Jenis Media: Tekno

  • Manfaat Hosting N8N dalam Sistem Kerja dan Bisnis

    Manfaat Hosting N8N dalam Sistem Kerja dan Bisnis

    Bisnis.com, JAKARTA – Transformasi digital semakin mendesak bagi berbagai sektor industri, mendorong meningkatnya kebutuhan akan layanan cloud hosting yang tak lagi sekadar penyimpanan data, tetapi juga menjadi fondasi pengembangan aplikasi dan automasi sistem kerja.

    Integrasi teknologi kecerdasan buatan (AI) dan platform automasi seperti n8n kini menjadikan cloud hosting sebagai pilihan strategis bagi bisnis yang ingin meningkatkan efisiensi dan daya saing.

    Transformasi ini mencerminkan pergeseran fokus perusahaan dari sekadar penyedia layanan hosting tradisional menjadi mitra strategis bagi bisnis dalam memanfaatkan teknologi AI, automasi, dan integrasi sistem berbasis cloud secara menyeluruh.

    Frendi Triarista, Senior Manager BOC. yang sebelumnya dikenal sebagai Bali Orange Communication, kini resmi bertransformasi menjadi Beyond Ordinary Cloud mengatakan dengan kombinasi layanan Hosting AI Indonesia dan Hosting n8n Indonesia, BOC berkomitmen menghadirkan ekosistem cloud yang mendukung percepatan transformasi digital bisnis di berbagai sektor.

    Dia memaparkan, saat ini ekosistem cloud yang dibutuhkan adalah yang fokus pada layanan cloud hosting terpadu, dengan prioritas pada kemudahan akses, kecepatan, dan keamanan data. 

    Dengan menjadi bagian dari Thrive Internet & Hosting, BOC berharap dapat menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya di Indonesia tetapi juga secara global melalui layanan Hosting AI Indonesia dan Hosting n8n Indonesia.

    Dilansir dari laman institutbanten, N8N.io adalah sebuah platform automasi alur kerja (workflow automation) open-source yang kuat dan fleksibel. Nama “N8N” sendiri merupakan kependekan dari “node-to-node”, yang menggambarkan cara kerjanya: menghubungkan berbagai aplikasi dan layanan melalui “node” untuk menciptakan alur kerja otomatis.

    N8N.io memungkinkan Anda untuk  Mengintegrasikan Aplikasi yang Berbeda: N8N.io menyediakan ratusan integrasi bawaan (nodes) untuk berbagai aplikasi web populer seperti Google Sheets, Slack, Trello, Salesforce, Mailchimp, dan banyak lagi. Ini berarti Anda bisa membuat aplikasi-aplikasi ini “berbicara” satu sama lain.

    Di tengah tuntutan produktivitas yang tinggi, N8N.io menjadi solusi yang sangat relevan.

    Berikut beberapa alasan mengapa N8N.io krusial:

    Peningkatan Efisiensi Operasional: Dengan mengotomatisasi tugas-tugas manual, karyawan dapat fokus pada pekerjaan yang lebih strategis dan bernilai tinggi, mengurangi kesalahan manusia dan mempercepat proses bisnis.
    Pengurangan Biaya: Mengurangi ketergantungan pada intervensi manual seringkali berarti pengurangan biaya operasional yang signifikan dalam jangka panjang.
    Skalabilitas: Alur kerja otomatis dapat dengan mudah diskalakan untuk menangani volume data atau tugas yang meningkat tanpa perlu menambah staf secara proporsional.
    Integrasi yang Mulus: N8N.io menjembatani kesenjangan antara aplikasi yang berbeda, menciptakan ekosistem teknologi yang lebih terhubung dan efisien.
    Fleksibilitas Tanpa Batas: Sebagai solusi open-source, N8N.io dapat disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bisnis yang paling unik sekalipun, memberikan kebebasan lebih dari platform proprietary.

  • Langka! 6 Planet Muncul Sejajar pada 17 Agustus 2025, di Hari Kemerdekaan RI

    Langka! 6 Planet Muncul Sejajar pada 17 Agustus 2025, di Hari Kemerdekaan RI

    Bisnis.com, JAKARTA – Enam planet yakni Merkurius, Venus, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus akan muncul bersamaan di langit selama hampir seminggu.

