Jenis Media: Tekno

  • Samsung Galaxy A77 Segera Meluncur, Nongol di Geekbench dengan Chip Misterius

    Samsung Galaxy A77 Segera Meluncur, Nongol di Geekbench dengan Chip Misterius

    Liputan6.com, Jakarta – Setelah berhenti sejak peluncuran Galaxy A73 pada 2022, Samsung tampaknya mulai menunjukkan tanda-tanda kebangkitan lini Galaxy A7x. Perangkat terbaru bernama Samsung Galaxy A77 terpantau muncul dalam basis data Geekbench, menguatkan dugaan bahwa ponsel ini tengah disiapkan untuk segera dirilis dalam waktu dekat.

    Berdasarkan informasi yang tertera di Geekbench, dikutip Kamis (27/11/2025), Galaxy A77 tercatat menjalankan sistem operasi Android 16 dengan kapasitas RAM sebesar 8 GB.

    Ponsel ini menggunakan chipset misterius yang masih satu keluarga dengan Exynos 2400 dan Exynos 2400e. Namun, dari konfigurasi kecepatan CPU, performanya berada di bawah dua chipset tersebut.

    Chip tersebut membawa total 10 inti (deca-core), yang terdiri dari tiga core utama berkecepatan hingga 2,78 GHz, tiga core performa dengan kecepatan maksimal 2,3 GHz, serta empat core hemat daya yang berjalan di angka 1,82 GHz.

    Meskipun masih satu keluarga dengan Exynos seri 2400, kecepatan clock yang lebih rendah menempatkan Galaxy A77 sebagai perangkat kelas menengah atas, bukan ponsel flagship.

    Chip yang digunakan diduga merupakan varian dengan kualitas lebih rendah dari keluarga Exynos 2400 yang dimanfaatkan kembali oleh Samsung. Sejauh ini, belum ada informasi lain mengenai spesifikasi Galaxy A77 yang terungkap ke publik.

    Namun, jika perangkat ini benar dirilis bersamaan dengan Galaxy A57 yang sebelumnya juga terdeteksi di Geekbench, maka peluncurannya diperkirakan berlangsung pada Maret 2026. Seiring mendekatnya jadwal tersebut, detail tambahan mengenai perangkat ini diyakini akan mulai terungkap.

  • Daftar Negara yang Larang Anak di Bawah Umur Akses Media Sosial, Terbaru Malaysia

    Daftar Negara yang Larang Anak di Bawah Umur Akses Media Sosial, Terbaru Malaysia

    Bisnis.com, JAKARTA— Sejumlah negara memperketat akses anak di bawah umur terhadap platform digital termasuk media sosial.  Dalam beberapa tahun terakhir, tren pembatasan ini menguat dan semakin banyak negara yang mengadopsi regulasi ketat, mulai dari verifikasi usia hingga larangan penuh bagi anak di bawah 16 tahun. 

    Australia menjadi salah satu pemicu perhatian global setelah pada November 2024 pemerintah di bawah Perdana Menteri Anthony Albanese mengajukan rancangan undang-undang yang melarang anak di bawah 16 tahun mengakses media sosial.

    Jika perusahaan platform tidak mematuhi aturan ini, mereka dapat dikenai denda hingga 50 juta dolar Australia.

    Berikut Daftar Negara yang Telah Menerapkan atau Sedang Menyiapkan Pembatasan Medsos:

    Australia

    Australia mengusulkan larangan total bagi pengguna di bawah 16 tahun untuk mengakses media sosial. Rancangan undang-undang ini menuntut platform memperketat verifikasi usia dan mematuhi kebijakan pemerintah, dengan ancaman denda besar bagi pelanggar. Pemerintah menilai langkah ini penting untuk mengurangi risiko kejahatan daring dan paparan konten berbahaya bagi anak.

    Australia

    Prancis

    Prancis telah mewajibkan verifikasi usia dan izin orang tua bagi pengguna media sosial di bawah 15 tahun sejak 2023. Setelah insiden penikaman yang melibatkan seorang remaja pada Juni 2025, Presiden Emmanuel Macron bahkan menyatakan rencana untuk menerapkan larangan penuh bagi anak di bawah 15 tahun mengakses media sosial. Negara ini juga memberlakukan denda yang cukup besar bagi platform yang gagal mematuhi peraturan tersebut.

