kab/kota: Ancol

  • Agus Suparmanto Resmi Terpilih Secara Aklamasi jadi Ketua Umum PPP

    Agus Suparmanto Resmi Terpilih Secara Aklamasi jadi Ketua Umum PPP

    Bisnis.com, JAKARTA – Proses pemilihan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menghasilkan Agus Suparmanto sebagai pemimpin baru partai tersebut.

    Dia terpilih melalui aklamasi oleh mayoritas peserta yang tetap berada di arena sidang yang digelar di Hotel Mercure, Ancol, Sabtu (27/9/2025).

    Penetapan Agus sebagai ketua umum disampaikan secara resmi dalam Sidang Paripurna VIII oleh pimpinan sidang Qoyum Abdul Jabbar pada Minggu (28/9/2025) dini hari.

    “Aklamasi pak Agus Suparmanto merupakan kehendak Muktamar dan aspirasi Muktamirin ini yang menentukan keputusan,” jelas Qoyum dalam keterangan resminya, Minggu (28/9/2025).

    Qoyum menambahkan bahwa ketua umum terpilih bersama dengan tim formatur akan segera menyusun struktur kepengurusan baru PPP yang mencerminkan kekuatan internal partai.

    “Ketua umum terpilih bersama formatur akan segera menyusun kepengurusan dengan mengakomodir kekuatan PPP,” katanya.

    Terkait pernyataan sepihak yang disampaikan sebelumnya oleh Plt. Ketum PPP Mardiono, Qoyum menyayangkan tindakan tersebut, termasuk penyebaran informasinya ke media tanpa melalui mekanisme yang sah.

    “Masa argumentasi aklamasi hanya dengan absen, ya tidak bisa seperti itu,” jelasnya.

    Meski terdapat dinamika selama persidangan, Qoyum menegaskan bahwa jalannya sidang tetap kondusif dan berlangsung normal.

    “Bisa kita lihat, buktinya tidak ada apa-apa, peserta Muktamirin suka cita, ini fakta yang berbicara,” tandasnya.

    Sementara itu, Agus Suparmanto, usai dinyatakan sebagai ketua umum terpilih, menyampaikan bahwa pencapaiannya saat ini bukan merupakan tujuan akhir.

    “Kita akan meraih kemenangan berikutnya, yaitu bagaimana PPP ini bisa kembali ke Senayan,” pungkasnya.

  • Muktamar PPP Ricuh, Hilmi Firdausi: Sejak Kapan Partai Ini Menjadi Seperti Sekarang?

    Muktamar PPP Ricuh, Hilmi Firdausi: Sejak Kapan Partai Ini Menjadi Seperti Sekarang?

    Fajar.co.id, Jakarta — Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) digelar di Ancol, Jakarta Pusat, Sabtu (27/9/2025). Muktamar itu diwarnai ricuh antara peserta Muktamar.

    Informasi yang dihimpun, Ketua Majelis PPP, Muhammad Romahurmuziy alias Rommy menolak klaim Mardiono sebagai ketua umum terpilih periode 2025-2030.

    Di mana sebelumnya, hasil Muktamar disebut menetapkan Muhammad Mardiono sebagai Ketua Umum terpilih, meski masih ditolak sebagian pihak.

    Terkini, video kericuhan itu viral di berbagai platform media sosial. Banyak yang menyesalkan kejadian itu karena dinilai menodai lambang ka’bah yang jadi simbol partai.

    Salah satu yang menyotnya adalah penceramah kondang Ustaz Hilmi Firdausi atau Gus Hilmi. Dia mengaku partai itu dulunya adalah pilihan orang tua dan guru-gurunya.

    “Dulu partai ini menjadi pilihan utama orangtua dan guru-guru kami, sekarang rusaklah sudah partai yang ngakunya partai islam namun akhlak pengurusnya sangat jauh dari islam. Kira-kira sejak kapan partai ini menjadi seperti sekarang?” tulis Gus Hilmi dikutip dari akun media sosialnya, Minggu (28/9/2025)

    “Satu demi satu partai Islam digembosin dan dikuasai genk Oslo. Setelah PKS, PBB, sekarang PPP.
    Nasib umat muslim ke depannya akan bergantung pada partai-partai non-relijius,” balas warganet di kolom komentar.

