Jenis Media: Tekno

  • 55 Startup di RI yang Terima Investasi MDI Ventures Selain TaniHub

    55 Startup di RI yang Terima Investasi MDI Ventures Selain TaniHub

    Jakarta, CNBC Indonesia – MDI Ventures sedang menjadi pembicaraan di media. Perusahaan modal ventura ini adalah salah satu perusahaan yang paling rajin berinvestasi di startup dalam dan luar negeri.

    Sebagai bagian dari grup perusahaan BUMN raksasa, Telkom, MDI Ventures agak berbeda dengan venture capital lain. MDI Ventures adalah corporate venture capital, yaitu pengelola dana investasi yang menjadi bagian dari sebuah korporasi sehingga aktivitas investasi dan sasaran investasinya sejalan dengan strategi perusahaan afiliasi.

    MDI Ventures sendiri telah memiliki beberapa portofolio di perusahaan rintisan atau startup di Tanah Air. Melansir dari laman resmi, MDI Ventures telah berinvestasi ke lebih dari 86 startup lokal dan global, termasuk Tanihub.

    Portofolio MDI juga mencakup beberapa industri, mulai dari fintech, healthcare, enterprise, edu-tech, deeptech, konsumen, agri food tech, dan deep tech.

    Berikut adalah  nama startup berbasis di Indonesia yang telah disuntik dana oleh MDI Ventures:

    Goers
    Qlue
    Anchanto
    TaniHub
    Beam
    NComputing
    Luwjistik
    Gocement
    DELOS
    Pitik
    Waresix
    Inspogo
    Sinbad
    Belanjaparts
    FishLog
    Gaspack
    AssistX Enterprise
    Packworks
    Proglix
    Wifkain
    OY!
    Evermos
    aCommerce
    Kata.ai
    Julo
    Manusbio
    Sekolah.mu
    Nodeflux
    Paket ID
    Sonar
    Bahaso
    Opsigo
    Volantis
    Fabelio
    Adskom
    AgriAku
    Bananas
    Bebasinvestasi
    Zenius
    Payfazz
    Aruna
    Good Doctor
    Qoala
    Legit Group
    TADA
    Paxel
    SICEPAT
    Amartha
    Koin Works
    Cermati
    ALODOKTER
    Cakap
    Run System
    Privyid
    Kredivo
    MPL (Mobile Premier League)

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Ekosistem 1,4 GHz Belum Matang, Komdigi Perbolehkan Pemenang Gelar Layanan Bertahap

    Ekosistem 1,4 GHz Belum Matang, Komdigi Perbolehkan Pemenang Gelar Layanan Bertahap

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menyampaikan penggelaran jaringan internet di pita 1,4 GHz dapat dilakukan secara bertahap. Pemerintah mengakui kesiapan ekosistem di pita tengah ini masih belum optimal.

    Dampak dari ekosistem yang belum kuat tersebut membuat ongkos pengembangan layanan internet 1,4 GHz tidak murah. Pemerintah memahami hal tersebut.

    “Memperhatikan kondisi ekosistem di pita 1.4 GHz, target penyediaan layanan kepada rumah tangga dalam rangka meningkatkan penetrasi juga dilakukan secara bertahap,” kata Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Komdigi Wayan Toni Supriyanto kepada Bisnis, Kamis (31/8/2025).

    Kesiapan ekosistem menjadi salah satu tantangan yang akan dihadapi oleh perusahaan telekomunikasi dalam pengembangan layanan data di pita frekuensi 1,4 GHz. 

    Adapun pita frekuensi 1,4 GHz termasuk kategori mid band atau frekuensi pita tengah yang memiliki karakteristik jangkauan lumayan luas dan kapasitas besar.

    Head of Asia Pacific GSMA Julian Gorman mengatakan tantangan utama dalam pemanfaatan frekuensi 1,4 GHz berkaitan dengan kesiapan ekosistem pendukung yang masih minim.

    “Masalah utama dari teknologi 1,4 GHz adalah ukuran ekosistemnya,” ujar Julian dalam konferensi virtual, Senin (28/7/2025). 

    Dia menjelaskan bahwa setiap pita frekuensi yang dialokasikan membutuhkan ekosistem komprehensif agar dapat dimanfaatkan secara efektif—dari pembuat chip, antena, hingga produsen perangkat yang dapat mendukung spektrum tersebut.

    Di berbagai belahan dunia, pita frekuensi paling populer yang lebih dulu diadopsi secara masif adalah 3,5 GHz, diikuti dengan 2,6 GHz. Pita-pita ini mendapat sambutan luas karena didukung oleh rantai pasok global yang matang dan biaya produksi perangkat yang efisien karena skala adopsi yang besar.

