kab/kota: Aceh Barat

  • Konflik Tak Berkesudahan Nahdlatul Ulama adalah Cermin Gejolak Elit Politik Indonesia

    Konflik Tak Berkesudahan Nahdlatul Ulama adalah Cermin Gejolak Elit Politik Indonesia

    JAKARTA – Konflik berulang yang terjadi di tubuh Nahdlatul Ulama (NU) terjadi karena organisasi dengan basis nilai spiritual terlibat dalam politik dan bisnis.

    Polemik di tubuh NU kembali menyeruak setelah beredar risalah Rapat Harian Syuriah Pengurus Besar NU.  Dalam risalah tersebut ada lima poin keputusan, yang salah satunya menyatakan bahwa musyawarah antara Rais Aam dan Wakil Rais Aam memutuskan Yahya Cholil Staquf harus mengundurkan diri dari jabatannya sebagai Ketua Umum PBNU.

    Awal mula konflik ini terjadi karena Yahya dinilai melanggar nilai dan ajaran Ahlussunah wal Jamaah An Nahdliyah serta bertentangan dengan Muqaddimah Qanun Asasi NU lantaran mengundang tokoh pro-zionis, Peter Berkowitz dalam kegiatan Akademi Kepemimpinan Nasional Nahdlatul Ulama (AKN NU).

    Pengamat politik Adi Prayitno menilai, isu yang mencuat ke publik tentang PBNU baru sebagian dari dinamika yang lebih besar.

    Rais Aam PB Nahdlatul Ulama, KH Miftahul Akhyar. (ANTARA)

    Polemik Melebar

    Isu yang mencuat ke permukan sekarang ini adalah pentolan PBNU dianggap pro-Zionis, lantaran mengundang akademisi asal AS yang dikenal pro Israel, Peter Berkowitz dalam AKN NU. Selain itu, muncul dugaan adanya masalah tata kelola keuangan organisasi yang dipimpin Yahya.

    Terkait kedekatan NU dengan Zionis, ini bukan isu baru. Pada pertengahan Juli 2024, lima simpatisan NU atau Nahdliyin bertemu dengan Presiden Israel Isaac Herzog di tengah meningginya konflik Gaza dan Israel.

    Lebih jauh ke belakang, tepatnya pada 2018, Yahya Staquf sendiri pernah bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu saat menghadiri sebuah forum di Yerusalem.

    “Saya itu tahun 2018 sudah pernah pergi ke Israel. Saya bertemu Netanyahu, saya bertemu dengan Presiden Israel, saya bertemu dengan berbagai elemen di sana di dalam berbagai forum,” kata Yahya.

    Peter Berkowitz salam sebuah acara PBNU. (Istimewa)

    Ia menegaskan, kunjungannya ke Israel kala itu tidak pernah menjadi masalah di internal NU. Buktinya, mayoritas pengurus NU memilihnya sebagai Ketua Umum pada Muktamar NU ke-34 di Bandar Lampung 2021.

    Bahkan sebelum riuh tudingan NU pro-zionis sekarang ini, Presiden Keempat RI Aburrahman Wahid sempat dikecam lantaran wacana membuka hubungan diplomatik dengan Israel. Derasnya kritik yang dilontarkan kepada Gus Dur membuat rencana tersebut batal terlaksana. 

    Di tengah konflik berulang, sejumlah pengamat meyakini ini lebih dari sekadar kisruh biasa. Bahkan isu kedekatan NU dengan Zionis hanya sebagian kecil dari masalah internal ormas tersebut, seperti dituturkan pengamat politik Adi Prayitno.

    Yahya Cholil Staquf saat bertemu Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada 15 Juni 2018 di Yerusalem. (Twitter Benjamin Netanyahu/Anadolu Agency)

    Berawal dari isu pro-zionis, polemik melebar karena PBNU adalah organisasi besar dengan pengaruh politik, sosial, dan kultural yang luas. Artinya, setiap gesekan internal secara otomatis menjadi bahan perbincangan, terutama menyangkut kursi ketua umum.

    “Ada juga yang mengaitkan dengan banyak hal, mulai isu soal izin pengelolaan tambang, suksesi kepemimpinan, dan lainnya. Namanya publik, spekulasinya banyak sekali,” ujarnya.

