Jenis Media: Tekno

  • Cara Gunakan Satu Nomor WhatsApp di Banyak Smartphone, iOS dan Android

    Cara Gunakan Satu Nomor WhatsApp di Banyak Smartphone, iOS dan Android

    Bisnis.com, JAKARTA—WhatsApp  mendukung penggunaan satu akun pada beberapa perangkat ponsel sekaligus. Melalui perluasan fitur multi-device, pengguna dapat mengaktifkan satu nomor WhatsApp di beberapa ponsel secara resmi, tanpa harus mengandalkan metode kloning aplikasi pihak ketiga.

    WhatsApp menyebut perangkat tambahan tetap dapat mengirim dan menerima pesan meski ponsel utama tidak terhubung ke internet. Namun, akun akan otomatis keluar dari seluruh perangkat jika ponsel utama tidak aktif dalam waktu tertentu.

    Sebelum menyambungkan perangkat tambahan, pastikan aplikasi WhatsApp telah terpasang pada ponsel sekunder, seluruh perangkat menggunakan versi terbaru, serta ponsel sekunder terhubung ke jaringan Wi-Fi atau data seluler.

    Cara Menghubungkan WhatsApp ke Ponsel Kedua: 

        1.    Instal dan buka WhatsApp di ponsel sekunder, lalu ketuk Agree and Continue.

        2.    Ketuk ikon tiga titik di kanan atas.

        3.    Pilih Link a device.

        4.    Di ponsel utama, buka Settings → Linked Devices.

        5.    Ketuk Link a Device lalu lakukan verifikasi biometrik.

        6.    Pindai kode QR yang muncul di ponsel sekunder. 

    Setelah terhubung, satu akun dapat digunakan hingga empat perangkat dengan enkripsi ujung ke ujung. Seluruh perangkat bekerja secara mandiri dan tidak bergantung pada koneksi internet ponsel utama.

    Meskipun fitur ini telah dirilis, opsi Link a Device belum sepenuhnya tersedia di iOS. WhatsApp disebut akan menambahkan opsi tersebut langsung pada halaman masuk dalam waktu dekat. Sementara menunggu pembaruan, pengguna iPhone dapat menggunakan WhatsApp Web sebagai alternatif.

    Metode ini memungkinkan akses pesan dari iPhone kedua, tetapi fitur terbatas tampilan antarmuka versi desktop, tidak mendukung panggilan suara/video, dan tidak memungkinkan unggah status.

    Langkah-langkah menggunakan WhatsApp Web di iPhone kedua:

        1.    Buka Safari di iPhone kedua dan akses situs WhatsApp Web.

        2.    Ketuk ikon AA lalu pilih Request Desktop Website.

        3.    Di iPhone utama, buka Settings → Linked Devices.

        4.    Pilih Link a Device dan pindai kode QR di layar iPhone kedua.

    Setelah terhubung, pesan dapat diakses melalui browser.

    Menambahkan WhatsApp Web ke Layar Utama iPhone

        1.    Buka WhatsApp Web di Safari dan pastikan sudah login.

        2.    Ketuk ikon Share.

        3.    Pilih Add to Home Screen.

        4.    Ketuk Add untuk konfirmasi.

  • Roblox Kini Batasi Fitur Chat untuk Lingungi Anak-anak dari Pengaruh Buruk

    Roblox Kini Batasi Fitur Chat untuk Lingungi Anak-anak dari Pengaruh Buruk

    Bisnis.com, JAKARTA – Roblox kini membatasi fitur chat atau pesan dari pengguna di bawah umur. Pihaknya meminta adanya pemeriksaan usia untuk bisa mengakses fitur chat tersebut.

    Selain itu, Roblox juga meminta pengguna untuk sukarela menjalani langkah verifikasi berupa “Estimasi Usia Wajah” untuk mengamankan akses mereka ke fitur komunikasi.

