Jenis Media: Tekno

  • Nomor Model Baru Galaxy Z Fold 8 Bocor, Samsung Diduga Kembangkan Varian Kedua

    Nomor Model Baru Galaxy Z Fold 8 Bocor, Samsung Diduga Kembangkan Varian Kedua

    Liputan6.com, Jakarta – Samsung kembali menjadi sorotan setelah sebuah nomor model baru terdeteksi dalam database GSMA. Temuan kode tersebut memunculkan spekulasi perusahaan tengah menyiapkan varian kedua Galaxy Z Fold 8 untuk tahun 2026.

    Nomor model SM-F971U kedapatan muncul dengan pola penamaan berbeda dari seri Galaxy Z Fold sebelumnya. Biasanya, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu memakai skema “SM-F9xx” dengan digit akhir mengikuti generasi produk.

    Karena nomor model baru itu tidak mengikuti skema, banyak pihak meyakini pola ini bertanda Samsung sedang menyiapkan tipe baru HP Android di lini Fold mereka.

    Bila angka terakhir pada model itu berakhir dengan “6”, besar kemungkinan perangkat tersebut adalah Galaxy Z Fold 8 versi reguler. Tetapi kode internal tercatat “H8”, bukan “Q8” seperti generasi Fold sebelumnya, memperkuat dugaan adanya tipe baru dalam keluarga Fold mendatang.

    Dilansir 9to5google, Jumat (5/12/2025), Samsung berencana merilis dua model HP layar lipat pada tahun depan, yaitu Galaxy Z Fold 8 dan Galaxy Z TriFold.

    Jadwal kehadiran TriFold sendiri belum pasti, tetapi indikasi terbaru menunjukkan Samsung tengah menyiapkan dua model Z Fold yang berbeda untuk tahun 2026, sementara TriFold diperkirakan meluncur lebih awal.

    Varian baru ini disebut akan membawa desain dengan layar luar lebih lebar dan layar utama berbentuk lebih persegi, mirip desain Pixel 10 Pro Fold. Nomor model SM-F971U juga menandakan, perangkat ini kemungkinan akan dipasarkan di Amerika Serikat.

    Meski tambahan informasi masih tidak cukup, namun bocoran nomor model ini setidaknya membuka peluang Samsung sedang memperluas strategi perangkat lipatnya untuk tahun 2026.

    Belum jelas spesifikasi, ketebalan, atau posisi perangkat ini dalam jajaran Fold, namun arahnya menunjukkan bahwa Samsung kian agresif memperkuat dominasi di segmen ponsel lipat.

  • Pemerintah Targetkan Penetrasi IPv6 Tembus 31% pada 2030

    Pemerintah Targetkan Penetrasi IPv6 Tembus 31% pada 2030

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan adaposi IPv6 mencapai 31% pada 2030 atau naik 1200 basis points (bps) dari posisi saat ini yang sekitar 18%. 

    IPv6 merupakan generasi protokol jaringan terbaru yang dirancang untuk menghubungkan serta mengidentifikasi perangkat di internet secara lebih efisien. IPv6 menjadi penerus IPv4 yang kini semakin terbatas ketersediaannya.

    IPv6 menawarkan keunggulan berupa jumlah alamat IP yang jauh lebih besar, pengelolaan dan delegasi alamat yang lebih efisien, dan konfigurasi otomatis yang lebih baik.

    Target tersebut menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) yang menekankan percepatan transformasi digital untuk mendukung proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen serta penurunan kemiskinan ekstrem hingga di bawah 0,5 persen. 

    Dalam konteks ini, penerapan IPv6 dipandang sebagai fondasi penting bagi perkembangan ekonomi digital dan peningkatan daya saing Indonesia.

    Direktur Infrastruktur, Ekosistem, dan Keamanan Digital Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Andianto Haryoko mengatakan tingkat adopsi IPv6 yang masih rendah. 

    Posisi Indonesia disebut berada di peringkat 8, bahkan masih di bawah Thailand dalam hal penggunaan IPv6. Pemerintah berharap tingkat adopsi ke depan dapat meningkat. 

    “Sementara itu skor ICT Development Index kita 2023 masih berada di peringkat 53, di bawah Malaysia dan Thailand. Targetnya pada 2030 kita masuk top 40,” kata Andianto di Jakarta, Kamis (5/12/2025). 