    Masalah Kompleks

    NU menjadi sorotan ketika mereka melayangkan permintaan izin tambang usai organisasi kemasyarakatan keagamaan mendapat karpet merah dari Presiden Ketujuh Joko Widodo (Jokowi) mengelola tambang. Hal ini Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 25 tahun 2024 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batu Bara. 

    “Nahdlatul Ulama telah siap dengan sumber-sumber daya manusia yang mumpuni, perangkat organisasi yang lengkap, dan jaringan bisnis yang cukup kuat untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab tersebut,” tegas Yahya waktu itu.

    Dengan ini, ia juga berharap dapat memberikan kemaslahatan yang seluas-luasnya kepada umat.

    Keputusan NU untuk menerima konsesi tambang ini kemudian menjadi sorotan. Tak sedikit kalangan cedekiawan memberi respons negatif. Mereka mengingatkan soal dampak yang terjadi jika ormas keagamaan mau menerima konsesi tambang dari pemerintah.

    Bisnis tambang, diyakini memiliki daya destruktif, baik kepada lingkungan maupun manusia itu sendiri. Ormas keagamaan justru harus mengkritik tambang, bukan sebaliknya, malah menjadi aktor tambang.

    Sejumlah alat berat beroperasi di kawasan penambangan batu bara Desa Sumber Batu, Kecamatan Meureubo, Aceh Barat, Aceh, Jumat (24/5/2024). (ANTARA/Syifa Yulinnas/foc/am)

    Bagi pengamat politik Rocky Gerung, prahara yang terjadi saat ini mencerminkan dilema klasik NU, antara bertahan di jalur kultural keagamaan atau terjun lebih dalam ke kubangan pragmatisme politik.

    Memang, undangan Peter Berkowitz menimbulkan kontroversi hingga berujung desakan mundur Yahya. Tapi menurut keyakinan Rocky, akar masalah sebenarnya jaluh lebih dalam dan kompleks. Ia juga menyinggung soal polemik konsesi tambang era Presiden Ketujuh RI Joko Widodo, yang kabarnya nasibnya masih menggantung sampai sekarang.

    “Rentetan masalah ini berakumulasi sekarang dalam persaingan antar tokoh. Ada yang menerima bisnis tambang sebagai potensi organisasi massa, ada yang menduga terjadi tukar tambah dan kepentingan pribadi lebih diuntungkan ketimbang organisasi NU sendiri,” jelas Rocky.

    “Jadi ini bukan cuma soal satu undangan yang salah. Ada sejarah panjang dan kepentingan yang bertumpuk di baliknya,” sambungnya.

    Ia menduga ada persaingan internal dalam tubuh NU yang turut mendasari kisruh organisasi tersebut. Meski demikian, menurut dia, adanya persaingan atau kompetisi internal di tubuh NU adalah hal yang wajar, terutama di dunia politik Indonesia, di mana sudah banyak tokoh yang lahir dari NU.

    Rocky menyebut konflik berulang di NU seperti “nasib historis” organisasi yang didirikan dengan basis nilai spiritual kuat namun terlibat dalam politik dan bisnis. Nahdlatul Ulama, kata dia, akan selalu ada dalam kondisi prahara.

    “Ini dilema antara memilih menjadi organisasi kultural berbasis keagamaan atau organisasi kultural yang ada arah politiknya. Organisasi yang dirancang untuk memelihara nilai etika namun terlibat dalam soal-soal politik-pragmatis,” ungkap Rocky.

    “Gejolak NU, bagaimanapun adalah cermin dari gejolak elit politik nasional. Dan kegelisahan ini, dipastikannya, akan memengaruhi dinamika politik nasional,” pungkasnya.

  • Belasan Ribu Ayam Mati Gara-Gara Listrik Padam, Warga Aceh Gugat PLN Rp 1,7 M

    Belasan Ribu Ayam Mati Gara-Gara Listrik Padam, Warga Aceh Gugat PLN Rp 1,7 M

    Liputan6.com, Jakarta- Seorang peternak ayam broiler di Aceh menggugat Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 1,7 miliar karena ribuan ayam pedaging miliknya mati diakibatkan pemadaman listrik. Gugatan dilayangkan ke Pengadilan Negeri (PN) Blangpidie pada Rabu (12/11/2025).

    Penggugat M. Hatta merupakan warga Desa Blang Raja, Kecamatan Babahrot, Kabupaten Aceh Barat Daya, yang mendirikan peternakan ayam broiler di Ujung Padang, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya. Adapun jumlah ayam broiler yang mati menurut Hatta mencapai 19.500 ekor.

