kab/kota: Aceh Barat

  • 56 WNA yang Bekerja di Tambang Emas Aceh Barat Berstatus Legal

    56 WNA yang Bekerja di Tambang Emas Aceh Barat Berstatus Legal

    JAKARTA – Kantor Imigrasi Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Meulaboh, Aceh menyatakan sebanyak 56 orang warga negara asing (WNA) yang bekerja di tambang emas PT Magellanic Garuda Kencana di Kabupaten Aceh Barat berstatus resmi (legal) dan sebagian masih berstatus sebagai calon tenaga kerja.

    “Ke-56 warga asing ini sebagaian besar berstatus pemegang visa C18 maupun C20, meski ada beberapa yang sudah memiliki kartu izin tinggal sementara atau kitas,” kata Kepala Kantor Imigrasi Non Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) Meulaboh Jamaluddin, dikutip Antara, Sabtu, 11 Oktober.

    Adapun jumlah warga negara asing pemegang visa C18 di perusahaan tambang emas tersebut berjumlah sebanyak 31 orang, sedangkan warga negara asing pemegang visa C20 sebanyak 25 orang.

    Jamaluddin mengatakan, visa C18 merupakan jenis visa kunjungan yang dirancang untuk warga negara asing yang datang ke Indonesia, untuk jangka pendek guna mengikuti masa percobaan kerja.

    Visa ini memungkinkan tinggal sementara di Indonesia tanpa hak untuk dipekerjakan secara resmi.

    “Visa C18 memungkinkan tinggal di Indonesia hingga 90 hari, namun tidak dapat diperpanjang,” kata Jamaluddin.

    Ia menyebutkan Visa C18 bertujuan untuk meningkatkan kontrol atas masuknya tenaga kerja asing dan menghindari potensi penyalahgunaan oleh perusahaan.

    Sedangkan pemegang visa C20, warga negara asing dapat melaksanakan kegiatan yang berkaitan dengan jasa pemasangan dan perbaikan mesin di Indonesia sebagai bagian dari pembelian mesin dari luar negeri.

    Visa ini juga dapat digunakan untuk berwisata serta mengunjungi teman dan keluarga.

    Jamaluddin mengatakan Visa C20 merupakan Visa Kunjungan untuk satu kali masuk ke Indonesia dengan izin tinggal pertama kali maksimal 60 hari, dihitung sejak tanggal kedatangan.

    Izin tinggal ini dapat diperpanjang dan dapat dikonversikan menjadi izin tinggal terbatas dengan penjamin yang sama, dan pemegang visa ini dapat tinggal di Indonesia maksimal 60 hari, dihitung sejak tanggal kedatangan, serta dapat diperpanjang selama beberapa kali dengan maksimal 180 hari.

    Dengan peraturan ini, pemerintah berharap dapat menciptakan sistem yang lebih transparan dan efektif dalam penerimaan tenaga kerja asing.

    Jamaludin mengatakan sebagian besar warga negara asing (WNA) yang bekerja di tambang emas milik PT Magellanic Garuda Kencana di kawasan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat, tercatat berasal dari negara Vietnam, Tiongkok dan negara lainnya.

    Dia mengatakan pekerja asing yang saat ini bekerja di tambang emas Aceh Barat merupakan pekerja magang yang sifatnya sementara.

    “Jadi, seluruh pekerja asing yang saat ini bekerja di PT Magellanic Garuda Kencana memiliki dokumen yang sah yaitu pemegang visa C18 dan C20,” kata Jamaluddin.

