Jenis Media: Tekno

  • Pakar Duga Operator Seluler Kurang Tertarik Ikut Seleksi 1,4 GHz, Ini Alasannya

    Pakar Duga Operator Seluler Kurang Tertarik Ikut Seleksi 1,4 GHz, Ini Alasannya

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Indosat Tbk. (ISAT), dan PT XLSmart Telecom Sejahtera Tbk. (SMART) dinilai kurang tertarik untuk terlibat dalam seleksi pita frekuensi 1,4 GHz.

    Investasi besar dalam pengembangan layanan internet 1,4 GHz akan membebani pengembangan fixed mobile convergence (FMC) yang telah dikembangkan sejak tahun lalu.

    Ketua Pusat Kajian Kebijakan dan Regulasi Telekomunikasi Institut Teknologi Bandung (ITB), Ian Yosef M. Edward mengatakan  operator seluler besar kemungkinan tidak akan tergesa-gesa untuk ikut dalam lelang 1,4 GHz karena mereka lebih memprioritaskan pengembangan jaringan seluler terlebih dahulu dan FMC. 

    Pengembangan FMC bersamaan dengan 1,4 GHz akan membuat ongkos yang dipikul meningkat. Sementara itu ekosistem 1,4 GHz belum matang. 

    “Kalau ekosistem di 1,4 GHz ini belum matang, mereka pasti mikir dua kali. Operator besar seperti Telkomsel, XL, dan lainnya saat ini sedang fokus pada proyek Fixed Mobile Convergence (FMC), di mana mereka sudah menarik jaringan fiber sampai ke rumah pelanggan,” kata Ian kepada Bisnis, Selasa (29/7/2025). 

    Diketahui, Telkomsel tengah mendorong layanan internet rumah IndiHome dengan menarik kabel ke rumah pelanggan. Kerja keras tersebut membuah hasil di mana pada kuartal I/2025 IndiHome  memiliki  9,8 juta pelanggan residensial (B2C), tumbuh 10,4% secara tahunan, dan total pelanggan IndiHome (B2C dan B2B) mencapai 11 juta pelanggan, naik 7% dibanding tahun lalu.  

    Pencapaian tersebut membuat penetrasi layanan konvergensi fixed dan mobile (FMC) Telkomsel mencapai 55% per akhir Maret 2025.  

    Sementara itu XLSMART menawarkan kuota HP keluarga sebesar 15 Gb dan paket internet rumah unlimited dengan kecepatan hingga 100 Mbps untuk mendorong FMC. 

    Adapun jika operator seluler ingin mengoptimalkan 1,4 GHz maka operator perlu mengeluarkan investasi tambahan untuk modul di titik pemancar. Di sisi lain, masyarakat juga harus memiliki perangkat khusus untuk menangkap sinyal internet dari pita 1,4 GHz.

    Ian menjelaskan spektrum 1,4 GHz belum memiliki ekosistem yang kuat seperti spektrum lain yang sudah matang secara global, misalnya 2,3 GHz atau 5 GHz. Hal ini membuat investasi di spektrum ini terasa berisiko dan mahal, terutama di tahap awal saat volume pengguna masih sedikit dan perangkat belum massal.

    “Dulu kita pernah mengalami kegagalan BWA di 2,3 GHz, contohnya Bolt. Awalnya perangkat sempat murah karena didorong skalabilitas, tapi begitu gagal dan ditinggal pasar, alatnya jadi sia-sia. Jangan sampai kejadian seperti itu terulang,” kata Ian. 

    Menurut dia, risiko terbesar justru ditanggung oleh masyarakat yang telah membeli perangkat tetapi akhirnya tidak bisa digunakan karena layanan berhenti. 

    “Bayangkan alat mahal-mahal ujung-ujungnya cuma buat ganjal pintu,” ujarnya.

    Ian mengakui bahwa 1,4 GHz punya potensi jika ke depan dapat berevolusi dari spektrum khusus FWA menjadi bagian dari jaringan mobile seperti halnya yang terjadi di spektrum 2,3 GHz dan 3,3 GHz sebelumnya. Namun proses untuk menuju ke sana tidaklah instan.

    “Bisa saja nanti berubah jadi spektrum mobile macam 5G, tapi itu butuh waktu, ekosistem global, dan niat dari pelaku pasar. Kalau sekarang, operator masih wait and see,” ucapnya.

    Sebelumnya, XLSmart menyatakan masih mengkaji secara internal keterlibatan dalam lelang pita frekuensi 1,4 GHz. Sementara itu Indosat menyatakan tertarik jika harga spektrum tersebut murah. 

