kab/kota: Ambon

  • 13 Tokoh Penting dalam Peristiwa Sumpah Pemuda Beserta Perannya

    13 Tokoh Penting dalam Peristiwa Sumpah Pemuda Beserta Perannya

    Jakarta, Beritasatu.com – Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober menjadi tonggak penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia.

    Lahirnya ikrar bersejarah ini, terdapat 13 tokoh penting dari berbagai organisasi yang berperan dalam menyatukan semangat persatuan di tengah keberagaman suku, budaya, dan bahasa.

    Tokoh-tokoh ini datang dari berbagai penjuru daerah nusantara dengan satu tujuan yang sama yakni memperjuangkan kemerdekaan, dan memperkuat identitas bangsa Indonesia.

    Melalui peran dan gagasan mereka, lahirlah Sumpah Pemuda sebagai simbol tekad generasi muda untuk menjadikan Indonesia satu tanah air, satu bangsa, dan satu bahasa.

    Namun, siapa saja mereka? Dihimpun Beritasatu.com dari berbagai sumber, berikut 13 tokoh penting pada Hari Sumpah Pemuda.

    13 Tokoh Penting Sumpah Pemuda

    1. Wage Rudolf Soepratman (WR Soepratman)

    Lahir di Somongari pada 19 Maret 1903, WR Soepratman dikenal sebagai komponis, wartawan, dan juga pemain sepak bola.

    Ia menciptakan lagu Indonesia Raya yang pertama kali dimainkan menggunakan biola tanpa lirik pada Kongres Pemuda II. Lagu ini kemudian menjadi simbol semangat persatuan bangsa.

    2. Amir Syarifuddin Harahap

    Aktivis asal Medan ini lahir pada 27 April 1907 dan dikenal sebagai anggota Jong Batak Bond. Dalam Kongres Pemuda II, Amir menjabat sebagai bendahara. Ia juga aktif dalam gerakan anti-Jepang dan dikenal memiliki semangat nasionalisme yang kuat.

    3. Soegondo Djojopoespito

    Lahir di Tuban pada 22 Februari 1905, Soegondo menjadi ketua Kongres Pemuda II mewakili Persatuan Pemuda Indonesia (PPI).

    Kepemimpinannya mendapat dukungan dari Mohammad Hatta. Ia dikenal sebagai sosok yang tegas dan berwawasan luas dalam memperjuangkan persatuan pemuda Indonesia.

    4. Johannes Leimena

    Pria asal Ambon yang lahir pada 6 Maret 1905 ini aktif sebagai anggota dalam Kongres Pemuda I dan II. Ia berasal dari Jong Ambon dan berprofesi sebagai dokter serta perwira polisi. Setelah masa perjuangan, Leimena dikenal sebagai tokoh penting dalam pemerintahan Indonesia.

    5. Sarmidi Mangoensarkoro

    Sarmidi Mangoensarkoro lahir di Surakarta pada 23 Mei 1904 dan dikenal sebagai tokoh pendidikan yang vokal memperjuangkan pendidikan bagi rakyat.

    Dalam Kongres Pemuda I dan II, dia banyak menyoroti pentingnya pendidikan nasional. Di kemudian hari, dia menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada 1949-1950.

    6. Soenario Sastrowardoyo

    Lahir di Madiun pada 28 Agustus 1902, Soenario merupakan perumus naskah Sumpah Pemuda sekaligus pembicara yang mengulas nasionalisme dan demokrasi. Ia aktif dalam Pergerakan Pemuda Indonesia dan juga berkiprah di kancah internasional memperjuangkan nama Indonesia.

    7. Mohammad Yamin

    Mohammad Yamin lahir di Talawi pada 24 Agustus 1903. Ia dikenal sebagai ahli hukum, sastrawan, politikus, sejarawan, dan budayawan.

    Sebagai sekretaris Kongres Pemuda II, Yamin berperan penting dalam penyusunan teks Sumpah Pemuda serta mengusulkan penggunaan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan.

    8. R Katja Soengkana

    Tokoh asal Pamekasan ini lahir pada 24 Oktober 1908 dan menjadi wakil dari organisasi Jong Indonesie atau Pemoeda Indonesia.

    Dalam Kongres Pemuda II, Katja menjabat sebagai Pembantu II dan dikenal karena semangatnya memperjuangkan kebersamaan antar pemuda.