  • 3 Hari Gelap Gulita, Warga Aceh Berebut Lampu Darurat, Warkop Jadi Penyelamat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        1 Oktober 2025

    3 Hari Gelap Gulita, Warga Aceh Berebut Lampu Darurat, Warkop Jadi Penyelamat Regional 1 Oktober 2025

    3 Hari Gelap Gulita, Warga Aceh Berebut Lampu Darurat, Warkop Jadi Penyelamat
    Tim Redaksi
    BANDA ACEH, KOMPAS.com – 
    Warga Banda Aceh, Provinsi Aceh, ramai-ramai memburu lampu darurat atau
    emergency lamp
    , Rabu (1/10/2025).
    Ini dikarenakan pemadaman listrik yang dilakukan oleh PLN di sejumlah daerah di Provinsi Aceh sejak 29 September hingga hari ini.
    Salah satunya di kawasan Lingke, Banda Aceh. Warga tampak memenuhi salah satu toko yang menjual peralatan elektronik.
    Di sana mereka antri memilih dan membeli lampu darurat.
    “Iya, beli lampu cas karena di rumah gelap sekali. Dengan lampu ini setidaknya ada penerangan sedikit. Karena belum tahu sampai kapan kondisi gangguan listrik ini,” kata Fira Junida, di Banda Aceh, Rabu (1/10/2025) malam.
    Selama tiga hari ini warung kopi (warkop) di Kota Banda Aceh juga dipenuhi warga.
    Mereka datang untuk mengisi daya ponsel dan laptop.
    “Setelah shalat Isya tadi langsung keluar. Sengaja lebih cepat karena takut warkop penuh. Selain untuk ngecas HP dan belajar, di rumah juga panas, makanya kami keluar,” kata Marissa, salah seorang mahasiswa.
     
    Keluhan lainnya juga dirasakan oleh Reza Munawir, dampak pemadaman listrik mengakibatkan aktivitas di rumahnya lumpuh.
    “Saya tidak bisa memasak, juga tidak ada air. Nasi di rumah sudah habis sisa masak sore kemarin saat listrik sempat menyala sebelum akhirnya padam total,” katanya.
    Reza megaku, dirinya kalang kabut selama arus listrik padam, ditambah jaringan internet milik BUMN juga terganggu.
    “Ironis memang, kasus ini bukan pertama kali. Tidak hanya listrik, layanan keuangan juga pernah seperti ini. Kita surplus listrik di Aceh dan di indonesia, tapi sistem yang dijalankan PLN sangat berisiko bagi layanan untuk pelanggannya,” tuturnya.
    Menurut Reza, sudah seharusnya Pemerintah Aceh mengintervensi PLN agar membangun gardu step-up (gardu induk), untuk menampung listrik dari pembangkit di Aceh untuk selanjutnya disalurkan langsung ke pelanggan di tanah rencong.
    Pemadaman listrik juga berdampak pada kemacetan lalu lintas di kawasan Simpang Surabaya dan Jamboe Tape akibat lampu merah ikut mati.
    Tampak sejumlah petugas kepolisian tampak berjaga dan mengatur arus lalu lintas.
    Sebelumnya, Manajer Komunikasi dan TJSL PLN UID Aceh, Lukman Hakim, mengatakan pemadaman terjadi akibat gangguan sistem.
    Namun, ia tidak merinci lebih jauh penyebab gangguan tersebut.
    “PLN UID Aceh telah memulihkan lebih dari 60 persen sistem kelistrikan di Aceh dalam waktu kurang dari 24 jam setelah terjadi gangguan sistem yang meluas pada Senin (29/9/2025) pukul 16.40 WIB,” kata Lukman saat dikonfirmasi Kompas.com, Rabu (1/10/2025).
    Gangguan ini berdampak pada sebagian kabupaten dan kota di Provinsi Aceh, meliputi Kabupaten Pidie, Pidie Jaya, Aceh Utara, Kota Lhokseumawe, Langsa, Aceh Tamiang, Bireuen, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Besar, Aceh Barat, Nagan Raya, Aceh Jaya, Aceh Barat Daya, dan Aceh Selatan.
     
