kab/kota: Angke

  • Banjir Landa 21 RT di Jaksel-Jaktim Akibat Hujan Lebat

    Banjir Landa 21 RT di Jaksel-Jaktim Akibat Hujan Lebat

    JAKARTA – Banjir melanda 21 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai setengah meter lebih akibat hujan lebat di daerah itu.

    “Banjir dikarenakan hujan lebat melanda wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan dilansir ANTARA, Rabu, 2 Juli.

    Menurut dia, hujan lebat di Jakarta menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu menjadi siaga tiga atau waspada pada pukul 18.00 WIB dan kenaikan Pos Pantau Sunter Hulu menjadi siaga tiga (waspada) pada pukul 18.00 WIB serta menyebabkan banjir di DKI Jakarta.

    BPBD, kata Yohan, mencatat saat ini banjir terjadi di 21 RT dan dua  ruas jalan.

    Ada pun data wilayah terdampak sebagai berikut;

    Jakarta Selatan terdapat di 14 RT yang terdiri dari, Kelurahan Bangka satu RT dengan ketinggian muka air 40 sentimeter (cm). Selanjutnya Kelurahan Kuningan Barat tiga RT, ketinggian 45 sampai 70 cm.

    Kemudian, Kelurahan Pela Mampang, sembilan RT ketinggian 40 sampai 50 cm. Kelurahan Duren tiga satu RT dengan ketinggian air 30 cm.

    “Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang,” ujarnya.

     

    Untuk di Jakarta Timur terdapat tujuh RT yang terdiri dari Kelurahan Susukan empat RT ketinggian 50 cm, Kelurahan Kampung Tengah satu RT ketinggian 40 cm, serta Kelurahan Gedong sebanyak dua RT ketinggian 50 cm.

    “Di Jakarta timur penyebab utama karena curah hujan tinggi,” katanya.

    Ia menambahkan, untuk jalan banjir yaitu Jl. KH Hasyim Ashari, Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat ketinggian 20 cm dan Jl. Pelita No.5 , Kel. Lubang Buaya, Jakarta Pusat ketinggian 10 cm.

  • Banjir landa 21 RT di Jaksel dan Jaktim akibat hujan lebat

    Banjir landa 21 RT di Jaksel dan Jaktim akibat hujan lebat

    Jakarta (ANTARA) – Banjir melanda 21 rukun tetangga (RT) di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur dengan ketinggian air mencapai setengah meter lebih akibat hujan lebat di daerah itu.

    “Banjir dikarenakan hujan lebat melanda wilayah DKI Jakarta,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi (Kapusdatin) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Mohamad Yohan saat dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Menurut dia, hujan lebat di Jakarta menyebabkan kenaikan Pos Pantau Angke Hulu menjadi siaga tiga atau waspada pada pukul 18:00 WIB dan kenaikan Pos Pantau Sunter Hulu menjadi siaga tiga (waspada) pada pukul 18:00 WIB serta menyebabkan banjir di DKI Jakarta.

    BPBD, kata Yohan, mencatat saat ini banjir terjadi di 21 RT dan dua ruas jalan.

    Ada pun data wilayah terdampak sebagai berikut;

    Jakarta Selatan terdapat di 14 RT yang terdiri dari, Kelurahan Bangka satu RT dengan ketinggian muka air 40 sentimeter (cm).

    Selanjutnya Kelurahan Kuningan Barat tiga RT, ketinggian 45 sampai 70 cm.

    Kemudian, Kelurahan Pela Mampang, sembilan RT ketinggian 40 sampai 50 cm.

    Kelurahan Duren tiga satu RT dengan ketinggian air 30 cm.

    “Penyebab curah hujan tinggi dan luapan Kali Mampang,” ujarnya.

    Untuk di Jakarta Timur terdapat tujuh RT yang terdiri dari Kelurahan Susukan empat RT ketinggian 50 cm, Kelurahan Kampung Tengah satu RT ketinggian 40 cm, serta Kelurahan Gedong sebanyak dua RT ketinggian 50 cm.

    “Di Jakarta timur penyebab utama karena curah hujan tinggi,” katanya.

