Jenis Media: Tekno

  • Aplikasi TikTok Masih Hilang dari Google PlayStore dan App Store AS

    Aplikasi TikTok Masih Hilang dari Google PlayStore dan App Store AS

    Bisnis.com, JAKARTA – Aplikasi TikTok dilaporkan masih hilang dari Google Play Store dan App Store. Namun, ini hanya berlaku di Googe Play Store dan App Store AS.

    Dilansir dari USA Today, aplikasi media sosial berbasis video tersebut masih belum bisa ditemukan di Google Play Store dan App Store AS hingga Kamis, 23 Januari 2025, waktu Indonesia.

    Sebelumnya, Apple menyatakan di toko aplikasinya bahwa aplikasi tersebut tak lagi tersedia di etalasenya.

    “Aplikasi TikTok dan ByteDance lainnya tidak lagi tersedia di Amerika Serikat, dan pengunjung Amerika Serikat mungkin memiliki akses terbatas ke aplikasi tersebut,” bunyi keterangan di App Store.

    Sementara Google Play menjelaskan bahwa “unduhan untuk aplikasi ini dijeda karena persyaratan hukum AS saat ini”.

    Namun, TikTok baru-baru ini mendapat angin segar setelah Donald Trump memerintahkan Departemen Kehakimannya untuk menghentikan penegakan larangan pada aplikasi tersebut.

    Perintah eksekutif tersebut memberikan induk perusahaan TikTok, ByteDance, tambahan waktu 75 hari untuk membuktikan bahwa tak ada data yang dicuri dari pengguna di AS.

    Presiden Trump juga telah membuka pintu bagi kemungkinan perjanjian usaha patungan dengan mitra AS untuk menjaga TikTok tetap berjalan di negara tersebut.

    Meski demikian, CEO TikTok dilaporkan masih menolak gagasan itu karena alasan yang tidak diketahui.

    Hubungan Donald Trump dengan CEO TikTok, Shou Chew, dilaporkan baik-baik saja dan ini disinyalir menjadi petanda masa depan TikTok yang cukup cerah di Amerika.

    Shou Chew bahkan terlihat menghadiri acara pelantikan presiden terpilih Donald Trump di Washington dan muncul di acara kebaktian gereja sebelum upacara pelantikan.

  • Video: Sengitnya Persaingan Teknologi Satelit di Bisnis Telekomunikasi

    Video: Sengitnya Persaingan Teknologi Satelit di Bisnis Telekomunikasi

    Jakarta, CNBC Indonesia- Industri telekomunikasi terus berkembang seiring dengan meningkatnya kebutuhan layanan komunikasi dan internet Tanah Air di era tranformasi digitalisasi.

    Industri satelit disebut Chief Commercial Officer PT. Dwi Tunggal Putra (DTP), Edi Sugianto sebagai salah satu sektor yang berperang penting dalam penguatan layanan telekomunikasi RI.

    Satelit dimanfaatkan sebagai penyedia layanan internet bagi wilayah terpencil yang tidak dijangkau oleh layanan terestrial network baik melalui menara pemancar, kabel, atau jaringan serat optik

    DTP melalui pangkalan data AREA31 berperan memastikan ‘transportasi’ data ke data center melalui teknologi satelit yang dimanfaatkan oleh kawasan terpencil di wilayah daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T)

    Seperti apa persaingan dan perkembangan teknologi satelit bagi kemajuan telekomunikasi? Selengkapnya simak dialog Bramudya Prabowo dengan Chief Commercial Officer PT. Dwi Tunggal Putra (DTP), Edi Sugiant dalam Profit,CNBCIndonesia (Kamis, 23/01/2025)

  • Fakta Baru Soal Sumber Dolar Baru di RI Diungkap

    Fakta Baru Soal Sumber Dolar Baru di RI Diungkap

    Jakarta, CNBC Indonesia – Industri pusat data atau data center dalam negeri dinilai sangat menjanjikan. Menurut laporan Mordor Intelligence, pasar data center Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 14% menjadi US$3,98 miliar pada 2028.

    Dari sisi kapasitas, diproyeksikan meningkat dari kebutuhan saat ini, yang berada di 2.000 MW.

    Kondisi ini mengindikasikan bagaimana pengembangan data center akan memainkan peran penting dalam mempercepat laju ekonomi digital.