  • Pesanan dari China Membludak, Nvidia Geber Produksi Chip AI H20

    Pesanan dari China Membludak, Nvidia Geber Produksi Chip AI H20

    Jakarta

    Nvidia memesan tambahan 300 ribu chip H20 ke TSMC setelah pesanan terhadap chip AI tersebut dari China meningkat.

    Menurut dua sumber yang dikutip oleh Reuters, pesanan dari China yang meningkat itu membuat Nvidia mengubah rencana awal mereka, yaitu akan memenuhi pesanan chip dari stok yang sudah ada.

    Pesanan chip yang membludak itu terjadi setelah pemerintah Amerika Serikat membolehkan Nvidia untuk kembali menjual chip H20 ke China. Padahal sejak April lalu Nvidia dilarang menjual H20 ke China karena dianggap mengancam keamanan nasional.

    Chip H20 sendiri sebenarnya dikembangkan khusus untuk pasar China, yaitu untuk memenuhi aturan pembatasan ekspor terhadap chip AI ke China yang diterapkan sejak akhir 2023. Chip tersebut tak sekencang H100 ataupun seri Blackwell terbaru yang bisa dijual ke negara selain China.

    Tambahan pesanan sebanyak 300 ribu unit chip itu akan menambah stok chip H20 yang saat ini tersedia, yaitu antara 600-700 ribu unit, berdasarkan sumber lain yang dikutip oleh Reuters.

    Sebagai perbandingan, menurut perusahaan penelitian SemiAnalysis, selama tahun 2024 Nvidia diperkirakan menjual sekitar 1 juta unit chip H20.

    Sebelumnya CEO Nvidia Jensen Huang menyebutkan kalau tingkat pesanan H20 yang mereka terima akan menentukan apakah mereka akan mulai memproduksi chip itu lagi. Pasalnya untuk kembali memulai produksi H20 dibutuhkan waktu hingga sembilan bulan bagi rantai pasokan.

    Huang mengatakan itu saat mengunjungi Beijing, China pada Juni lalu. Huang juga menyebut kalau Nvidia hanya punya stok H20 yang terbatas dan belum berencana untuk kembali memproduksi H20.

    Pasalnya — saat itu — Nvidia membutuhkan izin khusus dari pemerintah Amerika Serikat untuk mengapalkan chip H20. Dan, hingga kini Departemen Perdagangan Amerika belum memberikan izin tersebut untuk Nvidia.

    Baik Nvidia maupun TSMC menolak berkomentar mengenai kabar ini.

    (asj/asj)

  • Sering Dikonsumsi buat Diet, Ternyata Tanaman Ini Bisa Lawan Kanker

    Sering Dikonsumsi buat Diet, Ternyata Tanaman Ini Bisa Lawan Kanker

    Jakarta

    Kelompok peneliti dari Jepang menemukan stevia yang difermentasi, tanaman yang sering digunakan untuk pengganti gula, kemungkinan memiliki komponen antikanker. Temuan ini perlu mendapatkan riset lebih jauh, akan tetapi ini menjadi kabar baik untuk melawan kanker pankreas di masa depan.

    Kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker yang sulit untuk diatasi. Gejalanya seringkali muncul ketika kankernya sudah tersebar dan akibatnya kemoterapi jadi jarang berdampak dalam penyembuhan penyakit. Statistik menunjukkan, kurang dari 10% pasien yang bertahan selama lima tahun setelah didiagnosis.

    Karena itu, urgensi untuk menemukan pengobatan yang lebih efektif dan kurang beracun membawa peneliti untuk mengeksplorasi kemampuan komponen berbasis tanaman, termasuk paclitaxel. Paklitaksel, yang berasal dari kulit pohon yew Pasifik, dan vinkristin, yang berasal dari tapak dara Madagaskar — menawarkan jalur yang terbukti untuk menemukan agen-agen baru yang dapat melawan kanker.

    Selain itu, ada stevia yang memiliki kandungan yang dapat melawan kanker. Tanaman stevia yang berasal dari Amerika Selatan, diketahui memiliki kompenen bioaktif.

    Tantangannya adalah memanfaatkan potensi ini, karena ekstrak stevia yang tidak difermentasi hanya sedikit efektif di laboratorium, seringkali membutuhkan dosis tinggi untuk memengaruhi sel kanker.

    Di sinilah fermentasi berperan. Dikenal sebagai penghasil yogurt, kimchi, dan roti sourdough, fermentasi lebih dari sekadar teknik kuliner. Fermentasi adalah bentuk alkimia mikroba yang dapat mengubah senyawa tumbuhan menjadi molekul bioaktif baru.