    Sementara itu, menurut Rommy, Muktamar ke-10 PPP masih berlangsung hingga Minggu (28/9) pukul 22.30 WIB dan belum menetapkan ketua umum.

    “Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi secara aklamasi,” kata Rommy dalam keterangan resminya, Minggu (28/9/2025) dikutip dari Antara.

  • 4
                    
                        Agus Suparmanto Diklaim Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Umum PPP 
                        Nasional

    4 Agus Suparmanto Diklaim Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Umum PPP Nasional

    Agus Suparmanto Diklaim Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Umum PPP
    Editor
    KOMPAS.com
    – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) melahirkan dua klaim kepemimpinan. 
    Dilansir dari
    Kompas.id
    dalam artikel, ”
    Dua Kubu Saling Klaim Kemenangan di Muktamar X PPP
    “, Kubu Agus Suparmanto menyatakan, Agus terpilih secara aklamasi sebagai ketua umum, sedangkan kubu Muhamad Mardiono menegaskan bahwa Mardiono telah lebih dulu ditetapkan secara sah melalui persidangan resmi.
    Ketua Pimpinan Sidang Paripurna VIII Qoyum Abdul Jabbar menyebutkan, Agus terpilih secara aklamasi oleh mayoritas peserta Muktamar X di Hotel Mercure, Ancol, pada Sabtu (28/9/2025).
    Menurut dia, keputusan tersebut diambil tanpa ada peserta yang meninggalkan arena forum.
    ”Aklamasi Pak Agus Suparmanto merupakan kehendak muktamar dan aspirasi muktamirin yang menentukan keputusan,” ujar Qoyum melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (28/9/2025).
    Qoyum menambahkan, ketua umum terpilih bersama formatur akan segera menyusun kepengurusan dengan mengakomodasi kekuatan PPP.
    Ia juga menyesalkan klaim kubu Mardiono yang lebih dulu menyatakan kemenangan.
    ”Masa argumentasi aklamasi hanya dengan absen, ya tidak bisa seperti itu. Bisa kita lihat, sidang tetap berjalan, peserta muktamirin sukacita, ini fakta yang berbicara,” kata Qoyum.
    Ketua Majelis Pertimbangan PPP Muhammad Romahurmuziy juga membantah klaim Mardiono terpilih aklamasi.
    Ia menegaskan bahwa hingga Sabtu sekitar pukul 22.30 WIB, persidangan muktamar masih berlangsung dan baru menyelesaikan Sidang Paripurna IV.
    ”Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi aklamasi,” ujar Rommy, panggilan akrab Romahurmuziy.
    Rommy menjelaskan bahwa sidang-sidang sebelumnya baru membahas tata tertib, laporan pertanggungjawaban, pandangan umum DPW berbasis zona, serta jawaban DPP atas pandangan umum tersebut.
    Karena itu, ia menilai klaim Mardiono terpilih aklamasi merupakan informasi yang tidak benar.
    ”Adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan merupakan upaya memecah belah PPP,” tegas dia.
    Menurut Rommy, tidak masuk akal sidang paripurna pertama langsung menetapkan ketua umum, apalagi di tengah gelombang penolakan terhadap Mardiono.
    ”Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki ’Yang Gagal Mundur’ dan ’Perubahan’ dari seluruh penjuru forum. Tidaklah masuk akal hawa penolakan yang begitu besar berakhir dengan terpilihnya Mardiono secara aklamasi,” ujar Rommy.
     