    Selain itu, Andianto juga menyoroti alokasi spektrum Indonesia memang tergolong cukup baik, namun masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN maupun kawasan Asia Pasifik.

    Bahkan untuk mencapai indeks daya saing global, lanjutnya, Indonesia masih kekurangan sekitar 450 MHz. 

    “Ini yang perlu kita pahami,” jelasnya.

    Masalah lain digitalisasi Tanah Air  adalah faktor geologis dan geografis Indonesia yang turut memperberat pembangunan jaringan digital. 

    Dengan ribuan pulau dan wilayah yang sulit dijangkau, investasi infrastruktur memerlukan biaya sangat besar.

    “Skor ICT Development Index kita tahun 2023 masih berada di peringkat 53, di bawah Malaysia dan Thailand. Targetnya pada 2030 kita masuk top 40. Namun ini tantangan besar karena negara kita adalah negara kepulauan, tidak mudah melakukan investasi capex untuk daerah-daerah terpencil,” ujar Andianto.

    Dalam paparannya, Andianto menegaskan bahwa percepatan digitalisasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif operator telekomunikasi, perguruan tinggi, media, serta seluruh pemangku kepentingan.

    “Pembangunan tidak boleh terpusat di wilayah Barat atau Jawa-Bali saja, tetapi juga harus menyentuh kawasan Timur Indonesia,” tegasnya. (Nur Amalina)

  • Indonesia Siapkan Jalan Tol Konektivitas Berbasis IPv6 Enhanced Net5.5G

    Indonesia Siapkan Jalan Tol Konektivitas Berbasis IPv6 Enhanced Net5.5G

    Sejalan dengan peta jalan nasional, Telkomsel, XLSMART, dan Huawei meluncurkan whitepaper bersama “NET5.5G AI WAN: Jaringan Transportasi IP”, yang menguraikan kasus penggunaan praktis dan evolusi Net5.5G.

    Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, menjelaskan bahwa adopsi IPv6 membawa peningkatan keamanan signifikan karena IPsec menjadi komponen wajib, memungkinkan enkripsi end-to-end, dan mengurangi risiko serangan.

    “Telkomsel telah membangun fondasi IPv6 yang kuat pada core, transport, dan layanan untuk mendukung Net5.5G,” tegasnya.

    GH Planning and Design Transport dari XLSMART, Fadly Hamka, menambahkan whitepaper ini menjadi penanda penting dalam perjalanan pengembangan jaringan generasi berikutnya, serta diharapkan dapat mendorong operator lain mempercepat implementasi.

    Sementara itu, Li Haifeng selaku President Carrier IP Marketing & Solution Department di Huawei, menyoroti pentingnya integrasi AI dan jaringan, menawarkan solusi AI WAN untuk menciptakan nilai baru di berbagai skenario.

    Konferensi ini juga memberikan penghargaan kepada pemain terdepan dalam inovasi dan implementasi, termasuk Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XLSMART, Telkom, Pemerintah Kabupaten Sumedang, Telkom University, APJII, dan Huawei.

    Diskusi dalam konferensi menyoroti konektivitas gigabit berbasis IPv6 Enhanced dan Net5.5G sebagai katalis inovasi di sektor Smart Home & Building, Smart Office & Industry, dan Smart Mobility & City.

    Dengan mengintegrasikan Kota Gigabit sebagai bagian dari strategi pembangunan, Indonesia tidak hanya membangun fondasi digital yang terukur, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, lompatan besar menuju Visi Indonesia 2045.

     

  • Menjajal 5 Prompt Gemini AI untuk Bikin Foto Formal hingga Memorable, Hasilnya Bikin Terperangah!

    Menjajal 5 Prompt Gemini AI untuk Bikin Foto Formal hingga Memorable, Hasilnya Bikin Terperangah!

    Kalau kamu punya kesempatan bertemu diri kamu sendiri di waktu kecil, apa yang ingin kamu sampaikan? Rupanya dengan bantuan Gemini AI, kamu bisa berfoto bersama dengan versi kecil dari dirimu.

    Prompt yang bisa dipakai:

    “Tampilkan dua versi diri, dewasa dan masa kecil, bertemu di jalan perumahan saat sore hari. Keduanya saling menatap dengan cahaya matahari keemasan menciptakan suasana nostalgik dan hangat.”

