kab/kota: Angke

  • Ratusan wisatawan tiba di Kepulauan Seribu pada Minggu

    Ratusan wisatawan tiba di Kepulauan Seribu pada Minggu

    Jakarta (ANTARA) – Ratusan wisatawan nusantara dan mancanegara tiba di sejumlah pulau di Kabupaten Kepulauan Seribu, Provinsi DKI Jakarta, pada Minggu.

    “Sebanyak 424 wisatawan mancanegara dan nasional masih terus menyambangi wilayah Kepulauan Seribu selama periode masa libur akhir pekan,” kata Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan di Jakarta, Minggu.

    Ia mengatakan para wisatawan tersebut datang untuk menikmati berbagai wisata yang ada di pulau penduduk, pulau resort serta pulau wisata lainnya.

    “Pada hari ini ada sebanyak 373 wisatawan nusantara dan 51 wisatawan mancanegara yang mengunjungi berbagai wisata yang ada di pulau penduduk, pulau resort serta pulau wisata lainnya,” kata dia.

    Dari sebanyak 424 wisatawan itu yang berangkat dari Dermaga Marina Ancol sebanyak 144 orang dari Dermaga Muara Angke sebanyak 82 orang.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2024

  • Dishub DKI catat kenaikan pergerakan penumpang di tujuh terminal AKAP

    Dishub DKI catat kenaikan pergerakan penumpang di tujuh terminal AKAP

    Jakarta (ANTARA) – Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta mencatat kenaikan signifikan pergerakan penumpang di tujuh terminal layanan antar kota antar provinsi (AKAP) pada momentum musim liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025.

    Ke tujuh terminal AKAP itu meliputi Terminal Pulo Gebang, Terminal Kampung Rambutan, Terminal Kalideres, Terminal Tanjung Priok, Terminal Lebak Bulus, Terminal Angke dan Terminal Grogol.

    “Terjadi kenaikan jumlah penumpang berangkat sebesar 51,60 persen dengan total 5.637 penumpang. Penumpang datang total 2.882 penumpang,” kata Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo di Jakarta, Minggu.

    Di Terminal Kampung Rambutan, tercatat ada 1.508 penumpang yang berangkat dan sebanyak 3.319 penumpang yang datang dengan total kenaikan penumpang sebesar 90,56 persen.

    Di Terminal Kalideres, ada 1.842 penumpang yang berangkat dan sebanyak 545 penumpang yang datang dengan total kenaikan penumpang 77,27 persen.

    Berikutnya, di Terminal Tanjung Priok, tercatat 643 penumpang berangkat dan 342 penumpang datang dengan total penumpang mengalami kenaikan 30,69 persen.

    Di Terminal Lebak Bulus, tercatat ada 632 penumpang yang berangkat dan 115 penumpang yang tiba.
    Dibandingkan periode 12-18 Desember 2024, kenaikan penumpang lewat terminal di Jakarta bagian selatan ini mencapai 469,57 persen.

    Di Terminal Grogol, tercatat ada 302 penumpang yang berangkat dan 58 penumpang yang tiba dengan persentase kenaikan penumpang mencapai 15,07 persen.

    Secara akumulasi, dari tujuh terminal, total ada 5.637 penumpang yang berangkat, naik 51,60 persen dibandingkan periode sebelum masa angkutan Nataru pada 12-18 Desember 2024 yang mencapai 3.718 penumpang.

    Sementara itu, total penumpang yang tiba di Jakarta melalui tujuh terminal mencapai 2.882 penumpang, turun 38,59 persen dibandingkan sebelum masa angkutan Nataru yang mencapai 4.693 penumpang.

    Pewarta: Ade irma Junida
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2024

  • Transjakarta tunda perpanjang waktu operasional di empat terminalIlustrasi

    Transjakarta tunda perpanjang waktu operasional di empat terminalIlustrasi

    Ilustrasi – Bus Transjakarta melayani Koridor 9 dengan jurusan Pinang Ranti-Pluit. (ANTARA/Lia Wanadriani Santosa)

    Transjakarta tunda perpanjang waktu operasional di empat terminalIlustrasi – Bus Transjakarta melaya
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 21 Desember 2024 – 12:31 WIB

    Elshinta.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) menunda perpanjangan waktu operasional layanan non-bus raya terpadu (BRT) dan Mikrotrans yang melayani empat terminal, yakni Terminal Tanjung Priok, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang dan Terminal Kampung Rambutan​​​​​​.

    Kepala Departemen Humas dan CSR Ayu Wardhani mengatakan, pihaknya berencana memberlakukan perpanjangan waktu layanan mulai hari ini dari semula hingga pukul 22.00 WIB menjadi 23.00 WIB guna memudahkan mobilisasi warga saat periode Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    Namun, dia dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, mengatakan, pihaknya memutuskan untuk menundanya.