    “Selama minggu pertama bulan Desember, kami akan mulai memberlakukan persyaratan pemeriksaan usia di beberapa pasar tertentu, termasuk Australia, Selandia Baru, dan Belanda. Persyaratan tersebut akan diperluas ke seluruh dunia di mana pun fitur obrolan tersedia pada awal Januari,” tulis Roblox di situs resminya dikutip Kamis (20/11/2025).

    Pengetatan fitur chat ini dijalankan Roblox sebagai bagian dari perluasan langkah-langkah keamanannya.

    Hal ini juga disebabkan karena Roblox telah menghadapi kritik karena mengizinkan anak-anak mengakses konten yang tidak pantas dan berkomunikasi dengan orang dewasa.

    Bahkan Roblox sedang dituntut atas masalah keamanan anak di beberapa negara bagian AS, dikutip dari BBC.

    Peluncuran ini juga terjadi tepat sebelum larangan media sosial Australia untuk anak di bawah 16 tahun – pemerintah berada di bawah tekanan untuk memasukkan platform game seperti Roblox.

    Pada bulan Maret, CEO Roblox, Dave Baszucki, mengatakan dalam sebuah wawancara dengan BBC bahwa perusahaan telah berupaya keras untuk menjaga keamanan anak-anak.

    Namun, ia juga mendesak orang tua untuk mengikuti naluri mereka sendiri.

    “Pesan pertama saya adalah, jika Anda tidak nyaman, jangan biarkan anak-anak Anda bermain Roblox. Kedengarannya agak berlawanan dengan intuisi, tetapi saya selalu percaya bahwa orang tua dapat membuat keputusan mereka sendiri,” katanya.

  • Vivo X300 dan X300 Pro Resmi Debut di Indonesia, Cek Harga dan Spesifikasinya

    Vivo X300 dan X300 Pro Resmi Debut di Indonesia, Cek Harga dan Spesifikasinya

    Liputan6.com, Jakarta – Vivo X300 dan X300 Pro akhirnya resmi meluncur di Indonesia setelah lebih dulu debut di pasar China pada 13 Oktober 2025. Tampil sebagai anggota baru di keluarga “X Series”, duo X300 diklaim menandai babak baru fotografi kelas profesional dalam smartphone.

    “Hari ini, kami menghadirkan era baru dari “X Series” dengan memperkenalkan X300 dan X300 Pro,” kata Alexa Tiara, Public Relations Manager Vivo dalam acara peluncuran Vivo X300 Series di Jakarta, Kamis (20/11/2025).

    Vivo X300 Pro dan Vivo X300 membawa kamera ganda 200 MP ZEISS Ultra-Clear Imaging, teknologi pencitraan ZEISS Gimbal-Grade Main Camera pertama di dunia dengan OIS ±1.5°, hingga chipset Dimensity 9500.

    Alexa menambahkan, “Ini adalah perwujudan dari semua yang telah kami pelajari dan kembangkan menandai babak baru dalam komitmen kami pada keunggulan imaging dan inovasi berpusat pada pengguna.”

    HP X300 Series hadir dalam dua pilihan ukuran dan tampil lebih stylish lewat Unibody 3D Glass Design, HP Android anyar Vivo ini juga membawa terobosan BlueVolt Battery dengan kapasitas jauh lebih besar untuk mendukung kreator hingga profesional.

    Lalu berapa harga Vivo X300 dan X300 Pro di Indonesia. Cek di bawah ini:

     

  • Meta Bakal Nonaktifkan Akun Facebook & Instagram Anak di Bawah 16 Tahun di Australia

    Meta Bakal Nonaktifkan Akun Facebook & Instagram Anak di Bawah 16 Tahun di Australia

    Bisnis.com, JAKARTA — Meta mulai mengirimkan pemberitahuan penonaktifan kepada pengguna Facebook dan Instagram berusia di bawah 16 tahun. 

    Langkah ini dilakukan menjelang penerapan aturan baru pemerintah Australia yang melarang anak di bawah usia tersebut menggunakan media sosial.

    Melansir TechCrunch, Kamis (20/11/2025), Meta akan menutup akses akun yang sudah ada ketika kebijakan mulai berlaku pada 10 Desember 2025. 