    9. Rumondor Cornelis Lefrand Senduk

    Lahir di Desa Tataaran, Minahasa, pada 1904, Senduk adalah seorang dokter dan politisi yang aktif di organisasi Jong Celebes.

    Dalam Kongres Pemuda II, dia berperan sebagai Pembantu III dan berkomitmen kuat untuk mempererat hubungan antar daerah di Indonesia.

    10. Mohammad Rochjani Su’ud

    Tokoh asal Jakarta ini lahir pada 1 November 1906 dan merupakan Ketua Pemuda Kaum Betawi. Dalam Kongres Pemuda II, ia bertugas sebagai Pembantu V dan aktif memperjuangkan suara pemuda Betawi di tingkat nasional.

    11. RM Djoko Marsaid

    Sebagai wakil ketua Kongres Pemuda II, Djoko Marsaid yang berasal dari Jong Java berperan penting dalam mengkoordinasikan jalannya sidang. Ia dikenal sebagai aktivis pergerakan yang berkomitmen memperkuat semangat kebangsaan di kalangan pemuda.

    12. Johan Mohammad Tjai

    Meski berasal dari keluarga Tionghoa, Johan tetap berpartisipasi aktif dalam Kongres Pemuda II sebagai Pembantu I.

    Ia menunjukkan semangat persatuan tidak terbatas pada latar belakang etnis atau asal-usul, melainkan pada tekad bersama untuk memerdekakan Indonesia.

    13. Theodora Athia Salim (Dolly Salim)

    Putri pahlawan nasional Agus Salim ini lahir di Bukittinggi pada 26 Juli 1913. Dolly dikenal sebagai sosok yang pertama kali menyanyikan lagu Indonesia Raya pada saat Sumpah Pemuda. Aksinya menjadi simbol lahirnya semangat nasional di kalangan generasi muda.

    Ketiga belas tokoh Sumpah Pemuda ini menjadi simbol keberanian, persatuan, dan cinta Tanah Air yang melampaui perbedaan suku, agama, dan budaya. Melalui gagasan dan perjuangan mereka, lahirlah semangat “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa” yang hingga kini menjadi fondasi kuat bagi persatuan Indonesia.

  • 28 Oktober dan Lahirnya Hari Sumpah Pemuda, Tonggak Persatuan Bangsa

    28 Oktober dan Lahirnya Hari Sumpah Pemuda, Tonggak Persatuan Bangsa

    Jakarta, Beritasatu.com – Hari Sumpah Pemuda yang diperingati setiap 28 Oktober menjadi momentum penting untuk merefleksikan kembali semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

    Peringatan ini mengingatkan kita akan perjuangan pemuda dari berbagai daerah yang telah meneguhkan tekad untuk menjaga keutuhan Tanah Air dan memperjuangkan cita-cita kemerdekaan bangsa.

    Lantas, seperti apa sejarah Hari Sumpah Pemuda dan bagaimana lahirnya ikrar bersejarah ini? Berikut penjelasan lengkapnya.

    Sejarah Hari Sumpah Pemuda

    Penetapan Hari Sumpah Pemuda bermula dari peristiwa bersejarah pada 28 Oktober 1928, ketika para pemuda Indonesia mengucapkan tiga ikrar yang menegaskan persatuan bangsa.

    Namun, perjalanan panjang menuju peristiwa ini dimulai jauh sebelumnya, melalui Kerapatan Besar Pemuda (Kongres Pemuda I) yang diadakan pada 30 April–2 Mei 1926 di Batavia (sekarang Jakarta).

    Kongres Pemuda I membahas rencana pembentukan lembaga sentral untuk mempersatukan berbagai organisasi pemuda. Namun, perbedaan pendapat mengenai penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa persatuan membuat kongres belum menghasilkan keputusan final.

    Ketua kongres Muhammad Tabrani dan Mohammad Yamin sempat berdebat tentang penamaan bahasa. Tabrani berpendapat jika bangsa ini disebut Indonesia, maka bahasa yang digunakan sebaiknya bahasa Indonesia. Akhirnya, kongres tersebut berakhir tanpa keputusan resmi.

    Kongres Pemuda II: Lahirnya Sumpah Pemuda

    Dua tahun kemudian, semangat persatuan kembali digelorakan melalui Kongres Pemuda II pada 28–29 Oktober 1928, yang dipelopori oleh Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI). Kongres ini menjadi titik balik lahirnya Sumpah Pemuda.

