Jenis Media: Tekno

  • Ini Harga Mahal yang Dibayar Tubuh untuk Gaya Hidup Modern

    Ini Harga Mahal yang Dibayar Tubuh untuk Gaya Hidup Modern

    Jakarta

    “Masalah sesungguhnya umat manusia adalah ini: Kita memiliki emosi zaman Paleolitikum, institusi abad pertengahan, dan teknologi bak dewa.” Itulah kutipan Edward O. Wilson, bapak sosiobiologi. Sejak ia menyampaikan kata-kata tersebut lebih dari sedekade lalu, teknologi semakin canggih namun biologi purba tetap tak berubah.

    Dalam studi terbaru, para peneliti Universitas Loughborough dan Universitas Zurich mengukuhkan gagasan ini. Mereka menemukan banyak stres dan masalah kesehatan di zaman modern dapat dikaitkan dengan fakta spesies kita menghabiskan sebagian besar sejarah evolusinya di lingkungan alami. Saat ini, banyak manusia hidup di dunia berteknologi tinggi yang penuh kendaraan, cahaya, polusi, dan layar bersinar.

    “Di lingkungan leluhur, kita beradaptasi dengan baik untuk menghadapi stres akut demi menghindari atau menghadapi predator. Singa akan datang sesekali dan Anda harus siap membela diri atau lari. Kuncinya adalah singa itu pada akhirnya akan pergi,” ujar Colin Shaw, penulis studi dari Universitas Zurich.

    Saat ini, ancaman lama berupa predator atau perang antarsuku sebagian besar telah hilang, namun gangguan baru muncul dalam bentuk jalanan padat, kemacetan, tekanan pekerjaan, media sosial, dan sebagainya. Meski tampak sangat berbeda, semua pemicu stres ini mengaktifkan sistem biologis yang sama.

    “Tubuh kita bereaksi seolah-olah semua pemicu stres ini adalah singa,” jelas Shaw.

    Perbedaan utamanya adalah pemicu stres modern tidak hilang saat kita bereaksi. Jika kita menghadapi atau menghindari seekor singa, masalahnya akan selesai. Namun, sangat sadar akan suara mobil bising, notifikasi ponsel, dan keributan di internet tak menyelesaikan apa pun. Itu membuat manusia dalam kondisi tegang dan waspada tingkat rendah yang terus-menerus.

    Stres halus namun tak kunjung henti ini membawa dampak signifikan bagi kesehatan. Peneliti berpendapat hal ini bermanifestasi seperti mengganggu reproduksi, berkontribusi pada kemandulan dan penurunan sperma, melemahkan sistem kekebalan yang memicu alergi dan autoimun, mengganggu fungsi kognitif yang menyebabkan perkembangan lambat dan penurunan daya pikir serta mengurangi kinerja fisik.

    “Ada sebuah paradoks di mana, di satu sisi, selama tiga ratus tahun terakhir kita telah menciptakan kekayaan, kenyamanan, dan layanan kesehatan uar biasa bagi banyak orang. Namun di sisi lain, beberapa pencapaian industri ini memberikan efek cukup merugikan pada fungsi kekebalan, kognitif, fisik, dan reproduksi kita,” cetus Shaw.

    Masalah ini diperkirakan akan semakin parah dalam skala global. Sekitar 45 persen dari 8,2 miliar penduduk Bumi saat ini tinggal di perkotaan. Angka tersebut diperkirakan naik menjadi dua pertiga pada tahun 2050. Itu berarti jutaan demi jutaan orang lagi akan mengalami bahaya terselubung dari dunia modern.

    Solusinya, menurut para peneliti, adalah memahami bahaya-bahaya ini dengan lebih baik dan menemukan cara baru untuk membatasinya. “Salah satu pendekatannya adalah secara mendasar memikirkan kembali hubungan kita dengan alam, memperlakukannya sebagai faktor kesehatan utama dan melindungi atau meregenerasi ruang-ruang yang menyerupai lingkungan masa lalu kita sebagai pemburu-pengumpul,” kata Shaw.

    “Kita perlu menata kota kita dengan benar-dan pada saat yang sama meregenerasi, menghargai, dan menghabiskan lebih banyak waktu di ruang-ruang alami,” imbuhnya yang dikutip detikINET dari IfL Science.