    “Penundaan sementara ini dilakukan sementara waktu, untuk penyesuaian kebutuhan dan layanan kepada pelanggan,” kata Ayu.

    Kendati begitu, masyarakat yang ingin berkegiatan menuju dan dari keempat terminal tersebut tetap dapat memanfaatkan layanan Transjakarta, melalui 14 koridor utama yang telah beroperasi selama 24 jam. Sebelumnya, Transjakarta menyebutkan sejumlah rute BRT, non-BRT dan Mikrotrans di Terminal Tanjung Priok, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang dan Terminal Kampung Rambutan, diperpanjang jam layanannya.

    Bila semula jam layanan rute-rute melayani keempat terminal tersebut pukul 05.00-22.00 WIB menjadi hingga pukul 23.00 WIB. Rute- rute ini antara lain yang melayani Terminal Tanjung Priok di Koridor 10 (Tanjung Priok-PGC), Rute 10A (Rusun Marunda-Tanjung Priok), Rute 10D (Kampung Rambutan-Tanjung Priok), Rute 10H (Tanjung Priok-Bundaran Senayan).

    Lalu, Koridor 12 (Tanjung Priok-Pluit), Rute 14B (Tanjung Priok-Senen via JIS), JAK.115 (Terminal Tanjung Priok-Pegangsaan II IGI), JAK.117 (Tanjung Priok-Tanah Merdeka), JAK.15 (Terminal Tanjung Priok-Rusun Marunda).

    Selanjutnya, yang melayani Terminal Kalideres yaitu Koridor 3 (Kalideres-Monas via Veteran), Rute 3A (Rusun Pesakih-Kalideres), Rute 3F (Kalideres-Senayan Bank DKI), JAK.50 (Kalideres-Puri Kembangan), JAK.52 (Kalideres-Muara Angke) dan SH21 (Kalideres-Perkantoran Soekarno-Hatta.

    Sumber : Antara

  • Transjakarta Tunda Perpanjang Waktu Operasional di 4 Terminal Ini Saat Libur Nataru – Page 3

    Transjakarta Tunda Perpanjang Waktu Operasional di 4 Terminal Ini Saat Libur Nataru – Page 3

    Sebelumnya, Transjakarta mengumumkan akan memperpanjang jam layanan sejumlah rute BRT, non-BRT, dan Mikrotrans di Terminal Tanjung Priok, Terminal Kalideres, Terminal Pulo Gebang, dan Terminal Kampung Rambutan.

    Bila semula jam layanan rute-rute melayani keempat terminal tersebut pukul 05.00-22.00 WIB, menjadi hingga pukul 23.00 WIB. Rute-rute ini antara lain yang melayani Terminal Tanjung Priok di Koridor 10 (Tanjung Priok-PGC), Rute 10A (Rusun Marunda-Tanjung Priok), Rute 10D (Kampung Rambutan-Tanjung Priok), Rute 10H (Tanjung Priok-Bundaran Senayan).

    Lalu, Koridor 12 (Tanjung Priok-Pluit), Rute 14B (Tanjung Priok-Senen via JIS), JAK.115 (Terminal Tanjung Priok-Pegangsaan II IGI), JAK.117 (Tanjung Priok-Tanah Merdeka), JAK.15 (Terminal Tanjung Priok-Rusun Marunda).

    Selanjutnya, yang melayani Terminal Kalideres yaitu Koridor 3 (Kalideres-Monas via Veteran), Rute 3A (Rusun Pesakih-Kalideres), Rute 3F (Kalideres-Senayan Bank DKI), JAK.50 (Kalideres-Puri Kembangan), JAK.52 (Kalideres-Muara Angke) dan SH21 (Kalideres-Perkantoran Soekarno-Hatta.

  • Transjakarta mulai esok melayani empat terminal sampai jam 23.00

    Transjakarta mulai esok melayani empat terminal sampai jam 23.00

    Calon penumpang berjalan menuju bus di Terminal Kalideres, Jakarta, Senin (16/12/2024). Dinas Perhubungab DKI Jakarta menyiapkan empat terminal tipe A, di antaranya Terminal Kalideres, Terminal Tanjung Priok, Terminal Pulogebang, dan Terminal Kampung Rambutan guna mengantisipasi lonjakan penumpang saat masa liburan Natal dan Tahun Baru 2025. ANTARA FOTO/Alif Bintang/app/Spt.

    Transjakarta mulai esok melayani empat terminal sampai jam 23.00
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Jumat, 20 Desember 2024 – 14:35 WIB

    Elshinta.com – PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) mulai 21 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025 memberlakukan waktu layanan pada sejumlah rute menuju empat terminal besar hingga pukul 23.00 WIB atau satu jam lebih lama dibandingkan biasanya. Penambahan waktu layanan ini untuk armada bus raya terpadu/bus rapid transit (BRT), non-BRT, dan mikrotrans yang melewati atau menuju terminal Tanjung Priok, terminal Kalideres, terminal Pulo Gebang, dan terminal Kampung Rambutan.