    Sementara itu, kubu Mardiono menyampaikan bantahan.
    Wakil Sekretaris Jenderal PPP, Rapih Herdiansyah, menyebut hasil sidang yang menetapkan Agus adalah ilegal.
    Menurut Rapih, pimpinan sidang yang sah adalah Amir Uskara, sebagaimana ditetapkan
    steering committee
    (SC).
    ”Pimpinan sidang yang sah, Pak Amir Uskara, sudah ketuk palu dan menetapkan Pak Mardiono aklamasi sebagai ketua umum. Itu dilakukan atas persetujuan peserta muktamar pada sidang pertama,” tutur Rapih.
    Rapih mengatakan, meski suasana muktamar sejak pembukaan sudah tidak kondusif, pimpinan sidang tetap menjalankan mekanisme sesuai tata tertib.
    Setelah membacakan aturan pemilihan, Amir meminta persetujuan forum lalu mengetuk palu. Tak lama setelah itu, kericuhan terjadi.
    ”Begitu Pak Amir menetapkan Pak Mardiono aklamasi, ada kelompok yang menyerang dan kelompok lain melindungi pimpinan sidang. Kursi terbang ke arah panggung tempat sidang,” ucap Rapih.
    Ia menambahkan, AD/ART PPP memang memberi ruang percepatan jalannya muktamar dalam kondisi mendesak.
    ”Dan kemarin memang situasinya sangat tidak kondusif,” kata Rapih.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kronologi Ricuh Muktamar PPP hingga Klaim Mardiono jadi Ketum Versi Aklamasi

    Kronologi Ricuh Muktamar PPP hingga Klaim Mardiono jadi Ketum Versi Aklamasi

    Bisnis.com, JAKARTA — Suasana panas dan penuh ketegangan mewarnai jalannya Sidang Pleno Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang digelar di Hotel Mercure Ancol, Jakarta, Sabtu (27/9/2025) malam

    Klaim bahwa Muhammad Mardiono kembali terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PPP pada Sabtu malam (27/9) langsung dibantah keras oleh sejumlah peserta muktamar.

    Ketua Majelis Pertimbangan DPP PPP, didampingi Ketua Majelis Syariah KH Mustofa Aqil dan para ketua DPW dan DPC se-Indonesia, menegaskan bahwa klaim terpilihnya Mardiono secara aklamasi adalah tidak benar, sepihak, dan menyesatkan.

    “Adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan merupakan upaya memecah belah PPP,” tegas pernyataan resmi dari kubu penentang Mardiono yang dikutip pada Minggu (28/9/2025).

    Menurut mereka, hingga pukul 22.30 WIB, sidang muktamar masih berlangsung dan baru menyelesaikan Sidang Paripurna IV. Artinya, tahapan pemilihan ketua umum belum dilakukan, dan berita soal aklamasi dianggap sebagai pelanggaran serius terhadap mekanisme organisasi.

    Kubu penolak hasil aklamasi menyebut bahwa secara logika dan aturan organisasi, sangat tidak masuk akal jika Mardiono bisa terpilih secara aklamasi, apalagi mengingat atmosfer penolakan yang kuat terhadap dirinya di forum.

    “Pada saat pidato pembukaan saja, Mardiono diteriaki ‘Yang Gagal Mundur!’ dan ‘Perubahan!’ dari berbagai penjuru forum. Mustahil hawa penolakan sebesar itu justru berakhir dengan aklamasi,” ujar salah satu peserta muktamar dari DPW Jawa Tengah.

    Mereka juga mengingatkan media agar berhati-hati dalam memuat pemberitaan dan tidak terpengaruh oleh kepentingan sponsor atau iklan dari pihak tertentu.

    Versi Kubu Mardiono

    Sementara itu, dalam konferensi pers terpisah, Pimpinan Sidang Amir Uskara menyatakan bahwa Mardiono telah sah terpilih secara aklamasi oleh 1.304 muktamirin yang hadir langsung di lokasi. Amir menyebut proses sudah sesuai AD/ART, terutama pasal 11 yang mengharuskan kehadiran langsung peserta saat pemilihan.

    “Selamat kepada Pak Mardiono yang telah terpilih secara aklamasi dan disetujui oleh para pemilik suara,” ujar Amir.