    Selain itu, mulai 4 Desember, pengguna baru berusia di bawah 16 tahun tidak lagi bisa membuat akun.

    Meta menyatakan akun yang dinonaktifkan akan tetap tersimpan dan dapat diakses kembali setelah pengguna berusia 16 tahun. Namun, tantangan terbesar bagi perusahaan adalah memverifikasi usia pengguna, mengingat banyak orang tidak memasukkan data umur secara akurat ketika mendaftar.

    Celah keamanan sekecil apa pun berpotensi membahayakan data pribadi pengguna, termasuk dokumen resmi yang tersimpan dalam sistem. Kasus kebocoran data verifikasi pernah terjadi sebelumnya. 

    Pada tahun lalu, 404 Media mengungkap AU10TIX, perusahaan penyedia layanan verifikasi identitas yang digunakan TikTok dan Uber meninggalkan kredensial administratif terbuka di internet selama lebih dari setahun, sehingga data sensitif pengguna dapat diakses pihak tidak berwenang.

    Aturan baru pemerintah Australia yang melarang anak di bawah usia 16 tahun menggunakan media sosial merupakan turunan dari amandemen Online Safety Act yang disahkan pemerintah federal Australia pada 29 November 2024. 

    Aturan ini mewajibkan platform media sosial melakukan upaya yang dinilai memadai untuk menegakkan larangan, dengan risiko denda hingga 50 juta dolar Australia bagi perusahaan yang tidak mematuhi. 

    Perdana Menteri Anthony Albanese menyatakan kebijakan tersebut bertujuan mengurangi dampak buruk media sosial terhadap anak, mengembalikan masa kecil mereka, serta memberi ketenangan bagi orang tua.

    Dorongan regulasi ini didukung berbagai faktor. Pada Mei 2024, pemerintah membentuk Joint Parliamentary Select Committee untuk menyelidiki dampak media sosial terhadap masyarakat. 

    Pada periode yang sama, News Corp bersama gerakan 36months mengampanyekan peningkatan batas usia minimum menjadi 16 tahun dengan mengaitkan penggunaan media sosial pada peningkatan masalah kesehatan mental remaja. 

    Kampanye tersebut mendapat dukungan luas dari orang tua, politisi, pendidik, tenaga kesehatan, serta ditandatangani lebih dari 127.000 pendukung. Namun, kebijakan ini menuai penolakan dari 140 akademisi domestik dan internasional serta sejumlah organisasi kesehatan mental yang menilai larangan usia terlalu simplistis dan membutuhkan pendekatan regulasi yang lebih struktural. 

    Kelompok pegiat HAM juga menyatakan kebijakan tersebut berpotensi melanggar hak anak atas akses informasi dan privasi. Meski demikian, larangan ini mendapat dukungan bipartisan. Survei pada November 2024 menunjukkan 77% publik Australia mendukung kebijakan tersebut. 

    Menariknya, laporan akhir komite parlemen di bulan yang sama tidak merekomendasikan larangan usia, namun pemerintah tetap meloloskan aturan tersebut secara cepat dengan ruang konsultasi publik terbatas. Kebijakan ini akan berlaku penuh pada akhir 2025.

  • Saat Satu Klik Bisa jadi Awal Penipuan, Begini Cara Cerdas Menghindarinya

    Saat Satu Klik Bisa jadi Awal Penipuan, Begini Cara Cerdas Menghindarinya

    Liputan6.com, Jakarta – Di era digital, hampir semua aktivitas kini bisa dilakukan secara online, dari belanja, bekerja, hingga berinteraksi. Namun, di balik kemudahan itu, ancaman penipuan online atau scam juga semakin sering mengintai.

    Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, rata-rata terdapat 700 hingga 800 laporan penipuan online per hari yang masuk ke Indonesia Anti Scam Centre (IASC). Angka ini jauh melampaui beberapa negara di Asia Tenggara. Bentuknya pun beragam, mulai dari investasi bodong, undian palsu, hingga lowongan kerja fiktif.