    (fyk/afr)

  • Danantara, Coretax, dan QRIS Puncaki Pencarian Google 2025

    Danantara, Coretax, dan QRIS Puncaki Pencarian Google 2025

    Bisnis.com, ​JAKARTA — Google kembali merilis laporan tahunan Year in Search 2025 yang memotret pergeseran minat dan perilaku masyarakat Indonesia sepanjang tahun ini. 

    Laporan tersebut mengungkapkan bahwa tahun 2025 menjadi momen krusial bagi adopsi teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI), perhatian pada kebijakan ekonomi, hingga pergeseran tren gaya hidup sehat.

    ​Secara garis besar, tren pencarian tahun ini menyoroti bagaimana masyarakat Indonesia makin perhatian terhadap teknologi sekaligus reaktif terhadap isu-isu kebijakan publik.

    ​Dalam kategori “Top Trending” dan “Apa”, tingginya volume pencarian untuk istilah “Gemini AI” dan pertanyaan “Gimana cara bikin foto AI” mengindikasikan bahwa literasi digital masyarakat telah bergerak dari sekadar konsumsi konten menjadi pemanfaatan alat berbasis teknologi canggih.

    ​Selain teknologi, aspek kebijakan ekonomi dan pemerintahan juga mendominasi perhatian publik. Munculnya kata kunci “Coretax”, “Danantara”, dan “QRIS” di jajaran pencarian teratas juga mencerminkan tingginya atensi masyarakat dan pelaku usaha terhadap regulasi keuangan dan dinamika pemerintahan baru. 

    ​Di sektor gaya hidup dan ekonomi olahraga, tahun 2025 menandai lonjakan popularitas olahraga Padel. Selain menjadi tren kesehatan, cabang olahraga ini juga memicu permintaan pasar baru. 

    Hal ini terlihat dari spesifiknya kata kunci yang dicari, mulai dari “Sewa lapangan padel”, “Harga raket padel”, hingga “Outfit padel wanita”.

    ​Tren ini berjalan beriringan dengan kategori “Olahraga” dan “Lari”, di mana pencarian seputar “Marathon”, “Hyrox”, dan “PB lari” (Personal Best) menunjukkan bahwa belanja konsumen untuk kesehatan dan kebugaran terus mencatatkan pertumbuhan positif.

    ​Sementara itu, pada sektor kuliner, preferensi masyarakat terlihat seimbang antara cita rasa internasional dan lokal. Pencarian resep “Matcha” bersanding dengan masakan nusantara yang kaya rempah seperti “Sop Buntut Sapi”, “Coto Makassar”, dan “Dendeng Batokok”.

    ​Di industri hiburan, film nasional seperti “Jumbo”, “Sore: Istri dari Masa Depan”, dan “Pangku” berhasil masuk daftar tren paling dicari di Google 2025.

    ​Berikut daftar lengkap hal-hal yang paling banyak dicari di Google 2025 untuk Indonesia:

    ​Kategori: Top Trending (Umum)