    Kepala Departemen Humas dan CSR Transjakarta Ayu Wardhani di Jakarta, Jumat, mengatakan kebijakan tersebut diambil guna memenuhi kebutuhan mobilitas masyarakat, dari dan menuju empat terminal utama di masa liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025.

    Layanan nantinya beroperasi mulai pukul 05.00 – 23.00 WIB. Adapun sejumlah rute yang dilakukan perpanjangan yakni yang melayani Terminal Tanjung Priok: Koridor 10 (Tanjung Priok – PGC), Rute 10A (Rusun Marunda – Tanjung Priok), Rute 10D (Kampung Rambutan – Tanjung Priok), Rute 10H (Tanjung Priok – Bundaran Senayan).

    Lalu, Koridor 12 (Tanjung Priok – Pluit), Rute 14B (Tanjung Priok – Senen via JIS), JAK.115 (Term. Tanjung Priok – Pegangsaan II IGI), JAK.117 (Tanjung Priok – Tanah Merdeka), JAK.15 (Term. Tanjung Priok – Rusun Marunda).

    Kemudian, JAK.29 (Tanjung Priok – Sukapura), JAK. 77 (Tanjung Priok – Jembatan Item), JAK. 87 (Term. Tanjung Priok – Terminal Rawamangun), JAK. 88 (Term. Tanjung Priok – Ancol Barat), JAK.89 (Term. Tanjung Priok – Taman Kota Intan), dan JAK. 90 (Term. Tanjung Priok – Rusun Kemayoran).

    Selanjutnya, yang melayani Terminal Kalideres yaitu: Koridor 3 (Kalideres – Monas via Veteran), Rute 3A (Rusun Pesakih – Kalideres), Rute 3F (Kalideres – Senayan Bank DKI), JAK.50 (Kalideres – Puri Kembangan), JAK.52 (Kalideres – Muara Angke), dan SH21 (Kalideres – Perkantoran Soekarno-Hatta.

    Berikutnya, yang melayani Terminal Pulo Gebang antara lain Koridor 11 (Pulo Gebang – Kampung Melayu), Rute 11D (Pulo Gebang – Pulo Gadung via PIK), Rute 11Q (Kampung Melayu – Pulo Gebang via BKT), JAK.100 (Term. Pulo Gebang – Rusun Pinus Elok), JAK110A (Rusun Marunda – Term. Terpadu Pulo Gebang), JAK.27 (Pulo Gebang – Rorotan), dan JAK.40 (Harapan Baru – Pulo Gebang via Rawa Kuning).

    Terakhir, yang melayani Terminal Kampung Rambutan yaitu Rute 10D (Kampung Rambutan – Tanjung Priok), Koridor 7 (Kampung Rambutan – Kampung Melayu), Rute 7A (Kampung Rambutan – Lebak Bulus), Rute 7B (Kampung Rambutan – Blok M). Lalu, Rute 7E (Kampung Rambutan – Ragunan), Rute 7F (Kampung Rambutan – Juanda via Cempaka Putih), S22 (Ciputat – Kampung Rambutan), JAK.06 (Kampung Rambutan – Pondok Gede), JAK.19 (Pinang Ranti – Kampung Rambutan).

    Kemudian, JAK.38 (Bulak Ringin – Kampung Rambutan), JAK.71 (Kampung Rambutan – Pinang Ranti), JAK.72 (Kampung Rambutan – Pasar Rebo via Poncol), dan JAK.98 (Term. Kampung Rambutan – Munjul).

    Sumber : Antara

  • Banjir Rob di Pesisir Jakarta, Apa yang Dilakukan Pemprov?
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        20 Desember 2024

    Banjir Rob di Pesisir Jakarta, Apa yang Dilakukan Pemprov? Megapolitan 20 Desember 2024