    Berbagai organisasi pemuda dari seluruh Nusantara ikut hadir, seperti Jong Sumatranen Bond, Jong Java, Jong Bataks Bond, Jong Islamieten Bond, Pemoeda Indonesia, Jong Celebes, Jong Ambon, Sekar Rukun, dan Pemuda Kaum Betawi.

    Kongres ini membahas berbagai hal penting, seperti pendidikan, kebangsaan, pergerakan kepanduan, dan tentu saja semangat persatuan. Di akhir pertemuan, lahirlah tiga ikrar bersejarah yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

    Isi Teks Sumpah PemudaKami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

    Tiga ikrar ini menjadi dasar semangat nasionalisme dan kebanggaan terhadap identitas bangsa Indonesia.

    Rangkaian Rapat Kongres Pemuda II

    Kongres Pemuda II berlangsung selama dua hari dan terbagi dalam tiga sesi rapat penting:

    1. Rapat pertama (27 Oktober 1928) di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB)

    Rapat ini membahas pentingnya persatuan bangsa. Mohammad Yamin menyampaikan bahwa kesamaan adat, budaya, dan bahasa menjadi fondasi kuat bagi persatuan Indonesia.

    2. Rapat kedua (28 Oktober 1928) di Gedung Oost-Java Bioscoop

    Fokus rapat kedua adalah pendidikan nasional. Para peserta sepakat bahwa anak-anak Indonesia harus mendapatkan pendidikan yang menumbuhkan cinta Tanah Air dan budi pekerti luhur tanpa paksaan.

    3. Rapat ketiga (28 Oktober 1928, siang) di Gedung Indonesische Clubgebouw Kramat

    Rapat terakhir menyoroti pentingnya gerakan kepanduan sebagai sarana mempererat rasa persaudaraan antarpemuda. Pada sesi ini pula, untuk pertama kalinya lagu Indonesia Raya ciptaan Wage Rudolf Supratman diperdengarkan. Setelah itu, hasil kongres dibacakan dan diikuti seluruh peserta, yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda.

    Tokoh-tokoh Penting dalam Sumpah Pemuda

    Kongres Pemuda II diorganisir oleh para pemuda dari berbagai organisasi. Berikut ini susunan tokoh penting yang terlibat.

    Soegondo Djojopoespito (PPPI) sebagai ketua kongres.RM Djoko Marsaid (Jong Java) sebagai wakil ketua.Mohammad Yamin (Jong Sumatranen Bond) sebaga sekretaris.Amin Sjarifuddin (Jong Bataks Bond) sebagai bendahara.R Katja Soengkana (Pemuda Indonesia) sebagai anggota.Rumondor Senduk (Jong Celebes) sebagai anggota.Johanes Leimena (Jong Ambon) sebagai anggota.Rochjani Soe’oed (Pemuda Kaum Betawi) sebagai anggota.Djohan Mohammad Tjai (Jong Islamieten Bond) sebagai anggota.Soenario Sastrowardoyo, Theodora Athia Salim, Wage Rudolf Soepratman, dan Sarmidi Mangoensarkoro sebagai anggota yang turut membantu jalannya kongres.

    Peringatan Hari Sumpah Pemuda bukan hanya tentang mengenang sejarah, tetapi juga ajakan untuk meneladani semangat persatuan, gotong royong, dan nasionalisme yang diperjuangkan para pendahulu.

  • Sinyal Berawan hingga Hujan di Jakarta, Bandung Cs, Sabtu (25/10/2025) dari BMKG

    Sinyal Berawan hingga Hujan di Jakarta, Bandung Cs, Sabtu (25/10/2025) dari BMKG

    Bisnis.com, JAKARTA—Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan sinyal berawan hingga hujan di sejumlah daerah pada Sabtu (25/10/2025).

    Prakirawan BMKG Ina Indah Hapsari mengatakan tanda cuaca berawan di Banda Aceh, Aceh; Pekanbaru, Riau; Padang, Sumatra Barat; Palembang, Sumatra Selatan dan Pangkal Pinang, Bangka Belitung. Selain itu, tanda hujan ringan terlihat di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau dan Jambi. Ada pula kemungkinan hujan berintensitas sedang di Medan, Sumatra Utara serta hujan disertai petir di Bengkulu dan Bandar Lampung. 

    Di sisi lain, di kota besar di Pulau Jawa, terdapat potensi berawan hingga hujan dengan intensitas ringan.

