kab/kota: Angke

  • 8
                    
                        Tak Cuma ASN, Karyawan Swasta Juga Bersiap Wajib Naik Angkutan Umum Tiap Rabu
                        Megapolitan

    8 Tak Cuma ASN, Karyawan Swasta Juga Bersiap Wajib Naik Angkutan Umum Tiap Rabu Megapolitan

    Tak Cuma ASN, Karyawan Swasta Juga Bersiap Wajib Naik Angkutan Umum Tiap Rabu
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah mengkaji kemungkinan untuk mewajibkan karyawan swasta menggunakan angkutan atau
    transportasi umum
    setiap hari Rabu.
    Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengatakan, usulan ini merupakan kelanjutan dari kebijakan serupa yang telah diterapkan kepada aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI.
    “Apakah kemudian sudah saatnya swasta pada hari Rabu juga naik kendaraan transportasi publik. Saya sedang kaji untuk itu,” ujar Pramono saat ditemui di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (12/6/2025).
    Menurut Pramono, pelibatan sektor swasta menjadi bagian penting dalam membentuk budaya penggunaan transportasi umum di kalangan pekerja, khususnya di wilayah Jabodetabek.
    Pramono menilai, dukungan dari sektor swasta dapat memperkuat upaya pemerintah dalam mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi.
    “Menurut saya, ini baik karena shifting perubahan dari menggunakan kendaraan pribadi. Menjadi menggunakan kendaraan publik dan itulah yang kita jaga,” kata Pramono.
    Pramono menyebut, sejumlah perusahaan swasta telah menyampaikan minat untuk mendukung inisiatif tersebut.
    Menurut Pramono, respons positif dari sektor non-pemerintah menunjukkan adanya kesadaran kolektif terhadap pentingnya mobilitas berkelanjutan.
    “Bahkan sekarang ini ada permintaan dari pihak swasta,” ujar Pramono.
    Meski masih dalam tahap kajian, Pemprov DKI membuka peluang kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk mengimplementasikan kebijakan tersebut secara bertahap.
    Sebelumnya, Pemprov DKI telah mewajibkan ASN untuk menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu.
    Ketentuan ini diatur dalam Instruksi Gubernur Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 6 Tahun 2024 yang ditandatangani pada 23 April 2025 oleh Gubernur Pramono Anung.
    Dalam beleid tersebut, seluruh ASN diwajibkan untuk berangkat dan pulang kerja menggunakan moda transportasi umum, seperti Transjakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, KRL Jabodetabek, Kereta Bandara, bus reguler, angkot, kapal, atau kendaraan antar jemput karyawan.
    Namun, kewajiban ini tidak berlaku bagi ASN dengan kondisi khusus, antara lain pegawai yang sedang sakit, hamil, penyandang disabilitas, maupun petugas lapangan yang membutuhkan mobilitas tinggi.
    Kebijakan penggunaan transportasi umum secara kolektif ini diharapkan dapat memberi dampak signifikan dalam mengurangi kemacetan dan menekan polusi udara di Jakarta dan sekitarnya.
    Pemprov DKI menilai, perubahan pola mobilitas harus dimulai dari langkah konkret dan melibatkan seluruh elemen masyarakat.
    Pemprov DKI juga menekankan, bahwa kebijakan ini tidak sekadar bersifat administratif, tetapi menjadi bagian dari komitmen jangka panjang untuk mewujudkan sistem transportasi yang berkelanjutan dan inklusif.
    (Reporter: Ruby Rachmadina | Editor: Larissa Huda)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Event Olahraga Ini Targetkan 2.500 Pasang Sepatu Baru untuk Anak-anak Tidak Mampu

    Event Olahraga Ini Targetkan 2.500 Pasang Sepatu Baru untuk Anak-anak Tidak Mampu

    Liputan6.com, Tangerang – Sebanyak seribu pasang sepatu, berhasil dikumpulkan para pelari dalam GRID Cardio Rush 2025, yang diadakan JHL Collection, bersama GRID Fitness Hub, Minggu (8/6/2025). Ajang ini pun tak berhenti di sini, sebab ditargetkan akan ada 2.500 pasang sepatu yang akan ditargetkan terkumpul hingga akhir Juni.