    Kepada Liputan6.com, Hatta menjelaskan bahwa belasan ribu ekor ayamnya itu mati akhir September lalu. Waktu itu, di Aceh sedang berlaku pemadaman listrik secara bergilir dan sempat terjadi byarpet.

    “Jadi pada tanggal 29 September, di siang hari jam satu siang, lebih kurang, listrik itu sudah mati padam, hidup padam, hidup padam. Ketika jam 5, entah jam 6 sore, itu baru mati total,” tutur Hatta, dihubungi Liputan6.com, Sabtu siang (15/11/2025).

    Hatta mengatakan dirinya sempat melaporkan pemadaman tersebut ke sebuah grup berisi gabungan para pebisnis lokal. Tujuannya, agar pejabat PLN setempat yang kebetulan juga berada di dalam grup tersebut tahu.

    Hatta merasa khawatir pada kondisi ayam ternaknya karena blower atau alat sirkulasi udara untuk kandang ayamnya tidak berfungsi jika arus listrik putus. Sementara, nasib ribuan ayam di dalam kandang yang sudah siap panen bergantung pada blower tersebut.

    “Sistem di dalam itu memang sangat identik dengan sistem hidup blower, siklus udara angin. Karena dia tertutup semua. Dua puluh menit blower itu enggak hidup, dia (ayam, red) akan down. Memang sangat ketergantungan dengan listrik,” jelas Hatta.

    Malam harinya, dua orang petugas PLN datang ke peternakan Hatta untuk mengecek. Kepada salah seorang petugas, Hatta sempat bertanya kapan listrik akan kembali normal karena peternakan tersebut hanya memiliki satu genset.

    “Sementara saya ayam sudah mau 30 hari, mau panen. Saya bilang kayak gitu. Mereka jawab, ‘kita doakan saja, bang. Kami tidak tahu’,” cerita Hatta.

    Listrik kembali normal dini hari menjelang subuh. Namun, jumlah voltase ternyata tidak cukup sehingga Hatta memilih untuk tetap menggunakan genset untuk mengaktifkan blower di peternakan.

    Keesokan harinya, Hatta kembali mengirimkan pesan melalui WhatsApp ke nomor yang menurutnya terkoneksi melalui fitur pengaduan PLN Mobile. Namun, dia mengaku tidak pernah mendapat jawaban kapan listrik akan kembali normal.

    Hatta waktu itu mulai merasa riskan sebab genset satu-satunya yang ada di peternakan sudah bekerja terlalu lama. Bila perlu, Hatta akan membeli genset baru untuk menjamin agar belasan ribu ekor ayamnya dapat dipanen tepat waktu, tetapi dia perlu kejelasan dari pihak PLN sampai kapan listrik padam.

    “Di jam tiga, jam 15 lebih kurang, generator itu hangus. Mesin hidup tetapi generatornya tidak bisa mengeluarkan arus listrik,” terang Hatta.

    Hatta dan para pekerja di peternakannya langsung menurunkan tenda agar kandang ayam memiliki sirkulasi. Mereka juga menyemprotkan air agar suhu badan unggas-unggas tersebut tetap terjaga.

    “Tetapi ayam enggak selamat waktu itu. Dalam 20 menit, 90 persen ayam sudah mati,” sebut Hatta.

    Menurut Hatta, dalam kondisi panik, dia sempat menghubungi petugas PLN setempat untuk meminjam genset, tetapi kata petugas yang menerima telepon dari Hatta, menjawab mereka tidak memiliki genset untuk dipinjamkan. Hatta sendiri sebenarnya tahu bahwa ayam-ayamnya saat itu sudah tidak tertolong lagi.

    “Walau ada genset pun, itu ayam enggak bisa terselamatkan. Dua puluh lima menit saja mati listrik, sudah kacau karena sistemnya, kan, pakai blower,” keluhnya.

    Sementara itu, kendaraan pengangkut yang akan menyuplai ayam-ayam tersebut ke pedagang, menurut Hatta, sedang berjalan menuju ke peternakan. Hatinya pun hancur mumur kala itu.

  • Terjadi Ledakan di Pabrik Es Aceh Barat, Dua Orang Terluka

    Terjadi Ledakan di Pabrik Es Aceh Barat, Dua Orang Terluka

    Liputan6.com, Jakarta Ledakan terjadi di pabrik pembuatan es kristal, Desa Ujong Baroh, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Minggu (9/11). Dua orang pekerja terluka parah akibat ledakan tabung freon.