    “Di Pulau Jawa, diprakirakan berawan tebal untuk kota Jakarta, hujan ringan untuk kota Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya serta hujan sedang untuk kota Serang,” ujarnya, dikutip dari Antara, Sabtu (25/10/2025).

    Potensi hujan juga tampak di wilayah Indonesia tengah, yakni Denpasar, Bali; Mataram, Nusa Tenggara Barat; dan Kupang, Nusa Tenggara Timur. Denpasar dan Mataram, katanya, cenderung hujan ringan. Lalu, Kupang masih cerah cenderung berawan.

    Di wilayah lainnya, yakni di Pulau Kalimantan, jelasnya, hujan ringan berpotensi turun di Pontianak, Kalimantan Barat dan Palangka Raya, Kalimantan Tengah. Kemudian, hujan dengan intensitas sedang kemungkinan terjadi di Tanjung Selor, Kalimantan Utara dan Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Sementara itu, Samarinda, Kalimantan Timur berpotensi terjadi hujan petir.

    Di Pulau Sulawesi, BMKG memprakirakan potensi hujan di semua ibu kota provinsinya. Hujan ringan diperkirakan terjadi di Manado, Sulawesi Utara; Gorontalo, Palu, Sulawesi Tengah; Kendari, Sulawesi Tenggara; dan Makassar, Sulawesi Sela. Namun, hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Mamuju, Sulawesi Barat.

    Di wilayah paling timur Indonesia, BMKG memprediksi hujan ringan terjadi di Ternate, Maluku Utara dan Ambon, Maluku. Berikutnya, di Papua Barat, yakni Manokwari, dan Nabire; Jayapura, Papua dan Jayawijaya, Papua Pegunungan bakal turut terjadi hujan ringan. Hujan dengan intensitas sedang pun bakal terjadi di Disertai hujan intensitas sedang di Sorong, Papua Barat Daya dan Merauke, Papua Barat.

    Di tengah potensi hujan, Ina menyebut bahwa sejumlah wilayah bakal menghadapi suhu tinggi yang berkisar antara 28 sampai 35 derajat Celcius.

    “Bagi yang tinggal di Palembang, Pangkal Pinang, Serang, Yogyakarta dan Surabaya serta sekitarnya waspadai suhu berkisar antara 32 hingga 35 derajat Celcius,” katanya.

  • Sekolah Rakyat di Kendari, Harapan Baru bagi Anak Tak Mampu Melanjutkan Sekolah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        22 Oktober 2025

    Sekolah Rakyat di Kendari, Harapan Baru bagi Anak Tak Mampu Melanjutkan Sekolah Regional 22 Oktober 2025

