Jenis Media: Tekno

  • Pertumbuhan Penetrasi Internet Indonesia Melambat, APJII Beberkan Sebabnya

    Pertumbuhan Penetrasi Internet Indonesia Melambat, APJII Beberkan Sebabnya

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat pertumbuhan tingkat penetrasi internet di Indonesia melambat pada 2025 menjadi 80,66%, atau setara dengan 229 juta dari total populasi 284 juta jiwa. 

    Angka ini hanya naik 1,16 basis poin dibandingkan dengan tingkat penetrasi 2024 sebesar 79,50%, yang naik 1,33 poin dari angka 2023 sebesar 78,19%. Adapun, pada 2022, tingkat penetrasi internet Indonesia mencapai 77,01% .

    Sekretaris Jenderal APJII Zulfadly Syam menjelaskan perlambatan ini dipengaruhi oleh kecenderungan penyedia layanan internet (ISP) yang lebih fokus meningkatkan kualitas di wilayah yang sudah terlayani, ketimbang memperluas jangkauan ke daerah terpencil.

    “Penambahan ini enggak terlalu signifikan naik. Kenapa? Karena di beberapa wilayah yang digantikan itu atau penyedia internet relatif meningkatkan kualitasnya daripada masuk-masuk ke desa-desa yang mungkin terlalu sulit. Jadi, peningkatannya enggak langsung signifikan,” kata Zulfady dalam media diskusi usai Peluncuran Hasil Survei APJII: Profil Internet Indonesia 2025 di Jakarta, Rabu (6/8/2025). 

    Padahal, menurutnya, jumlah penyedia internet di Indonesia sudah mencapai 1.386 entitas. Namun, bisnis ISP masih terkonsentrasi di wilayah tertentu. 

    Meski begitu, Zulfadly menilai wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T) menunjukkan perkembangan positif. Dia pun mendorong pemerintah untuk memberikan dukungan agar penetrasi di wilayah tersebut meningkat lebih signifikan.

    “Yang pertama mungkin adanya insentif. Jadi yang mau bangun ke daerah 3T diberikan insentif,” katanya. 

    Zulfadly menambahkan, opsi kedua yang bisa dilakukan adalah memberikan reward berupa relaksasi pajak bagi pihak yang membangun jaringan di daerah 3T. Jika hal itu tidak memungkinkan, setidaknya perlu ada upaya proteksi terhadap infrastruktur yang sudah dibangun. Zulfadly mengingatkan, tanpa proteksi terhadap infrastruktur yang sudah dibangun di wilayah 3T, pelaku usaha akan enggan berinvestasi. 

    “Jadi misalnya saya membangun daerah 3T, saya mau bangun nih. Tapi jangan saya ketika saya bangun nanti saya diganggu oleh provider yang lain. Padahal saya baru bangun aja baru belum tentu balik modal. Tapi kemudian diganggu sama provider yang lain atau illegal ISP. Tanpa proteksi itu, kita pun tidak akan berani membangun daerah 3T,” katanya.

    Dia menambahkan, regulasi yang melindungi operator untuk mengembangkan jaringan di wilayah 3T setidaknya selama dua tahun tanpa gangguan pihak lain, akan memberikan keamanan dan kepastian bisnis. 

    “Nah itu akan memberikan keamanan dan perhitungan yang tepat dalam bisnis. Nah itu mungkin ya akan kita kembalikan kepada pemerintah,” tutupnya.

  • Pengguna Internet di Indonesia Tembus 229,43 Juta Orang pada 2025

    Pengguna Internet di Indonesia Tembus 229,43 Juta Orang pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA— Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia mencapai 229,43 juta jiwa pada 2025. Angka tersebut naik dibandingkan 2024 yang mencapai 221,56 juta orang.

    “Kita sudah menjangkau sekitar 229 juta penduduk di seluruh Indonesia,” Ketua Umum APJII Muhammad Arif dalam Peluncuran Hasil Survei APJII: Profil Internet Indonesia 2025 di Jakarta pada Rabu (6/8/2025). 