    Mardiono pun mengucapkan terima kasih kepada panitia SC dan OC serta para pengurus wilayah yang mendukungnya. Ia menyebut siap mengemban kembali amanah memimpin PPP dan bertekad membawa partai kembali ke masa kejayaannya.

    “Bismillah. Prinsipnya saya siap menjalankan amanah. Terima kasih atas dukungan mayoritas muktamirin,” kata Mardiono kepada media.

  • 4
                    
                        Agus Suparmanto Diklaim Terpilih Aklamasi sebagai Ketua Umum PPP 
                        Nasional

    PPP Sebut Klaim Aklamasi Agus Suparmanto Tidak Sah Menurut AD/ART Nasional 28 September 2025

    PPP Sebut Klaim Aklamasi Agus Suparmanto Tidak Sah Menurut AD/ART
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Dinamika pemilihan ketua umum (ketum) mewarnai Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) yang berlangsung di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (27/9/2025).
    Kubu pendukung Agus Suparmanto sempat mengklaim kemenangan secara aklamasi. Namun, hal itu dibantah oleh Steering Committee (SC) Muktamar X yang menegaskan bahwa keputusan resmi muktamar menetapkan Muhamad Mardiono sebagai ketua umum terpilih.
    Ketua SC Muktamar X, Ermalena, menjelaskan klaim tersebut tidak sah.
    “Klaim aklamasi Agus Suparmanto tentu tidak sah.
    Pertama
    , pencalonan beliau tidak memenuhi syarat anggaran dasar/anggaran rumah tangga (AD/ART),” ujarnya melalui siaran pers, Minggu (28/9/2025).
    Wakil Ketua Umum PPP itu menambahkan, Agus belum pernah menduduki jabatan satu tingkat di bawah ketua umum selama satu periode sebagaimana dipersyaratkan.
    “Terlebih, rekan-rekan tentu mengetahui Agus Suparmanto merupakan kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), yang berasal dari eksternal PPP,” kata Ermalena.
    Sementara itu, Ketua Organizing Committee sekaligus Bendahara Umum PPP Arya Permana menilai langkah kubu Agus juga tidak sah karena tetap melanjutkan persidangan usai ketuk palu.
    “Dengan melanjutkan persidangan dan mengganti pimpinan sidang, tentu sidang tersebut tidak sah karena tidak sesuai dengan susunan yang sudah disepakati di rapat SC,” jelasnya.
    Arya menyebut, mayoritas Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) mendukung Mardiono.
    “Sebanyak 28 DPW mendukung Mardiono. Sidang yang dihadiri oleh DPW pendukung Agus tentu tidak memenuhi syarat kuorum,” tegasnya.
    Dalam konferensi pers sebelumnya, Amir Uskara selaku pimpinan sidang menyatakan bahwa sekitar 80 persen peserta Muktamar X PPP menyetujui pemilihan Mardiono secara aklamasi.
    Dengan demikian, Mardiono resmi terpilih sebagai Ketua Umum PPP untuk periode mendatang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Kubu Agus Suparmanto Tolak Hasil Muktamar X, Pengamat: Tunggu SK Kementerian Hukum
                        Nasional