    Ironisnya, generasi muda yang justru paling melek teknologi kini menjadi kelompok yang paling rentan tertipu. Rasa percaya diri tinggi dan kebiasaan bertindak cepat di dunia digital sering kali membuat mereka lengah.

    Untuk itu, TikTok mengajak pengguna Indonesia agar lebih waspada lewat kampanye edukatif bertajuk #PikirDuaKali, dengan satu pesan utama: lawan penipuan dimulai dari kesadaran dan tindakan sederhana.

    Langkah Cerdas Hindari Penipuan, 3C: Cek, Cegah, Cegat

    TikTok memperkenalkan strategi edukasi yang mudah diingat namun efektif untuk melawan penipuan online, yaitu 3C: Cek, Cegah, dan Cegat.

    CEKSebelum membalas pesan atau mengklik tautan mencurigakan, luangkan waktu untuk berpikir dua kali. Periksa dulu siapa pengirimnya. Apakah akun itu resmi? Apakah pesannya terasa janggal, seperti janji hadiah besar atau permintaan data pribadi?

    CEGAHJangan terburu-buru melakukan tindakan. Hindari memberikan informasi sensitif seperti PIN, OTP, atau nomor rekening kepada siapa pun, bahkan jika mereka mengaku dari lembaga resmi. Jika tawaran terlihat terlalu bagus untuk jadi kenyataan, kemungkinan besar, memang bukan kenyataan.

    CEGATJika menemukan akun atau konten mencurigakan, segera laporkan. TikTok menyediakan berbagai fitur keamanan agar pengguna dapat mengambil tindakan cepat dan melindungi diri serta orang lain.

    Pesan sederhananya berhenti sejenak, pikir dua kali, lalu bertindak dengan bijak. 

  • Claude AI Kini Hadir di Microsoft Foundry, Kontrak Ambisius Senilai Rp 501 Triliun

    Claude AI Kini Hadir di Microsoft Foundry, Kontrak Ambisius Senilai Rp 501 Triliun

    Liputan6.com, Jakarta – Microsoft mengumumkan kemitraan strategis dengan Anthropic, sebuah perusahaan rintisan kecerdasan buatan (AI) terkemuka, yang untuk pertama kalinya akan membawa model-model AI Anthropic ke platform Microsoft Foundry, yaitu Claude AI.

    Kesepakatan penting ini mencakup komitmen Anthropic untuk membeli kapasitas komputasi Microsoft Azure senilai USD 30 miliar (sekitar Rp 501 triliun) dan menyewa kapasitas komputasi tambahan hingga satu gigawatt.

    Pelanggan Microsoft Foundry kini akan memiliki akses ke model-model frontier milik Anthropic, termasuk Claude Sonnet 4.5, Claude Opus 4.1, dan Claude Haiku 4.5.

    Meskipun model-model AI ini akan tersedia di server AI Microsoft, Amazon akan tetap menjadi penyedia cloud utama dan mitra pelatihan Anthropic. Demikian sebagaimana dikutip dari The Verge, Kamis (20/11/2025).

    Selain Microsoft, Nvidia juga turut bermitra dalam kesepakatan ini untuk mengoptimalkan model-model Anthropic agar mencapai kinerja terbaik pada arsitektur Nvidia di masa depan.

    Anthropic berkomitmen menggunakan kapasitas komputasi hingga satu gigawatt, memanfaatkan sistem Nvidia Blackwell dan Vera Rubin.

    Sebagai bagian dari kemitraan ini, Nvidia dikabarkan menginvestasikan hingga USD 10 miliar (sekitar Rp 167 triliun) di Anthropic, sementara Microsoft juga menanamkan modal sebesar USD 5 miliar (sekitar Rp 83,6 triliun).

     

  • Dampak AI Terhadap Pertumbuhan dan Pekerjaan

    Dampak AI Terhadap Pertumbuhan dan Pekerjaan

    Bisnis.com, JAKARTA – Seiring dengan semakin banyaknya perusahaan yang mulai bereksperimen dengan AI (kecerdasan buatan) dan bagaimana teknologi ini mungkin bisa meningkatkan keuntungan mereka, perdebatan mengenai dampak bagi para pekerja semakin memanas.