    ​Jumbo

    ​Gemini AI

    ​Purbaya Yudhi Sadewa

    ​Titiek Puspa

    ​Coretax

    ​Timnas Indonesia

    ​Pabrik Gula

    ​Danantara

    ​Diogo Jota

    ​Brave Pink Hero Green

    ​Kategori: Resep

    ​Resep Matcha

    ​Resep Rempeyek Kacang Tanah

    ​Resep Cabe Gendot

    ​Resep Es Teler Creamy

    ​Resep Udang Keju

    ​Resep Bolu Kukus Ketan Hitam

    ​Resep Sop Buntut Sapi

    ​Resep Ayam Goreng Kipas

    ​Resep Coto Makassar

    ​Resep Dendeng Batokok

    ​Kategori: Apa

    ​Apa itu Stecu

    ​Apa arti Velocity

    ​Apa itu Yapping

    ​Apa itu Padel

    ​Apa itu Coretax

    ​Apa itu MBG

    ​Apa manfaat jalan kaki

    ​Apa itu Abolisi

    ​Apa itu SPPI

    ​Danantara itu apa

    ​Kategori: Siapa

    ​Siapa Kenny Austin

    ​Siapa Gustiwiw

    ​Siapa Purbaya

    ​Siapa Ahmad Sahroni

    ​Siapa Alyssa Daguise

    ​Siapa Aloy

    ​Siapa penemu sound horeg

    ​Siapa Menpora sekarang

    ​Siapa pencipta AI

    ​Siapa pencipta lagu Tabola Bale

    ​Kategori: Gimana

    ​Gimana cara bikin foto AI

    ​Gimana sih cara mulai main padel

    ​Gimana cara baca QRIS

    ​Gimana rasa wasabi

    ​Gimana cara isi token listrik

    ​Gimana cara mengedit foto

    ​Gimana cara membuat blog

    ​Gimana cara membuat artikel

    ​Gimana cara daftar BSU

    ​Gimana cara membuat surat undangan resmi

    ​Kategori: Lirik Lagu

    ​Lirik Garam Madu

    ​Lirik Tabola Bale

    ​Lirik Terserah Raisa

    ​Pica-pica Lirik

    ​Memori Baik Lirik

    ​Terbuang dalam Waktu Lirik

    ​Alamak Lirik

    ​Lirik Nina

    ​Lirik Batas Senja – Kita Usahakan Lagi

    ​Lirik Bunga Maaf

    ​Kategori: Film

    ​Jumbo

    ​Sore: Istri dari Masa Depan

    ​Film Komang

    ​Film Pangku

    ​Pabrik Gula

    ​Pengepungan di Bukit Duri

    ​Perayaan Mati Rasa

    ​Final Destination

    ​Film Norma

    ​Film Qodrat 2

    ​Kategori: Olahraga

    ​Marathon

    ​Olahraga Pilates

    ​Olahraga Squash

    ​Olahraga Hyrox

    ​Jalan Kaki

    ​Olahraga Sambo

    ​Olahraga Barre

    ​Padel

    ​Pickleball

    ​Olahraga Kardio

    ​Kategori: Padel

    ​Raket padel

    ​Aturan main padel

    ​Sewa lapangan padel

    ​Perbedaan padel dan tenis

    ​Harga raket padel

    ​Sepatu padel

    ​Outfit padel wanita

    ​Padel vs Pickleball

    ​Tas padel

    ​Net padel

    ​Kategori: Lari

    ​PB lari

    ​Event lari

    ​Shuttle run

    ​Cara menghitung pace lari

    ​Outfit lari wanita

    ​Lari trail

    ​Lari marathon

    ​Aplikasi lari

    ​Sepatu lari

    ​Elevasi lari

    (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Budaya Timur, Padel, hingga AI Jadi Tren Pencarian Teratas di Indonesia

    Budaya Timur, Padel, hingga AI Jadi Tren Pencarian Teratas di Indonesia

    Selain musik, olahraga juga menjadi magnet pencarian publik. Olahraga Padel berhasil membuat masyarakat Indonesia penasaran dengan gaya hidup baru yang aspiratif. Olahraga raket modern ini ramai diperbincangkan tahun ini, hal ini menunjukkan publik siap untuk merangkul tantangan baru.

    Pencarian “apa itu Padel?” hingga “Bagaimana cara mulai main Padel?” menandai antusias masyarakat terhadap gaya hidup baru, mencoba aktivitas trending, dan komitmen untuk mencari jalan baru hidup sehat.

    Masyarakat Kian Melek Finansial dan Digital

    Tahun 2025 juga mencatat meningkatnya perhatian masyarakat pada pengelolaan keuangan. Secara aktif, mereka mencari pengetahuan dan kontrol atas keuangan pribadi serta utilitas sehari-hari. Pencarian seperti “Gimana cara baca QRIS?”, lalu “Coretax”, dan “Bagaimana cara isi token listrik” menunjukkan dorongan kuat masyarakat untuk memahami teknologi yang kian mempengaruhi hidup.

    Nama tokoh terkait seperti “siapa Purbaya?” dan “Purbaya Yudhi Sadewa” pun masuk dalam radar pencarian. Hasil ini menunjukkan komitmen nasional untuk menjadi warga yang melek teknologi dan finansial. Masyarakat ingin bisa menguasai alat-alat digital, terutama yang berperan dalam kebijakan keuangan Indonesia.

  • Spesies Aneh Ular Kuno Ditemukan di Inggris

    Spesies Aneh Ular Kuno Ditemukan di Inggris

    Jakarta

    Sebuah fosil ular yang baru diidentifikasi mengungkapkan petunjuk tentang evolusi ular awal. Ciri-ciri campurannya menyoroti cabang kuno pohon keluarga caenophidian.

    Identitasnya baru terungkap setelah lebih dari empat puluh tahun setelah pertama kali digali. Reptil yang diberi nama Paradosophision richardoweni ini membantu para peneliti mengeksplorasi bagaimana kelompok ular modern yang paling luas pertama kali mulai berevolusi.