    5 Kubu Agus Suparmanto Tolak Hasil Muktamar X, Pengamat: Tunggu SK Kementerian Hukum Nasional

    Kubu Agus Suparmanto Tolak Hasil Muktamar X, Pengamat: Tunggu SK Kementerian Hukum
    Tim Redaksi
    KOMPAS.com
    – Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) memutuskan Muhamad Mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi di kawasan Ancol Jakarta, Sabtu (27/09/2025).
    Terpilihnya Mardiono secara aklamasi mendapatkan penolakan dari pendukung calon lain yang mengusung Agus Suparmanto, mantan Menteri Perdagangan RI (2019-2020), yang sebelumnya juga dicalonkan sebagai ketua umum.
    Pengamat politik sekaligus Peneliti Citra Institut Efriza mengatakan, perbedaan pendapat atas hasil aklamasi pemilihan yang sah bisa dilihat dari Surat Keputusan (SK) Kementerian Hukum.
    “Sebagai proses politik, tentu wajar jika ada perbedaan pendapat dan dinamika internal soal kepemimpinan yang sah. Tinggal nanti dilihat SK Kementerian Hukum ke depan” kata Efriza dalam siaran persnya, Minggu (28/9/2025). 
    Daripada berlarut dalam polemik itu, dia menyarankan, semua pihak menyiapkan transformasi untuk Pemilihan Umum (Pemilu) 2029.
    “Bukan hanya untuk meraup elektoral pada 2029, tetapi juga mengembangkan pasar pemilih di kalangan gen Z dan pemilih pemula,” ujar Efriza. 
    Pandangan serupa diungkapkan Direktur Eksekutif Ethical Politics Hasyibulloh Mulyawan. Menurutnya, momentum Muktamar X harus menjadi titik balik PPP untuk mulai bertransformasi.
    “Dengan terpilihnya Mardiono sebagai Ketua Umum PPP secara aklamasi, ini jadi momentum yang baik untuk PPP segera bertransformasi untuk kembali ke parlemen pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2029,” katanya.
    Hasyibulloh menambahkan, transformasi itu bisa dimulai dari penyusunan kepengurusan yang mampu membenahi internal partai.
    “Salah satu wujud transformasi dengan penyusunan kepengurusan yang berintegritas, amanah, dan fokus pada upaya pembenahan internal partai serta taktis dan strategis menyusun rencana kerja menuju Pileg 2029,” tambahnya.
    Adapun kemenangan Mardiono disahkan pimpinan sidang yang juga Wakil Ketua Umum PPP Amir Uskara, dengan dukungan mayoritas muktamirin sebagai pemilik hak suara gelaran Muktamar. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Partai Ka’bah dan Bayang-bayang Konflik Internal
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 September 2025

    Partai Ka’bah dan Bayang-bayang Konflik Internal Nasional 28 September 2025

    Partai Ka’bah dan Bayang-bayang Konflik Internal
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Pembukaan Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara pada Sabtu (27/9/2025), diwarnai kericuhan antara kubu kader yang berseberangan.
    Aksi adu mulut hingga saling lempar kursi meletus ketika Pelaksana Tugas (Plt) Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono menyampaikan sambutan.
    Sejumlah kader meneriakkan tuntutan “perubahan”.
    Kericuhan ini memicu bentrokan fisik yang mengakibatkan beberapa kader terluka, sehingga mengundang keprihatinan dari internal partai, termasuk permintaan agar kader menahan diri.
    Meski demikian, Muktamar tetap berlanjut dan Mardiono akhirnya terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum untuk periode 2025–2030.
    Pihak Mardiono mengecam insiden tersebut dan menyebutnya sebagai ulah penyusup yang sengaja membuat gaduh, serta berencana menempuh jalur hukum terhadap para pelaku.
    Direktur Eksekutif Lembaga Survei Indonesia (LSI) Djayadi Hanan menilai, kericuhan ini bukan hanya insiden biasa, melainkan potensi serius yang dapat memicu perpecahan partai.
    “Kalau kericuhan ini makin memanas, bisa jadi muktamar malah tidak bisa dilanjutkan, atau malah masing-masing kubu membuat muktamar sendiri-sendiri, sehingga perpecahan tidak terhindarkan,” kata Djayadi.
    Menurut Djayadi, adu kuat ini sudah tercium sejak suasana menjelang muktamar, yang melibatkan kubu Mardiono dan Agus Suparmanto.
    Kericuhan yang berkelanjutan dapat mencacatkan legitimasi seluruh proses berikutnya, mulai dari penentuan tata tertib hingga pemilihan ketua umum.
    “Kalau muktamar tetap berlangsung, hasilnya bisa jadi tidak diterima pihak yang kalah. Maka akan muncul perpecahan,” ujar dia.
    Djayadi menganalisis bahwa akar masalah konflik internal PPP adalah kecenderungan pengurus yang lebih suka bergantung pada penguasa dan melupakan aspirasi pemilihnya.
    Fenomena ini memicu ego kelompok dan pertengkaran yang tak kunjung usai, padahal PPP sejatinya memiliki akar dan infrastruktur yang bagus.
    Dalam pidato pembukaannya, Plt Ketua Umum Muhammad Mardiono secara blak-blakan menunjuk hidung sendiri.
    Ia menyatakan bahwa penyebab utama kegagalan PPP pada Pemilu 2024 adalah konflik internal.
    “Penyebab utama adalah di dalam tubuh kita sendiri,” kata Mardiono, seraya meminta kader untuk berani jujur mengakui bahwa konflik internal adalah musuh utama perjuangan partai.
    Ia menyebut, kegagalan meloloskan partai ka’bah ke parlemen bukan hanya merugikan PPP, tetapi juga umat Islam karena kehilangan akses formal dalam menentukan kebijakan nasional.
    Mardiono bahkan menyampaikan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada kader, ulama, dan habaib.
    Mardiono menekankan bahwa tidak ada pihak yang diuntungkan dari konflik, yang ada hanyalah kekalahan bersama.
    Oleh karena itu, ia meminta momen Muktamar X digunakan untuk mengakhiri perpecahan.
     