    Ajang larinya sendiri sudah digelar untuk jarak 5K dan 10K, yang berawal dan berakhir di depan kawasan Carstensz Mall Serpong. Ribuan pelari memenuhi kawasan Gading Serpong, untuk berlari menyalurkan hobi, dan juga berbagi untuk sesama.

    “JHL Collection menghadirkan makna baru dalam dunia olahraga, mengubah setiap langkah peserta menjadi kontribusi nyata bagi masa depan anak-anak Indonesia. Dengan mengusung tema “Run with Mission”, ajang ini berhasil menggalang dukungan dari ribuan pelari yang ikut ambil bagian dalam kategori 5K dan 10K,”ungkap Kay Tadjoedin, Direktur Marketing JHL Collection.

    Menurutnya, sedari awal event olahraga ini diumumkan, setiap pelari yang berpartisiasi mengkonversikan menjadi sepasang sepatu baru yang akan disalurkan kepada siswa siswi dari berbagai sekolah kurang mampu. Seperti di Tangerang, Bogor, Bali, Maluku, Sumba, Kupang hingga Papua.

    “Bukan hanya itu, masyarakat juga didorong untuk menyumbangkan sepatu layak pakai setelah kotak donasi yang disediakan di area Carstensz Mall. Kami percaya, setiap langkah memiliki hati, melalui Jejak Hati Langkahmu, kami ingin menunjukan bahwa hospitility bisa menjadi kendaraan untuk menciptakan dampak sosial yang nyata,”tuturnya.

    Kay juga memastikan, tahun ini GRID Cardio Rush berhasil menyalurkan lebih dari seribu pasang sepatu untuk anak-anak yang membutuhkan. Lalu, pihaknya akan terus melanjutkan program ini hingga akhir Juni mendatang, dengan target bisa mengumpulkan lebih dari 2.500 pasang sepatu.

    Sebagai payung inisiatif CSR JHL Collection, Jejak Hati Langkahmu adalah platform yang konsisten menghadirkan program-program berdampak positif di bidang sosial dan lingkungan. Tahun lalu, inisiatif ini membantu membangun Shine School di Muara Angke. Tahun ini, program donasi sepatu menjadi langkah berikutnya dalam perjalanan membawa perubahan atau Purpose in Every Step.

  • Pekerjaan tanggul rob Muara Angke ditargetkan rampung pada Desember Kamis, 12 Juni 2025 – 14:39 WIB

    Pekerjaan tanggul rob Muara Angke ditargetkan rampung pada Desember
    Kamis, 12 Juni 2025 – 14:39 WIB

  • Aturan Merokok Sembarangan di Jakarta Bakal Didenda Masih dalam Pembahasan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Juni 2025

    Aturan Merokok Sembarangan di Jakarta Bakal Didenda Masih dalam Pembahasan Megapolitan 12 Juni 2025