    Kamu bisa memasukkan foto kecil kamu dan foto dirimu sekarang ke Nano Banana di Gemini AI

    5. Bikin Moodboard Fashion dari OOTD

    Lewat gambar outfit of the day (OOTD) yang kamu jepret dari kamera Galaxy S25 FE, kamu bisa membuat moodboard fashion. Moodboard ini bisa kamu unggah di media sosial agar terkesan lebih trendy.

    Prompt yang bisa dipakai:

    “Kolase fashion mood board dengan beberapa lapisan. Foto potret utama ditempatkan di atas permukaan putih/krem yang berada di atas latar bertekstur (kain, karton, hempboard, atau papan tulis). Tepi foto terlihat utuh dengan sedikit efek kusut pada sudut untuk kesan realistis. Sekeliling foto dihiasi potongan item fashion dan aksesori dari outfit, masing-masing ditampilkan sekali pada lapisan terpisah, dengan sebagian saling tumpang tindih dan sedikit menutupi pinggir foto. Tambahkan catatan dan sketsa bergaya tulisan marker dengan warna yang diambil dari foto. Setiap item diberi label nama produk serta detail ukuran/warna. Palet warna keseluruhan serasi dengan foto, menciptakan tampilan kreatif, lucu, dan bertumpuk seperti kolase nyata.”

     

  • Biang Kerok Adopsi IPv6 RI Kalah Jauh dari Malaysia hingga Thailand

    Biang Kerok Adopsi IPv6 RI Kalah Jauh dari Malaysia hingga Thailand

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) mengungkapkan sederet hal yang menjadi tantangan dan hambatan, yang berdampak pada lambatnya adopsi Internet Protocol Version 6 atau IPv6 di Indonesia. 

    Per 2025, penetrasi IPv6 secara nasional baru mencapai hampir 18%. Jauh tertinggal dari negara tetangga seperti Malaysia yang telah mencapai 72%, Vietnam sebesar 63%, dan Thailand yang telah 50%.

    Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengungkapkan, capaian tersebut pun baru tampak signifikan usai operator telekomunikasi seperti Telkomsel, Indosat Ooredoo, dan XL Smart, berbondong-bondong mengimplementasikannya.

    “Ini adalah kemajuan nyata, tetapi tentu saja belum cukup,” ujarnya dalam IPv6 Enhanced Net5.5G Conference 2025, Kamis (4/12/2025).

    Pasalnya, sisa alamat IPv4 global yang beredar di pasar sekunder mengalami kenaikan harga. Terkadang dimanipulasi, terkadang disimpan, dan semakin diperlakukan sebagai komoditas spekulatif.

    Arif memandang bahwa dinamika ini merugikan ISP kecil, membatasi inovasi, dan memperlebar ketidaksetaraan. 

    APJII meyakini bahwa keamanan IPv4 tidak boleh dibiarkan menjadi alat monopoli atau kelas aset spekulatif. Satu-satunya solusi etis dan berkelanjutan adalah percepatan adopsi IPv6 secara nasional di Indonesia.

    Melalui keterlibatan dengan ratusan ISP, nyatanya terdapat empat hal yang masih menjadi hambatan dalam adopsi. 

    Pertama, penggunaan IPv6 dilihat tidak memberikan keuntungan bisnis. Saat ini, masih banyak operator melihat IPv6 hanya menambah beban biaya, bukan keuntungan. Kedua, beban biaya yang besar karena keharusan peningkatan infrastruktur dan memerlukan modal yang tentunya tidak sedikit. 

    Ketiga, masih minim tenaga ahli yang memiliki pengalaman praktis soal IPv6. Khususnya soal routing, mekanisme transisi, dan keamanan. Keempat, banyak inisiatif adopsi yang berjalan sendiri-sendiri dan tidak terkoordinasi dengan baik. 

    Migrasi bagi ISP kecil pun telah dilakukan uji coba, terutama yang mengalami masalah keamanan pada IPv4.

    APJII bersama Indonesia Network Information Center (IDNIC) yang didukung oleh Dana Inovasi Masyarakat Informasi (Information Society Innovation Fund/ISIF), melaksanakan uji coba jaringan FTTX hanya IPv6 menggunakan 464XLAT.

    Hasilnya sangat mencolok, yang menunjukkan lebih dari 50.000 pengguna terhubung. Kemampuan IPv6 meningkat dari 0% menjadi lebih dari 90%. Ketergantungan pada Signet berkurang secara signifikan.