    Fosil yang ditemukan di Hordle Cliff, di sepanjang pantai selatan Inggris pada 1981 ini, sekarang diakui sebagai milik spesies yang belum pernah didokumentasikan sebelumnya.

    Menurut penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Comptes Rendus Palevol, hewan ini mewakili spesies baru yang disebut Paradoksofiion richardoweni. Ular ini hidup sekitar 37 juta tahun yang lalu, pada zaman Ketika wilayah yang kini menjadi Inggris memiliki lebih banyak spesies ular.

    Evolusi Caenophidian Awal

    Meskipun biologi tentang ular masih belum banyak diketahui, sisa-sisanya memberikan informasi berharga tentang sejarah awal capophidians, kelompok besar yang mencakup sebagian besar ular hidup. Paradoksofision tampaknya menjadi salah satu anggota paling awal dari garis keturunan ini.

    Anatominya menunjukkan perpaduan sifat yang tidak biasa yang saat ini tersebar di ular caenophidian yang berbeda, kombinasi yang tercermin dalam nama genus Paradoksofi, yang diterjemahkan menjadi ‘ular paradoks’ dalam bahasa Yunani.

    Adapun penamaan spesies ini mengambil nama dari Sir Richard Owen, yang menggambarkan ular fosil pertama dari Hordle Cliff dan memainkan peran kunci membangun Museum Sejarah Alam, tempat fosil-fosil ini disimpan.

    Penulis Utama studi Dr. Georgios Georgalis, dari Institute of Systematics and Evolution of Animals of the Polish Academy of Sciences di Krakow, mengatakan bahwa keberhasilan menggambarkan spesies baru dari koleksi yang sudah ada merupakan mimpi yang menjadi kenyataan.

    “Itu adalah impian masa kecil saya untuk dapat mengunjungi Museum Sejarah Alam, apalagi melakukan penelitian di sana,” ungkap Georgios seperti dikutip dari SciTechDaily.

    “Jadi, ketika saya melihat tulang belakang yang sangat aneh ini dalam koleksi dan tahu bahwa itu adalah sesuatu yang baru, itu adalah perasaan yang luar biasa,” sebutnya.

    Penemuan di Hordle Cliff

    Hordle Cliff, dekat Christchurch di pantai selatan Inggris, ibarat menawarkan jendela untuk menengok periode sejarah Bumi yang dikenal sebagai Eosen yang berlangsung sekitar 56 hingga 34 juta tahun yang lalu.

    Dr. Marc Jones, kurator reptil fosil dan amfibi yang ikut menulis penelitian, mengatakan bahwa zaman ini menyaksikan perubahan iklim yang dramatis di seluruh dunia.

    “Sekitar 37 juta tahun yang lalu, Inggris jauh lebih hangat dari sekarangMeskipun Matahari sedikit redup, kadar karbon dioksida atmosfer jauh lebih tinggi,” Marc menjelaskan.

    “Inggris pada zaman itu juga sedikit lebih dekat ke khatulistiwa, yang berarti bahwa ia menerima lebih banyak panas dari Matahari sepanjang tahun,” imbuhnya.

    Fosil pertama kali ditemukan di Hordle Cliff sekitar 200 tahun yang lalu. Pada awal 1800an Barbara Rawdon-Hastings, Marchioness of Hastings yang berburu fosil, mengumpulkan tengkorak kerabat buaya dari situs tersebut.

    Sejak itu, berbagai fosil kura-kura, kadal, dan mamalia juga telah ditemukan di Hordle Cliff. Ada juga fosil ular yang melimpah, termasuk beberapa spesies yang sangat penting.

    “Fosil ular yang ditemukan di Hordle Cliff adalah yang pertama dikenali ketika Richard Owen mempelajarinya pada pertengahan abad kesembilan belas. Mereka termasuk PaleryxPaleryx, ular konstriktor pertama yang disebutkan dalam catatan fosil,” kata Georgios.

    Untuk melihat lebih baik fosil-fosil ini, Marc dan Georgios mengambil CT scan tulang. Secara total, mereka mengidentifikasi 31 vertebra dari berbagai bagian tulang belakang Paradoksofi.

    Pemindaian menunjukkan bahwa fosil ini memiliki bentuk dan ukuran yang sedikit berbeda, karena tulang belakang ular secara bertahap meruncing dari kepala ke ekor. Namun, mereka berbagi beberapa fitur yang menunjukkan bahwa mereka semua milik satu spesies.