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Beginilah latihan renang taktis dan penyeberangan sungai TNI di Aceh

    Beginilah latihan renang taktis dan penyeberangan sungai TNI di Aceh

    Rabu, 30 Juli 2025 11:03 WIB

    Sejumlah prajurit TNI AD dari Yonif 116/GS Meulaboh melaksanakan latihan renang taktis dan penyeberangan sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Desa Suak Ribe, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa (29/7/2025). Kegiatan latihan yang diikuti 210 prajurit tersebut bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan fisik, mental serta daya tempur dalam menghadapi situasi pertempuran sesungguhnya. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU

    Prajurit TNI AD dari Yonif 116/GS Meulaboh melaksanakan latihan renang taktis dan penyeberangan sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Desa Suak Ribe, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa (29/7/2025). Kegiatan latihan yang diikuti 210 prajurit tersebut bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan fisik, mental serta daya tempur dalam menghadapi situasi pertempuran sesungguhnya. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU

    Prajurit TNI AD dari Yonif 116/GS Meulaboh melaksanakan latihan renang taktis dan penyeberangan sungai di Daerah Aliran Sungai (DAS) Desa Suak Ribe, Kecamatan Johan Pahlawan, Aceh Barat, Aceh, Selasa (29/7/2025). Kegiatan latihan yang diikuti 210 prajurit tersebut bertujuan untuk memelihara dan meningkatkan kemampuan fisik, mental serta daya tempur dalam menghadapi situasi pertempuran sesungguhnya. ANTARA FOTO/Syifa Yulinnas/YU

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kemenag RI targetkan STAIN Meulaboh Aceh berstatus IAIN di 2025

    Kemenag RI targetkan STAIN Meulaboh Aceh berstatus IAIN di 2025

    Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof Dr M Arskal Salim. ANTARA/HO-STAIN Tgk Dirundeng Meulaboh

    Kemenag RI targetkan STAIN Meulaboh Aceh berstatus IAIN di 2025
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 16 Agustus 2025 – 06:00 WIB

    Elshinta.com – Sekretaris Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Prof Dr M Arskal Salim mengatakan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Teungku Dirundeng Meulaboh Aceh siap bertransformasi menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) pada tahun ini

    “Untuk STAIN Meulaboh bertransformasi menjadi institut, ini sudah dalam proses yang on the track. Kita berharap tidak lama lagi, mudah-mudahan bisa terwujud di tahun 2025 ini,” kata Arskal di Aceh Barat dalam keterangan diterima Jumat di Meulaboh.

    Arskal berharap STAIN Meulaboh akan semakin berkembang dan menjadi magnet bagi mahasiswa, tidak hanya dari Aceh Barat, tetapi juga dari seluruh Aceh, wilayah Indonesia, bahkan dari luar negeri.

    Selain alih status, ia juga menanggapi usulan pemagaran lingkungan kampus. Menurutnya, Kemenag Republik Indonesia akan mempelajari kebutuhan tersebut dan mempertimbangkan skala prioritas di antara banyaknya permintaan dari berbagai kampus lain.

    “Kita akan melihat ini sebagai kebutuhan prioritas, tapi prioritasnya sampai di mana dan seberapa banyak, itu nanti akan kita bicarakan dengan baik,” ujarnya.

    Ketua STAIN Meulaboh, Dr H Syamsuar MAg menyampaikan pemagaran lingkungan kampus merupakan urgensi yang harus diselesaikan di samping peralihan status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN).

    Menurutnya, keberadaan pagar akan memberikan rasa aman dan nyaman bagi sivitas akademika dan mahasiswa, sekaligus menunjang pengembangan kampus ke depan.

    “Kami sangat berharap agar usulan untuk pemagaran lingkar kampus dapat dikabulkan,” ujarnya.

    Sumber : Antara

  • Pemkab Aceh Barat-Aceh Jaya Larang Lomba Panjat Pinang, Ini Alasannya

    Pemkab Aceh Barat-Aceh Jaya Larang Lomba Panjat Pinang, Ini Alasannya

    Aceh Barat

    Pemerintah Aceh Barat dan Aceh Jaya melarang warga menggelar lomba panjat pinang saat perayaan HUT ke-80 RI. Alasannya, lomba panjat pinang dinilai tidak memiliki nilai edukasi.

