Jenis Media: Tekno

  • Telkom Raih Detikcom Awards 2025 Sebagai Pilar Konektivitas Digital Indonesia

    Telkom Raih Detikcom Awards 2025 Sebagai Pilar Konektivitas Digital Indonesia

    Jakarta

    Telkom meraih Detikcom Awards 2025 sebagai Pilar Konektivitas Digital Indonesia. Penghargaan ini diberikan dalam event Detikcom Awards 2025 yang diadakan di Hotel Westin, Jakarta, Selasa (25/11/2025) dan diterima oleh Andri Herawan Sasoko selaku VP Corporate Communication Telkom.

    PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk Sebagai BUMN telekomunikasi terbesar di Indonesia, Telkom Indonesia telah membuktikan perannya sebagai pilar utama ekosistem konektivitas nasional, menghubungkan jutaan masyarakat dari Sabang hingga Merauke melalui jaringan digital yang kian meluas dan andal.

    Melalui proyek strategis seperti penggelaran sistem komunikasi kabel laut (SKKL) domestik dan global, penyediaan jaringan fiber optik 4x keliling bumi, penyediaan teknologi satelit andal, Telkom menunjukkan komitmen nyata dalam menjamin ketersambungan digital hingga pelosok desa se Nusantara.

    Selain itu, inisiatif Infraco dan Dataco mempertegas peran Telkom dalam membangun fondasi ekonomi digital Indonesia, baik melalui layanan cloud nasional, data center, maupun solusi konektivitas yang menopang digitalisasi pemerintahan, pendidikan, dan UMKM.

    Telkom Raih Detikcom Awards 2025 Sebagai Pilar Konektivitas Digital Indonesia. Foto: Detikfoto

    detikcom Awards 2025 digelar untuk memberikan apresiasi bagi yang berkontribusi nyata untuk Indonesia. Tahun ini, ajang penghargaan mengusung tema ‘Apresiasi Karya Insan Nusantara, Merajut Indonesia Gemilang’.

    Penghargaan ini ditujukan bagi individu, pelaku usaha, dan unsur pemerintah yang telah menorehkan prestasi serta memberi dampak signifikan bagi bangsa.

    Awards ini menyoroti karya, tata kelola, dan pencapaian unggul di berbagai bidang. Ajang ini menjadi salah satu cara detikcom untuk menjaga semangat berkarya, berdedikasi, dan bertransformasi dalam ‘rumah besar’ Indonesia.

    (fyk/fay)

  • Microsoft Perluas Solusi AI dan Layanan Cloud di Indonesia

    Microsoft Perluas Solusi AI dan Layanan Cloud di Indonesia

    Bisnis.com, JAKARTA— Microsoft kembali memperkuat komitmennya terhadap pengembangan ekosistem kecerdasan buatan (AI) di Indonesia dengan memperluas layanan cloud dan AI terbaru di Indonesia. Langkah ini dilakukan 6 bulan setelah perusahaan membuka cloud region perdananya di Tanah Air.

    Pengumuman ini disampaikan dalam acara Cloud & AI Innovation Summit di Jakarta. President Director Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir menegaskan kehadiran layanan baru tersebut menjadi fondasi bagi percepatan inovasi digital di Indonesia.

    “Kami membuka peluang bagi setiap organisasi untuk berinovasi di Indonesia, untuk Indonesia. Kami mengajak perusahaan, developer, dan institusi publik untuk memanfaatkan infrastruktur lokal ini dan menghadirkan solusi yang menjawab tantangan serta peluang paling penting bagi Indonesia,” kata Dharma di Jakarta pada Selasa (25/11/2025).

    Microsoft menghadirkan sejumlah solusi untuk mendukung perusahaan frontier organisasi yang tidak hanya mengadopsi AI, tetapi secara aktif merancang ulang proses bisnisnya menggunakan teknologi tersebut. 

    Melalui Azure, perusahaan kini dapat mengakses infrastruktur AI berperforma tinggi berupa mesin virtual seri NVadsA10_v5 dan NCads_H100_v5 yang dirancang untuk pelatihan model AI tingkat lanjut, inferensi, dan komputasi intensif. 

    Infrastruktur tersebut dipadukan dengan Azure App Services untuk membangun aplikasi cerdas yang terhubung dengan data, serta Azure Databases untuk mengelola dan mengamankan data kritikal bisnis.