    Para peneliti di Hiroshima University mengajukan pertanyaan sederhana namun inovatif: bagaimana jika stevia difermentasi dengan bakteri yang tepat? Mereka bereksperimen dengan strain yang disebut Lactobacillus plantarum SN13T, kerabat bakteri yang umum ditemukan dalam makanan fermentasi. Fermentasi menghasilkan senyawa yang disebut chlorogenic acid methyl ester (CAME), yang menunjukkan efek antikanker yang jauh lebih kuat daripada ekstrak stevia mentah.

    Sebagaimana ditulis ScienceAlert, dalam uji laboratorium, ekstrak stevia yang difermentasi menyebabkan sel kanker pankreas mati dalam jumlah besar, tetapi sel ginjal yang sehat sebagian besar tidak terpengaruh. Analisis lebih lanjut mengungkapkan bahwa CAME bertanggung jawab atas efek ini.

    CAME bekerja dengan memblokir sel kanker pada fase tertentu dalam siklus hidupnya, mencegahnya berkembang biak, dan dengan memicu apoptosis, sebuah proses alami di mana sel menghancurkan diri sendiri ketika rusak atau tidak lagi dibutuhkan.

    CAME mengaktifkan gen yang mendorong kematian sel sekaligus menekan gen yang membantu sel kanker tumbuh dan bertahan hidup. Serangan ganda ini memperlambat perkembangan kanker sekaligus mendorong sel ganas untuk bunuh diri.

    Peran dahsyat fermentasi

    Ekstrak stevia yang difermentasi juga ditemukan memiliki antioksidan yang lebih kuat dibandingkan ekstrak yang tidak difermentasi. Stres oksidatif yakni ketidakseimbangan molekul yang berpotensi berbahaya yang dikenal sebagai radikal bebas dalam tubuh, dikaitkan dengan kanker dan penyakit lainnya. Dengan menetralkan radikal bebas ini secara lebih efektif, ekstrak yang difermentasi dapat memberikan perlindungan ekstra bagi sel-sel sehat.

    Ini bukan pertama kalinya fermentasi terbukti mengungkap manfaat tersembunyi. Kedelai dan ginseng yang difermentasi telah ditemukan menawarkan khasiat kesehatan yang lebih baik dibandingkan dengan bentuk mentahnya.

    Namun, temuan stevia menonjol karena selektivitas senyawanya. Membunuh sel kanker sekaligus menyelamatkan sel sehat adalah tujuan utama para peneliti kanker.

    Penting untuk dicatat bahwa hasil ini berasal dari sel yang ditumbuhkan di laboratorium, bukan dari penelitian pada hewan atau manusia. Banyak zat yang tampak menjanjikan dalam cawan petri gagal dalam uji klinis karena kompleksitas tubuh manusia. Namun, penemuan ini menarik dan layak untuk dieksplorasi lebih lanjut.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Hati-hati! Daging Merah Bisa Picu Kanker Pankreas”
    [Gambas:Video 20detik]
    (ask/ask)

  • China Chaos! Netizen Murka Gara-gara Kamera Tersembunyi di Toilet

    China Chaos! Netizen Murka Gara-gara Kamera Tersembunyi di Toilet

    Jakarta, CNBC Indonesia – China sedang terguncang lantaran fenomena meresahkan di ranah digital. Gambar-gambar eksplisit berunsur pornografi yang menampilkan perempuan-perempuan China tersebar di grup layanan pesan singkat Telegram.

    Grup tersebut berisi ratusan ribu pengguna, menurut laporan media China, Southern Daily. Hal ini memicu kemarahan yang meluas di internet.

    Dinamai ‘MaskPark tree hole forum’, grup Telegram berbahasa China tersebut menampilkan gambar-gambar tak senonoh yang diambil secara diam-diam di berbagai lokasi, salah satunya di toilet publik.

    Beberapa pengguna di grup tersebut juga membagikan gambar-gambar bersifat personal yang menampilkan pacar atau mantan pacar mereka, serta anggota keluarga perempuan.

    Beberapa gambar tampak diambil secara diam-diam menggunakan kamera pinhole yang ditanam di ruang publik. Gambar yang dibagikan juga dijual di grup Telegram.

    Fenomena ini viral dibahas di platform Weibo. Beragam hashtag terkait isu tersebut beredar luas dan telah mengumpulkan 270 juta view.

    “Sungguh menakutkan ketika rekaman rahasia telah menyusup ke dalam kehidupan sehari-hari,” demikian bunyi salah satu komentar di Weibo, dikutip dari Reuters, Selasa (29/7/2025).

    Sebagai informasi, China memiliki undang-undang kesusilaan yang ketat dan secara rutin menghapus konten yang dianggap mengandung unsur pornografi dari ruang internet.

    Skala penyebaran gambar-gambar seperti ini di Telegram mengejutkan banyak orang di China. Pasalnya, masyarakat China harus menggunakan software VPN untuk mengakses Telegram.