    Dilansir detikSumut, Rabu (13/8/2025), Bupati Aceh Barat Tarmizi meminta masyarakat melaksanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan saat memperingati dan menyemarakkan hari kemerdekaan. Kegiatan yang digelar juga mempertimbangkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

    “Berkenaan dengan hal tersebut, saudara para camat agar dapat menginformasikan kepada seluruh keuchik (kepala desa) di wilayahnya masing-masing untuk melarang dan tidak melaksanakan kegiatan panjat pinang,” kata Tarmizi dalam keterangannya.

    Tarmizi menyebutkan, pelarangan lomba panjat pinang karena kegiatan itu tidak memiliki nilai edukasi. Selain itu, lomba tersebut juga membahayakan para peserta.

    “Sebagai gantinya dapat melaksanakan kegiatan lainnya yang lebih kreatif dan bermanfaat serta lebih meriah,” jelasnya.

    “Melarang dan tidak melaksanakan kegiatan panjat pinang pada peringatan hari ulang tahun Ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun 2025 di wilayahnya dikarenakan kegiatan dimaksud tidak ada nilai edukasinya dan membahayakan peserta perlombaan,” tulis Safwandi dalam suratnya.

    Simak selengkapnya di sini

    (isa/isa)

  • Biografi Teuku Umar: Sang Singa Aceh yang Menipu Belanda Demi Bangsanya

    Biografi Teuku Umar: Sang Singa Aceh yang Menipu Belanda Demi Bangsanya

    Bisnis.com, JAKARTA – Teuku Umar adalah sosok pahlawan nasional dari Aceh yang dikenal karena keberanian dan kecerdikannya dalam melawan penjajah Belanda. Dia bukan hanya pejuang biasa, tapi juga seorang strategis hebat yang mampu memanfaatkan kelemahan musuh demi membela tanah air.

    Dalam perjuangannya, dia menunjukkan bahwa keberanian yang disertai strategi cerdas dapat mengubah jalannya sejarah. Sejak muda, dia sudah menunjukkan kemampuan luar biasa dalam medan perang.

    Biografi Teuku Umar

    Teuku Umar berasal dari keluarga bangsawan yang menjunjung tinggi keberanian dan kehormatan. Dengan kecerdikan dan semangat juang tinggi, dia mampu mendapatkan kepercayaan dari lawan dan kemudian memutarbalikkan keadaan untuk memperjuangkan kemerdekaan Aceh.

    Kisah paling terkenal dari dia adalah keberhasilannya menyusup ke pasukan Belanda dan mendapatkan kepercayaan mereka. Dengan strategi licik, dia menggunakan kepercayaan itu untuk melakukan serangan balik yang menghancurkan morale penjajah. Langkah ini menunjukkan bahwa keberanian harus didukung kecerdikan dan strategi matang untuk memperjuangkan tanah air.

    Perjuangan dan strategi cerdas yang dia lakukan membuatnya berbeda dari pejuang lain zaman itu. Dia mampu melihat peluang di tengah tekanan dan mengubah kelemahan musuh menjadi kemenangan. Dengan keberanian dan kecerdasan, dia menunjukkan bahwa kemenangan di medan perang tidak hanya soal kekuatan fisik, tetapi juga strategi dan keteguhan hati.

    Kisahnya tetap relevan hingga saat ini, sebagai simbol bahwa cinta Tanah Air harus disertai keberanian dan strategi yang matang. Dia adalah inspirasi bahwa pengkhianatan dan tantangan besar bisa dihadapi jika hati dan pikiran kita dipenuhi semangat membela bangsa secara tulus.

    Cerita perjuangannya mengajarkan bahwa cinta Tanah Air tidak sekadar kata-kata. Dengan keberanian, kecerdasan, dan semangat pantang menyerah, kita mampu menghadapi berbagai tantangan dan menjaga kemerdekaan bangsa. Kisah dia akan selalu menjadi inspirasi perjuangan bangsa Indonesia dari masa ke masa.