    Spanyol

    Pada Juni 2024, Spanyol menaikkan batas usia perlindungan data dari 14 menjadi 16 tahun untuk pembuatan akun media sosial. Aturan ini disusun di tengah meningkatnya kekhawatiran soal penyalahgunaan data anak dan maraknya konten deepfake. Pemerintah juga melarang akses ke gim dengan loot boxes bagi pengguna di bawah 18 tahun karena dianggap memberi dampak serupa perjudian terhadap anak.

    Norwegia

    Norwegia tengah memfinalisasi rencana menaikkan batas usia pembuatan akun media sosial dari 13 menjadi 15 tahun. Rencana ini muncul setelah temuan sebagian besar anak berusia 9 hingga 11 tahun di negara tersebut telah memiliki akun media sosial. Pemerintah menilai regulasi baru diperlukan untuk membatasi paparan anak terhadap konten yang tidak sesuai usia.

    Italia

    Italia telah mewajibkan izin orang tua bagi anak di bawah 14 tahun yang ingin membuka akun media sosial sejak 2018. Meski belum ada pembaruan berarti sejak aturan tersebut diberlakukan, kebijakan ini menjadi salah satu bentuk pengawasan negara terhadap penggunaan media sosial oleh anak dan memberikan kontrol lebih besar kepada orang tua.

    Korea Selatan

    Berbeda dengan negara lain, Korea Selatan tidak secara langsung membatasi akses media sosial, namun memperketat penggunaan perangkat digital di lingkungan pendidikan. Mulai tahun ajaran 2026, negara ini akan melarang penggunaan ponsel dan perangkat digital di ruang kelas untuk mengurangi kecanduan gawai serta meningkatkan fokus belajar. Kebijakan ini tetap memberikan pengecualian bagi siswa berkebutuhan khusus yang memerlukan perangkat sebagai alat bantu.

    Denmark

    Pemerintah Denmark tengah menyiapkan kebijakan yang melarang anak di bawah 15 tahun mengakses media sosial. Aturan ini tetap memberi ruang bagi orang tua untuk mengizinkan anak berusia 13 hingga 14 tahun setelah melalui penilaian tertentu. Pemerintah menilai pembatasan ini penting untuk melindungi anak dari dampak negatif media sosial terhadap kesehatan mental dan konsentrasi.

    Malaysia

    Malaysia menjadi negara terbaru yang bersiap menerapkan pembatasan akses media sosial untuk anak di bawah 16 tahun mulai tahun depan. Menteri Komunikasi Fahmi Fadzil mengatakan pemerintah sedang mengkaji mekanisme yang digunakan Australia dan negara lain untuk memastikan efektivitas aturan tersebut. Kebijakan ini didorong oleh kekhawatiran meningkatnya perundungan siber, penipuan digital, dan eksploitasi seksual anak di dunia maya. Pemerintah berharap platform dapat mematuhi pembatasan usia ini segera setelah regulasi ditetapkan.

    Indonesia

    Indonesia juga mulai memperketat perlindungan anak di ruang digital melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Perlindungan Anak di Ruang Digital, atau PP TUNAS. Regulasi ini mewajibkan Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) menyediakan teknologi dan fitur yang aman bagi anak, termasuk verifikasi usia, kontrol orang tua, serta edukasi mengenai keamanan digital.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan pemerintah berharap implementasi PP TUNAS dapat berjalan penuh pada tahun depan.

    Saat ini regulasi telah diterbitkan, namun penerapannya masih menunggu kesiapan teknologi dari platform digital.  PP TUNAS, yang diterbitkan pada Maret 2025, lahir dari kekhawatiran pemerintah terhadap dampak paparan media sosial dan gim dengan fitur komunikasi terhadap anak. Pemerintah menilai perlu adanya penundaan akses bagi anak usia 13–18 tahun ke platform digital untuk mengurangi paparan terhadap risiko seperti perundungan, penipuan, perjudian, hingga konten ekstrem.

  • Jaringan Lumpuh, Telkom Kerahkan Tim Pulihkan Layanan di Sumut dan Aceh

    Jaringan Lumpuh, Telkom Kerahkan Tim Pulihkan Layanan di Sumut dan Aceh

    Jakarta

    Pasca terjadi bencana alam tanah longsor dan banjir bandang yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra Utara dan Aceh sejak Rabu (26/11) dini hari, Telkom Group tanggap melakukan langkah percepatan pemulihan layanan telekomunikasi digital.