    Menanggapi pentingnya menjaga partai dari konflik, Mardiono mengenang masa paling kelam PPP.
    Ia menyebut periode 2014-2019 sebagai konflik terburuk sepanjang sejarah Partai Persatuan Pembangunan.
    Saat itu, partai Ka’bah terbelah menjadi dua kubu: Djan Faridz (hasil Muktamar Jakarta) dan Muhammad Romahurmuziy atau Gus Romy (hasil Muktamar Surabaya).
    Konflik tersebut digambarkan Mardiono sebagai situasi yang terstruktur dan massif, memecah Dewan Pimpinan Pusat (DPP) hingga ke tingkat pimpinan cabang.
    Ia menilai, tidak mudah bagi PPP untuk bisa pulih dari situasi tersebut.
    “Banyak tokoh-tokoh yang akhirnya memutuskan meninggalkan kita semua,” kenang Mardiono, yang menyiratkan kerugian besar akibat friksi internal.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 6
                    
                        Rommy PPP Sebut Terpilihnya Mardiono Secara Aklamasi Klaim Sepihak
                        Nasional

    6 Rommy PPP Sebut Terpilihnya Mardiono Secara Aklamasi Klaim Sepihak Nasional

    Rommy PPP Sebut Terpilihnya Mardiono Secara Aklamasi Klaim Sepihak
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Majelis Pertimbangan PPP Romahurmuziy alias Rommy membantah adanya aklamasi terhadap Muhamad Mardiono sebagai Ketua Umum (Ketum) PPP periode 2025-2030.
    Adapun PPP tengah menggelar Muktamar pemilihan ketum di Kawasan Ancol, Jakarta, 27-29 September 2025.
    “Tidak betul Mardiono terpilih, apalagi aklamasi,” kata Rommy, dalam keterangan ke Kompas.com, Sabtu (27/9/2025) malam.
    Rommy mengatakan, sampai pukul 22.30 WIB, sidang-sidang Muktamar X PPP masih berlangsung.
    Dia merincikan, sejak habis maghrib, Muktamar X PPP menggelar empat sidang paripurna.
    Sidang yang digelar adalah soal tata tertib dan jadwal, laporan pertanggungjawaban DPP, pemandangan umum DPW, dan diakhiri dengan sidang soal jawaban DPP atas pemandangan umum DPW.
    “Pemandangan Umum DPW dilakukan berbasis zona, seluruh ketua DPW setiap pulau maju ke depan. Video adalah sebagaimana terlampir dan acara masih berjalan,” imbuh Rommy.
    Oleh karenanya, ia menegaskan informasi yang menyebut Mardiono terpilih secara aklamasi adalah klaim sepihak.
    Sebab, Rommy bersama dengan Ketua Majelis Syariah KH Mustofa Aqil, Ketua Majelis Pertimbangan, dan seluruh ketua DPW dan DPC se-Indonesia masih terus menjalankan persidangan.
    “Adanya berita sekitar pukul 21.22 WIB yang menyebutkan bahwa Mardiono terpilih secara aklamasi adalah palsu, klaim sepihak, tidak bertanggung jawab, dan merupakan upaya memecah belah Partai Persatuan Pembangunan,” sebut dia.
    Hingga pukul 22.30 WIB, Rommy menegaskan persidangan masih terus berjalan sesuai dengan rancangan jadwal dan materi yang diedarkan oleh Panitia Muktamar X di bawah Mardiono.
    Rommy berpandangan, tidaklah masuk akal jika Mardiono terpilih aklamasi, sementara pada pembukaan Muktamar X ada penolakan yang begitu besar atas kepemimpinannya.
    “Adalah tidak masuk akal dan menyalahi aturan organisasi apapun, bahwa sidang paripurna I langsung menetapkan terpilihnya ketua umum,” kata Rommy.