    Ia menambahkan, untuk jalan banjir yaitu Jl. KH Hasyim Ashari, Kelurahan Cideng, Jakarta Pusat ketinggian 20 cm dan Jl. Pelita No.5 , Kel. Lubang Buaya, Jakarta Pusat ketinggian 10 cm.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Wisatawan Kepulauan Seribu capai 1.661 orang di akhir libur panjang

    Wisatawan Kepulauan Seribu capai 1.661 orang di akhir libur panjang

    Wisatawan menikmati kawasan pesisir pantai di Kepulauan Seribu. ANTARA/HO-Pemkab Kepulauan Seribu

    Wisatawan Kepulauan Seribu capai 1.661 orang di akhir libur panjang
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 30 Juni 2025 – 12:15 WIB

    Elshinta.com – Kabupaten Kepulauan Seribu mencatat 1.661 orang mengunjungi sejumlah objek wisata kepulauan di wilayahnya pada akhir libur panjang Tahun Baru Islam yang jatuh pada Minggu (29/6).

    “Memasuki akhir libur panjang, sebanyak 1.661 wisatawan mendatangi wilayah kami dari empat pintu masuk,” kata Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan di Jakarta, Senin.

    Ia menyebutkan 1.661 orang itu terdiri atas wisatawan mancanegara dan nusantara yang datang dari pintu masuk Dermaga Marina Ancol dengan jumlah 435 orang, Dermaga Muara Angke berjumlah 647 orang, Dermaga Tanjung Pasir berjumlah 513 orang, dan dari pintu masuk Dermaga Cituis berjumlah 66 orang.

    Menurut dia Kepulauan Seribu kerap menjadi pilihan wisatawan untuk menikmati  libur nasional dan cuti bersama karena memberikan pengalaman yang berbeda dibandingkan tempat wisata lain di wilayah DKI Jakarta. Ia menambahkan pengunjung yang datang biasanya menikmati keindahan bawah laut yang ada di Kepulauan Seribu, ada juga yang ingin merasakan keindahan pantainya yang ada di pulau berpenduduk serta pulau resor.

    “Selain itu bagi pencinta sejarah, wisatawan bisa mengunjungi pulau cagar budaya,” tegasnya.

    Disamping keindahan alam dan sejarah, Sonti menilai keamanan dan kenyamanan juga menjadi pertimbangan untuk memilih berwisata ke Kepulauan Seribu. Ia mengatakan akses yang mudah menuju wilayah Kepulauan Seribu dari empat dermaga resmi tentunya menjadi pendukung bagi wisatawan untuk mengulangi kunjungannya ke Kepulauan Seribu saat libur.

    Sebelumnya Suku Dinas Parekraf Kabupaten Kepulauan Seribu mencatat ada 10.678 orang yang mengunjungi daerah kepulauan tersebut saat libur Tahun Baru Islam mulai dari Jumat (27/6) sebanyak 5.633 hingga Sabtu (28/6) sebanyak 5.045 orang.

    Sumber : Antara

  • Seabad Perjalanan KRL dan Peran Stasiun Manggarai sebagai Simpul Mobilitas Urban Jakarta

    Seabad Perjalanan KRL dan Peran Stasiun Manggarai sebagai Simpul Mobilitas Urban Jakarta

