kab/kota: Aceh Barat

  • 2 Pati Polri Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 3, Nomor 1 Jebolan Akpol 1992

    2 Pati Polri Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 3, Nomor 1 Jebolan Akpol 1992

    loading…

    Sebanyak 38 Perwira Tinggi (Pati) Polri naik pangkat, dua orang di antaranya naik pangkat menjadi Jenderal Bintang 3. Foto Mabes Polri/Dok SindoNews

    JAKARTA – Sebanyak 38 Perwira Tinggi (Pati) Polri naik pangkat. Dua orang di antaranya naik pangkat menjadi Jenderal Bintang 3 atau Komisaris Jenderal (Komjen) Pol.

    Kenaikan pangkat itu berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor STR/8/8/III/KEP/2025 tertanggal 27 Maret 2025.

    “Dengan ini diberitahukan kepada alamat tersebut bahwa para pati di bawah ini telah dinaikkan pangkatnya setingkat lebih tinggi dari pangkat semula,” isi surat telegram tersebut, dikutip Jumat (28/3/2025).

    Upacara Laporan Korps Kenaikan Pangkat bakal digelar di Rupatama Mabes Polri pada Minggu (30/3/2025).

    2 Pati Naik Pangkat Jadi Jenderal Bintang 3:

    1. Komjen Pol Makhruzi Rafiman

    Foto/Instagram BNPP

    Pria kelahiran Mempawah, Kalimantan Barat, 4 November 1968 ini menjabat sebagai Sekretaris Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) Kementerian Dalam Negeri. Dia merupakan lulusan Sekolah Bintara Militer Sukarela (Seba Milsuk) 1988 dan Akademi Kepolisian (Akpol) 1992 yang berpengalaman dalam bidang Polair.

    Sejumlah jabatan pernah diemban, antara lain Pama Polda Aceh, Pamapta Polres Aceh Besar, Ps KApolsek Seulimun Polres Aceh Besar, Kapolsek Tripa Polres Pidie, Kapolsek Muara Dua Polres Aceh Utara, Kasat Lantas Polres Aceh Barat, Kasubbaggakkum Bag Tatib Lantas.

    Kemudian, Wakasat Pjr Polda Aceh, Pama PTIK, Pama Polda Kalbar, Parik Itwasda Ops Polda Kalbar, Kasubdit Fasharkan Polda Kalbar, Kasubdit Binops Ditpolair Polda Kalbar, Pamen SSDM Polri, Direktur Polair Polda Gorontalo.

    Lalu, Kapolres Bone Bolango Polda Gorontalo, Kapolres Limboto Polda Gorontalo, Dirpolair Polda Sumbar, Wadir Polair Polda Metro Jaya, Dirpolair Polda Sulut, Dirpolair Polda Metro Jaya, Analis Kebijakan Madya Bidang Polair Baharkam Polri.

  • Libur panjang, pemerintah hapus sanksi terlambat bayar dan lapor pajak

    Libur panjang, pemerintah hapus sanksi terlambat bayar dan lapor pajak

    Sejumlah peserta wajib pajak menunggu antrean untuk melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) Pajak di Direktorat Jenderal Pajak (djp) Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Jumat (21/3/2025). (ANTARA FOTO/SYIFA YULINNAS)

    Libur panjang, pemerintah hapus sanksi terlambat bayar dan lapor pajak
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 26 Maret 2025 – 09:45 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah memutuskan untuk menghapus sanksi atas keterlambatan membayar pajak dan melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) dalam rangka Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947) dan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah. Keputusan itu tertuang dalam Keputusan Direktur Jenderal Pajak (Kepdirjen Pajak) Nomor 79/PJ/2025 tanggal 25 Maret 2025.

    Direktur Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat DJP Dwi Astuti di Jakarta, Rabu, menjelaskan Kepdirjen Pajak ini memberikan relaksasi bagi wajib pajak (WP) orang pribadi (OP) terhadap keterlambatan pembayaran pajak penghasilan (PPh) Pasal 29 dan penyampaian SPT Tahunan PPh WP OP untuk tahun pajak 2024.

    “Meski dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, yaitu tanggal 31 Maret 2025 sampai paling lambat tanggal 11 April 2025,” kata Dwi.

    Adapun penghapusan sanksi administratif tersebut diberikan dengan tidak diterbitkan Surat Tagihan Pajak (STP).

    Menurut Dwi, latar belakang aturan tersebut menimbang batas akhir pembayaran PPh Pasal 29 dan pelaporan SPT bagi WP OP bertepatan dengan libur nasional dan cuti bersama dalam rangka Nyepi dan Idul Fitri, di mana periode libur berlangsung cukup lama hingga 7 April 2025.

    Kondisi itu berpotensi berpotensi menyebabkan terjadinya keterlambatan pembayaran pajak dan lapor SPT. Pertimbangan lainnya, lanjut Dwi, pemerintah ingin berlaku adil dan memberikan kepastian hukum bagi wajib pajak.

    Ketentuan lebih lengkap mengenai Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor 79/PJ/2025 tentang Kebijakan Penghapusan Sanksi Administratif atas Keterlambatan Pembayaran Pajak Penghasilan Pasal 29 yang Terutang dan/atau Penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Orang Pribadi Untuk Tahun Pajak 2024 Sehubungan dengan Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Dalam Rangka Hari Suci Nyepi (Tahun Baru Saka 1947) dan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriah tanggal 25 Maret 2025 dapat diakses dan diunduh pada laman landas pajak.go.id.

    Sumber : Antara

  • Close Loop lawan hambatan perdagangan global

    Close Loop lawan hambatan perdagangan global

    Ilustrasi – Sejumlah warga mengikuti pelatihan pembuatan sabun cair dari bahan ramah lingkungan di Desa Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Jumat (21/2/2025). Pelatihan diselenggarakan agar masyarakat mampu memproduksi dan menjual produk pembersih rumah tangga yang ramah lingkungan guna meningkatkan perekonomian masyarakat. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nym.