    Banjir Rob di Pesisir Jakarta, Apa yang Dilakukan Pemprov?
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wilayah pesisir Jakarta semakin “tenggelam” karena
    banjir rob
    berkepanjangan.
    Muara Angke
    merupakan wilayah yang paling terasa dampaknya.
    Daratan pesisir yang berada lebih rendah dibandingkan ketinggian permukaan laut menandakan wilayah ini terancam oleh masalah penurunan permukaan tanah.
    Kapusdatin Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Mohamad Yohan, menjelaskan bahwa ada banyak faktor yang menyebabkan banjir rob semakin sering terjadi.
    Selain karena faktor perubahan iklim, daerah pesisir yang lebih rendah memiliki risiko lebih besar terhadap banjir rob.
    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi banjir rob di wilayah Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu akan berlangsung hingga 20 Desember 2024.
    Pemprov salurkan bantuan 
    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, Pemprov bakal menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara (AU) dalam penyaluran bantuan korban banjir rob di Kepulauan Seribu.
    Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jakarta memiliki kapal khusus yang dapat berlayar dalam kondisi ekstrem.
    Bantuan TNI AU dibutuhkan jika cuaca semakin memburuk.
    “Tetapi, kalau cuaca jelek (ekstrem) sekali, kami akan berkoordinasi dengan TNI AU, pasti Insya Allah, tidak ada masalah,” ujar Teguh saat ditemui di Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).
    Ditemui dalam kesempatan yang sama, Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jakarta, Premi Lasari mengatakan, pihaknya juga telah menyiapkan anggaran untuk membantu penyaluran bantuan sosial (bansos).
    “Kami sudah siap. Termasuk juga nanti kalau dari Kabupaten Kepulauan Seribu membutuhkan, kami bekerjasama dengan Dishub, langsung bisa mensuplai bantuan sosial,” kata Premi.
    Tenaga bantuan sosial dari Dinsos juga siap siaga di lokasi untuk pendampingan dalam penyaluran bantuan sosial.
    Sekretaris Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jakarta, Maruli Sijabat memastikan pihaknya telah disiapkan untuk membantu penyerahan bansos pangan.
    “Personel kami di sana, beserta dengan peralatannya, termasuk juga
    buffer stock
    yang kami siapkan, bila mana terjadi peningkatan kebutuhan terkait dengan pangan maupun sandang,” kata Maruli. 
    Pembangunan tanggul pantai sebagai solusi utama untuk menahan air laut pasang naik ke permukaan daratan masih belum selesai pengerjaannya.
    Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, menjelaskan bahwa area yang terdampak banjir rob umumnya adalah wilayah yang belum memiliki tanggul pantai.
    “Ini (yang terdampak banjir rob) adalah area yang belum terbangun tanggul pantai. Kalau tanggulnya itu belum terbangun, rob pasti masuk,” ujar Teguh di Balai Kota Jakarta, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Selasa (17/12/2024).
    Proyek tanggul sepanjang 39 kilometer ini melibatkan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum (PU) dan Pemprov DKI Jakarta.
    Namun, penyelesaiannya tertunda hingga 2030, dari rencana awal 2028.
    “Kami mencoba menyelesaikannya. Yang bisa kami lakukan adalah bagaimana pada saat rob itu terjadi, Pemprov tidak berdiam diri,” tambah Teguh.
    Selain pembangunan tanggul, Dinas SDA Jakarta juga memperkuat sistem polder pengendali rob yang dilengkapi dengan bendung karet untuk menahan air laut agar tidak kembali meluap ke daratan.
    Program ini diharapkan mampu menahan air laut ketika fase pasang terjadi, terutama saat bulan purnama atau kondisi cuaca ekstrem.
    Ada sejumlah faktor yang menyebabkan progres pembangunan tanggul proyek National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) terhambat.
    Kendala pertama yakni pengadaan barang dan jasa terkait proyek pembangunan, sehingga pembangunan tanggul molor hingga 2030 dari target awal 2028.
    “Faktor kedua, pemerintah membutuhkan waktu lebih lama untuk menyesuaikan desain pembangunan tanggul juga mengakomodasi kebutuhan para nelayan dalam menambatkan kapalnya,” kata Ika.
    Proyek pembangunan tanggul ini perlu koordinasi dengan nelayan di pesisir pantai agar kebutuhan mereka tetap terpenuhi.
    Dinas SDA perlu memastikan tambatan kapal di area tanggul tidak menghalangi alur pelayaran serta penyediaan area penempatan ikan hasil tangkapan.
    “Karena itu, kami perlu waktu untuk mengkoordinasikan itu semua, sehingga targetnya agak sedikit mundur sampai tahun 2030,” ujar dia.
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Air Laut Tumpah ke Daratan Jakarta: Rumah Roboh, Usaha Warga Tutup hingga Harus Utang Demi Hidup – Halaman all

    Air Laut Tumpah ke Daratan Jakarta: Rumah Roboh, Usaha Warga Tutup hingga Harus Utang Demi Hidup – Halaman all

    Laporan Khusus Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Muara Angke menjadi salah satu wilayah terparah terdampak banjir rob di Jakarta Utara usai air laut di utara Jakarta meluber ke daratan dalam beberapa hari terakhir.

    Kawasan Muara Angke menjadi wilayan dengan dataran pesisir berada lebih rendah dibandingkan dengan ketinggian air laut.

    Bencana menahun yang tak kunjung terselesaikan itu telah banyak menimbulkan banyak kerugian di masyarakat setempat.