    Untuk produktivitas sehari-hari, Microsoft menghadirkan Microsoft 365 Copilot, yang kini tersedia secara lokal melalui Indonesia Central sehingga perusahaan dapat mengadopsi AI langsung ke dalam alur kerja mereka. 

    Bagi komunitas pengembang, GitHub Copilot membantu mempercepat proses penulisan kode dan pengembangan aplikasi melalui saran berbasis AI. Microsoft juga memperkenalkan Microsoft Fabric, platform data terpadu bertenaga AI yang menyederhanakan pengelolaan data dan analitik. 

    Fabric menghubungkan berbagai elemen seperti data lake, data engineering, data science, hingga business intelligence dalam satu lingkungan sehingga perusahaan dapat mempercepat integrasi data dan mengambil keputusan berbasis AI dengan lebih cepat dan efisien.

    Sejak cloud region Indonesia Central diluncurkan pada Mei 2025, momentum adopsinya terus meningkat. Perusahaan seperti Petrosea, Vale Indonesia, hingga tiket.com mulai memanfaatkan infrastruktur ini untuk modernisasi operasional dan peningkatan layanan. 

    Tiket.com, misalnya, membangun asisten perjalanan berbasis agentic AI melalui Azure OpenAI Service, yang memungkinkan pengguna melakukan berbagai keperluan perjalanan dengan percakapan bahasa alami mulai dari menambah add-on penerbangan hingga mengelola refund.

    Selain solusi teknologi, Microsoft juga menekankan pentingnya pengembangan talenta AI. Melalui program Microsoft Elevate yang memasuki tahun kedua, perusahaan telah membekali lebih dari 1,2 juta orang dengan literasi AI dan menargetkan sertifikasi 500.000 talenta AI tambahan pada 2026, mencakup pendidik, pemimpin organisasi nirlaba, hingga inovator komunitas.

    Dharma menegaskan kombinasi infrastruktur, solusi AI, dan penguatan talenta menjadi strategi kunci dalam mendorong daya saing Indonesia di era digital.

    “Cloud dan AI bukan lagi sekadar teknologi, keduanya kini menjadi tulang punggung daya saing nasional,” ujarnya.

    Dengan investasi jangka panjang senilai US$1,7 miliar hingga 2028, Microsoft menempatkan Indonesia sebagai pusat pertumbuhan inovasi AI yang aman, inklusif, dan berkelanjutan di kawasan, sekaligus memperkuat ekosistem digital dari lapisan infrastruktur hingga pemberdayaan pengembang.

  • Ini Seri iPhone Paling Laris di Indonesia

    Ini Seri iPhone Paling Laris di Indonesia

    Jakarta

    Erajaya, selaku distributor resmi Apple di Indonesia, mengungkapkan jenis iPhone yang paling laris terjual di Tanah Air.

    SVP Enterprise, Operator & PPOB Erajaya Digital, Agung Wijanarko, mengatakan penjualan iPhone ini mereka bagi ke seri entry-level dan high-end. Hal itu ia ungkapkan saat acara paket bundling eksklusif iPhone 17 series dengan Indosat Ooredoo Hutchison.

    “Seri yang paling dinikmati itu yang (iPhone) high-end, itu yang Pro Max, itu yang paling banyak dicari,” ujar Agung, Selasa (25/11/2025).

    Agung tidak menyebutkan angka spesifik terkait jumlah penjualan seri iPhone yang paling laku tersebut di Indonesia.

    “Lalu sekaligus yang iPhone entry-level juga yang model basic juga yang banyak dicari ya. Dua model itu yang dicari. Jadi kalau sebelumnya, iPhone 16 Pro, 16 Pro Max, nah sekarang itu 17 Pro, 17 Pro Max,” tutur Agung.

    Indosat Ooredoo Hutchison melalui IM3 Platinum dan Erajaya menghadirkan berbagai penawaran eksklusif bundling eksklusif pada kuartal keempat tahun ini.

    Penawaran bundling eksklusif iPhone 17 series dapat dinikmati dengan paket IM3 Platinum 125, mulai dari Rp777 ribu per bulan selama 24 bulan. Paket ini memberikan total kuota 250GB per bulan (125GB Kuota Utama + 125GB Kuota 5G) yang berlaku di ketiga negara.