    “Dua orang korban di rawat di RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh,” kata Plt Kepala BPBD Aceh Barat Teuku Ronal Nehdiansyah. Dikutip dari Antara.

    Ada pun korban terluka yakni Juli Suprianda (43) mengalami luka berat, dan Ali (38) mengalami luka ringan.

    Ledakan itu juga mengakibatkan bangunan tersebut mengalami kerusakan parah.

  • Kapolda Aceh Beri Kuliah Umum Ribuan Mahasiswa di Auditorium UTU

    Kapolda Aceh Beri Kuliah Umum Ribuan Mahasiswa di Auditorium UTU

    Liputan6.com, Jakarta Kapolda Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah mengisi acara kuliah umum berjudul “Polda Aceh Meutuah, Green Policing”. Acara tersebut dihadiri oleh ribuan peserta yang memenuhi Auditorium Universitas Teuku Umar (UTU), Meulaboh, Aceh Barat pada Kamis, 05 November 2025.

    “Ini menjadi sejarah. Baru kali ini, peserta kuliah umum memenuhi balkon,” kata Rektor UTU Ishak Hasan.

    Kapolda memulai kuliahnya dengan meminta delapan perwakilan mahasiswa untuk maju ke panggung. Dia kemudian melontarkan pertanyaan sederhana, yaitu: “coba jelaskan tentang polisi, dan apa yang tidak diketahui tentang polisi.” Jawaban mahasiswa beragam. Ada yang serius menjelaskan tentang tugas dan fungsi kepolisian, yaitu merawat keamanan dan ketertiban masyarakat serta penegakan hukum.

    Ada juga yang mengatakan polisi ada penjaga lalu lintas. Sedangkan yang tidak diketahui mengenai polisi adalah berapa gaji polisi, dan apa yang dikerjakan oleh polisi selepas menjalankan tugasnya.

    Kapolda pun menjelaskannya dengan ringan mengenai tugas kepolisian. “Sedangkan yang tidak tahu gaji polisi, agar tahu jawabannya maka menikahlah dengan polisi,” kata Kapolda yang disambut riuh tawa mahasiswa.

    Selanjutnya, Kapolda menjelaskan tentang pentingnya merawat Aceh Barat-Selatan, agar investor mau masuk dan membuka usahanya di sini. “Untuk itu ada empat aspek keamanan yang perlu dijaga, yaitu keamanan fisik dan psikis (security), perlindungan dari bahaya (safety), kebebasan dari kekhawatiran (surety), serta kedamaian dan ketenangan (peace),” katanya.

    Selain itu, Kapolda juga menjelaskan mengenai visi dan misi Polda Aceh, yaitu Polda Meutuah menuju Aceh Meusyuhu. Di sini ada tujuh misi, yaitu: masyarakat ta peulindong (melindungi dan mengayomi masyarakat), etika ta jaga (menjaga etika), ureung meutuah (personel berbuat baik), tanggon jaweub (bertanggungjawab), udep sijahtra (hidup sejahtera), amanah dalam buet (bekerja sesuai dengan amanah), dan hukom ta patoh (mematuhi hukum).

    Perbesar

    Agenda kuliah umum di Auditorium Universitas Teuku Umar (UTU). (istimewa)… Selengkapnya

    Selanjutnya, Kapolda juga membahas persoalan yang kontekstual dengan wilayah Aceh Barat-Selatan, yaitu mengenai pertambangan dan perkebunan. “Paling utama adalah menjaga lingkungan hidup yang berkelanjutan,” katanya.

    Karena itu, Kapolda menyebutkan sudah menyelesaikan program kerja yang disebut Green Policing. “Konsepnya sudah selesai, kini tinggal kita terapkan di lapangan. Jadi salah satu yang kita upayakan adalah menyelesaikan masalah ekonomi masyarakat yang berada dalam ekosistem pertambangan illegal,” katanya.

    Penegakan hukum, kata Kapolda, harus juga humanis. Artinya, penegakan hukum harus jalan, namun sistem sosial kemasyarakat jangan sampai terganggu, mata pencaharian masyarakat untuk kehidupan sehari-hari tetap harus dipikirkan.

    Kuliah umum Kapolda yang berlangsung sejak pukul 09.00 WIB ini baru berakhir pukul 11.30. Mahasiswa tetap antusias mengikutinya, termasuk menjawab berbagai pertanyaan di ujung kuliah umum.

