Jenis Media: Tekno

  • CEO Apple Buka-bukaan Kondisi Perusahaan Sebenarnya

    CEO Apple Buka-bukaan Kondisi Perusahaan Sebenarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Apple Tim Cook buka suara soal fokus perusahaannya terkait Artificial Intelligence (AI). Investasi perusahaan disebutnya akan meningkat untuk teknologi tersebut secara signifikan.

    Apple diketahui belum mengumumkan akuisisi atau inisiatif besar dalam laporan kinerjanya di kuartal-II (Q2) 2025. Cook mengatakan tidak pernah terpaku pada ukuran suatu perusahaan. Terpenting, perusahaan bisa membantu mengembangkan layanan AI-nya.

    “Kami terbuka pada merger dan akuisisi yang mempercepat peta jalan kami,” jelas Tim Cook dikutip dari CNBC Internasional, Jumat (1/8/2025).

    “Kami tidak terpaku pada ukuran perusahaan, meskipun perusahaan yang telah kami akuisisi kecil di tahun ini,” dia menambahkan.

    Sepanjang tahun 2025, Tim Cook mengatakan Apple telah mengakuisisi sekitar tujuh perusahaan. Namun tak semua berfokus pada AI.

    “Kami meningkatkan investasi secara signifikan. Kami melakukannya pada kuartal Juni. Kami akan melakukannya lagi pada kuartal September,” kata Tim Cook.

    Bukan hanya akuisisi perusahaan lain, Apple juga tengah melakukan pengaturan ulang staf internalnya. Diharapkan bisa berfokus pada teknologi AI.

    Sementara itu, Kepala Keuangan Apple Kevan Parekh mengatakan perusahaan memiliki model hibrida untuk investasi. Mereka bisa mendapatkan akses ke sistem lewat mitra dan memasukkannya dalam biaya operasional.

    “Sebagian besar pendorong pertumbuhan yang Anda lihat sekarang didorong oleh sejumlah investasi terkait dengan AI,” ucap Parekh.

    Apple Catat Pertumbuhan, Tapi…

    Apple membukukan pendapatan sebesar US$94,04 miliar atau naik hampir 10% dibanding periode yang sama tahun lalu, dan jauh melebihi proyeksi analis sebesar US$89,54 miliar. Laba per saham juga mencapai US$1,57, di atas estimasi pasar US$1,43 per saham.

    Kepala Eksekutif Apple, Tim Cook, mengakui bahwa sebagian konsumen mempercepat pembelian iPhone untuk menghindari dampak tarif, yang secara tidak langsung membantu lonjakan penjualan.

    “Kami melihat adanya pembelian yang dipercepat di awal kuartal karena pengumuman tarif,” ujar Cook dalam wawancara eksklusif dengan Reuters.

    Ia juga menyebut bahwa jumlah pengguna aktif iPhone mencapai rekor tertinggi di semua wilayah geografis.

    iPhone, yang menjadi produk andalan Apple, mencatatkan penjualan sebesar US$44,58 miliar, naik 13,5% dari tahun lalu dan melampaui ekspektasi analis sebesar US$40,22 miliar.

    Cook juga menyebut bahwa basis pengguna aktif iPhone mencapai rekor tertinggi di seluruh wilayah, menandakan loyalitas pelanggan yang kuat meski dihantam isu harga.

    Mengantisipasi tekanan tarif yang terus membayangi, Apple mulai mengalihkan sebagian produksinya dari Tiongkok ke negara-negara lain. Produksi iPhone untuk pasar AS kini mulai banyak dilakukan di India, sedangkan Mac dan Apple Watch diproduksi di Vietnam.

    Namun, ketidakpastian soal tarif masih menghantui. Meski beberapa produk Apple masih mendapatkan pengecualian, kebijakan baru dapat berdampak signifikan, terutama di pasar Amerika Serikat yang mencatatkan pertumbuhan 9,3% menjadi US$41,2 miliar.

    Selain tarif, Apple juga menghadapi tantangan lain, yaitu teknologi kecerdasan buatan (AI). Meski raksasa teknologi seperti Microsoft dan Nvidia meroket di tengah tren AI, saham Apple justru melemah 17% sepanjang 2025. Investor menilai Apple tertinggal dalam integrasi AI ke dalam produknya.

    Apple bahkan menunda peluncuran versi baru asisten virtual Siri yang dilengkapi AI. Meski begitu, Cook menyatakan pihaknya sedang membuat kemajuan dan kini meningkatkan investasi secara besar-besaran di sektor AI.