    Sebaliknya, pita 1,4 GHz hanya digunakan secara sporadis di beberapa wilayah dunia, sehingga keberadaan perangkat, chip, dan dukungan teknis lainnya masih relatif terbatas. 

    “Kalau Indonesia memilih untuk mengembangkan layanan di pita ini, tentu kontribusi terhadap pembentukan ekosistem global sangat besar. Tetapi untuk saat ini, kurangnya skala adalah tantangan terbesar,” kata Julian. 

    Sementara itu, Pakar telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Harsoyo mengatakan spektrum frekuensi 1,4 GHz berpotensi digunakan untuk fixed wireless access (FWA).

    Namun, menurut Agung, salah satu tantangan FWA di 1,4 GHz adalah kapasitas frekuensi yang terbatas, sehingga perusahaan telekomunikasi harus rutin menambah investasi jika ingin menjaga layanan di tengah pertumbuhan pelanggan.

    Struktur ongkos yang membengkak akan menjadi tantangan bagi tim produk yang menawarkan paket ke pelanggan. Makin banyak pengguna, makin banyak ongkos, dan makin kecil pula marginnya jika harga layanan tidak dinaikkan. 

    Adapun cara agar kualitas layanan tetap optimal dan pelanggan yang dilayani tetap banyak, serta bisnis perusahaan telekomunikasi tetap sehat, cara yang ditempuh adalah dengan menurunkan ongkos penggunaan spektrum frekuensi atau ongkos regulator.

    “Frekuensi itu kan dihitung berdasarkan yang menggunakan. Jadi kalau yang menggunakan sendirian itu dapat bit rate yang sangat tinggi. Wireless dishare. Berbeda dengan optik.  Artinya itu kan tidak berbeda dengan yang ada di selular,” kata Agung. 

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) membuka seleksi pengguna pita frekuensi radio 1,4 GHz untuk layanan akses nirkabel pita lebar (broadband wireless access) tahun 2025.

    Objek seleksi pada pita frekuensi radio 1,4 GHz yang terdiri atas 3 regional yang masing-masing mencakup rentang frekuensi radio 1432 MHz, 1 blok (80 MHz), mode frekuensi radio time division duplexing, serta masa berlaku IPFR 10 tahun.

    Adapun, syarat peserta seleksi yaitu penyelenggara telekomunikasi yang memenuhi sejumlah ketentuan.

  • MWX dan IDRX Mudahkan UMKM Adopsi AI dengan Rupiah – Page 3

    MWX dan IDRX Mudahkan UMKM Adopsi AI dengan Rupiah – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Marketplace kecerdasan buatan (AI) terdesentralisasi, MWX, dan penyedia stablecoin berbasis rupiah, IDRX, bekerjasama untuk membantu Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) memanfaatkan AI dan membayarnya secara praktis menggunakan rupiah.

    Teknologi canggih yang nyaris tak tersentuh UMKM karena dinilai mahal, kini dapat diakses semudah melakukan transaksi harian melalui QRIS, e-wallet, atau pun transfer bank.

    Melalui platform MWX, pelaku UMKM dapat langsung mengaktifkan serangkaian solusi AI siap pakai yang dirancang untuk berbagai kebutuhan bisnis.

    Adapun rangkaian solusi AI yang bisa digunakan UMKM dan membayarnya dengan rupiah, antara lain

    SMEwhiz: berfungsi sebagai asisten cerdas untuk pemasaran
    LegalWhiz: bisa digunakan untuk menganalisis dokumen dan konsultasi hukum
    CreateWhiz: berguna untuk membantu pembuatan konten kreatif
    CRMWhiz: tool AI untuk pengelolaan hubungan pelanggan yang lebih efektif
    FinanceWhiz: Alat AI yang memudahkan pencatatan keuangan

    Founder MWX, Yose Rizal, mengatakan tujuan utama dari kerja sama ini adalah untuk menyederhanakan proses adopsi teknologi bagi UMKM. Menurutnya, yang menjadi halangan adalah dari sisi proses pembayaran.

    “Kerumitan pembayaran dalam mata uang asing selama ini menjadi penghalang besar,” ungkap Yose dalam keterangannya, Kamis (31/7/2025).

    Ia menyebut telah menghilangkan kerumitan itu dan membuka jalan bagi UMKM Indonesia untuk mengadopsi AI secara mudah.

    “Dengan satu klik, mereka bisa meningkatkan produktivitas, mempercepat penjualan, dan membuat keputusan bisnis berbasis data, semuanya dibayar dalam rupiah,” ucap Yose memungkaskan.