    Seabad Perjalanan KRL dan Peran Stasiun Manggarai sebagai Simpul Mobilitas Urban Jakarta
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Lautan manusia hilir mudik memenuhi
    Stasiun Manggarai
    pagi itu. Mereka tampak terburu-buru dan waspada di tengah deru roda baja serta pengumuman keberangkatan dan kedatangan kereta.
    Rangkaian
    KRL Commuter Line
    datang silih berganti di peron, mengantar penumpang dari seluruh penjuru Jabodetabek. Rutinitas ini menjadi bagian dari perjalanan luar biasa transportasi kereta api di Indonesia.
    Tahun ini, tepatnya Minggu (6/4/2025), KRL Indonesia genap berusia 100 tahun. Sementara itu, Stasiun Manggarai telah beroperasi lebih dari satu abad. Keduanya menyatu dalam sejarah mobilitas Indonesia dan terus berkembang seiring zaman.
    Perjalanan kereta listrik di Indonesia dimulai oleh perusahaan kereta api
    Hindia Belanda
    ,
    Staatssporwegen
    (SS), dengan peresmian lintas Tanjung Priok–Meester Cornelis (kini Jatinegara) pada 6 April 1925. Ini adalah tonggak sejarah elektrifikasi perkeretaapian yang menandai dimulainya era baru transportasi di Tanah Air.
    Sejak saat itu, KRL terus berevolusi, dari moda transportasi yang identik dengan penumpang di atap atau pedagang asongan yang hilir mudik di dalam gerbong, hingga menjadi angkutan massal yang tertib dan modern.
    Transformasi signifikan terjadi, salah satunya pada 2008 ketika PT KCJ (kini
    KAI Commuter
    ) dibentuk sebagai operator khusus KRL Commuter Line.
    Pembentukan perusahaan itu membawa era baru penertiban dan sterilisasi, dengan pemasangan pagar di jalur, penertiban pedagang, pelarangan penumpang di atap, serta modernisasi sistem tiket menggunakan
    electronic ticketing
    dengan
    e-money
    dari Kartu Multi Trip (KMT) dan uang elektronik bank, serta QR code.
    Armada KRL juga mengalami perubahan drastis. Dari lokomotif legendaris seperti ESS 3200 “Bon-Bon” yang didatangkan pada 1925, KA Djoko Kendil (SS9000) yang melayani rute ekspres malam, hingga masuknya KRL eks Jepang, seperti Seri 6000, 7000, JALITA (8500), 203, dan 205 yang menjadi tulang punggung operasional saat ini.
    Keandalan dan kapasitas KRL Seri 205, misalnya, menjadikannya armada favorit penumpang hingga sekarang.
    Tak berhenti di situ, KAI Commuter terus berinovasi dengan menghadirkan generasi terbaru seperti KRL Seri
    CLI-125
    dengan desain modern dan fitur digital, serta KRL produksi
    PT INKA
    yang akan beroperasi pada 2025 sebagai simbol kemandirian industri perkeretaapian Indonesia.
    Evolusi itu tidak hanya mengubah wajah fisik KRL, tetapi juga dampak pada kultur pengguna. Kereta api kini semakin aman, nyaman, dan menghilangkan “kasta” di dalamnya, menjadikannya pilihan transportasi massal bagi semua lapisan masyarakat.
    Modernisasi armada dan sistem pun turut berdampak pada peningkatan volume penumpang. Pada 2020, volume penumpang mencapai 53,15 juta orang. Angka ini terus melonjak menjadi 123,13 juta pada 2021, dan 215,05 juta pada 2022.
    Puncaknya pada 2023, volume penumpang mencapai 290,89 juta orang, bahkan sempat mencatat lebih dari satu juta penumpang per hari.
    Tren positif itu pun berlanjut pada 2024 dengan 374,49 juta orang, naik 12,8 persen dari tahun sebelumnya, dan di kuartal I 2025 tercatat 93,77 juta orang.
    Peningkatan jumlah penumpang itu tidak hanya terjadi di Jabodetabek, tetapi juga tercatat di wilayah Yogyakarta, Bandung, dan Surabaya.
    Di Yogyakarta, misalnya, jumlah pengguna naik dari 6,45 juta pada 2024 menjadi 7,97 juta pada 2025. Di Bandung Raya, melonjak dari 14,72 juta menjadi 16,16 juta, dan di Surabaya dari 13,36 juta menjadi 14,73 juta.
    “KAI Commuter terus berkomitmen untuk selalu meningkatkan layanan kepada para penggunanya agar Commuter Line menjadi transportasi yang turut menggerakkan kemajuan perekonomian, serta angkutan perkotaan yang efisien, ramah lingkungan, bebas macet, dan terjangkau,” ucap Direktur Utama KAI Commuter Asdo Artriviyanto seperti dikutip dari situs resmi KAI Commuterline.
    Sebagai bagian dari perayaan seabad KRL, KAI Commuter juga menggelar Parade KRL Vintage bertajuk “100 Years of KRL: The Everlasting Urban Transport” pada April 2025. Ajang ini menampilkan evolusi KRL sebagai ajang nostalgia dan bukti komitmen dalam menyediakan transportasi yang inklusif dan efisien.
    Jauh sebelum menjadi salah satu simpul transportasi terpadu di Indonesia, kawasan “Manggarai” dulunya adalah pemukiman kecil komunitas asal Flores, Nusa Tenggara Timur (NTT), yang dibawa ke Batavia pada masa kolonial.