    Dari sisi penetrasi, Arif mengungkapkan, tingkat penetrasi internet di Indonesia saat ini mencapai 80,66%, meningkat dari 79,50% pada 2024, 78,19% pada 2023, dan 77,01% pada 2022.

    Arif menambahkan, meski penetrasi terus meningkat, masih ada hampir 20% masyarakat yang belum menikmati layanan internet. Dia menyebut, salah satu kendala yang dihadapi dalam pemerataan layanan internet adalah infrastruktur telekomunikasi yang masih menumpuk di wilayah tertentu dan belum merata. 

    Padahal, Arif menuturkan, jumlah penyedia jasa internet (ISP) di Indonesia saat ini mencapai lebih dari 1.320.

    “Ini memang jadi PR kita bersama untuk bersama-sama bagaimana ke depan kita menciptakan regulasi yang benar-benar dapat mendorong bukan hanya kemerataan, tapi juga kualitas internet di Indonesia,” tambahnya.

    Berdasarkan wilayah, Pulau Jawa mendominasi dengan porsi 58% dari total pengguna internet nasional. Disusul Sumatra (20,5%), Sulawesi (6,46%), Kalimantan (6,05%), Bali dan Nusa Tenggara (5,13%), serta Maluku dan Papua (3,71%).

    Dari sisi gender, pengguna laki-laki menyumbang 51% dan perempuan 49%, dengan penetrasi masing-masing 82% dan 78%. APJII juga mencatat wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) hanya berkontribusi sekitar 1,91% dari total pengguna internet, sedangkan daerah non-3T mencapai 98,9%.

    Pengguna internet didominasi Gen Z (25,54%) dan generasi milenial (25,17%), disusul Gen Alpha (23%) dan Gen X (18,15%). Aktivitas penggunaan internet masih didorong oleh media sosial, komunikasi online, dan layanan publik.

    “Alasan kita menggunakan internet ya pasti nomor satu ya sosmed. Indonesia ya sosmed nomor satu, komunikasi online, layanan publik dan seterusnya,” ungkap Arif.

    Mayoritas masyarakat mengakses internet melalui ponsel (95%), disusul laptop, tablet, dan smart TV yang belakangan mengalami peningkatan penggunaan. Cara mengakses internet paling banyak melalui mobile data (68%), kemudian wifi (28%), baik dari rumah, kantor, maupun fasilitas publik.

    Menurut Arif, harga layanan internet di Indonesia sudah relatif terjangkau. 

    “Menurut saya sih sudah cukup affordable, apalagi di sisi broadband sudah hampir bottom,” ujarnya.

    Meski pengguna internet terus bertambah, tantangan keamanan siber juga semakin besar. Penipuan online masih menjadi kasus tertinggi, diikuti pencurian data pribadi dan infeksi perangkat akibat virus.

    “Penipuan online ini masih marak. Masalah edukasi ke pengguna internet ini masih cukup low ya, terutama di kalangan tertentu,” katanya.

  • Respons Operator Soal Larangan Starlink Jual Perangkat Jelajah di RI

    Respons Operator Soal Larangan Starlink Jual Perangkat Jelajah di RI

    Jakarta

    Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) merespons terkait larangan Starlink menjual perangkat jelajah untuk pasar Indonesia. Larangan tersebut dilakukan Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) setelah Starlink kembali membuka pendaftaran pelanggan baru.

    Kemampuan Starlink yang mampu menembus area yang tidak bisa dijangkau oleh infrastruktur telekomunikasi daratan menjadi nilai tambah, sehingga masyarakat di pelosok bisa merasakan pengalaman berselancar di dunia maya.

    “Ya kalau kita melihatnya sekarang ini kan kita mobile operator, anggota ATSI ini kan mobile operator. Kalau Starlink itu (jualan) jelajahnya ya menjadi pesaing,” ujar Direktur Eksekutif ATSI Marwan O. Baasir ditemui di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

    Ia pun menyinggung hasil kajian dari Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) terkait wilayah operasi Starlink di Indonesia. KPPU diketahui telah melakukan kajian terkait masuknya Starlink ke bisnis ritel yang kemudian merekomendasikan agar pemerintah memprioritaskan jangkauan penyediaan internet berbasis satelit low earth orbit (LEO) di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).