     

     

  • Kena Kasus Korupsi Seret Pemodal, Ini Daftar Lengkap Investor TaniHub

    Kena Kasus Korupsi Seret Pemodal, Ini Daftar Lengkap Investor TaniHub

    Daftar Isi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nama TaniHub terjerat kasus dugaan korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU). Total investasi dalam kasus itu mencapai US$25 juta atau Rp 400 miliar.

    Kasus tersebut juga telah menetapkan tiga tersangka, yakni Direktur MDI Ventures DSW juga telah ditetapkan menjadi tersangka, bersama dengan mantan Direktur Utama TaniHub IAS dan mantan Direktur TaniHub ETPLT.

    TaniHub merupakan startup di sektor pertanian yang didirikan pada 2015. Perusahaan membantu jalur distribusi petani untuk berjualan langsung hasil panennya.

    Sejumlah perusahaan diketahui menjadi penanam modal di TaniHub. Beberapa nama merupakan bagian dari grup perusahaan BUMN.

    TaniHub melakukan pendanaan sebanyak 5 kali. Mulai mendapatkan sejak April 2018 pada Seed Round dan terakhir Seri B yang berjumlah US$65,5 juta.

    Mengutip laman Tracxn, total pendanaan yang didapatkan TaniHub sebanyak US$94 juta. Berikut daftar tahapan pendanaan TaniHub:

    Seed Round, April 2018

    Total Pendanaan : Tidak Diungkap
    Investor Insitutusional: Alpha JWC Ventures

    Pendanaan Seri A

    Waktu: Mei 2019

    Total Pendanaan : US$10 juta

    Investor Institusional :

    Openspace Ventures
    Intudo Ventures
    Golden Gate Ventures
    DFS Lab

    Investor Korporat: Gates Foundation

    Pendanaan Seri A Lanjutan

    Waktu: April 2020

    Total Pendanaan : US$17 juta

    Investor Institusional :

    Openspace Ventures
    Intudo Ventures
    BRI Ventures
    Vertex Ventures
    UOB Venture Management
    Golden Gate Ventures
    Tenaya Capital

    Obligasi Konversi

    Waktu: Februari 2021

    Total Pendanaan : Tidak Diungkap

    Investor Institusional : Genesis Ventures

    Investor Korporat: CIMB Niaga

    Pendanaan Seri B

    Waktu: Mei 2021

    Total Pendanaan : US$65,5 juta

    Investor Institusional :

    MDI Ventures
    BRI Ventures
    Flourish Ventures
    Intudo Ventures
    Tenaya Capital
    UOB Venture Management
    Openspace Ventures
    Vertex Ventures
    AddVentures (SCG)
    TMI – Telkomsel Mitra Inovasi

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Penguin Solutions Perkuat Ekspansi di Indonesia, Incar Pertumbuhan 20%

    Penguin Solutions Perkuat Ekspansi di Indonesia, Incar Pertumbuhan 20%

    Bisnis.com, JAKARTA—Perusahaan teknologi global, Penguin Solutions (Nasdaq: PENG) berencana memperluas ekspansi pasar di Indonesia, dengan target pertumbuhan bisnis mencapai 20% pada 2026.

    Stephen Greene, VP Global Marketing Advanced Computing Penguin Solutions, menyampaikan sejatinya perusahaan telah hadir di pasar Indonesia selama 45 tahun, melalui Stratus Technologies Inc. Pada 2022, SMART Global Holdings Inc. (SGH) mengakuisisi Stratus dan kemudian melakukan rebranding menjadi entitas Penguin Solutions.

    “Di Indonesia, kami mendukung solusi teknologi berbagai industri. Misalnya dalam sistem perbankan, kami membantu transaksi uang, gaji, dan berbagai layanan keuangan lainnya agar dapat berjalan tanpa gangguan,” ujarnya, Kamis (31/7/2025).

    Ke depannya, sambung Stephen Greene, Penguin Solutions akan memperkuat penetrasi AI di Indonesia seiring dengan tren pertumbuhan global. Mengutip riset IDC, 75% perusahaan akan menjalankan infrastruktur AI secara hybrid pada 2028. Dalam waktu yang sama, 60% korporasi akan meningkatkan belanja modal IT untuk merespons perkembangan AI dalam mendukung operasional.

    Oleh karena itu, konsumen membutuhkan infrastruktur teknologi yang aman, mudah diakses, dan memiliki daya tahan kuat saat beban kerja meningkat. Setiap industri juga membutuhkan spesifikasi AI yang khusus untuk mendorong performa perusahaan.