    Profil Singkat Teuku Umar

    Nama lengkap: Teuku Umar bin Teuku Ahmad Mahmud
    Tempat & tanggal lahir: Meulaboh, Aceh Barat, 1854
    Latar keluarga: Lahir dari keluarga uleebalang (bangsawan Aceh), keturunan Minangkabau
    Pendidikan: Umar tumbuh dengan nilai militer tradisional tanpa pendidikan formal, namun lahir sebagai pemimpin alami

    Perlawanan dan Strategi Cerdik Teuku Umar

    Teuku Umar mengangkat senjata untuk melawan penjajahan sejak usia 19 tahun, menjadi keuchik dan panglima lokal selama Perang Aceh sejak 1873. Namun kejeniusan taktikalnya muncul saat ia berpura-pura mengabdi pada Belanda sejak 1883, bergabung dengan militer kolonial, diberi pangkat, pangkalan, dan prajurit.

    Dengan tipu daya dan keberanian fenomenal, ia mendapatkan akses ke ratusan senjata, amunisi, dan dana militer lawan. Kemudian pada Maret 1896, ia “melarikan diri” membawa 800 pucuk senjata, 25.000 butir peluru, 500 kg amunisi, plus 18.000 dolar dari Belanda.

    Aksi ini disebut Het verraad van Teukoe Oemar, pengkhianatan yang menjadi titik balik Aceh. Setelah itu, Teuku Umar memimpin 400 prajurit bersama panglima Polem Daud menyerang balik Belanda, menimbulkan 25 korban dan 190 luka di pihak penjajah.

    Hubungan dengan Cut Nyak Dhien

    Teuku Umar menikah dengan Cut Nyak Dhien pada 1880 sebagai sahabat dan mitra sejati. Bagi beliau, Meutia bukan hanya pendamping, melainkan strategi pendukung dalam menyusun siasat dan moral pejuang Aceh.

    Bersama Dhien, ia menyusun manuver sukses saat berpura kerja sama dengan Belanda. Mereka membangun pasukan rahasia, memimpin operasi perang yang memperkuat semangat jihad rakyat Aceh.

    Kisah mereka adalah kemitraan di medan laga, menjalin idealisme dan keberanian dalam satu nafas.

    Momen Heroik Teuku Umar

    Puncak ketegangan terjadi saat pasukan Belanda di bawah Van Heutsz melancarkan serangan besar. Pada 11 Februari 1899 (atau 1 Februari), Teuku Umar tewas tertembak di Meulaboh dalam baku tembak yang membuat moral Belanda sejenak goyah.

    Meski raganya gugur, keberaniannya terus menginspirasi. Kematian Teuku Umar tak sekedar dramatis sebagai simbol, namun membakar kembali semangat dan persatuan Aceh. Cut Nyak Dhien bahkan berkata bahwa mereka menjalani hidup yang patut dikenang dengan kebijakan hati dan keberanian semendalam tanah kelahiran mereka.

    Warisan dan Gelar Pahlawan Nasional

    Teuku Umar secara resmi diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia melalui SK Presiden nomor 033/TK/Tahun 1973. Nama dan kisahnya kini diabadikan dalam:

    Jalan Teuku Umar di beberapa kota, termasuk daerah Menteng, Jakarta
    Sekolah dan bangunan umum di Aceh Barat
    Kapal perang TNI AL, sebagai simbol kekuatan dan strategi
    Dari semangatnya, generasi muda diajak memahami subtansi patriotisme tak hanya lewat kekuatan hati, namun juga kecerdasan strategi.

    Fakta Menarik tentang Teuku Umar

    Dijuluki “The Fox of Aceh” oleh Belanda karena kelicikannya dalam perang strategi rahasia.
    Pernah menduduki jabatan Kapten di pasukan kolonial Belanda, mendapatkan pangkat lewat tipu daya.
    Ceritanya diangkat dalam buku sejarah lokal dan menjadi legenda lisan rakyat Aceh. Meski film besar belum banyak, kisahnya terus hadir lewat pengajaran sejarah dan pameran budaya.