    “Rekomendasi sudah jelas (harus ada) kerja sama menjadi backhaul itu dari KPPU, ngapain lagi mereka mengajukan (jualan perangkat) jelajah,” ucapnya

    Diberitakan sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) melarang Starlink Services Indonesia untuk memperjualbelikan perangkat jelajah serupa modem kepada pelanggan. Sebab, itu bagian dari komitmen satelit SpaceX itu jika mau beroperasi di Indonesia.

    “Kami setiap saat melihat komitmen-komitmen dia, misalnya (perangkat) jelajah kan nggak boleh. Jelajah itu maksudnya ditaruh di mobil, terus mobilnya bergerak dan bisa pakai WiFi di mobil pakai Starlink itu nggak boleh, kecuali di kapal laut itu kita izinkan selama kapal bergerak selama tujuh hari itu boleh,” tutur Wayan.

    Dengan demikian, penggunaan Starlink diperbolehkan selama layanan tersebut dimanfaatkan dalam keadaan statis, misalnya untuk di rumah maupun area-area yang membutuhkan koneksi internet.

    “Kalau ada, ditemukenali, misalnya dia menjelajah di dalam mobil, kita akan cabut landing right di Indonesia. Pokoknya kita tegur, kita akan minta hentikan sampai dia memenuhi syaratnya. Itu kewajiban dia untuk tidak menjual itu,” tegasnya.

    (agt/fyk)

  • 7 HP Xiaomi Kebagian HyperOS 3 Duluan, Cek Daftarnya!

    7 HP Xiaomi Kebagian HyperOS 3 Duluan, Cek Daftarnya!

    Jakarta, CNBC Indonesia – Xiaomi siap merilis sistem operasi terbarunya, HyperOS 3, yang dijadwalkan meluncur pada September 2025. Berbasis Android 16, sistem ini membawa berbagai peningkatan besar dan akan hadir lebih dulu di jajaran ponsel flagship Xiaomi.

    Berdasarkan informasi resmi, 5 HP flagship akan menjadi yang pertama mendapatkan update ini. Sementara itu 2 ponsel gaming dari seri Redmi juga masuk dalam daftar.

    Tak hanya itu, ponsel anyar Xiaomi 16 dan Xiaomi 16 Pro akan langsung hadir dengan HyperOS 3 bawaan pabrik.

    Berikut ini adalah daftar ponsel pertama yang akan menerima pembaruan HyperOS 3, dikutip dari Gizchina, Rabu (6/8/2025):

    Xiaomi 15

    Xiaomi 15 Pro

    Xiaomi 15 Ultra

    Xiaomi 15T Pro

    Xiaomi 14T Pro

    Bagi penggemar gaming, Xiaomi juga tidak ketinggalan menyertakan:

    Redmi K70 Ultra

    Redmi K80 Ultra

    HyperOS 3 sendiri hadir dengan sejumlah fitur baru seperti animasi yang lebih mulus, peningkatan performa, antarmuka yang diperbarui, dan integrasi lintas perangkat Xiaomi yang lebih lancar. Sistem ini juga diklaim lebih stabil dan ringan untuk menunjang pengalaman pengguna.

    Xiaomi juga fokus meningkatkan stabilitas sistem dan kecepatan UI untuk mengurangi lag yang sering dikeluhkan pengguna.

    Xiaomi menargetkan rilis OS baru ini pada bulan September atau Oktober 2025. Seperti biasa, pembaruan akan digulirkan secara bertahap, dimulai dari model flagship, lalu menyusul ke kelas menengah dan entry-level.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Fakta Baru Soal Sinar Kosmik, Tak Seperti Film The Fantastic Four: First Steps

    Fakta Baru Soal Sinar Kosmik, Tak Seperti Film The Fantastic Four: First Steps

    Jakarta

    Terlalu banyak radiasi dari sinar kosmik sangat berbahaya bagi suatu planet. Namun studi terbaru menemukan fakta lain dan menarik. Ini tidak seperti film The Fantastic Four: First Steps lho.