    Koperasi Merah Putih: Close Loop lawan hambatan perdagangan global
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 23 Maret 2025 – 11:10 WIB

    Elshinta.com – Hambatan perdagangan global seperti tarif perdagangan baru dari Amerika Serikat dan Eropa serta gangguan rantai pasok akibat ketegangan geopolitik mengancam stabilitas ekonomi Indonesia. Tarif ini meningkatkan biaya impor dan melemahkan ekspor seperti sawit dan tekstil, sementara surplus neraca perdagangan senilai 3,12 miliar dolar AS pada Februari 2025 tak cukup melindungi perekonomian dari tekanan eksternal.

    Laporan sementara OECD Economic Outlook pada Maret 2025 menyebutkan, tarif baru tersebut menekan pertumbuhan dunia dan meningkatkan inflasi, terutama di negara berkembang.

    Bank Indonesia telah menjual 8 miliar dolar Amerika dari cadangan devisa dalam tiga bulan terakhir untuk menjaga stabilitas, namun ternyata efeknya terbatas. Cadangan devisa yang tercatat senilai 156,1 miliar dolar Amerika pada Januari 2025 tak mampu mengatasi akar masalah, yaitu ketergantungan pada impor dan pasar ekspor yang menyempit.

    Solusi instan sepertinya tak cukup. Indonesia butuh sistem yang tahan guncangan luar. Koperasi Merah Putih, inisiatif Presiden Prabowo untuk membentuk 70.000 koperasi di setiap desa dengan dana Rp350 triliun, menjadi harapan baru. Namun, tanpa skema tepat, koperasi ini berisiko menjadi toko sembako biasa yang menjual barang impor dari kapital besar. Tentu saja ini bukan solusi produktif yang dibutuhkan.

    Bila koperasi hanya menjual barang seperti mie instan atau sabun dari perusahaan besar yang dominan bahan bakunya justru dari impor, maka dana Rp5 miliar per koperasi tak akan mampu menjadikan desa lebih maju. Yang terjadi malah uang akan lari keluar dan ekonomi desa makin suram.

    Skema close loop economy adalah jawaban: sistem sederhana yang bikin desa mandiri dengan memproduksi, menjual, dan memakai barang sendiri, serta melawan proteksionisme global. Koperasi Merah Putih yang digagas Pemerintah dapat dirancang sebagai koperasi multipihak untuk menjalankan close loop economy.

    Bayangkan lingkaran di desa: petani, peternak, dan UMKM sebagai klaster produsen memproduksi barang—misalnya beras atau kain—dari bahan baku yang tersedia di sekitar mereka. Warga desa sebagai anggota klaster konsumen yang membeli barang-barang tersebut, sehingga kebutuhan sehari-hari terpenuhi tanpa disuplai dari luar desa.

    Tak ketinggalan, akademisi dan praktisi turut dilibatkan untuk ikut serta membantu memikirkan cara memproduksi barang dengan kualitas yang sesuai standar dan kuantitas yang terukur, sementara BUMDes mengatur urusan dana dan dukungan agar lingkaran ini dapat terlaksana dengan baik.

    Skema ini sederhana. Petani sebagai anggota klaster produsen koperasi misalnya menghasilkan 50 ton beras lokal atau UMKM memproduksi 10.000 kain tenun dari kapas desa. Kemudian barang dijual di gerai koperasi untuk keperluan warga dan sekolah, salah satunya dapat mensuplai program Makan Bergizi Gratis.

    Lalu setelah kebutuhan desa terpenuhi, sisa produksi bisa dijual ke desa atau kota tetangga baik melalui mekanisme pemasaran offline maupun online. Skema ini akan menambah peluang tambahan penghasilan bagi warga. Keuntungan—misalnya Rp 200 juta per bulan— setelah diambil untuk tambahan kesejahteraan warga, dapat dipakai untuk keperluan menambah kapasitas produksi, bukan lari ke luar negeri.

    Hal ini akan menghemat devisa dan menekan impor pangan yang tinggi, sehingga skema close loop ini dapat mendukung ekonomi semakin stabil. Tidak perlu jauh-jauh untuk melihat contoh sukses.

    Di Kulon Progo, program “Bela Beli” yang dijalankan oleh pemerintah daerahnya juga menunjukkan bukti nyata. Petani menjual beras dan kain lokal ke koperasi, yang memasok barang ke warga, sekolah, dan kantor pemerintah. Pasok untuk kebutuhan lokal ini menjadi prioritas utama, sebelum sisa produksi dijual ke luar daerah.

    Program ini terbukti mampu menurunkan inflasi daerah dari 6,96% pada 2013 menjadi 3,35% pada 2015 atau lebih rendah dari angka inflasi nasional, karena barang impor berkurang, dan harga stabil. Di sisi lain, petani lebih untung karena bisa menjual produknya tanpa melalui tengkulak sehingga pendapatan naik dan kehidupan mereka lebih baik.

    Contoh sukses lain bisa ditemukan di Italia. Coop Italia, koperasi konsumen dengan 6,7 juta anggota dan 1.100 toko retail, yang membeli barang dari petani lokal dengan harga murah, sehingga bersaing dengan barang impor, dan saat dijual ke anggota pun keuntungannya kembali masuk ke koperasi untuk menjadi SHU.

    Skema close loop ini akan membantu graduasi kelompok masyarakat desa, mengangkat warga miskin menjadi mandiri. Petani dan UMKM tidak lagi sekadar berperan sebagai buruh atau pedagang kecil, namun bisa menjadi produsen aktif. Mereka dilatih, diberi alat, dan punya pasar pasti melalui koperasi, naik kelas dari hidup pas-pasan menjadi punya usaha sendiri. Ini berbeda dari bantuan biasa, bukan cuma memberi ikan, tapi mengajarkan memancing dan ikut memastikan ikannya laku.