    Aturan Merokok Sembarangan di Jakarta Bakal Didenda Masih dalam Pembahasan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur DKI Jakarta
    Pramono Anung
    menegaskan bahwa usulan pemberlakuan denda bagi warga yang
    merokok sembarangan
    di Ibu Kota masih dalam tahap pembahasan.
    Hal ini ia sampaikan menyusul munculnya informasi bahwa orang yang merokok sembarangan di Jakarta akan dikenakan denda administratif sebesar Rp 250.000.
    “Ini Perda (Peraturan Daerah) masih dalam pembahasan, angkanya belum tahu berapa yang akan dikenakan,” ujar Pramono saat ditemui di wilayah Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (12/6/2025).
    Menurut Pramono, pembentukan Peraturan Daerah (Perda) tentang
    Kawasan Tanpa Rokok
    (KTR) bukan bertujuan melarang aktivitas merokok sepenuhnya, melainkan untuk mengatur tempat-tempat di mana masyarakat boleh dan tidak boleh merokok.
    “Perda rokok itu bukan berarti tidak boleh merokok, bukan. Orang tapi tidak bisa merokok di tempat-tempat publik yang banyak orang. Akan disediakan fasilitas orang untuk merokok,” jelasnya.
    Pramono menambahkan, di negara-negara maju, bahkan area terbuka pun bisa ditetapkan sebagai zona larangan merokok.
    Sementara di Indonesia, khususnya Jakarta, pengaturan semacam itu masih tergolong baru dan perlu proses sosialisasi.
    “Di kita kan enggak ada larangan di tempat terbuka orang tidak merokok,” kata Pramono.
    Sebelumnya diberitakan, wacana denda Rp 250.000 bagi warga yang merokok sembarangan mencuat dalam pembahasan Rancangan Peraturan Daerah (Ranperda) tentang Kawasan Tanpa Rokok yang saat ini tengah dibahas oleh DPRD DKI Jakarta bersama Pemprov DKI.
    Kepala Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Ani Ruspitawati, dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Panitia Khusus Kawasan Tanpa Rokok DPRD DKI Jakarta pada Rabu (11/6/2025), menyebut bahwa pelanggaran di
    kawasan tanpa rokok
    akan dikenai sanksi administratif sebesar Rp 250 ribu atau sanksi kerja sosial.
    “Pelanggaran terhadap larangan merokok di kawasan tanpa rokok ini akan dikenakan denda. Pertama, denda administratif sebesar Rp 250 ribu atau sanksi kerja sosial yang dapat dilaksanakan langsung di tempat KTR,” ujar Ani.
    Selain itu, diatur pula denda terhadap pelanggaran larangan mengiklankan, mempromosikan, memberikan sponsor di seluruh wilayah Jakarta sebesar Rp 50 juta.
    Sementara pelanggaran pada larangan untuk mengiklankan, mempromosikan dan memberikan sponsor di kawasan tanpa rokok akan dikenakan denda administrasi sebesar Rp 1 juta.
    Warga yang menjual rokok dalam radius 200 meter dari tempat anak bermain dan sekolah juga akan didenda Rp 1 juta. Sedangkan pelanggaran larangan untuk memajang rokok di tempat-tempat penjualan akan dikenakan denda sebesar Rp 10 juta.
    Selanjutnya, ranperda juga mengatur area kawasan tanpa rokok, antara lain fasilitas pelayanan kesehatan, tempat proses belajar dan mengajar, tempat anak bermain, tempat ibadah, angkutan umum dan prasarana olahraga.
    Kawasan tanpa merokok lainnya, yaitu tempat kerja, tempat umum, ruang publik terpadu, dan tempat tertentu yang menyelenggarakan izin-izin keramaian dengan batas wilayah kucuran air dari atap paling luar.
    Keempat area ini wajib menyediakan tempat khusus untuk merokok.
    Adapun kriteria tempat khusus merokok ini berupa ruang terbuka yang terpisah dari bangunan utama, jauh dari lalu lalang orang, jauh dari pintu keluar ataupun pintu masuk yang ramai menjadi lalu lalang orang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono Kaji Usulan Karyawan Swasta Wajib Naik Transportasi Umum Tiap Rabu
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Juni 2025

    Pramono Kaji Usulan Karyawan Swasta Wajib Naik Transportasi Umum Tiap Rabu Megapolitan 12 Juni 2025

    Pramono Kaji Usulan Karyawan Swasta Wajib Naik Transportasi Umum Tiap Rabu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur DKI Jakarta
    Pramono Anung
    tengah mengkaji mewajibkan
    karyawan swasta
    menggunakan
    transportasi umum
    setiap hari Rabu.
    Usulan ini mengikuti kebijakan yang sudah lebih dulu diterapkan kepada aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov DKI.
    “Apakah kemudian sudah saatnya swasta pada hari Rabu juga naik kendaraan transportasi publik. Saya sedang kaji untuk itu,” ujar Pramono saat ditemui di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (12/6/2025).
    Langkah ini, menurut Pramono, bertujuan untuk menumbuhkan budaya naik kendaraan umum di kalangan pekerja, khususnya di wilayah Jabodetabek.
    Ia menjelaskan, keterlibatan sektor swasta akan menjadi kekuatan tambahan dalam upaya mengurangi ketergantungan terhadap kendaraan pribadi.
    Kebijakan ini diharapkan dapat berkontribusi besar dalam mengatasi kemacetan serta menekan polusi udara yang kerap menjadi persoalan serius di Ibu Kota dan sekitarnya.
    “Menurut saya, ini baik karena shifting perubahan dari menggunakan kendaraan pribadi. Menjadi menggunakan kendaraan publik dan itulah yang kita jaga,” ujarnya.
    Lebih lanjut, Pramono juga menyebutkan bahwa inisiatif ini disambut baik oleh sejumlah pihak swasta yang mulai menunjukkan ketertarikan untuk ikut serta.
    “Bahkan sekarang ini ada permintaan dari pihak swasta,” kata Pramono.
    Sebelumnya, Pemprov Jakarta resmi mewajibkan seluruh ASN di Jakarta untuk menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu.
    Aturan ini tertuang dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta Nomor 6 Tahun 2024 yang ditandatangani oleh Gubernur Jakarta Pramono Anung pada 23 April 2025.
    Dalam aturan tersebut, ASN diwajibkan berangkat dan pulang kerja menggunakan moda transportasi umum, di antaranya Transjakarta, MRT Jakarta, LRT Jakarta, KRL Jabodetabek, Kereta Bandara, bus reguler, angkot, kapal, atau kendaraan antar jemput karyawan.
    Namun, kebijakan ini tidak berlaku bagi pegawai dengan kondisi tertentu, yakni sakit, hamil, disabilitas, serta petugas lapangan yang membutuhkan mobilitas khusus.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Musyawarah Warga Jadi Kendala Pembangunan Tanggul Rob di Muara Angke
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        12 Juni 2025