    Georgios memperkirakan bahwa Paradoksofi memiliki Panjang kurang dari satu meter, tetapi rincian lain tentang kehidupan hewan ini sulit untuk diungkap. Kurangnya tengkorak membuat sulit untuk mengetahui apa yang dimakannya, dan tulang belakang tidak memiliki tanda-tanda apakah hewan ini memiliki kebiasaan khusus, misalnya menggali.

    Meskipun tulang belakang tidak memberikan banyak tentang gaya hidup Paradoksofi, mereka sangat mirip dengan sekelompok ular yang dikenal sebagai Acrochordids. Reptil ini dikenal sebagai ular belalai gajah karena kulitnya yang luar biasa longgar.

    Saat ini, hanya beberapa spesies ular ini yang dapat ditemukan hidup di Asia Tenggara dan Australia utara. Tetapi mereka adalah salah satu cabang paling awal dari pohon keluarga caenophidian, dengan catatan fosil yang membentang lebih dari 20 juta tahun.

    “Karena Paradoksofi sangat mirip dengan acrochordids, mungkin saja ular ini bisa menjadi anggota tertua dari keluarga ini. Jika demikian, maka itu bisa berarti bahwa hewan ini adalah spesies akuatik, karena semua Acrochordids adalah akuatik,” rinci Georgios.

    “Di sisi lain, itu mungkin milik kelompok capophidian yang sama sekali berbeda. Tidak ada cukup bukti saat ini untuk membuktikan bagaimana ular ini mungkin hidup, atau keluarga mana yang dimilikinya,” duganya.

    Mencari tahu lebih banyak tentang Paradoksofi dan evolusi awal caenophidians berarti bahwa lebih banyak fosil perlu dipelajari. Georgios berharap untuk melanjutkan karya penelitiannya dalam koleksi reptil fosil yang ada. Ia percaya ada lebih banyak spesies baru menunggu ditemukan.

    (rns/afr)

  • GTA 6 Belum Rilis, Fans Ramai Bahas Ukuran Peta dan Rahasia di Leonida 

    GTA 6 Belum Rilis, Fans Ramai Bahas Ukuran Peta dan Rahasia di Leonida 

    Liputan6.com, Jakarta – GTA 6 (Grand Theft Auto 6) terus membuat banyak gamer penasaran. Walau baru akan meluncur November 2026, bocoran dan rumor tentang game buatan Rockstar Games ini semakin banyak beredar di internet.

    GTA 6 sendiri merupakan game paling ambisius Rockstar Game dengan ukuran peta 2 kali lebih besar dari map di GTA V. Dengan skala peta GTA 6, banyak fans bertanya-tanya sejauh dan sedetail apa peta di dalam game tersebut?

    Sebelumnya, gamer dipastikan bisa menjelajah lebih jauh dari Vice City hingga negara bagian yang dikenal sebagai Leonida. Termasuk tempat-tempat seperti Leonida Keys, Grassrivers, Port Gellhorn, Ambrosia, dan Taman Nasional Mount Kalaga.

    Di Reddit, percakapan tentang ukuran peta GTA 6 semakin banyak pemain bertanya-tanya hal apa saja yang dinanti dari game baru ini.

    “Di dunia nyata, dibutuhkan waktu sekitar 2-3 jam untuk berkendara melintasi Keys. Jika dalam game hanya butuh waktu antara 10-15 menit, saya akan senang. Lebih lama lagi, saya akan berkata, ‘Sial, Rockstar benar-benar melampaui diri mereka sendiri,” tulis salah satu Redditor yang dikutip dari Gameranx, Jumat (5/12/2025).

    Pengguna Reddit lainnya penasaran dengan area Keys karena percaya Rockstar menyembunyikan banyak aktivitas dan kejadian kecil akan membuat pemain betah berkeliling. Harapan ini muncul karena pengalaman eksplorasi di GTA V dianggap berhasil menciptakan dunia terasa natural dan detail.

    Berhubung GTA 6 kini berlatar di negara bagian yang dikelilingi air, pemain tentu mengharapkan “pengalaman pulau” tertentu akan terjadi. “Gunung Kalaga terlihat menarik. Aku yakin tempat ini penuh dengan rahasia dan hal-hal menyeramkan di malam hari.”

    Tak hanya itu, pengembang juga sering kali memasukkan legenda yang populer di berbagai negara bagian Amerika Serikat (AS) seperti Bigfooot. Berlatar di Florida, besar kemungkinan legenda Skunk Ape atau Kera Sigung bakal muncul di dalam game.

