalau nasi kotak aja masih dapat. Tapi kalau yang lain (sembako dan lain-lain) belum,” ungkapnya.

    Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga di pesisir Jakarta untuk tetap waspada akan bencana alam banjir rob hingga akhir tahun 2024 ini.

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi banjir rob akan semakin tinggi sekira tanggal 20 Desember 2024 mendatang.

    Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan ia sudan siagakan alat darurat seperti perahu karet atau sekoci dan lainnya.

    “Apabila terjadi keadaan bencana atau darurat, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112,” imbuhnya.

    BPBD DKI Jakarta telah berupaya menangani banjir rob di kawasan pesisir utara, terutama di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ancol, dan sekitarnya. 

    Isnawa Adji menjelaskan, banjir rob tersebut disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi beberapa hari terakhir.

    Selain itu, kata Isnawa, faktor lain karena penurunan tanah (land subsidence) serta perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan laut.

    Penanganan banjir yang sudah dilakukan berupa pembangunan Infrastruktur Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Peningkatan Sistem Drainase dan Normalisasi Sungai, Pembangunan Waduk dan Sistem Penampungan Air, Pembangunan Sumur Resapan dan Pengelolaan Air Tanah, Sistem Peringatan Dini dan Monitoring, Pendidikan dan Sosialisasi kepada Masyarakat, Relokasi dan Penataan Kawasan, serta kolaborasi dengan pihak swasta.

    Menurut Isnawa, pengambilan air tanah yang berlebihan mengakibatkan penurunan permukaan tanah dan banjir rob di Pesisir Utara.

    Oleh karena itu, Isnawa menyatakan perlu dilakukan perubahan signifikan dalam pengelolaan sumber daya air di Jakarta.

    “Adapun tantangan besar selanjutnya adalah kenaikan permukaan laut dan perubahan iklim. Kondisi air laut yang semakin tinggi meningkatkan frekuensi dan intensitas banjir rob,” jelas Isnawa.

  • Banjir Rob Genangi 3 RT di Marunda Pulo, Rumah Si Pitung Terendam
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 Desember 2024

    Banjir Rob Genangi 3 RT di Marunda Pulo, Rumah Si Pitung Terendam Megapolitan 17 Desember 2024

    Banjir Rob Genangi 3 RT di Marunda Pulo, Rumah Si Pitung Terendam
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com

    Banjir rob
    kembali merendam ratusan rumah di Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara, Selasa (17/12/2024).
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, ada sekitar 3 RT yang terendam di wilayah ini, yakni RT 01, RT 02, RT 03.
    Ketiga RT ini berada di RW 07, Kelurahan Marunda, Kecamatan Cilincing, Jakarta Utara.
    Ketinggian
    banjir rob
    hari ini bervariasi, mulai dari 20-40 sentimeter.
    Sebagian jalan yang terhubung ke rumah warga juga ikut terendam banjir.
    Alhasil, banyak warga yang harus berhati-hati saat hendak melintas.
    Bukan hanya rumah warga, Situs Rumah Si Pitung juga ikut terendam banjir siang ini.
    Petugas BPBD Jakarta Utara Sofian, menjelaskan, sudah empat hari ini banjir pesisir merendam wilayah Marunda Pulo.
    “Untuk titik tertinggi air maksimal di jam 10.00 WIB, sementara banjir mulai masuk sekita pukul 6.00 WIB, dengan ketinggian rata-rata 20-40 cm,” kata Sofian saat diwawancarai di lokasi, (17/12/2024).
    Sedangkan warga bernama Sobri (52) mengatakan, banjir rob sudah sering terjadi di Marunda Pulo.
    Sehingga, warga sudah tidak kaget dengan musibah ini.
    Namun, Sobri berharap pemerintah bisa lebih perhatian kepada warga Marunda Pulo yang menjadi korban
    banjir rob Jakarta
    .
    “Semoga pemerintah perhatiin juga kami warga Marunda Pulo yang terkena banjir hingga memasuki rumah-rumah warga, ” harap Sobri.
    Untuk diketahui, beberapa titik di Jakarta Utara terendam banjir rob dalam beberapa hari pada pertengahan Desember 2024.
    Salah satu titik paling parah yang menjadi langganan banjir rob adalah kawasan Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara.
    Di kawasan ini tergenang banjir rob selama tiga hari berturut-turut.
    Banjir rob Muara Angke ini terjadi sejak Jumat (13/12/2024) hingga Minggu (15/12/2024), dengan ketinggian mulai dari 25 sentimeter hingga satu meter.
    Air rob biasa datang di pagi hari sekitar pukul 06.00-09.00 WIB. Pada siang dan sore hari, air itu akan surut dengan sendirinya.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Banjir Rob, Pengertian, Penyebab, dan Solusinya.