    Subforum Telegram lain yang menargetkan pengguna berbahasa Mandarin dengan konten pornografi memiliki hingga 900.000 anggota, menurut Southern Daily.

    “Mantan pacar saya diam-diam mengambil foto saya saat berhubungan seks, mengunggah foto pribadi saya ke grup tanpa izin, dan mempublikasikan akun media sosial saya,” ujar seorang korban perempuan yang tidak disebutkan namanya kepada surat kabar tersebut.

    Ia diberitahu tentang forum tersebut pada Mei 2025 melalui informasi anonim. Banyak obrolan di grup terhapus sendiri dan gambar-gambarnya tidak dapat disimpan atau di-screenshot karena pengaturan obrolan Telegram.

    Para pengguna ruang obrolan juga menjual barang-barang sehari-hari, seperti tempat dupa, yang dipasangi kamera lubang jarum untuk merekam perempuan secara diam-diam, menurut catatan obrolan yang dipublikasikan dalam laporan tersebut.

    “Hal ini telah meningkatkan kekhawatiran banyak perempuan, karena insiden voyeuristik tampaknya terjadi di mana-mana,” kata Huang Simin, seorang pengacara China yang memiliki spesialisasi dalam kasus kekerasan seksual.

    “Saya menyadari adanya rasa ketidakberdayaan umum [yang dirasakan perempuan terkait perlindungan hukum]. Perasaan bahwa tidak ada cara efektif untuk menangani insiden semacam itu,” ia menambahkan.

    Forum utama MaskPark telah ditutup, tetapi beberapa subforum yang lebih kecil tetap aktif di Telegram, demikian laporan Southern Daily.

    “Berbagi pornografi non-konsensual secara tegas dilarang oleh ketentuan layanan Telegram dan akan dihapus setiap kali ditemukan,” kata juru bicara Telegram kepada Reuters.

    “Moderator secara proaktif memantau bagian publik platform dan menerima laporan untuk menghapus jutaan konten berbahaya setiap hari, termasuk pornografi non-konsensual,” ia menambahkan.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Komdigi Perluas Jangkauan Internet Tetap Lewat Seleksi Pita 1,4 GHz

    Komdigi Perluas Jangkauan Internet Tetap Lewat Seleksi Pita 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka lelang seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access) guna memperluas jangkauan internet tetap dan mendukung pemerataan transformasi digital di seluruh wilayah Indonesia.

    Langkah ini diambil seiring meningkatnya kebutuhan konektivitas tetap yang andal dan terjangkau, khususnya di daerah yang belum terlayani secara optimal.

    “Langkah ini tidak hanya membuka ruang bagi penyelenggara jaringan untuk meningkatkan kapasitas dan cakupan layanan, tetapi juga memperluas pilihan akses internet yang lebih terjangkau bagi masyarakat,” ujar Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Wayan Toni Supriyanto, dilansir Selasa (29/7/2025).

    Pelaksanaan seleksi ini berdasarkan Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 337 Tahun 2025 tentang Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025 yang menetapkan pita frekuensi selebar 80 MHz (1432–1512 MHz) di 3 (tiga) regional sebagai objek seleksi.

    Seleksi diselenggarakan secara terbuka bagi seluruh penyelenggara telekomunikasi yang telah memiliki izin sesuai persyaratan.

    Tahapan seleksi akan dilaksanakan secara objektif dan transparan, melalui mekanisme evaluasi administrasi dan evaluasi komitmen pengembangan jaringan dan layanan.

    Komitmen penyediaan layanan tersebut akan menjadi acuan dalam pengawasan dan evaluasi pasca-penetapan pemenang seleksi.

    Pemerintah memastikan bahwa seluruh tahapan berjalan sesuai prinsip tata kelola yang baik.

    “Fokus kami adalah memastikan pita frekuensi ini dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan jangkauan dan kualitas layanan internet berbasis jaringan pitalebar tetap, termasuk di wilayah-wilayah yang belum terlayani secara optimal,” jelasnya.

    Pita frekuensi 1,4 GHz merupakan frekuensi yang diperuntukan untuk penggelaran jaringan akses nirkabel pita lebar (Broadband Wireless Access), terutama dengan teknologi Time Division Duplex (TDD).

    Penggunaan pita ini diharapkan memberi fleksibilitas bagi operator dalam menyediakan layanan akses internet berbasis jaringan pitalebar yang berkualitas.

    “Dengan seleksi ini, pemerintah juga memberikan ruang untuk inovasi layanan berbasis digital, mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, ekonomi digital, hingga layanan publik berbasis teknologi,” kata Wayan.