    Stephen Greene menganalogikan perbedaan mendasar infrastruktur AI dan IT. Menurutnya, AI seperti mobil balap Formula 1, yang disetel untuk melaju dengan kecepatan tinggi, membutuhkan bahan bakar khusus, pemantauan secara konstan, bahkan perawatan dan penanganan spesial yang menyesuaikan kondisi cuaca.

    Lain halnya dengan infrastruktur IT, yang menurutnya seperti mobil boks pengangkut logistik. Kendaraan tersebut dirancang untuk menangani pekerjaan rutin, dengan bahan bakar standar, dan perawatan secara berkala.

    “Selain itu, perbedaan utamanya ialah dari sisi tenaga kerja. Infrastruktur AI seperti mobil F1, membutuhkan tenaga ahli dengan keahlian khusus,” imbuhnya.

    Pada tahun buku 2024, PENG meraih pendapatan bersih US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,38 triliun (estimasi kurs Rp16.157 per dolar AS). Pada 2025, diharapkan nilai pendapatan meningkat sekitar 17%.

    Menurut Stephen Greene, saat ini kontribusi pasar Indonesia masih cenderung kecil terhadap target tersebut. Namun, Penguin Solutions optimistis perkembangan AI di Indonesia ke depan turut mendorong kinerja perusahaan.

    Lin-Hoe Foong, Vice President & MD APeJ Penguin Solutions, menuturkan sejumlah klien perusahaan di Indonesia mencakup berbagai sektor industri, seperti perbankan, minyak dan gas (migas), manufaktur, hingga transportasi.

    “Ke depan kami juga mengincar sistem pembayaran tol, agar mobil dapat terus melaju, tanpa harus tap kartu di gerbang,” tuturnya.

    Seperti diketahui, Pemerintah Indonesia sedang merencanakan proyek Multi Lane Free Flow (MLFF). Sistem MLFF merupakan pembayaran tol otomatis yang memungkinkan pengendara untuk melaju tanpa perlu berhenti di gerbang tol untuk melakukan pembayaran.

    Gerry Santoso, Country Manager Penguin Solutions, menyebutkan pengembangan infrastruktur keuangan, manufaktur, hingga transportasi di Indonesia berjalan masif. Oleh karena itu, pertumbuhan bisnis perusahaan pada 2026 diharapkan mencapai 20%, lebih tinggi dari estimasi 10% pada 2025.

    “Sampai April 2025, kami masih proses transisi setelah Stratus diakuisisi Penguin Solutions. Harapannya pertumbuhan 2026 bisa lebih tinggi [dari 2025] hingga 20%,” jelasnya.

    Di sektor keuangan, layanan Penguin Solutions hadir di sistem ATM Bersama, Bursa Efek Indonesia (BEI), hingga Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX). Perusahaan ke depan juga berencana menjalin kerja sama dengan sejumlah bank buku IV.

    Di sektor transportasi, perusahaan melayani sistem komunikasi di LRT Rute Kelapa Gading—Rawamangun. Untuk sektor manufaktur, Penguin Solutions masuk ke industri makanan dan minuman, migas, pertambangan, hingga energi.

  • Musim Baru Muncul di RI dan Negara Lain, Ilmuwan Teriak Kiamat

    Musim Baru Muncul di RI dan Negara Lain, Ilmuwan Teriak Kiamat

    Jakarta, CNBC Indonesia – Musim tak lagi hanya soal hujan dan kemarau, atau 4 musim yang ada di negara lain. Studi terbaru mengungkap bahwa perubahan iklim dan aktivitas manusia telah menciptakan musim-musim baru yang sepenuhnya bersifat antropogenik atau buatan manusia.

    Fenomena ini kini mulai dirasakan di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

    Di Bali, misalnya, muncul apa yang disebut sebagai “musim sampah”, yakni ketika gelombang laut dan pola pasang surut membawa limbah plastik ke pesisir setiap tahun antara November hingga Maret.

    Kondisi ini bukan fenomena alamiah, melainkan hasil dari pencemaran dan ketidakteraturan pengelolaan sampah.

    Di wilayah Asia Tenggara lainnya, “musim kabut asap” muncul akibat pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian saat musim kering. Asap menyelimuti langit selama berminggu-minggu, memicu krisis kesehatan dan gangguan aktivitas masyarakat.

    Sementara itu, beberapa musim alami justru menghilang. Musim-musim yang punah ini bisa mencakup perubahan drastis atau berhentinya perilaku migrasi hewan,

    Penurunan musim berkembang biak burung laut di Inggris utara dan berkurangnya musim dingin di kawasan pegunungan Alpen menjadi contoh dampak perubahan iklim yang nyata.

    Cuaca ekstrem juga semakin sering terjadi, dan pergeseran pola musim menyebabkan gangguan pada siklus hidup tanaman dan hewan yang saling bergantung.