    “Apple selalu mengutamakan penyederhanaan teknologi canggih agar mudah digunakan dan dapat diakses semua orang, dan inilah inti dari strategi AI kami,” kata Cook.

    Dampak Tarif Trump ke Apple

    Tekanan tarif Trump turut berdampak pada bisnis Apple. Raksasa Cupertino ini mencatatkan kerugian besar akibat dampak langsung dari kebijakan tarif tersebut.

    Apple mengungkap tarif tersebut menambah beban biaya sebesar US$800 juta (sekitar Rp13 triliun) pada kuartal Juni dan diperkirakan membengkak hingga US$1,1 miliar (sekitar Rp17 triliun) untuk kuartal berikutnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Telkomsel Menang di Gartner Awards 2025 Berkat Program Filantropi

    Telkomsel Menang di Gartner Awards 2025 Berkat Program Filantropi

    Bisnis.com, JAKARTA – Telkomsel kembali mencatatkan prestasi internasional dengan penghargaan pada kategori Reputation Management Excellence dari Gartner Marketing & Communications Awards 2025.

    Apresiasi global ini menekankan keberhasilan Telkomsel dalam mengelola reputasi perusahaan melalui inisiatif sosial Telkomsel Sambungkan Senyuman, mengungguli tiga finalis perusahaan multinasional ternama dari Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Kanada.

    Ajang Gartner Marketing & Communications Awards yang diselenggarakan setiap tahun oleh Gartner, perusahaan riset dan konsultasi teknologi terkemuka di dunia, telah menjadi tolok ukur efektivitas strategi komunikasi dan pemasaran lintas industri secara global.

    Dalam kategori Reputation Management Excellence, dua program dari inisiatif Telkomsel Sambungkan Senyuman, yakni Donasi Sekolah Super Seru dan Donasi Sepatu untuk Pelajar di Papua, dinilai telah berhasil meningkatkan pemerataan akses pendidikan sekaligus menguatkan keterlibatan aktif pelanggan dalam aksi sosial yang berdampak nyata. Para juri Gartner menilai bahwa inisiatif Telkomsel Sambungkan Senyuman mampu menyelaraskan tujuan bisnis Telkomsel dengan kontribusi sosial yang tulus dan otentik.

    Telkomsel Sambungkan Senyuman sendiri merupakan sebuah inisiatif filantropi kolaboratif yang melibatkan pelanggan dan karyawan dalam berbagai aksi nyata guna menghadirkan kebaikan bagi masyarakat yang membutuhkan.

    Di bawah payung inisiatif ini, Telkomsel menghadirkan beragam program sosial, salah satunya Donasi Sekolah Super Seru yang menyisihkan Rp1.000 dari setiap transaksi pelanggan untuk membangun dan merenovasi puluhan ruang kelas di sekolah-sekolah terpencil.

    Program ini sukses menjawab tantangan infrastruktur pendidikan di berbagai daerah di Indonesia, terbukti dengan lebih dari 2 juta transaksi pelanggan yang menghasilkan dana donasi lebih dari Rp2 miliar hanya dalam dua minggu sejak program diluncurkan.

    Telkomsel percaya bahwa pendidikan bukan hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga mencakup kesiapan anak-anak sebelum memasuki lingkungan sekolah. Melalui gerakan Sambungkan Senyuman untuk Generasi Gemilang, Telkomsel mengajak pelanggan untuk menukarkan Telkomsel Poin dan uCoin dengan ribuan tas sekolah hasil karya seniman disabilitas.

    Ini sekaligus melanjutkan kesuksesan penyaluran Donasi Sepatu untuk Pelajar di Papua pada tahun sebelumnya, di mana partisipasi aktif lebih dari 39 ribu pelanggan Telkomsel yang melakukan lebih dari 111 ribu transaksi penukaran Poin, telah dikonversi menjadi ratusan pasang sepatu untuk siswa di Papua.

    VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono, mengatakan, “Pengakuan Gartner ini menegaskan bahwa reputasi bukan sekadar narasi, melainkan akumulasi aksi nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Sambungkan Senyuman lahir dari semangat Indonesia untuk membawa kebahagiaan, memperkuat inklusivitas, dan membuka peluang yang setara bagi setiap individu. Kami berterima kasih kepada pelanggan, mitra, serta karyawan yang bersama-sama terus nyalakan optimisme, karena setiap kebaikan yang tersambung akan melahirkan hari yang lebih baik dan masa depan Indonesia yang gemilang.”

