Jakarta, CNBC Indonesia – Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol kembali memberi pernyataan pers terbaru, Kamis (12/12/2024). Ia bersumpah untuk berjuang “hingga menit terakhir” dalam pidato yang membela keputusan mengejutkannya minggu lalu terkait pengumuman darurat militer, di mana ia mengerahkan tentara ke parlemen negara tersebut.
Pidato tersebut ia lakukan jelang pemungutan suara pemakzulan terbaru yang akan dilakukan 14 Desember. Sebelumnya, upaya pelengseran dirinya Sabtu lalu gagal.
“Saya minta maaf lagi kepada rakyat yang pasti terkejut dan cemas karena darurat militer,” katanya dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip AFP.
“Tolong percayalah kepada saya dalam kesetiaan saya yang hangat kepada rakyat,” tambahnya.
Di kesempatan yang sama, Yoon juga menuding oposisinya, Partai Demokrat, mendorong negara tersebut dalam krisis nasional. Yoon sendiri berasal dari partai penguasa, Partai Kekuatan Rakyat (PPP).
“Majelis Nasional, yang didominasi oleh partai oposisi yang besar, telah menjadi monster yang menghancurkan tatanan konstitusional demokrasi liberal,” kata Yoon dalam pidato lagi.
“(Namun) saya tidak akan menghindari tanggung jawab hukum dan politik terkait dengan deklarasi darurat militer,” tambahnya lagi.
Menurutnya, deklarasi darurat militernya dimaksudkan, sebagian, untuk melindungi Korsel dari ancaman yang ditimbulkan oleh pasukan komunis Korea Utara (Korut). Termasuk melenyapkan elemen-elemen anti-negara.
Yoon sendiri sudah dilarang melakukan perjalanan ke luar negeri. Ia didakwa melakukan “pemberontakan” karena deklarasinya 3-4 Desember itu.
Kemarin, polisi juga dilaporkan sudah menggeledah istana presiden. Akibat pengumuman Yoon, ibu kota Seoul telah diguncang oleh protes harian sejak minggu lalu, dengan ribuan orang berkumpul untuk menuntut pengunduran dirinya.
(sef/sef)