    GTA 6 kembali menjadi bukti betapa kuatnya minat pemain terhadap game bergenre open-world. Setiap rumor tentang lokasi dan detail peta selalu memancing diskusi. Gamer Indonesia mungkin juga punya harapan sendiri soal apa yang ingin mereka temukan di Leonida.

  • Spesifikasi, Harga, dan Keunggulan di Segmen HP Layar Lipat Tiga

    Spesifikasi, Harga, dan Keunggulan di Segmen HP Layar Lipat Tiga

    Mengingat inovasi dan teknologi canggih yang ditawarkan, Samsung Galaxy Z TriFold diperkirakan akan hadir dengan harga premium di pasar global. Bocoran terbaru dari Sammobile pada 1 Desember 2025 menyebutkan bahwa harga perangkat ini akan dibanderol sekitar USD 2.499, atau setara dengan Rp 41,6 juta. Angka ini lebih rendah dari rumor awal yang memprediksi harga sekitar USD 3.000.

    Di Korea Selatan, harga TriFold adalah 3.594.000 won, yang kira-kira setara dengan USD 2.450 berdasarkan nilai tukar saat ini. Sementara itu, di India, perangkat ini diperkirakan akan diluncurkan dengan harga sekitar ₹2,50,000. Harga tersebut memang masih tergolong tinggi untuk segmen flagship, terutama jika dibandingkan dengan Galaxy Z Fold7 yang dijual mulai dari USD 1.999 atau sekitar Rp 33 jutaan.

    Namun, statusnya sebagai ponsel layar lipat tiga pertama dari Samsung menjadikan harga ini tidak terlalu mengejutkan. Samsung memang dikenal sering meluncurkan inovasi perangkat Android, mulai dari smartphone lipat tunggal, lipat dua, hingga jam tangan pintar. 

    Ketersediaan Galaxy Z TriFold akan dimulai di Korea pada 12 Desember, diikuti oleh pasar lain seperti Tiongkok, Taiwan, Singapura, UEA, termasuk di Indonesia. Peluncuran di Amerika Serikat direncanakan pada kuartal pertama tahun 2026.

  • Bos Telkomsel Blak-blakan Hambatan Dorong Adopsi IPv6 di Indonesia

    Bos Telkomsel Blak-blakan Hambatan Dorong Adopsi IPv6 di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) mendorong kolaborasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk produsen smartphone,  untuk mengakselerasi penetrasi IPv6. Dari sisi jaringan, operator seluler mangaku telah siap mendukung alamat protokol baru tersebut, namun perangkat di pengguna akhir berkata lain. 

    Direktur Network Telkomsel Indra Mardiatna mengatakan untuk mendorong adopsi IPv6, dibutuhkan kerja sama yang solid antar pemangku kepentingan. Kehadiran perangkat di pengguna akhir, menurutnya, masih menjadi salah satu faktor utama yang menghambat adopsi IPv6. Sejauh ini perangkat gawai masyarakat Indonesia masih menggunakan IP lawas yang terbatas yaitu IPv4.

    “Balik lagi  semuanya akan tergantung pada perangkat,” kata Indra kepada Bisnis, Kamis (4/12/2025).

    Berdasarkan data yang dipaparkan, Telkomsel mengalami loncatan dalam adopsi IPv6. Pada 2023-2024 adoption rate IPv6 Telkomsel mencapai 7,8%. Jumlah tersebut meningkat menjadi 38% pada 2025. Indra memperkirakan kemungkinan pada tahun ini bisa mencapai di atas 50% jika perangkat di masyarakat telah mendukung. 

    Sementara itu, Vice President Global Network Operations Telkomsel Galumbang Pasaribu mengatakan bahwa porsi penggunaan IPv4 di Indonesia masih sangat besar. Karena itu, diperlukan regulasi yang lebih tegas agar produsen perangkat dan prinsipal global memastikan perangkat mereka siap adopsi IPv6.

    “Perlu aturan atau anjuran yang kuat sebagai regulator agar para prinsipal bisa membantu menyiapkan perangkat yang benar-benar IPv6 adoption ready, meskipun perangkat tersebut sudah terlanjur beredar,” ujarnya.

    Dia juga menyoroti bahwa tidak hanya perangkat, beberapa aplikasi dan konten lokal pun belum mendukung IPv6. Padahal, layanan digital utama seperti Google dan Meta sudah kompatibel dengan protokol tersebut.