    Sekolah Rakyat di Kendari, Harapan Baru bagi Anak Tak Mampu Melanjutkan Sekolah
    Tim Redaksi
    KENDARI, KOMPAS.com
    – Halaman depan Sekolah Rakyat Menengah Pertama (SRMP) 25 Kendari, Sulawesi Tenggara, tampak semarak pada Rabu (22/10/2025) sore.
    Beberapa bocah mengenakan dobok atau seragam Taekwondo lengkap dengan sabuk putih, sementara lainnya bermain bola plastik di halaman asrama.
    Bagi para siswa, seragam itu istimewa. Bukan hanya karena baru pertama kali dipakai, tetapi juga karena menjadi simbol kesempatan baru untuk bersekolah tanpa biaya.
    Di antara mereka, ada Husna, siswi kelas VII berkulit sawo matang, yang tampak gembira saat wali asuhnya menyematkan sabuk Taekwondo di pinggangnya.
    Husna mengaku sangat bersyukur bisa bersekolah di Sekolah Rakyat — sesuatu yang dulu hanya menjadi impian.
    “Saya ucapkan terima kasih banyak kepada Bapak Presiden Prabowo, karena kalau tidak ada Sekolah Rakyat ini mungkin tidak bisa lanjut sekolah dan cita-citaku jadi Polwan tidak tercapai,” ujar Husna penuh semangat.
    Husna adalah anak yatim piatu. Ayahnya meninggal ketika ia baru berusia 10 hari, sedangkan ibunya pergi merantau ke Papua pada 2010 dan tak pernah kembali.
    Sebelum masuk Sekolah Rakyat, Husna tinggal bersama neneknya di kamar kos berukuran 3×4 meter, berdesakan dengan keluarga tantenya.
    Kini, di Sekolah Rakyat, ia mendapat asrama layak, seragam, buku, alat tulis, dan makanan bergizi tiga kali sehari.
    “Senang pastinya di sini, bertemu banyak teman. Kami saling bantu, bangun salat subuh, salat berjamaah, mengaji, olahraga bersama. Pokoknya senang di sini,” kata Husna sambil tersenyum.
    Sekolah Rakyat menjadi rumah kedua bagi Husna dan teman-temannya. Selain belajar, mereka juga mendapat pembinaan karakter dan pelatihan minat-bakat.
    Husna memilih bela diri Taekwondo karena sejak kecil menyukai olahraga itu.
    Program Sekolah Rakyat memberikan kesempatan bagi anak-anak dari keluarga tak mampu untuk tetap bersekolah hingga tuntas, lengkap dengan fasilitas asrama dan wali asuh yang bertugas membimbing keseharian siswa.
    Sama seperti Husna, Sitti Fatimah, siswi kelas VII lainnya, mengaku sangat bahagia bisa melanjutkan sekolah tanpa biaya.
    Ia bercerita, ayahnya bekerja sebagai tukang becak di Ambon, sementara ibunya berjualan ikan keliling. Penghasilan orangtuanya kerap hanya cukup untuk makan sehari-hari.
    “Pasti senang bisa lanjut sekolah, apalagi gratis. Mamaku dapat info sekolah gratis dari petugas sosial, dan saya didaftarkan lalu lolos,” tutur Fatimah.
    Pada bulan pertama di asrama, Fatimah sempat menangis karena rindu keluarga. Namun kini ia sudah terbiasa dan menganggap teman-teman serta guru di Sekolah Rakyat sebagai keluarga.
    “Awalnya ingin terus pulang, tapi lama-kelamaan sudah mulai terbiasa. Guru dan teman-temanku baik semua, jadi kami kayak keluarga mi di sini,” katanya.
    Fatimah kini memiliki cita-cita besar.
    “Cita-citaku jadi dokter, biar bisa mengobati orang sakit, terutama orangtua, keluarga, dan orang kurang mampu,” ucapnya mantap.
    Para siswa Sekolah Rakyat diizinkan menerima telepon penting dan kunjungan keluarga setiap hari Minggu, melalui wali asuh karena mereka dilarang membawa ponsel di asrama.
    Sejak masuk, para siswa baru satu kali pulang, yaitu pada peringatan HUT RI, dan itu pun hanya sehari.
    Bagi Husna, Fatimah, dan ratusan anak lain di Sekolah Rakyat Kendari, pendidikan kini bukan lagi mimpi.
    Sekolah Rakyat memberi mereka kesempatan kedua untuk mengubah nasib dan menggapai cita-cita.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Korban Keracunan MBG di Kairatu Maluku Bertambah, Ada yang Muntah Darah
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        20 Oktober 2025

    Korban Keracunan MBG di Kairatu Maluku Bertambah, Ada yang Muntah Darah Regional 20 Oktober 2025

    Korban Keracunan MBG di Kairatu Maluku Bertambah, Ada yang Muntah Darah
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Korban dugaan keracunan program makan bergizi gratis (MBG) di dua sekolah dan satu taman Kanak-kanak di Dusun talaga Ratu, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku bertambah.
    Hingga Senin (20/10/2025) malam, dilaporkan sejumlah siswa kembali dibawa ke Puskesmas Kairatu untuk menjalani perawatan medis.
    “Sampai malam ini masih ada sejumlah siswa yang dibawa ke Puskesmas Kairatu, ini kebetulan saya ada di Puskesmas, dari Talaga Ratu ada dua orang yang baru malam ini,” kata Kepala Dusun Talaga Ratu, Kasrurdin kepada
    Kompas.com
    via telepon, Senin.
    Kaharudin mengungkapkan, dari puluhan siswa yang mengalami mual dan muntah, ada beberapa siswa yang mengeluarkan busa dan darah dari mulutnya.
    “Ada yang muntah darah dan ada juga juga yang sampai keluar skom (busa) dari mulut,” ujarnya.
    Selain itu, ada siswa yang warna kulit wajahnya berubah hingga membiru usai menyantap MBG.
    “Ada yang wajah mereka sampai biru,” katanya.
    Kasrurdin mengakui banyak dari para siswa yang diduga mengalami keracunan usai menyantap MBG ini merupakan warganya.
    Saat ini, puluhan siswa tersebut masih menjalani perawatan intensif di puskesmas tersebut.
    “Paling banyak yang keracunan itu dari dusun kami karena sekolahnya ada di dusun kami, lalu ada juga dari Desa Gemba,” ucap dia.
    Ia mengatakan, saat ini kondisi sejumlah siswa yang sedang menjalani perawatan mulai membaik, pihak keluarga dan orangtua juga masih mendampingi anak-anak mereka yang sedang dirawat.