    Di Amerika Serikat, kesenjangan yang tampak jelas antara valuasi pasar saham dan menurunnya total lowongan pekerjaan (yang bukan pertanian) sudah memicu narasi media tentang hilangnya lapangan kerja yang didorong oleh teknologi.     

    Hampir setiap minggu selalu ada berita tentang perusahaan-perusahaan yang menggunakan AI untuk melakukan pekerjaan kerah putih, khususnya yang biasanya diisi oleh mereka yang baru lulus dan yang berada di jenjang karier yang lebih rendah.

    Menurut laporan yang dikeluarkan oleh Komite Kesehatan, Pendidikan, Tenaga Kerja, dan Pensiun Senat AS pada awal bulan ini, AI dan otomasi bisa menghilangkan hampir 100 juta pekerjaan di AS pada satu dekade mendatang.

    Mereka yang menyuarakan ketakutan tersebut bahkan bisa merujuk ekonom terkemuka yang berargumentasi bahwa revolusi AI hanya akan mempunyai dampak moderat pada pertumbuhan produktivitas, tapi jelas akan berdampak negatif pada ketenagakerjaan, yang diakibatkan oleh otomasi banyak tugas dan pekerjaan.

    Kami tidak setuju dengan kedua pernyataan tersebut. Penelitian kami baru-baru ini menunjukkan bahwa situasinya jauh lebih rumit, dan tidak separah yang disiratkan oleh narasi-narasi pesimis ini. Sehubungan dengan pertumbuhan produktivitas, AI bisa beroperasi melalui dua saluran yang berbeda: otomasi tugas-tugas produksi barang dan jasa, dan otomasi tugas dalam produksi ide-ide baru.

    Ketika Erik Brynjolfsson dan rekan-rekan penulisnya meneliti dampak AI generatif pada agen-agen layanan pelanggan di perusahaan peranti lunak AS, mereka menemukan bahwa produktivitas di antara para pekerja yang memiliki akses ke asisten AI meningkat hampir 14% pada bulan pertama penggunaan, kemudian stabil di sekitar 25% lebih tinggi setelah tiga bulan.

    Penelitian lain menemukan peningkatan produktivitas yang serupa di antara beragam kelompok pekerja yang berbasis pengetahuan, dengan pekerja yang memiliki produktivitas rendah mengalami dampak awal yang paling kuat, sehingga mengurangi ketimpangan di dalam perusahaan.           

    Beralih dari tingkat mikro ke makro, dalam sebuah makalah tahun 2024, kami (Aghion dan Bunel) mempertimbangkan dua alternatif untuk memperkirakan dampak AI terhadap potensi pertumbuhan selama dua dekade mendatang. Pendekatan pertama menganalisis persamaan antara revolusi AI dan revolusi teknologi di masa lalu, sementara yang kedua mengikuti kerangka kerja berbasis tugas menurut Daron Acemoglu, yang kami pertimbangkan berdasarkan data yang tersedia dari penelitian-penelitian empiris yang ada.     

    Berdasarkan pendekatan pertama, kami memperkirakan bahwa revolusi AI akan meningkatkan agregat pertumbuhan produktivitas sebesar 0.8-1.3 poin persentase per tahun selama satu dekade mendatang.

    Demikian pula dengan formula berbasis tugas dari Acemoglu, tapi dengan pembacaan literatur empiris terbaru dari kami sendiri, kami memperkirakan bahwa AI akan meningkatkan agregat pertumbuhan produktivitas antara 0.07 hingga 1.24 poin persentase per tahun, dengan perkiraan median sebesar 0.68. Sebagai perbandingan, Acemoglu hanya memproyeksikan peningkatan sebesar 0.07 poin persentase.       

    Selain itu, median estimasi kami sebaiknya dilihat sebagai batas bawah, karena tidak memperhitungkan potensi AI untuk melakukan otomasi produksi ide-ide. Di sisi lain, estimasi kami tidak memperkirakan potensi hambatan pertumbuhan, terutama kurangnya persaingan di berbagai segmen rantai nilai AI, yang sudah dikuasi oleh perusahaan-perusahaan raksasa revolusi digital.                               