    Pahlawan super Fantastic Four mendapatkan kekuatannya dari sinar kosmik, tapi itu cerita fiksi. Dalam dunia ilmiah, ilmuwan membahas radiasi sinar kosmik dalam kondisi yang tepat, dapat membuat sebuah dunia yang tadinya tidak bisa dihuni menjadi dapat ditempati. Dalam konteks ini, radiasi pengion yang dimaksud.

    Radiasi ini memiliki energi yang cukup untuk merusak tubuh manusia hingga menyebabkan masalah kesehatan, seperti kanker. Radiasi semacam itu tidak hanya mencakup sinar ultraviolet dari Matahari, sinar-X, dan gamma dari jarak jauh, tapi partikel berkecepatan tinggi yang membentuk sinar kosmik.

    Namun studi baru menunjukkan bahwa ada kalanya kehidupan bergantung pada radiasi pengion. Prosesnya ialah partikel berenergi tinggi dari luar angkasa dapat melepas elektron dari molekul dalam air atau es bawah tanah, yang disebut juga sebagai radiolisis.

    Secara hipotesis, proses tersebut dapat menghasilkan energi yang cukup untuk memberi makan mikroba, bahkan lingkungan yang dingin dan gelap, dilansir dari Science Alert, Rabu (6/8/2025).

    Untuk membuktikannya, para peneliti menjalankan simulasi radiolisis di lokasi-lokasi penting di Tata Surya. Tujuan melakukan hal tersebut adalah untuk mengetahui potensi energi yang dihasilkan.

    Berdasarkan perhitungan mereka, Enceladus yang merupakan Bulan Saturnus, bisa menjadi rumah ternyaman bagi makhluk asing. Lalu diikuti oleh Mars dan kemudian Europa bulan milik Jupiter.

    “Penemuan ini mengubah cara kita berpikir tentang kemungkinan keberadaan kehidupan,” kata ahli astrobiologi di Universitas New York kampus Abu Dhabi, Dimitra Atri.

    Daripada hanya terus mencari planet hangat yang terpapar sinar matahari, kini makhluk Bumi dapat mempertimbangkan tempat-tempat yang dingin dan gelap, asalkan memiliki air di bawah permukaannya dan terpapar sinar kosmik.

    (hps/fay)

  • PPATK Sebut Perputaran Dana Judol Bisa Tembus Rp 1.100 Triliun

    PPATK Sebut Perputaran Dana Judol Bisa Tembus Rp 1.100 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) memperkirakan, perputaran dana judi online atau judol bisa tembus Rp 1.100,18 triliun tanpa adanya intervensi penanganan dari pemerintah.

    “Ini kalau pemerintah tidak intervensi, kita diam-diam saja, teman-teman tidak sosialisasikan dampak sosialnya, judol didiamkan saja, itu akan tembus Rp 1.100 triliun,” kata Kepala PPATK Ivan Yustiavandana di kantornya, Jakarta, Rabu (6/8/2025).

    Pada 2024 PPATK mencatat perputaran dana judol menjadi yang tertinggi selama 7 tahun terakhir dengan nilai Rp 359,81 triliun, karena pada 2017 perputaran dana judol hanya sebesar Rp 2,01 triliun.

    Ivan menegaskan, estimasi besarnya potensi transaksi judol pada 2025 hingga Rp 1.100,18 triliun itu sudah termasuk adanya dampak rambatan dari perolehan pembiayaan para pemain judol dari pinjol.

    Sementara itu, bila pemerintah gencar melakukan berbagai kebijakan intervensi maka transaksi atau perputaran dana judol Ivan perkirakan bisa merosot hingga ke level Rp 114,34 triliun pada tahun ini.

    “Nah kalau bisa sampai Rp 0 kita enggak tahu teorinya bagaimana,” tutur Ivan.