    Secara umum, peneliti dari University of York dan London School of Economics menyebut ada empat tipe musim baru yang makin banyak ditemui di dunia. Musim baru ini muncul karena aktivitas manusia yang mengganggu iklim. Empat tipe musim baru tersebut adalah:

    Emergent seasons atau musim baru muncul, yaitu pola musim yang sebelumnya tak pernah terjadi di suatu wilayah
    Extinct seasons atau musim punah, yaitu musim yang tiba-tiba hilang atau berbeda dari biasanya
    Arrhythmic seasons atau musim aritmik, yaitu perubahan siklus dan panjang musim
    Syncopated seasons, musim sinkopasi, yaitu karakter dan intensitas cuaca di sebuah musim yang terus berubah

    Musim-musim ini tidak lagi mengikuti pola yang dapat diprediksi. Musim panas menjadi lebih panjang dan panas, musim hujan lebih pendek namun intens, sementara musim dingin dan musim hibernasi menjadi lebih singkat.

    Pergeseran ini membuat waktu terjadinya fenomena musiman seperti gugurnya daun atau migrasi satwa menjadi tidak menentu.

    Di Thailand utara, perubahan ini telah memengaruhi pola tanam dan ketersediaan air, terutama di daerah aliran sungai Mekong.

    Pembangunan bendungan di hulu dan perubahan curah hujan akibat iklim global membuat musim kemarau lebih panjang dan musim hujan datang secara tidak teratur.

    Meski sejumlah respons adaptif seperti peringatan dini dan instalasi penyaring udara mulai diterapkan, para ilmuwan menilai bahwa solusi semacam ini tidak menyentuh akar permasalahan.

    Normalisasi musim buatan justru berpotensi melemahkan tuntutan terhadap pemerintah dan pelaku industri untuk menghentikan deforestasi dan pembakaran lahan.

    “Jika masyarakat hanya bergantung pada solusi adaptif seperti ini, musim kabut asap bisa semakin memburuk seiring waktu karena akar permasalahannya tidak ditangani,” tulis Felicia Liu, peneliti dari Universitas York, dan Thomas Smith, dari Sekolah Ekonomi dan Ilmu Politik London, dikutip dari Live Science, Kamis (31/7/2025).

    “Dengan mengakui musim baru ini, masyarakat bisa saja menormalisasi kemunculan kabut asap dan malah mengucilkan pihak-pihak yang menuntut pemerintah dan perusahaan menangani deforestasi dan pembakaran hutan,” imbuh

    Para peneliti menekankan pentingnya merefleksikan kembali cara manusia memahami waktu dan hubungan dengan alam.

    Standar global seperti jam dan kalender sering kali mengabaikan cara-cara lokal yang mengikuti ritme alam, seperti datangnya musim hujan atau siklus bulan.

    Perspektif dari kearifan lokal dan pengetahuan masyarakat adat dinilai penting untuk memperkaya strategi menghadapi perubahan iklim dan krisis lingkungan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Oppo Find X9 Pro Diperkuat Baterai 7.500 mAh? Bocoran Spesifikasinya Bikin Pesaing Ketar-Ketir! – Page 3

    Oppo Find X9 Pro Diperkuat Baterai 7.500 mAh? Bocoran Spesifikasinya Bikin Pesaing Ketar-Ketir! – Page 3

    Fitur keamanan layar juga ditingkatkan lewat kehadiran sensor sidik jari ultrasonik di dalam layar, teknologi yang biasa digunakan di perangkat kelas atas karena akurasi dan kecepatan deteksinya yang lebih baik dibandingkan sensor optik.

    Selain itu, Find X9 Pro juga akan membawa ketahanan ekstra dengan sertifikasi IP68 dan IP69, menjadikannya tahan terhadap debu, air, dan bahkan semprotan tekanan tinggi.

    Ini membuat perangkat tetap aman digunakan dalam berbagai kondisi ekstrem, baik saat beraktivitas di luar ruangan maupun situasi tak terduga.

    Untuk dapur pacunya, Oppo akan menyematkan chipset terbaru dari MediaTek, yakni Dimensity 9500.

    Prosesor ini diperkirakan bakal diperkenalkan secara resmi pada September 2025 dan digadang-gadang sebagai pesaing terkuat Snapdragon di segmen premium.

    Dengan semua kombinasi ini, Oppo Find X9 Pro tampaknya siap menjadi penantang serius di pasar flagship 2025.

    Jika semua bocoran tersebut terbukti, perangkat ini bisa menjadi salah satu HP Android paling tangguh dan canggih yang pernah dirilis Oppo.

