Soal #KaburAjaDulu, Menteri Imipas: Bersyukurlah Hidup di Indonesia, Semua Ada
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
–
Menteri Imigrasi
dan Pemasyarakatan (Imipas)
Agus Andrianto
mengajak masyarakat untuk bersyukur tinggal di
Indonesia
.
Pernyataan tersebut disampaikan Agus saat menjawab pertanyaan awak media mengenai tagar #KaburAjaDulu yang belakangan ramai diperbincangkan di media sosial.
Agus menilai Indonesia adalah tempat tinggal yang nyaman, di mana semua kebutuhan hidup mudah diperoleh.
“Kayaknya kita harus bersyukurlah hidup di Indonesia ya, luar biasa ya, kita semuanya ada,” ungkap Agus, saat ditemui di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (19/2/2025).
Ia juga menyinggung perbedaan iklim antara Indonesia dan negara-negara lain, mengingatkan bahwa beraktivitas di negara dengan cuaca dingin tidaklah mudah.
“Di sana (luar negeri) kalau musim dingin setengah mati, jangan coba untuk jualan di luar, bersyukurlah jadi warga Indonesia,” tambah dia.
Diberitakan sebelumnya, tagar #KaburAjaDulu belakangan ramai diserukan warganet melalui media sosial, termasuk di X atau Twitter.
Jika tagar #KaburAjaDulu dilihat di X, media sosial itu akan memunculkan unggahan warganet terkait kesempatan studi atau bekerja di luar negeri untuk “kabur” dari Indonesia.
Lewat #KaburAjaDulu, warganet berbagi informasi seputar lowongan kerja, beasiswa, les bahasa, serta pengalaman berkarier dan kisah hidup di luar negeri.
Warganet meramaikan tagar #KaburAjaDulu karena ingin kabur dari tekanan pekerjaan, pendidikan, maupun masalah sehari-hari di Indonesia.
Meski #KaburAjaDulu sekilas hanya seperti tagar biasa, kenyataannya banyak orang Indonesia yang benar-benar ingin pindah ke luar negeri.
Seorang warganet lewat akun Threads, @yomitro, menganalisis bahwa lebih banyak pengguna tagar #KaburAjaDulu ingin pindah ke Singapura, Amsterdam, Tokyo, Berlin, dan Dubai.
Sementara itu, diberitakan Kompas.id (4/12/2024), lebih dari 100.000 orang tercatat mengikuti acara Study and Work Abroad Festival Juli-Agustus 2024 yang memberi informasi beasiswa ke luar negeri.
Di sisi lain, data Direktorat Jenderal Imigrasi menunjukkan, sebanyak 3.912 WNI usia 25-35 tahun memilih menjadi warga negara Singapura pada 2019 hingga 2022.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Amsterdam
-
/data/photo/2025/02/13/67ad87e53990d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Soal #KaburAjaDulu, Menteri Imipas: Bersyukurlah Hidup di Indonesia, Semua Ada
-

Lagi Tren Gerakan #KaburAjaDulu di RI Langsung Disorot Media Asing
Foto: Warga beraktivitas dengan latar belakang Gunung Fuji, gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian 3.776 meter (12.460 kaki), di Fujikawaguchiko, prefektur Yamanashi pada tanggal 31 Oktober 2024. (AFP/YUICHI YAMAZAKI)
Warga beraktivitas dengan latar belakang Gunung Fuji, gunung tertinggi di Jepang dengan ketinggian 3.776 meter (12.460 kaki), di Fujikawaguchiko, prefektur Yamanashi pada tanggal 31 Oktober 2024. (AFP/YUICHI YAMAZAKI)Jakarta, CNBC Indonesia – Gerakan ‘Kabur Aja Dulu’ yang viral di media sosial ternyata menjadi sorotan media asing. Fenomena ini mencerminkan kekecewaan masyarakat terhadap berbagai masalah di Indonesia yang membuat para generasi muda ingin pindah ke negara asing.
Salah satu media asing South China Morning Post mengungkap, anak muda Indonesia menyuarakan keinginan untuk merantau melalui tagar #KaburAjaDulu di platform seperti X dan TikTok. “Kalau kamu tidak terlalu terikat dengan negara ini, pertimbangkan benar-benar untuk #KaburAjaDulu. Serius,” tulis pengguna X, Petra Novandi.
Pengamat menilai ada berbagai alasan di balik tren ini. Pendiri Media Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, menyebutkan faktor ekonomi, ketidakadilan sosial, dan harapan akan masa depan yang lebih baik sebagai pemicu utama diskusi ini.
Di media sosial, pengguna berbagi tips serta kelebihan dan kekurangan hidup di luar negeri. Pengguna X, Hafizha Anisa, misalnya, mengaku muak dengan masalah di Indonesia, tetapi tetap mencintai alam, makanan, cuaca, dan budaya negara ini.
Seorang warga Indonesia di Jerman, Yoel Sumitro, membagikan daftar negara dengan gaji tinggi, kualitas hidup baik, serta kemudahan visa dan peluang kerja di sektor teknologi. Ia merekomendasikan Singapura, Amsterdam, Tokyo, Berlin, dan Dubai sebagai tujuan utama bagi pekerja teknologi.
“Banyak yang bertanya langsung kepada saya bagaimana cara bekerja di luar negeri,” kata Sumitro. Pria asal Solo ini telah bekerja di Jerman, Singapura, dan AS, serta kini menjabat sebagai senior director di perusahaan di Berlin sejak 2022.
Sumitro pertama kali tinggal di luar negeri pada 2011 saat menempuh pendidikan magister di University of Washington. Setelah lulus, ia bekerja di beberapa negara sebelum kembali ke Indonesia pada 2018.
“Bekerja di Indonesia menyenangkan karena dekat dengan keluarga dan teman. Saya tidak memiliki keluhan karena mendapatkan fasilitas dan gaji yang baik sebagai pekerja berketerampilan tinggi,” ujarnya.
Namun, setelah empat tahun di Indonesia, ia merasa kariernya stagnan. “Jika ingin berkembang lebih jauh, saya harus ke luar negeri. Saya ingin merasakan menjadi eksekutif dalam tim multinasional,” katanya.