    Secara sederhana, data center adalah fasilitas fisik yang dirancang untuk menyimpan, mengelola, dan memproses data dalam jumlah besar.

    Di dalamnya terdapat server, perangkat penyimpanan, dan infrastruktur jaringan yang dioperasikan untuk memastikan data selalu tersedia, aman, dan dapat diakses kapan saja.

    “Dengan pesatnya perkembangan digital di Indonesia, data center bukan hanya infrastruktur teknologi, ini adalah kunci untuk menciptakan ekonomi baru yang didukung AI dan mendukung transformasi digital yang inklusif,” kata Dharma Simorangkir, Presiden Direktur Microsoft Indonesia, dalam keterangan tertulis yang diterima CNBC Indonesia, Kamis (23/1/2025).

    Sayangnya, pertumbuhan data center di Indonesia masih belum selaras dengan kebutuhan dan potensi besar ekonomi digitalnya.

    Saat ini, total kapasitas daya data center berkategori AI-ready, yakni yang mampu mendukung cloud computing sebagai fondasi solusi AI, yang dioperasikan baru mencapai sekitar 200 megawatt, atau 10 persen dari total kebutuhan yang diperkirakan.

    Namun, dengan inovasi desain data center modern, kapasitas ini diharapkan terus tumbuh. Microsoft yang sengaja mendesain setiap data center terbaru perusahaan untuk secara khusus mendukung beban kerja AI.

    Pendekatan ini memungkinkan perusahaan memanfaatkan setiap megawatt daya secara efektif, dan bertanggung jawab untuk menekan biaya serta konsumsi daya AI.

    Dalam desain tersebut, Microsoft juga menerapkan teknik pendinginan canggih yang disesuaikan dengan kebutuhan panas beban kerja AI, serta kondisi lingkungan di lokasi data center berada.

    (dem/dem)

  • Sejarah Samsung Galaxy S25 Edge: Perjalanan Seri HP Android Layar Lengkung Legendaris ke Desain Tipis – Page 3

    Sejarah Samsung Galaxy S25 Edge: Perjalanan Seri HP Android Layar Lengkung Legendaris ke Desain Tipis – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Samsung membuat kejutan besar di acara Galaxy Unpacked 2025 pada Kamis, 23 Januari 2025, dini hari WIB.

    Selain memperkenalkan Galaxy S25, Galaxy S25 Plus, dan Galaxy S25 Ultra, perusahaan memamerkan Galaxy S25 Edge.

    Berbeda dari rumor sebelumnya menyebutkan HP ini akan diberi nama “Slim”, Samsung akhirnya memilih label “Edge” untuk ponsel baru dengan desain super tipis ini.

    Langkah ini membawa banyak kenangan lama akan seri HP Galaxy Edge yang pernah populer di awal 2014-an, meskipun kali ini raksasa asal Korea itu fokus pada ketebalan bodi ketimbang desain layar melengkung.

    Rumor menyebutkan, Galaxy S25 Edge ini memiliki ketebalan bodi sekitar 6.4mm, lebih tipis jika dibandingkan lini Galaxy S25 series lainnya. Berdasarkan pantauan langsung tim Tekno Liputan6.com di acara tersebut, Galaxy S25 Edge dijadwalkan meluncur pada Mei 2025.

    Ini bukan pertama kalinya Samsung menggunakan nama “Edge” untuk lini HP Android mereka. Sebelumnya, raksasa teknologi asal Korea tersebut sempat meluncurkan berbagai model ponsel dengan layar melengkung di sisi-sisinya.

    Salah satu contoh atau paling awal menggunakan nama ini adalah Galaxy Note Edge (2014), dan menggunakan layar lengkung di bagian sisi kanan bodi.

    Lalu, ponsel apa saja yang menggunakan nama “Edge” sebelum Samsung mengumumkan kehadiran Galaxy S25 Edge di ajang Unpacked 2025 tadi malam? Simak berikut ini.

     

     

  • Pantas Ditolak, Apple Ngaku Mau Investasi Rp16 T Ternyata Cuma Segini

    Pantas Ditolak, Apple Ngaku Mau Investasi Rp16 T Ternyata Cuma Segini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Seri iPhone 16 hingga kini belum bisa dijual secara resmi di Indonesia karena Apple dan pemerintah belum satu suara terkait nilai investasi yang dibutuhkan untuk memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    Masa berlaku sertifikat TKDN Apple untuk periode 2020-2023 sudah habis dan belum bisa diperpanjang. Pasalnya, Apple hingga kini belum merealisasikan secara penuh komitmen investasi dari termin sebelumnya.