    Teuku Umar mengajarkan kita bahwa cinta tanah air bukan hanya soal slogan, tapi ujian moral dan pemikiran. Strateginya menjadi metafora tersendiri, “berkhianat” secara terbuka demi merilis kekuatan publik.

    Ini inspirasi jurnalisme strategi modern, intelijen dan moralitas bisa berjalan bersamaan ketika digunakan untuk kebaikan rakyat.

    Teuku Umar tidak hanya pejuang bersenjata, ia adalah pemikir gerilya, ahli strategi intelijen, dan inspirasi moralitas bagi generasi. Kisahnya menunjukkan terkadang kegagalan tercipta bukan karena kekuatan, melainkan ketulusan dan pemahaman atas sahabat dan lawan.

    Generasi saat ini bisa meneladani keberanian berpikir, strategi didasari nilai, dan perlawanan bukan karena benci, tapi demi cinta kepada bangsa.

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • Aceh Barat Libatkan Petugas PKH Rekrut Calon Siswa Sekolah Rakyat

    Aceh Barat Libatkan Petugas PKH Rekrut Calon Siswa Sekolah Rakyat

    MEULABOH – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat melibatkan petugas program keluarga harapan (PKH) dalam mendata dan merekrut para calon siswa Sekolah Rakyat di daerah setempat.

    “Kita melibatkan petugas PKH agar nantinya calon siswa yang belajar di Sekolah Rakyat benar-benar berasal dari keluarga miskin atau miskin ekstrem,” kata Plt Kepala Dinas Sosial Kabupaten Aceh Barat, Teuku Remi Ilham Putra,  di Meulaboh, Sabtu.

    Ia menjelaskan, secara regulasi yang ada proses perekrutan calon siswa Sekolah Rakyat memang melibatkan pilar petugas PKH, karena calon siswa yang akan direktur juga menggunakan data PKH.

    Ada pun sasaran perekrutan calon siswa berasal dari desil satu sampai lima, atau sesuai dengan tingkatan kesejahteraan masyarakat.

    Seperti diketahui, desil satu merupakan kelompok 10 persen terbawah dari masyarakat dalam hal tingkat kesejahteraan, yang dihitung secara nasional.

    Dalam konteks bantuan sosial seperti PKH dan BPNT, desil 1 biasanya merupakan keluarga yang masuk dalam kategori sangat miskin atau miskin ekstrem, dengan pengeluaran per kapita di bawah Rp800.000 per bulan.

    Sedangkan desil lima dalam konteks pengelompokan ekonomi, khususnya dalam konteks data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dan penyaluran bantuan sosial (bansos), menunjukkan kelompok masyarakat dengan tingkat kesejahteraan menengah ke bawah atau kelompok “pas-pasan”.

    Kelompok ini berada di atas kelompok miskin dan rentan miskin (desil 1-4), namun belum mencapai taraf ekonomi yang lebih mapan.

    Teuku Remi mengatakan proses belajar mengajar sekolah rakyat di Kabupaten Aceh Barat, direncanakan akan dimulai pada bulan September tahun ini.

    Hal tersebut dilaksanakan setelah proses revitalisasi selesai dilaksanakan oleh Tim Kementerian PUPR Republik Indonesia, dengan lokasi Sekolah Rakyat Perintis berada di Kompleks Panti Asuhan Suci Hati Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat.

    Teuku Remi menjelaskan, pemerintah daerah memilih Kompleks Panti Asuhan Suci Hati Meulaboh yang saat ini digunakan untuk lokasi Kantor Dinas Sosial Kabupaten Aceh Barat karena sudah memiliki banyak fasilitas.

    Selain itu, lokasi sekolah tersebut juga berada di pusat kota dan telah pernah digunakan sebagai panti asuhan, sehingga sangat mendukung pelaksanaan kegiatan belajar mengajar para siswa nantinya.

    Teuku Remi mengatakan nantinya panti asuhan tersebut hanya digunakan sementara waktu, sambil menunggu selesainya pembangunan Sekolah Rakyat Kabupaten Aceh Barat yang direncanakan di bekas Perumahan Nelayan, Kecamatan Meureubo, Kabupaten Aceh Barat.