    Keuntungan juga diperoleh warga sebagai konsumen karena mereka bisa menghemat biaya dengan membeli produk langsung dari produsen, dan keuntungan pun kembali ke desa untuk membantu keluarga miskin jadi lebih sejahtera. Skema ini tentu butuh pendampingan intensif. Kuantitas dan kualitas jadi kunci karena tanpa itu, koperasi tak akan mampu melawan barang impor.

    Diawali dengan membuat peta potensi desa untuk mempelajari apa yang bisa ditanam atau dibuat dan apa yang dibutuhkan warga supaya produksi sesuai dengan kebutuhan. Kemudian dilakukan pendampingan ke lapangan: petani dilatih menanam lebih baik, UMKM diajari berproduksi dengan menggunakan alat sederhana, dan bisnis diatur ketat. Pendampingan yang dilakukan bukan cuma teori, namun hasil bisa diukur dan cara diperbaiki.

    Struktur koperasi perlu melibatkan akademisi dan praktisi sebagai pengurus. Hal ini karena SDM di desa terbatas, sehingga satu orang dapat menjadi anggota dan pengurus di beberapa koperasi—misalnya lima desa terdekat.

    Dengan kompetensi dan pengalaman yang dimiliki, mereka diharapkan dapat membawa gagasan baru dan memastikan bisnis mencapai pertumbuhan yang harmonis. Dengan tenaga dan waktu yang diberikan, mereka pantas mendapat upah layak sesuai keahlian dan kinerja bisnis yang dicapai.

    Sehingga setelah operasional usaha dapat berjalan tersistem, koperasi berhasil menjadi wadah inkubator bisnis yang melahirkan lebih banyak orang di desa menjadi kompeten dalam berbisnis. Hal ini juga akan menekan potensi terjadinya korupsi karena good corporate governance yang diterapkan dalam bisnis.

    Hambatan perdagangan global tak terelakkan. Tarif perdagangan yang diberlakukan AS akan menekan ekspor sawit, sementara biaya impor yang mahal mengancam terjadinya inflasi.

    Apabila Koperasi Merah Putih tak menggunakan skema close loop, boleh jadi malah menjadi saluran dana kepada kapital besar. Tapi, dengan skema ini—produksi sendiri, pakai sendiri, sisa dijual— melalui 70.000 koperasi yang dibentuk, Indonesia bisa menghemat devisa, menekan impor, dan mendukung target 8 persen pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan Presiden Prabowo.

    Ini fondasi baru, bukan tambalan sementara. Saatnya bertindak. Koperasi Merah Putih harus menjadi mesin produktif, dengan pendampingan intensif dan pengurus kompeten, mengubah desa jadi mandiri. Lawan proteksionisme, wujudkan kesejahteraan dari desa.

     

    Sumber : Antara

  • Kasus Anggota DPR Aceh Tampar Anak SD segera Disidangkan

    Kasus Anggota DPR Aceh Tampar Anak SD segera Disidangkan

    Meulaboh, Beritasatu.com – Kasus seorang anggota DPR Aceh berinisial MB (52) menampar anak Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat segera disidangkan di Pengadilan Negeri Meulaboh.

    Kejaksaan Negeri (Kejari) Aceh Barat sudah menerima berkas kasus penamparan anak SD dengan tersangka MB dari Polres Aceh Barat untuk dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Meulaboh. Namun, jaksa tidak menahan politikus tersebut.

    “Penahanan tersebut hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam hal, tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara lima tahun atau lebih,” kata Kepala Seksi Intelijen Kejari Aceh Barat Ahmad Luthfi dikutip dari Antara, Sabtu (22/3/2025).

    Dalam kasus ini, tersangka MB diduga melanggar Pasal 80 Undang-Undang (UU) Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak, yang mengatur sanksi bagi pelaku kekerasan terhadap anak. 

    Menurutnya, pelaku kekerasan terhadap anak dapat dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 tahun 6 bulan dan/atau denda paling banyak Rp 72 juta.

    “Dalam hal ini, apabila kita melihat pada hukum acara pidana, tersangka ini tidak bisa dilakukan penahanan sebagaimana diatur dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP,” kata Ahmad Luthfi.

    Ia menyatakan, di dalam Pasal 21 ayat (4) KUHAP disebutkan dengan bahwa penahanan tersebut hanya dapat dikenakan terhadap tersangka atau terdakwa yang melakukan tindak pidana dan atau percobaan maupun pemberian bantuan dalam tindak pidana tersebut dalam hal tindak pidana itu diancam dengan pidana penjara 5 tahun atau lebih.

    Ahmad Luthfi menegaskan pihaknya juga segera memproses berkas perkara kasus anggota DPR Aceh menampar anak SD yang sudah diterima dari penyidik Polres Aceh Barat, guna dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Meulaboh untuk proses persidangan nantinya.

    Diketahui, MB sebelumnya dilaporkan oleh ayah dari anak yang diduga menjadi korban penamparan oleh tersangka MB.

    Kasus ini terjadi pada Senin (23/9/2024) sekira pukul 13.00 WIB di kompleks SDIT di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

    Akibat kejadian tersebut, korban yang masih duduk di bangku sekolah dasar, mengalami sakit di bagian pipi sebelah kanan dan mengalami bengkak kemerahan. Korban trauma dan tidak sekolah beberapa hari.

    Muhammad Suhendra, kuasa hukum MB, mengatakan pihaknya berharap perkara tersebut agar dapat segera dilakukan persidangan di pengadilan.

    “Permintaan dari kita, berharap cepat disidangkan, agar perkara ini tidak berlarut-larut,” katanya.