    Bagaimana dampak AI terhadap ketenagakerjaan secara keseluruhan? Dalam sebuah penelitian data di tingkat perusahaan di Perancis yang dilakukan antara tahun 2018 dan 2020, kami menunjukkan bahwa adopsi AI berkorelasi positif dengan peningkatan total ketenagakerjaan dan penjualan di tingkat perusahaan.

    Temuan ini konsisten dengan studi terbaru tentang dampak otomasi di tingkat perusahaan terhadap permintaan tenaga kerja, dan hal ini mendukung pandangan bahwa adopsi AI mendorong peningkatan produktivitas dengan membantu perusahaan memperluas cakupan bisnis mereka.      

    Dampak produktivitas ini tampaknya lebih kuat dibandingkan potensi dampak penggantian AI (dimana AI mengambil alih tugas-tugas yang berkaitan dengan jenis pekerjaan dan pekerja tertentu, sehingga mengurangi permintaan tenaga kerja).

    Kami menemukan bahwa dampak AI terhadap permintaan tenaga kerja bersifat positif bahkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang sering kali digolongkan sebagai rentan terhadap otomasi, seperti akuntansi, telemarketing, dan pekerjaan kesekretariatan. Memang benar bahwa meskipun beberapa penggunaan AI (seperti untuk keamanan digital) menghasilkan pertumbuhan lapangan kerja, penggunaan lain (proses administrasi) cenderung mempunyai dampak negatif yang kecil.

    Tapi perbedaan-perbedaan ini tampaknya berasal dari berbagai penggunaan AI, dibandingkan dari karakteristik-karakteristik yang melekat pada pekerjaan-pekerjaan yang terkena dampak tersebut.     

    Secara keseluruhan, risiko utama bagi pekerja adalah mereka akan digantikan oleh pekerja di perusahaan lain yang menggunakan AI, dibandingkan digantikan langsung oleh AI. Memperlambat laju adopsi AI kemungkinan akan merugikan lapangan kerja domestik, karena banyak perusahaan yang akan berkompetisi secara internasional dengan perusahaan-perusahaan yang mengadopsi AI.   

    Meskipun interpretasi kami terhadap data menunjukkan bahwa AI bisa mendorong pertumbuhan dan lapangan kerja, mewujudkan potensi ini memerlukan reformasi kebijakan yang tepat. Misalnya, kebijakan persaingan harus memastikan bahwa perusahaan-perusahaan raksasa yang mendominasi segmen atas rantai nilai tidak menghambat masuknya inovator-inovator baru.

    Penelitian kami sendiri menunjukkan bahwa mereka yang mengadopsi AI sebagian besar adalah perusahaan yang berukuran lebih besar dan lebih produktif dibandingkan mereka yang tidak mengadopsi AI, hal ini menunjukkan bahwa mereka yang sudah berada di atas berada di posisi untuk menjadi pemenang terbesar dalam revolusi AI.     

    Untuk menghindari peningkatan konsentrasi pasar dan kekuatan pasar yang semakin mengakar, kita harus mendorong adopsi AI oleh perusahaan-perusahaan yang berukuran lebih kecil, yang bisa dicapai melalui kombinasi dari kebijakan persaingan dan kebijakan industri yang lebih sesuai yang meningkatkan akses terhadap data dan kekuatan komputasi.

    Untuk meningkatkan potensi ketenagakerjaan dari AI dan meminimalkan dampak-dampak negatif terhadap pekerja, maka akses yang luas terhadap pendidikan berkualitas tinggi, beserta program pelatihan dan kebijakan pasar tenaga kerja yang aktif, akan menjadi sangat penting.        

    Revolusi teknologi berikutnya sudah mulai berlangsung. Masa depan negara-negara dan perekonomian akan bergantung pada kemauan dan kemampuan mereka untuk beradaptasi dengan revolusi teknologi tersebut.              