    Seperti diketahui, iPhone 17 series resmi tersedia di Indonesia sejak pertengahan Oktober lalu. Peluncuran ponsel terbaru Apple ini sepertinya cukup sukses mengingat stok iPhone 17, iPhone 17 Pro, dan iPhone 17 Pro Max di sejumlah distributor resmi masih kosong karena permintaan yang tinggi.

    Peluncuran iPhone 17 series di Indonesia memang lebih cepat dibandingkan iPhone 16 series yang sempat terkendala masalah regulasi. Menurut data Erajaya, per-order iPhone 17 series tembus belasan ribu unit, dengan iPhone 17 Pro Max varian Cosmic Orange sebagai model terlaris.

    Harga iPhone 17 di Indonesia tidak mengalami kenaikan. Ponsel ini yang tidak paket bundling tersedia dalam konfigurasi mulai dari 256GB dengan harga Rp 17.249.000, justru lebih murah dari iPhone 16 versi 256GB yang pada bulan April lalu diluncurkan dengan harga Rp 17.499.000.

    (agt/agt)

  • MyRepublic Wajib Gelar Layanan Internet Murah seperti Internet Rakyat WIFI

    MyRepublic Wajib Gelar Layanan Internet Murah seperti Internet Rakyat WIFI

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) menegaskan para pemenang lelang 1,4 GHz diwajibkan untuk menggelar layanan internet dengan harga terjangkau.

    PT Telemedia Komunikasi Pratama telah terlibat dalam penggelaran Internet Rakyat Rp100.000, sementara itu MyRepublic belum mengumumkan. 

    Direktur Jenderal Infrastruktur Digital Kementerian Komdigi Wayan Toni Supriyanto mengatakan para pemenang seleksi memiliki kewajiban untuk menyediakan layanan layanan internet dengan harga per bulan yang terjangkau.

    Perluasan layanan internet murah diarahkan ke kelompok masyarakat menengah ke bawah yang jumlahnya mencapai 34,5 juta rumah tangga serta 2,8 juta rumah tangga di segmen low-income dengan pengeluaran telekomunikasi Rp17.000 sampai Rp180.000 per bulan.

    “Ini tidak hanya wajib dilaksanakan oleh PT Telemedia Komunikasi Pratama, namun juga wajib dilaksanakan oleh PT Eka Mas Republik selaku pemenang seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz,” kata Wayan kepada Bisnis, Selasa (25/11/2025).

    Dia mengatakan langkah tersebut salah satu upaya pemerintah menghadirkan internet di rumah dengan kecepatan akses sampai dengan (up to) 100 Mbps dengan harga layanan yang terjangkau dan andal.

    Sebelumnya, Komdigi menargetkan penetrasi internet tetap  berbasis fiber to the home (FTTH) dan fixed wireless access (FWA) dapat menyentuh 30% pada 2026. 

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan layanan internet tetap yang stabil dibutuhkan sebagai menjadi fondasi utama pembelajaran digital, serta untuk memberdayakan UMKM. 

    “Jadi FTTH dan FWA tahun depan kita targetkan 30 persen rumah memiliki koneksi tetap. Pendidikan dan UMKM memerlukan koneksi yang lebih secure dan lebih stabil,” kata Meutya.

    Komdigi resmi menutup lelang frekuensi 1,4 GHz dengan PT Telemedia Komunikasi Pratama memenangkan regional I dan PT Eka Mas Republik mendapat regional II dan regional III.

    Dengan berakhirnya lelang ini, Komdigi juga akan berkontribusi terhadap pendapatan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp805,5 miliar per tahun, dengan tahun pertama 2x dari angka yang disetorkan. 

    Mengutip laman resmi, Selasa (25/11/2025),  sesuai ketentuan Dokumen Seleksi Pengguna Pita Frekuensi Radio 1,4 GHz untuk Layanan Akses Nirkabel Pitalebar (Broadband Wireless Access) Tahun 2025, anak usaha PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) resmi memenangkan lelang regional I yang meliput Pulau Jawa, Maluku, dan Papua. Telemedia menang dengan harga penawaran Rp403,7 miliar.

    Sementara itu Eka Mas Republik, perusahaan telekomunikasi milik Sinar Mas, mendapat regional II dengan harga penawaran Rp308,8 miliar, dan regional III dengan harga penawaran Rp100,8 miliar.

    Adapun regional II meliputi Sumatra, Bali, dan Nusa Tenggara, sementara regional III meliputi Kalimantan dan Sulawesi.

    Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) menetapkan kemenangan mereka melalui Keputusan Menteri Komunikasi dan Digital no.489/2025, 490/2025, dan Kepmen no.491/2025 tanggal 24 November 2025.

    “Penetapan Pemenang Seleksi sebagaimana dimaksud pada angka 2 bersifat final dan mengikat,” tulis Komdigi dalam websitenya.

  • Dampak Internet Rakyat Rp100.000, CELIOS: Persaingan Makin Merata

    Dampak Internet Rakyat Rp100.000, CELIOS: Persaingan Makin Merata

    Bisnis.com, JAKARTA— Ekonom Digital Center of Economic and Law Studies (Celios) Nailul Huda menilai kehadiran layanan Internet Rakyat dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk. (WIFI) atau Surge dapat memberikan dinamika baru bagi persaingan bisnis internet di Indonesia. 

    Menurutnya, hadirnya Internet Rakyat membuka lebih banyak opsi bagi masyarakat dalam mendapatkan layanan internet.

    “Dengan harga yang lebih murah, saya juga melihat pasar akan semakin tidak terkonsentrasi ke satu pemain saja,” kata Huda kepada Bisnis pada Selasa (25/11/2025).

    Huda menilai masuknya Surge dapat memicu persaingan harga yang berpotensi memperbaiki struktur pasar internet yang selama ini sangat terkonsentrasi, sekaligus mendorong tarif internet di Indonesia menjadi lebih terjangkau. 

    Dia juga menyoroti kesenjangan harga dan kualitas internet Indonesia yang selama ini tertinggal dibandingkan negara-negara ASEAN. “Selama ini, dibandingkan dengan negara ASEAN, internet Indonesia dibanderol dengan harga paling mahal, tapi kecepatan lelet,” katanya.

    Dari sisi teknologi dan pemerataan infrastruktur, dia menilai ekspansi Surge yang menyasar wilayah Jawa hingga kawasan non-Jawa berpotensi mempercepat distribusi layanan digital. 

    “Saya rasa masuknya Surge dan menyasar ke Jawa dan daerah non Jawa, bisa membuat pembangunan digital semakin merata dan cepat,” katanya.

    Dia menambahkan wilayah Indonesia timur yang selama ini didominasi operator pelat merah kini memiliki alternatif layanan dengan harga lebih kompetitif. 

    “Memang ada teknologi satelit milik starlink, tapi harganya jauh lebih mahal. Masuknya Surge ke pasar Indonesia Timur saya rasa bisa menjembatani kebutuhan internet dan kemampuan masyarakat yang terbatas,” ungkapnya. 

    Sebelumnya, pengamat telekomunikasi Kamilov Sagala menilai Internet Rakyat masih bersifat solusi sementara. Menurutnya, meski harga murah mampu meningkatkan minat masyarakat, hal itu tidak serta-merta menjamin kualitas dan keberlanjutan bisnis. Dia menyebut pengembalian investasi dan kesiapan teknologi menjadi tantangan signifikan bagi model layanan bersubsidi atau berbiaya rendah.

    “Pengembalian investasinya berikut teknologi kedepannya menjadi tantangan tidak mudah [bisa saja penyesuain tarif atau ada subsidi dari regulatornya] sehingga bisa bertahan dengan program dan komitmennya,” kata Kamilov kepada Bisnis pada Kamis (20/11/2025).

    Dia menilai tarif murah pada layanan Fixed Wireless Access (FWA) seperti Internet Rakyat merupakan strategi promosi yang seharusnya dibatasi waktu. Meski demikian, layanan ini tetap berpotensi mendukung pemerataan akses internet di area yang belum tersentuh jaringan fiber. “Untuk pemerataan akses internet dapat membantu wilayah non-fiber tetapi berapa lama bisa bertahannya [penting dukungan Komdigi],” ujarnya.

    Kamilov juga memprediksi persaingan layanan FWA tidak akan terasa signifikan dalam satu hingga dua tahun ke depan, tetapi kompetisi akan menguat di sektor penyedia layanan internet (ISP). Dia menilai pengembangan investasi digital ke depan membutuhkan kolaborasi multipihak antara penyedia layanan, pemerintah daerah, Komdigi, dan kementerian/lembaga lain.

    “Model investasi kedepannya penting peran komdigi dan pemda bersama danantara kolaborasi, agar kesediaan infrastruktur 5G FWA menjadi nyata,” ujarnya.