Menanggapi tren ini, Menteri Perlindungan Pekerja Migran, Abdul Kadir Karding, menyatakan kesiapan membantu anak muda memperoleh keterampilan kerja di luar negeri. “Kalau mau pergi, pastikan untuk bekerja di luar negeri. Daripada pergi tanpa arah, kami akan membantu mempersiapkan kalian,” ujarnya di kompleks parlemen Senayan.
Menurut Yanuar Nugroho, peneliti senior di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura, fenomena ini bukan sekadar tren baru. Namun, motifnya kini lebih kompleks karena banyak yang merasa tidak ada harapan di Indonesia.
“Mereka melihat kondisi politik, ekonomi, sosial, dan hukum tidak membaik. Namun, migrasi dalam jumlah besar tetap sulit karena mencari pekerjaan di luar negeri tidaklah mudah,” kata Yanuar.
Ia menilai gerakan ini lebih bersifat simbolis dibandingkan eksodus nyata. “Banyak yang hanya ingin menunjukkan bahwa jika mereka punya uang, mereka akan pergi,” tambahnya.
Fenomena ini juga menunjukkan kontradiksi dengan tingginya tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Prabowo Subianto. Di lapangan, sentimen yang berkembang justru menunjukkan ketidakpuasan yang signifikan.
Primawan Satrio, warga Indonesia di Korea Selatan sejak 2020, mengaku enggan kembali ke Indonesia karena kebijakan pemerintah. Ia menyoroti pemotongan anggaran pendidikan dan penelitian yang berdampak pada karier istrinya sebagai peneliti medis.
Pemerintahan Prabowo berencana memangkas anggaran kementerian dan lembaga negara sebesar Rp306 triliun. Pemotongan ini termasuk anggaran Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang berkurang Rp1,4 triliun atau hampir 25 persen dari total Rp5,8 triliun.
“Kami tidak berencana kembali karena istri saya ingin berkarier di luar negeri, baik sebagai dokter spesialis di Jepang atau Australia maupun peneliti di Korea Selatan. Tahun depan, kami mempertimbangkan mengajukan izin tinggal permanen di sini,” kata Primawan.
Gerakan ini juga memicu kekhawatiran akan potensi brain drain. Pada 2023, terungkap bahwa hampir 4.000 warga Indonesia menerima paspor Singapura antara 2019 dan 2022.
Namun, Sumitro di Berlin tidak melihat hal ini sebagai kerugian bagi Indonesia. “India mendapat banyak manfaat dari warganya yang bekerja di AS dan Eropa, baik melalui remitansi maupun transfer pengetahuan,” ujarnya.
Meski masih berupa diskusi daring, Yanuar menilai pemerintah harus segera bertindak. “Pemerintah Prabowo harus memenuhi janji-janji kampanyenya, seperti membuka lapangan kerja dan menjamin kepastian hukum, agar generasi muda tidak semakin ingin pergi,” pungkasnya.
(wur)
-

Tak Hanya Louvre, Museum-Museum Eropa Bersaing untuk Mendapatkan Pengunjung – Halaman all
Jika Anda belum pernah ke Louvre, maka Anda belum benar-benar melihat Paris – mungkin itulah yang dipikirkan oleh sembilan juta pengunjung museum setiap tahunnya saat mereka berjalan melewati gedung museum berusia 230 tahun itu sembari melewati kerumunan yang padat untuk sekilas melihat lukisan Mona Lisa.
Sementara itu, kondisi bangunan mulai memburuk – dindingnya lembab, karya seninya terancam rusak – dan pintu masuk di bawah piramida kaca, ikon museum itu, terlalu kecil untuk menampung kerumunan pengunjung yang terus bertambah.
Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menginstruksikan renovasi menyeluruh. Sampai tahun 2031, bangunan tua museum akan memiliki tampilan baru dan modern.
Museum untuk masa depan
Memperbarui museum untuk masa depan dan berusaha terus kompetitif menarik pengunjung internasional, juga merupakan PR besar untuk Berlin, Ibukota Jerman. Tiga juta orang mengunjungi Museumsinsel di kota tersebut setiap tahunnya.
Museumsinsel adalah sebuah kompleks bangunan berarsitektur klasik dan modern yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Usia telah menggerogoti bangunan-bangunan Museumsinsel sejak lama.
Pada tahun 1999, Stiftung Preußischer Kulturbesitz (SPK), yang mengelola museum-museum tersebut, membuat rencana renovasi menyeluruh untuk masing-masing bangunan. Sebuah proyek yang ternyata menelan biaya miliaran Euro.
Tiga dari lima bangunan bersejarah di Museumsinsel telah selesai direnovasi dan dibuka kembali: Alte Nationalgalerie, Museum Bode, dan Neues Museum. Sejak 2019, James-Simon-Galerie yang modern berfungsi sebagai ‘pintu masuk’ bagi pengunjung Museumsinsel.
Pekerjaan renovasi Pergamonmuseum dimulai pada tahun 2012 dan dijadwalkan akan berlangsung hingga setidaknya tahun 2037. Karya seni oriental yang terkenal seperti Altar Pergamon dan Gerbang Ishtar Biru – keduanya merupakan daya tarik pengunjung – akan digudangkan selama tahun-tahun mendatang.
Lebih dari sekadar tempat swafoto yang keren
Ada alasan mengapa renovasi museum membutuhkan waktu yang lama. Bangunan-bangunan museum yang rusak akibat iklim, cuaca, dan usia, biasanya merupakan bangunan cagar budaya.
Ini berarti restorasi harus mengikuti persyaratan yang ketat dan pada saat yang sama, bangunan tersebut harus direstorasi secara berkelanjutan, minim jejak karbon, dan dibangun secara modern.
SPK juga dikritik karena pekerjaan konstruksi Pergamonmuseum yang sangat panjang dan ekstensif: publik akan kehilangan kesempatan untuk melihat kekayaan budaya di museum itu untuk waktu yang sangat lama.