    Perlahan, kawasan itu berkembang menjadi sentra transportasi. Pembangunan Stasiun Manggarai sendiri dimulai pada 1913 oleh SS setelah mengakuisisi jalur Jakarta-Bogor dari NIS. Stasiun ini resmi beroperasi pada 1 Mei 1918, dan desainnya dibuat oleh arsitek Belanda Ir J Van Gendt.
    Stasiun Manggarai tidak sekadar infrastruktur, tetapi juga saksi bisu sejarah bangsa. Pada 3 Januari 1946, stasiun ini menjadi titik keberangkatan Kereta Luar Biasa (KLB) yang membawa Presiden Soekarno beserta pemerintahan menuju Yogyakarta, dalam rangka pemindahan ibu kota negara secara rahasia.
    Peristiwa itu mengukuhkan Manggarai sebagai bagian integral dari narasi kemerdekaan Indonesia. Atas nilai historis dan arsitekturnya, Stasiun Manggarai pun telah ditetapkan sebagai bangunan cagar budaya nasional.
    Kini, Stasiun Manggarai telah berevolusi menjadi simpul integrasi transportasi utama yang menghubungkan berbagai layanan kereta api, seperti Commuter Line Jabodetabek (Bogor Line, Bekasi Line, Serpong Line, Tangerang Line, dan Tanjung Priok Line) serta Commuter Line Bandara Soekarno-Hatta.
    Sebagai salah satu stasiun tersibuk, Manggarai telah mengalami transformasi besar dalam beberapa tahun terakhir untuk meningkatkan kapasitas dan layanannya. Salah satu perubahan paling signifikan adalah proyek pembangunan sebagai stasiun sentral dengan penyediaan jalur elevated (layang) yang kini melayani KRL tujuan Bogor dan Jakarta Kota.
    Area penumpang juga diperluas, dan stasiun dilengkapi fasilitas modern seperti eskalator dan lift untuk memudahkan perpindahan antarperon. Manggarai menjadi stasiun transit di Jabodetabek dengan volume penumpang tertinggi.
    Zona integrasi di luar stasiun juga dihadirkan untuk mempermudah penumpang berpindah ke moda lain, seperti TransJakarta dan transportasi online, dengan penanda arah dan area tunggu yang lebih tertata.
    Transformasi besar lainnya terjadi pada Mei 2022 melalui tahap Switch Over (SO) 5, yaitu perubahan besar pada pola operasional KRL di Stasiun Manggarai.
    Dalam SO 5, penataan ulang jalur dilakukan dengan menerapkan sistem transit di masing-masing lintas. Bekasi/Cikarang Line dilayani di jalur 3 dan 4, sementara Bogor Line beroperasi di jalur 11 dan 12. Untuk perjalanan menuju Jakarta Kota, KRL menggunakan jalur 10 dan 11.
    Selain itu, Cikarang Line tidak lagi menuju Jakarta Kota, tapi langsung ke Angke atau Kampung Bandan melalui Manggarai dan Pasar Senen.
    Perubahan tersebut, meskipun awalnya menyebabkan penumpukan penumpang dan penyesuaian besar bagi pengguna, bertujuan untuk menata perjalanan dan mendukung pengembangan Manggarai sebagai stasiun sentral yang lebih efisien di masa depan.
    Data operasional Stasiun Manggarai menunjukkan peningkatan aktivitas yang konsisten. Jumlah perjalanan kereta yang dilayani di stasiun ini terus bertumbuh, dari 881 perjalanan pada 2015 menjadi 1.063 perjalanan per April 2025.
    Frekuensi perjalanan kereta di Stasiun Manggarai juga sangat tinggi, dengan total 797 perjalanan setiap harinya. Jumlah tersebut terdiri dari 82 KA Jarak Jauh, 357 KA Bogor (BOO) – Jakarta Kota (JAKK), 286 KA Bekasi (BKS) – Tanah Abang (THB), serta 64 KA Bandara.
    Peningkatan volume penumpang juga cukup signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Pada 2015, jumlah penumpang tercatat sebanyak 5,7 juta, kemudian meningkat menjadi 7,55 juta pada 2019 sebelum pandemi.
    Meski sempat anjlok menjadi 3,2 juta pada 2020 dan 2,6 juta pada 2021 akibat pandemi, angka ini kembali naik menjadi 4,45 juta pada 2022 dan 5,11 juta pada 2023 (termasuk 405 ribu penumpang KA Bandara).
    Pada 2024, jumlah penumpang yang melakukan gate in mencapai 5,55 juta, sementara gate out sebanyak 5,29 juta.
    Volume penumpang transit di Stasiun Manggarai juga menunjukkan tren yang terus meningkat. Pada 2023, jumlah penumpang transit tercatat hampir 52,25 juta orang. Angka ini naik 10,8 persen pada 2024, menjadi 57,67 juta penumpang transit dalam setahun. Rata-rata per hari, Stasiun Manggarai melayani sekitar 166.587 penumpang pada hari kerja.
    Tercatat pada 1 Januari 2025 jumlah penumpang yang transit mencapai 211.132 orang. Data tersebut menunjukkan bahwa Manggarai telah berkembang menjadi stasiun utama dan tersibuk sebagai titik transit dan perpindahan penumpang di Jabodetabek.
    Sebagai optimalisasi untuk kapasitas angkut penumpang saat ini, KAI Commuter telah mengoperasikan 5 rangkaian Commuter Line baru CLI-125 sebanyak 5 rangkaian dengan lintas operasi 3 di lintas Bogor dan 2 di lintas Bekasi/Cikarang dan akan terus bertambah setelah mendapat sertifikasi dan melawati serangkaian uji dan test sesuai dengan peraturan dari Kementerian Perhubungan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Commuter terapkan perubahan pola operasi di Stasiun Tanah Abang

