Warga Kolong Jembatan Pakin Siap Direlokasi ke Rusun asal Gratis
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Sejumlah warga yang tinggal di bawah
Jembatan Pakin
, Pademangan, Jakarta Utara, menyatakan kesiapan mereka untuk direlokasi ke rumah susun (rusun) oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, asalkan tidak dikenakan biaya.
“Ya, kita sih mau-mau aja, biar ada tempat tinggal yang layak lah,” ujar Jumiati (49) saat ditemui di lokasi pada Jumat sore, (8/11/2024).
Jumiati berharap agar relokasi tersebut tidak membebani biaya, mengingat kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
“Saya sih maunya gratis, kan pendapatannya enggak sesuai dengan pengeluarannya,” tambahnya.
Jumiati menceritakan bahwa suaminya hanya bekerja sebagai tukang ojek
online
dengan penghasilan sekitar Rp 100.000 sehari, yang hanya cukup untuk kebutuhan makan dan ongkos sekolah anak mereka.
Kondisi ini membuat keluarga mereka kesulitan untuk menyewa tempat tinggal yang lebih layak di Jakarta.
Senada dengan Jumiati, Miah (60) juga berharap rusun yang disediakan Pemprov Jakarta tidak memerlukan biaya sewa.
“Saya penginnya gratis lah enggak ada duit bayarnya,” ungkap Miah, Jumat.
Miah tinggal bersama suaminya, seorang lansia yang bekerja sebagai tukang parkir dengan penghasilan harian sekitar Rp 30.000-Rp 40.000, yang cukup untuk kebutuhan makan dan air bersih.
Selama puluhan tahun, pasangan ini terpaksa tinggal di kolong jembatan karena kesulitan ekonomi.
Pemprov Jakarta memang berencana merelokasi warga kolong Jembatan Pakin ke Rumah Susun Petak Habitat Ancol, Jakarta Utara.
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan bahwa rusun ini diprioritaskan bagi warga yang membutuhkan tempat tinggal layak.
“Setelah berbincang dengan warga yang tinggal di bawah jembatan, mereka ingin mempunyai hunian yang layak. Kalau tinggal di dalam kolong jembatan tentunya penyakit sangat rentan sekali menyerang mereka,” ujar Teguh dalam keterangannya, Rabu (6/11/2024).
Rusun Petak Habitat Ancol, yang terletak di Jalan Tongkol 10, Jakarta Utara, direncanakan memiliki sembilan tower, dengan dua tower yang telah berdiri.
Teguh juga meminta Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara untuk mendata warga yang tinggal di hunian tak layak, termasuk di kolong Jembatan Pakin.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Ancol
-
/data/photo/2024/11/10/67302ab24a2e9.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kolong Jembatan Pakin Siap Direlokasi ke Rusun asal Gratis Megapolitan 10 November 2024
-
/data/photo/2024/11/08/672e14eaed9f3.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Suswono Temui Warga Kampung Susun Bayam, Janji Carikan Titik Temu Masalah Hunian Megapolitan 8 November 2024
Suswono Temui Warga Kampung Susun Bayam, Janji Carikan Titik Temu Masalah Hunian
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Calon wakil gubernur Jakarta nomor 1 Suswono bertemu dengan warga Kampung Susun Bayam (KSB) yang terdampak pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) di Jakarta Utara.
Suswono menjanjikan akan mengedepankan aspek keadilan untuk menyelesaikan permasalahan warga KSB apabila terpilih di Pilkada Jakarta 2024.
“Jika nanti Rido terpilih, pasangan Ridwan Kamil-Suswono memimpin Jakarta, prinsip yang akan kami lakukan dalam membangun Jakarta adalah aspek keadilan,” ujar Suswono di Kampung Bayam, Jakarta Utara, Jumat (8/11/2024).
Suswono berjanji akan mencari solusi jika memang benar ada ketidakadilan yang selama ini dirasakan warga KSB.
“Jadi pasti nanti kami cari titik temunya, kenapa ada konflik pasti ada ketidakadilan. Nah Inilah yang akan kami kedepankan,” tuturnya.
Suswono menuturkan, permasalahan Kampung Susun Bayam harus segera diselesaikan karena menyangkut kepentingan orang banyak.
“Saya yakin dan seyakin-yakinnya pasti ada jalan keluar yang terbaik untuk warga, saya yakin itu,” imbuhnya.