    Pantauan Tribunnews pada Rabu (18/12/2024), suara aliran air cukup deras terdengar bersautan dengan suara anak-anak yang sedang berenang saat bencana alam banjir rob melanda di sejumlah jalan di kawasan Muara Angke.

    Tak ada rasa takut dari wajah anak-anak yang dengan santai berenang dengan tumpukan sampah yang mengambang tepatnya di Jalan Dermaga Ujung 2 Blok Empang Muara Angke, Jakarta Utara yang merupakan jalan menuju akses pelabuhan.

    Selain berenang, ada pula anak-anak yang bermain bola di air dengan ketinggian kurabg kebih 15 centimeter tersebut. Padahal, arus air yang keruh itu cukup deras pada siang itu.

    Tak lama dari memantau anak-anak itu, Tribunnews pun dihampiri seorang ibu dengan memegang kain dan mangkuk makanan di sebuah rumah di pinggir jalan raya tempat ibu-ibu lain berkumpul.

    Ibu itu bernama Yati (45). 

    Yati bercerita, rumahnya saat ini sudah tak tertolong. Rumah semi permanen dengan berbahan kayu dan papan itu disebut Yati sudah rata dengan tanah karena dihantam arus air banjir rob.

    Menurutnya, selama 30 tahun ia tinggal di daerah sana, banjir rob kali ini merupakan bencana terparah dan terlama. Terhitung, sudah enam hari bencana alam ini belum juga selesai.

    “Ya roboh, karena emang kayu. Rumah kita kayu kan bukan permanen, jadi karena mungkin arus airnya deras, jadi dia mungkin retak retak terus roboh dan kemarin pun udah dirobohin aja, sekarang sudah rata dengan tanah,” kata Yati kepada Tribunnews.

    Kami pun sempat mendatangi rumah Yati yang rata dengan tanah. Memang, hanya terlihat puing-puing kayu di dalam sebuah tembok dan pagar yang masih berserakan di lokasi.

    Dia bercerita detik-detik rumahnya yang berada di dalam gang itu roboh kala itu. Air yang cukup deras itu menghantam hingga rumahnya miring namun masih tertahan musolah yang berada di belakang rumahnya.

    Namun, karena dirasa berbahaya, akhirnya Yati dan suaminya memutuskan untuk merobohkan tempat tinggalnya tersebut.

    Yati bersama suami dan anaknya ini menggunakan rumah semi permanen lainnya yang memang masih wilayah rumahnya berlantai dua untuk sekadar tidur pada malam hari. Meski begitu, tak ada kamar mandi di rumah itu sehingga harus menggunakan kamar mandi tetangga.

    Dia pun menceritakan awal air banjir rob itu datang. Mulanya pada Kamis (12/12/2024), dia dan keluarganya baru saja menyelesaikan ibadah salat subuh. Tak lama kemudian, air mulai mengalir di jalan raya depan gang rumahnya.

    Debit air pun semakin meninggi pada pukul 09.00 WIB. Bahkan, ada satu hari jika ketinggian air di sekitar rumahnya mencapai 120 sentimeter. 

    Yati mengatakan alur air ini ada waktu-waktunya. Ketika malam hari, air pun menghilang dan akan kembali keesokan paginya.”Hari ini air datang jam 10.00, surutnya nanti bisa jam 22.00 malam lagi, enggak menentu,” tuturnya.

    Kesulitan dia dapat setiap harinya. Bahkan, suaminya yang bekerja di tempat pelelangan ikan pun sudah beberapa hari terakhir tak bisa memberikan nafkah karena tak ada pemasukan.

    Bantuan dari tetangga dan mengutang menjadi pilihan Yati. Warga asli Kronjo, Kabupaten Tangerang ini dengan berat hati harus meminjam uang kepada sanak keluarganya di kampung untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

    Hal ini karena dia mengaku belum ada bantuan dari pemerintah hingga saat ini baik berupa sembako hingga pakaian.

    “Ya (belum ada bantuan), bahkan kemarin saya sampai ngutang, pinjam duit sama orang di kampung, tolong kita enggak ada pemasukan mau pulang juga kita bingung, meninggalkan rumah enggak aman walaupun enggak ada apa-apa,” ucapnya. 

    Yati, warga Muara Angke, Jakarta Utara, yang menjadi korban banjir rob yang melanda kawasan itu dalam sepekan terakhir (Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti)

    Meski sudah enam hari melewati bencana ini, namun tekad Yati sekeluarga pun sudah bulat untuk tidak pergi mengungsi karena takut ada maling yang menggasak barang berharga di rumahnya.

    Selain itu, setelah banjir rob menghilang pun, Yati juga tak akan pindah dari wilayah itu karena sudah lama tinggal di sana dengan lingkungan yang sangat baik menurutnya.