    Sistem operasi modern seperti Android dan Linux beroperasi dengan lancar. Skalabilitas dan efisiensi jaringan meningkat.

    Saat ini, IPv6 hanya diterapkan oleh operator besar dan tidak didukung oleh peningkatan keamanan routing atau pengembangan kapasitas untuk ISP kecil. 

    Prioritas Nasional 

    Untuk menutup kesenjangan antara potensi dan implementasi aktual, APJII mengusulkan lima prioritas nasional.

    Pertama, perangkat IPv6 yang terjangkau seperti CPE, ONT, dan perangkat lain. Kedua, pelatihan teknis yang diperluas dan pengembangan pedagang lokal. Ketiga, model bisnis yang jelas untuk migrasi dual-stack dan IPv6-only. 

    Keempat, integrasi KPI IPv6 ke dalam program nasional seperti NET5, 5G, dan SPBE. Kelima, solusi terintegrasi, perangkat, dan pelatihan. 

    “Ini adalah langkah-langkah nyata dan dapat dilaksanakan yang dapat memberikan dampak nasional yang terukur untuk pertumbuhan IPv6 di masa depan,” tambahnya.

    Di samping itu, Indonesia membutuhkan peta jalan nasional IPv6 yang terkoordinasi, sehingga tak bergerak secara individu.

    Arif menuturkan, peta jalan ini harus mengintegrasikan tiga lapisan. Mulai dari pemberdayaan kebijakan, menyelaraskan kementerian, regulator, dan program nasional untuk memastikan mandat IPv6 sesuai dan insentif strategis.

    Pemerintah juga perlu mematok target adopsi dan mekanisme pendanaan untuk penetrasi IPv6 yang lebih massif. Selain itu, juga mempersiapkan kesiapan ekosistem di Indonesia.

  • XLSmart Sebut Merger XL dan Smartfren Dorong Efisiensi dan Adopsi AI

    XLSmart Sebut Merger XL dan Smartfren Dorong Efisiensi dan Adopsi AI

    Bisnis.com, JAKARTA — PT XLSMART Telecom Sejahtera Tbk. (EXCL) atau XLSmart menyatakan merger antara XL dan Smartfren menjadi langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi dan menghadapi persaingan pasar yang ketat.

    Director & Chief Enterprise & Strategic Relationship Officer XLSmart Andrijanto Muljono menuturkan bahwa merger antara XL dan Smartfren menjadi momentum penting untuk efisiensi di tengah persaingan pasar yang ketat.

    “Kalau merger itu artinya apa? Merger itu artinya keterpaksaan karena nggak ada yang suka merger. Merger adalah suatu keterpaksaan. Keterpaksaan karena apa? Karena dituntut untuk lebih efisien, karena market semakin kompetitif dan persaingannya semakin ketat, substitusi semakin banyak,” kata Andrijanto dalam MarkPlus Conference 2026 di EightyEight Kasablanka, Jakarta, Kamis (4/12/2025).

    Menurutnya, merger menjadi keniscayaan yang seharusnya menjadi peringatan penting bagi perusahaan di tengah persaingan yang semakin ketat.

    Dia menilai, ketidakefisienan bisa membuat perusahaan gagal bertahan, sehingga langkah strategis seperti merger menjadi kebutuhan untuk memastikan kelangsungan bisnis.

    Adapun, fokus utama XLSmart adalah bisnis Business to Business (B2B), dengan filosofi menyediakan solusi untuk korporasi sekaligus solusi untuk negeri.

    Andrijanto menjelaskan, penerapan AI dalam bisnis B2B XLSmart yang terbagi dalam empat tahap, yakni proof of qualification, proof of engagement, proof of concept, dan proof of value.

    Seperti diketahui, XLSmart telah merampungkan merger antara PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dengan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) yang resmi efektif pada 17 april 2025.

    Dari sisi kinerja, XLSmart membukukan total pendapatan sebesar Rp11,47 triliun pada kuartal III/2025. Angkanya meningkat 38% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

    Kinerja tersebut mendorong pertumbuhan normalized EBITDA sebesar 24% yoy menjadi Rp5,40 triliun dengan normalized EBITDA margin 47%.

    Di sisi lain, perusahaan juga mencatatkan laba bersih yang dinormalisasi (normalized PAT) melonjak hingga 288% yoy menjadi Rp1,15 triliun.