  • AMD Perkenalkan Ryzen AI PRO 300 Series, Dukung Copilot+ PC untuk Jalankan Fitur AI

    AMD Perkenalkan Ryzen AI PRO 300 Series, Dukung Copilot+ PC untuk Jalankan Fitur AI

    Asus  Republic of Gamers ( ROG ) resmi menghadirkan perangkat gaming terbarunya,  ROG Xbox Ally  series, di Jakarta pada Kamis (23/10/20205).

    Mengusung slogan “ ROG yang Kuat dengan Xbox Inside ”,  game yang digenggam  ini hari ini sebagai langkah baru dengan menggabungkan kekuatan hardware kelas premium  ROG  dengan dunia game milik  Xbox  yang luas dan mudah diakses.

    Evolusi dari ROG Ally 2023

    ROG Xbox Ally menjadi penerus langsung dari ROG Ally (2023), sukses memperkenalkan konsep PC gaming genggam berperforma tinggi. Melalui generasi terbaru ini, Asus memperkaya pengalaman bermain dengan menghadirkan jangkauan global ke dunia Xbox.

    Apa saja spesifikasi dari Asus ROG Ally X ini? ROG Ally X sudah menggunakan prosesor AMD Ryzen AI Z2 Extreme diklaim menghasilkan frame rate tinggi dan visual halus.

    Perusahaan asal Taiwan ini juga mengatakan, ROG Xbox Ally X dilengkapi NPU (Neural Processing Unit) yang mendukung game berbasis kecerdasan buatan (AI) di masa depan dipasangkan dengan RAM 24GB, dan SSD 1TB.

    Baterai Tahan Lama dan Siap Tempur

    Spesifikasi tinggi membutuhkan daya tahan seimbang. Oleh karena itu, Xbox Ally X dibekali baterai 80Wh sementara versi sebelumnya mengusung 60Wh.

    Didukung efisiensi tinggi dari Ryzen AI Z2 Extreme menjadikan mode Silent mampu mencapai kinerja yang setara dengan Performance Mode pada generasi sebelumnya, sehingga pengguna dapat menikmati waktu bermain lebih lama tanpa mengorbankan kinerja.

    Meski dibalik tampilan khas ala Xbox, ROG Ally tetap menawarkan kemampuan yang fleksibel pada sistem operasi windows 11, sehingga pengguna dapat memainkan berbagai game dari banyak platform digital seperti Xbox Game Pass, Steam, dan Epic Games Store.

  • Pendapatan Nvidia Tumbuh 62% Kuartal III/2025, Tembus Rp954,47 Triliun

    Pendapatan Nvidia Tumbuh 62% Kuartal III/2025, Tembus Rp954,47 Triliun

    Bisnis.com, JAKARTA — Nvidia meraih pendapatan US$57 miliar atau sekitar Rp954,47 triliun pada kuartal III/2025, naik 62% dibanding periode yang sama tahun lalu.

    Laba bersih berdasarkan laporan GAAP mencapai US$32 miliar atau sekitar Rp535,84 triliun, tumbuh 65% secara tahunan. Kinerja tersebut melampaui ekspektasi analis Wall Street.

    Lonjakan pendapatan terutama berasal dari bisnis pusat data yang menyumbang US$51,2 miliar atau sekitar Rp857,34 triliun, naik 25% dari kuartal sebelumnya dan meningkat 66% secara tahunan. Bisnis gaming menyumbang US$4,2 miliar atau sekitar Rp70,33 triliun, sedangkan sisanya berasal dari segmen visualisasi profesional dan otomotif.

    Chip GPU Blackwell yang diumumkan pada Maret dan kini menjadi produk unggulan mendorong peningkatan penjualan. CEO sekaligus pendiri Nvidia Jensen Huang menyebut penjualannya melebihi ekspektasi.

    “Penjualan Blackwell benar-benar luar biasa, dan GPU berbasis cloud sudah habis terjual,” kata Huang dikutip dari laman TechCrunch pada Kamis (20/11/2025).

    Dia menilai permintaan komputasi AI terus meningkat untuk pelatihan dan inferensi, serta ekosistem AI kini berkembang di berbagai negara dan industri.