    Bencana yang terjadi menyebabkan terganggunya sejumlah infrastruktur telekomunikasi Telkom Group yang berdampak pada penurunan kualitas layanan mobile dan fixed broadband serta layanan digital lainnya di beberapa titik terdampak, mencakup wilayah Sumatera Utara Kabupaten Tapanuli Tengah, Sibolga, Gunung Sitoli, Nias, Bukittinggi, 10 Kabupaten/Kota Aceh, dan sekitarnya.

    Adapun infrastruktur telekomunikasi digital Telkom Group yang terdampak antara lain kantor STO Telkom yang merupakan pusat operasi perangkat layanan komunikasi terpusat, infrastruktur fiber optic, tower, dan BTS.

    Hingga saat ini tercatat sejumlah 4 STO di wilayah Sumatera Utara dan 13 STO di wilayah Aceh down, serta fiber optic yang terputus sejak bencana banjir bandang dan longsor yang melanda. Hal ini menyebabkan terjadinya blackout atau terhentinya akses telekomunikasi di beberapa area yang juga diakibatkan oleh pemadaman listrik di lokasi setempat.

    EVP Telkom Regional 1 (Sumatera) Dwi Pratomo Juniarto menyampaikan bahwa Telkom bergerak cepat untuk melakukan pemulihan layanan dan proses perbaikan.

    “Sejak kejadian bencana alam terjadi, kami dengan sigap melakukan asesmen dan mengupayakan adanya layanan backup sekaligus pemulihan bertahap. TelkomGroup berkomitmen memulihkan seluruh layanan secepat mungkin agar pelanggan dapat kembali menikmati konektivitas dengan normal,” ujar Tomi dkutip dari siaran pers yang diterima detikINET, Kamis (27/11/2025).

    Saat ini, tim teknis Telkom telah diterjunkan ke lapangan dan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak terkait sebagai upaya pemulihan jaringan. Telkom senantiasa melakukan langkah percepatan pemulihan dan mengerahkan seluruh sumber daya yang diperlukan agar layanan telekomunikasi digital di wilayah terdampak dapat segera normal kembali.

    Telkom menargetkan STO di wilayah Sibolga sudah dapat beroperasi kembali pada hari ini, disusul dengan wilayah lainnya apoabila kondisi lokasi sudah cukup aman dan tidak berisiko tinggi. Sementara itu, Telkom juga mengaktifkan sejumlah backup link melalui layanan satelit dan IP radio dengan kapasitas terbatas.

    “Sejumlah infrastruktur telekomunikasi mengalami dampak langsung akibat bencana, termasuk akses transport jaringan yang terputus dan tidak stabilnya pasokan listrik. Hal ini berpengaruh pada kualitas layanan yang dirasakan pelanggan di sejumlah lokasi dan titik bencana,” tuturnya.

    “Dengan mengutamakan keselamatan kerja, seluruh personil dan tim teknis Telkom Group berupaya maksimal untuk mempercepat pemulihan layanan dan memastikan pelanggan dan masyarakat di wilayah Sumatra Utara dan Aceh dapat kembali mendapatkan layanan konektivitas yang optimal,” tambah Tomi.

    Telkom menyampaikan empati dan berbelasungkawa kepada masyarakat terdampak di Sumatra Utara dan Aceh atas terjadinya bencana alam ini. T

    Lebih lanjut, Telkom memahami bahwa layanan telekomunikasi digital merupakan kebutuhan vital, dan berkomitmen untuk melakukan pemulihan secara maksimal demi menghadirkan kembali layanan terbaik bagi seluruh pelanggan dan masyarakat.

    (agt/fyk)

  • Rahasia Sistem Cooling Baru Poco F8 Series, Stabil Meski Gaming Lama

    Rahasia Sistem Cooling Baru Poco F8 Series, Stabil Meski Gaming Lama

    Jakarta

    Poco semakin serius menghadirkan performa stabil di seri F8. Tak hanya mengandalkan chipset kelas atas, perusahaan juga memperbarui sistem pendinginan melalui LiquidCool Technology generasi terbaru yang dirancang untuk menjaga suhu tetap rendah saat bermain gim atau menjalankan beban berat dalam waktu panjang.

    Dalam sesi wawancara grup, Kang Lou, Senior Product Marketing Manager dan Spokesperson Poco Global, menjelaskan bahwa peningkatan terbesar tahun ini ada pada desain jalur pembuangan panas yang lebih cerdas dan efisien.