    Ivan mengatakan, salah satu bentuk intervensi yang dilakukan pemerintah dalam menekan perputaran dana judol ini ialah dengan menghentikan sementara transaksi pada rekening dormant karena kerap dijadikan target oleh bandar judol sebagai media deposit.

    Penghentian transaksi rekening dormant ini telah dilakukan PPATK sejak 16 Mei 2025 sampai akhir Juli 2025 terhadap 122 juta rekening dormant di 105 bank.

    Hasil dari penghentian transaksi dormant itu ialah ambruknya nominal deposit judol. Pada Mei 2025 posit judol senilai Rp 2,29 triliun, lalu merosot menjadi Rp 1,5 triliun. Deposit judol sepanjang semester I-2025 mencapai puncaknya pada pada April senilai Rp 5,08 triliun.

    Sebelum itu, nilai deposit judol sejak Januari-Maret 2025 masing-masing senilai Rp 2,96 triliun, Rp 3,05 triliun, dan Rp 2,59 triliun.

    Jumlah frekuensi transaksi depositnya pun ambles, dari 7,32 juta kali transaksi pada Mei 2025 menjadi 2,79 juta kali transaksi. Pada April 2025 bahkan sempat tembus 33,23 juta kali transaksi, menjadikan jumlah transaksi terbanyak pada paruh pertama tahun ini.

    Biasanya jumlah transaksi deposit judol belasan juta transaksi, seperti Januari 2025 sebanyak 17,33 juta kali transaksi, Februari 2025 sebanyak 17,99 juta kali transaksi, dan Maret 2025 mencapai 15,82 juta kali transaksi.

    “Artinya ini penurunan signifikan. Ini datanya bukan fabrikasi tapi data yang kita terima dari bank, jadi kalau kita lihat dampaknya penghentian transaksi sementara seperti ini,” papar Ivan.

    (arj/haa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Operator Internet Minta WhatsApp-Instagram-Netflix Diatur Biar Adil

    Operator Internet Minta WhatsApp-Instagram-Netflix Diatur Biar Adil

    Jakarta, CNBC Indonesia – Platform over-the-top (OTT) seperti WhatsApp, Instagram, Netflix, dan mobile banking diminta untuk bisa diatur oleh pemerintah. Hal ini mengingat penggunaannya telah menguasai hajat hidup orang banyak.

    Permintaan tersebut jadi salah satu topik yang diungkapkan Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI) dalam suratnya kepada Presiden Prabowo Subianto.

    “OTT kan wajar aja di regulasi. Dia udah menguasai hajat hidup orang banyak juga sebetulnya. Berapa banyak sih pengguna aplikasi OTT begitu,” Direktur Eksekutif ATSI, Marwan O. Baasir di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

    Dia mencontohkan regulator di Amerika Serikat, FCC, yang mengatur platform OTT dengan menyebutnya sebagai telecommunication application service. Sayangnya, hal itu belum diatur di Indonesia padahal beberapa OTT memiliki layanan serupa yaitu voice, SMS hingga video call yang bersaing dengan operator seluler.

    OTT juga bukan hanya terkait platform pesan dan komunikasi. Ada pula banking mobile hingga e-commerce yang juga menggunakan jaringan seluler.

    Marwan mengatakan sebaiknya OTT diatur untuk bisa bekerja sama. Sebab saat penyedia penyelenggaraan jaringan tidak bisa menanggung beban lagi, platform pun tidak bisa diakses di jaringan tersebut.

    “B2B, tapi ada aturannya. Harus ada aturannya, harus ada regulasi,” ungkapnya.

    Bisa dilakukan adalah membagi hasil antar dua pihak. Saat semuanya diatur juga bisa menguntungkan perusahaan opsel.