Namun, setelah selesai, SPK menjanjikan ruang pameran yang lebih besar, berbagai program dengan berbagai topik seperti keragaman dan keluarga, serta lebih banyak tur dengan pemandu untuk anak-anak dan remaja dan aksesibilfitas untuk kaum disabilitas.
Dengan tampilan kontemporer, semua kelompok usia dan orang-orang dari semua tingkat pendidikan dapat dijangkau. Pengunjung muda pun mendapatkan lebih dari sekadar tempat keren untuk berswafoto di Instagram.
Museum untuk semua orang
Sejak pandemi virus corona, ketika museum ditutup dan mengalami kerugian besar, pengelola museum menyadari bahwa pengunjung perlu dijangkau dengan penawaran alternatif dan museum bukanlah hanya tempat ‘berziarah’ bagi para pencinta seni.
Banyak orang menganggap kunjungan ke museum sebagai kegiatan rekreasi, terutama pada sore hari yang hujan atau bagian dari perjalanan wisata mereka. Konsep yang baik adalah dengan melihat museum tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai tempat pertemuan dengan nuansa khusus.
Banyak kota telah menyelenggarakan “Long Nights the Museum” (Malam Panjang di Museum) selama beberapa dekade – dimana pengunjung dapat berjalan-jalan di museum pada malam hari dengan harga yang lebih murah, makan, minum, mengobrol, mendengarkan konser, atau bahkan menari diiringi DJ dan musik. Museumsinsel di Berlin juga menyelenggarakan hal yang serupa.
Museum lain, seperti Badisches Landesmuseum di Karlsruhe, mengandalkan kesetiaan pelanggan pengguna langganan, bukan dengan tiket masuk. Hal ini menghilangkan perasaan bahwa pengunjung harus melihat semuanya dalam satu kali kunjungan – mereka yang ingin bisa datang beberapa kali dan dapat menghindari antrean panjang. Di sisi lain, penawaran tambahan multimedia dan interaktif sudah mapan.
Pentingnya media sosial
Eike Schmidt, dari Jerman, telah menangani masalah antrian selama menjabat sebagai direktur Galeri Uffizi (2015 – 2023) di Florence. Dia bertekad untuk mengubah sistem masuk museum terkenal itu. Dengan bantuan para ahli IT, ia mengembangkan sistem akses masuk yang canggih. Penggemar seni dapat memesan slot waktu untuk kunjungan mereka secara online.
Program dan algoritme mengontrol arus pengunjung dengan menentukan bagaimana orang bergerak dan kapan, atau berapa lama mereka berada di titik-titik tertentu. Harga tiket masuk lebih tinggi pada musim ramai dan lebih rendah pada musim sepi.
“Kami memiliki lebih sedikit pengunjung dari bulan Juni hingga Oktober. Namun kami berhasil mengimbanginya pada musim sepi pengunjung,” kata Schmidt dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Jerman DPA pada tahun 2019. Dia mencapai rekor jumlah pengunjung dengan konsep tersebut.
Terlebih lagi, Schmidt telah membuat museum ini dapat diakses secara digital. “Ketika saya tiba, Uffizi bahkan tidak memiliki situs web sendiri, apalagi kanal media sosial,” kata Schmidt pada tahun 2019. Saat ini, saluran Instagram Uffizi memiliki lebih dari 800.000 pengikut.
Hampir semua museum kini menyadari peran penting media sosial. Bahkan TikTok begitu didayagunakan oleh museum-museum klasik seperti Uffizi (dengan 170.000 pengikut), Rijksmuseum di Amsterdam (200.000 pengikut), atau Museum of Modern Art (MoMa) di New York (300.000 pengikut).
Salah satu dari beberapa museum Jerman yang memiliki saluran TikTok yang sukses adalah Museum für Naturkunde di Berlin – dengan hampir 56.000 pengikut.
Banyak museum yang bekerja sama dengan influencer untuk meluaskan jangkauan mereka. Salah satunya adalah Jette Lübbehüsen, yang bekerja untuk Museum Van Gogh di Amsterdam. Salah satu formatnya yang paling sukses adalah “Famous Painting as Outfit”, di mana ia menunjukkan dirinya dalam pakaian estetik yang terinspirasi oleh karya seni.
Meskipun Louvre belum memiliki saluran TikTok, museum ini diiklankan di platform tersebut oleh ribuan pengguna TikTok – termasuk gambar kerumunan orang yang mengambil foto Mona Lisa dengan ponsel mereka.
Di Louvre yang baru setelah renovasi, pengunjung akan memiliki lebih banyak ruang – karena lukisan terkenal Mona Lisa karya Leonardo da Vinci (1452-1519) itu akan memiliki ruangan tersendiri.
Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman.
-

Tak Hanya Louvre, Museum Eropa Bersaing untuk Dapatkan Pengunjung
Jakarta –
Jika Anda belum pernah ke Louvre, maka Anda belum benar-benar melihat Paris – mungkin itulah yang dipikirkan oleh sembilan juta pengunjung museum setiap tahunnya saat mereka berjalan melewati gedung museum berusia 230 tahun itu sembari melewati kerumunan yang padat untuk sekilas melihat lukisan Mona Lisa. Sementara itu, kondisi bangunan mulai memburuk – dindingnya lembab, karya seninya terancam rusak – dan pintu masuk di bawah piramida kaca, ikon museum itu, terlalu kecil untuk menampung kerumunan pengunjung yang terus bertambah. Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menginstruksikan renovasi menyeluruh. Sampai tahun 2031, bangunan tua museum akan memiliki tampilan baru dan modern.
Museum untuk masa depan
Memperbarui museum untuk masa depan dan berusaha terus kompetitif menarik pengunjung internasional, juga merupakan PR besar untuk Berlin, Ibukota Jerman. Tiga juta orang mengunjungi Museumsinsel di kota tersebut setiap tahunnya. Museumsinsel adalah sebuah kompleks bangunan berarsitektur klasik dan modern yang merupakan Situs Warisan Dunia UNESCO. Usia telah menggerogoti bangunan-bangunan Museumsinsel sejak lama. Pada tahun 1999, Stiftung Preußischer Kulturbesitz (SPK), yang mengelola museum-museum tersebut, membuat rencana renovasi menyeluruh untuk masing-masing bangunan. Sebuah proyek yang ternyata menelan biaya miliaran Euro.