    Pada kesempatan tersebut, ada pula mahasiswa yang bertanya apakah mungkin jika ganja dilegalkan saja untuk medis. “Untuk penelitian ilmiah, tentu bisa dengan menempuh prosedur akademik yang dibenarkan. Namun untuk melegalkan ganja, sampai saat ini saya melihat lebih banyak mudharatnya daripada manfaatnya,” katanya.

  • Ledakan Tabung Gas Oksigen di Aceh Tewaskan Dua Pekerja

    Ledakan Tabung Gas Oksigen di Aceh Tewaskan Dua Pekerja

    Liputan6.com, Jakarta Dua orang meninggal dunia akibat meledaknya tabung gas oksigen di gudang penyimpanan Gampong Gampa, Kecamatan Johan Pahlawan, Kabupaten Aceh Barat, Aceh, Rabu (5/10/2025) siang. Ledakan ini bahkan membuat enam rumah yang berada di dekat lokasi kejadian terdampak.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat, Teuku Ronald Nehdiansyah, menjelaskan ledakan terdengar sekira pukul 11.20 WIB. Warga setempat sempat panik mendengar suara ledakan yang besar tersebut.

    “Dua korban yang diidentifikasi meninggal dunia, yang satu meninggal di lokasi, satu lagi sempat dievakuasi ke rumah sakit Cut Nyak Dhien,” sebut Ronald menjawab Liputan6.com via sambungan telepon seluler.

    Salah satu korban selamat menurut Ronald tidak mengalami luka serius, dan sudah dibawa ke rumah sakit. Getaran dari ledakan ini membuat perabotan yang ada di rumah terdekat dalam radius puluhan meter berjatuhan ke lantai.

    “Kalau jarak, yang memang berefek langsung (rumah), itu sekitar 20 meter,” lanjutnya.

    Kondisi jenazah kedua korban sangat tragis. Video yang beredar luas di grup WhatsApp memperlihatkan situasi yang mencekam sewaktu warga berusaha mengevakuasi salah satu korban ledakan tersebut.

    Belum diketahui apa yang menyebabkan tabung gas oksigen yang disimpan di pangkalan tersebut meledak. Hingga Rabu siang, petugas masih berada di lokasi, di mana garis polisi dipasang agar warga tidak melewati batas dan masuk ke lokasi.

  • Mendagri: Rp210 triliun capex Kopdeskel hidupkan ekonomi desa-daerah

    Mendagri: Rp210 triliun capex Kopdeskel hidupkan ekonomi desa-daerah

    “Ini luar biasa karena biasanya awal tahun belanja daerah lamban. Dana belum turun, kegiatan baru lelang, dan belanja baru meningkat di akhir tahun. Dengan Rp210 triliun yang turun di awal, akan ada kompensasi untuk menggerakkan ekonomi daerah sejak

    Jakarta (ANTARA) – Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian menilai anggaran belanja modal (capital expenditure/capex) Koperasi Desa dan Kelurahan (Kopdeskel) Merah Putih yang mencapai sekitar Rp210 triliun akan memberikan dampak besar sebagai motor penggerak keuangan daerah.

    “Ini luar biasa karena biasanya awal tahun belanja daerah lamban. Dana belum turun, kegiatan baru lelang, dan belanja baru meningkat di akhir tahun. Dengan Rp210 triliun yang turun di awal, akan ada kompensasi untuk menggerakkan ekonomi daerah sejak awal tahun,” kata Tito dalam keterangannya di Jakarta, Senin.

    Tito mengungkapkan anggaran tersebut akan dikucurkan untuk pembangunan gerai dan fasilitas Kopdeskel Merah Putih di seluruh Indonesia. Pembangunan dilakukan dengan sistem padat karya dan memanfaatkan tenaga kerja dan sumber daya lokal.

    “Ini memberi efek berganda bagi daerah, terutama yang tengah menyesuaikan diri dengan pengalihan Transfer ke Daerah (TKD) dan masih mengandalkan PAD,” ujarnya.

    Tito menyebut, program Kopdeskel Merah Putih akan menjadi salah satu motor penggerak ekonomi di tingkat desa dan kelurahan. Dampaknya akan langsung dirasakan oleh masyarakat sekaligus membantu kepala daerah mencapai indikator kinerja utama (KPI).