    Pembagian itu masih perlu dibicarakan lagi dengan para operator. Sejauh masih dilakukan diskusi. “Bagi hasil dong. Bagi hasil. Jangan cuma collect revenue sendiri,” tutur Marwan.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Harga Internet Indonesia Diklaim Sudah Murah Buat Semua Kalangan

    Harga Internet Indonesia Diklaim Sudah Murah Buat Semua Kalangan

    Jakarta

    Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan bahwa harga layanan internet Indonesia terbilang termurah. Pernyataan tersebut sekaligus menegaskan isu tarif internet Indonesia mahal dibandingkan negara lainnya.

    Pernyataan itu diungkapkan langsung oleh Ketua APJII Muhammad Arif saat memaparkan laporan hasil survei pengguna internet Indonesia 2025.

    “Sebenarnya kalau dibilang harga internet Indonesia terjangkau apa nggak sih? Ya, menurut saya sih sudah cukup terjangkau ya. Apalagi di sisi broadband, kalau bisa saya sampaikan juga harga di internet broadband-nya sudah hampir terendah. Mau murah segimana murah lagi,” ungkap Arif di Jakarta, Rabu (6/8/2025).

    Dalam laporan Survei Profil Pengguna Internet Indonesia, APJII memaparkan bahwa akses menuju ke dunia maya itu sudah banyak dilakukan oleh berbagai kalangan, mulai dari pendapatan di bawah Rp 1 juta sampai di atas Rp 6 juta.

    Penetrasi dan Kontribusi Pengguna Internet berdasarkan Pendapatan:

    – Di bawah Rp 1 juta : kontribusi 17,80%, penetrasi 70,73%

    – Rp 1 juta – Rp 1,5 juta : kontribusi 20,97%, penetrasi 78,06%

    – Rp 1,5 juta – Rp 2 juta : kontribusi 15,75%, penetrasi 81,42%

    – Rp 2 juta – Rp 2,5 juta : kontribusi 14,65%, penetrasi 84,38%

    – Rp 2,5 juta – Rp 3,5 juta : kontribusi 19,04%, penetrasi 87,63%

    – Rp 3,5 juta – Rp 6 juta : kontribusi 10%, penetrasi 89,87%

    – Di atas Rp 6 juta : kontribusi 1,79%, penetrasi 91,47%

    Dari data di atas terungkap bahwa meski penetrasi pendapatan pengguna internet Rp 6 juta merupakan yang paling besar, tetapi dari sisi kontribusinya paling kecil. Sedangkan, kontribusi paling besar justru berasal dari kelompok dengan pendapatan menengah, yakni Rp 2,5 juta sampai Rp 3,5 juta.

    “Saya rasa semua kalangan hampir mampu menggunakan internet pada saat ini,” ucap Arif.

    Dari sisi tingkat pendidikan terakhir pengguna internet Indonesia 2025, kontribusi paling besar berasal dari SD/Sederajat mencapai 42,66%. Selanjutnya, kontribusi bersumber dari tingkat pendidikan SMA/Sederajat 28,15%, SMP/Sederajat 18,53%, dan Perguruan Tinggi 10,66%.

    Diketahui, APJII mengumumkan jumlah pengguna internet Indonesia tahun 2025 mencapai 229.428.417 jiwa dari total populasi 284.430.900 jiwa Indonesia.

    Jumlah pengguna internet tersebut setara dengan penetrasi internet Indonesia sebesar 80,66%. Dibandingkan laporan serupa sebelumnya, ada pertumbuhan jumlah pengguna internet Indonesia cukup tipis, yakni 1,16%.

    Dalam melakukan survei penetrasi internet Indonesia 2025 ini menggunakan metode multistage random sampling, yakni metode pengambilan sampel acak bertahap menggunakan propotional to size dengan melibatkan sebanyak 8.700 responden.

    (agt/fyk)

  • Mengenal Teknologi Glare Free di TV Samsung Beserta Fungsinya – Page 3

    Mengenal Teknologi Glare Free di TV Samsung Beserta Fungsinya – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Teknologi Glare Free yang sebelumnya hanya hadir di Samsung OLED TV, kini diperluas ke produk-produk smart TV lainnya seperti Samsung Neo QLED 8K dan Neo QLED 4K.