    Alhamdulillah
    sampai malam ini ada yang sudah mulai membaik,” katanya.
    Sebelumnya, 52 orang siswa dari SD Inpres Talaga Piru dan Madrawah Ibtidaiyah Negeri 2 Seram bagian Barat serta sebuah taman kanak-kanak diduga mengalami karacunan usai menyantap hidangan MBG, Senin siang tadi.
    Puluhan siswa lantas dilarikan ke puskesmas untuk menjalani perawatan karena ini mengalami mual, muntah, pusing, dan diare. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Fosil Gajah Purba Stegodon Ditemukan Utuh di Nganjuk, Diperkirakan Berusia 800 Ribu Tahun

    Fosil Gajah Purba Stegodon Ditemukan Utuh di Nganjuk, Diperkirakan Berusia 800 Ribu Tahun

    Dilansir Museum Geologi Bandung, penyidikan paleontologi di Indonesian pada masa awal keberadaan Belanda yakni abad ke-17 dan 18, masih sangat terbatas. Kondisi alam pedalaman yang banyak ditutupi oleh hutan tropis menjadi sandungan tersendiri untuk melakukan eksplorasi, diimbuh lagi pada waktu itu belum terdapat ahli khusus dalam bidang geologi yang notabene merupakan disiplin baru.

    Informasi mengenai sejarah alam, batuan, fosil, logam dan mineralogi diperoleh dari para naturalis awal, di mana mereka mencampurkan sejumlah domain sains, tidak hanya menginformasikan aspek geologi saja, melainkan juga vegetasi tumbuhan dan hewan.

    Georg Eberhard Rumpf atau lebih dikenal sebagai Rumphius (1627-1702) “si buta yang melihat dari Ambon” merupakan seorang naturalis terkemuka dan pegawai di maskapai dagang Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC), Rumphius orang Eropa pertama yang memelopori pekerjaan geologis dan penyelidikan fosil di Nusantara.

    Kendati demikian, interpretasi geologinya masih kurang memadai, sebab, geologi baru berkembang sebagai sebuah disiplin sekitar setengah abad setelah kematian Rumphius.

    Rumphius memulai petualangan ilmiah di Nusantara pada paruh kedua abad ke-17 dan menghabiskan sebagian besar sisa hidupnya di Ambon hingga wafat pada tahun 1702.

    Selama bertahun-tahun Rumphius telaten dalam mengoleksi berbagai temuan yang menarik untuk ilmu kebumian dan sejarah alam, meski, di sisi lain, banyak kemalangan yang menerpa, seperti, kehilangan koleksi dan naskah penelitian akibat kebakaran Kota Ambon, kemudian, kapal yang mengirim naskahnya ke Belanda karam di tengah perjalanan, selain itu, bencana gempa bumi menewaskan istri dan salah satu anak perempuannya serta kebutaan yang kemudian ia derita.

    Akibatnya, Rumphius tidak dapat membuat lagi sketsa koleksi-koleksi dalam penyelidikannya. Untungnya, VOC memberikan bantuan dengan mengirimkan juru tulis dan gambar yang memudahkan Rumphius dalam menuntaskan lagi naskah-naskah nya, walakin semua yang dikerjakan Rumphius baru terbit bertahun-tahun setelah kematiannya.

  • Wamendagri dorong penguatan layanan 112 Ambon jadi sistem terpadu

    Wamendagri dorong penguatan layanan 112 Ambon jadi sistem terpadu

    “Command center kini menjadi kebutuhan utama di kota-kota seluruh Indonesia. Di sini, seluruh aktivitas kota bisa dipantau, sekaligus menjadi pusat respon atas keluhan masyarakat, baik bersifat darurat maupun aduan umum seperti jalan rusak atau air y

    Ambon (ANTARA) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) RI Bima Arya Sugiarto mendorong penguatan layanan panggilan darurat 112 di Kota Ambon, Maluku, agar menjadi sistem terpadu yang terintegrasi lintas instansi.

    Hal ini disampaikan saat meninjau Command Center atau ruang kendali pusat 112 Pemerintah Kota Ambon yang dinilai sudah memiliki fondasi kuat untuk pengembangan ke depan.

