Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Penurunan harga tiket pesawat 9-10 persen saat libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025 belum dapat dilihat apakah berpengaruh signifikan terhadap lonjakan jumlah penumpang.
Menurut Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Agustinus Budi Hartono, dampak dari penurunan harga tiket tersebut belum belum bisa dibilang telah berdampak besar.
Berdasarkan data Kemenhub, baru 2.571.528 tiket yang sudah terjual per 5 Desember 2024, yang mana itu merupakan 31 persen dari kapasitas tersedia.
“Kalau kita lihat dari jumlah tiket yang terjual dari kapasitas yang ada, itu baru 31 persen. Saya mungkin belum bisa bilang kalau itu (harga tiket pesawat turun) dampaknya sudah luar biasa,” katanya saat konferensi pers Kesiapan Penyelenggaraan Angkutan Nataru 2024/2025 di kantor Kemenhub, Jakarta Pusat, Kamis (12/12/2024).
Ia mengatakan bahwa untuk melihat perubahan yang lebih jelas, pihaknya membutuhkan waktu lebih lanjut lagi seperti lima hari sebelum periode Nataru.
“Kita bisa kemungkinan nanti 1 minggu atau 5 hari sebelum periode Nataru, itu baru bisa kita lihat apakah ada kenaikan jumlah penumpang yang cukup signifikan,” ujar Budi.
Ia turut menjelaskan mengenai penurunan harga tiket pesawat yang sekitar 9-10 persen, dinilai berdasarkan sejumlah komponen yang terlibat dalam perhitungan harga tiket.
Budi menegaskan bahwa penurunan tersebut bukanlah dalam angka nominal tertentu, melainkan persentase dari harga tiket yang dijual.
“Kami menghitung penurunan harga tiket itu dari beberapa komponen yang sudah saya sebutkan tadi, dan telah kami hitung juga semuanya itu data kemarin,” ucap Budi.
“Itu penurunannya plus minus 9-10 persen. Jadi bukan angka berapa rupiah pastinya, tapi persentase dari berapa persen dari harga tiket yang dijual,” lanjutnya.
Ia menyebut Kemenhub sudah menyampaikan kepada operator agar bisa mempublikasikan penurunan tiket yang telah mereka lakukan saat ini.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi mengungkap pemerintah telah mengambil sejumlah upaya untuk menekan harga tiket pesawat pada masa Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2024/2025, salah satunya adalah memberi potongan harga jual avtur.
Dudy mengatakan Kementerian Perhubungan telah melakukan rapat koordinasi lintas kementerian dan lembaga serta pemangku kepentingan lainnya terkait dengan pemberian dukungan instrumen terhadap kelas ekonomi di penerbangan domestik.
Ada empat langkah optimalisasi yang diambil.
Pertama, opsi penambahan jam operasi bandar udara dan layanan navigasi penerbangan menjadi 24 jam.
Kedua, potongan 50 persen untuk tarif Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U) dan Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan, dan Penyimpana Pesawat Udara (PJP4U).
Ketiga, penurunan fuel surcharge dari 10 persen menjadi 2 persen untuk tipe jet dan dari 25 persen menjadi 20 persen untuk tipe propeller.
Ketiga langkah di atas berlaku selama periode Nataru 2024/2025, yaitu pada 19 Desember 2024 hingga 3 Januari 2025.
Lalu upaya yang keempat adalah potongan harga jual avtur di 19 bandar udara. Berbeda dengan tiga sebelumnya, ini hanya berlaku selama Desember 2024.
“Pemberian potongan harga jual avtur di 19 bandara dengan rentang harga Rp 700 sampai Rp 980 per liter berlaku selama bulan Desember 2024,” kata Dudy saat rapat bersama Komisi V DPR RI di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (4/12/2024).
Kementerian Perhubungan juga telah menerbitkan produk hukum untuk beberapa upaya optimalisasi harga tiket di atas.
Antara lain, Keputusan Menteri Perhubungan KM 15 Tahun 2024 tentang Penurunan Biaya Fuel Surcharge, Surat Menteri Perhubungan PR.303/1/20/MHB/2024 kepada penyelenggara bandara/badan usaha bandar udara, serta Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Udara 250 DJPU tahun 2024 Pengurangan Tarif Jasa Kebandarudaraan.