    Glare Free adalah inovasi yang dirancang untuk mengurangi pantulan cahaya pada layar Samsung TV yang asalnya dari berbagai sumber, seperti cahaya matahari, lampu ruangan, dan sebagainya.

    Teknologi Glare Free ini adalah inovasi di mana layar TV dapat mengurangi pantulan dengan menggunakan lapisan khusus, sehingga pengguna dapat nonton TV tanpa gangguan cahaya, di berbagai ruangan dengan kondisi cahaya terang maupun gelap.

    Head of Audio Visual Business Samsung Electronics Indonesia, Agung Giri Djatmiko, menjelaskan teknologi Glare Free adalah wujud dari upaya Samsung TV untuk membuat pengalaman menonton TV semakin nyaman di berbagai pencahayaan ruang.

    “Samsung ingin memastikan bahwa di ruangan mana pun, kapan pun, dan apa pun kontennya, konsumen akan tetap mendapatkan kualitas gambar terbaik tanpa gangguan,” ujar Agung dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025).

    Glare Free dikembangkan berdasarkan respons positif dari pengguna Samsung OLED S95D, yang menyatakan bahwa mereka tak lagi perlu menutup tirai saat nonton TV.

    Teknologi ini menggunakan lapisan khusus, sehingga mengurangi pantulan cahaya (matahari atau pun lampu ruangan), yang terlihat pada layar–kerap mengganggu pengalaman menonton.

     

     

  • Raja Aplikasi Terbaru di RI 2025, Bukan Instagram-YouTube-Facebook

    Raja Aplikasi Terbaru di RI 2025, Bukan Instagram-YouTube-Facebook

    Jakarta, CNBC Indonesia – TikTok merajai daftar aplikasi media sosial yang paling sering digunakan masyarakat Indonesia. Setidaknya begitu menurut laporan ‘Profil Internet Indonesia 2025’ yang dirilis Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII).

    Sebanyak 35,17% responden yang disurvei APJII mengakses TikTok pada 2025, meningkat tajam dibandingkan 18,61% pada 2024. Selanjutnya, di posisi ke-2 ada YouTube dengan persentase 23,76% atau menurun dari 27,53% pada tahun lalu.

    Sementara itu, penggunaan Facebook menurun tajam, sebelumnya di peringkat 1 (34,85%) dan sekarang terlempar ke posisi ke-3 (21,58%). Posisi ke-4 dan ke-5 masing-masing secara berurutan diisi oleh Instagram (15,94%) dan X (0,56%).

    Berdasarkan laporan APJII, semua aplikasi media sosial yang masuk daftar ‘Top 5’ menunjukkan penurunan akses, kecuali TikTok. Hal ini menunjukkan tren yang kian bergeser, di mana pengguna internet makin gencar mengonsumsi konten dengan format video pendek.

    Adapun jangka waktu mengakses media sosial paling banyak 1-2 jam (34,17%). Namun, ada juga yang mengakses media sosial hingga lebih dari 4 jam (14,99%).

    Untuk isi konten berita yang paling sering diakses warga Indonesia di internet adalah Olahraga (15,62%); Politik, Sosial, Hukum & HAM (14,90%); Infotainmet/Gosip/Hiburan (13,64%); Kriminal dan Peristiwa Terkini (12,74%); serta Ekonomi, Keuangan, dan Bisnis (12,20%).

    Secara keseluruhan, pertumbuhan penetrasi internet di Indonesia menunjukkan pertumbuhan positif 2% dari tahun-ke-tahun (YoY). Saat ini, sebanyak 80,68% total populasi penduduk Indonesia sudah terhubung di internet.

    Persentase itu setara dengan 229,4 juta jiwa dari total populasi penduduk Indonesia sebanyak 284,4 juta jiwa di tahun 2025.

    Sebagai catatan, metodologi survei dilakukan dengan pendekatan multistake random sampling. Ada 8.700 responden yang tersebar secara proporsional di 38 provinsi di Indonesia. Pelaksanaan survei dilakukan pada periode 10 April hingga 16 Juli 2025.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]