    “Command center kini menjadi kebutuhan utama di kota-kota seluruh Indonesia. Di sini, seluruh aktivitas kota bisa dipantau, sekaligus menjadi pusat respon atas keluhan masyarakat, baik bersifat darurat maupun aduan umum seperti jalan rusak atau air yang tidak mengalir,” kata Wamendagri, di Ambon, Sabtu.

    Ia mengapresiasi langkah Wali Kota Ambon dalam membangun sistem layanan darurat yang meskipun masih baru, telah dirancang untuk terus berkembang. Menurutnya, hal yang perlu diperkuat adalah kapasitas jaringan, sistem monitoring visual, tim analis data, serta koordinasi lintas sektor.

    “Yang penting itu tentu penguatan kapasitas jaringan, sistem TV pemantau, tim analisis data, dan terutama koordinasi dengan kepolisian, kodim, rumah sakit, dan semua instansi terkait. Ke depan, ini bisa menjadi contoh sistem emergency satu atap yang benar-benar terintegrasi,” tambahnya.

    Wamendagri berharap kehadiran layanan 112 yang lebih kuat dan terpadu di Ambon dapat menjadi model bagi kota-kota lain di Indonesia dalam meningkatkan respons terhadap situasi darurat dan pelayanan publik secara umum.

    Wamendagri juga menekankan pentingnya keberlanjutan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang mengelola sistem tersebut. Menurutnya, pelatihan dan pembinaan rutin bagi operator dan petugas lapangan sangat diperlukan agar pelayanan terhadap masyarakat bisa semakin cepat dan tepat sasaran.

    Sementara itu, Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena menyatakan komitmennya untuk terus menyempurnakan sistem layanan 112 sebagai bagian dari upaya membangun kota yang tanggap, aman, dan responsif terhadap kebutuhan warganya.

    Ia berharap dukungan dari pemerintah pusat bisa mempercepat proses integrasi dengan seluruh instansi terkait.

    Pewarta: Winda Herman
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Tanpa Kemampuan Bertani, Para Pemuda di Ambon Nikmati Panen Cabai Perdana di Lahan 5 Hektar
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        18 Oktober 2025

    Tanpa Kemampuan Bertani, Para Pemuda di Ambon Nikmati Panen Cabai Perdana di Lahan 5 Hektar Regional 18 Oktober 2025

    Tanpa Kemampuan Bertani, Para Pemuda di Ambon Nikmati Panen Cabai Perdana di Lahan 5 Hektar
    Tim Redaksi
    AMBON, KOMPAS.com
    – Untuk kali pertama, komunitas anak muda di Kota Ambon sukses menggelar panen perdana cabai.
    Mereka adalah anak muda dengan latar belakang beragam dan tak satupun punya keahlian bertani.
    Di atas lahan seluas 5 hektar di Dusun Telaga Kodok, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, Pulau Ambon, anak muda dari Maluku Youth Creative Hub (MYCH) memulai bertanam sebagai cara kemandirian.
    Proses tanamnya dimulai pada Juli 2025.
    Baru ada satu jenis tanaman yang ditanam: cabai.
    Ketua MYCH, David Rampisela, usai panen pada Kamis siang mengaku cabai dipilih lantaran jadi salah satu komoditas penyumbang angka inflasi terbesar di Ambon.
    “Cabai ini kan jadi faktor inflasi di Ambon. Selain itu, cabai paling banyak dicari di pasar,” ungkapnya di sela-sela sambutan panen raya, Jumat (17/10/2025).
    Dia mengaku proses tanam, pemupukan, dan perawatan sejak Juli menguras banyak usaha.
    Apalagi, para anggota MYCH tidak satupun yang paham soal pertanian.
    Lahan yang mereka garap pun milik pihak ketiga.
    Mereka sepakat untuk mengelola dan bagi hasil dari situ.
    Untuk urusan bertanam, anak muda MYCH bekerja sama dengan para petani andal di Telaga Kodok yang sudah terkenal di Maluku.
    Para penyuluh pertanian serta para pegiat bidang pertanian di Kota Ambon pun ikut mendukung gebrakan anak muda yang tak lazim ini.
    Hasilnya, sebanyak 12 ribu batang di atas 60 bedeng lahan cabai siap panen perdana.
    “Panen ini bertepatan dengan Hari Pangan Nasional. Ini juga cara kami untuk mendukung program pemerintah dalam hal ketahanan pangan dan menekan angka inflasi di Kota Ambon,” jelas pria yang juga seorang musisi itu.
    Menurutnya, ini merupakan langkah besar dan tak lazim bagi anak muda.
    Biasanya, komunitas anak muda di Ambon lekat dengan kegiatan seni dan budaya, namun MYCH di bawah pimpinannya mencoba jalur lain.
    Bagi mereka, sudah saatnya anak muda itu mandiri.
    Komunitas tidak lagi bergantung pada dana sumbangan, hibah, dan sejenisnya.
    David meyakini anak muda juga bisa berdaya secara maksimal, salah satunya melalui jalan bertani.
    “Boleh dibilang ini modal nekat karena kami tidak ada basic. Tapi karena mau maju dan berdaya, kami dibantu oleh petani di daerah sini dan banyak pihak. Dan hasilnya sangat menjanjikan,” terang David.
    Terbukti, sebelum panen, sudah ada lebih dari 30 permintaan pembelian cabai.
    Datangnya dari pemilik rumah makan Padang, warung makan, kedai, atau permintaan rumah tangga.
    Yuni, anggota MYCH yang lain, membenarkan hal itu.
    Sejak mulai masa tanam pada Juni, aktivitas komunitasnya mulai menyedot perhatian, permintaan berdatangan dari berbagai kalangan.
    “Sudah banyak yang pesan, tapi kami harus lihat lagi dari hasil panen. Karena ini perdana, masih ada sebagian yang belum merah semua. Mungkin bertahap dan belum bisa banyak,” terangnya.
    Staf Ahli Bidang Administrasi Pemerintah Kabupaten Malteng, Sahlul Ikhsan, yang hadir mengakui kerja komunitas muda itu.
    “Ini bukti nyata kolaborasi dan kerja keras menghasilkan hal luar biasa,” tuturnya.
    Tak menutup kemungkinan, kata Sahlul, hal ini menjadi peluang karier yang menjanjikan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Prakiraan Cuaca di Sejumlah Kota Besar Hari Ini, Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan – Page 3