    Musyawarah Warga Jadi Kendala Pembangunan Tanggul Rob di Muara Angke Megapolitan 12 Juni 2025

    Musyawarah Warga Jadi Kendala Pembangunan Tanggul Rob di Muara Angke
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Gubernur DKI Jakarta
    Pramono Anung
    mengungkapkan bahwa salah satu kendala utama dalam
    pembangunan tanggul rob
    di kawasan pesisir Jakarta, khususnya di
    Muara Angke
    , Jakarta Utara, adalah proses musyawarah dan pendekatan kepada warga yang terdampak.
    Hal itu diungkapkan Pramono usai meninjau langsung progres pembangunan tanggul
    mitigasi banjir
    rob di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis (12/6/2025).
    “Kendala utamanya sebenarnya salah satunya adalah musyawarah dengan warga. Karena saya selalu menyampaikan kepada jajaran Balai Kota, pendekatan ke warga itu betul-betul harus dilakukan, walaupun capek, tapi terus menerus dan waktunya memang tidak gampang,” ujar Pramono di lokasi.
    Namun begitu, ia bersyukur bahwa kini telah terjadi kesepakatan antara pemerintah dan warga.
    “Pak Lurah, Pak Camat dan juga ada hadir wali kota Jakarta Utara sudah menyampaikan bahwa ini sudah clear. Artinya segera dilakukan pembangunan,” kata Pramono.
    Pembangunan tanggul sepanjang 1,4 kilometer dengan ketinggian 2,5 meter itu ditargetkan rampung pada Desember 2025.
    Tanggul ini dirancang untuk menahan naiknya air laut yang diperkirakan bisa mencapai elevasi 2,5 meter, lebih tinggi dari kondisi eksisting kawasan yang berada pada angka 1,8 meter.
    Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin, menjelaskan bahwa pembangunan tanggul ini akan berdampak pada 282 rumah warga di area seluas 120 hektare.
    “Saat ini sudah clear,” ujar Ika.
    Tahun depan, Pemprov DKI juga merencanakan pembangunan tanggul lanjutan sepanjang 1 kilometer. Sehingga, total panjang tanggul mencapai 2,4 kilometer.
    Pramono menyampaikan apresiasinya kepada warga yang telah bersepakat, serta mengingatkan agar tidak ada oknum yang mencoba memanfaatkan situasi dengan mendirikan bangunan baru di area terdampak.
    “Mohon ketika pembangunan sudah dilakukan jangan kemudian ada penambahan warga-warga baru yang kemudian memanfaatkan situasi ini. Karena ini bukan pekerjaan yang gampang,” kata Pramono.
    Ia juga menegaskan bahwa pembangunan tanggul ini merupakan langkah awal untuk penanganan banjir rob jangka menengah, sebelum proyek jangka panjang NCICD (National Capital Integrated Coastal Development) dilanjutkan oleh pemerintah pusat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pramono akan larang pengambilan air tanah di Muara Angke

    Pramono akan larang pengambilan air tanah di Muara Angke

    Supaya permukaan tanahnya tidak cepat turun. Kami akan segera mendistribusikan air bersih di daerah ini

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo melarang pengambilan air tanah di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, untuk mencegah terjadinya penurunan permukaan tanah (land subsidence) yang bisa mengancam keselamatan warga pesisir.