  • Usai Serang Warga, Buaya Liar Diburu di Aceh Barat

    Usai Serang Warga, Buaya Liar Diburu di Aceh Barat

    Foto

    Rengga Sancaya – detikNews

    Minggu, 20 Jul 2025 14:00 WIB

    Aceh Barat – Petugas gabungan dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam bersama Wildlife Response Unit BPBD Aceh Barat terus melakukan upaya penanganan terhadap buaya liar.

  • Bupati Abdya Safaruddin Punya Jabatan Baru, Targetnya Kolaborasi Aceh-Pusat
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        17 Juli 2025

    Bupati Abdya Safaruddin Punya Jabatan Baru, Targetnya Kolaborasi Aceh-Pusat Regional 17 Juli 2025

    Bupati Abdya Safaruddin Punya Jabatan Baru, Targetnya Kolaborasi Aceh-Pusat
    Tim Redaksi
    ACEH BARAT DAYA, KOMPAS.com

    Bupati Aceh
    Barat Daya (Abdya),
    Safaruddin
    , ditunjuk sebagai Koordinator Wilayah (Korwil) Aceh Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (
    Apkasi
    ) untuk periode 2025-2030.
    Penunjukan tersebut berdasarkan hasil Musyawarah Nasional (Munas) VI Apkasi Tahun 2025. Para Bupati dan Wali Kota yang tergabung dalam Dewan Pengurus Apkasi 2025-2030 dikukuhkan langsung oleh Menteri Dalam Negeri di Puri Agung, Grand Sahid Jaya Hotel, Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (17/8/2025).
    “Kita ditunjuk sebagai Korwil Aceh Apkasi periode 2025-2030. Selain saya, ada juga beberapa Bupati lainnya dari Aceh yang masuk dalam Dewan Pengurus,” kata Safaruddin saat dihubungi
    Kompas.com
    melalui telepon.
    Ia menjelaskan, Apkasi periode 2025-2030 dipimpin oleh Bupati Lahat, Bursah Zarnubi, sebagai ketua umum, dan Bupati Bandung, Dadang Supriatna, sebagai ketua harian.
    Adapun sejumlah kepala daerah dari Aceh yang juga masuk dalam kepengurusan, di antaranya Bupati Simeulue, Mohammad Nasrun Mikaris, sebagai Ketua Bidang Imigrasi dan Pemasyarakatan; Bupati Nagan Raya, Teuku Raja Keumangan (TRK), sebagai Ketua Bidang Pertanian; dan Bupati Aceh Besar, Muharram Idris (Syech Muharram), sebagai Sekretaris Bidang Pengentasan Kemiskinan.
    Safaruddin menyebutkan, penunjukan dirinya sebagai Korwil Aceh menjadi momen untuk meningkatkan kolaborasi antarkabupaten/kota di Aceh dalam rangka memajukan daerah.
    “Tentunya kita berharap ke depan dapat menjalin kerja sama yang lebih baik dengan pemerintah pusat dan daerah lain demi kesejahteraan masyarakat Aceh,” ujarnya.
    Ia juga mengajak seluruh Bupati dan Wali Kota di Aceh untuk bersama-sama membawa perubahan yang lebih baik bagi daerah masing-masing, terutama dalam tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik.
    “Seperti halnya inovasi dalam tata kelola pemerintahan, khususnya pelayanan publik yang lebih baik lagi bagi masyarakat, serta memperkuat posisi Aceh dalam kancah nasional melalui peran Apkasi,” ucap Safaruddin.
    “Mari sama-sama kita memperlihatkan ke nasional bagaimana kolaborasi antar kabupaten/kota di Aceh, dan sinergitas antara Pemerintah Provinsi dan juga Pusat,” tambah dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Terowongan Geurutee Aceh, Mimpi Lama yang Dinantikan Masyarakat Barsela
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Juli 2025