    Galumbang menegaskan perlunya peran pemerintah untuk memastikan seluruh perangkat yang dijual di Indonesia memiliki kemampuan IPv6, minimal dalam bentuk dual-stack yang menjadikan IPv6 sebagai default.

    “Perlu ada mandat IPv6 compliant, supaya semua perangkat yang diimpor atau masuk ke Indonesia sudah berbasis IPv6. Selain itu, harus ada standarisasi dan sertifikasi perangkat, bukan hanya pernyataan dari prinsipal.”

    Lebih jauh, Galumbang menilai percepatan adopsi IPv6 tidak bisa dilakukan pemerintah saja. Diperlukan kolaborasi yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan melalui skema penta helix collaboration.

    “Pemerintah sebagai regulator, operator, pelaku bisnis, akademisi, komunitas, hingga media harus bekerja bersama. Dengan kolaborasi yang baik, kita bisa memfasilitasi rencana besar pemerintah dan mendorong tingkat adopsi IPv6 meningkat drastis.

  • Nomor Model Baru Galaxy Z Fold 8 Bocor, Samsung Diduga Kembangkan Varian Kedua

    Nomor Model Baru Galaxy Z Fold 8 Bocor, Samsung Diduga Kembangkan Varian Kedua

    Liputan6.com, Jakarta – Samsung kembali menjadi sorotan setelah sebuah nomor model baru terdeteksi dalam database GSMA. Temuan kode tersebut memunculkan spekulasi perusahaan tengah menyiapkan varian kedua Galaxy Z Fold 8 untuk tahun 2026.

    Nomor model SM-F971U kedapatan muncul dengan pola penamaan berbeda dari seri Galaxy Z Fold sebelumnya. Biasanya, raksasa teknologi asal Korea Selatan itu memakai skema “SM-F9xx” dengan digit akhir mengikuti generasi produk.

    Karena nomor model baru itu tidak mengikuti skema, banyak pihak meyakini pola ini bertanda Samsung sedang menyiapkan tipe baru HP Android di lini Fold mereka.

    Bila angka terakhir pada model itu berakhir dengan “6”, besar kemungkinan perangkat tersebut adalah Galaxy Z Fold 8 versi reguler. Tetapi kode internal tercatat “H8”, bukan “Q8” seperti generasi Fold sebelumnya, memperkuat dugaan adanya tipe baru dalam keluarga Fold mendatang.

    Dilansir 9to5google, Jumat (5/12/2025), Samsung berencana merilis dua model HP layar lipat pada tahun depan, yaitu Galaxy Z Fold 8 dan Galaxy Z TriFold.

    Jadwal kehadiran TriFold sendiri belum pasti, tetapi indikasi terbaru menunjukkan Samsung tengah menyiapkan dua model Z Fold yang berbeda untuk tahun 2026, sementara TriFold diperkirakan meluncur lebih awal.

    Varian baru ini disebut akan membawa desain dengan layar luar lebih lebar dan layar utama berbentuk lebih persegi, mirip desain Pixel 10 Pro Fold. Nomor model SM-F971U juga menandakan, perangkat ini kemungkinan akan dipasarkan di Amerika Serikat.

    Meski tambahan informasi masih tidak cukup, namun bocoran nomor model ini setidaknya membuka peluang Samsung sedang memperluas strategi perangkat lipatnya untuk tahun 2026.

    Belum jelas spesifikasi, ketebalan, atau posisi perangkat ini dalam jajaran Fold, namun arahnya menunjukkan bahwa Samsung kian agresif memperkuat dominasi di segmen ponsel lipat.

  • Pemerintah Targetkan Penetrasi IPv6 Tembus 31% pada 2030

    Pemerintah Targetkan Penetrasi IPv6 Tembus 31% pada 2030

    Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah menargetkan adaposi IPv6 mencapai 31% pada 2030 atau naik 1200 basis points (bps) dari posisi saat ini yang sekitar 18%. 

    IPv6 merupakan generasi protokol jaringan terbaru yang dirancang untuk menghubungkan serta mengidentifikasi perangkat di internet secara lebih efisien. IPv6 menjadi penerus IPv4 yang kini semakin terbatas ketersediaannya.

    IPv6 menawarkan keunggulan berupa jumlah alamat IP yang jauh lebih besar, pengelolaan dan delegasi alamat yang lebih efisien, dan konfigurasi otomatis yang lebih baik.

    Target tersebut menjadi bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) yang menekankan percepatan transformasi digital untuk mendukung proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 8 persen serta penurunan kemiskinan ekstrem hingga di bawah 0,5 persen. 