  • Zuckerberg Sebut Pengguna Makin Betah Main Facebook-Instagram Berkat AI

    Zuckerberg Sebut Pengguna Makin Betah Main Facebook-Instagram Berkat AI

    Bisnis.com, JAKARTA — CEO Meta, Mark Zuckerberg, mengungkap terjadi peningkatan waktu yang dihabiskan pengguna di aplikasi perusahaan pada kuartal II/2025 dengan kecerdasan buatan (AI).

    Di tengah kondisi konsumen yang makin banyak mengeluh tentang banyaknya “konten AI berkualitas rendah” yang membanjiri aplikasi sosial, Meta menyebut sistem AI makin baik dalam membantu pengguna terhubung dengan konten yang direkomendasikan.

    Zuckerberg mengatakan kemajuan dalam sistem rekomendasi perusahaan telah meningkatkan kualitas sehingga menyebabkan peningkatan 5% waktu yang dihabiskan di Facebook dan 6% di Instagram hanya dalam kuartal ini.

    “AI secara signifikan meningkatkan kemampuan kami untuk menampilkan konten yang menarik dan berguna bagi pengguna,” kata Zuckerberg dilansir dari Techrunch, Kamis (31/7/2025).

    Secara keseluruhan, Meta memperkirakan bahwa lebih dari 3,4 miliar orang menggunakan salah satu “keluarga aplikasi” – yaitu Facebook, Instagram, Messenger, dan/atau WhatsApp – setiap hari pada bulan Juni.

    Angka ini meningkat 6% dibandingkan tahun sebelumnya dan membantu meningkatkan pendapatan total keluarga aplikasi menjadi $47,1 miliar, meningkat 22% dibandingkan tahun sebelumnya.

    Perusahaan juga membagikan bahwa waktu yang dihabiskan untuk menonton video meningkat 20% dibandingkan tahun sebelumnya pada kuartal tersebut, juga karena optimalisasi sistem peringkat Meta dan upayanya untuk mempromosikan lebih banyak konten asli di Instagram.

    Kompetitor X Meta, Threads, juga mengalami peningkatan waktu yang dihabiskan karena “pengintegrasian LLM”, catat Meta.

    Zuckerberg sangat berambisi dalam menguasai industri AI. Meta Platforms sebelumnya merekrut empat peneliti dari OpenAI. Langkah tersebut disebut menjadi bagian dari strategi agresif Meta dalam mengembangkan proyek superintelijen yang dipimpin langsung oleh CEO Mark Zuckerberg. 

    Reuters melaporkan keempat peneliti yang direkrut adalah Shengjia Zhao, Jiahui Yu, Shuchao Bi, dan Hongyu Ren. 

    Mereka dikabarkan telah menyetujui tawaran untuk bergabung dengan raksasa teknologi tersebut, sebagaimana disampaikan oleh sumber yang mengetahui proses perekrutan ini.

    Perekrutan ini terjadi hanya beberapa hari setelah laporan dari The Wall Street Journal menyebut Meta juga berhasil memboyong tiga peneliti AI lainnya dari kantor OpenAI di Zurich, yaitu Lucas Beyer, Alexander Kolesnikov, dan Xiaohua Zhai.

    CEO OpenAI Sam Altman sempat menyoroti Meta yang mencoba merekrut peneliti AI terbaik perusahaan. 

    Bahkan, dia menyebut, Meta memberikan tawaran lebih dari US$100 juta atau sekitar Rp1,6 triliun per orang. Namun, menurut Altman, strategi agresif tersebut belum membuahkan hasil kala itu. Hal tersebut disampaikan Altman dalam sebuah podcast bersama saudaranya, Jack Altman pada 17 Juni Kemarin.

    Dia menyebut, Meta aktif mencoba merekrut talenta OpenAI untuk bergabung dengan tim superintelligence baru yang dipimpin mantan CEO Scale AI, Alexandr Wang.

    “[Meta] mulai memberikan tawaran sangat besar kepada banyak anggota tim kami, US$100 juta sebagai bonus penandatanganan, dan lebih dari itu dalam total kompensasi tahunan. Tapi sejauh ini, saya senang tak satu pun dari orang terbaik kami menerimanya,” kata Altman.

  • Ada Pembatasan, Meutya Ungkap Media Sosial yang Tak Boleh Buat Anak RI

    Ada Pembatasan, Meutya Ungkap Media Sosial yang Tak Boleh Buat Anak RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Salah satu yang diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 17 Tahun 2025 tentang Tata Kelola Penyelenggaraan Sistem Elektronik dalam Perlindungan Anak adalah mengenai klasifikasi akses platform berdasarkan usia anak. Klasifikasinya terbagi atas risiko rendah dan tinggi.

    Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid menjelaskan pihaknya masih mengkaji mengenai klasifikasi. Namun, dia menuturkan sejumlah platform telah patuh dan membuat fitur yang khusus untuk anak dan remaja.

    “Sehingga nanti ketika kita lakukan klasifikasi. Kalau memang fitur untuk remaja, Kita bisa masukkan Klasifikasi yang lebih dengan resiko yang Medium,” kata Meutya ditemui di kawasan Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Kamis (31/7/2025).

    Pemerintah memang memberikan waktu untuk platform untuk merespons aturan. Termasuk memperbaiki fitur di dalamnya agar bisa lebih ramah anak.

    “Jadi kita juga gak mau buru-buru menilai kita beri waktu kepada platform Untuk memperbaiki fitur-fiturnya dan juga merespon PP itu,” ujarnya.

    Terkait kapan klasifikasi akan dipublikasikan, dia mengatakan tak mau terburu-buru. Namun akan diumumkan dalam waktu dekat.

    Meutya menegaskan prinsipnya aturan tersebut. Jadi akan berhati-hati dan berkomunikasi pada semua pihak dari pemerintah, kementerian dan lembaga serta para platform.

    “Jadi yang kita ingin tuju adalah melaksanakan ini dengan baik. Sehingga memang kita banyak bicara dan itu memerlukan waktu Banyak berbicara dengan berbagai pihak,” dia menjelaskan.

    Dalam kesempatan yang sama, Meutya mengatakan PP Tunas tersebut berisikan aturan untuk mengatur potensi anak dengan orang tidak dikenal, terpapar konten tidak sesuai untuk anak, potensi eksploitasi anak, anacaman keamanan data pribadi anak, timbulnya adiksi untuk anak dan potensi gangguan kesehatan psikologis kepada anak-anak.

    “Pada prinsipnya PP ini mengatur penundaan usia bagi masuknya anak-anak di ranah sosial media kepada usia yang dianggap sudah mampu dan sudah siap,” tutur Meutya.

    Kategori kelompok usia

    Pembatasan akses anak ke aplikasi di HP dan media sosial diatur dalam Peraturan Pemerintah no. 17/2025 tentang Tata Kelola Sistem Elektronik dalam Pelindungan Anak (PP Tunas). Dalam aturan tersebut dipaparkan juga gagasan klasifikasi platform digital berdasarkan risiko dan jenjang usia pengguna.

    “Platform digital tidak bisa disamaratakan. Karena itu, pemerintah akan mengklasifikasikan akses berdasarkan kategori risiko platform, yaitu rendah, sedang, dan tinggi,” jelasnya Menkomdigi Meutya Hafid.

    Platform berisiko tinggi, seperti yang mengandung pornografi, kekerasan, atau rentan terhadap perundungan, akan dikenakan pembatasan usia yang ketat. Berikut adalah kategori website dan aplikasi berdasarkan PP Tunas:

    Di bawah 13 tahun, hanya boleh mengakses platform yang sepenuhnya aman, seperti situs edukasi atau platform anak.
    13-15 tahun, diperbolehkan mengakses platform dengan risiko rendah hingga sedang.
    16-17 tahun, bisa mengakses platform dengan risiko tinggi, tetapi harus dengan pendampingan orang tua.
    18 tahun ke atas, diperbolehkan mengakses secara independen semua kategori platform.

    Namun, PP Tunas tidak menyebutkan secara eksplisit aplikasi yang termasuk kategori risiko rendah, sedang, atau tinggi. Platform seperti X, Instagram, atau YouTube harus melakukan evaluasi sendiri dan melaporkan kategori mereka kepada Kementerian Komdigi.

    Berikut adalah aspek penilaian untuk menentukan kategori medsos untuk anak:

    berkontak dengan orang lain yang tidak dikenal;
    terpapar pada konten pornografi, konten kekerasan, konten yang berbahaya bagi keselamatan nyawa, dan konten lain yang tidak sesuai peruntukan Anak;
    eksploitasi Anak sebagai konsumen;
    mengancam keamanan Data Pribadi Anak;
    adiksi;
    gangguan kesehatan psikologis Anak; dan
    gangguan fisiologis Anak.