    Apple masih berutang ke Indonesia senilai US$10 juta atau Rp162 miliar. Padahal, realisasi komitmen investasi itu sudah jatuh tempo sejak Juni 2023.

    Terakhir, Apple mengajukan proposal investasi dengan membangun pabrik AirTag di Batam. Apple mengklaim nilainya mencapai US$1 miliar atau Rp16 triliun.

    Namun, proposal itu ditolak dan pemerintah meminta Apple merevisinya. Hingga kini Apple belum mengajukan revisi proposal yang baru untuk ditinjau kembali.

    Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif mengatakan, berdasarkan penilaian teknokratis Kemenperin, nilai riil investasi Apple untuk membangun pabrik AirTag di Batam hanya US$200 juta atau Rp3,2 triliun.

    “Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi US$1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” kata Febri.

    Febri menjelaskan komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak dapat dimasukkan sebagai capex (capital expenditure) investasi.

    Nilai investasi diukur hanya dari capex yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi.

    “Dengan masuknya proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku dalam investasi oleh pihak Apple, seakan-akan melambungkan nilai investasi lebih tinggi sampai US$1 miliar, padahal riilnya hanya US$200 juta,” Febri menjelaskan.

    Pabrik AirTag Apple di Batam diperkirakan akan beroperasional pada 2026 mendatang. Pabrik itu ditargetkan bisa memasok sekitar 60% kebutuhan AirTag global dan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.

    Menurut Febri, jika nilai investasi US$1 miliar yang diajukan Apple benar-benar untuk capex, maka jumlah tenaga kerja yang terserap akan jauh lebih banyak.

    Febri menceritakan, saat negosiasi pada tanggal 7 Januari 2025, pihak Apple menanyakan apakah proyeksi nilai ekspor dan pembelian bahan baku masuk dalam capex.

    “Tim negosiasi Kemenperin dengan tegas menyatakan bahwa dua variabel tersebut bukan merupakan bagian dari capex. Pengukuran capex menggunakan tiga variabel, yakni pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi produksi,” kata Febri.

    (fab/fab)

  • Prediksi APJII Pengguna Internet RI Capai 231 Juta pada 2025

    Prediksi APJII Pengguna Internet RI Capai 231 Juta pada 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memprediksi jumlah pengguna internet pada tahun ini bertambah sekitar 6 juta pengguna atau hanya naik 1%-2% dibandingkan dengan pencapaian 2024. 

    Adapun untuk 2024 APJII belum mengeluarkan laporan. Namun, APJII memperkirakan jumlah pengguna internet berada pada kisaran 225 juta. Artinya, dengan tambahan 6 juta, makan pengguna internet RI akan menyentuh 231 juta pengguna tahun ini. 

    Ketua Umum APJII Muhammad Arif mengatakan pertumbuhan internet tahun ini tidak akan semasif saat pandemi. Meski demikian, jumlahnya masih akan terus bertambah karena internet telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat Indonesia.

    Infrastruktur internet yang makin luas dan jumlah penyedia jasa internet terus bertambah juga menjadi faktor pendorong.

    “Kalau kita lihat sebenarnya setiap 3 tahun terakhir ini, kenaikannya 1-2 persen. Prediksi kami tahun ini kurang lebih sama. Tidak akan tiba-tiba loncat lagi seperti waktu pandemi sih. Mungkin 5 juta sampai 6 juta pengguna internet baru,” kata Arif kepada Bisnis, Kamis (23/1/2025). 

    Arif tak menampik bahwa pertumbuhan internet di Indonesia cenderung konservatif. Mayoritas dari masyarakat Indonesia telah memiliki smartphone yang terhubung ke internet. 

    Selain itu, lompatan seperti saat era pandemi Covid-19 juga tidak dapat terjadi karena mobilitas masyarakat sudah berjalan normal. 

    Moratorium

    Arif juga menuturkan untuk mendorong pemerataan internet, APJII berharap agar pemerintah membatasi jumlah pemain internet di Pulau Jawa. 