Tiga dari lima bangunan bersejarah di Museumsinsel telah selesai direnovasi dan dibuka kembali: Alte Nationalgalerie, Museum Bode, dan Neues Museum. Sejak 2019, James-Simon-Galerie yang modern berfungsi sebagai ‘pintu masuk’ bagi pengunjung Museumsinsel.
Pekerjaan renovasi Pergamonmuseum dimulai pada tahun 2012 dan dijadwalkan akan berlangsung hingga setidaknya tahun 2037. Karya seni oriental yang terkenal seperti Altar Pergamon dan Gerbang Ishtar Biru – keduanya merupakan daya tarik pengunjung – akan digudangkan selama tahun-tahun mendatang.
Lebih dari sekadar tempat swafoto yang keren
Ada alasan mengapa renovasi museum membutuhkan waktu yang lama. Bangunan-bangunan museum yang rusak akibat iklim, cuaca, dan usia, biasanya merupakan bangunan cagar budaya. Ini berarti restorasi harus mengikuti persyaratan yang ketat dan pada saat yang sama, bangunan tersebut harus direstorasi secara berkelanjutan, minim jejak karbon, dan dibangun secara modern. SPK juga dikritik karena pekerjaan konstruksi Pergamonmuseum yang sangat panjang dan ekstensif: publik akan kehilangan kesempatan untuk melihat kekayaan budaya di museum itu untuk waktu yang sangat lama.
Namun, setelah selesai, SPK menjanjikan ruang pameran yang lebih besar, berbagai program dengan berbagai topik seperti keragaman dan keluarga, serta lebih banyak tur dengan pemandu untuk anak-anak dan remaja dan aksesibilfitas untuk kaum disabilitas. Dengan tampilan kontemporer, semua kelompok usia dan orang-orang dari semua tingkat pendidikan dapat dijangkau. Pengunjung muda pun mendapatkan lebih dari sekadar tempat keren untuk berswafoto di Instagram.
Museum untuk semua orang
Sejak pandemi virus corona, ketika museum ditutup dan mengalami kerugian besar, pengelola museum menyadari bahwa pengunjung perlu dijangkau dengan penawaran alternatif dan museum bukanlah hanya tempat ‘berziarah’ bagi para pencinta seni. Banyak orang menganggap kunjungan ke museum sebagai kegiatan rekreasi, terutama pada sore hari yang hujan atau bagian dari perjalanan wisata mereka. Konsep yang baik adalah dengan melihat museum tidak hanya sebagai pusat pendidikan, tetapi juga sebagai tempat pertemuan dengan nuansa khusus.
Banyak kota telah menyelenggarakan “Long Nights the Museum” (Malam Panjang di Museum) selama beberapa dekade – dimana pengunjung dapat berjalan-jalan di museum pada malam hari dengan harga yang lebih murah, makan, minum, mengobrol, mendengarkan konser, atau bahkan menari diiringi DJ dan musik. Museumsinsel di Berlin juga menyelenggarakan hal yang serupa.
Museum lain, seperti Badisches Landesmuseum di Karlsruhe, mengandalkan kesetiaan pelanggan pengguna langganan, bukan dengan tiket masuk. Hal ini menghilangkan perasaan bahwa pengunjung harus melihat semuanya dalam satu kali kunjungan – mereka yang ingin bisa datang beberapa kali dan dapat menghindari antrean panjang. Di sisi lain, penawaran tambahan multimedia dan interaktif sudah mapan.
Pentingnya media sosial
Eike Schmidt, dari Jerman, telah menangani masalah antrian selama menjabat sebagai direktur Galeri Uffizi (2015 – 2023) di Florence. Dia bertekad untuk mengubah sistem masuk museum terkenal itu. Dengan bantuan para ahli IT, ia mengembangkan sistem akses masuk yang canggih. Penggemar seni dapat memesan slot waktu untuk kunjungan mereka secara online. Program dan algoritme mengontrol arus pengunjung dengan menentukan bagaimana orang bergerak dan kapan, atau berapa lama mereka berada di titik-titik tertentu. Harga tiket masuk lebih tinggi pada musim ramai dan lebih rendah pada musim sepi. “Kami memiliki lebih sedikit pengunjung dari bulan Juni hingga Oktober. Namun kami berhasil mengimbanginya pada musim sepi pengunjung,” kata Schmidt dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Jerman DPA pada tahun 2019. Dia mencapai rekor jumlah pengunjung dengan konsep tersebut.
Terlebih lagi, Schmidt telah membuat museum ini dapat diakses secara digital. “Ketika saya tiba, Uffizi bahkan tidak memiliki situs web sendiri, apalagi kanal media sosial,” kata Schmidt pada tahun 2019. Saat ini, saluran Instagram Uffizi memiliki lebih dari 800.000 pengikut.
Hampir semua museum kini menyadari peran penting media sosial. Bahkan TikTok begitu didayagunakan oleh museum-museum klasik seperti Uffizi (dengan 170.000 pengikut), Rijksmuseum di Amsterdam (200.000 pengikut), atau Museum of Modern Art (MoMa) di New York (300.000 pengikut). Salah satu dari beberapa museum Jerman yang memiliki saluran TikTok yang sukses adalah Museum für Naturkunde di Berlin – dengan hampir 56.000 pengikut.
Banyak museum yang bekerja sama dengan influencer untuk meluaskan jangkauan mereka. Salah satunya adalah Jette Lübbehüsen, yang bekerja untuk Museum Van Gogh di Amsterdam. Salah satu formatnya yang paling sukses adalah “Famous Painting as Outfit”, di mana ia menunjukkan dirinya dalam pakaian estetik yang terinspirasi oleh karya seni.
Meskipun Louvre belum memiliki saluran TikTok, museum ini diiklankan di platform tersebut oleh ribuan pengguna TikTok – termasuk gambar kerumunan orang yang mengambil foto Mona Lisa dengan ponsel mereka. Di Louvre yang baru setelah renovasi, pengunjung akan memiliki lebih banyak ruang – karena lukisan terkenal Mona Lisa karya Leonardo da Vinci (1452-1519) itu akan memiliki ruangan tersendiri.