  • Moratelindo (Mora) Realistis soal Lelang 1,4 GHz, Singgung BHP hingga Bolt

    Moratelindo (Mora) Realistis soal Lelang 1,4 GHz, Singgung BHP hingga Bolt

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Mora Telematika Indonesia Tbk. (Moratelindo) masih mengkaji secara internal keterlibatan dalam lelang pita frekuensi 1,4 GHz. Beberapa hal seperti kematangan ekosistem hingga biaya frekuensi jadi sorotan. 

    Chief Strategic Business Officer Moratelindo, Resi Y Bramani, mengatakan perusahaan masih memantau besaran upfront fee dan perhitungan Biaya Hak Penggunaan (BHP) frekuensi tahunan dari pita 1,4 GHz. 

    Biaya frekuensi yang besar akan membebani keuangan perusahaan. Di sisi lain, manfaat dari spektrum tersebut belum pasti bagi kinerja perusahaan. 

    Moratelindo menilai secara ekosistem perangkat pendukung seperti base station dan customer premises equipment (CPE) untuk spektrum 1,4 GHz belum sepenuhnya tersedia di pasar Indonesia. 

    Dia juga menyebut spektrum 1,4 GHz berpotensi mengalami interferensi dengan spektrum lain seperti satelit dan navigasi penerbangan.

    “Kemudian harga layanan yang ditetapkan oleh Pemerintah nanti, takutnya tidak mencakup biaya operasional, dan persaingan dengan Starlink. Kami khawatir akan bernasib seperti Bolt saja,” kata Resi kepada Bisnis, Senin (29/7/2025).

    Bolt merupakan merek layanan BWA milik (PT Internux) dan First Media. Layanan ini tutup dan  pada 2018 Komdigi menarik frekuensi mereka di pita 2,3 GHz karena tidak memenuhi kewajiban pembayaran BHP. Mereka gagal bersaing dengan layanan seluler.  

    Meski begitu, Moratelindo tetap menyatakan dukungannya terhadap rencana pemerintah dalam memperluas akses internet di seluruh wilayah Indonesia dengan beragam teknologi. Terlebih rencana tersebut pada akhirnya akan mendorong pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia.

    Ilustrasi pekerja memperbaikin kabel serat optik

    Dari sisi regulasi, Moratelindo memenuhi persyaratan administratif yang ditetapkan pemerintah untuk dapat mengikuti seleksi frekuensi 1,4 GHz. Seperti halnya pemegang Izin Jaringan Tetap Tertutup Packet Switched berbasis Fiber Optic (FO), pemegang Izin Jaringan Tetap Terestrial FO, penyelenggara Internet Service Provider (ISP), dan memiliki Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 61200. 

    Namun demikian, Resi mengatakan pihaknya belum mengambil keputusan final terkait keikutsertaan. Dia mengatakan, keputusan tersebut masih akan didiskusikan secara menyeluruh dengan jajaran direksi.

    “Saat ini saya masih belum bisa jawab, apakah nanti Moratelindo akan mengikuti seleksinya atau tidak, mengingat belum ada keputusan yang bulat bersama dengan direksi lain,” katanya. 

    Di sisi lain. Resi menuturkan peluang mengikuti seleksi ini dapat menjadi nilai tambah bagi Moratelindo karena dapat memperluas portofolio perusahaan sebagai penyedia layanan telekomunikasi yang lebih lengkap. 

    Lebih lanjut, Resi bilang, apabila akhirnya memutuskan untuk mengikuti seleksi dan menjadi pemenang, Moratelindo telah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengoptimalkan spektrum ini. Salah satunya dengan memanfaatkan aset jaringan yang sudah tersebar luas.

    Resi menjelaskan jaringan kabel fiber optik milik Moratel Group telah tersebar di berbagai wilayah, begitu juga dengan node dan point of presence (PoP) yang ada. Infrastruktur yang sudah ada ini akan dioptimalkan untuk mendukung penggelaran base transceiver station (BTS) berbasis 1,4 GHz.

    Selain itu, Moratelindo juga berencana memanfaatkan basis data pelanggan layanan fiber-to-the-home (FTTH) yang telah dimiliki untuk menawarkan paket layanan baru yang lebih fleksibel dan menarik.

    Dari sisi kemitraan, perusahaan akan membuka peluang kerja sama strategis dengan penyelenggara ISP lain agar bisa memanfaatkan jaringan 1,4 GHz bersama. Sinergi ini dinilai akan mempercepat penetrasi layanan ke berbagai segmen pasar.

    Tidak hanya itu, Moratelindo juga akan mengembangkan layanan-layanan bernilai tambah, seperti solusi berbasis Internet of Things (IoT), layanan cloud computing, dan keamanan siber.