    Fenomena ini dimulai pada hari kemerdekaan RI, Minggu, 17 Agustus. “Parade planet” yang cukup langka ini, yang terkadang keliru disebut sebagai kesejajaran planet, akan berlanjut hingga Rabu, 20 Agustus.

    Dilansir dari livescience, fenomena akan muncul di langit timur sekitar satu jam sebelum matahari terbit. 

    Di bawah langit yang cerah, Anda seharusnya dapat melihat Venus, Jupiter, dan Saturnus. Merkurius akan lebih dekat ke cakrawala tetapi masih cukup terang untuk dilihat oleh sebagian besar pengamat.

    Namun, Uranus (yang muncul di antara Jupiter dan Saturnus di langit) dan Neptunus (dekat dengan Saturnus di langit) terlalu redup dan jauh untuk dilihat dengan mata telanjang. Satu-satunya cara untuk melihat kedua raksasa es ini adalah dengan menggunakan teleskop yang bagus.

    Meskipun relatif jarang enam planet muncul di langit secara bersamaan, keindahan pemandangan akan jauh lebih indah dengan memudarnya bulan sabit.

    Pada 17 dan 18 Agustus, bulan sabit akan muncul di atas Jupiter dan Venus. Dua planet paling terang di langit malam ini kini perlahan menjauh setelah konjungsi yang sangat dekat pada 12 Agustus.

    Merkurius mungkin terlihat di bawah Jupiter dan Venus, tetapi akan lebih mudah untuk melihatnya pada 19 Agustus. Pada pagi itu, dan pada 20 Agustus, bulan sabit yang ramping akan berada sangat dekat dengan Jupiter dan Venus — sebuah sorotan visual dari “parade planet”.

    Sekitar 21 Agustus, Merkurius akan mulai kembali ke pantulan Matahari dan akan semakin sulit dilihat.

    Menurut aplikasi Star Walk, akan ada dua parade enam planet pada tahun 2026: satu setelah matahari terbenam di bulan Februari dan satu lagi sebelum matahari terbit di bulan Agustus.

  • Akademisi Ungkap Peluang dan Tantangan Dana Abadi Bangun AI Nasional

    Akademisi Ungkap Peluang dan Tantangan Dana Abadi Bangun AI Nasional

    Bisnis.com, JAKARTA — Akademisi meyakini keberadaan dana abadi akan membuat industri kecerdasan buatan (AI) Indonesia makin kompetitif. Tantangannya adalah ketersediaan infrastruktur. 

    Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai perkembangan platform aplikasi, termasuk AI, kini berlangsung sangat cepat. Mulai dari tahap spesifikasi hingga penggelaran, prosesnya dapat dilakukan hanya dalam hitungan hari atau bulan.

    “Yang memerlukan waktu relatif lama adalah pengadaan infrastruktur,” kata Agung kepada Bisnis pada, Rabu (13/8/2025).

    Menurut Agung, sebelum infrastruktur milik sendiri selesai dibangun, solusi yang umum dilakukan adalah menyewa terlebih dahulu. 

    Dia mencatat saat ini sudah banyak produk AI buatan anak bangsa, dan keberadaan Sovereign AI Fund akan semakin memacu semangat para pengembang.

    “Produktivitas meningkat, jenis layanan semakin beragam, dan mutu menjadi lebih baik. Pengelolaan dananya harus transparan dan akuntabel,” katanya.

    Dia menyarankan program ini dapat dimulai dari sektor-sektor kritikal seperti keuangan/perbankan dan kesehatan, yang memiliki kebutuhan jelas dan dukungan dana besar.

     “Pihak swasta di sektor ini bisa diajak segera,” kata Agung.

    Sebelumnya, Reuters melaporkan langkah pembentukan Sovereign AI Fund ini mengikuti tren regional, seperti yang dilakukan Malaysia yang berhasil menarik investasi miliaran dolar dari raksasa teknologi global untuk membangun infrastruktur cloud dan AI.

    Indonesia, sebagai ekonomi terbesar di Asia Tenggara, juga tengah bersiap meluncurkan peta jalan (roadmap) nasional AI pertamanya guna menarik investor asing dan bersaing di panggung global, khususnya di sektor AI dan chip.