Diadaptasi dari artikel DW bahasa Jerman.
(ita/ita)
Hoegeng Awards 2025
Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu
-

Perusahaan milik Keuskupan Maumere gusur ratusan rumah warga adat – ‘Kami tidak menyangka gereja bisa melakukan ini’ – Halaman all
Ratusan keluarga dari Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai di Desa Nangahale, Kecamatan Talibura, Kabupaten Sikka, NTT, memilih tetap tinggal di antara puing-puing reruntuhan bangunan yang hancur digusur PT Kristus Raja Maumere pada pekan lalu.
Mereka mendirikan ‘rumah darurat’ yang terbuat dari seng dan beratap terpal demi mempertahankan tanah ulayat mereka.
“Kami tetap bertahan di rumah yang sudah digusur ini, kami bertahan, karena kami punya tanah hak ulayat, kami tidak takut apabila ada preman yang kembali datang,” ujar Kepala Suku Soge, Ignasius Nasi.
Penggusuran ini merupakan buntut dari konflik lahan yang berlangsung bertahun-tahun antara masyarakat adat dengan perusahaan milik Keuskupan Maumere.
Direktur Utama PT Kristus Raja Maumere, Romo Epy Rimo, menyebut penggusuran itu sebagai ‘pembersihan’ sebab pihaknya sudah mengantongi hak mengelola tanah tersebut untuk pengembangan bisnis perkebunan kelapa.
Upaya ‘pembersihan’ itu, klaimnya, akan terus dilakukan dalam waktu dekat.
Menanggapi persoalan ini Sekretaris Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pastoral Migran-Perantau, Konferensi Waligereja Indonesia, Romo Marten Jenarut, mengatakan prinsip bisnis dalam gereja harus tetap dalam kerangka mendukung marwah gereja sebagai lembaga keagamaan.
“Pada prinsipnya ajaran sosial gereja menjunjung tinggi keadilan, kesejahteraan sosial, solidaritas, martabat manusia, dan keutuhan ciptaan,” papar Romo Marten.
‘Kami kaget gereja bisa melakukan ini’
Jejak penggusuran yang terjadi di Desa Nangahale pada Selasa (22/01) lalu masih terasa menyakitkan bagi ratusan keluarga dari Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai.
Rumah yang mereka bangun dengan hasil jerih payah selama bertahun-tahun porak-poranda digilas ekskavator tanpa ampun.
Begitu pula kebun yang menjadi sumber hidup mereka.
Kepala Suku Soge Natarmage, Ignasius Nasi, menceritakan ratusan warga—yang kebanyakan para ibu—sempat mengadang alat berat yang hendak merobohkan rumah-rumah mereka.
Mereka mencegat ekskavator sambil berteriak: “Inikah perbuatan orang kudus?”
Ketika Negara dan Tokoh Agama sudah melukai hati rakyat, Pada siapa lagi rakyat mengadu?
Umat nasrani dan kristen di NTT sedang bersedih.
Tapi apa daya, jumlah dan kekuatan mereka kalah jauh.
Sebab tak hanya alat berat yang didatangkan, ada pula ratusan orang yang diduga dari PT Kristus Raja Maumere memakai ikat kepala sambil membawa parang, palu, dan linggis.
Segerombolan orang itu memaksa warga keluar dari rumah dan mengambil paksa hasil kebun.
Menurut Ignasius, aparat dari TNI-Polri serta Satpol PP juga berada di lokasi untuk mengawal proses penggusuran.
Sepekan setelah kejadian itu, ratusan keluarga masih bertahan di lokasi yang sama, tapi kali ini di antara puing-puing rumah yang luluh lantak.
Mereka mendirikan ‘rumah darurat’ yang terbuat dari seng dan beratap terpal demi mempertahankan tanah ulayat mereka.
“Kami tetap berada di rumah yang sudah digusur ini, kami tetap bertahan karena kami punya tanah hak ulayat, kami tidak pernah takut apabila ada preman yang kembali datang,” ucap Ignasius.
Ketika BBC News Indonesia ke sana, sejumlah warga dengan muka hampa sedang mengais barang-barang yang masih bisa dipakai, sebagian lagi sedang memasak, dan yang lain duduk dengan kepala menunduk di dekat rumah yang telah runtuh.
Ignasius berkata ratusan keluarga ini sudah tinggal di lokasi eks HGU tersebut sejak 2014. Persisnya ketika kontrak HGU yang dimiliki Keuskupan Agung Ende berakhir.
Sebab mereka meyakini tanah ini adalah warisan leluhur mereka.
“Tanah ini… tanah warisan leluhur dari turun-temurun, sehingga kami kembali tinggal di sini,” jelas Ignasius.
Di lahan yang terletak di Desa Nangahale ini lah mereka lantas mendirikan rumah-rumah dan berkebun.
Total ada 150 kepala keluarga yang sebagian besar bekerja sebagai petani.
Konflik muncul kala PT Kristus Raja Maumere—perusahaan milik Keuskupan Maumere—hendak melanjutkan kontrak HGU di tanah tersebut.
Sependek ingatan Ignasius, sejak Desember tahun 2023 setidaknya sudah ada tiga kali upaya penggusuran dan semuanya terjadi perlawanan.
Penggusuran yang terakhir pada pekan lalu adalah puncak kekecewaan mereka.
Imbasnya hubungan warga dengan gereja, jadi renggang. Bahkan masyarakat setempat tidak nyaman untuk beribadah di gereja.
Ada perasaan sesal dan sakit hati karena “Yesus Kristus tidak pernah mengajarkan perbuatan seperti ini,” tutur Ignasius.
“Kami tidak menyangka, kami kaget pihak gereja bisa melakukan ini. Bangunan rumah kami rusak, tanaman rusak, dan sumur air ditutup semua.”
“Saat ini kami pun belum bisa ke gereja, tapi kami tidak bisa lepas dengan agama.”
Anggota Dewan Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Sikka, John Bala, mengatakan penggusuran pekan lalu itu sebetulnya terjadi di beberapa lokasi: dua rumah di Utan Wair, seratus lebih unit di Pedan, Desa Nangahale dan lima lainnya di Wair Hek, Desa Likong Gete.