    Informasi selengkapnya tentang inisiatif Telkomsel Sambungkan Senyuman yang meraih penghargaan Reputation Management Excellence dapat diakses melalui laman resmi Gartner Marketing & Communications Awards 2025.

  • Marketplace AI Targetkan 100.000 UMKM Manfaatkan Layanannya

    Marketplace AI Targetkan 100.000 UMKM Manfaatkan Layanannya

    Bisnis.com, JAKARTA – Marketplace kecerdasan buatan (AI) terdesentralisasi, MWX, dan penyedia stablecoin berbasis rupiah, IDRX, meresmikan kemitraan yang memungkinkan pelaku usaha memanfaatkan AI dan membayarnya secara praktis menggunakan rupiah.

    Kini, teknologi canggih yang seringkali terasa jauh dan mahal dapat diakses semudah melakukan transaksi harian melalui QRIS, e-wallet, ataupun transfer bank.

    Melalui platform MWX, pelaku UMKM dapat mengaktifkan serangkaian solusi AI siap pakai yang dirancang untuk berbagai kebutuhan bisnis.

    Founder MWX, Yose Rizal, menyatakan tujuan utama dari kerja sama ini demi menyederhanakan proses adopsi teknologi bagi UMKM. Menurutnya, kerumitan pembayaran dalam mata uang asing selama ini menjadi penghalang besar.

    “Kami menghilangkan kerumitan itu dan membuka jalan bagi UMKM Indonesia untuk mengadopsi AI secara mudah. Dengan satu klik, mereka bisa meningkatkan produktivitas, mempercepat penjualan, dan membuat keputusan bisnis berbasis data, semuanya dibayar dalam rupiah,” tegas Yose.

    Di sisi teknologi transaksi, peran IDRX menjadi krusial. Nathanael Christian, Co-founder dan CEO IDRX, menjelaskan bahwa infrastruktur stablecoin IDRX berfungsi sebagai jembatan yang aman dan stabil antara Rupiah dengan ekosistem ekonomi digital global. Hal ini memastikan setiap pembayaran di platform MWX berjalan mulus.

    “Misi kami adalah menjembatani rupiah dengan ekonomi digital global tanpa mengorbankan stabilitas nilai. Bermitra dengan MWX memungkinkan kami menyalurkan manfaat itu langsung kepada para tulang punggung perekonomian, yakni UMKM,” ujar Nathanael.

    Untuk mengakselerasi adopsi, kemitraan ini menargetkan untuk menggaet 100.000 UMKM dalam setahun pertama. Target ambisius itu akan didukung oleh serangkaian program, termasuk webinar edukasi berkelanjutan bertema “AI untuk UMKM” serta penawaran insentif berupa program uji coba layanan gratis (free trial) bagi setiap UMKM yang terverifikasi.

    Langkah kolaboratif ini diyakini membuka babak baru bagi digitalisasi UMKM Indonesia, mempercepat pertumbuhan ekonomi nasional, serta mendorong daya saing pelaku usaha lokal di panggung global.

  • Dunia Berubah, Manusia Masa Depan Tak Bisa Hidup Tanpa Alat Ini

    Dunia Berubah, Manusia Masa Depan Tak Bisa Hidup Tanpa Alat Ini

    Jakarta, CNBC Indonesia – CEO Meta Mark Zuckerberg memperingatkan bahwa manusia masa depan akan sangat bergantung pada satu perangkat ini, yakni kacamata dengan kecerdasan buatan (AI). Tanpa alat tersebut, menurutnya, seseorang akan berada dalam posisi kalah secara kognitif dibanding orang lain.

    Dalam paparan kinerja Meta kuartal kedua, Zuckerberg menegaskan keyakinannya bahwa kacamata AI akan menjadi bentuk utama interaksi manusia dengan teknologi di masa depan.

    “Saya terus meyakini bahwa kacamata pada dasarnya akan menjadi bentuk ideal untuk AI, karena kacamata memungkinkan AI melihat apa yang Anda lihat sepanjang hari, mendengar apa yang Anda dengar, dan berbicara kepada Anda,” kata Zuckerberg dalam panggilan pendapatan, dikutip dari TechCrunch, Jumat (1/8/2025).