    Meski belum ada rincian nilai target dana, pemerintah memperkirakan pembentukan dana AI nasional bisa dimulai pada 2027–2029, dengan skema pembiayaan campuran publik–swasta. Strategi ini juga merekomendasikan peningkatan insentif fiskal bagi investor domestik di bidang AI.

    Danantara Indonesia belum memberikan tanggapan atas pertanyaan Reuters terkait hal ini.

    Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) tengah membuka konsultasi publik untuk penyusunan Buku Putih Peta Jalan Kecerdasan Artifisial Nasional dan Konsep Pedoman Etika Kecerdasan Artifisial. 

    Buku Putih tersebut disusun untuk mempercepat pengembangan AI yang inklusif, berkelanjutan, aman, dan bertanggung jawab. Dokumen ini merupakan keluaran Gugus Tugas Peta Jalan AI Indonesia yang beranggotakan 443 orang dari unsur pemerintah, akademisi, industri, komunitas, dan media.

  • ISP Jumbo Biznet Tak Tertarik Ikut Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    ISP Jumbo Biznet Tak Tertarik Ikut Lelang Frekuensi 1,4 GHz

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Supra Primatama Nusantara (Biznet) kurang tertarik untuk terlibat dalam perebutan pita frekuensi 1,4 GHz. Salah satu penyedia layanan internet (ISP) yang juga memiliki bisnis data center itu mengaku masih ingin fokus dalam mengembangkan layanan internet berbasis serat optik.

    Founder sekaligus Presiden Direktur Biznet Adi Kusma mengatakan layanan internet berbasis serat optik saat ini masih menjadi salah satu yang terandal. Perusahaan ingin tetap fokus memberikan layanan kualitas terbaik lewat serat optik.

    “Kami tidak tertarik untuk main wireless. Fiber optic bagi kami lebih baik secara kecepatan & keandalan,” kata Adi kepada Bisnis, Rabu (13/8/2025).

    Biznet merupakan salah satu ISP terbesar di Indonesia. Biznet memiliki serat optik sepanjang 13.000 kilometer yang membentang dari Sumatra, Jawa, hingga Bali.

    Menurut laporan nPerf Barometer, Biznet merupakan penyedia layanan internet tetap tercepat di Indonesia dengan skor 92.426 nPerf, unggul atas IndiHome, Iconnet, XLHome, dan HiFi Indosat.

    Riset yang digelar selama periode 1 Juli 2024 – 30 Juni 2025 itu juga menyebut rerata kecepatan unduh Biznet mencapai 80,4 Mbps dan unggah sebesar 77,1 Mbps. Latensi sekitar 28,4 milidetik.

    Biznet menargetkan adanya pertumbuhan pelanggan sekitar 30% pada 2025, dibandingkan dengan 2024.

    Adapun, Biznet melayani 700.000 pelanggan pada 2024. Dengan target 30%, maka jumlah pelanggan Biznet diperkirakan mencapai sekitar 900.000 pelanggan tahun ini.

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah membuka lelang frekuensi 1,4GHz. Terdapat 3 zona dengan 15 regional yang akan menjadi perebutan peserta. 

    Kabar tersebut berdasarkan pengumuman Nomor: 1/SP/TIMSEL1,4/KOMDIGI/2025 Tentang Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk layanan Akses Nirkabel Pitalebar atau Broadband Wireless Access (BWA) Tahun 2025. 

    Dalam pengumuman tersebut, Pemerintah akan melaksanakan seleksi terhadap objek seleksi berupa pita frekuensi radio pada rentang 1432–1512 MHz untuk layanan Time Division Duplexing (TDD) di beberapa wilayah Indonesia. 

    Proses seleksi ini terbagi dalam tiga regional, yakni Regional I,  Regional II, dan Regional III. Adapun masing-masing dengan satu blok seleksi berkapasitas 80 MHz. Masa berlaku Izin Penggunaan Frekuensi Radio (IPFR) ditetapkan selama 10 tahun.

  • WhatsApp Android Kedatangan Fitur Baru Mirip Live Photos di iPhone, Bagaimana Cara Kerjanya? – Page 3

    WhatsApp Android Kedatangan Fitur Baru Mirip Live Photos di iPhone, Bagaimana Cara Kerjanya? – Page 3

    Saat ini, dukungan untuk mengirim foto bergerak di WhatsApp masih berada dalam tahap uji coba terbatas bagi pengguna beta di Android. Artinya, fitur ini belum tersedia untuk semua pengguna secara umum.