    Banjir Rob, Pengertian, Penyebab, dan Solusinya.

    Jakarta: Banjir rob adalah fenomena di mana air laut meluap dan menggenangi daratan yang lebih rendah dari permukaan laut saat terjadi pasang.

    Fenomena ini kerap terjadi di daerah pesisir dan menjadi masalah serius di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jakarta Utara, Semarang, dan Pekalongan.

    Contoh kasus terbaru terjadi di Muara Angke, Jakarta Utara, yang mengalami banjir rob berkepanjangan pada Desember 2024. Kondisi ini diperparah oleh sistem drainase yang buruk dan penurunan muka tanah yang semakin parah di wilayah tersebut.
     
    Pengertian Banjir Rob
    Secara umum, banjir rob terjadi ketika air laut pasang mencapai daratan rendah di wilayah pesisir. Tidak seperti banjir akibat curah hujan tinggi, banjir rob lebih dipengaruhi oleh faktor pasang surut air laut dan kondisi daratan di sekitar pesisir.

    Banjir rob dapat bersifat rutin, datang pada pagi atau sore hari, dan sering kali terjadi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini membuat penduduk di wilayah pesisir hidup dengan ancaman banjir rob yang berkepanjangan.
     
    Penyebab Banjir Rob
    Berdasarkan Kementerian Kesehatan, banjir rob disebabkan oleh beberapa faktor utama yang saling berkaitan. Berikut adalah penyebab umum terjadinya banjir rob:

    1. Kenaikan Permukaan Air Laut: Perubahan iklim global menyebabkan suhu bumi meningkat, yang berakibat pada mencairnya es di kutub. Akibatnya, permukaan air laut naik dan menggenangi daratan yang lebih rendah.

    2. Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence): Penurunan muka tanah sering terjadi di kota-kota pesisir akibat eksploitasi air tanah berlebih. Wilayah seperti Jakarta Utara mengalami penurunan muka tanah hingga beberapa sentimeter setiap tahun, memperparah risiko banjir rob.

    3. Pasang Surut Air Laut: Pasang surut yang dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari menjadi faktor alamiah utama dalam fenomena banjir rob. Pada saat air laut pasang tinggi, daratan rendah lebih mudah tergenang.

    4. Abrasi Pantai: Erosi pantai akibat gelombang laut dan kurangnya upaya perlindungan pesisir mengurangi kemampuan pantai untuk menahan air laut. Hal ini membuat air laut lebih mudah masuk ke daratan.

    5. Hujan Lebat dan Drainase yang Buruk: Curah hujan tinggi yang dikombinasikan dengan sistem drainase yang buruk memperlambat aliran air ke laut. Ketika hal ini bersamaan dengan pasang air laut, banjir rob menjadi lebih parah.

    6. Angin Kencang dan Gelombang Pasang: Faktor eksternal seperti angin kencang, gelombang tinggi, dan badai di laut dapat mendorong air laut menuju daratan, meningkatkan intensitas banjir rob.
     
    Solusi Mengatasi Banjir Rob
    Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan langkah-langkah strategis, di antaranya:

    1. Pembangunan Tanggul Laut: Membangun tanggul laut di daerah pesisir dapat membantu menghalangi air laut masuk ke daratan.