    Jika Produk, Layanan, dan Fitur memiliki nilai tingkat risiko tinggi pada salah satu atau lebih aspek di atas, aplikasi tersebut termasuk kategori risiko tinggi sehingga hanya bisa diakses oleh anak usia 16-17 tahun dengan pendampingan orang tua atau dengan bebas untuk usia 18 tahun ke atas.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Provinsi Terpadat di Kanada Batalkan Kontrak Senilai Rp1,4 Triliun dengan Starlink

    Provinsi Terpadat di Kanada Batalkan Kontrak Senilai Rp1,4 Triliun dengan Starlink

    Bisnis.com, JAKARTA —  Provinsi Ontario, Kanada, resmi membatalkan kontrak senilai US$68,12 juta atau Rp1,4 triliun untuk layanan internet satelit berkecepatan tinggi Starlink milik Elon Musk.

    Langkah tersebut diambil untuk memenuhi janji retaliasi terhadap tarif yang dikenakan Amerika Serikat pada produk-produk Kanada.

    Menteri Energi dan Pertambangan Ontario Stephen Lecce mengkonfirmasi penghentian kesepakatan layanan internet satelit tersebut. Lecce, yang mengawasi konektivitas broadband di provinsi terpadat Kanada ini, tidak mengungkapkan biaya untuk mengakhiri perjanjian tersebut.

    “Kami membatalkan kontrak tersebut karena alasan-alasan yang telah dia sebutkan sebelumnya. Kami membela Kanada,” kata Lecce, Kamis (31/7/2025).

    Sebelumnya, kontrak yang ditandatangani pada November 2024 ini dimaksudkan untuk menyediakan akses internet berkecepatan tinggi kepada 15.000 rumah dan bisnis di komunitas terpencil Ontario.

    Kesepakatan ini juga mencakup akses Starlink untuk First Nations terpencil, setelah uji coba yang menjanjikan pada 2020 di Pikangikum First Nation yang menunjukkan internet berkecepatan tinggi berfungsi dalam 15 menit setelah pengiriman perangkat keras menurut laporan Independent

    Premier Doug Ford telah mengancam akan membatalkan kesepakatan tersebut pada Februari, menyusul pengenaan tarif oleh Presiden AS Donald Trump terhadap impor Kanada. Pembatalan kemudian ditunda setelah Trump menyetujui jeda tarif selama 30 hari. 

    Dalam perkembangan lain, NASA menaruh perhatian terhadap Starlink yang disebut mengikis lapisan ozon Bumi saat mereka keluar dari orbit. Hal ini diungkapkan oleh studi yang didanai NASA dan diterbitkan dalam Geophysical Research Letters pada Juni 2024.

    Satelit Starlink yang mencapai akhir masa pakainya terbakar di atmosfer Bumi dan meninggalkan partikel kecil aluminium oksida. Partikel-partikel ini kemudian turun ke lapisan ozon, yang berfungsi menyerap radiasi ultraviolet berbahaya.

    Para peneliti – yang berasal dari University of Southern California – menemukan jumlah oksida ini meningkat delapan kali lipat dari 2016 hingga 2022. Namun, tidak semua dari partikel ini disebabkan oleh Starlink meskipun satelit Elon Musk itu memiliki armada terbesar.

    Menurut data yang dikumpulkan oleh astrofisikawan Jonathan McDowell, dari sekitar 10.000 objek aktif di orbit rendah Bumi, lebih dari 7.750 di antaranya merupakan milik Starlink.

    Laporan Space.com mengatakan perusahaan tersebut saat ini memiliki izin untuk meluncurkan 12.000 satelit lagi dan berencana menambah hingga 42.000 satelit pada masa mendatang.

    Perlu diketahui, satelit-satelit ini dirancang untuk bertahan sekitar 5 tahun. Sebuah satelit seberat 550 pon disebut akan melepaskan sekitar 66 pon partikel nano aluminium oksida saat masuk kembali ke atmosfer.

    Satelit-satelit Starlink juga menjadi semakin berat seiring waktu, dengan versi terbaru memiliki berat sekitar 2.760 pon.

    Aluminium tersebut sebagian besar akan dilepaskan di ketinggian antara 30 hingga 50 mil di atas permukaan Bumi. Namun, kemudian akan melayang turun ke lapisan ozon, yang diperkirakan memakan waktu sekitar 30 tahun.

    Dampaknya dikatakan sudah mulai terlihat — satelit yang terbakar pada tahun 2022 menyebabkan peningkatan kadar aluminium di atmosfer sebesar 29,5% di atas tingkat alami. Para peneliti bahkan menyebut situasinya akan semakin buruk.

    Salah satu penulis studi Geophysical Research Letters Joseph Wang berkomentar kondisi ini menjadi perhatian karena banyaknya satelit yang akan diluncurkan di masa depan.

    “Kami memperkirakan kelebihan tahunan lebih dari 640% dibandingkan tingkat alami. Berdasarkan proyeksi tersebut, kami sangat khawatir,” kata Wang.