    Dalam konteks ini, penerapan IPv6 dipandang sebagai fondasi penting bagi perkembangan ekonomi digital dan peningkatan daya saing Indonesia.

    Direktur Infrastruktur, Ekosistem, dan Keamanan Digital Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Andianto Haryoko mengatakan tingkat adopsi IPv6 yang masih rendah. 

    Posisi Indonesia disebut berada di peringkat 8, bahkan masih di bawah Thailand dalam hal penggunaan IPv6. Pemerintah berharap tingkat adopsi ke depan dapat meningkat. 

    “Sementara itu skor ICT Development Index kita 2023 masih berada di peringkat 53, di bawah Malaysia dan Thailand. Targetnya pada 2030 kita masuk top 40,” kata Andianto di Jakarta, Kamis (5/12/2025). 

    Selain itu, Andianto juga menyoroti alokasi spektrum Indonesia memang tergolong cukup baik, namun masih jauh tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN maupun kawasan Asia Pasifik.

    Bahkan untuk mencapai indeks daya saing global, lanjutnya, Indonesia masih kekurangan sekitar 450 MHz. 

    “Ini yang perlu kita pahami,” jelasnya.

    Masalah lain digitalisasi Tanah Air  adalah faktor geologis dan geografis Indonesia yang turut memperberat pembangunan jaringan digital. 

    Dengan ribuan pulau dan wilayah yang sulit dijangkau, investasi infrastruktur memerlukan biaya sangat besar.

    “Skor ICT Development Index kita tahun 2023 masih berada di peringkat 53, di bawah Malaysia dan Thailand. Targetnya pada 2030 kita masuk top 40. Namun ini tantangan besar karena negara kita adalah negara kepulauan, tidak mudah melakukan investasi capex untuk daerah-daerah terpencil,” ujar Andianto.

    Dalam paparannya, Andianto menegaskan bahwa percepatan digitalisasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga membutuhkan peran aktif operator telekomunikasi, perguruan tinggi, media, serta seluruh pemangku kepentingan.

    “Pembangunan tidak boleh terpusat di wilayah Barat atau Jawa-Bali saja, tetapi juga harus menyentuh kawasan Timur Indonesia,” tegasnya. (Nur Amalina)

  • Indonesia Siapkan Jalan Tol Konektivitas Berbasis IPv6 Enhanced Net5.5G

    Indonesia Siapkan Jalan Tol Konektivitas Berbasis IPv6 Enhanced Net5.5G

    Sejalan dengan peta jalan nasional, Telkomsel, XLSMART, dan Huawei meluncurkan whitepaper bersama “NET5.5G AI WAN: Jaringan Transportasi IP”, yang menguraikan kasus penggunaan praktis dan evolusi Net5.5G.

    Direktur Network Telkomsel, Indra Mardiatna, menjelaskan bahwa adopsi IPv6 membawa peningkatan keamanan signifikan karena IPsec menjadi komponen wajib, memungkinkan enkripsi end-to-end, dan mengurangi risiko serangan.

    “Telkomsel telah membangun fondasi IPv6 yang kuat pada core, transport, dan layanan untuk mendukung Net5.5G,” tegasnya.

    GH Planning and Design Transport dari XLSMART, Fadly Hamka, menambahkan whitepaper ini menjadi penanda penting dalam perjalanan pengembangan jaringan generasi berikutnya, serta diharapkan dapat mendorong operator lain mempercepat implementasi.

    Sementara itu, Li Haifeng selaku President Carrier IP Marketing & Solution Department di Huawei, menyoroti pentingnya integrasi AI dan jaringan, menawarkan solusi AI WAN untuk menciptakan nilai baru di berbagai skenario.

    Konferensi ini juga memberikan penghargaan kepada pemain terdepan dalam inovasi dan implementasi, termasuk Telkomsel, Indosat Ooredoo Hutchison, XLSMART, Telkom, Pemerintah Kabupaten Sumedang, Telkom University, APJII, dan Huawei.

    Diskusi dalam konferensi menyoroti konektivitas gigabit berbasis IPv6 Enhanced dan Net5.5G sebagai katalis inovasi di sektor Smart Home & Building, Smart Office & Industry, dan Smart Mobility & City.

    Dengan mengintegrasikan Kota Gigabit sebagai bagian dari strategi pembangunan, Indonesia tidak hanya membangun fondasi digital yang terukur, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, lompatan besar menuju Visi Indonesia 2045.