    APJII mendorong moratorium. Pasalnya, dari total sekitar 1.000 anggota APJII, sekitar 750 berada di Pulau Jawa. 250 sisanya tersebar dari Sumatra hingga Papua. 

    “Komdigi sudah menyambut baik. tetapi kami masih berdiskusi mengenai lokasi-lokasi yang dianggap kira-kira perlu di moratorium. Untuk Jawa semuanya di moratorium maunya APJII, sudah lebih dari 750 ISP di Pulau Jawa,” kata Arif. 

    Arif menuturkan pemerintah harus mengkaji dan mengubah peraturan agar industri internet di dalam negeri lebih seimbang. 

  • Warga Amerika Tiba-Tiba Ngamuk Serang Instagram-Facebook

    Warga Amerika Tiba-Tiba Ngamuk Serang Instagram-Facebook

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pengguna Instagram di Amerika Serikat ramai-ramai menuding Meta, perusahaan pemilik Instagram, memaksa mereka untuk mengikuti (follow) akun media sosial Donald Trump. Pengelola Instagram dan Threads akhirnya angkat bicara.

    Lewat akun Threads, juru bicara Meta, menjelaskan bahwa Instagram, Threads, dan Facebook tidak memaksa penggunanya untuk mengikuti akun media sosial Donald Trump.

    Ia menjelaskan bahwa konten Donald Trump yang mereka lihat di timeline adalah unggahan dari akun @POTUS, @VP, dan @FLOTUS yang telah diserahkan oleh pemerintahan Joe Biden ke Trump.

    “Mereka tidak secara otomatis akun resmi Facebook atau Instagram milik Presiden [Donald Trump], Wakil Presiden [JD Vance], atau Ibu Negara [Melania Trump]. Akun ini dikelola oleh Gedung Putih, dengan pergantian pemerintahan, konten di akun tersebut berubah,” kata juru bicara Meta Andy Stone seperti dikutip oleh CNBC International, pada Kamis (23/1/2025).

    Pengguna yang sebelumnya telah mengikuti akun-akun di atas saat pemerintahan sebelumnya akan terus menjadi follower pemerintahan saat ini, termasuk akun @WhiteHouse.

    Mayoritas akun media sosial resmi Presiden AS dibuat oleh pemerintahan Barrack Obama. Kebijakan transisi penyerahan akun ke pemerintahan selanjutnya juga disusun oleh pemerintahan Obama.

    Dalam blog resmi Gedung Putih sebelum Pemilihan Presiden AS 2016, pemerintahan Obama menjelaskan kebijakan transisi tersebut.

    “Di Instagram dan Facebook, pemerintahan selanjutnya akan menguasai nama, URL, dan followers White House. Namun, semua konten dari pemerintahan sebelumnya dibersihkan. Arsip konten yang diunggah oleh Gedung Putih era Obama akan bisa diakses di Instagram.com/ObamaWhiteHouse dan Facebook.com/ObamaWhiteHouse.”

    Unggahan dari akun pemerintahan Joe Biden-Kamala Harris dipindahkan ke akun @potus46archive, @vp46archive, dan @fotus46archive.

    Kemarahan warga AS terkait akun resmi Presiden AS tampaknya muncul sebagai respons dari kedekatan CEO Meta Mark Zuckerberg dengan Trump. Zuckerberg diketahui menyumbang US$ 1 juta ke dana pelantikan Trump dan menghadiri sendiri acara tersebut.

    Zuckerberg juga mengubah kebijakan di Facebook, Instagram, dan Threads setelah mengangkat Joel Kaplan, eks petinggi partai pendukung Trum, sebagai kepala kebijakan publik.

    Di AS, Meta menutup program pengecekan fakta oleh pihak ketiga dan mengakhiri kebijakan kesetaraan di perusahaan.

    (dem/dem)

  • Ini Harga Samsung Galaxy S25 Ultra di Indonesia, Pilih yang Mana? – Page 3

    Ini Harga Samsung Galaxy S25 Ultra di Indonesia, Pilih yang Mana? – Page 3

    Selama masa pre-order, Samsung juga memberikan sejumlah keuntungan bagi para konsumen. Pertama, ada keuntungan beruapa free memory upgrade (double storage) secara gratis.