    Tutup Bengkel hingga Susah Makan

    Sekitar 300 meter dari rumah Yati, terlihat sepasang suami-istri tengah duduk di depan sebuah bengkel sepeda motor. Mereka yakni Wasrin (50) dan Marnizal (47).

    Air setinggi kurang lebih sekitar 90 centimeter itu terlihat masuk ke dalam bengkel dengan pintu papan kayu yang tertutup sebagian itu.

    Sama halnya dengan Yati, Marnizal mengatakan jika bencana banjir rob yang terjadi pada 2024 ini merupakan terbesar dan terlama. Bahkan, pada November lalu, banjir rob juga datang hingga beberapa hari.

    “Ini yang sekarang nyusul yang kemarin. Udah ada enam hari sama hari ini. Biasanya enggak selama ini,” kata Marnizal.

    Mereka sudah membuka usaha bengkel itu sejak 2010 lalu. Namun, dampak dari banjir rob kali yang yang dianggapnya paling parah. 

    Wanita kelahiran Jambi ini mengatakan dia dan suaminya itu mengalami kesulitan bahkan hanya untuk makan. Hal ini berpengaruh dari usaha suaminya yang sudah tidak buka beberapa hari terakhir.

    Bahkan terlihat mesin angin tersebut terlihat sudah mengambang di depan bengkelnya yang tidak tahu apakah masih bisa menyala atau tidak.

    “Bukan turun lagi (omzetnya) aja lah, orang sampai nggak makan. belum dapat duit sudah banjir,” tuturnya.

    Dia pun memilih tak mengungsi karena tak punya saudara yang dekat dengan rumahnya tersebut. Mayoritas, saudara dari suaminya tinggal di Kabupaten Tangerang.

    Mereka memang mempunyai dua anak yang tinggal di Palembang, Sumatera Selatan dan Mangga Dua, Jakarta Pusat. Namun, dia tak bisa tinggal di tempat anaknya yang di Jakarta karena tinggal di sebuah indekos yang kecil.

    Banjir Rob Diprediksi Sampai 20 Desember

    Suasana kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, yang dilanda musibah banjir rob pada Rabu (18/12/2024) siang. (Tribunnews/Abdi Ryanda Shakti)

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga di pesisir Jakarta untuk tetap waspada akan bencana alam banjir rob hingga akhir tahun 2024 ini.

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi banjir rob akan semakin tinggi sekira tanggal 20 Desember 2024 mendatang.

    Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan ia sudan siagakan alat darurat seperti perahu karet atau sekoci dan lainnya.

    “Apabila terjadi keadaan bencana atau darurat, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112,” imbuhnya.

    BPBD DKI Jakarta telah berupaya menangani banjir rob di kawasan pesisir utara, terutama di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ancol, dan sekitarnya. 

    Isnawa Adji menjelaskan, banjir rob tersebut disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi beberapa hari terakhir.

    Selain itu, kata Isnawa, faktor lain karena penurunan tanah (land subsidence) serta perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan laut.

    Penanganan banjir yang sudah dilakukan berupa pembangunan Infrastruktur Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Peningkatan Sistem Drainase dan Normalisasi Sungai, Pembangunan Waduk dan Sistem Penampungan Air, Pembangunan Sumur Resapan dan Pengelolaan Air Tanah, Sistem Peringatan Dini dan Monitoring, Pendidikan dan Sosialisasi kepada Masyarakat, Relokasi dan Penataan Kawasan, serta kolaborasi dengan pihak swasta.

     

  • ‘Kiamat’ Jakarta Kian Nyata, Muara Angke Tenggelam Diterjang Air Laut

    ‘Kiamat’ Jakarta Kian Nyata, Muara Angke Tenggelam Diterjang Air Laut

    HOME

    MARKET

    MY MONEY

    NEWS

    TECH

    LIFESTYLE

    SHARIA

    ENTREPRENEUR

    CUAP CUAP CUAN

    CNBC TV

    Loading…

    `

    $(‘#loaderAuth’).remove()
    const dcUrl=”https://connect.detik.com/dashboard/”;

    if (data.is_login) {
    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    My Profile

    Logout

    ${suffix}
    `);

    $(“#alloCardIframe”).iFrameResize();

    } else {
    prefix = “

    $(‘#connectDetikAvatar’).html(`

    `);
    $(‘#UserMenu’).append(`
    ${prefix}

    REGISTER

    LOGIN
    ${suffix}
    `);
    }
    }

  • Air Laut Tumpah ke Daratan Jakarta: Rumah Roboh, Usaha Warga Tutup hingga Harus Utang Demi Hidup – Halaman all

    Kisah Warga Muara Angke Korban Banjir Rob: Bengkel Tutup, Kompresor Mengambang, hingga Susah Makan – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Banyak cerita pilu yang dialami warga Muara Angke, Jakarta Utara, yang menjadi korban banjir rob yang melanda kawasan itu sejak sepekan terakhir.