    “Kami ingin memastikan performa tetap stabil bahkan setelah pemakaian berat. Karena itu, kami merancang sistem pendinginan baru dengan struktur multi-layer yang jauh lebih efisien dari generasi sebelumnya,” jelas Kang Lou.

    Pada Poco F8 Ultra, LiquidCool Technology diperkuat dengan 3D dual-channel, dual-layer IceLoop system. Ini merupakan peningkatan signifikan yang membuat panas bisa disalurkan ke beberapa jalur secara bersamaan.

    Sistem ini terdiri dari dua lapisan utama:

    – Lapisan pertama – permukaan cembung lebih besar.

    Dirancang selaras dengan mainboard, lapisan ini menyerap panas dari beberapa komponen sekaligus, menjaga kestabilan suhu di area motherboard.

    – Lapisan kedua – permukaan cembung lebih kecil

    Fokus khusus menyerap panas dari SoC, komponen yang paling cepat menghasilkan panas saat gaming atau rendering.

    Desain dual-loop ini memiliki satu keunggulan penting, yakni dapat menghitung dan mengalirkan panas yang berasal dari modul kamera, sehingga tidak terjadi penumpukan panas di satu area saja-masalah yang sering dialami ponsel flagship lain.

    Kang Lou, Senior Product Marketing Manager Poco Global Foto: Adi Fida Rahman/detikINET

    Didukung IceLoop System 6700mm, panas dapat disebarkan secara agresif dan cepat, memastikan performa konsisten meski aplikasi berat dijalankan secara maraton.

    Untuk Poco F8 Pro, perusahaan memperkenalkan IceLoop triple-layer 3D pertama dalam sejarah POCO. Susunan tiga lapis ini membawa pendekatan baru dalam manajemen panas:

    Jarak antara layar dan Liquid Heat Pipe (LHP) ditingkatkan. Hal ini membantu menurunkan suhu permukaan agar ponsel tetap nyaman di genggaman. LHP diposisikan lebih dekat ke SoC. Efeknya mempercepat penyerapan panas dari inti chipset dan mengalirkannya ke jalur pembuangan.

    Desain ini memberikan peningkatan hingga 40% kapasitas termal maksimum dibanding LiquidCool generasi sebelumnya di Poco F7 Pro, namun tetap mempertahankan bodi yang lebih ringkas dan tipis.

    “Dengan desain triple-layer, kami bisa mengoptimalkan pendinginan tanpa mengorbankan desain. Panas lebih cepat diserap, disebarkan, dan perangkat tetap nyaman dipakai,” tambah Kang Lou.

    Menggabungkan struktur dual-layer di F8 Ultra dan triple-layer di F8 Pro, Poco memastikan kedua perangkat memiliki daya tahan performa maksimal. Sistem baru ini juga dirancang agar tidak hanya fokus pada CPU dan GPU, tetapi juga kamera-terutama saat perangkat digunakan untuk perekaman video beresolusi tinggi.

    “Hasilnya, pengguna dapat bermain gim dalam durasi panjang tanpa thermal throttling, merekam video 4K maupun 8K dengan suhu lebih stabil, menjalankan aplikasi berat secara bersamaan tanpa penurunan performa, dan tetap nyaman memegang perangkat karena suhu permukaan lebih rendah,” papar Kang Lao.

    Dengan pendekatan pendinginan berbasis IceLoop multi-layer, Poco menegaskan ambisinya bermain di kelas premium-tanpa meninggalkan ciri khasnya sebagai brand yang menghadirkan performa tinggi dengan harga agresif.

    “Poco F8 Series dirancang bukan hanya kencang, tapi juga stabil. Pengalaman pengguna harus konsisten dari menit pertama hingga jam keempat penggunaan,” tutup Kang Lou.

    (afr/fyk)

  • Apakah AI Bisa Bikin Bumi Lebih Sehat?

    Apakah AI Bisa Bikin Bumi Lebih Sehat?