    Pihaknya sejauh ini belum bisa memberi penilaian dalam kasus anggota DPR Aceh menampar anak SD tersebut, dan tetap menunggu persidangan yang akan digelar di Pengadilan Negeri Meulaboh, Aceh Barat nantinya.

  • Tim Satgas pangan sidak takaran Minyakita di Meulaboh Aceh Barat

    Tim Satgas pangan sidak takaran Minyakita di Meulaboh Aceh Barat

    Kamis, 13 Maret 2025 13:51 WIB

    Tim Satgas pangan Satreskrim Polres Aceh Barat bersama petugas Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kabupaten Aceh Barat menakar ulang minyak goreng merek Minyakita saat sidak di Pasar Bina Usaha Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (13/3/2025). Kegiatan tersebut untuk memastikan isi minyak goreng tersebut sesuai dengan takaran sekaligus untuk mengantisipasi pedagang nakal yang menjual harga minyak di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nz

    Satgas pangan Satreskrim Polres Aceh Barat bersama petugas Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM (Disperindagkop) Kabupaten Aceh Barat menakar ulang minyak goreng merek Minyakita saat sidak di Pasar Bina Usaha Meulaboh, Aceh Barat, Aceh, Kamis (13/3/2025). Kegiatan tersebut untuk memastikan isi minyak goreng tersebut sesuai dengan takaran sekaligus untuk mengantisipasi pedagang nakal yang menjual harga minyak di atas harga eceran tertinggi (HET) yang telah ditetapkan pemerintah. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/nz

  • 3 Rumah Sakit dan 4 Puskesmas Terdampak Banjir, Kemenkes: Layanan Kesehatan Tetap Jalan – Halaman all

    3 Rumah Sakit dan 4 Puskesmas Terdampak Banjir, Kemenkes: Layanan Kesehatan Tetap Jalan – Halaman all

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

    TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA – Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Agus Jamaludin, SKM, M.Kes mengatakan, pihaknya terus berupaya memastikan layanan kesehatan tetap berjalan bagi para korban terdampak banjir yang tersebar di beberapa wilayah.

    Distribusi bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) juga akan disalurkan sebanyak total 4,9 ton bantuan, masing-masing PMT untuk ibu hamil sebanyak 1.404 kg atau 1,4 ton dan PMT Balita sebanyak 3.504 kg atau 3,5 ton.

    “Langkah-langkah yang dilakukan meliputi kaji cepat kesehatan di lokasi terdampak, pendirian pos kesehatan darurat, distribusi bantuan kesehatan, termasuk obat-obatan, PMT untuk ibu hamil dan balita serta penyemprotan insektisida sebagai upaya pencegahan berkembang biaknya nyamuk DBD,” ujar Agus ditulis di Jakarta, Sabtu (18/2/2025).

    Program PMT ini merupakan bagian dari strategi pemerintah dalam mendukung kesehatan ibu dan anak, terutama dalam memenuhi kebutuhan gizi selama masa kehamilan dan periode emas pertumbuhan anak.

    Diketahui, banjir besar yang melanda Kota Bekasi sejak 3 Maret 2025.

    Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes RI melaporkan, hingga 6 Maret 2025 pukul 16.00 WIB, sebanyak 10 kejadian bencana alam telah dipantau.

    Total penduduk terdampak mencapai 666.915 jiwa, dengan jumlah pengungsi sebanyak 31.482 orang.

    Dampak bencana juga mengakibatkan 13 korban meninggal dunia. Selain itu, layanan kesehatan di beberapa wilayah mengalami gangguan operasional, termasuk tiga rumah sakit dan empat puskesmas di Kabupaten Bekasi.

    Banjir juga melanda di beberapa wilayah lain di Indonesia, termasuk:

    – Kabupaten Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan – 1.904 penduduk terdampak.

    – Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah – 3.615 p enduduk terdampak.

    – Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir, Sumatera Selatan – 14.960 penduduk terdampak.

    – Kabupaten Aceh Barat Daya, Aceh – 1.716 penduduk terdampak.

    – Kabupaten Dharmasraya, Sumatera Barat – 2.985 penduduk terdampak.

    – Kabupaten Bekasi dan Kota Bekasi, Jawa Barat – 122.553 penduduk terdampak, dengan 25.065 orang mengungsi.

    – Kabupaten Bogor, Jawa Barat – Satu korban jiwa, 1.290 penduduk terdampak.

    – DKI Jakarta – 4.247 penduduk terdampak, satu korban jiwa.

    – Kabupaten Karawang, Jawa Barat – 19.803 penduduk terdampak, 375 kasus rawat jalan akibat penyakit terkait banjir.

    Kementerian Kesehatan terus memantau situasi di lapangan dan berkoordinasi dengan dinas kesehatan daerah serta BPBD untuk memastikan penanganan bencana berjalan optimal. Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga kesehatan dan segera mengakses layanan medis jika mengalami gejala penyakit akibat kondisi bencana.

  • Dalam 10 Hari Bansos PKH dan Program Sembako Terealisasi 90%

    Dalam 10 Hari Bansos PKH dan Program Sembako Terealisasi 90%

    Jakarta: Mengarungi awal tahun 2025, PT Pos Indonesia atau dikenal dengan brand PosIND kembali ditunjuk oleh Kementerian Sosial RI (Kemensos) sebagai kepanjangan tangan pemerintah, sebagai mitra penyaluran beberapa jenis bantuan sosial (bansos), khususnya bansos yang sudah menjadi program berkelanjutan dari Kemensos, yaitu Program Sembako dan Program Keluarga Harapan (PKH).
     
    Kinerja Pos Indonesia (PosIND) dalam menyalurkan bantuan sosial (Bansos) Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Sembako kembali mencuri perhatian. Data dari dashboard Pos Giro Cash (PGC) menunjukkan capaian luar biasa pada tahap triwulan pertama tahun 2025.
     