    KAI Commuter terapkan perubahan pola operasi di Stasiun Tanah Abang

    Jakarta (ANTARA) – KAI Commuter mulai hari Minggu mengubah pola operasi setelah mengoperasikan ruang utama bangunan baru dan peron jalur 2 Stasiun Tanah Abang dan proses pembangunan dinyatakan selesai.

    “Pada proses ‘switch over’ (pergantian) ke-2 ini akan mengubah pola operasi perjalanan Commuter Line Rangkasbitung,” kata Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan di Jakarta.

    Menurut dia, pada 22 Februari 2025 telah dilakukan proses “switch over” pertama. Yaitu mengoperasikan peron jalur 1 di bangunan baru sebagai peron kedatangan dan keberangkatan pengguna Commuter Line tujuan Stasiun Angke/Kampung Bandan dari arah Manggarai.

    Mulai 29 Juni 2025 ini, peron jalur 2 ini akan digunakan untuk memperlancar kedatangan dan keberangkatan pengguna Commuter Line tujuan Stasiun Manggarai dari arah Stasiun Angke/Kampung Bandan di Stasiun Tanah Abang.

    Per tanggal 29 Juni, seluruh kedatangan perjalanan Commuter Line Rangkasbitung di Stasiun Tanah Abang akan masuk di jalur 3 bangunan lama stasiun.

    “Selanjutnya rangkaian Commuter Line akan melakukan pola langsir atau proses berpindah ke jalur 5 atau 6 di bangunan lama untuk kembali berangkat menuju Serpong hingga Rangkasbitung,” ujarnya.

    Pengguna Commuter Line Rangkasbitung yang turun atau transit seluruhnya akan turun di peron jalur 3. Pengguna yang akan keluar atau transit ke arah Angke/Kampung Bandan bisa mengakses JPO yang menghubungkan bangunan baru untuk menuju peron 1 atau pintu keluar.

    Sedangkan untuk pengguna Rangkasbitung yang akan transit menuju Stasiun Manggarai tidak perlu berpindah peron karena Commuter Line tujuan Manggarai di jalur 2 akan membuka pintu kanan dan kiri untuk naik-turun pengguna.

    “Pintu kiri dari arah kedatangan sebagai akses keluar dan pintu kanan sebagai akses masuk ke dalam Commuter Line,” kata dia.

    Untuk pengguna yang akan naik Commuter Line menuju Serpong/Parung Panjang hingga Rangkasbitung, tetap menunggu perjalanan Commuter Line di peron jalur 5 atau 6 pada bangunan lama stasiun.

    Perubahan “flow” dan peron kedatangan Commuter Line Rangkasbitung di peron 3 ini merupakan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan dengan mengurangi kepadatan pengguna di JPO dan di area peron jalur 5 dan 6 saat akan naik Commuter Line Rangkasbitung, yang sebelumnya digunakan untuk naik dan turun pengguna.

    Selain itu, ruang (hall).baru Stasiun Tanah Abang juga sudah mulai bisa digunakan untuk akses keluar masuk area stasiun.