    Sementara CFO Nvidia Colette Kress mengatakan pertumbuhan didorong percepatan komputasi, kemunculan model AI yang semakin kuat, serta aplikasi AI berbasis agen. Dia menyebut selama kuartal tersebut, Nvidia mengumumkan proyek infrastruktur dan pabrik AI dengan total kapasitas 5 juta GPU.

    Permintaan berasal dari berbagai sektor, mulai penyedia layanan cloud, lembaga pemerintah, perusahaan teknologi modern, hingga pusat superkomputer.

    Meski kuat di banyak lini, Nvidia mencatat kendala pada chip pusat data H20 yang hanya terkirim 50 juta unit akibat pembatasan penjualan ke China dan meningkatnya persaingan. Kress menyebut pesanan besar yang diantisipasi tidak terwujud karena tensi geopolitik.

    “Kami kecewa tidak bisa mengirim produk kompetitif dalam jumlah lebih besar ke China, namun tetap berkomitmen berdialog dengan pemerintah AS dan China,” ujarnya.

    Untuk kuartal IV, Nvidia memproyeksikan pendapatan US$65 miliar atau sekitar Rp1.088,43 triliun, mendorong saham perusahaan naik lebih dari 4% pada perdagangan setelah jam bursa.

  • Top 3 Tekno: Komdigi Ancam Blokir ChatGPT, Cloudflare, hingga Getty Images Jadi Sorotan

    Top 3 Tekno: Komdigi Ancam Blokir ChatGPT, Cloudflare, hingga Getty Images Jadi Sorotan

    Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengancam akan memblokir ChatGPT, Cloudflare, hingga Getty Images karena belum mendaftar sebagai Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat.

    Berita ini menjadi sorotan para pembaca di kanal Tekno Liputan6.com, Rabu (19/11/2025) kemarin.

    Informasi lain yang juga populer datang dari LG Electronics Indonesia melakukan lebih dari 500 uji tes ketahanan dan performa pada perangkat TV besutannya.

    Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini.

    1. ChatGPT, Cloudflare, hingga Getty Images Belum Daftar PSE, Komdigi Ancam Putus Akses di Indonesia

    Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) telah memberikan peringatan resmi kepada 25 Penyelenggara Sistem Elektronik (PSE) Lingkup Privat yang saat ini beroperasi di Indonesia, tetapi belum terdaftar.

    “Pendaftaran PSE tidak hanya bersifat administratif, tetapi merupakan instrumen penting untuk memastikan kedaulatan digital Indonesia, serta melindungi masyarakat di dalam ekosistem digital yang sehat dan bertanggung jawab,” kata Direktur Jenderal Pengawasan Ruang Digital Komdigi, Alexander Sabar, dalam keterangan resminya, Rabu (19/11/2025).

    Daftar PSE Lingkup Privat yang belum terdaftar mencakup sejumlah platform populer dan banyak dipakai pengguna di Indonesia.

    Beberapa diantaranya ada ChatGPT, Duolingo, Dropbox, Cloudflare, Terabox, hingga aplikasi sejumlah hotel terkenal seperti Marriott, Accor, dan IHG.

    Tak hanya itu, platform jual beli hasil foto seperti Shutterstock dan Getty Images pun terancam diputus aksesnya di Indonesia.

    Komdigi menegaskan, kewajiban pendaftaran PSE telah diatur dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 5 Tahun 2020 tentang Penyelenggara Sistem Elektronik Lingkup Privat (PM Kominfo 5/2020).

    Pasal 2 dan Pasal 4 regulasi tersebut secara tegas mewajibkan setiap PSE Lingkup Privat (baik domestik maupun asing) untuk mendaftarkan sistem elektroniknya sebelum beroperasi.

    Jika notifikasi diabaikan, pemerintah menyiapkan langkah tegas. “Jika tetap tidak melakukan pendaftaran setelah notifikasi dikirimkan, sanksi administratif hingga pemutusan akses dapat diterapkan sesuai peraturan yang berlaku,” lanjut Alexander.

    Baca selengkapnya di sini