    Beragam terobosan teknologi kini membuka peluang baru bagi kita untuk merawat bumi, dan salah satunya adalah pemanfaatan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

    Saat ini kecerdasan buatan memainkan peran penting dalam meningkatkan efisiensi produksi energi terbarukan. Dari mengoptimalkan kinerja turbin angin hingga menyesuaikan operasi panel surya berdasarkan pola cuaca, AI membuat sistem energi hijau bekerja lebih stabil dan efisien

  • OVO dan GoPay Lebih Baik Tetap Berjalan Paralel

    OVO dan GoPay Lebih Baik Tetap Berjalan Paralel

    Bisnis.com, JAKARTA— Ketua Umum Indonesian Digital Empowering Community (Idiec) M. Tesar Sandikapura menilai apabila merger antara layanan ride hailling Gojek dan Grab terjadi, maka layanan pembayaran digital GoPay dan OVO sebaiknya tetap berjalan secara paralel.

    Tesar menyebut kedua layanan dompet digital tersebut telah memiliki basis pengguna dan segmen pasar yang sama kuat. 

    “Kalau menurut kami, biarkan mereka tetap menjalankan bisnisnya as ussual. Jadi tetap berjalan pararel,” kata Tesar kepada Bisnis pada Kamis (27/11/2025). 

    Tesar menambahkan penggabungan kedua layanan pembayaran digital itu justru berpotensi membuat pengguna merasa gamang karena mereka sudah terbiasa dan memiliki kesetiaan pada aplikasi yang selama ini digunakan. 

    Menurut Tesar, meski sistem internal memungkinkan dilakukan konsolidasi, merek kedua layanan itu sebaiknya tetap berdiri sendiri seperti contoh penggabungan PT Hutchison 3 Indonesia (Tri) dan PT Indosat Tbk (Indosat) menjadi PT Indosat Ooredoo Hutchison (IOH). 

    “Tetap brandnya berjalan masing-masing walau sudah merger,” katanya.

    Lebih lanjut, Tesar juga menilai skala besar yang akan dimiliki Grab dan Gojek pascamerger berisiko menghadirkan dominasi pasar yang tidak ideal bagi ekosistem. 

    “Grab dan Gojek akan menjadi pemain besar. Bisa dikatakan akan memonopoli pasar, ini sebenarnya tidak sehat, karena kompetisi sehat menjadi tidak berjalan,” katanya. 

    Sebelumnya, isu merger GoTo–Grab sempat menyita perhatian publik karena dinilai dapat mempengaruhi ekosistem transportasi daring, persaingan usaha, hingga keberlanjutan pendapatan mitra pengemudi dan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). 

    Pemerintah melalui Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi sempat menyampaikan regulasi terkait transportasi daring, termasuk skema komisi mitra dan kemungkinan penggabungan perusahaan aplikasi, masih dalam tahap penyempurnaan dalam rancangan peraturan presiden (perpres).

    Namun, Prasetyo kemudian mengklarifikasi pemerintah belum memulai pembahasan khusus mengenai merger antara GOTO dan Grab. Dia menyampaikan hal tersebut seusai rapat bersama Komisi III DPR di Senayan, Jakarta, Kamis (13/11/2025) malam. 

    Menurutnya, pemerintah masih menunggu kepulangan Kepala Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, yang sedang mendampingi Presiden dalam kunjungan kerja ke Australia. “Belum. Tunggu Pak Rosan pulang dari Australia,” ujarnya.

    Dari sisi investor, BPI Danantara Indonesia juga belum mengambil sikap. CEO Danantara Indonesia Rosan Roeslani mengatakan pihaknya masih menunggu perkembangan proses negosiasi yang disebut sedang berjalan antara kedua perusahaan. Dia juga tidak memerinci kemungkinan keterlibatan Danantara dalam rencana merger tersebut.

    “Ya, itu kan mereka sedang berjalan dulu ya, biarkan dulu itu berjalan lah,” kata Rosan di ICE BSD, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (26/11/2025).

  • 10 Negara dengan Pengguna Instagram Terbanyak, Indonesia Ranking Berapa?

    10 Negara dengan Pengguna Instagram Terbanyak, Indonesia Ranking Berapa?

    Jakarta

    Instagram yang bernaung di bawah Meta, merupakan salah satu media sosial favorit, termasuk di Indonesia. Penggunanya sangat besar di mana saat ini ada sekitar 2 miliar pengguna aktif bulanan Instagram di seluruh dunia.

    Per Oktober 2025 menurut Statista, India memiliki pengguna Instagram terbesar di dunia, dengan 480,55 juta pengguna. Amerika Serikat berada di peringkat kedua dengan 181,75 juta pengguna, diikuti Brasil dengan 147 juta. Adapun Indonesia berada di peringkat keempat dengan jumlah pengguna Instagram tembus 107,6 juta.