    Prakiraan Cuaca di Sejumlah Kota Besar Hari Ini, Jakarta Berpotensi Diguyur Hujan – Page 3

    Beberapa kota yang berpotensi hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, yakni Medan, Kupang, Pontianak, dan Sorong.

    Sementara kota besar akan mengalami hujan ringan hingga sedang, yaitu Banda Aceh, Padang, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Bengkulu, Palembang, Pangkalpinang, Bandar Lampung, Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Denpasar, Mataram, Palangka Raya, Banjarmasin, Tanjung Selor, Palu, Makassar, Kendari, Ternate, Ambon, Manokwari, Nabire, Jayapura dan Jayawijaya.

    Adapun beberapa kota besar lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, di antaranya Jambi, Surabaya, Samarinda, Manado, Gorontalo, dan Merauke.

  • PLTMG Nusantara I Jadi Tulang Punggung Kelistrikan di Ambon – Page 3

    PLTMG Nusantara I Jadi Tulang Punggung Kelistrikan di Ambon – Page 3

    Sebagai bagian dari penguatan sistem kelistrikan regional, PLN juga tengah membangun PLTMG Ambon Peaker 2 berkapasitas 50 MW yang ditargetkan rampung pada Juni 2026.

    Hal tersebut sejalan dengan Asta Cita Pemerintah, khususnya cita keempat, Memperkuat pelayanan publik dan pemerataan pembangunan yang berkeadilan, di mana akses energi menjadi fondasi utama dalam mendorong kemajuan daerah.

    Dalam kesempatan yang sama, Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo menyoroti peran BMPP Nusantara I sebagai inovasi strategis dalam menjangkau wilayah kepulauan yang sulit dijangkau oleh pembangkit konvensional.

    Kehadiran BMPP Nusantara I di Ambon menjadi bukti bahwa transformasi energi tidak hanya berpusat di kota-kota besar, tetapi juga menjangkau wilayah 3T. Pembangkit ini bukan sekadar infrastruktur, melainkan penggerak kehidupan dan pembangunan yang dirasakan langsung oleh masyarakat Maluku.

    “BMPP Nusantara I adalah wujud nyata inovasi PLN dalam menghadirkan pembangkit yang fleksibel dan cepat mobilisasi, khususnya untuk wilayah kepulauan. Pembangkit ini tidak hanya menjamin keandalan sistem, tetapi juga menjadi solusi strategis untuk pemerataan energi nasional,” ungkap Rizal.