    Meta saat ini tengah mengembangkan lini kacamata pintar seperti Ray-Ban Meta dan Oakley Meta, yang sudah dilengkapi fitur untuk mendengarkan musik, merekam video, hingga mengajukan pertanyaan ke Meta AI secara real-time.

    Zuckerberg mengatakan kacamata akan menjadi perangkat ideal untuk AI karena memungkinkan sistem melihat apa yang dilihat pengguna, mendengar apa yang mereka dengar, dan bahkan berbicara kepada mereka langsung.

    Bila ditambahkan layar, potensinya akan makin besar, mulai dari tampilan holografik seperti di kacamata AR Meta generasi terbaru bernama Orion, hingga layar mungil yang bisa digunakan sehari-hari.

    Tak heran jika Meta terus mengucurkan dana besar untuk riset perangkat ini lewat divisi Reality Labs, meski divisi ini sudah merugi hampir US$70 miliar sejak 2020. Pada kuartal kedua 2025 divisi tersebut diungkap kerugiannya mencapai US$4,53 miliar.

    Namun, Zuckerberg percaya masih banyak potensi yang belum tergali dalam hal tampilan visual.

    “Inilah yang telah kami maksimalkan melalui Reality Labs selama 5 hingga 10 tahun terakhir, pada dasarnya melakukan riset terhadap berbagai hal ini,” katanya.

    Bukan hanya Meta yang berlomba menciptakan perangkat AI masa depan. OpenAI baru-baru ini mengakuisisi startup milik mantan desainer Apple Jony Ive senilai US$6,5 miliar untuk merancang perangkat baru berbasis AI.

    Startup lain seperti Humane, Limitless, dan Friend juga telah menjajal bentuk perangkat AI lain seperti pin dan liontin pintar, meskipun belum ada yang benar-benar menguasai di pasar.

    Untuk saat ini, kacamata dinilai sebagai bentuk paling masuk akal, karena sudah banyak orang yang mengenakannya dan dianggap lebih dapat diterima secara sosial.

    Tapi, dulu dunia juga tidak menyadari bahwa ia membutuhkan HP, hingga akhirnya ada yang menciptakannya. Perangkat AI berikutnya bisa jadi adalah sesuatu yang bahkan belum bisa kita bayangkan hari ini.

    Meski begitu, Zuckerberg tetap meyakini bahwa kacamata adalah jawabannya.

    “Hal lain yang luar biasa dari kacamata adalah, kacamata akan menjadi cara ideal untuk menggabungkan dunia fisik dan digital,” ujarnya. “Jadi, visi Metaverse ini, saya pikir, juga akan menjadi sangat penting, dan AI akan mempercepatnya.”

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Lewat Inisiatif Ini, Telkomsel Raih Penghargaan Global Prestisius

    Lewat Inisiatif Ini, Telkomsel Raih Penghargaan Global Prestisius

    Jakarta, CNBC Indonesia –Telkomsel kembali mencatatkan prestasi internasional dengan penghargaan pada kategori Reputation Management Excellence dari Gartner Marketing & Communications Awards 2025.

    Apresiasi global ini menekankan keberhasilan Telkomsel dalam mengelola reputasi perusahaan melalui inisiatif sosial Telkomsel Sambungkan Senyuman, mengungguli tiga finalis perusahaan multinasional ternama dari Arab Saudi, Amerika Serikat, dan Kanada.

    Ajang Gartner Marketing & Communications Awards yang diselenggarakan setiap tahun oleh Gartner, perusahaan riset dan konsultasi teknologi terkemuka di dunia, telah menjadi tolok ukur efektivitas strategi komunikasi dan pemasaran lintas industri secara global.

    Dalam kategori Reputation Management Excellence, dua program dari inisiatif Telkomsel Sambungkan Senyuman, yakni Donasi Sekolah Super Seru dan Donasi Sepatu untuk Pelajar di Papua, dinilai telah berhasil meningkatkan pemerataan akses pendidikan sekaligus menguatkan keterlibatan aktif pelanggan dalam aksi sosial yang berdampak nyata.

    VP Corporate Communications & Social Responsibility Telkomsel, Saki H. Bramono, mengatakan, pengakuan Gartner ini menegaskan bahwa reputasi bukan sekadar narasi, melainkan akumulasi aksi nyata yang dirasakan langsung oleh masyarakat. Sambungkan Senyuman lahir dari semangat Indonesia untuk membawa kebahagiaan, memperkuat inklusivitas, dan membuka peluang yang setara bagi setiap individu.