    Yati misalnya, perempuan 45 tahun yang rumahnya rata dihantam banjir rob.

    Sekitar 300 meter dari rumah Yati, terlihat sepasang suami-istri tengah duduk di depan sebuah bengkel sepeda motor. 

    Mereka adalah Wasrin (50) dan Marnizal (47).

    Air setinggi kurang lebih sekitar 90 centimeter itu terlihat masuk ke dalam bengkel dengan pintu papan kayu yang tertutup sebagian itu.

    Sama halnya dengan Yati, Marnizal mengatakan bencana banjir rob yang terjadi pada 2024 ini merupakan yang terbesar dan terlama. 

    Bahkan, pada November lalu, banjir rob juga datang hingga beberapa hari.

    “Ini yang sekarang nyusul yang kemarin. Udah ada enam hari sama hari ini. Biasanya nggak selama ini,” kata Marnizal kepada Tribunnews, Rabu (18/12/2024).

    Marnizal dan istrinya sudah membuka usaha bengkel itu sejak 2010 lalu. 

    Namun, dampak dari banjir rob kali yang yang dianggapnya paling parah. 

    Wanita kelahiran Jambi itu mengatakan dia dan suaminya mengalami kesulitan bahkan hanya untuk makan. 

    Hal ini berpengaruh dari usaha suaminya yang sudah tidak buka beberapa hari terakhir.

    Bahkan terlihat mesin angin (kompresor) tersebut terlihat sudah mengambang di depan bengkelnya yang tidak tahu apakah masih bisa menyala atau tidak.

    “Bukan turun lagi (omzetnya) aja lah, orang sampai nggak makan. Belum dapat duit udah banjir,” tuturnya.

    Dia pun memilih tak mengungsi karena tak punya saudara yang dekat dengan rumahnya tersebut. 

    Mayoritas, saudara dari suaminya tinggal di Kabupaten Tangerang, Banten.

    Mereka memang mempunyai dua anak yang tinggal di Palembang, Sumatera Selatan, dan Mangga Dua, Jakarta Pusat. 
    Namun, dia tak bisa tinggal di tempat anaknya yang di Jakarta itu karena sang anak tinggal di sebuah indekos yang kecil.

    Banjir Rob Diprediksi Sampai 20 Desember

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta meminta warga di pesisir Jakarta untuk tetap waspada akan bencana alam banjir rob hingga akhir tahun 2024 ini.

    Kepala Pelaksana BPBD Provinsi DKI Jakarta Isnawa Adji mengungkapkan bahwa berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) diprediksi banjir rob akan semakin tinggi sekira tanggal 20 Desember 2024 mendatang.

    Iswana mengimbau seluruh warga untuk selalu waspada dan ia sudan siagakan alat darurat seperti perahu karet atau sekoci dan lainnya.

    “Apabila terjadi keadaan bencana atau darurat, segera hubungi call center Jakarta Siaga 112,” imbuhnya.

    BPBD DKI Jakarta telah berupaya menangani banjir rob di kawasan pesisir utara, terutama di Kota Tua, Muara Angke, Pluit, Ancol, dan sekitarnya. 

    Isnawa Adji menjelaskan, banjir rob tersebut disebabkan oleh pasang air laut yang cukup tinggi beberapa hari terakhir.

    Selain itu, kata Isnawa, faktor lain karena penurunan tanah (land subsidence) serta perubahan iklim yang menyebabkan kenaikan permukaan laut.

    Penanganan banjir yang sudah dilakukan berupa pembangunan Infrastruktur Tanggul Laut (Giant Sea Wall), Peningkatan Sistem Drainase dan Normalisasi Sungai, Pembangunan Waduk dan Sistem Penampungan Air, Pembangunan Sumur Resapan dan Pengelolaan Air Tanah, Sistem Peringatan Dini dan Monitoring, Pendidikan dan Sosialisasi kepada Masyarakat, Relokasi dan Penataan Kawasan, serta kolaborasi dengan pihak swasta.

  • Kisah Pilu Yati, Warga Muara Angke Korban Banjir Rob, Rumah Roboh hingga Utang untuk Bertahan Hidup – Halaman all

    Kisah Pilu Yati, Warga Muara Angke Korban Banjir Rob, Rumah Roboh hingga Utang untuk Bertahan Hidup – Halaman all

    Laporan Khusus Wartawan Tribunnews.com, Abdi Ryanda Shakti 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Suara aliran air yang cukup deras terdengar saling bersahutan dengan suara anak-anak yang sedang berenang saat bencana alam banjir rob melanda kawasan Muara Angke, Jakarta Utara pada Rabu (18/12/2024) siang.