    Namun, berdasarkan pola pengembangan WhatsApp sebelumnya, fitur yang sudah masuk versi beta biasanya akan digulirkan secara luas dalam waktu yang relatif singkat.

    Proses uji coba ini bertujuan memastikan bahwa fitur berjalan mulus tanpa bug atau kendala teknis berarti sebelum dirilis ke publik.

    Jika pengujian berjalan lancar, tidak menutup kemungkinan pengguna reguler Android akan segera menikmati kemampuan mengirim dan menerima foto bergerak ini.

    Langkah ini berpotensi menjadikan WhatsApp semakin kompetitif di pasar aplikasi perpesanan global.

    Jika tidak ada kendala teknis besar, pengguna reguler Android kemungkinan akan segera menikmati fitur ini.

     

  • Perplexity Mau Beli Google Chrome dengan Tawaran Fantastis, Berapa? – Page 3

    Perplexity Mau Beli Google Chrome dengan Tawaran Fantastis, Berapa? – Page 3

    Di sisi lain, Meta, perusahaan induk Facebook, dikabarkan sempat mengajukan penawaran akuisisi startup AI Perplexity. Namun, kesepakatan tersebut akhirnya batal dan tidak berlanjut.

    Dikutip dari CNBC, Selasa (24/6/2025), berdasarkan salah satu sumber anonim, pembicaraan antara Meta dan Perplexity terkait akuisisi ini batal, karena keduanya sepakat untuk mengakhirinya.

     Kendati demikian, sumber lain menyebut kalau Perplexity sendiri yang memutuskan mundur dari kesepakatan tersebut. Terlepas dari informasi yang beredar, baik Meta maupun Perplexity enggan memberikan tanggapan resmi.

     

  • Banjir Impor China di TikTok Shop RI, Pedagang China Diservice Habis

    Banjir Impor China di TikTok Shop RI, Pedagang China Diservice Habis

    Jakarta, CNBC Indonesia – Tiktok Indonesia dilaporkan menawarkan benefit gede-gedean untuk mendatangkan penjual asal China berdagang produk impor asal Negeri Tiongkok di Indonesia. Pedagang China diberikan insentif sebesar 30%, yang tidak tersedia untuk pedagang Indonesia.

    Informasi ini berasal dari video pengguna Tiktok bernama @axingid. Dia memperlihatkan beragam kebijakan baru untuk Tiktok Shop Indonesia.

    Salah satunya menawarkan subsidi iklan sebesar 30%. Selain itu juga ada dukungan account manager, pembebasan biaya penjual, hingga adanya kupon tambahan.

    Informasi soal subsidi gede-gedean untuk pedagang China berdagang di RI pertama kali dilaporkan oleh akun Instagram @ecommurz.

    Video tersebut telah dihapus dari akun Tiktok itu. Pihak Tiktok Indonesia belum memberikan informasi terkait kebenaran hal tersebut.

    Tiktok Shop, unit e-commerce milik Tiktok, diketahui bergabung dengan Tokopedia di Indonesia. Penggabungan keduanya telah dilakukan pada 2024 lalu.

    Bytedance, induk perusahaan Tiktok, menanamkan modal senilai US$1,5 miliar untuk Tokopedia. Perusahaan mengantongi 75% saham setelah aksi korporasi itu.

    Hal ini membuat bisnis Tokopedia dan Tiktok Shop Indonesia akan berada di bawah PT Tokopedia. Begitu juga fitur layanan belanja dalam aplikasi Tiktok Indonesia dioperasikan dan dikelola melalui Tokopedia.

    (dem/dem)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian One UI 8 Beta Terpopuler – Page 3

    Top 3 Tekno: Daftar HP Samsung yang Kebagian One UI 8 Beta Terpopuler – Page 3

    Belum lama ini CEO GitHub (platform khusus developer berbasis Git), Thomas Dohmke menyatakan pengunduran diri pada Senin, 11 Agustus 2025.