    “Yang harus diketahui publik adalah permukaan tanah kita ini dari waktu ke waktu turun terus. Maka di daerah ini nanti termasuk yang akan kami buat aturan agar air tanahnya tidak diambil,” kata Pramono saat ditemui usai meninjau pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di kawasan Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis.

    Menurut Pramono, pengambilan air tanah secara masif menjadi penyebab utama turunnya permukaan tanah, yang memperburuk dampak rob.

    Apabila permukaan tanah cepat menurun, menurut Pramono, tentunya sangat membahayakan masyarakat.

    Sebagai solusi atas kondisi tersebut, Pemprov DKI Jakarta akan segera mendistribusikan layanan air bersih perpipaan ke wilayah tersebut.

    Saat ini, Pramono mengatakan distribusi air bersih sudah mulai dikerjakan oleh PAM Jaya. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi ketergantungan warga terhadap air tanah.

    “Supaya permukaan tanahnya tidak cepat turun. Kami akan segera mendistribusikan air bersih di daerah ini,” kata Pramono.

    Untuk menghadapi ancaman rob, Pemprov DKI Jakarta tengah membangun tanggul laut sepanjang 1,4 kilometer dengan ketinggian 2,5 meter. Pembangunan ini ditargetkan rampung pada Desember 2025.

    Tanggul tersebut dirancang agar bisa menahan air laut hingga ketinggian 2,5 meter, melebihi elevasi kawasan Muara Angke yang saat ini berada di angka 1,8 meter.

    Pemprov DKI juga berencana melanjutkan penambahan tanggul sepanjang satu kilometer tahun depan, sehingga total akan mencapai 2,4 kilometer.

    Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Ika Agustin, menjelaskan pembangunan tanggul ini akan berdampak terhadap 282 rumah warga dan mencakup area seluas 120 hektare.

    Sementara itu, lanjut Ika, anggaran yang dibutuhkan untuk membangun tanggul mitigasi tersebut kurang lebih sekitar Rp52 miliar.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • DKI bangun tanggul rob sebagai wujud dukungan program Giant Sea Wall

    DKI bangun tanggul rob sebagai wujud dukungan program Giant Sea Wall

    Namun kini, jumlahnya akan diperpanjang lagi sepanjang 7 kilometer menjadi 19 kilometer

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo mengatakan pembangunan tanggul mitigasi rob dilakukan sebagai wujud dukungan Pemprov DKI Jakarta terhadap proyek tanggul laut raksasa atau Giant Sea Wall yang digagas pemerintah pusat.

    “Sebagai bagian dari dukungan terhadap gagasan National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) atau juga dikenal dengan proyek Giant Sea Wall, kami memulai dengan penanganan yang bersifat jangka menengah terlebih dahulu,” kata Pramono saat dijumpai di Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis.

    Pramono menjelaskan, awalnya Giant Sea Wall yang menjadi tanggung jawab pemerintah Jakarta hanya sepanjang 12 kilometer.

    Namun kini, jumlahnya akan diperpanjang lagi sepanjang 7 kilometer menjadi 19 kilometer.

    “Dengan demikian apa yang menjadi arahan Bapak Presiden Prabowo, pemerintah Jakarta sudah memulai lebih awal untuk penanganan banjir rob di tempat ini,” kata Pramono.

    Tahun ini, Pemprov DKI Jakarta akan memulai membangun tanggul mitigasi rob sepanjang 1,4 kilometer dan ditargetkan akan selesai pada Desember 2025. Pembangunan tanggul ini menggunakan anggaran sebesar Rp52 miliar.

    Diketahui, pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini sudah diwacanakan sejak tahun lalu. Namun pembangunannya baru akan terealisasi karena sempat terkendala izin dari warganya.

    Kini, Pramono mengaku bersyukur seluruh pihak sudah setuju untuk dilakukan pembangunan tanggul mitigasi tersebut. Dia berharap, tanggul mitigasi rob ini nantinya dapat meminimalisir banjir rob yang kerap terjadi di wilayah tersebut.