    Dalam waktu 10 hari kerja, target penyaluran bansos di berbagai wilayah berhasil direalisasikan dengan tingkat efisiensi dan akurasi yang patut diacungi jempol. Kerja cepat yang dibukukan dalam data, yaitu 10 hari masa penyaluran serentak di sejumlah wilayah Indonesia di triwulan pertama 2025, realisasi Bansos PKH telah mencapai 90 persen dan realisasi bansos sembako 80,89 persen. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata komitmen PosIND sebagai mitra pemerintah yang andal, khususnya dalam pilar bisnis fund disbursement.
     
    Data pencapaian kinerja yang mengesankan
    PosIND mendapat alokasi dana bansos PKH sebesar Rp1.294.621.225.000 untuk disalurkan kepada 1.792.933 Keluarga Penerima Manfaat (KPM). Berdasarkan data kinerja per 2 Maret 2025, realisasi penyaluran nasional sudah mencapai 90 persen.

    Penyaluran bansos PKH tersebut meliputi 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 6.877 kecamatan, dan 57.435 desa. Menurut laporan PGC, angka pencapaian penyaluran bansos di sejumlah kota mencapai lebih dari 95 persen dalam rentang waktu yang sangat singkat. Beberapa wilayah bahkan melampaui target dengan tingkat keberhasilan mendekati 100 persen.
     
    Penyaluran dengan capaian yang tinggi terlaksana di Provinsi Aceh dengan capaian 94,40 persen, dan untuk realisasi capaian tingkat kabupaten tertinggi, terlaksana di Aceh Barat dengan capaian 75,47 persen. Untuk realisasi tingkat kecamatan, bahkan ada yang telah mencapai 100 persen, yaitu di Kecamatan 2×11 Enam Lingkuang, Kecamatan 2×11 Kayu Tanam, dan Abeli, yaitu bulat di 100 persen.
     

    (Foto: Dok. PosIND)
     
    Sementara, untuk Bansos Program Sembako, PosIND mendapatkan alokasi dana sebesar Rp1.800.023.400.000 yang dibagikan kepada 3.000.039 KPM. Masih berdasarkan data per 2 Maret 2025, tercatat realisasi penyaluran telah menyentuh 80,89 persen.
     
    Penyaluran Bansos Program Sembako oleh PosIND tersebut mencakup 38 provinsi, 514 kabupaten/kota, 6.894 kecamatan, dan 56.638 desa. Penyaluran dengan capaian tertinggi juga terjadi di Provinsi Aceh dengan capaian sebesar 94,19 persen, dan realisasi kabupaten tertinggi di Aceh Barat dengan 93,46 persen. Untuk realisasi tingkat kecamatan tertinggi diperoleh di Kecamatan 2×11 Enam Lingkuang yang juga sempurna di 100 persen.
     
    Kota Surabaya, misalnya, menjadi salah satu wilayah dengan capaian penyaluran yang baik. Petugas di kota ini berhasil menyalurkan Bansos PKH dan Program Sembako kepada ribuan penerima manfaat hanya dalam waktu seminggu. 
     
     

     
    Di Makassar, efisiensi penyaluran bansos juga mendapat apresiasi tinggi. Dengan pendekatan berbasis teknologi dan strategi logistik yang terencana, para petugas Pos mampu memastikan bahwa bansos diterima langsung oleh mereka yang membutuhkan tanpa hambatan berarti. Keberhasilan ini juga tercermin di kota-kota lain, seperti Bandung, Medan, dan Yogyakarta, yang semuanya menunjukkan kinerja luar biasa.
     
    Koordinasi, digitalisasi, dan inovasi: kunci sukses penyaluran bansos
    Sukses dan lancarnya proses penyaluran Bansos Program Sembako dan PKH oleh PosIND, tentu tak lepas dari strategi dan koordinasi yang baik mulai dari tingkat pusat hingga petugas di lapangan. Berikut tentunya koordinasi dengan mitra dan stakeholder per tingkat daerah. Satu hal yang tidak dapat dinaikkan keberadaan dan fungsinya adalah dengan digitalisasi yang telah dilakukan oleh PosIND, turut berperan dalam sukses dan lancarnya penyaluran bansos hingga ke daerah 3T (Terdepan, Tertinggal, Terpencil/Terpelosok).
     
    Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris menjelaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari implementasi teknologi digital melalui dashboard PGC, yang juga diproyeksikan untuk meningkatkan transparansi dan efisiensi.
     

    (Foto: Dok. PosIND)
     
    “Dengan adanya dashboard ini, kami dapat memantau proses penyaluran secara real time, mulai dari distribusi logistik hingga konfirmasi penerimaan oleh masyarakat. Hal ini membantu kami mengambil langkah cepat jika terjadi kendala di lapangan,” ungkap Haris.
     
    Dalam PGC yang dapat dipantau real time tersebut, tersemat fitur geotagging yang di dalamnya terdapat foto rumah berikut face recognition penerima manfaat, yang nantinya akan  berfungsi untuk memperkuat validitas data. Dari data yang direkam di lapangan, selanjutnya dapat digunakan untuk validasi lebih lanjut oleh pemberi kerja, dalam hal ini Kementerian Sosial RI, guna memastikan ketepatan sasaran penerima bantuan atau dipadu padankan dengan Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS). 
     
    “Kami memiliki dashboard yang memungkinkan Kemensos melihat langsung kondisi rumah penerima bansos. Hal ini membantu dalam verifikasi dan koreksi data,” kata Direktur Bisnis Jasa Keuangan Pos Indonesia Haris.
     
    Selain sistem yang mumpuni, PosIND juga menjalankan strategi penyaluran melalui tiga metode, yakni dibagikan di Kantorpos, komunitas, dan diantarkan langsung ke rumah KPM bagi mereka yang sedang sakit, lansia, maupun disabilitas.
     