    Mengutip The Verge, Selasa (12/8/2025), Thomas selaku CEO ingin mengundurkan diri karena ia memiliki keinginan untuk kembali merasakan menjadi pendiri startup di luar Microsoft dan GitHub.

    Sebelumnya, perusahaan GitHub sendiri memang telah diakuisisi oleh Microsoft pada tahun 2018 dengan nominal sebesar USD 7,5 miliar (sekitar Rp 122 miliar). Namun, mode operasi mereka masih menggunakan sistem operasi perusahaan terpisah.

    Dengan demikian, segala macam kebijakan yang diambil untuk kepentingan bersama dalam perusahaan masih berada di internal.

    Akan tetapi, dengan adanya pengunduran diri dari Thomas Dohmke selaku CEO GitHub, sekarang perusahaan wajib melakukan laporan dan birokrasi kepada tim CoreAI Microsoft.

    Meskipun demikian, menurut informasi yang beredar, terdapat sebuah memo yang ditinggalkan oleh Thomas untuk para pegawai GitHub. Memo itu berisi “Jangan khawatir, aku akan bersama kalian sampai akhir 2025 untuk membimbing di masa transisi.”

    Selain itu, masih dalam memo yang sama, ia menyatakan kebanggaannya ketika berjuang bersama pegawai dalam mengembangkan perusahaan sampai di kenal di seluruh dunia seperti saat ini.

    Baca selengkapnya di sini 

  • Startup Tak Terkenal Tiba-tiba Mau Beli Google Senilai Rp 560 Triliun

    Startup Tak Terkenal Tiba-tiba Mau Beli Google Senilai Rp 560 Triliun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Startup yang cenderung belum terkenal, Perplexity AI, tiba-tiba mau membeli browser Google Chrome senilai US$34,5 miliar (Rp560 triliun). Nominal penawaran tersebut bahkan jauh di atas valuasi Perplexity yang diestimasikan ‘cuma’ US$18 miliar (Rp292 triliun).

    Dikutip dari Reuters, Rabu (13/8/2025), pertaruhan Perplexity mencaplok Google Chrome merupakan upaya untuk menyasar miliaran pengguna browser kawakan tersebut. Hal ini penting bagi Perplexity untuk memenangkan perlombaan menguasai layanan mesin pencari berbasis AI.

    Sebagai informasi, Perplexity merupakan startup yang baru berdiri pada 2022. Kendati masih berumur jagung, Perplexity kerap membuat heboh industri teknologi dengan terobosan-terobosannya.

    Layanan mesin pencari berbasis AI tersebut memang disebut-sebut sebagai pengganti Google di masa depan. Tak berhenti sampai di situ, Perplexity sepertinya memiliki ambisi lebih menjadi superapp.

    Pada Januari lalu, Perplexity membuat heboh dengan niatannya mencaplok operasional TikTok di AS. Penawaran itu sekaligus untuk menyelesaikan kekhawatiran AS terhadap kepemilikan TikTok oleh ByteDance asal China.

    Keinginan Perplexity untuk mencaplok Google Chrome tentu tak akan mudah. Sebelumnya, OpenAI, Yahoo, dan Apollo Global Manangement sudah menunjukkan ketertarikan untuk mencaplok Chrome, di tengah tekanan regulator yang mengancam dominasi Google.

    Google tak segera merespons permintaan komentar dari Reuters. Sebagai catatan, Google belum menawarkan Chrome untuk dijual.

    Raksasa Mountain View itu berencana untuk mengajukan banding atas putusan pengadilan AS tahun lalu yang menyatakan bahwa Google memegang monopoli ilegal dalam pencarian online. Departemen Kehakiman AS (DOJ) telah meminta divestasi Chrome sebagai bagian dari upaya hukum dalam kasus ini.

    Perplexity tidak mengungkapkan bagaimana rencananya untuk mendanai tawaran pembelian Google Chrome. Perusahaan yang telah berdiri selama tiga tahun ini telah mengumpulkan dana sekitar US$1 miliar sejauh ini dari investor termasuk Nvidia dan SoftBank Jepang. Valuasinya terakhir kali mencapai US$18 miliar.