    Namun, Turki mencatat jangkauan pengguna tertinggi, dengan 92,1 persen penduduknya menggunakan platform tersebut. Berikut adalah daftar 10 besar negara dengan pengguna Instagram terbanyak menurut riset dari Statista:

    Jumlah pengguna Instagram Foto: Statista

    Indonesia memang merupakan salah satu negara dengan pengguna media sosial (medsos) terbesar di dunia. Menurut DataReportal terdapat 143 juta identitas pengguna medsos aktif di Indonesia pada Januari 2025.

    Hal itu diungkapkan dalam laporan bertajuk Digital 2025 Global Overview Report, hasil gabungan analisis yang dilakukan oleh We Are Social dan Meltwater. Dalam laporan ini, data yang disajikan melalui kerja sama dengan mitra, Ookla, Statista, Similiarweb, hingga DataReportal.

    Disampaikannya bahwa jumlah pengguna medsos Indonesia itu sebagai perspektif, di mana angka tersebut setara dengan 50,2% dari total penduduk Indonesia pada awal tahun 2025 yang mencapai 285 juta jiwa.

    Adapun jumlah pengguna Instagram di Indonesia di awal 2025 mencapai 103 juta yang kini seperti sudah disebutkan di atas, sudah bertambah menjadi 107,6 juta. Berarti ada peningkatan sekitar 4 juta pengguna.

    (fyk/fyk)

  • Bocoran Terbaru Oppo A6x Ungkap Desain, Baterai Jumbo, dan Pengisian 45W

    Bocoran Terbaru Oppo A6x Ungkap Desain, Baterai Jumbo, dan Pengisian 45W

    Sebelumnya, Smartphone Oppo Find X9 mengedepankan kualitas visual tingkat tinggi lewat layar ProXDR 120Hz serta kemampuan fotografi dan videografi yang ditingkatkan berkat teknologi kamera Hasselblad.

    Find X9 dibekali layar berukuran 6,59 inci dengan resolusi tajam dan kepadatan 460 ppi. Panel ini mendukung refresh rate dinamis 120Hz yang membuat pergerakan layar terasa sangat mulus saat scrolling, bermain game, hingga menonton video.

    Tingkat kecerahan puncak hingga 3.600 nits memastikan konten tetap terlihat jelas, baik di bawah terik matahari maupun dalam kondisi gelap. Pengalaman visual pun semakin ditingkatkan dengan dukungan Dolby Vision dan HDR10+.

    Keunggulan utama Oppo Find X9 terletak pada sektor kamera yang mengusung Hasselblad Master Camera System. Kamera utamanya memiliki resolusi 50MP dengan sensor besar berukuran 1/1,4 inci dan bukaan f/1,6.

    Dilengkapi panjang fokus 23 mm dan stabilisasi gambar optik (OIS), kamera ini mampu menghasilkan foto tajam dengan detail yang kaya serta warna yang akurat, bahkan dalam pencahayaan tak stabil.

    Untuk pengambilan gambar jarak jauh, Oppo menyematkan kamera telefoto periskop 50MP dengan sensor 1/1,95 inci, bukaan f/2.6, panjang fokus 73 mm, dan OIS.

    Kamera ini dirancang untuk menjaga kejernihan gambar, baik pada siang hari maupun di kondisi cahaya rendah. Didukung teknologi berbasis kecerdasan buatan (AI), fitur 120x Super Zoom memungkinkan pengguna menangkap objek yang sangat jauh dengan detail tetap terlihat jelas.

     

  • Muak dengan HP Zaman Now, Bos ChatGPT Bikin Penggantinya

    Muak dengan HP Zaman Now, Bos ChatGPT Bikin Penggantinya

    Jakarta

    “Saat orang melihatnya, mereka berkata, Itu saja? Sangat sederhana.” Begitulah cara CEO OpenAI, Sam Altman, menggambarkan prediksinya mengenai respons orang-orang saat nanti melihat perangkat AI besutan perusahaannya.

    Perangkat ini merupakan hasil kolaborasi OpenAI dan mantan kepala desainer Apple, Jony Ive. Belum banyak yang diketahui tentang produk ini, kecuali rumor perangkat tersebut akan tanpa layar dan seukuran saku.