    Internet Rakyat sendiri merupakan layanan internet berbasis jaringan 5G FWA dengan kecepatan 100 Mbps yang dibanderol sekitar Rp100.000 per bulan. Layanan yang dihadirkan Surge ini tersedia di beberapa wilayah, termasuk Pulau Jawa, Maluku, dan Papua.

    Untuk menggunakan layanan tersebut, masyarakat perlu melakukan pra-registrasi melalui laman resmi Internet Rakyat, mengisi data pribadi seperti nama, email, nomor ponsel, dan alamat domisili, serta menandai lokasi tempat tinggal di peta.

    Selain Internet Rakyat, Surge mengoperasikan Starlite, layanan internet berbasis Wi-Fi dan FWA untuk segmen rumah tangga, sekolah, komunitas, hingga pelaku usaha. 

    Starlite sebelumnya meluncurkan jaringan Wi-Fi 7 pertama di Indonesia dengan kecepatan hingga 2 Gbps. Layanan ini menawarkan paket 200 Mbps seharga Rp100.000 per bulan tanpa FUP, sudah termasuk sewa modem, PPN, pemasangan gratis, dan gratis bulan pertama.

    Untuk kebutuhan bandwidth lebih besar, tersedia paket 500 Mbps seharga Rp250.000 per bulan, sementara layanan premium Wi-Fi 7 berkecepatan hingga 2 Gbps ditujukan bagi institusi pendidikan dan jaringan berskala besar.

  • Telkomsel Kuasai 67% Pasar Fixed Broadband RI

    Telkomsel Kuasai 67% Pasar Fixed Broadband RI

    Bisnis.com, JAKARTA— Laporan terbaru OpenSignal mengungkap Telkomsel menjadi pemimpin di pasar fixed broadband Indonesia dengan pangsa pasar mencapai 67%. 

    Dominasi tersebut diperoleh melalui layanan xDSL dan fiber yang beroperasi di bawah merek IndiHome, serta layanan Fixed Wireless Access (FWA) Orbit yang memperluas jangkauan Telkomsel hingga ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau infrastruktur kabel.

    Posisi ini menempatkan Telkomsel sebagai operator dengan cakupan wilayah dan populasi terbesar untuk layanan internet tetap di Indonesia.

    Di bawah Telkomsel, Indonesia Comnets Plus (ICON+) berada di posisi kedua dengan pangsa pasar sekitar 9%, disusul MyRepublic yang menguasai sekitar 6,5%. Sementara itu, XLSMART yang merupakan hasil penggabungan XL dan Smartfren mengantongi lebih dari 6% pangsa pasar dan menjadi pemain yang kian diperhitungkan di industri fixed broadband.

    Data TeleGeography menunjukkan layanan internet berbasis fiber terus mendominasi, mencapai hampir 89% dari total pelanggan broadband tetap. 

    Sementara itu, teknologi lama seperti xDSL dan kabel terus kehilangan relevansi di pasar domestik. Namun, meski pertumbuhan fiber kuat, penetrasi broadband tetap secara keseluruhan masih tergolong rendah yakni sedikit di atas 20% per Juni 2025. 

    Tantangan geografis Indonesia yang terdiri atas ribuan pulau menyebabkan pembangunan jaringan kabel menjadi lebih sulit dan mahal sehingga memperlambat penetrasi layanan internet tetap.

    Untuk menutup kesenjangan konektivitas di daerah pelosok, pemerintah melalui Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong pengembangan layanan 5G Fixed Wireless Access (FWA). Blok 80 MHz di pita 1,4 GHz telah dialokasikan untuk tujuan ini, dengan Surge dan MyRepublic memenangkan lisensi regional dalam proses lelang.

    OpenSignal melaporkan sejumlah operator pun semakin agresif mengembangkan layanan FWA mereka. Indosat memperpanjang kerja sama dengan Nokia melalui implementasi solusi FWA FastMile di wilayah strategis, sementara Nokia juga bekerja sama dengan SURGE dan OREX SAI untuk menghadirkan layanan FWA 5G berbiaya terjangkau. XLSMART, di sisi lain, memperluas layanan FWA 4G ke sejumlah wilayah di Indonesia Timur.