    Perplexity berdalih beberapa institusi pendanaan telah menawarkan untuk membiayai penuh kesepakatan ini, tanpa menyebutkan nama institusi tersebut. Saham Alphabet naik 1,6% dalam perdagangan Rabu (13/8/2025) waktu setempat.

    Seiring generasi pengguna baru beralih ke chatbot seperti ChatGPT dan Perplexity untuk mendapatkan informasi, browser web kembali menonjol sebagai gerbang vital untuk lalu lintas pencarian dan data pengguna yang berharga. Hal ini yang menjadikannya sebagai pusat ambisi AI Big Tech.

    Perplexity sendiri sudah memiliki peramban AI, Comet, yang dapat melakukan tugas-tugas tertentu. Dengan membeli Chrome, Perplexity kemungkinan akan mengembangkan Comet lebih jauh melalui akses ke lebih dari tiga miliar pengguna Chrome.

    Hal ini akan membuat Perplexity lebih unggul dalam bersaing dengan OpenAI, perusahaan induk di balik ChatGPT yang juga sedang mengembangkan browser berbasis AI.

    Dalam penawarannya, Perplexity berjanji untuk menjaga kode browser yang mendasari Chrome, berinvestasi US$3 miliar selama dua tahun dan tidak membuat perubahan apa pun pada mesin pencari default Chrome, menurut lembar persyaratan yang dilihat oleh Reuters.

    (fab/fab)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Shopee dan Free Fire Dongkrak Kinerja SEA Semester I/2025

    Shopee dan Free Fire Dongkrak Kinerja SEA Semester I/2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Sea Ltd berhasil melampaui estimasi pasar untuk pendapatan kuartalan berkat permintaan yang kuat dalam bisnis e-commerce Shopee dan divisi permainannya. 

    Permintaan yang kuat terhadap dua divisi tersebut menyebabkan saham perusahaan meningkat 19% dari perdagangan awal.

    Aplikasi Shopee yang populer di Asia Tenggara dan Taiwan melihat adanya permintaan konsumen yang kuat. 

    Hal tersebut berkat upaya perusahaan dalam menawarkan harga kompetitif, serta meningkatkan pengalaman pelanggan yang beberapa dari caranya adalah dengan memperkenalkan live streaming dan minigames dengan hadiah yang dapat ditukarkan.

    Pendapatan dari unit e-commerce Sea Ltd melonjak 33,7% YoY menjadi US$3,8 miliarpada kuartal April-Juni.

    Sementara itu, nilai barang dagangan kotor (Gross Merchandise Value/GMV) Shopee naik 28% menjadi US$29,8 miliar. 

    Pertumbuhan GMV tahunan Shopee tersebut diakui oleh pihak perusahaan “melebihi ekspektasi”, yang sebelumnya hanya diperkirakan meningkat sebesar 20%.

    Untuk unit hiburan Sea Ltd, pendapatan mereka naik 28,4% menjadi US$559,1 juta. Segmen tersebut menaungi pengembang dan penerbit game online, Garena, yang dikenal luas dengan game tembak-menembak selulernya, Free Fire.

    Garena melaporkan kenaikan 17,8% dalam jumlah pengguna yang membayar dan kenaikan 23% dalam pemesanan pada kuartal Juni.

    Menanggapi hal-hal tersebut, CEO Sea Ltd, Forrest Li, mengklaim perusahaannya telah menghasilkan pertumbuhan yang kuat, serta optimis akan menghasilkan “tahun yang hebat”.

    “Perusahaan kami telah mencapai tahap untuk dapat mengejar peluang pertumbuhan sekaligus meningkatkan profitabilitas,” jelas Forrest Li, dilansir Reuters, Rabu (13/08/2025).

    Selain Shopee dan Garena, lengan produk keuangan digital Sea, yang menaungi aplikasi Monee juga melaporkan kenaikan pendapatan sebesar 70% menjadi US$882,8 juta atau Rp14,3 triliun.

    Sea Ltd yang berkantor pusat di Singapura melaporkan total pendapatan kuartal kedua sebesar 38,2% menjadi US$5,26 miliar atau Rp85,4 triliun. Jumlah tersebut jauh melampaui perkiraan sebesar US$4,98 atau Rp80,8 triliun (Kurs: Rp16.000), menurut data yang dikumpulkan LSEG. (Muhamad Rafi Firmansyah Harun)