    “Program ini akan membantu menurunkan kemiskinan, mengurangi pengangguran, memperbaiki gini ratio, dan menjaga inflasi. Pemerintah bisa lebih mudah melakukan intervensi ekonomi melalui koperasi yang hadir di desa,” kata Tito.

    Selain itu, keberadaan Kopdeskel Merah Putih juga akan menekan peran tengkulak dan rentenir, memperkuat ketahanan pangan, serta membuka peluang pertumbuhan ekonomi lokal secara merata.

    “Ini bukan hanya soal pembangunan fisik, tapi tentang pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Setiap kepala daerah akan diuntungkan jika program ini berjalan karena berdampak langsung pada kesejahteraan warga,” tuturnya.

    Untuk merealisasikan program ini, Kemendagri meminta pemerintah daerah kabupaten/kota segera mendata aset lahan atau bangunan yang dapat digunakan untuk pembangunan Kopdeskel Merah Putih.

    Dari 75.266 desa, baru 5.339 desa (7 persen) yang memiliki data aset lahan atau bangunan, sedangkan dari 514 kabupaten/kota, baru 15 daerah (3 persen) yang melaporkan asetnya.

    Oleh karena itu, Tito meminta kepala daerah mempercepat proses ini karena menjadi prasyarat utama penyaluran dana Rp210 triliun tersebut.

    “Pendataan ini harus jadi prioritas. Kami minta kepala daerah membentuk satgas, berkoordinasi dengan sekda, dinas pemerintahan desa, dan dinas koperasi,” kata Mendagri.

    Kemendagri juga menyiapkan tim supervisi yang dipimpin Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto untuk memantau progres setiap dua hari sekali dan melakukan evaluasi mingguan.

    Daerah dengan kinerja terbaik akan menerima insentif tambahan sebesar Rp5 miliar pada Februari 2026.

    Tito menekankan, lahan yang digunakan untuk Kopdeskel Merah Putih harus memenuhi empat kriteria utama: pertama status hukum jelas, seperti aset desa, pemda, atau hibah. Kedua, luas minimal 1.000 meter persegi. Ketiga, lokasi strategis dan mudah diakses publik.Keempat, bebas dari risiko bencana alam.

    Beberapa daerah mulai menunjukkan dukungannya. Pemkab Aceh Barat, misalnya, tengah menyiapkan lahan untuk 16 Kopdeskel prioritas tahap awal. Sementara di Kabupaten Mappi, Papua Selatan, pemerintah daerah berencana membangun 7 hingga 8 Kopdeskel Merah Putih setelah proses pemetaan aset selesai.

    Pewarta: Fianda Sjofjan Rassat
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polda Aceh tingkatkan pengawasan di Selat Malaka terkait narkotika

    Polda Aceh tingkatkan pengawasan di Selat Malaka terkait narkotika

    “Pintu masuknya narkotika itu kan melalui jalan-jalan tikus,”

    Meulaboh (ANTARA) – Kepolisian Daerah (Polda) Aceh hingga saat ini terus berupaya meningkatkan pengawasan dan pemantauan di sejumlah titik di sepanjang Selat Malaka, sebagai upaya untuk mencegah masuknya penyelundupan narkotika ke daratan Aceh.

    “Pintu masuknya narkotika itu kan melalui jalan-jalan tikus,” kata Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah kepada wartawan di Meulaboh, Aceh Barat, Sabtu.

    Ia mengakui transaksi atau penyelundupan narkotika dari luar negeri ke tanah air melalui daratan Aceh, selama ini diketahui banyak dilakukan di wilayah pantai utara Aceh karena kawasan tersebut berbatasan langsung dengan negara tetangga.

    Ada pun motif penyelundupan narkotika dari luar negeri tersebut, dengan melibatkan atau memanfaatkan warga lokal termasuk nelayan.

    Kapolda Marzuki Ali Basyah mengatakan selama ini aktivitas penyelundupan narkotika jenis sabu atau sejenisnya, melibatkan warga lokal Aceh yang kerap bepergian ke luar negeri seperti negara Malaysia dan Thailand.

    Guna memudahkan aktivitas ilegal tersebut, para pelaku yang diduga memiliki jaringan internasional ini, melibatkan warga lokal Aceh atau masyarakat kampung yang tidak mengerti dengan narkotika.

    Oleh karena itu, kata dia, Polda Aceh saat ini terus berupaya memperkuat kerjasama dengan lintas sektor seperti Bea Cukai, TNI, TNI angkatan laut, Bakamla termasuk dengan jajaran lembaga pemangku adat panglima laut.