    Meski dianggap sebagai solusi efektif untuk daerah yang belum terlayani jaringan kabel, adopsi FWA dinilai masih lambat, terutama karena harga paket dan perangkat yang relatif tinggi. Selain FWA, layanan satelit Starlink juga muncul sebagai ‘pengganggu’ besar di pasar broadband Indonesia. 

    Penjualannya meningkat sangat cepat hingga sempat memaksa perusahaan menghentikan pendaftaran baru sementara waktu. Starlink terutama populer di daerah pedesaan dan terpencil, di mana layanan berbasis satelit mampu memberikan akses internet yang stabil tanpa perlu infrastruktur kabel. Namun, tingginya harga perangkat dan paket data tetap menjadi tantangan untuk adopsi massal di Indonesia.

  • Zuckerberg Dituding Tahu Bahaya Instagram Tapi Pilih Masa Bodoh

    Zuckerberg Dituding Tahu Bahaya Instagram Tapi Pilih Masa Bodoh

    Jakarta

    Sebuah berkas perkara yang diajukan sebagai bagian dari gugatan hukum terhadap empat raksasa media sosial, dibuka untuk publik. Meskipun TikTok, Google, dan Snapchat turut terseret, tuduhan terhadap Meta sejauh ini adalah yang paling mendetail.

    Dokumen tersebut mencantumkan lebih dari 1.800 penggugat, mulai dari orang tua hingga dewan sekolah dan jaksa agung negara bagian Amerika Serikat. Semuanya menuduh Meta telah melakukan pola penipuan untuk menyembunyikan bahaya serius yang secara sadar mereka timbulkan pada pengguna di bawah umur.

    Singkatnya, berkas tersebut menuduh bahwa Meta sengaja merancang fitur keselamatan remaja agar tidak efektif, atau bahkan sepenuhnya mengabaikan keselamatan pengguna di bawah umur demi memprioritaskan interaksi remaja, pilar utama keuntungan fantastis mereka.

    Menurut Time, alat moderasi AI Instagram sengaja mengabaikan konten pelecehan anak dan gangguan makan. Selain itu, platform tersebut dibiarkan tanpa cara yang mudah untuk melaporkan penyalahgunaan semacam itu secara manual.

    Menurut Reuters yang telah melihat berkas tersebut, CEO Mark Zuckerberg, sudah sangat menyadari masalah ini sejak tahun 2017, namun memilih untuk fokus pada hal-hal yang lebih sepele.

    Dikutip detikINET dari Futurism, dalam pesan teks yang ditemukan oleh pengacara penggugat, Zuckerberg diduga mengatakan bahwa keselamatan anak bukanlah perhatian utamanya karena sejumlah bidang lain yang lebih dia fokuskan, seperti membangun metaverse.

    Reuters mencatat saat Zuckerberg terus memacu proyek metaverse, ia secara aktif menolak permohonan dari kepala kebijakan publik global Meta saat itu, Nick Clegg, untuk mengalokasikan lebih banyak sumber daya bagi keselamatan anak.

    Dalam beberapa kasus, dokumen tersebut menuduh Zuck tak hanya mengabaikan keselamatan anak, tapi mengakalinya. Sebagai contoh, setelah sebuah studi internal tahun 2018 menemukan bahwa 40% anak-anak Amerika berusia 9-12 tahun menggunakan Instagram setiap hari, pelanggaran terhadap kebijakan usia minimum 13 tahun, sang CEO disebut mengarahkan perusahaan tetap menarget pra remaja.

    Pada titik ini, Meta dituduh mulai menggunakan data lokasi untuk mengirim notifikasi ke siswa di sekolah, kemungkinan besar demi meningkatkan interaksi user di bawah umur saat jam pelajaran berlangsung. Sedangkan tim riset mempelajari psikologi anak pra-remaja dan mengembangkan proposal fitur baru untuk pengguna semuda 5-10 tahun.

    “Oh bagus, kita mengejar anak-anak di bawah 13 tahun sekarang?” tulis seorang karyawan dalam komunikasi internal. “Zuck sudah membicarakan itu sejak lama. Seolah kita serius mengatakan kita harus membuat mereka kecanduan sejak muda.”

    Previn Warren, salah satu pengacara utama penggugat, menyebut analogi industri rokok. “Meta merancang produk dan platform media sosial yang mereka sadari bersifat adiktif bagi anak-anak, dan mereka sadar bahwa kecanduan tersebut mengarah pada berbagai masalah kesehatan mental serius,” kata Warren.