    Guna memperkuat ekosistem teknologinya, Moratelindo juga akan menggandeng vendor penyedia perangkat BTS dan Customer Premises Equipment (CPE) yang dibutuhkan untuk penggelaran jaringan 1,4 GHz. 

    “Ketika kami memutuskan untuk mengikuti seleksinya dan dipilih sebagai pemenang, sudah pasti kami harus menyiapkan segalanya untuk sumber daya manusia (SDM)-nya, ekosistemnya, belanja modal (capital expenditure/ CAPEX), belanja operasional (operational expenditure/ OPEX), dan sebagainya,” kata Resi.

    Sebagai informasi, Komdigi resmi membuka seleksi pengguna pita frekuensi 1,4 GHz pada 28 Juli 2025. Para penyelenggara telekomunikasi yang ingin mengikuti lelang diberikan waktu sejak 28 Juli hingga 11 Agustus 2025 untuk menyiapkan persyaratan yang diminta.

  • Elon Musk Sebut Tesla-Samsung Teken Kontrak USD 16,5 Miliar

    Elon Musk Sebut Tesla-Samsung Teken Kontrak USD 16,5 Miliar

    Jakarta

    Samsung Electronics telah menandatangani kontrak senilai USD 16,5 miliar atau setara Rp 270,6 triliun untuk memasok semikonduktor ke Tesla, berdasarkan postingan CEO Tesla Elon Musk di X. Angka ini bisa jadi lebih besar lagi dari yang diumumkan, berdasarkan isyarat dari Musk.

    Produsen chip memori tersebut, yang tidak menyebutkan nama rekanan, menyebutkan dalam pengajuannya bahwa tanggal mulai efektif kontrak adalah 26 Juli 2025 (penerimaan pesanan) dan tanggal berakhirnya adalah 31 Desember 2033.

    Namun, Musk kemudian mengonfirmasi dalam balasannya di platform media sosial X bahwa Tesla adalah rekanan tersebut.

    “Pabrik raksasa baru Samsung di Texas akan didedikasikan untuk membuat chip AI6 generasi berikutnya dari Tesla. Pentingnya strategis ini sulit dilebih-lebihkan. Samsung saat ini memproduksi AI4. TSMC akan memproduksi AI5, yang baru saja menyelesaikan desain, awalnya di Taiwan dan kemudian di Arizona,” tulis bos SpaceX itu.

    “Samsung setuju untuk mengizinkan Tesla membantu memaksimalkan efisiensi manufaktur. Ini adalah titik kritis, karena saya akan melangkah maju secara pribadi untuk mempercepat laju kemajuan,” lanjutnya.

    Samsung sebelumnya menyatakan bahwa detail kesepakatan, termasuk nama rekanan, tidak akan diungkapkan hingga akhir tahun 2033, dengan alasan permintaan dari pihak kedua. Tujuannya untuk melindungi rahasia dagang, menurut terjemahan Google dari dokumen yang diajukan dalam bahasa Korea pada hari Senin.

    “Karena isi utama kontrak belum diungkapkan karena kebutuhan untuk menjaga kerahasiaan bisnis, investor disarankan untuk berinvestasi dengan hati-hati dengan mempertimbangkan kemungkinan perubahan atau pemutusan kontrak,” kata perusahaan tersebut, dikutip detikINET dari CNBC.

    Saham perusahaan naik lebih dari 6% dalam perdagangan pada hari Senin, mencapai level tertinggi sejak September 2024.

    Disebutkan pula sebelumnya bahwa Tesla kemungkinan merupakan pelanggan, ujar Ray Wang, direktur riset semikonduktor, rantai pasokan, dan teknologi baru di The Futurum Group, kepada CNBC sebelum postingan Musk. Bloomberg News sebelumnya melaporkan bahwa kesepakatan Samsung adalah dengan Tesla, mengutip sebuah sumber.

    Layanan Samsung memproduksi chip diketahui berdasarkan desain yang disediakan oleh perusahaan lain. Samsung merupakan penyedia layanan terbesar kedua di dunia, setelah Taiwan Semiconductor Manufacturing Company.

    (ask/ask)

  • CEO Buka-bukaan Happy Pecat Karyawan Diganti AI

    CEO Buka-bukaan Happy Pecat Karyawan Diganti AI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kemunculan teknologi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) sebagai pengganti karyawan manusia ternyata disambut baik oleh bos-bos perusahaan besar. Hal ini diungkap oleh seorang konsultan teknologi terkemuka.

    Dalam wawancara dengan Gizmodo, Elijah Clark, konsultan AI untuk perusahaan-perusahaan besar, membeberkan sikap para CEO tentang AI.

    “CEO sangat antusias dengan peluang yang dibawa oleh AI. Saya sendiri adalah seorang CEO, saya berani bilang, saya antusias. Saya juga telah melakukan PHK karena AI,” katanya.