    Pihaknya juga aktif melakukan pengawasan terhadap aktivitas nelayan khususnya di wilayah pantai utara Aceh, guna memastikan aktivitas nelayan tidak melanggar ketentuan yang berlaku.

    “Kita juga mengecek nelayan yang berangkat melaut, dicek kembali kesiapan nya, kalau mereka tidak membawa peralatan melaut maka diyakinkan mereka menjadi kurir narkoba,” katanya.

    Kapolda mengakui selama ini jajarannya telah berhasil mengungkap banyak kasus penyelundupan narkotika di Aceh, khususnya di wilayah pantai utara Aceh.

    Khusus untuk wilayah pantai barat Aceh, Kapolda Marzuki Ali Basyah mengatakan kondisi laut di daerah tersebut sangat berbeda dengan perairan di wilayah pantai utara Aceh, jarang masuk peredaran narkoba dari jaringan internasional.

    “Jadi kita yakinkan disini (pantai barat Aceh) bukan jalur transportasi nya,” katanya.

    Ia mengakui jaringan pemasok narkotika di Aceh tidak lokal, namun pelakunya merupakan warga lokal Aceh, demikian Kapolda Aceh Marzuki Ali Basyah.

    Sementara itu peristiwa terbaru pada Rabu (15/10) Satuan Reserse Narkoba Polres Aceh Utara menangkap seorang pria berinisial S (37) warga Kabupaten Bireuen, Aceh karena menyimpan 1,87 kilogram narkotika jenis sabu-sabu.

    Tersangka merupakan mantan penyanyi Aceh yang sempat tenar melalui band Birboy.

    Tersangka S ditangkap di kawasan Gampong Beurawang, Bireuen, beserta barang bukti berupa dua bungkusan sabu-sabu dalam kemasan teh merek Guanyinwang seberat 1,87 kilogram.

    Kasat Reserse Narkoba Polres Aceh Utara, AKP Erwinsyah Putra, di Aceh Utara, Jumat (17/10) mengatakan dalam penangkapan dengan metode penyamaran ini, polisi menemukan dua bungkusan barang bukti dari lokasi berbeda. Satu bungkus didapat di lokasi penangkapan, di sepeda motornya.

    Pewarta: Teuku Dedi Iskandar
    Editor: Agus Setiawan
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Detik-Detik Plafon Ruang Rawat Inap RSUD Meulaboh Aceh Runtuh Saat Hujan, Begini Sejumlah Pasien

    Detik-Detik Plafon Ruang Rawat Inap RSUD Meulaboh Aceh Runtuh Saat Hujan, Begini Sejumlah Pasien

    Liputan6.com, Jakarta Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cut Nyak Dhien Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat hingga Jumat malam terpaksa mengungsikan pasien ke ruangan lain. Keputusan itu diambil setelah plafon di ruang VIP pasien runtuh akibat hujan deras.

    “Ada enam pasien yang kita pindahkan ke ruangan lain, setelah ruang rawat bocor karena derasnya hujan,” kata Direktur RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh dr Ilum Anam di Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh, Jumat (17/10/2025).

    Pasien yang telah dipindahkan ke ruangan lain tersebut, saat ini dalam kondisi stabil dan masih dalam pengawasan paramedis.

    Ruangan yang runtuh bagian plafon tersebut terjadi di lantai dua ruang rawat VIP RSUD Cut Nyak Dhien Meulaboh.

    Selain plafon runtuh, di ruang lain di lantai yang sama juga terjadi kebocoran di atas plafon, sehingga rembesan air hujan memenuhi bagian lantai.

     

  • Kunker ke Aceh Barat-Selatan, Kapolda: Keamanan Baru Bermakna Jika Rakyat Sejahtera

    Kunker ke Aceh Barat-Selatan, Kapolda: Keamanan Baru Bermakna Jika Rakyat Sejahtera

    Liputan6.com, Banda Aceh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, melaksanakan rangkaian kunjungan kerja (Kunker) ke beberapa kabupaten di wilayah Aceh Barat-Selatan. Berangkat pada Kamis (16 Oktober 2025), Kunker Tahap I Kapolda Aceh ini dijadwalkan akan kembali ke Banda Aceh pada Minggu (19 Oktober 2025).