    2. Penghijauan dan Restorasi Mangrove: Hutan mangrove berfungsi sebagai benteng alami yang menahan gelombang laut dan mencegah abrasi.

    3. Penghentian Eksploitasi Air Tanah: Penggunaan air tanah berlebih harus dikurangi dengan beralih ke sumber air alternatif seperti air permukaan.

    4. Peningkatan Sistem Drainase: Memperbaiki sistem drainase agar air hujan dapat mengalir lebih cepat ke laut.

    5. Adaptasi Masyarakat: Edukasi masyarakat tentang cara menghadapi banjir rob, termasuk penggunaan teknologi adaptif seperti rumah panggung.

    6. Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat: Pemerintah, pakar lingkungan, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam merumuskan kebijakan mitigasi yang efektif.

    Banjir rob adalah fenomena alam yang semakin sering terjadi akibat kombinasi faktor lingkungan dan aktivitas manusia. Kenaikan permukaan air laut, penurunan muka tanah, dan abrasi pantai menjadi penyebab utamanya.

    Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan teknologi, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat.

    Dengan langkah-langkah tersebut, dampak banjir rob dapat diminimalkan untuk melindungi wilayah pesisir dan penduduknya.

    Baca Juga: 
    Banjir Rob Terjang Situbondo, Puluhan Kampung Nelayan Terendam

    Jakarta: Banjir rob adalah fenomena di mana air laut meluap dan menggenangi daratan yang lebih rendah dari permukaan laut saat terjadi pasang.
     
    Fenomena ini kerap terjadi di daerah pesisir dan menjadi masalah serius di berbagai wilayah di Indonesia, seperti Jakarta Utara, Semarang, dan Pekalongan.
     
    Contoh kasus terbaru terjadi di Muara Angke, Jakarta Utara, yang mengalami banjir rob berkepanjangan pada Desember 2024. Kondisi ini diperparah oleh sistem drainase yang buruk dan penurunan muka tanah yang semakin parah di wilayah tersebut.
     
    Pengertian Banjir Rob
    Secara umum, banjir rob terjadi ketika air laut pasang mencapai daratan rendah di wilayah pesisir. Tidak seperti banjir akibat curah hujan tinggi, banjir rob lebih dipengaruhi oleh faktor pasang surut air laut dan kondisi daratan di sekitar pesisir.
    Banjir rob dapat bersifat rutin, datang pada pagi atau sore hari, dan sering kali terjadi baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Hal ini membuat penduduk di wilayah pesisir hidup dengan ancaman banjir rob yang berkepanjangan.
     
    Penyebab Banjir Rob
    Berdasarkan Kementerian Kesehatan, banjir rob disebabkan oleh beberapa faktor utama yang saling berkaitan. Berikut adalah penyebab umum terjadinya banjir rob:
     
    1. Kenaikan Permukaan Air Laut: Perubahan iklim global menyebabkan suhu bumi meningkat, yang berakibat pada mencairnya es di kutub. Akibatnya, permukaan air laut naik dan menggenangi daratan yang lebih rendah.
     
    2. Penurunan Muka Tanah (Land Subsidence): Penurunan muka tanah sering terjadi di kota-kota pesisir akibat eksploitasi air tanah berlebih. Wilayah seperti Jakarta Utara mengalami penurunan muka tanah hingga beberapa sentimeter setiap tahun, memperparah risiko banjir rob.
     
    3. Pasang Surut Air Laut: Pasang surut yang dipengaruhi oleh gravitasi bulan dan matahari menjadi faktor alamiah utama dalam fenomena banjir rob. Pada saat air laut pasang tinggi, daratan rendah lebih mudah tergenang.
     
    4. Abrasi Pantai: Erosi pantai akibat gelombang laut dan kurangnya upaya perlindungan pesisir mengurangi kemampuan pantai untuk menahan air laut. Hal ini membuat air laut lebih mudah masuk ke daratan.
     
    5. Hujan Lebat dan Drainase yang Buruk: Curah hujan tinggi yang dikombinasikan dengan sistem drainase yang buruk memperlambat aliran air ke laut. Ketika hal ini bersamaan dengan pasang air laut, banjir rob menjadi lebih parah.
     