    Dia kemudian memaparkan alasannya memilih memanfaatkan teknologi AI daripada terus mempekerjakan manusia.

    “AI tidak pernah mogok kerja. Tidak minta gaji naik. Sebagai CEO, Anda tak perlu berurusan dengan hal-hal seperti itu lagi,” kata Clark.

    Futurism menyatakan sikap Clark serupa dengan banyak CEO lain yang tidak malu-malu dalam menyatakan niat mengganti karyawan manusia dengan AI. Sebuah startup bahkan mengiklankan produk “agen penjualan AI” mereka dengan billboard besar bertuliskan “Setop Mempekerjakan Manusia.”

    Sam Altman, CEO Open AI dan Dario Amodel, CEO Anthropic juga telah berkali-kali memperingatkan bahwa teknologi AI yang mereka kembangkan bisa menyebabkan jutaan orang kehilangan pekerjaan.

    Teknologi AI berkembang sangat pesat dalam beberapa tahun terakhir sejak ChatGPT diluncurkan oleh OpenAI. Namun, efektivitas teknologi AI termasuk chatbot sebagai pengganti pekerja manusia masih menjadi tanda tanya besar. Sebagai layanan pelanggan, misalnya, robot chat masih sering “melantur” atau sebaliknya “lelet” dibandingkan dengan pekerja manusia.

    Namun, ancaman AI tetap nyata. Pemimpin perusahaan masih bisa melakukan PHK besar-besaran dan beroperasi dengan jumlah karyawan jauh lebih sedikit, tetapi mengerjakan lebih banyak tugas dengan dukungan perangkat AI. 

    Menurut Clark, manfaat AI menggantikan manusia bagi CEO sangat jelas dang sederhana yaitu efisiensi dan laba.

    Ia menceritakan langkahnya memecat 27 dari 30 pekerja di tim dukungan sales-nya beberapa waktu lalu. Setelah pemecatan tersebut, menurutnya, tim yang ia pimpin bisa menyelesaikan pekerjaan yang tadinya membutuhkan waktu seminggu, hanya dalam sehari.

    “Dalam hal efisiensi, masuk akal untuk menyingkirkan manusia,” kata Clark.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Surge (WIFI) Beri Lampu Hijau Ikut Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Surge (WIFI) Beri Lampu Hijau Ikut Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA— PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) alias Surge menyatakan ketertarikannya untuk mengikuti seleksi lelang frekuensi 1,4 GHz yang dibuka oleh Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tahun ini. Frekuensi tersebut akan digunakan untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access/BWA).

    Presiden Direktur PT Solusi Sinergi Digital Tbk Yune Marketatmo, membenarkan pihaknya tengah mempertimbangkan peluang tersebut.

    “Surge [WIFI] berminat atau tertarik dengan lelang tersebut,” kata Yune saat dihubungi Bisnis, Selasa (29/7/2025).

    Lebih lanjut, Yune menjelaskan saat ini perusahaan masih dalam tahap evaluasi internal untuk memastikan seluruh proses berjalan sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah.

    Sebagai informasi, Komdigi resmi membuka seleksi pengguna pita frekuensi 1,4 GHz pada 28 Juli 2025. Seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz tersebut bertujuan untuk menentukan pihak yang berhak memanfaatkan spektrum tersebut di seluruh regional, sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Digital Nomor 13 Tahun 2025 tentang Penggunaan Spektrum Frekuensi Radio pada Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz.

    Selain itu, proses seleksi ini juga dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan spektrum frekuensi radio guna mendukung layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access). 

    Tujuan lebih lanjut dari seleksi ini meliputi peningkatan jangkauan akses internet berbasis jaringan pita lebar tetap (fixed broadband), penyediaan layanan internet dengan harga terjangkau yang disesuaikan dengan kemampuan konsumsi rumah tangga di wilayah perdesaan, serta peningkatan kecepatan unduh layanan internet tetap. 

    Pemerintah juga menargetkan seleksi ini dapat mendorong perluasan jaringan fiber optik secara lebih merata di seluruh wilayah Indonesia.

    Para penyelenggara telekomunikasi yang ingin mengikuti lelang diberikan waktu sejak 28 Juli hingga 11 Agustus 2025 untuk menyiapkan persyaratan yang diminta. 

    Persyaratannya antara lain memiliki perizinan berusaha penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet-switched atau circuit-switched melalui media fiber optik terestrial dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) 61100.

    Lalu, memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB) untuk penyelenggaraan jaringan tetap tertutup melalui media fiber optik terestrial dengan KBLI 61100 sebagai proyek utama, bukan proyek pendukung. 