Jika dijumlahkan maka ada 450 jiwa yang terdampak.
Bagaimana silsilah tanah ini?
John Bala, Anggota Dewan Nasional Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) di Sikka, menuturkan masyarakat adat Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai sudah mendiami wilayah di Desa Nangahale dan sekitarnya jauh sebelum kolonial Belanda menguasai tanah tersebut pada 1912.
Itu dibuktikan dari beberapa dokumen sejarah gereja Katolik di NTT dan Maumere.
Dokumen itu menyebutkan ada tiga stasi utama dalam Misi Dominikan di wilayah Maumere yakni Sikka, Paga, dan Krowe.
Dalam peta Stasi Misi dari zaman Dominikan yang dibuat oleh B.J.J. Visser, stasi Krowe ditempatkan di sekitar Nangahale –yang sekarang adalah lokasi konflik HGU dengan PT Kristus Raja Maumere.
“Jadi ada keyakinan bahwa itu tanah leluhur suku Soge dan Goban Runut,” ujar John Bala kepada BBC News Indonesia, Senin (27/01).
“Dan semestinya mereka mendapatkan tanah itu sebagai kewajiban negara untuk melayani kepentingan masyarakat adat dan petani yang tidak bertanah,” sambungnya.
John kemudian merujuk pada dokumen permohonan pembaruan HGU yang diajukan oleh PT Kristus Raja Maumere tertanggal 3 November 2013.
Katanya tertulis di situ, pada 1912 keluar surat keputusan dari pemerintah kolonial Belanda yang memberikan izin kepada perusahaan Amsterdam Soenda Compagny—yang berada di Amsterdam—untuk usaha penanaman kapas dan kelapa seluas 1.438 hektare.
Tetapi perusahaan ini dilaporkan terus merugi gara-gara perkebunan kapasnya sering dibakar oleh rakyat.
Karena kondisi demikian, pada 1926 perkebunan tersebut dijual oleh perusahaan Belanda kepada Apostolishe Vicariaat Van de Kleine Soenda Hilanden atau Keuskupan Agung Ende senilai 22.500 gulden.
Perjanjian jual beli dibuat dengan akte penyerahan tanggal 10 Mei 1926 di hadapan Assisten Residen van Flores, Karel Christian van Haaster.
Selanjutnya pada 1956, Keuskupan Agung Ende mengajukan permohonan kepada pemerintah swapraja Sikka untuk mengembalikan sebagian tanah konsesi seluas 783 hektare di Nangahale dengan alasan: telah diduduki dan diusahakan oleh rakyat.
Tapi sisanya, tetap dikelola oleh Keuskupan Agung Ende.
Pascakemerdekaan, sesuai aturan UU Pokok Agraria, pemerintah menetapkan perkebunan itu sebagai Hak Guna Usaha (HGU) melalui Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan nomor 4/HGU/89 tertanggal 5 Januari 1989.
Keuskupan Agung Ende lantas mengajukan permohonan HGU atas tanah perkebunan Nangahale seluas 879 hektare, dan dikabulkan.
Penerima HGU ini adalah perusahaan bentukan Keuskupan Agung Ende, yakni PT Perkebunan Kelapa Diag (Dioses Agung Ende) dengan jangka waktu selama 25 tahun dan berakhir pada 31 Desember 2013.
Ketika Keuskupan Maumere berpisah dari Keuskupan Agung Ende, konsesi HGU PT Perkebunan Kelapa Diag diserahkan kepada PT Kristus Raja Maumere (Krisrama) yang dinaungi oleh Keuskupan Maumere.
Pada 2013—sebelum berakhirnya masa HGU PT Diag—PT Kristus Raja Maumere mengajukan permohonan pembaharuan HGU ke Kementerian ATR/BPN.
Tapi, usulan itu ditunda karena ada keberatan dari masyarakat adat Soge Natarmage dan Goban Runut yang mengeklaim telah menduduki tanah tersebut.
“Dari silsilah itu jelas tanah HGU PT Kristus Raja Maumere berasal dari tanah milik masyarakat adat Soge Natarmage dan Goban Runut. Tanah ini diambil oleh kolonial Belanda kemudian disewakan kepada perusahaan kolonial Belanda,” kata John.
“Hingga seterusnya dijual kepada misi gereja Katolik ketika itu.”
“Waktu itu yang berlaku hukum kolonial Belanda yang sama sekali tidak mengakui hak-hak masyarakat adat.”
Perjuangan merebut tanah adat
Perjalanan masyarakat adat Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai merebut kembali tanah mereka tidak muncul tiba-tiba.
Sejak 1912 tercatat sudah ada perlawanan.
Lalu pada Agustus 2000, masyarakat adat Soge Natarmage yang berada di Utan Wair melakukan reclaiming tanah HGU di Nangahale.
Dan sebulan setelahnya, terjadi penangkapan terhadap tujuh orang warga karena dituduh mencuri asam di lokasi HGU. Namun beberapa hari kemudian dibebaskan atas desakan masyarakat dan LSM.
Tahun-tahun setelahnya, masyarakat adat Soge Natarmage bergabung dengan Suku Tana Ai dan komunitas lainnya untuk melakukan aksi demonstrasi ke DPRD Kabupaten Sikka.
Mereka juga tak gentar atas larangan pemda maupun keuskupan yang melarang pembukaan ladang di dalam kawasan HGU.
Pada November 2015, perwakilan masyarakat adat Soge Natarmage dan Goban Runut berangkat ke Jakarta untuk menemui pejabat Kementerian ATR/BPN. Niat mereka hendak mengadukan nasib serta menuntut hak-hak sebagai penduduk asli.
Perjalanan lima hari itu dengan biaya sendiri, kata John Bala.
Sesampainya di Jakarta, mereka ditemani sejumlah LSM bertemu pihak kementerian. Pejabat kementerian menyampaikan permohonan pembaharuan HGU PT Kristus Raja Maumere akan ditinjau ulang.