    Awal tahun ini, OpenAI mengakuisisi startup desain milik Ive, io, untuk menghadirkan AI melalui semacam gadget jenis baru. Akhir pekan ini, Altman dan Ive berbicara lebih banyak mengenai visi mereka untuk perangkat AI tersebut.

    Meskipun OpenAI tak membagikan rincian spesifik perangkat yang masih prototipe tersebut, Ive dan Altman antusias menggambarkan produk itu dari segi vibe-nya. Altman membandingkannya dengan iPhone yang dijulukinya pencapaian puncak produk konsumen sejauh ini. Ia mendefinisikan hidupnya jadi dua masa yaitu sebelum iPhone dan masa sesudahnya.

    Namun, Altman mengeluhkan teknologi modern penuh gangguan. “Saat saya menggunakan perangkat saat ini atau sebagian besar aplikasi, saya merasa seperti sedang berjalan melewati Times Square di New York dan terus-menerus harus menghadapi segala ketidaknyamanan kecil di sepanjang jalan, lampu yang berkedip di wajah, orang-orang yang menabrak saya, suara bising di mana-mana, dan itu meresahkan,” ujarnya.

    Menurutnya, notifikasi yang terang dan berkedip serta aplikasi sosial yang memicu dopamin adalah letak kesalahan perangkat masa kini. “Saya rasa hal-hal itu tidak membuat hidup kita damai dan tenang serta tak membiarkan kita fokus pada urusan kita,” katanya.

    Sementara itu, nuansa perangkat AI ini akan lebih seperti ‘duduk di kabin terindah di tepi danau dan di pegunungan, serta sekadar menikmati kedamaian dan ketenangan’.

    Perangkat itu harus mampu menyaring berbagai hal bagi pengguna, karena pengguna akan memercayai AI untuk melakukan tugas-tugas bagi mereka dalam jangka waktu yang lama. Perangkat ini juga harus memiliki kesadaran kontekstual mengenai kapan waktu terbaik untuk menyajikan informasi kepada pengguna dan meminta masukan.

    “Anda memercayainya seiring berjalannya waktu dan ia benar-benar memiliki kesadaran kontekstual luar biasa tentang seluruh hidup Anda,” tambah Altman yang dikutip detikINET dari Tech Crunch.

    Ive mengonfirmasi perangkat ini diperkirakan akan tersedia dalam waktu kurang dari dua tahun. “Saya juga menyukai produk yang sangat cerdas dan canggih yang ingin Anda sentuh, dan Anda tidak merasa terintimidasi, serta ingin Anda gunakan hampir tanpa beban, di mana Anda menggunakannya nyaris tanpa berpikir, bahwa itu memang hanya alat,” katanya.

    (fyk/rns)

  • Google Meet Down Tuai Perhatian

    Google Meet Down Tuai Perhatian

    Liputan6.com, Jakarta – Google Meet down di sejumah negara Asia menuai perhatian para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (26/11/2025) kemarin.

    Berita lain yang juga populer datang dari Poco F8 Pro dan Poco F8 Ultra yang resmi meluncur secara global di Bali.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1. Google Meet Down, Pengguna Mengeluh Tak Bisa Login

     Google Meet down dikeluhkan sejumlah pengguna pada Rabu (26/11/2025) siang. Banyak pengguna mengeluh tak bisa login.

    Pantauan Tekno Liputan6.com di Down Detector, laporan Google Meet down mulai ramai sejak 12.33 WIB. Hingga berita ini naik, terpantau ada sekitar 219 laporan.

    Saat ingin mengakses Google Meet, muncul pemberitahuan “Server mengalami gangguan sementara dan tidak dapat memenuhi permintaan Anda.”

    Belum jelas apa yang menyebabkan Google Meet down. Google sendiri belum memberikan keterangan resmi.

    Mengutip Hindustan Times, beberapa pengguna meluapkan kekesalannya di platform X. Seorang pengguna menulis, “Google Meet tidak berfungsi!! Mengapa semua perusahaan teknologi besar tidak berfungsi bulan ini?”

    “Tidak bisa login Google Meet. Saya tidak pernah sebebas ini,” tulis seorang pengguna, sementara pengguna lain menulis, “Apa yang terjadi dengan Google Meet???”

    “Google Meet tidak berfungsi?…..Saya bisa bergabung, tetapi anggota tim saya yang lain mengalami masalah,” tulis pengguna lainnya.

    Baca selengkapnya di sini