    6. Angin Kencang dan Gelombang Pasang: Faktor eksternal seperti angin kencang, gelombang tinggi, dan badai di laut dapat mendorong air laut menuju daratan, meningkatkan intensitas banjir rob.
     
    Solusi Mengatasi Banjir Rob
    Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan langkah-langkah strategis, di antaranya:
     
    1. Pembangunan Tanggul Laut: Membangun tanggul laut di daerah pesisir dapat membantu menghalangi air laut masuk ke daratan.
     
    2. Penghijauan dan Restorasi Mangrove: Hutan mangrove berfungsi sebagai benteng alami yang menahan gelombang laut dan mencegah abrasi.
     
    3. Penghentian Eksploitasi Air Tanah: Penggunaan air tanah berlebih harus dikurangi dengan beralih ke sumber air alternatif seperti air permukaan.
     
    4. Peningkatan Sistem Drainase: Memperbaiki sistem drainase agar air hujan dapat mengalir lebih cepat ke laut.
     
    5. Adaptasi Masyarakat: Edukasi masyarakat tentang cara menghadapi banjir rob, termasuk penggunaan teknologi adaptif seperti rumah panggung.
     
    6. Kolaborasi Pemerintah dan Masyarakat: Pemerintah, pakar lingkungan, dan masyarakat perlu bekerja sama dalam merumuskan kebijakan mitigasi yang efektif.
     
    Banjir rob adalah fenomena alam yang semakin sering terjadi akibat kombinasi faktor lingkungan dan aktivitas manusia. Kenaikan permukaan air laut, penurunan muka tanah, dan abrasi pantai menjadi penyebab utamanya.
     
    Untuk mengatasi banjir rob, dibutuhkan solusi komprehensif yang melibatkan teknologi, kebijakan pemerintah, dan partisipasi masyarakat.
     
    Dengan langkah-langkah tersebut, dampak banjir rob dapat diminimalkan untuk melindungi wilayah pesisir dan penduduknya.
     
    Baca Juga: 
    Banjir Rob Terjang Situbondo, Puluhan Kampung Nelayan Terendam
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (WAN)

  • Banjir Rob di Muara Angke Kembali Meluap, Ketinggian Air Capai 60 Cm

    Banjir Rob di Muara Angke Kembali Meluap, Ketinggian Air Capai 60 Cm

    Jakarta

    Banjir rob kembali menggenang kawasan Muara Angke, Jakarta Utara hari ini. Ketinggian air banjir mencapai 60 cm.

    “Untuk kenaikan air rob di wilayah Muara Angke terjadi sekitar pukul 09:00 WIB. Untuk ketinggian air paling tinggi 60 cm,” kata Kasie Pengamanan dan Penyelamatan (Sipammat) Direktorat Samapta Polda Metro Jaya AKP Ali dalam keterangannya, Selasa (17/12/2024).

    Ali mengatakan pemukiman warga tergenang imbas banjir rob yang terjadi. Namun demikian, warga Muara Angke masih memilih bertahan di rumahnya masing-masing.

    “Wilayah yang terdampak banjir, akibat tumpahan air laut yang diakibatkan rob dari dok kapal Muara Angke menuju jalan raya. Untuk masyarakat yang terdampak masih bertahan dikarenakan rumah dari warga yang terdampak sudah lebih tinggi dari air laut yang meluap ke jalan,” ujarnya.

    Ali menambahkan pihaknya melakukan patroli siaga bencana di beberapa kawasan terdampak banjir rob. Pihaknya bersama stakeholder masih melakukan penyedotan air rob untuk mengatasi banjir tersebut.

    “Untuk air yang tumpah ke jalan disedot menggunakan pompa kembali ke laut,” tuturnya.