Kementerian, klaim John, juga memerintahkan Kepala Kantor BPN Provinsi NTT untuk melakukan penelitian ulang tanah bekas HGU yang dimohonkan PT Kristus Raja Maumere.
Serta, meminta perwakilan masyarakat adat kembali berdialog dengan perusahaan.
“Tapi dialog itu tidak pernah dilakukan sampai ada penerbitan konsesi HGU,” ujar John.
Namun perlawanan masyarakat adat tak berhenti.
Berkali-kali mereka mencegat aparat dan Satpol PP untuk melakukan pengukuran dan penanaman pilar tanda batas oleh PT Kristus Raja Maumere bersama pegawai kementerian ATR/BPN di lokasi.
Mereka juga menghalangi pegawai BPN NTT yang hendak melakukan pemeriksaan tanah sebagai syarat keluarnya HGU.
Meskipun penerbitan HGU baru untuk PT Kristus Raja Maumere akhirnya tetap keluar pada 20 Juli 2023 seluas 325,682 hektare.
Dan pada 29 Juli 2024, masyarakat melakukan perlawanan atas pembersihan lahan dengan cara merusak plang yang bertuliskan ‘Tanah ini Milik PT Krisrama, Keuskupan Maumere’.
Atas aksi itu, delapan orang dilaporkan ke polisi dan ditetapkan sebagai tersangka.
Proses persidangan masih berlangsung hingga saat ini di Pengadilan Negeri Maumere.
Sialnya, ungkap John, di persidangan yang berlangsung pada Selasa (22/01) dengan agenda pembacaan eksepsi delapan terdakwa, perusahaan menggusur rumah-rumah warga.
“Perlawanan [mencegah penggusuran] itu agak terlambat karena sebagian besar warga datang ke pengadilan untuk memberikan dukungan,” ujar John.
“Jadi perlawanan mencegah itu baru bisa dilakukan sore hari, ketika mereka pulang ke kampung yang jaraknya 30 kilometer.”
Sementara yang tersisa di kampung, sambungnya, hanya orang tua, para istri, dan anak-anak.
Apa langkah yang akan ditempuh warga?
Masyarakat adat Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai, klaim John Bala, menilai penerbitan SK HGU Nomor 01/BPN.53/7/2023 tentang Pembaharuan HGU PT Krisrama di Nangahale “cacat secara administrasi” karena tidak memenuhi syarat.
“Syarat terbit HGU baru itu kan tanah harus berstatus clean and clear, artinya tanah itu tidak boleh ada konflik atau keberatan dari pihak lain. Ini keberatan masyarakat dianggap bukan konflik?” ujarnya.
Atas dasar itulah, lanjut John, warga akan tetap bertahan di lokasi sembari menempuh langkah-langkah berikutnya.
Salah satunya, mengajukan keberatan kepada Kementerian ATR/BPN atas penerbitan SK HGU kepada PT Krisrama.
Pijakan keberatan tersebut merujuk pada diktum keenam dalam SK itu yang menyatakan “apabila di atas tanah yang diberikan HGU terdapat permasalahan, penguasaan, dan atau kepemilikan pihak lain di kemudian hari maka PT Krisrama wajib menyelesaikan masalah tersebut sesuai ketentuan yang berlaku”.
Lalu, diktum sepuluh menyebutkan “pejabat yang berwenang bisa mencabut izin HGU apabila pemegang hak tidak memenuhi syarat yang ditetapkan dalam diktum keenam”.
Untuk membuktikan adanya persoalan dalam HGU, kata John, mereka akan membeberkan segala peristiwa yang terjadi. Termasuk upaya penggusuran yang belakangan terjadi.
“Gusur atau pembersihan itu tidak ada dalam mekanisme peraturan yang berlaku. Penggusuran bisa dilakukan setelah ada perintah eksplisit dari pengadilan setelah proses perdata.”
“Jadi enggak bisa gusur hanya karena sudah diberikan pengumuman di gereja, pengumuman oleh pemda, dan somasi.”
Ia berharap dengan bukti-bukti tersebut, pemerintah mencabut SK HGU.
Adapun upaya itu akan dilakukan dalam waktu dekat sembari mengumpulkan data-data di lapangan.
Apa kata perusahaan dan KWI?
Direktur Utama PT Kristus Raja Maumere, Romo Epy Rimo, menyebut penggusuran itu sebagai ‘pembersihan’ sebab pihaknya sudah mengantongi hak untuk mengelola tanah tersebut untuk pengembangan bisnis perkebunan kelapa seluas 325 hektare yang ditandai dengan penerbitan sepuluh sertifikat tanah eks HGU.
Karenanya, kata dia, upaya ‘pembersihan’ itu akan terus dilakukan dalam waktu dekat.
“Kemudian ada satu poin yang perlu kami lakukan adalah pembersihan lokasi untuk kami buat peremajaan kembali, karena kelapa-kelapa yang ada pada kami sekarang itu, usianya sudah usut…”
“Karena itu perlu ada peremajaan sesuai dengan bagian dari rencana strategi pendapatan hak untuk kami melakukan mengembangkan kembali bisnis perkebunan kelapa,” papar Romo Epy.
Direktur PT Pelaksana PT Kristus Raja Maumere, Romo Robertus Yan Faroka, juga membuat klaim bahwa ‘pembersihan’ ini telah melalui prosedur yang berlaku.
Proses tersebut dimulai dari pengumuman di gereja, pengumuman oleh pemda, pendekatan perorangan, dan somasi hukum.
Tapi sejumlah warga yang disebutnya ‘okupan’ mengabaikan imbauan-imbauan tersebut. Beberapa warga, katanya, secara sukarela mengosongkan pondok-pondok mereka.
“Yang diviralkan kemarin hanya segelintir orang yang diminta bertahan oleh beberapa LSM dan aktor intelektual untuk kepentingan diri mereka sendiri,” ucapnya seperti dilansir Tempo.co.
Merespons persoalan konflik lahan ini, Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) menyarankan masyarakat adat Suku Soge Natarmage dan Goban Runut-Tana Ai mengajukan gugatan hukum ke pengadilan jika merasa lahan HGU yang diberikan kepada PT Kristus Raja Maumere atau Krisrama cacat administrasi.