    Terowongan Geurutee Aceh, Mimpi Lama yang Dinantikan Masyarakat Barsela Regional 13 Juli 2025

    Terowongan Geurutee Aceh, Mimpi Lama yang Dinantikan Masyarakat Barsela
    Tim Redaksi
    BANDA ACEH, KOMPAS.com –
    Usulan
    pembangunan terowongan
    Geurutee oleh Gubernur Aceh,
    Muzakir Manaf
    , dinilai sebagai langkah tepat untuk pembangunan daerah, khususnya wilayah Barat Selatan (Barsela), Aceh.
    Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Safaruddin, memberikan
    dukungan penuh
    terhadap upaya Muzakir Manaf, atau disapa Mualem, yang terus menyuarakan pentingnya pembangunan terowongan tersebut.
    Safaruddin menilai, pembangunan terowongan Geurutee adalah langkah strategis untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah Barsela.
    “Kita sangat apresiasi karena Pak Gubernur terus menyuarakan hal ini. Usulan terowongan Geurutee patut kita dukung, dan perlu dukungan semua pihak agar bisa benar-benar terwujud,” kata Safaruddin saat dihubungi
    Kompas.com
    via WhatsApp, Sabtu (12/7/2025).
    Menurut Safaruddin, pembangunan terowongan Geurutee bukan hanya sekadar infrastruktur, tetapi juga merupakan harapan yang telah lama dinantikan oleh masyarakat Barsela.
    Pembangunan terowongan
    ini akan menjadi solusi untuk meningkatkan mobilitas masyarakat, serta akses terhadap ekonomi, pendidikan, dan kesehatan.
    “Ketika akses jalan diperbaiki, pergerakan orang dan barang akan menjadi lebih cepat dan efisien. Ini akan berdampak positif pada kegiatan ekonomi, sosial, dan pemerintahan yang dapat berjalan lebih efektif,” ujarnya.
    Safaruddin mengungkapkan, akses jalan yang baik juga akan mempermudah transportasi bahan baku dan produk industri.
    “Dengan demikian, biaya produksi dapat ditekan dan daya saing produk kita bisa meningkat,” ucapnya.
    Dukungan ini diharapkan dapat mendorong kolaborasi antara pemerintah daerah, provinsi, dan masyarakat untuk bersama-sama mewujudkan terowongan ini agar benar-benar terwujud.
    “Pembangunan terowongan Geurutee akan menjadi investasi jangka panjang bagi kemajuan wilayah Barat Selatan Aceh,” tuturnya.
    Safaruddin berharap, pemerintah pusat bisa menyambut baik usulan yang telah disampaikan oleh Muzakir Manaf beberapa waktu lalu.
    “Kita berharap terowongan Geurutee segera menjadi kenyataan, agar bisa membawa perubahan positif bagi kehidupan masyarakat dan perekonomian daerah,” ucapnya.
    Sebelumnya, Muzakir Manaf, atau yang akrab disapa Mualem, secara resmi menyerahkan dokumen usulan pembangunan terowongan Geurutee kepada Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, di Meuligoe Gubernur Aceh, Rabu (9/7/2025).
    Pembangunan terowongan Geurutee yang terletak di Kabupaten Aceh Jaya dinilai sangat krusial untuk menunjang aksesibilitas dan keselamatan lalu lintas di kawasan barat selatan Aceh.
    Lokasi tersebut selama ini dikenal rawan kecelakaan, terutama pada musim hujan dan saat kondisi cuaca ekstrem.
    Dalam sambutannya saat membuka Musrenbang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Aceh, Mualem mengatakan sangat penting pembangunan terowongan sebagai upaya menyelamatkan nyawa masyarakat yang melintasi jalur tersebut.
    “Terowongan Geurutee, Pak, karena di situ selalu rawan kecelakaan. Hampir setiap bulan ada saja kecelakaan, saya kasihan juga. Satu keluarga kadang terjun ke laut. Ini yang kami harapkan kepada Pak Menteri, ada terowongan nanti,” kata Mualem.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.