    Sebagai gambaran, jika konsumen membeli Galaxy S25 Ultra dengan kapasitas 256GB, ia akan mendapatkan model 512GB. Jadi, dengan Rp 22.999.000, ia bisa memperoleh perangkat yang dibanderol Rp 24.999.000. 

    Keuntungan lain di masa pre-order ini, konsumen juga bisa melakukan trade-in atau tukar tambah perangkat lama ke perangkat baru dengan cashback hingga Rp 2,5 juta.

    Konsumen yang melakukan pembayaran dengan kartu kredit bank mitra Samsung juga berkesempatam memperoleh cashback hingga Rp 1,5 juta.

    Konsumen dapat pula mendapatkan paket data e-SIM Telkomsel 150GB atau setara Rp 900.000.

  • Tak Cuma iPhone 16, iPhone 15 dan iPhone 14 Bisa Dilarang di RI

    Tak Cuma iPhone 16, iPhone 15 dan iPhone 14 Bisa Dilarang di RI

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib iPhone 16 di Indonesia hingga kini masih ‘mengambang’. Pemerintah masih menunggu revisi proposal dari Apple untuk menggelontorkan investasi demi memenuhi aturan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN).

    Pasalnya, iPhone 16 dilarang di Indonesia karena sertifikat TKDN yang dimiliki Apple sudah habis masa berlakunya. Pemerintah tidak bisa memperpanjang sertifikat TKDN Apple karena raksasa Cupertino itu belum menuntaskan realisasi komitmen investasi dari termin sebelumnya di periode 2020-2023.

    Padahal, dalam kontrak sebelumnya, realisasi komitmen investasi itu sudah jatuh tempo pada Juni 2023.

    “Berdasarkan Permenperin tersebut, ketidakpatuhan dapat menyebabkan Apple dikenai sanksi penambahan modal investasi baru, pembekuan sertifikat TKDN HKT, bahkan pencabutan sertifikat TKDN HKT yang mengakibatkan produk Apple tidak bisa diperdagangkan di Indonesia,” kata Juru Bicara Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Febri Hendri Antoni Arif.

    Febri mengatakan, dari tiga sanksi yang bisa dikenakan ke Apple, Kemenperin hingga kini memilih sanksi paling ringan, yaitu penambahan modal investasi skema tiga pada proposal periode 2024-2026. Sanksi ini juga telah disampaikan dalam counter proposal Kemenperin dalam negosiasi dengan Apple.

    “Tapi, jika Apple belum patuh juga kami pertimbangkan sanksi lebih berat lagi,” ia menuturkan.

    Dengan begitu, tidak menutup kemungkinan Apple tidak bisa menjual deretan produk lainnya di Indonesia. Nasib iPhone model lawas seperti iPhone 14 dan 13 yang dirilis dalam periode 2020-2023 juga bisa ikut diblokir.

    “Sebenarnya tidak ada halangan bagi Apple untuk membangun fasilitas produksi HKT di Indonesia. Apple memiliki kemampuan finansial dan pengaruh yang besar untuk membawa supplier GVC (Global Value Chain) ke Indonesia. Begitu juga iklim berbisnis, kemampuan SDM, dan ekosistem teknologi tinggi di Indonesia juga menjadi nilai lebih bagi Apple untuk masuk ke Indonesia,” kata Febri.

    Ia mengatakan Kemenperin menyayangkan pandangan yang menyebut Apple tidak berinvestasi di Indonesia karena birokrasi berbelit-belit, kemampuan SDM rendah, maupun belum tersedianya ekosistem industri berteknologi tinggi di Indonesia.

    “Apple sudah berbisnis dan berinvestasi di Indonesia sejak tahun 2017 dengan menggunakan fasilitas investasi yang diatur dalam Permenperin No 29 Tahun 2017. Itu artinya, tidak ada birokrasi yang berbelit-belit yang mempersulit bisnis Apple di Indonesia. Hingga tahun 2024, juga tidak ada komplain dari Apple terkait birokrasi dan regulasi di Indonesia,” kata Febri.

    “Hal-hal yang menghambat Apple membangun fasilitas produk di Indonesia hanya klaim hipotetis yang diajukan oleh pihak-pihak tertentu, termasuk para pengamat. Pihak Apple dalam negosiasi menyampaikan bahwa mereka membutuhkan waktu untuk pembangunan fasilitas produksi HKT di Indonesia, juga untuk membawa GVC mereka masuk ke sini,” imbuhnya.