    “Seperti tembakau, ini adalah situasi di mana terdapat produk berbahaya yang dipasarkan ke anak-anak. Mereka tetap melakukannya, karena penggunaan yang lebih banyak berarti keuntungan yang lebih besar bagi perusahaan,” cetusnya.

    (fyk/vmp)

  • Perplexity Hadirkan Comet di Android, Browser AI dengan Fitur Suara dan Pembokir Iklan

    Perplexity Hadirkan Comet di Android, Browser AI dengan Fitur Suara dan Pembokir Iklan

    Liputan6.com, Jakarta – Perplexity resmi memperluas jangkauan browser berbasis kecerdasan buatan miliknya, Comet, ke platform Android.

    Sebelumnya, Comet hanya tersedia untuk versi desktop yang diluncurkan pada Juli 2025. Kehadiran versi mobile ini menjadi upaya Perplexity untuk menghadirkan pengalaman menjelajah internet yang lebih cerdas langsung dari perangkat ponsel.

    Pengguna yang mengunduh aplikasi ini dapat menjadikannya sebagai mesin pencari utama. Namun, keunggulan Comet tidak berhenti di situ.

    Browser ini dibekali teknologi AI yang memungkinkan pengguna memberi perintah melalui suara, termasuk menanyakan informasi terkait seluruh tab yang sedang terbuka secara bersamaan.

    Dikutip dari Digitaltrends, Selasa (25/11/2025), Comet juga mampu menyajikan ringkasan hasil pencarian secara otomatis. Dengan demikian, pengguna tidak perlu membuka banyak situs untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan satu per satu.

    Lebih dari sekadar mencari informasi, Comet \bahkan dapat membantu proses riset hingga mendampingi pengguna saat berbelanja online.

    Menariknya, versi Android Comet sudah langsung dilengkapi fitur pemblokir iklan bawaan. Fasilitas ini belum tersedia pada versi desktop, sehingga menjadikan versi mobile lebih unggul dari sisi kenyamanan penggunaan.

    Perplexity berencana menambahkan fitur pengelola kata sandi serta meningkatkan kemampuan agen AI agar dapat melakukan tindakan tertentu di dalam situs web, sesuai dengan perintah pengguna.

    Strategi Perplexity Masuk ke Pasar Mobile

    Langkah Perplexity merilis Comet di Android dinilai sebagai strategi penting di tengah persaingan pengembangan browser berbasis AI. Sejumlah perusahaan teknologi seperti OpenAI dan The Browser Company, selama ini lebih memprioritaskan pada pengalaman desktop.

    Dengan masuk ke pasar Android, Perplexity menyasar basis pengguna terbesar di dunia, yakni pengguna ponsel pintar. Apalagi perusahaan ini juga telah menjalin kerja sama dengan Motorola sejak awal 2025, yang membuka peluang integrasi bahwa Perplexity ingin teknologi AI-nya tertanam langsung di perangkat yang digunakan sehari-hari.

    Melalui Comet, Perplexity ingin mendorong perubahan fungsi browser bukan lagi sekadar alat untuk membuka situs web, melainkan asisten digital yang dapat berperan aktif dalam membantu berbagai aktivitas penggunanya.

  • KPPU Pelototi Layanan Internet Satelit Langsung Terhubung ke Smartphone

    KPPU Pelototi Layanan Internet Satelit Langsung Terhubung ke Smartphone

    Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tengah mendalami mengenai teknologi Non-Terrestrial Network (NTN) direct-to-device (D2D) berbasis satelit dan dampaknya terhadap persaingan di industri telekomunikasi.

    Diketahui, NTN D2D adalah teknologi yang memungkinkan perangkat seluler seperti ponsel atau laptop terhubung langsung ke satelit tanpa bergantung pada menara Base Transceiver Station (BTS).

    Teknologi ini bertujuan untuk memperluas akses konektivitas digital ke wilayah terpencil, perbatasan, dan perairan yang sulit dijangkau oleh jaringan darat .

    NTN D2D memanfaatkan pita frekuensi seperti 2 GHz untuk komunikasi langsung antara perangkat dan satelit, mirip dengan layanan Direct to Cell milik Starlink.

    Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) M. Fanshurullah Asa mengatakan teknologi NTN D2D merupakan suatu keniscayaan dalam perkembangan telekomunikasi.