    (wnv/yld)

  • Pemkot Jakut Siapkan Tiga Langkah untuk Percepat Banjir Rob Surut

    Pemkot Jakut Siapkan Tiga Langkah untuk Percepat Banjir Rob Surut

    Jakarta

    Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Utara (Jakut) terus berupaya mempercepat banjir rob atau banjir pesisir surut. Saat ini banjir rob merendam permukiman di kawasan Muara Angke, Kelurahan Pluit, Penjaringan, Jakarta Utara, pada Senin.

    “Ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Sudin SDA untuk mempercepat turunnya air, khususnya yang terdampak paling parah di Jalan Dermaga Ujung Muara Angke,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Drainase Suku Dinas Sumber Daya Air (Sudin SDA) Jakarta Utara, Yudo Widiatmoko, dilansir Antara, Senin (16/12/2024).

    Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakut berupaya sebaik-baiknya untuk mitigasi air laut terus naik ke daratan. Ada tiga hal yang dilaksanakan untuk mempercepat banjir rob segera surut.

    Pertama, mengoptimalkan kinerja pompa-pompa statis yang ada. Kedua, menyiagakan satgas atau pasukan biru dan ketiga serta menurunkan pompa-pompa bergerak (mobile) di lokasi terjadinya genangan.

    Terakhir, SDA Jakarta Utara menutup tali tali air yang terpengaruh dengan rob untuk menghindari semakin banyaknya iar masuk. Salah satunya dengan meninggikan parafet di sekitar lokasi terdampak.

    Suku Dinas SDA Jakarta Utara juga membuat saluran-saluran baru agar aliran air dapat mengalir lebih optimal.

    (aik/aik)

  • Hari ini sejumlah lokasi di Jakarta Utara terendam banjir rob

    Hari ini sejumlah lokasi di Jakarta Utara terendam banjir rob

    Banjir rob merendam permukiman penduduk di kawasan Muara Angke Pluit Penjaringan pada Senin pagi. ANTARA/Dokumentasi Pribadi

    Hari ini sejumlah lokasi di Jakarta Utara terendam banjir rob
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 16 Desember 2024 – 14:35 WIB

    Elshinta.com – Sejumlah lokasi di Jakarta Utara seperti Muara Angke, Pelabuhan Sunda Kelapa, kawasan Ancol, Jalan RE Martadinata, Kapuk Muara dan lainnya terendam banjir rob atau banjir pesisir pada Senin pagi.

    “Pagi ini banjir kembali terjadi di Muara Angke,” kata seorang warga di Muara Angke Dimas Prasetyo di Jakarta, Senin.

    Ia mengatakan air yang berasal dari laut meluap dan merendam jalan di Dermaga Ujung 1 Muara Angke.

    “Air masuk ke permukiman dan juga ke jalan yang biasa dilalui kendaraan,” kata dia.

    Sementara Ketua RW 22 Muara Angke Bani mengatakan air cukup tinggi merendam permukiman penduduk pagi ini.

    “Pagi ini kembali banjir dan kami sedang mendata warga yang terkena dampak,” kata dia.

    Sebelumnya Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika telah mengeluarkan peringatan dini banjir rob pada pada tanggal 11 Desember – 20 Desember 2024.

    Banjir ini terjadi akibat adanya fenomena pasang maksimum air laut bersamaan dengan fase bulan baru yang berpotensi meningkatkan ketinggian pasang air laut maksimum berupa banjir pesisir (Rob) di wilayah pesisir utara Jakarta. Sebelumnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta menginformasikan status Pintu Air Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara hingga pukul 05.00 WIB siaga dua karena ketinggian airnya 210 sentimeter (cm).

    “Karena itu, mohon antisipasi wilayah yang kemungkinan akan terkena dampak seperti Kamal Muara, Kapuk Muara, Penjaringan, Pluit, Ancol, Kamal, Marunda, Cilincing, dan Kalibaru,” tulis BPBD.

    Sementara itu, saat status siaga dua ini, cuaca Jakarta dan sekitarnya mendung.

    BPBD DKI Jakarta telah melakukan penyebaran informasi melalui media sosial serta pemberitahuan kepada camat dan lurah tentang kenaikan status Pintu Air Pasar Ikan tersebut.

    Sumber : Antara