    Pewarta: Khaerul Izan
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Bingung dengan Perubahan Peron Stasiun Tanah Abang, Banyak Penumpang Tersesat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        29 Juni 2025

    Bingung dengan Perubahan Peron Stasiun Tanah Abang, Banyak Penumpang Tersesat Megapolitan 29 Juni 2025

    Peron Stasiun Tanah Abang Berubah, Penumpang Masih Butuh Adaptasi
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah penumpang masih perlu beradaptasi dengan perubahan peron tempat naik dan turun penumpang di
    Stasiun Tanah Abang
    yang mulai diberlakukan hari ini, Minggu (29/6/2025).
    Aturan baru yang mengatur peron untuk rute-rute tertentu ini membuat sebagian besar pengguna KRL, terutama yang baru tiba dari arah Rangkasbitung, celingak-celinguk mencari arah.
    Pantauan
    Kompas.com
    di lokasi, tidak sedikit penumpang yang berhenti sejenak sambil menatap papan petunjuk arah dan peta peron yang terpasang di sekitar stasiun.
    Beberapa di antaranya bahkan langsung menghampiri petugas untuk bertanya.
    “Ini ke mana kalau mau ke Bogor? Peronnya beda,” ucap salah satu penumpang.
    Salah seorang petugas terlihat mengarahkan dengan pengeras suara.
    “Serpong, Parung Panjang, Maja, Rangkasbitung di peron 5-6,” teriak petugas.
    Namun, upaya ini belum cukup membantu bagi sebagian penumpang.
    Erna (47), penumpang dari Rangkasbitung, mengaku sempat tersesat.
    “Baru tadi pas turun dari kereta Rangkas Bitung kalau mau ke Gang Sentiong harus naik tangga terus pindah ke peron 1. Bingung saya celingak celinguk takut nyasar,” ucap Erna saat berbincang dengan
    Kompas.com,
    Minggu.
    Tak hanya soal arah peron, Erna juga mengeluhkan keterlambatan kereta yang biasa ia naiki.
    Ia yang hendak menuju Stasiun Gang Sentiong itu biasanya hanya menunggu kereta 10-15 menit. 
    “Sekarang juga keretanya lama. Sampai tujuh kereta enggak ada,” kata Erna.
    Keluhan serupa juga datang dari penumpang lainnya, Diandea (28) yang bingung soal perubahan peron.
    Ia mengaku belum mendapatkan informasi terkait perubahan jalur peron di Stasiun Tanah Abang.
    “Saya bingung banget, karena baru tahu percis sekarang dari petugas. Biasanya kalau naik ke Angke tinggal ke peron 3, ini saya harus jalan dulu. Karena Angke adanya di peron yang baru di peron 1,” kata Diandea.
    Usai Stasiun Tanah Abang direvitalisasi, ada perubahan aturan terkait peron untuk naik dan turun penumpang.
    Dalam aturan baru ini, kereta dari arah Rangkasbitung kini hanya digunakan untuk menurunkan penumpang di peron 3.
    Setelah kosong, rangkaian kereta langsung digeser ke peron 5 atau 6 untuk diberangkatkan kembali menuju Serpong, Parung Panjang, Maja, atau Rangkasbitung.
    Berikut pembagian jalur peron terbaru di Stasiun Tanah Abang:
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • KAI Ubah Jadwal KRL di Stasiun Tanah Abang Mulai Hari Ini, Simak Detailnya

    KAI Ubah Jadwal KRL di Stasiun Tanah Abang Mulai Hari Ini, Simak Detailnya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mengumumkan perubahan rute dan peron KRL Commuter Line di Stasiun Tanah Abang mulai berlaku hari ini, Minggu (29/6/2025), seiring pengoperasian peron jalur 2 dan hall utama di bangunan baru.

    Peron jalur 2 kini digunakan untuk melayani kedatangan dan keberangkatan KRL tujuan Stasiun Manggarai dari arah Angke/Kampung Bandan. 

    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan menambahkan seluruh kedatangan KRL dari Rangkasbitung akan diarahkan ke jalur 3 di bangunan lama. Setelah menurunkan penumpang, rangkaian akan berpindah ke jalur 5 atau 6 untuk keberangkatan kembali menuju Serpong hingga Rangkasbitung.

    “Pengguna yang turun atau transit dari KRL Rangkasbitung akan diarahkan ke peron jalur 3. Jika ingin melanjutkan perjalanan ke arah Angke/Kampung Bandan, bisa menggunakan JPO menuju peron 1 di bangunan baru,” kata Leza dalam keterangan resmi pada Sabtu (28/6/2025).