    Metode pengantaran tersebut menunjukkan fleksibilitas dan kepedulian PosIND terhadap penerima bansos yang memiliki keterbatasan fisik. 
     
    “Kami ingin memastikan bahwa bantuan benar-benar sampai ke tangan yang membutuhkan,” ucap Haris. 
     
     

     
    Haris juga menyoroti pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan Kementerian Sosial.
     

    (Foto: Dok. PosIND)
     
    “Kami bekerja bahu-membahu untuk memastikan proses penyaluran berjalan lancar. Data dari PGC memungkinkan kami memberikan laporan yang transparan dan akuntabel kepada pemerintah,” tambahnya.
     
    Cerita sukses di lapangan
    Di balik angka-angka tersebut, terdapat cerita perjuangan para petugas PosIND di lapangan. Di Kota Surabaya, Rina, seorang petugas Pos, mengaku bangga dapat menjadi bagian dari tim yang menyalurkan bansos kepada masyarakat sebagai juru bayar. 
     
    “Kami sering harus menempuh perjalanan hingga masuk-masuk ke gang sempit, dan sering tidak nomor rumah tidak jelas. Tapi semua itu terbayar ketika melihat senyum bahagia penerima manfaat,” cerita Rina.
     
    DI Jakarta Oceania, menjadi petugas juru bayar bagi Ria Amalia yang terkesan pekerjaan yang berat, namun justru disyukurinya. Ria benar-benar menjadikan pekerjaannya sebagai ladang amal.
     
    “Apa ya, kesannya saat mengantar ke salah satu penerima yang memang keadaannya sangat-sangat memperhatikan dan memang sangat-sangat butuh bantuan, saya jadi merasa sedih melihat keadaan penerima. Itu kenapa saya senang mengerjakan pekerjaan ini. Semoga bermanfaat untuk si penerima KPM dan membantu perekonomiannya,” tutur Ria.
     

    (Foto: Dok. PosIND)
     
    Sementara itu, di Makassar, tim PosIND menggunakan sepeda motor untuk menjangkau wilayah terpencil yang sulit diakses kendaraan besar.
     
    “Kami harus kreatif. Kadang, kami ganti ban motor spt motor trail sampai juga harus berjalan kaki ketika sudah tidak bisa lagi menggunakan kendaraan, untuk memastikan bansos sampai ke tangan penerima,” ujar Ahmad, petugas lapangan lainnya.
     
    Tantangan dan solusi
    Meski capaian ini sangat membanggakan, Haris tidak menutup mata terhadap tantangan yang dihadapi. Menurut Haris, faktor yang jadi kendala ialah pemutakhiran data penerima manfaat oleh Kementerian Sosial, dan kendala dalam proses distribusi.  
     
     

     
    Sementara, tantangan yang dihadapi dalam proses distribusi ini yaitu keterbatasan akses transportasi dan kondisi cuaca.
     
    “Salah satu kendala utama adalah akses ke daerah-daerah terpencil. Namun, dengan dukungan logistik yang kuat dan koordinasi tim yang solid, kami berhasil mengatasinya. Kami juga terus meningkatkan kualitas layanan melalui pelatihan bagi petugas lapangan,” jelasnya.
     
    Haris menambahkan bahwa seluruh tantangan tersebut mampu diatasi dengan baik karena adanya kolaborasi dari pemerintah dan pemangku kepentingan. Koordinasi yang baik juga dilakukan dengan otoritas pelabuhan, pemilik transportasi, dan pihak keamanan.
     
    Komitmen dan optismisme PosIND pada penyaluran bansos 2025
    PosIND optimistis penyaluran Bansos Program Sembako dan PKH kurun waktu 2025 ini akan juga menuai sukses. Keberhasilan PosIND dalam menyalurkan bansos PKH dan Program Sembako triwulan pertama tahun 2025 merupakan cerminan dedikasi dan profesionalisme seluruh jajaran perusahaan. Keberhasilan ini tentu menjadi capaian yang menggembirakan seluruh insan PosIND.
     

    (Foto: Dok. PosIND)
     
    Menengok ke belakang, sepanjang periode 2024, PosIND sukses menyalurkan bansos kepada 4,6 juta KPM di seluruh Indonesia dengan capaian 96 persen, nyaris menyentuh 100 persen.
     
    Dengan dukungan teknologi, inovasi, dan semangat kebersamaan, PosIND siap untuk menghadapi tantangan berikutnya dan terus menjadi mitra terpercaya pemerintah dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Terlebih penyaluran di masa awal 2025 
     
    Haris menambahkan bahwa PosIND berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mendukung program pemerintah. 
     
    “Kami memahami betapa pentingnya bansos bagi masyarakat yang membutuhkan. Oleh karena itu, kami akan selalu berupaya memberikan yang terbaik,” tutup Haris.
     
    Capaian penyaluran bansos PKH dan Program Sembako ini mendapatkan apresiasi dari pemerintah dan khususnya Kementerian Sosial RI. Kinerja Pos Indonesia yang mampu menjaga amanah dalam menyalurkan bansos kepada masyarakat dipuji Menteri Sosial Saifullah Yusuf, yang akrab disapa Gus Ipul, yang datang langsung meninjau dan menyerahkan bansos PKH dan Program Sembako medio Desember 2024, di Yogyakarta dan Pringsewu, Lampung.
     
    Kolaborasi yang kuat antara Pos Indonesia dan Kemensos menjadi bukti nyata bagaimana sinergi antara pemerintah dan BUMN dapat menghasilkan dampak positif yang signifikan. Cerita sukses ini tidak hanya menjadi kebanggaan PosIND, tetapi juga inspirasi bagi semua pihak untuk terus bekerja keras demi kesejahteraan rakyat Indonesia.
     
    Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
    dan follow Channel WhatsApp Medcom.id

    (ROS)

  • Sebagian Warga Aceh Baru Mulai Puasa Ramadan 2025 Besok, Hari Ini Masih Ngopi

    Sebagian Warga Aceh Baru Mulai Puasa Ramadan 2025 Besok, Hari Ini Masih Ngopi

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Sebagian masyarakat Aceh akan  menjalankan ibadah puasa Ramadan 1446 Hijriah mulai Minggu (2/3/2025). Mereka tidak berpegang pada keputusan pemerintah yang menetapkan awal Ramadan tahun ini jatuh pada Sabtu (1/2/2025).

    Banyak masyarakat Kabupaten Aceh Barat dan Kabupaten Aceh Besar baru mulai berpuasa Minggu besok karena mengikuti ulama dayah atau pondok pesantren tradisional di daerahnya dalam penetapan awal Ramadan 2025.

    Bagi masyarakat yang mulai berpuasa hari sesuai keputusan pemerintah, menjalankan ibadah salat tarawih sejak tadi malam. 

    “Bagi masyarakat yang ikut puasa mengikuti ulama dayah, maka baru melaksanakan ibadah tarawih pada Sabtu (1/3/2025) malam,” kata Kepala Dinas Syariat Islam Kabupaten Aceh Barat Muhammad Isa dikutip dari Antara.

    Menurut Isa perbedaan awal Ramadan di Aceh Barat sudah sering terjadi. Pemkab mempersilakan masyarakat mengikuti awal Ramadan sesuai dengan keyakinan masing-masing.

    “Dalam keyakinan berpuasa, masyarakat boleh ikut ketentuan pemerintah atau ulama dayah, yang penting masyarakat tetap kompak dan bersatu,” ujarnya.

    Sementara di Aceh Besar hari ini masih banyak warung kopi yang buka. Banyak warga masih menikmati kopi dan berbagai kudapan di warung, karena mereka berkeyakinan awal Ramadan 2025 jatuh pada Minggu (1/3/2025).

    Kondisi tersebut kontras dengan daerah lain di Aceh yang sudah mulai puasa hari ini. Banyak warung makan dan kedai kopi tutup dari pagi hingga sore, sebagai wujud menghormati bulan suci Ramadan.

  • 15 Aktivis HMI Jabat Menteri dan Wamen di Era Prabowo, Ini Kata Heikal Safar – Halaman all

    15 Aktivis HMI Jabat Menteri dan Wamen di Era Prabowo, Ini Kata Heikal Safar – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bendahara Umum Yayasan Forum Alumni Aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (YFAAHMI) Heikal Safar bersyukur, banyak aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dipercaya untuk menduduki jabatan yang strategis pada era pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

    Dia mencatat, ada 15 orang yang menjadi menteri dan wakil menteri (wamen) di Kabinet Merah Putih.

    “Begitu juga sebanyak 57 orang total jumlahnya para kader HMI baik itu yang menjadi gubernur, bupati, hingga wali kota. Sehingga hal tersebut menandakan betapa pentingnya para kader-kader dan keberadaan organisasi HMI di tengah-tengah kehidupan masyarakat dalam mendukung suksesnya program kerja Presiden Prabowo,” kata Heikal kepada wartawan, Minggu (23/2/2025).

    Dia mengaku bangga banyak kader HMI memiliki kemampuan profesional bisa menjadi kepala dan wakil kepala daerah. 

    Mereka pun menjadi bagian dari 961 kepala daerah hasil Pilkada Serentak 2024 yang dilantik Presiden Prabowo di halaman Istana Negara, Jakarta Pusat pada Kamis (20/2/2024).

    Heikal memiliki data bahwa ada 57 guburnur, bupati, dan wali kota, maupun wakilnya yang berlatar belakang aktivis HMI.

    Mereka terbukti memiliki kapasitas, kapabilitas, dan kredibilitas yang berjiwa nasionalis hingga bisa mendapat kepercayaan mengendalikan pemerintah daerah.

    “Mereka semuanya aktivis HMI. Alhamdulillah telah berhasil mengungguli lawan-lawan politiknya dalam Pemilihan Kepala Daerah Serentak yang digelar pada 27 November 2024 lalu,” ucap Heikal

    Dia mencontohkan, Gubernur Jawa Barat, Gubernur Riau Abdul Wahid, Gubernur Bengkulu Helmi Hasan, dan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elestianto Dardak, dulunya merupakan kader HMI.

    Adapula Bupati Lahat (Sumsel) Bursah Zarnubi, Bupati Situbondo (Jatim) Yusuf Rio Prayogi, Wali Kota Probolinggo (Jatim) dr Aminuddin, Bupati Aceh Barat (Aceh) Tarmizi, hingga Bupati Bolaang Mongondow Utara (Sulut) Sirajuddin Lasena.

    “Selanjutnya ada Setyo Wahono sebagai Bupati Bojonegoro (Jatim), Oskar Pontoh sebagai Wakil Bupati Bolaang Mongondow Timur (Sulut), dan Amir Hamzah selaku Wakil Bupati Lebak (Banten) juga dari HMI,” kata Heikal.

  • Rekam Jejak Kapolres Bireuen AKBP Jatmiko, Lulusan Akpol Terseret Kasus Dugaan Pungli Bersama Istri – Halaman all

    Rekam Jejak Kapolres Bireuen AKBP Jatmiko, Lulusan Akpol Terseret Kasus Dugaan Pungli Bersama Istri – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kapolres Bireuen AKBP Jatmiko bersama sang istri, AKP T, diduga melakukan pungutan liar (pungli) hingga pemotongan uang jatah anggota Polres Bireuen.

    Dugaan pungli itu tersebar melalui pesan yang beredar, di mana terdapat 38 poin dugaan pelanggaran yang dilakukan AKBP Jatmiko dan istri.

    Dalam pesan itu, pungli juga dilakukan ke lembaga lain bahkan juga diduga meminta uang pengamanan pilkada ke salah satu kandidat senilai Rp1,5 miliar.