    “Kami berterima kasih kepada pelanggan, mitra, serta karyawan yang bersama-sama terus nyalakan optimisme, karena setiap kebaikan yang tersambung akan melahirkan hari yang lebih baik dan masa depan Indonesia yang gemilang,” ungkap Saki dalam keterangan resmi, Jumat (1/8/2025).

    Para juri Gartner menilai bahwa inisiatif Telkomsel Sambungkan Senyuman mampu menyelaraskan tujuan bisnis Telkomsel dengan kontribusi sosial yang tulus dan otentik. Telkomsel Sambungkan Senyuman sendiri merupakan sebuah inisiatif filantropi kolaboratif yang melibatkan pelanggan dan karyawan dalam berbagai aksi nyata guna menghadirkan kebaikan bagi masyarakat yang membutuhkan.

    Di bawah payung inisiatif ini, Telkomsel menghadirkan beragam program sosial, salah satunya Donasi Sekolah Super Seru yang menyisihkan Rp1.000 dari setiap transaksi pelanggan untuk membangun dan merenovasi puluhan ruang kelas di sekolah-sekolah terpencil.

    Program ini sukses menjawab tantangan infrastruktur pendidikan di berbagai daerah di Indonesia, terbukti dengan lebih dari 2 juta transaksi pelanggan yang menghasilkan dana donasi lebih dari Rp2 miliar hanya dalam dua minggu sejak program diluncurkan.

    Telkomsel percaya bahwa pendidikan bukan hanya terbatas pada ruang kelas, tetapi juga mencakup kesiapan anak-anak sebelum memasuki lingkungan sekolah. Melalui gerakan Sambungkan Senyuman untuk Generasi Gemilang, Telkomsel mengajak pelanggan untuk menukarkan Telkomsel Poin dan uCoin dengan ribuan tas sekolah hasil karya seniman disabilitas.

    Ini sekaligus melanjutkan kesuksesan penyaluran Donasi Sepatu untuk Pelajar di Papua pada tahun sebelumnya, dengan partisipasi aktif lebih dari 39 ribu pelanggan Telkomsel yang melakukan lebih dari 111 ribu transaksi penukaran Poin, telah dikonversi menjadi ratusan pasang sepatu untuk siswa di Papua.

    Informasi selengkapnya tentang inisiatif Telkomsel Sambungkan Senyuman yang meraih penghargaan Reputation Management Excellence dapat diakses melalui laman resmi Gartner Marketing & Communications Awards 2025.

    (dpu/dpu)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Video Penampakan Serangga Raksasa yang Baru Ditemukan di Australia

    Video Penampakan Serangga Raksasa yang Baru Ditemukan di Australia

    Video Penampakan Serangga Raksasa yang Baru Ditemukan di Australia

  • AS Mendadak Borong Produk Samsung, Ternyata Bukan Cuma HP

    AS Mendadak Borong Produk Samsung, Ternyata Bukan Cuma HP

    Jakarta, CNBC Indonesia – Amerika Serikat (AS) mendadak borong produk dari Samsung. Bukan hanya ponsel yang laku keras, tetapi juga untuk produk-produk teknologi lainnya seperti chip.

    Setelah mencatat lonjakan pengiriman smartphone di pasar AS, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu juga mengantongi kontrak besar senilai US$16,5 miliar (Rp 272 triliun) untuk memasok chip ke Tesla, perusahaan mobil listrik asal AS milik Elon Musk.

    Perkembangan ini datang seiring dengan kesepakatan dagang baru antara Korea Selatan dan AS yang memangkas tarif impor dari 25% menjadi 15%. Kesepakatan tarif ini diumumkan hanya beberapa hari setelah Tesla mengungkap bahwa mereka telah menandatangani kontrak untuk membeli chip dari Samsung.

    Para analis menilai langkah ini bisa menjadi penyelamat bagi divisi manufaktur chip kontrak Samsung yang tengah kesulitan.

    “Bertumpu pada pencapaian ini, kami memperkirakan akan memperoleh tambahan pesanan dari pelanggan besar lainnya,” ujar Noh Mi-jung, Wakil Presiden Samsung, dalam panggilan konferensi pendapatan, dikutip dari Reuters, Jumat (1/8/2025).