    Pabrik AirTag Tidak Cukup

    Dalam proposal terakhir yang diajukan ke Kemenperin, Apple mengklaim akan membangun pabrik AirTag di Batam senilai US$1 miliar atau Rp16 triliun. Namun, Febri memperkirakan nilai riilnya hanya US$200 juta atau Rp3,2 triliun.

    Pabrik AirTag itu diperkirakan bisa memasok sekitar 60% kebutuhan global dan mulai beroperasi pada 2026 mendatang. Fasilitas tersebut diprediksi akan menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja.

    “Berdasarkan assessment teknokratis kami, nilai riil investasi pabrik AirTag Apple di Batam hanya US$200 juta. Nilai ini tentu jauh lebih kecil dibandingkan dengan nilai investasi US$1 miliar dalam proposal yang disampaikan Apple kepada kami,” ungkap Febri.

    Ia mengatakan, komponen proyeksi nilai ekspor dan biaya pembelian bahan baku tidak bisa dimasukkan sebagai capex (capital expenditure) investasi.

    Lebih lanjut, Febri menjelaskan nilai investasi diukur hanya dari capex yang terdiri dari pembelian lahan, bangunan, dan mesin/teknologi. Pihak Apple memasukkan pembelian bahan baku dalam capex investasi mereka, sehingga seakan-akan nilai investasinya mencapai US$1 miliar.

    “Jika nilai investasi Apple sebesar US$1 miliar itu benar-benar untuk capex, seperti pembelian tanah, bangunan, dan mesin/teknologi, tentu lebih baik lagi. Bayangkan jumlah tenaga kerja yang bisa terserap dengan angka investasi US$1 miliar, tentu akan sangat besar sekali,” kata Febri.

    (fab/fab)

  • Top 3 Tekno: Tanggapan Google soal Denda Rp 202,5 Miliar dari KPPU Jadi Sorotan – Page 3

    Top 3 Tekno: Tanggapan Google soal Denda Rp 202,5 Miliar dari KPPU Jadi Sorotan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – KPPU menjatuhkan denda sebesar Rp 202,5 miliar kepada Google. Raksasa teknologi asal Amerika Serikat itu pun langsung memberikan tanggapan dan menegaskan bakal menempuh jalur banding.

    Berita itu pun menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (22/1/2024) kemarin.

    Informasi lain yang juga populer datang dari Meta yang memperluas jangkauan Accounts Center (Pusat Akun) dengan menambahkan dukungan untuk WhatsApp.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1. Google Tanggapi Denda Rp 202,5 Miliar dari KPPU, Apa Kata Mereka?

    Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) baru saja menjatuhkan denda sebesar Rp 202,5 miliar kepada Google LCC (Google).

    Keputusan ini terkait dugaan pelanggaran Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat oleh Google.

    Dalam pembacaan putusan di Kantor KPPU, Ketua Majelis Komisi Hilman Pujana mengungkap, Google melanggar Pasal 17 UU Nomor 5 Tahun 1999 terkait mengakibatkan terjadinya praktik monopoli dan atau persaingan usaha tidak sehat.

    Pasal kedua dilanggar adalah pasal 25 ayat 1 huruf b UU Nomor 5 Tahun 1999, terkait unsur posisi dominan serta menghalangi konsumen memperoleh barang atau jasa bersaing, baik dari segi harga maupun kualitas.

    Majelis KPPU meminta perusahaan menghentikan kewajiban penggunaan Google Play Billing System dalam Google Play Store.

    “Menghukum terlapor membayar denda sebesar dua ratus dua miliar lima ratus juta rupiah (Rp 202,5 miliar),” ujar Hilman.

    Terkait keputusan KPPU ini, raksasa mesin pencari itu memberikan tanggapan. “Kami tidak sepakat dengan keputusan KPPU dan akan menempuh jalur banding,” tulis pesan singkat perwakilan Google kepada tim Liputan6.com, Rabu (22/1/2025).

    Menurut raksasa mesin pencarian tersebut, praktik yang diterapkan di Google berdampak positif pada ekosistem aplikasi di Indonesia, dengan mendorong terciptanya lingkungan sehat dan kompetitif.

    Baca selengkapnya di sini