    Adapun, kontribusi pendapatan dari layanan data dan digital mencapai lebih dari 89,7% terhadap total pendapatan. Secara kumulatif, total pendapatan XLSMART hingga akhir September 2025 mencapai Rp30,57 triliun.

    Sampai dengan kuartal III/2025, XLSMART mengantongi 79,6 juta pelanggan, dengan ARPU campuran (blended) sekitar Rp39.000 meningkat dua digit dibandingkan kuartal sebelumnya yang merupakan fase awal pascamerger.

  • Protokol Lawas Masih Dominan, Miliaran Perangkat Internet Belum Beralih ke IPv6

    Protokol Lawas Masih Dominan, Miliaran Perangkat Internet Belum Beralih ke IPv6

    Bisnis.com, JAKARTA — Indonesia masih memiliki pekerjaan rumah besar dalam mendorong penetrasi IPv6 yang saat ini porsinya  kecil yaitu 18%. Mayoritas perangkat internet di RI masih bergantung pada protokol internet lawas yang terbatas, IPv4.

    Sekadar informasi, IPv6 adalah versi terbaru dari Protokol Internet (IP) yang dirancang untuk menggantikan IPv4, dengan menggunakan alamat 128-bit yang memungkinkan jumlah alamat IP yang jauh lebih banyak dan unik.

    Protokol ini dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) untuk mengatasi masalah kelelahan alamat IPv4 yang semakin terbatas seiring pertumbuhan perangkat terhubung . IPv6 mendukung fitur seperti konfigurasi otomatis, keamanan bawaan melalui IPsec, dan efisiensi routing yang lebih baik .

    Ketua Umum Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) Teguh Prasetya mengatakan saat ini penetrasi IPv6 telah mencapai 15.3% – 18%. Pencapaian ini telah meletakkan dasar bagi pengalaman internet yang lebih stabil dan mendukung awal perkembangan ekosistem Internet of Things (IoT) di Tanah Air.

    “Namun, untuk menghubungkan puluhan miliar perangkat cerdas di masa depan dan merevolusi layanan digital publik, percepatan adopsi harus terus dilakukan,” kata Teguh di Jakarta, Kamis (4/12/2025).

    Langkah selanjutnya yang perlu dilakukan Indonesia, kata Teguh, adalah mengakselerasi adopsi ini bersama teknologi pendukung dalam kerangka Net5.5G, seperti SRv6 Slicing, 400/800GE, dan Wi-Fi 7, serta memanfaatkan AI untuk mengelola jaringan yang otonom termasuk jaringan area luas (Wide Access Networks atau WAN), jaringan kampus (campus network), dan jaringan distribusi pusat data (Data Center Network atau DCN).

    Teguh mendorong regulator, operator, pelaku industri, dan pemerintah daerah untuk menerapkan rekomendasi tersebut secara nyata, karena yang dibutuhkan kini adalah eksekusi terkoordinasi agar Indonesia dapat menjadi bangsa digital yang kuat, inklusif, dan kompetitif secara global.

    Sementara itu, Deputi Bidang Ekonomi dan Transformasi Digital Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ BAPPENAS Vivi Yulaswati mengatakan transformasi digital adalah mesin utama pertumbuhan ekonomi Indonesia menuju Visi 2045.

    Saat ini, menurutnya, Indonesia merupakan pasar digital terbesar di Asia Tenggara, dengan proyeksi Gross Merchandise Value (GMV) mencapai US$360 miliaratau sekitar Rp6 kuadriliun. Meski peluang di masa depan begitu besar, tantangan yang dihadapi juga signifikan. 

    “Net5.5G dan IPv6 Enhanced menjadi infrastruktur strategis yang akan mengakselerasi produktivitas nasional dan menciptakan lapangan kerja bernilai tinggi.” 

    Salah satunya, adalah tingkat literasi digital Indonesia yang masih menduduki paling rendah di ASEAN, yaitu sekitar 62% dari rata-rata di kawasan adalah 70%. Selain itu, masih tingginya risiko kebocoran data, juga masih menjadi tantangan tersendiri. 

    Ilustrasi konektivitas

    Mendukung

    Dari sisi regulasi, Staf Ahli Bidang Sosial Ekonomi dan Budaya Kementerian  Komunikasi dan Digital (Komdigi) Raden Wijaya Kusumawardhana mengatakan migrasi ke IPv6 Enhanced dan Net5.5G memberikan landasan untuk membangun arsitektur jaringan yang lebih aman secara native, yang krusial bagi kedaulatan data dan keamanan siber nasional.