    Samsung juga tengah menyiapkan pabrik chip canggih di Texas, AS, yang akan mulai produksi pada 2026. Proyek ini menjadi bagian penting dari strategi Samsung untuk memperluas bisnis manufaktur chip kontrak kelas atas, yang saat ini masih didominasi oleh TSMC asal Taiwan.

    Tak hanya dari sektor semikonduktor, Samsung juga mencatat pertumbuhan signifikan di pasar smartphone AS. Menurut laporan terbaru dari Canalys, pengiriman smartphone Samsung naik 38% secara tahunan, mencapai 8,3 juta unit pada kuartal II 2025. Kenaikan ini dipicu oleh ekspansi agresif seri Galaxy A yang menyasar pasar menengah.

    Di saat yang sama, Apple masih menjadi penguasa pasar dengan pangsa 49%, namun mengalami penurunan pengiriman sebesar 11% secara tahunan menjadi 13,3 juta unit. Samsung membuntuti dengan 31% pangsa pasar, disusul Motorola (12%), Google (3%), dan TCL (3%).

    Samsung dan Motorola juga telah meningkatkan pangsa pasokan yang ditujukan untuk AS dari India, meskipun pergeseran mereka jauh lebih lambat dan skala yang lebih kecil dibandingkan dengan Apple.

    Motorola, serupa dengan Apple, memiliki pusat manufaktur utama di China, sedangkan Samsung lebih bergantung pada produksi smartphone-nya di Vietnam.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Samsung Kasih One UI 8 Beta 4 untuk Galaxy S25, Kapan Versi Stabil Meluncur? – Page 3

    Samsung Kasih One UI 8 Beta 4 untuk Galaxy S25, Kapan Versi Stabil Meluncur? – Page 3

    Meskipun, perilisan sistem operasi terbaru dari Samsung disambut dengan antusias tinggi dari penggemar, tak dapat dipungkiri bahwa rilisnya One UI 8 membawa kabar buruk bagi tech enthusiast.

    Bagaimana tidak, dalam kesempatan inspeksi lebih lanjut oleh pengembang XDA, para penguji telah menemukan hilangnya “OEM Unlocking” pada lini produk terbaru keluaran Samsung yang menggunakan One UI 8 Beta Build.

    Beberapa negara di wilayah kawasan Amerika Serikat dan Afrika Timur ikut melaporkan hilangnya opsi ini pada device terbaru keluaran Samsung, khususnya Galaxy S25.

    Keputusan Samsung untuk menghilangkan OEM Unlocking dinilai akan menghambat inovasi dari komunitas, namun perusahaan telah memberikan respons dengan meluncurkan pernyataan akan adanya pembaruan One UI 8.5.

    Jadi, setelah hadirnya One UI 8 Beta 4 dan One UI 8 versi stabil, One UI 8.5 disebut-sebut akan membawa segelontor fitur yang hilang dari One UI 8 untuk meningkatkan kenyamanan pengguna dalam optimalisasi perangkat.

    Akan tetapi, sampai saat ini masih belum jelas apakah hal ini termasuk pengembalian perizinan akses Unlock Bootloader atau tidak.

  • Raksasa Teknologi Makin Kencang Bakar Uang di 2025, Nilainya Fantastis

    Raksasa Teknologi Makin Kencang Bakar Uang di 2025, Nilainya Fantastis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Raksasa teknologi tak segan mengeluarkan uang lebih banyak untuk mengembangkan teknologi AI. Namun, langkah ini diklaim tak membuat rugi, karena AI menjadi mesin uang baru bagi mereka.

    Adopsi AI memang terus meningkat, mulai dari pencarian, iklan, dan komputasi. Microsoft, Alphabet hingga Amazon memastikan tak akan kekurangan kapasitas dengan mengeluarkan uang yang lebih besar untuk mengembangkan teknologi AI mereka.

    Para analis mencatat hasil pengeluaran para raksasa teknologi itu berbuah manis. Pasalnya, AI menjadi mesin pertumbuhan utama, meski mereka juga mencatat monetisasi dari teknologi tersebut masih dalam tahap awal.

    Pengeluaran yang lebih besar untuk AI nampaknya juga tak akan berhenti dalam waktu dekat, ungkap pendiri dan kepala analis Sonata Insight, Debra Aho Williamson.

    “Seiring perusahaan seperti Alphabet dan Meta berlomba mewujudkan AI, belanja modal sangat tinggi dan tetap tinggi di masa depan,” jelasnya dikutip dari Reuters, Jumat (1/8/2025).