    Atas dugaan penyalahgunaan jabatan itu, AKBP Jatmiko dan AKP T diperiksa Polda Aceh dan Divpropam Polri.

    Kabid Propam Polda Aceh, Kombes Pol. Eddwi Kurniyanto membenarkan AKBP Jatmiko dan AKP T telah diperiksa.

    KAPOLRES DIDUGA PUNGLI – Kapolres Bireun, AKBP Jatmiko kini diperiksa terkait dugaan penyalahgunaan wewenang pada 12 Februari 2025. (Serambinews/ISTIMEWA)

    “Kapolres beserta istrinya sudah kita lakukan pemeriksaan,” kata Eddwi, dikutip dari tayangan kanal YouTube Kompas TV, Kamis (13/2/2025).

    Eddwi berujar pemeriksaan juga dilakukan terhadap sejumlah perwira di Polres Bireuen.

    “Saksi-saksi yang lain ada beberapa perwira maupun anggotanya juga sudah kita lakukan pemeriksaan,” kata dia.

    Lantas, seperti apakah rekam jejak AKBP Jatmiko selama menjadi Kapolres Bireuen? Berikut profil lengkapnya.

    AKBP Jatmiko memiliki rekam jejak karier yang cemerlang selama kurang lebih telah berdinas 20 tahun di Polri.

    Jatmiko merupakan alumni Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 2004.

    Di Akpol, ia diketahui satu angkatan dengan mantan Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Selatan AKBP Bintoro yang juga lulusan Akpol 2004.

    Pelbagai jabatan strategis di Korps Bhayangkara pun sudah pernah diemban Jatmiko.

    Ia tercatat pernah menjabat sebagai Kasat Reskrim Polres Bireuen.

    Selain itu, Jatmiko juga sempat menempati posisi jabatan sebagai Wakapolres Bireuen.

    Jebolan Akpol 2004 ini juga sempat menduduki posisi jabatan sebagai Kasubdit 1 Ditreskrimsus Polda Aceh.

    Karier Jatmiko makin moncer setelah ia dipercaya sebagai Kapolres Simeulue pada April 2022.

    Jatmiko juga pernah diutus untuk mengisi kursi jabatan sebagai Kasubdit 1 Ditreskrimsus Polda Aceh.

    Pada Juni 2023, AKBP Jatmiko kemudian dipercaya menjabat sebagai Kapolres Bireuen.

    Saat menjabat Kapolres Bireuen, Jatmiko sudah pernah berhasil mendapat peringkat keempat pencapaian dalam mendukung Program Asta Cita Presiden-Wakil Presiden (Wapres) RI, Prabowo-Gibran.

    AKBP Jatmiko juga pernah menerima Penghargaan Inspiring Profesional dan Leadership Award 2024 dari Indonesia Award Magazine atas inovasi perlindungan penyu.

    Menilik harta kekayaannya, AKBP Jatmiko baru tiga kali melaporkan hartanya di Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), yakni pada tahun 2021, 2022, dan akhir tahun 2023.

    Dilihat dari perbandingan 2022 dengan 2023, harta kekayaan AKBP Jatmiko hanya bertambah Rp1.000.000 di bagian kas.

    Pada tahun 2023, total harta kekayaan AKBP Jatmiko menyentuh Rp1.239.000.

    Pada tahun 2021 pun harta kekayaan AKBP Jatmiko tak jauh berbeda.

    Ia melaporkan Rp1.209.849.000.

    Hanya selisih Rp29 juta dengan harta saat ini.

    Terakhir kali Jatmiko melaporkan hartanya di LHKPN KPK yakni pada 7 Maret 2024.

    Harta terbanyak Jatmiko berasal dari tanah dan bangunan yang ia miliki di wilayah Kab Aceh Barat Daya, Kab Aceh Tengah, dan Kota Banda Aceh dengan total mencapai Rp800 juta.

    Sumber harta terbanyak kedua milik Jatmiko yakni berasal dari alat transportasi dan mesin sebesar Rp337 juta.

    Jatmiko juga tercatat memiliki kas sebesar Rp54 juta dan harta bergerak lainnya sebesar Rp48 juta.

    Berikut daftar lengkap rincian harta milik Kapolres Bireuen itu.

    I. DATA HARTA

    A. TANAH DAN BANGUNAN Rp. 800.000.000

    1. Tanah Seluas 16980 m2 di KAB / KOTA ACEH BARAT DAYA, HASIL SENDIRI Rp. 200.000.000

    2. Tanah dan Bangunan Seluas 332 m2/332 m2 di KAB / KOTA ACEH TENGAH, HASIL SENDIRI Rp. 350.000.000

    3. Tanah dan Bangunan Seluas 377 m2/219 m2 di KAB / KOTA KOTA BANDA ACEH , HASIL SENDIRI Rp. 250.000.000

    B. ALAT TRANSPORTASI DAN MESIN Rp. 337.000.000

    1. MOTOR, YAMAHA N-MAX (2DP) Tahun 2015, HASIL SENDIRI Rp. 30.000.000

    2. MOBIL, TOYOTA KIJANG INNOVA 2.4 V M/T Tahun 2017, HASIL SENDIRI Rp. 300.000.000

    3. MOTOR, VESPA PX150.EXC SCOOTER Tahun 1992, HASIL SENDIRI Rp. 7.000.000

    C. HARTA BERGERAK LAINNYA Rp. 48.000.000

    D. SURAT BERHARGA Rp. —-

    E. KAS DAN SETARA KAS Rp. 54.000.000

    F. HARTA LAINNYA Rp. —-

    Sub Total Rp. 1.239.000.000

    II. HUTANG Rp. —-

    III. TOTAL HARTA KEKAYAAN (I-III) Rp. 1.239.000.000

    (Tribunnews.com/Rakli/Siti N)