    Kunker Kapolda Irjen Marzuki tak hanya mengunjungi markas Kepolisian Resor di wilayah tujuannya. Kapolda mengagendakan pertemuan dengan berbagai unsur pemerintahan kabupaten/kota, ulama, dayah, tokoh masyarakat, bahkan ada pertemuan dengan para eks kombatan. 

    “Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya kita bersama dalam memperkuat sinergi antara Polri, Pemerintah Daerah, dan seluruh komponen masyarakat,” kata Kapolda, Jumat (17 Oktober 2025). “Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim investasi yang kondusif yang kondusif demi kemajuan dan kesejahteraan Aceh.”

    Menurut Irjen Marzuki, ekonomi dan keamanan saling terkait. “Tidak akan ada pertumbuhan ekonomi tanpa stabilitas keamanan, sebaliknya stabilitas keamanan yang kuat hanya akan bermakna bila diikuti dengan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

    Namun, Irjen Marzuki menyadari bahwa menciptakan keamanan saja masih belum cukup meyakinkan investor masuk Aceh. Jadi, katanya, penegakan hukum dan merawat keamanan serta ketertiban perlu diselaraskan dengan kondisi Aceh yang nyaman. 

    “Keamanan saja tidak cukup. Kita juga perlu menciptakan kenyamanan, agar investor tertarik ke Aceh. Sehingga program pemerintah daerah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran dapat tercapai,” kata jenderal bintang dua ini pada Jumat (17 Oktober 2025).

    Pernyataan Kapolda Aceh tersebut tercermin dalam Kunker Tahap I tersebut. Misalnya di Aceh Jaya, Kapolda mengawali kunjungannya ke Polres Aceh Jaya. Di sini ia memberi arahan mengenai penegakan hukum, menjaga keamanan dan ketertiban.

  • Kunker ke Aceh Barat-Selatan, Kapolda: Keamanan Baru Bermakna Jika Rakyat Sejahtera

    Kunker ke Aceh Barat-Selatan, Kapolda: Keamanan Baru Bermakna Jika Rakyat Sejahtera

    Liputan6.com, Banda Aceh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Aceh, Irjen Pol Marzuki Ali Basyah, melaksanakan rangkaian kunjungan kerja (Kunker) ke beberapa kabupaten di wilayah Aceh Barat-Selatan. Berangkat pada Kamis (16 Oktober 2025), Kunker Tahap I Kapolda Aceh ini dijadwalkan akan kembali ke Banda Aceh pada Minggu (19 Oktober 2025).

    Kunker Kapolda Irjen Marzuki tak hanya mengunjungi markas Kepolisian Resor di wilayah tujuannya. Kapolda mengagendakan pertemuan dengan berbagai unsur pemerintahan kabupaten/kota, ulama, dayah, tokoh masyarakat, bahkan ada pertemuan dengan para eks kombatan. 

    “Kegiatan ini menjadi bagian penting dari upaya kita bersama dalam memperkuat sinergi antara Polri, Pemerintah Daerah, dan seluruh komponen masyarakat,” kata Kapolda, Jumat (17 Oktober 2025). “Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta menciptakan iklim investasi yang kondusif yang kondusif demi kemajuan dan kesejahteraan Aceh.”

    Menurut Irjen Marzuki, ekonomi dan keamanan saling terkait. “Tidak akan ada pertumbuhan ekonomi tanpa stabilitas keamanan, sebaliknya stabilitas keamanan yang kuat hanya akan bermakna bila diikuti dengan kesejahteraan masyarakat,” katanya.

    Namun, Irjen Marzuki menyadari bahwa menciptakan keamanan saja masih belum cukup meyakinkan investor masuk Aceh. Jadi, katanya, penegakan hukum dan merawat keamanan serta ketertiban perlu diselaraskan dengan kondisi Aceh yang nyaman. 

    “Keamanan saja tidak cukup. Kita juga perlu menciptakan kenyamanan, agar investor tertarik ke Aceh. Sehingga program pemerintah daerah untuk mengatasi kemiskinan dan pengangguran dapat tercapai,” kata jenderal bintang dua ini pada Jumat (17 Oktober 2025).

    Pernyataan Kapolda Aceh tersebut tercermin dalam Kunker Tahap I tersebut. Misalnya di Aceh Jaya, Kapolda mengawali kunjungannya ke Polres Aceh Jaya. Di sini ia memberi arahan mengenai penegakan hukum, menjaga keamanan dan ketertiban.