    Saat bisnis tetap kuat, maka akan meningkatkan keyakinan jika pengeluaran para perusahaan sepadan dengan apa yang akan didapatkannya nanti.

    “Jika bisnis inti tetap kuat akan memberikan lebih banyak waktu untuk investor dan memberikan keyakinan bahwa miliaran yang dihabiskan infrastruktur, bakat dan biaya teknologi lain akan sepadan,” jelasnya.

    Microsoft, misalnya, mengeluarkan US$30 miliar (Rp 494,6 triliun) pada kuartal ini. Pengeluaran ini sepadan dengan hasil baik dari bisnis komputasi awan Azure yang membawa peningkatan laba.

    Di sisi lain, Alphabet juga menaikkan proyeksi pengeluarannya tahun ini. Dari US$10 miliar (rp 165 triliun) menjadi US$85 miliar (Rp 1.402 triliun)

    Namun perusahaan tak perlu khawatir karena AI membawa berkah tersendiri. Salah satunya AI Gemini yang berhasil menarik lebih dari 450 juta pengguna aktif bulanan.

    Meta menaikkan proyeksi belanja modal menjadi US$66 miliar (Rp 1.088 triliun) hingga US$72 miliar (Rp 1.187 triliun).

    Semua perusahaan telah menghadapi pengawasan ketat dari investor atas belanja modal mereka yang membengkak, yang diperkirakan berjumlah US$330 miliar (Rp 5.439 triliun) tahun ini sebelum pendapatan terbaru.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • NASA Ketahuan Bunuh Alien Mars, Ilmuwan Ungkap Fakta Tak Terduga

    NASA Ketahuan Bunuh Alien Mars, Ilmuwan Ungkap Fakta Tak Terduga

    Jakarta, CNBC Indonesia – NASA disebut telah membunuh ‘alien’ Mars pada 1970-an. Klaim ini datang dari ilmuwan Jerman yang menilai eksperimen yang dilakukan NASA di masa lalu malah mematikan kehidupan mikroba di Planet Merah.

    Dirk Schulze-Makuch, ahli astrobiologi dari Technische Universität Berlin di Jerman, memiliki teori unik soal kehidupan di Mars.

    Berdasarkan laporan Space.com yang dikutip oleh Futursim, Schulze-Makuch menduga misi Viking 1 NASA tanpa sengaja membunuh alien penghuni Mars lewat eksperimen mereka yang berlangsung pada tahun 1976.

    NASA saat itu menggelar eksperimen mencampur air, nutrien, dan sampel tanah di Mars. Asumsi NASA, makhluk hidup di Mars sama dengan makhluk hidup di Bumi yaitu membutuhkan air untuk hidup.

    Menurut Schulze-Makuch, makhluk hidup di Mars justru tewas akibat percobaan tersebut. Ia berpendapat kehidupan di Mars bergantung kepada garam seperti organisme di Bumi yang hidup di wilayah kering kerontang. Salah satu organisme yang hidupnya bergantung dari garam adalah mikroba di Padang Pasir Atacama di Cile.

    “Di lingkungan hyper-kering, kehidupan bisa mendapatkan ‘air’ dari garam yang menyerap kelembaban dari atmosfer. Garam ini seharusnya menjadi fokus pencarian makhluk hidup di Mars,” terangnya.

    Dia menyatakan misi Viking tanpa sengaja membunuh organisme yang mereka angkut dengan mencampurkan terlalu banyak air.

    “Jika cara pandang soal cara organisme hidup di kondisi kering Mars ini benar, artinya daripada menjalankan strategi ‘ikuti air’ yang selama ini digunakan NASA, lebih baik kita mengikuti garam untuk mencari mikroba,” ujar Schulze-Makuch.

    Ia mengusulkan menggunakan cairan garam yang pas sebagai habitat bakteria untuk “mengangkut” kehidupan dari Mars.

    Schulze-Makuch memberikan contoh hujan badai yang membunuh 70-80 persen bakteria di Padang Pasar Atacama karena organisme tersebut tak sanggup tersiram begitu banyak air dalam waktu singkat.

    “Hampir 50 tahun setelah eksperimen biologi Viking, saatnya untuk mencoba misi pencarian kehidupan baru, dengan pemahaman lebih baik soal ekosistem Mars,” tulis Schulze-Makuch dalam komentarnya.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]