    Sementara itu, pengguna yang akan transit ke arah Manggarai tidak perlu berpindah peron. KRL di jalur 2 akan membuka pintu kanan dan kiri secara bersamaan untuk memfasilitasi proses naik dan turun penumpang.

    Adapun pengguna yang akan naik KRL tujuan Rangkasbitung tetap menunggu di jalur 5 atau 6, seperti skema sebelumnya.

    Selain perubahan pada peron, hall utama di bangunan baru juga mulai difungsikan. Pengguna bisa masuk melalui gate-in di lantai 2 dan keluar melalui gate-out di lantai dasar. Akses dari bangunan lama masih tetap dapat digunakan.

    Dengan pengoperasian peron jalur 2 dan hall utama ini, kapasitas layanan Stasiun Tanah Abang ditargetkan meningkat hingga 300.000 pengguna. Saat ini, KAI Commuter mencatat rata-rata 54.000–55.000 penumpang naik per hari kerja, dan hingga 146.000 penumpang melakukan transit di stasiun tersebut.

  • Hall Baru Stasiun Tanah Abang Beroperasi Besok, Bisa Tampung 300.000 Pengguna KRL

    Hall Baru Stasiun Tanah Abang Beroperasi Besok, Bisa Tampung 300.000 Pengguna KRL

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Kereta Commuter Indonesia atau KAI Commuter mulai mengoperasikan hall utama bangunan baru dan peron jalur 2 Stasiun Tanah Abang seiring proses switch over kedua mulai besok 29 Juni 2025. Dengan pelaksanaan switch over kedua ini, diharapkan Stasiun Tanah Abang bisa melayani hingga 300.000 pengguna.

    Manager Public Relations KAI Commuter, Leza Arlan mengatakan peron jalur 2 nantinya digunakan untuk flow kedatangan dan keberangkatan pengguna KRL Commuter Line tujuan Stasiun Manggarai dari arah Stasiun Angke/Kampung Bandan di Stasiun Tanah Abang.

    “Pada proses switch over kedua ini, juga akan mengubah pola operasi perjalanan Commuter Line Rangkasbitung,” kata Leza dalam keterangan resmi pada Sabtu (28/6/2025).

    Leza menerangkan seluruh kedatangan perjalanan KRL Commuter Line Rangkasbitung di Stasiun Tanah Abang akan masuk di jalur 3 bangunan lama stasiun, selanjutnya rangkaian Commuter Line akan melakukan pola langsir atau proses berpindah ke jalur 5 atau 6 di bangunan lama untuk kembali berangkat menuju Serpong hingga Rangkasbitung.

    Leza menambahkan, pengguna KRL Commuter Line Rangkasbitung yang turun atau transit seluruhnya akan turun di peron jalur 3.

    “Pengguna yang akan keluar atau transit ke arah Angke/Kampung Bandan bisa mengakses JPO yang menghubungkan bangunan baru untuk menuju peron 1 atau Gate Out,” katanya.

    Sementara itu, lanjut dia, untuk pengguna Rangkasbitung yang akan transit menuju Stasiun Manggarai tidak perlu berpindah peron karena KRL Commuter Line tujuan Manggarai di jalur 2 akan membuka pintu kanan dan kiri untuk naik-turun pengguna.

    “Pintu kiri dari arah kedatangan sebagai akses keluar dan pintu kanan sebagai akses masuk ke dalam Commuter Line,” tambah Leza.

    Untuk pengguna yang akan naik KRL Commuter Line menuju Serpong/Parung Panjang hingga Rangkasbitung, tetap menunggu perjalanan KRL Commuter Line nya di Peron jalur 5 atau 6 pada bangunan lama stasiun.

    Leza mengatakan perubahan flow dan peron kedatangan KRL Commuter Line Rangkasbitung di peron 3 ini merupakan upaya untuk meningkatkan keselamatan dan kenyamanan dengan mengurangi kepadatan pengguna di JPO dan di area peron jalur 5 dan 6 saat akan naik Commuter Line Rangkasbitung, yang sebelumnya digunakan untuk naik dan turun pengguna.

    Selain itu, hall baru Stasiun Tanah Abang juga sudah mulai bisa digunakan untuk akses keluar masuk area stasiun. Pengguna yang akan masuk ke area stasiun bisa menggunakan gate-in di lantai 2, sedangkan pengguna yang akan keluar di Stasiun Tanah Abang bisa menggunakan gate-out di lantai dasar.