    “Harapannya dalam jangka pendek dan menengah persoalan rob di tempat ini (Muara Angke), bukan di tempat lain ya, di tempat ini, walaupun masih ada beberapa yang lain relatif akan tertangani,” kata Pramono.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pekerjaan tanggul rob Muara Angke ditargetkan rampung pada Desember

    Pekerjaan tanggul rob Muara Angke ditargetkan rampung pada Desember

    penambahan tinggi tanggul bertujuan untuk menahan jika nanti air laut pasang hingga 2,5 meter

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan pekerjaan pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di Muara Angke sepanjang 1,4 kilometer selesai pada Desember 2025.

    Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun 1,4 kilometer (km) tanggul mitigasi banjir rob tersebut mencapai Rp52 miliar.

    “Hari ini kita akan bangun tanggul kurang lebih 1,4 km dan tanggulnya dinaikkan 2,5 meter. Mudah-mudahan pembangunan ini akan selesai sampai dengan Desember,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di lokasi pembangunan tanggul mitigasi banjir rob Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis.

    Pramono menjelaskan penambahan tinggi tanggul bertujuan untuk menahan jika nanti air laut pasang hingga 2,5 meter. Namun saat ini, evaluasinya air masih setinggi kurang lebih 1,8 meter.

    Tahun depan, Pramono mengatakan pembangunan tanggul mitigasi banjir rob akan dilanjutkan lagi sepanjang satu kilometer.

    Pramono mengakui, salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini adalah pendekatan komunikasi dengan warga.

    Sebab untuk membangun tanggul ini, akan ada 282 bangunan atau sekitar 120 hektare tanah yang terdampak. Kendati demikian, Pramono mengatakan hal itu sudah dapat diatasi dengan baik dan seluruh pihak setuju untuk pembangunan tanggul tersebut.

    “Hal yang berkaitan dengan banjir rob mudah-mudahan akan tertangani secara baik. Kami bersyukur warga telah menyepakati pembangunan ini untuk mengatasi rob,” kata Pramono.

    Sebenarnya pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini sudah diwacanakan sejak tahun lalu. Tanggul ini diharapkan bisa meminimalisir banjir rob yang kerap terjadi di pemukiman warga pesisir Jakarta.

    Tanggul mitigasi rencananya dibangun di beberapa titik, seperti Muara Angke, Pluit, Muara Baru, Sunda Kelapa, Marunda (Rumah Si Pitung), dan Jalan RE Martadinata.

    Tanggul itu dibangun sembari menunggu pembangunan tanggul laut atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN/NCICD), yang rampung pada 2030.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Kopi Jahe, Minuman Tradisional Betawi Kaya Rempah

    Kopi Jahe, Minuman Tradisional Betawi Kaya Rempah

    Liputan6.com, Jakarta – Selain bir pletok, di Betawi juga ada minuman tradisional bernama kopi jahe. Minuman ini konon sudah ada sejak abad ke-18.

    Mengutip dari berbagai sumber, munculnya kopi jahe di Betawi berawal dari kedatangan pedagang yang banyak membawa rempah-rempah. Mereka berlayar menggunakan perahu dan rakit menyusuri Kali Cisadane dan bersandar di pelabuhan tepi Kali Angke.

    Masyarakat di sekitar Kali Angke dikenal agamis. Mereka memiliki kebiasaan merayakan pesta, seperti khitanan, pernikahan, maulidan, mikrajan, hingga khatam Al-Qur’an. Dalam acara tersebut, mereka menghidangkan berbagai jenis makanan dan minuman, salah satunya kopi jahe.

    Saat itu, masyarakat Betawi menyebut kopi jahe dengan nama zanzabil. Sementara kopi disebut dengan gahwa.

    Penamaan ini disebabkan oleh kebiasaan minum kopi yang awalnya berasal dari bangsa Arab dan barat (Portugis). Kopi ini didominasi oleh rasa pahit. 

    Kedatangan pedagang rempah kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat Betawi untuk mencampurkan berbagai macam rempah-rempah ke kopi untuk mengurangi rasa pahit. Dari sana, lahir minuman kopi yang kini lebih dikenal dengan nama kopi jahe.