    “Pemerintah berkomitmen menciptakan yang mendukung inovasi lokal dalam ekonomi gigabit ini,” kata Raden.

    Menurutnya, kehadiran teknologi IPv6 dan Net 5.5G memiliki kemampuan untuk memperluas kapasitas jaringan lewat ruang alamat yang jauh lebih besar, peningkatan keandalan, serta kemampuan untuk mendukung aplikasi digital tingkat lanjut. Kombinasi keduanya juga membuka peluang besar bagi IoT dan ekonomi digital, terutama dalam hal pengelolaan data dan pertumbuhan layanan berbasis konektivitas.

    “Indonesia menunjukkan perkembangan positif, dimana adopsi IPv6 naik dari 6% pada 2022 menjadi 16% pada 2024. Pemerintah menargetkan 31% adopsi pada 2030, namun masih menghadapi tantangan seperti rendahnya penetrasi 5G yang baru 4,4% populasi mengakses 5G/Net5.5G, serta kurangnya infrastruktur pemancar, keterbatasan perangkat, dan masalah alokasi spektrum,” kata Raden. 

    Di sisi lain, pemanfaatan 5G juga masih tertinggal secara regional, dengan kecepatan rata-rata 58,3 Mbps dan waktu penggunaan yang rendah. Namun potensi masa depannya tetap besar, dimana Net5.5G menawarkan latensi ultra rendah, jaringan lebih cerdas, dan dukungan penuh untuk smart city hingga kendaraan otonom. 

    Wijaya pun menegaskan kehadiran teknologi IPv6 mampu membawa manfaat pada ekspansi IoT, keamanan jaringan, efisiensi routing, dan masa depan digital Indonesia.

    Respons Operator

    Sementara itu, Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna menjelaskan, bagi para operator seluler adopsi IPv6 membawa peningkatan keamanan signifikan karena IPsec menjadi komponen wajib dalam arsitektur IPv6, dan memungkinkan enkripsi end-to-end.

    “IPv6 juga menghapus fragmentasi oleh router, sehingga hanya pengirim yang dapat melakukan fragmentasi, yang pada akhirnya menekan risiko serangan, sekaligus menuntut firewall IPv6 yang lebih kuat,” ujarnya. 

    Selain itu, IPv6 membantu mengatasi kebutuhan skalabilitas dan efisiensi routing dengan menyediakan ruang alamat yang jauh lebih besar. Peralihan dari manajemen routing manual ke sistem yang lebih terprogram membuka jalan bagi otomatisasi jaringan yang lebih fleksibel dan adaptif, terutama menghadapi beban trafik yang terus meningkat.

    Lebih jauh Indra mengungkapkan, IPv6 juga menawarkan efisiensi performa dan biaya, salah satunya melalui pengurangan ketergantungan pada CGNAT yang sebelumnya menjadi bottleneck. “Telkomsel menegaskan, telah membangun fondasi IPv6 sebagai default yang kuat pada core, transport, dan layanan untuk mendukung Net5.5G dan teknologi masa depan,” ujarnya. 

    President, Carrier IP Marketing & Solution Department Huawei Li Haifeng mengatakan seiring dengan makin pentingnya AI dalam strategi operator, IPv6 Enhanced Net5.5G mendorong integrasi mendalam antara jaringan dan AI. “Solusi AI WAN Huawei dengan arsitektur tiga-lapis yang terdiri dari router AI, koneksi, dan otak,” kata Li.

    Sebelumnya, sejumlah pemangku kepentingan melakukan upaya kolaboratif besar untuk mempercepat transformasi digital Indonesia diluncurkan hari ini dalam konferensi “IPv6 Enhanced Net5.5G Conference 2025” di Jakarta. Konferensi ini mempertemukan pemerintah, asosiasi industri, operator, akademisi, serta penyedia teknologi dan pelaku sektor swasta lainnya untuk menyepakati sebuah strategi nasional dalam pengembangan konektivitas generasi berikutnya.

    Konferensi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Internet of Things Indonesia (ASIOTI) dengan dukungan penuh dari Kementerian Komunikasi dan Digital (KOMDIGI), Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS), Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), Universitas Indonesia, dan Telkom University (Tel-U) ini, menjadi bukti nyata pendekatan kolaboratif multipihak. 