    Tak ada rasa takut dari wajah anak-anak itu.

    Dengan santai mereka berenang di tengah air yang penuh tumpukan sampah yang mengambang, tepatnya di Jalan Dermaga Ujung 2 Blok Empang Muara Angke, Jakarta Utara, yang merupakan jalan menuju akses pelabuhan.

    Selain berenang ada pula anak-anak yang bermain bola di air dengan ketinggian kurang lebih 15 centimeter itu. 

    Padahal, arus air yang keruh itu cukup deras pada siang itu.

    Di tengah ramainya anak-anak yang bermain air banjir rob itu, tampak seorang ibu tengah memegang kain dan mangkuk makanan di sebuah rumah di pinggir jalan raya tempat ibu-ibu lain berkumpul.

    Yati nama perempuan 45 tahun itu. 

    Dia bercerita rumahnya sudah tak tertolong saat ini. 

    Rumah semi permanen berbahan kayu dan papan itu disebut Yati sudah rata dengan tanah karena dihantam arus air banjir rob.

    Suasana kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, yang dilanda musibah banjir rob pada Rabu (18/12/2024) siang.

    Menurut Yati, selama 30 tahun ia tinggal di daerah itu, banjir rob kali ini merupakan bencana terparah dan terlama. 

    Terhitung, sudah tujuh hari bencana alam ini belum juga selesai.

    “Iya roboh, karena emang kayu. Rumah kita kayu kan bukan permanen, jadi karena mungkin arus airnya deras, jadi dia mungkin retak retak terus roboh dan kemaren pun udah dirobohin aja, sekarang udah rata dengan tanah,” kata Yati kepada Tribunnews.

    Tribunnews sempat mendatangi rumah Yati yang rata dengan tanah. 

    Terlihat tersisa hanya puing-puing kayu di dalam sebuah tembok dan pagar yang masih berserakan di lokasi.

    Yati bercerita detik-detik rumahnya yang berada di dalam gang itu roboh kala itu. 

    Air yang cukup deras itu menghantam hingga rumahnya miring, namun masih tertahan musala yang berada di belakang rumah.

    Namun, karena dirasa berbahaya, akhirnya Yati dan suaminya memutuskan merobohkan tempat tinggalnya tersebut.

    Suasana kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, yang dilanda musibah banjir rob pada Rabu (18/12/2024) siang.

    Yati bersama suami dan anaknya tinggal di rumah semi permanen lainnya yang memang masih wilayah rumahnya berlantai dua untuk sekedar tidur pada malam hari. 

    Meski begitu, tak ada kamar mandi di rumah itu sehingga mereka harus menggunakan kamar mandi tetangga.

    Yati pun menceritakan awal air banjir rob itu datang. 

    Mulanya pada Kamis (12/12/2024), dia dan keluarganya baru saja menyelesaikan ibadah salat subuh. 

    Tak lama kemudian, air mulai mengalir di jalan raya depan gang rumahnya.

    Debit air semakin meninggi pada pukul 09.00 WIB. 

    Bahkan, ada satu hari saat ketinggian air di sekitar rumahnya mencapai 120 centimeter. 

    Yati mengatakan alur air ini ada waktu-waktunya. 

    Ketika malam hari, air menghilang dan akan kembali keesokan paginya.

    “Hari ini air datang jam 10.00, surutnya nanti bisa jam 22.00 malam lagi, enggak nentu,” tuturnya.

    Kesulitan dia dapat setiap harinya. 

    Bahkan, suaminya yang bekerja di tempat pelelangan ikan pun sudah beberapa hari terakhir tak bisa memberikan nafkah karena tak ada pemasukan.

    Bantuan dari tetangga dan berutang menjadi pilihan Yati. 

    Warga asli Kronjo, Kabupaten Tangerang itu dengan berat hati harus meminjam uang kepada sanak keluarganya di kampung untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

    Itu karena dia mengaku belum ada bantuan dari pemerintah hingga saat ini baik berupa sembako hingga pakaian.

    “Iya (belum ada bantuan), bahkan kemarin saya sampai ngutang, minjem duit sama orang di kampung, tolong kita enggak ada pemasukan mau pulang juga kita bingung, ninggalin rumah enggak aman walaupun enggak ada apa apa 

    Meski sudah enam hari melewati bencana ini, tekad Yati sekeluarga pun sudah bulat untuk tidak pergi mengungsi, karena takut ada maling yang menggasak barang berharga di rumahnya.

    Selain itu, setelah banjir rob menghilang pun, Yati juga tak akan pindah dari wilayah itu karena sudah lama tinggal di sana dengan lingkungan yang sangat baik menurutnya.