Suswono menuturkan, ia akan mengecek soal perjanjian awal yang dibuat warga KSB dengan pemerintah sebelumnya.
“Hak warga untuk tinggal di Kampung Susun Bayam harus segera dipenuhi sesuai perjanjian yang telah dibuat. Masalah perizinan, tarif, dan pengelolaan perlu diselesaikan dengan bijak,” ucapnya.
Suswono menekankan bahwa permasalahan Kampung Susun Bayam bukan hanya mengenai kepemilikan tempat tinggal, tetapi juga soal keadilan dan keberpihakan pada masyarakat.
Untuk diketahui, polemik ini bermula dari penggusuran Kampung Bayam untuk pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) pada tahun 2019.
Wilayah tersebut diklaim secara historis merupakan milik pemerintah. Anies Baswedan yang saat itu menjabat sebagai gubernur Jakarya bersama PT JakPro berjanji akan membangunkan rumah susun di samping JIS untuk warga Kampung Susun Bayam.
Namun, usai JIS dan rumah susun itu selesai dibangun, PT Jakpro justru tidak menepati janjinya.
Oleh sebab itu, warga merasa tidak terima karena Jakpro telah berjanji memberikan izin eks warga KSB tinggal di rumah susun tersebut usai pembangunannya rampung.
Hal ini membuat bentrok kedua belah pihak hingga memerlukan mediasi bersamaan dengan Pemprov DKI Jakarta dan Komnas HAM.
Hasil dari mediasi itu adalah eks warga KSB sepakat berdamai dan bersedia menunggu keputusan JakPro selanjutnya terkait rencana pembangunan rumah susun baru di Jalan Yos Sudarso.
Sambil menunggu proses pembangunan rusun itu, eks warga KSB akan tinggal di hunian sementara yang berada di Jalan Tongkol, Ancol, Jakarta Utara.
Warga juga meminta agar diberikan kehidupan yang layak selama harus tinggal di huntara.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4995473/original/016931600_1731027431-IMG_7583.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Menikmati Panorama Guangzhou dari Canton Tower dengan Ketinggian 488 Meter – Page 3
Tak hanya itu, di ketinggian 480 meter Canton Tower juga ada wahana Sky Drop, mirip dengan wahana Halilintar yang dijumpai di Ancol, Jakarta. Sky Drop ini cocok bagi anda yang suka dengan tantangan atau hal-hal yang bisa memacu adrenalin.
Usai menikmati panorama Guangzhou dari atas ketinggian 488 meter, anda juga bisa berhenti sejenak di toko suvenir untuk berburu berbagai cendera mata, berupa replika menara, magnet kulkas, sampai cermin mini dengan tulisan atau gambar Canton Tower di tiap itemnya.
Sebagai informasi, terdapar dua tipe kunjungan yang bisa dipilih pengunjung jika ingin berlibur ke Canton Tower, yakni tipe dalam ruangan (indoor) dan luar ruangan (outdoor) menara. Adapun tiket kunjungan akan disesuaikan dengan tipe dan item yang dipilih.
Kunjungan indoor, meliputi observasi di ketinggian 428-433 meter, dibanderol 150 Yuan untuk dewasa atau setara Rp 327 ribu dan 75 Yuan untuk anak-anak atau setara dengan Rp 136 ribu.
Sedangkan untuk kunjungan outdoor, harga dipatok berbeda sesuai dengan ketinggian. Untuk ketinggian 460 meter menikmati Bubble Tram, dikenai 298 Yuan untuk dewasa dan 149 Yuan untuk anak-anak.
Kemudian, kunjungan di ketinggian 480 meter untuk menikmati Sky Drop, para pengunjung perlu merogoh kocek 268 Yuan untuk dewasa dan 134 Yuan untuk anak-anak.
Tiket dengan harga tertinggi dipatok untuk pengunjung yang hendak menuju ke ketinggian 488 meter, seharga 328-398 Yuan bagi dewasa dan 164 hingga 199 Yuan untuk anak-anak.
-
/data/photo/2024/10/30/67221f4032199.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Kolong Jembatan Pakin Akan Direlokasi ke Rusun Petak Habitat Ancol Megapolitan 7 November 2024
Warga Kolong Jembatan Pakin Akan Direlokasi ke Rusun Petak Habitat Ancol
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta akan merelokasi warga kolong jembatan Pakin, Penjaringan, ke Rumah Susun (Rusun) Petak Habitat Ancol, Jakarta Utara.
Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta, Teguh Setyabudi mengatakan, rusun akan diprioritaskan untuk warga yang membutuhkan.
“Setelah berbincang dengan warga yang tinggal di bawah jembatan, mereka ingin mempunyai hunian yang layak. Kalau tinggal di dalam kolong jembatan tentunya penyakit sangat rentan sekali menyerang mereka,” ujar Teguh, dalam keterangannya, Rabu (6/11/2024).
Lokasi
Rusun Petak Habitat Ancol
tidak jauh dari kolong jembatan Pakin, tepatnya di Jalan Tongkol 10, Jakarta Utara.
Proses pembangunan rusun untuk warga kolong jembatan Pakin itu masih berlangsung. Saat ini, sudah berdiri dua dari sembilan tower yang direncanakan.
Teguh meminta Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara mendata warga yang tinggal di hunian tak layak, termasuk di kolong jembatan Pakin.
“Kriteria warga (yang direlokasi ke rusun) seperti yang tinggal di bawah kolong tol dan kolong jembatan. Nantinya mereka akan diprioritaskan menempati rusun yang tidak jauh dari lokasi semula,” ujar Teguh.
Teguh meminta jajarannya memastikan jumlah kapasitas rusun untuk menampung warga yang tinggal di bawah kolong tol dan di kolong jembatan.
Sementara itu, Sumawiti, salah seorang warga yang tinggal di kolong jembatan Pakin mengaku senang dan menaruh harapan di hunian yang baru.
“Senang sih karena beliau perhatian sama kita, belum tentu orang lain mau perhatian ke kita yang tinggal di kolong begini. Mudah-mudahan solusinya yang terbaik buat kita di sini,” kata Sumawiti.
Sumawiti berharap lokasi rusun tidak jauh dari kolong jembatan Pakin agar anak-anaknya tidak perlu berjalan jauh untuk sekolah.
Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Lalai Minum Obat, Tria ‘The Changcuters’ Pingsan Saat Manggung di Ancol
Jakarta, Beritasatu.com – Vokalis The Changcuters, Tria akhirnya mengungkapkan penyebab dirinya pingsan saat tampil di Ancol. Menurut Tria, faktor utama yang menyebabkan kejadian tersebut adalah kelalaian dalam mengonsumsi obat rutin yang seharusnya dikonsumsi sesuai anjuran dokter.
“Gue sudah beberapa minggu sebelumnya melakukan kontrol ke dokter, dan memang kondisinya harus dipantau. Saat itu ada obat yang harus dikonsumsi secara rutin, kebetulan obatnya habis,” kata Tria pada podcast Andre Taulany, Selasa (5/11/2024).
Pemilik nama asli Mohammad Tria Ramadhani menjelaskan, pada saat itu ia berencana membeli obat setelah penampilannya di Ancol pada 10 Agustus 2024. Namun, kejadian pingsan justru terjadi karena ia lupa mengonsumsi obat tersebut sebelum tampil.
“Rencananya mau beli obat setelah manggung. Mungkin salah satu kendalanya ada di situ, karena gue tidak minum obat. Sialnya, kejadian itu pas lagi manggung,” tambahnya.
Selain faktor lupa mengonsumsi obat, ia mengakui merasa kelelahan sebelum tampil. Menurutnya, ia terlalu menganggap manggung sebagai olahraga, padahal ia harus lebih mempersiapkan tubuh sebelum tampil.
“Saya selalu menganggap manggung itu seperti olahraga. Karena gaya saya memang selalu berlarian dan lompat, ternyata itu salah. Seharusnya, saya lebih mempersiapkan diri sebelum tampil. Ya, ada kelelahan juga,” ujarnya.
Tria mengungkapkan, kejadian pingsan tersebut terjadi di Ancol bukan pada saat The Changcuters akan mengakhiri penampilannya, melainkan saat lagu kedua dimulai.
“Itu kejadiannya di Ancol, pas di lagu kedua. Biasanya, lagu gila-gilaan itu kita taruh di lagu kedua terakhir,” tandasnya.

:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/4860138/original/091285900_1718097954-2061b1ca-ab9f-4008-a096-68585f14754f-1638949561557-ab197ee956dec5f90a0fef1633549be4.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
/data/photo/2024/11/07/672c8e7a3fb8f.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