    Puncak dari semangat kolaborasi ini ditandai dengan peluncuran resmi whitepaper “Building Indonesia’s Connection Highway Based on IPv6 and Net5.5G” yang disusun bersama oleh BAPPENAS dan KOMDIGI.

  • Tecno Watch GT sampai Neo Resmi Hadir di Indonesia dengan Harga Mulai Rp 259 Ribu, Cek Fiturnya

    Tecno Watch GT sampai Neo Resmi Hadir di Indonesia dengan Harga Mulai Rp 259 Ribu, Cek Fiturnya

    Untuk segmen profesional , Tecno Watch Pro 3 mengusung desain premium menggunakan casing logam berdensitas tinggi dan ultra-hard glass. Layar AMOLED 1,43 inci 60Hz membuat pengalaman visual lebih tajam dan responsif.

    Seperti model lainnya, fitur AI Watch Dials hadir untuk memungkinkan personalisasi tampilan. Perangkat ini juga mendukung panggilan Bluetooth 5.3, baterai hingga 14 hari, serta ketahanan air 3ATM, sehingga dapat menunjang mobilitas pengguna profesional maupun aktivitas sehari-hari.

    Tecno Watch Neo: Perpaduan Teknologi dan Gaya

    Tecno Watch Neo hadir sebagai pilihan yang menonjol dari sisi tampilan berkat casing zinc alloy yang ringan serta dua strap silikon yang dapat diganti.

    Layarnya menggunakan AMOLED 1,43 inci dengan resolusi 466×466 dan tingkat kecerahan hingga 1000 nits, cocok untuk pemakaian aktivitas di luar ruangan.

    Fitur unggulan lainnya yaitu dilengkapi pemantauan kesehatan 24 jam, lebih dari 100 mode olahraga, serta sertifikasi IP68, smartwatch ini dirancang untuk penggunaan harian yang fleksibel.

    Kapasitas baterai 300mAh memungkinkan penggunaan hingga 10 hari dengan pengisian magnetik cepat. TECNO Watch Neo menawarkan performa lengkap bagi pengguna yang menginginkan perpaduan gaya dan fungsi.

    Tecno Watch 3 Active: Pilihan untuk Aktivitas Outdoor

    Model yang paling kasual dan terjangkau dalam seri ini adalah TECNO Watch 3 Active. Perangkat ini dibekali layar HD 2,02 inci, lebih dari 100 mode olahraga, serta 150+ watch faces untuk personalisasi gaya pengguna.

    Dengan bodi metal berjenis tinggi dan ultra-hard glass, smartwatch ini mampu mendukung berbagai jenis aktivitas fisik. Baterainya mampu bertahan hingga 12 hari, dan hadirnya fungsi panggilan Bluetooth membuat pengguna tetap terhubung tanpa harus mengeluarkan ponsel.

  • Meta Hapus Akun Remaja di Bawah 16 Tahun Jelang Aturan Baru Australia

    Meta Hapus Akun Remaja di Bawah 16 Tahun Jelang Aturan Baru Australia

    Liputan6.com, Jakarta – Meta mulai menonaktifkan akun pengguna Instagram, Facebook, dan Threads yang diketahui berusia di bawah 16 tahun di Australia. Kebijakan ini diumumkan pada November 2025 dan akun mereka mulai ditutup pada 4 Desember 2025.

    Kebijakan tersebut berdampak pada sekitar 150 ribu akun Facebook serta 350 ribu akun Instagram terdampak proses penertiban ini. Threads ikut terdampak karena hanya dapat diakses lewat akun Instagram.

    Namun larangan ini diterapkan lebih cepat dari larangan resmi penggunaan media sosial bagi anak, berlaku pada 10 Desember 2025. Perusahaan juga menghadapi denda hingga AUD 49,5 juta (USD 33 juta, £25 juta) atau sekitar Rp 550 miliar, jika mereka gagal mengambil langkah untuk menghentikan anak-anak di bawah usia 16 tahun yang sudah memiliki akun.

    Juru bicara Meta menjelaskan kepada BBC pada Kamis (4/12/2025), proses penyesuaian tidak berlangsung instan.

    “Kepatuhan terhadap hukum, memerlukan tahapan berkelanjutan dan bersifat kompleks,” ujarnya.