    “Jelas-jelas pada saat pidato di arena pembukaan, Mardiono diteriaki ‘Yang Gagal Mundur’ dan ‘Perubahan’ dari seluruh penjuru forum arena ruang sidang,” sambung dia.
     
    Terpisah, Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara mengumumkan bahwa Mardiono telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketum PPP periode 2025-2030.
    “Saya ingin menyampaikan selamat kepada Pak Mardiono atas terpilihnya secara aklamasi dalam muktamar ke-10 yang baru saja kami ketuk palunya,” kata Pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara, dalam konferensi pers.
    Amir mengakui, pembukaan Muktamar X PPP memang mengalami dinamika.
    Dia pun menjelaskan proses sidang dalam pembahasan muktamar tadi.
    Menurut dia, dalam pembahasan tata tertib muktamar, dijelaskan bahwa pemilihan ketua umum harus dihadiri secara fisik oleh para peserta muktamar.
    Setelah itu, ia meminta kesepakatan para peserta muktamar terkait aklamasi Mardiono.
    “Saya langsung meminta kesepakatan dari seluruh peserta muktamar, apakah setuju karena sudah hadir, apakah setuju untuk kita aklamasi dengan Pak Mardiono, ternyata mereka setuju dan saya ketuk palu,” tegas dia.
    Menurut dia, secara total, sudah ada 30 ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) yang mendukung Mardiono dan hadir dalam ruang sidang.
    Dia juga mengakui sempat ada dinamika dalam ruang sidang, namun akhirnya disepakati keputusan aklamasi terhadap Mardiono.
    “Jadi berarti ada 30 Ketua DPW yang sudah hari bersama-sama dengan kita yang tadi juga hadir dalam ruang sidang, cuma diganggu oleh segelintir atau beberapa orang yang membuat dinamika menjadi tinggi di ruang sidang,” ucap Amir.
    Dalam konferensi pers yang sama, Mardiono sendiri menyebut pemilihan ketum langsung dilakukan pada pembukaan Muktamar X karena situasi darurat.
    Adapun situasi darurat yang dimaksud adalah terjadinya bentrokan antar kader PPP usai Muktamar dibuka pada Sabtu sore.
    “Diatur dalam pasal 11, ya, Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART), maka proses bisa dipercepat dan kemudian ini kita anggap sebagai penyelamatan dalam kondisi situasi yang sangat darurat,” ujar dia.
    Menurut Mardiono, pihaknya sejak awal sudah mengendus bahwa proses Muktamar X akan diwarnai kericuhan sejak acara pembukaan.
    Keributan akhirnya pecah saat peserta Muktamar X meninggalkan ruang pertemuan.
    Puluhan orang terlibat perkelahian hingga mengakibatkan jatuhnya korban luka.
    Oleh karenanya,
    steering committee
    (SC) dan
    organizing committee
    (OC) memutuskan untuk mengambil langkah cepat sesuai aturan dasar partai.
    Selain itu, sebanyak 80 persen pemilik suara dalam Muktamar X juga disebut setuju prosesi lima tahunan itu dipercepat.
    “Itu hampir 80 persen, semuanya menyetujui untuk kita mengambil langkah-langkah cepat agar tidak terjadi keributan yang berkepanjangan,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Partai Ka’bah dan Bayang-bayang Konflik Internal
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        28 September 2025