    Kemudian , memiliki NIB untuk penyelenggaraan jaringan tetap lokal berbasis packet-switched melalui media nonkabel (BWA) dengan KBLI 61200 dan status proyek utama. Selain itu, penyelenggara ISP dengan KBLI 61921 juga dapat mengikuti seleksi selama tidak dalam pengawasan pengadilan karena kepailitan, tidak dinyatakan pailit, dan kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan berdasarkan keputusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. 

  • Target PNBP Bakti Komdigi Rp3,6 Triliun pada 2025

    Target PNBP Bakti Komdigi Rp3,6 Triliun pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (Bakti) Komdigi menargetkan realisasi Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang dikontribusikan menyentuh Rp3,6 triliun pada 2025. 

    Adapun jika dibandingkan dengan realisasi PNBP Bakti 2024 yang mencapai Rp8 triliun, jumlah tersebut turun 55%. 

    Sekretaris Jenderal Komdigi Ismail mengatakan secara total target PNBP Komdigi pada 2025 sebesar Rp25,2 triliun dengan PNBP dari biaya hak penggunaan frekuensi, denda, dan lain sebagainya mencapai Rp21,6 triliun. 

    Dia menjelaskan pencapaian atas realisasi PNBP pada 2024 bersumber dari beberapa pendapatan yang tidak masuk ke dalam target, seperti pendapatan belanja tahun yang lalu, denda administrasi, pendapatan umum, dan pendapatan lainnya.

    Dengan kondisi tersebut maka pencapaian pada 2024 terlihat lebih besar dibandingkan target 2025. Namun sebenarnya tidak demikian. 

    “Tidak terjadi penurunan [target realisasi], hal tersebut menunjukkan bahwa nilai realisasi pendapatan Komdigi berada di atas target yang telah ditetapkan oleh Kementerian Keuangan,” kata Ismail kepada Bisnis, Selasa (29/7/2025). 

    Sejalan dengan peningkatan tersebut, kata Ismail, Komdigi akan berupaya terus menjaga keseimbangan antara regulatory cost dengan komitmen operator untuk terus menggelar jaringan telekomunikasi yang berkualitas.

    Diketahui Bakti telah menyalurkan internet ke 27.805 titik di seluruh wilayah tertinggal di Indonesia. Melalui program Akses Internet (AI) puluhan ribu titik tersebut mendapat internet dari satelit Multifungsi Satria-1. 

    Satelit Satria-1 merupakan satelit Geostasioner yang mengorbit pada ketinggian 36.000 kilometer di atas permukaan bumi. Satelit ini memiliki kapasitas 150 Gbps, dan menjadi satelit GEO dengan kapasitas terbesar di Indonesia saat ini.

    Direktur Utama Bakti Fadhilah Mathar mengatakan Satelit Satria-1 berperan penting dalam menghubungkan daerah yang belum terkoneksi. Berbagai sektor menerima manfaat besar dari teknologi ini. 

    “Terdapat puluhan ribu titik mulai dari sektor pendidikan, kesehatan, hingga pemerintahan terlayani Satelit Satria-1,” kata Indah

    Fadhilah mengatakan total ada 27.805 titik yang telah menerima akses internet Satria-1. Bakti berharap pada tahun ini jumlahnya dapat menyentuh 30.000 titik.

    Sementara itu berdasarkan dokumen yang diterima Bisnis, sektor yang paling banyak mendapat manfaat dari Akses Internet Bakti adalah sektor pendidikan dengan 19.598 titik. Kemudian sektor pemerintahan (5.287 titik), sektor kesehatan (1.362 titik), pertahanan dan keamanan (455 titik), komunitas (394 titik), tempat ibadah (368 titik), pariwisata (132 titik), layanan bisnis (188 titik), dan transportasi publik (21 titik). 

    Adapun berdasarkan wilayahnya, sebanyak 7.464 titik (26,85%) berada di Pulau Sumatra, Pulau Sulawesi sebanyak 4.816 titik (17,32%), Pulau Jawa sebanyak 4.738 titik (17,03%), Bali dan Nusa Tenggara sebanyak 3.857 titik (13,88%), Kalimantan sebanyak 3.791 titik (13,63%), Maluku sebanyak 1.514 titik (5,45%), dan terakhir Papua sebanyak 1.625 titik (5,84%). 

    Langkah Bakti dalam menyalurkan internet 4G ke wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) menghasilkan efek domino yang cukup besar. Salah satunya naiknya kemampuan dan daya saing digital masyarakat Indonesia di daerah tertinggal. 

    East Ventures melaporkan daya saing digital Indonesia meningkat lebih tinggi pada 2025 dibandingkan dengan 2025.  

    Melalui Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2025, East Ventures menyajikan data daya saing digital di 38 provinsi dan 157 kota/kabupaten di Indonesia.