    “Sementara untuk akses keluar masuk di bangunan stasiun lama, tetap masih bisa digunakan,” kata Leza.

    KAI Commuter pun mengimbau kepada seluruh pengguna Commuter Line di Stasiun Tanah Abang untuk memperhatikan kembali akses untuk naik dan turun di Stasiun Tanah Abang.

    “Kami mengajak seluruh pengguna untuk menjaga fasilitas-fasilitas layanan yang tersedia demi kenyamanan bersama,” tutup Leza.

    Pada 22 Februari 2025, proses switch over pertama telah dilakukan yaitu mengoperasikan peron jalur 1 di bangunan baru sebagai peron kedatangan dan keberangkatan pengguna KRL Commuter Line tujuan Stasiun Angke/Kampung Bandan dari arah Manggarai.

    KAI Commuter mencatat rata-rata volume pengguna KRL Commuter Line yang naik di Stasiun Tanah Abang sebanyak 54-55 ribu orang setiap hari kerja dan 41-43 ribu orang setiap hari libur. Sedangkan untuk volume pengguna transit di Stasiun Tanah Abang sebanyak 145-146 ribu pada hari kerja dan sebanyak 124-125 ribu orang pada hari libur.

  • Libur Tahun Baru Islam, ribuan wisatawan kunjungi Pulau Seribu

    Libur Tahun Baru Islam, ribuan wisatawan kunjungi Pulau Seribu

    Jakarta (ANTARA) – Ribuan wisatawan mengunjungi Kabupaten Kepulauan Seribu dalam momentum libur Tahun Baru Islam.

    “Total ada 5.633 wisatawan mancanegara dan nusantara, mengunjungi Kepulauan Seribu, memanfaatkan momen libur Tahun Baru Islam,” kata Kepala Suku Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kepulauan Seribu, Sonti Pangaribuan di Jakarta, Jumat.

    Menurut dia, pengunjung yang datang itu terdiri dari wisatawan nusantara dan mancanegara, yang mengunjungi wilayah Kepulauan Seribu dari berbagai dermaga.

    Ia mengatakan wisatawan tersebut datang ke wilayah Kepulauan Seribu dari beberapa pintu masuk mulai dari Dermaga Marina Ancol berjumlah 1.605 orang, Muara Angke berjumlah 3.372 orang.

    Kemudian Dermaga Tanjung Pasir berjumlah 565 orang dan Dermaga Cituis berjumlah 91 orang.

    Ia mengatakan bahwa wilayah Kepulauan Seribu masih menjadi pilihan bagi para wisatawan untuk menikmati berbagai destinasi yang disuguhkan, karena akses yang dekat dengan daratan Jakarta.

    Ia menilai selain kemudahan akses menuju wilayah Kepulauan Seribu dari daratan Jakarta, keindahan alam dan berbagai aktifitas menarik yang dapat dilakukan di berbagai destinasi, menjadi pendukung yang membuat wisatawan kerap datang.

    Ia mengatakan untuk menuju Kepulauan Seribu, wisatawan bisa mengakses Dermaga Kali Adem dan Dermaga Marina Ancol dengan tarif yang berbeda-beda.

    Melalui Dermaga Kali Adem, para pengunjung bisa memanfaatkan kapal kayu dengan tarif sekitar Rp50 ribu hingga Rp80 ribu, serta bisa juga menggunakan kapal Dishub DKI Jakarta dengan tarif sekitar Rp44 ribu hingga Rp74 ribu.

    Sedangkan melalui Dermaga Marina Ancol tarifnya sekitar Rp175 ribu hingga Rp300 ribu.

    “Kami prediksi wisatawan masih akan terus berdatangan, memanfaatkan momen libur ini hingga hari Ahad nanti,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • VIDEO: Futsal di Atas Air! Lapangan Apung Muara Angke Jadi Tempat Favorit Libur Sekolah!

    VIDEO: Futsal di Atas Air! Lapangan Apung Muara Angke Jadi Tempat Favorit Libur Sekolah!

    Mengisi libur panjang sekolah, anak-anak di Muara Angke, Penjaringan, Jakarta Utara isi waktu luang dengan bermain futsal di lapangan apung Muara Angke.

    Ringkasan