Sekretaris Komisi Keadilan, Perdamaian, dan Pastoral Migran-Perantau KWI, Romo Marten Jenarut, mengatakan opsi lain yang bisa dilakukan warga adalah mengajukan permohonan kepada Badan Pertanahan Nasional untuk membatalkan HGU tersebut.
Namun dalam perkara ini, ia seakan menyiratkan bahwa KWI tidak memiliki kewenangan apa pun.
“KWI bukan atasannya Keuskupan Maumere atau Keuskupan Maumere bukan subordinasi dari KWI. KWI hanya menjadi koordinator program-program tingkat keuskupan di seluruh Indonesia…”
“Pihak-pihak yang terkait masalah ini adalah PT Krisrama dengan beberapa masyarakat adat. Bentuk-bentuk pilihan penyelesaian masalah selalu diawali dengan dialog dan musyawarah,” ucap Romo Marten Jenarut kepada BBC News Indonesia (27/01).
Kendati demikian dia mengatakan prinsip bisnis dalam gereja harus tetap dalam kerangka mendukung marwah gereja sebagai lembaga keagamaan.
“Pada prinsipnya ajaran sosial gereja menjunjung tinggi keadilan, kesejahteraan sosial, solidaritas, martabat manusia, dan keutuhan ciptaan,” papar Romo Marten.
Sementara itu, Kepala Suku Soge, Ignasius Nasi, berharap pemerintah berpihak pada masyarakat adat, bukan gereja atau perusahaan. Sebab tugas negara, katanya, sebagai pengayom yang memberikan perlindungan kepada warganya.
-

Wall Street Terguncang AI China, Nasdaq Anjlok 3,1 Persen
Jakarta, Beritasatu.com – Indeks utama Wall Street terguncang pada Senin (27/1/2025), dipicu oleh kemunculan pesaing baru dari China dalam industri kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI). Saham Nvidia bahkan anjlok hingga 16,9%, menyeret indeks S&P 500 turun 1,5% dan Nasdaq merosot 3,1%, terburuk dalam lebih dari satu bulan.
Secara keseluruhan, S&P 500 turun 88,96 poin menjadi 6.012,28. Nasdaq Composite turun 612,47 poin menjadi 19.341,83, dan Dow Jones Industrial Average naik 289,33 poin menjadi 44.713,58.
Dilansir dari AP, guncangan ini dipicu oleh perusahaan teknologi China, DeepSeek, yang meluncurkan model bahasa besar (large language model) baru yang diklaim dapat bersaing dengan raksasa AI Amerika Serikat (AI), tetapi dengan biaya lebih rendah. Aplikasi DeepSeek bahkan menduduki posisi teratas di App Store Apple untuk aplikasi gratis, memicu kekhawatiran akan dominasi teknologi China di sektor AI.
Penurunan saham Nvidia hingga 16,9% berdampak signifikan pada pasar, mengingat dominasi raksasa teknologi ini dalam indeks S&P 500. Di luar AS, dampaknya juga dirasakan oleh saham-saham teknologi global. Saham perusahaan pembuat peralatan cip asal Belanda, ASML, turun 7% di Amsterdam. Sementara itu, di Tokyo, saham Softbank Group anjlok 8,3%.
Kemunculan DeepSeek yang berbasis di China menyoroti perubahan besar dalam persaingan AI global. Model AI DeepSeek dikembangkan dengan teknologi chip Nvidia H800, versi lebih murah yang tetap tersedia untuk pasar China meski ada pembatasan ekspor cip canggih oleh AS.
Beberapa analis menyarankan agar investor tidak bereaksi berlebihan terhadap perkembangan ini yang telah mengguncang Wall Street. Kepala ekonom di Annex Wealth Management Brian Jacobsen mengatakan berita tersebut mungkin dilebih-lebihkan, dan pasar dapat berbalik arah dalam waktu dekat.
-

Neneknya Meninggal Dunia, Nia Ramadhani Kenang Momen Terakhir
JAKARTA – Kabar duka datang dari keluarga Nia Ramadhani. Sang nenek, Hanna Louise Poluan meninggal dunia di usia 87 tahun pada Jumat, 24 Januari. Hal ini diungkapkan oleh istri Ardi Bakrie melalui unggahan Instagram story-nya.
“Rest in peace,” tulis Nia Ramadhani, dikutip VOI dari akun Instagram story @ramdhaniabakrie Sabtu, 25 Januari.
Ibu anak tiga ini juga mengunggah ulang unggahan dari saudaranya, Denita Wenas. Ia membagikan kebersamaan keluarga bersama nenek tercinta.
“Kenangan masa kecil sampe Nita lamaran dan nikah, oma bela-belain pulang dari Amsterdam ke Jakarta sendirian sampe main kartu malem-malem sambil ketawa-ketawa sama oma walaupun lagi sakit,” kenangnya.
“Kami tidak akan pernah melupakan kenangan dan kebaikanmu. Betapa pemberani dan cantiknya hatimu,” lanjutnya menggunakan bahasa Inggris.
Selain itu, menantu Aburizal Bakrie ini membagikan video saat neneknya telah meninggal dunia. Dalam video tersebut, Nia menangis sembari mencium neneknya.
Perempuan berusia 34 tahun ini juga membagikan ulang unggahan Instagram story kakaknya, Thalita Ramadhani. Dalam pernyataan tersebut, Nia rupanya jatuh ke lantai usai mengetahui neneknya telah meninggal dunia.
“Masih kebayang hembusan terakhirnya, di saat Talitha, Nia jaga, baru tahu rasanya selemas itu. Langsung kita jatuh ke lantai. Kita sudah siap-siap tenaga dan asupan untuk standby sampai pagi padahal… We love you so much.” kata Talitha Nugroho.
Sebelum membagikan kabar duka tersebut, bintang sinetron Bawang Merah & Bawang Putih terus berada di kamar rumah sakit untuk menjaga neneknya. Tak sendiri, ada tiga anaknya yang menemani. Bahkan, Nia sempat membagikan foto neneknya duduk sembari didoakan.


/data/photo/2025/02/04/67a1dc3e30e53.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)