    PPP Akan Proses Hukum Pelaku Keributan di Muktamar X Nasional 28 September 2025

    PPP Akan Proses Hukum Pelaku Keributan di Muktamar X
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Ketua Umum (Ketum) PPP periode 2025-2030 Muhamad Mardiono mengatakan, pihaknya akan memproses hukum pelaku keributan dalam Muktamar X PPP.
    Sebab, kericuhan sempat terjadi dalam pembukaan Muktamar X PPP, di antaranya adu mulut, perkelahian, hingga aksi lempar kursi.
    “Tentu ini nanti akan kita lanjutkan dengan proses hukum karena itu, dalam demokrasi tidak boleh dicederai oleh hal-hal yang tidak secara konstitusional,” kata Mardiono, usai terpilih secara aklamasi dalam Muktamar X PPP di Kawasan Ancol, Jakarta, Sabtu (27/9/2025) malam.
    Mardiono mengaku, sangat menyayangkan kericuhan tersebut.
    Menurut dia, keributan itu memakan korban.
    Beberapa kader pun ada yang dirawat di rumah sakit.
    “Ada beberapa kader kami yang saat ini sedang ada di rumah sakit, yang mengalami cedera di bagian kepala, kemudian di bagian bibir, dan lain sebagainya,” ungkap dia.
    Akibat kericuhan ini, Pimpinan Sidang Muktamar X pun mempercepat proses pemilihan ketua umum.
    Ketentuan soal ini juga diatur dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) PPP.
    “Sebagaimana yang diatur dalam pasal 11, ya, AD ART, maka proses bisa dipercepat dan kemudian ini kita anggap sebagai penyelamatan dalam kondisi situasi yang sangat darurat,” ujar dia.
    Sebelumnya diberitakan, pimpinan Sidang Muktamar X PPP Amir Uskara, mengumumkan bahwa Mardiono telah terpilih secara aklamasi sebagai Ketum PPP 2025-2030.
    Amir mengakui pembukaan Muktamar X PPP memang mengalami dinamika.
    Dia pun menjelaskan dinamika sidang dalam pembahasan muktamar tadi.
    Dalam sidang, Amir mengatakan sudah meminta kesepakatan para peserta muktamar terkait aklamasi Mardiono.
    “Saya langsung meminta kesepakatan dari seluruh peserta muktamar, apakah setuju karena sudah hadir, apakah setuju untuk kita aklamasi dengan Pak Mardiono, ternyata mereka setuju dan saya ketuk palu,” ujar dia.
    “Jadi, setelah itu mungkin keributan dilanjutkan dan kami sudah meninggalkan sidang karena memang sudah ketuk palu,” sambung dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • VIDEO: Keriuhan Warnai Pembukaan Muktamar X PPP

    VIDEO: Keriuhan Warnai Pembukaan Muktamar X PPP

    Y

    OlehYoga NugrahaDiperbaharui 27 Sep 2025, 21:11 WIB

    Diterbitkan 27 Sep 2025, 21:07 WIB

    Muktamar X Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi dibuka, Sabtu 27 September 2025 di Hotel Mercure Ancol. Acara dibuka secara resmi usai Plt Ketua Umum PPP Muhammad Mardiono tiba di ruang ballroom utama. Kedatangan Mardiono disambut riuh teriakkan dukungan para kader yang mendukungnya untuk kembali maju sebagai calon ketua umum PPP.