    “Meskipun Meta berkomitmen untuk mematuhi hukum, kami yakin diperlukan pendekatan yang lebih efektif, terstandarisasi, dan menjaga privasi,” perusahaan menambahkan.

    Meta menilai pemerintah mengharuskan toko aplikasi untuk perlu menerapkan verifikasi usia pengguna saat mengunduh aplikasi dan memperkuat pengawasan untuk anak di bawah usia 16 tahun.

    Kesempatan Unduh Data dan Verifikasi Ulang

    Perusahaan memastikan pengguna yang akunnya akan dinonaktifkan tetap diberi waktu untuk menyimpan seluruh postingan, pesan, dan video mereka sebelum ditutup.

    Sementara itu, remaja yang merasa salah teridentifikasi sebagai pengguna di bawah 16 tahun dapat mengajukan ulang dengan mengirimkan video selfie atau dokumen identitas resmi.

    Aturan baru ini bukan hanya menargetkan platform milik Meta, tetapi juga sejumlah layanan lain seperti YouTube, X, TikTok, Snapchat, Reddit, Kick, dan Twitch.

  • Kadet STIP Sabet 3 Penghargaan Robotik di Taiwan

    Kadet STIP Sabet 3 Penghargaan Robotik di Taiwan

    Bisnis.com, JAKARTA — Kadet Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) berhasil menyabet tiga penghargaan pada ajang World Robot Games (WRG) 2025 di Taipei, Taiwan, 26–29 November 2025. 

    Dosen STIP Tri Cahyadi menyampaikan, pencapaian ini sebagai indikator penting arah transformasi pendidikan tinggi maritim Indonesia dalam era digital. 

    Di tengah dinamika industri pelayaran global yang bergerak cepat menuju otomasi, integrasi kecerdasan buatan (AI), dan efisiensi berbasis data, kemenangan kadet STIP memberikan sinyal kuat bahwa Indonesia mulai menyiapkan fondasi sumber daya manusia yang relevan dengan kebutuhan masa depan.

    “Dengan demikian, keberhasilan kadet STIP adalah modal awal untuk memperkuat posisi Indonesia dalam peta teknologi maritim global,” ujarnya dalam keterangan resmi, Kamis (4/12/2025). 

    Pada WRG 2025, delegasi STIP Indonesia berhasil meraih tiga penghargaan sekaligus. Pertama, 2nd Place untuk kategori Innovative Robot Senior untuk proyek Humanoid Robot yang diraih oleh tim Muhammad Dikara Pramudya Widada, Revalsa Aleka Satriaji, dan William Narendra Widisono. 

    Kemudian 2nd Place – Innovative Robot Senior untuk proyek Prosthetic Arm Robot oleh tim Ananda Fabio Pudaya, Andreas Manuel Gosal, dan Muhammad Firgia Aldebaran. Terakhir, 3rd Place – Incredible Machine Category untuk proyek AI Telepresence Robot oleh tim William Narendra Widisono dan Muhammad Firgia Aldebaran. 

    Tri menegaskan, prestasi ini membuktikan bahwa inovasi kadet Indonesia diakui dunia. Di samping itu, juga menepis stigma bahwa institusi pendidikan pelayaran hanya berkutat pada kurikulum konvensional. Justru, STIP menunjukkan bahwa lembaga maritim mampu bertransformasi menjadi pusat teknologi masa depan.

    Menurutnya, prestasi STIP dalam WRG 2025 perlu dibaca sebagai momentum untuk memperkuat arah transformasi pendidikan maritim nasional. 

    Setidaknya, ada tiga langkah strategis yang dapat dipertimbangkan. Pertama, penguatan ekosistem riset dan inovasi, baik dari sisi fasilitas maupun kolaborasi dengan industri maritim, pelayaran, dan perusahaan teknologi.

    Kedua, integrasi kurikulum berbasis digital dan kecerdasan buatan sehingga para lulusan memahami dasar data analytics dan otomasi perangkat kapal. 

    Ketiga, kerja sama internasional berkelanjutan. Partisipasi dalam kompetisi global seperti WRG harus dijadikan rutinitas, dengan begitu nantinya standar kemampuan lulusan akan terus berada pada level internasional.

    “Tugas berikutnya adalah memastikan bahwa energi positif ini terus dirawat, difasilitasi, dan diarahkan, sehingga Indonesia dapat menjadi negara maritim yang bukan hanya kuat secara geografis, tetapi juga unggul dalam teknologi,” tutup Tri.