    KPPU menaruh perhatian pada teknologi dengan terus melakukan pemantauan dan pengumpulan data terkait dampak dari teknologi tersebut terhadap persaingan di industri telekomunikasi.  

    “Saat ini KPPU masih terus melakukan monitoring dan pengumpulan data,” kata lelaki yang akrab disapa Ifan dikutip Selasa (25/11/2025). 

    Ifan menambahkan dalam menetapkan sebuah teknologi sebagai pelanggaran persaingan, KPPU membutuhkan bukti yang kuat.

    Misalnya, perihal predatory pricing, perusahaan satelit yang menggelar layanan harus terbukti jual rugi (below cost) dan ada niat untuk menyingkirkan pesaing (eliminatory intent). 

    Ifan mengatakan jika perusahaan satelit memberikan promo untuk mendorong penetrasi pasar jangka pendek, KPPU masih memperbolehkan.

    “Namun, jika ini berlangsung terus-menerus hingga pesaing mati, dan kemudian harga dinaikkan (monopoli), maka KPPU akan bertindak tegas,” ungkap Ifan. 

    Saat ini, lanjut Ifan, KPPU menerima masukan dari berbagai pihak dan akan melakukan kajian mendalam pasca Kementerian Komdigi melakukan konsultasi publik.

    Ifan menemukan kekhawatiran di pasar ketika perangkat NTN D2D didiskon besar-besaran sehingga harganya menjadi sangat rendah dibandingkan biaya wajar penyedia VSAT lokal atau layanan internet lainnya.

    Sebelumnya, KPPU juga telah menerbitkan surat tentang Saran Pertimbangan Kajian Industri Penyedia Jasa Internet kepada Presiden RI. Kajian tersebut mengungkap struktur pasar internet Indonesia yang oligopolistik dan potensi distorsi akibat masuknya teknologi LEO yang beroperasi tanpa integrasi dengan ekosistem nasional.

    KPPU menemukan, teknologi LEO, termasuk layanan NTN D2D, memiliki kemampuan memberikan layanan langsung ke perangkat tanpa perantara infrastruktur nasional.

    Dengan hadirnya HP Satelit, kemampuan tersebut berpotensi meningkat menjadi integrasi vertikal penuh dari perangkat hingga layanan yang mengunci pasar, menggeser pelaku industri nasional, dan menggerakkan perilaku konsumen.

    Sementara itu Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengonfirmasi teknologi satelit yang dapat langsung terhubung ke ponsel atau direct-to-device (D2D) saat ini masih dalam tahap kajian awal. 

    Dikutip dari laman resmi pada 21 Oktober 2025, Komdigi telah mengundang partisipasi publik dalam konsultasi atas dokumen Call for Information (CFI) Kajian Regulasi dan Kebijakan Potensi Implementasi Teknologi Non-Terrestrial Network Direct-to-Device (NTN-D2D) dan Air-to-Ground (A2G) di pita frekuensi 2 GHz. 

    Kajian ini disusun oleh Direktorat Penataan Spektrum Frekuensi Radio, Orbit Satelit, dan Standardisasi Infrastruktur Digital, Direktorat Jenderal Infrastruktur Digital. 

    Melalui konsultasi tersebut, Komdigi bertujuan menjaring masukan, data, dan praktik terbaik dari berbagai pemangku kepentingan mengenai pemanfaatan pita frekuensi 2 GHz untuk pengembangan layanan komunikasi berbasis satelit dan udara.

  • Game Lokal Terinspirasi Resident Evil, Judulnya Agni: Village of Calamity

    Game Lokal Terinspirasi Resident Evil, Judulnya Agni: Village of Calamity

    Jakarta

    Developer game asal Indonesia kembali membuktikan kualitasnya kepada dunia. Kali ini lewat Separuh Interactive, sebuah studio game indie yang ada di Jakarta, memperkenalkan karya perdananya berjudul Agni: Village of Calamity.

    Co-Founder sekaligus Marketing Director Separuh Intercative, Bayu Arafat, menyebutkan kalau game ini terinspirasi dari sejumlah game horor kondang besutan Konami, Capcom, dan PlayStation. Dirinya juga mengungkapkan, Agni: Village of Calamity menyisipkan beberapa elemen film horor.

    “Inspirasinya dari Resident Evil, Silent Hill, element Until Dawn, dan beberapa film-film horor lokal maupun luar negeri,” kata Bayu kepada detikINET, Selasa (25/11/2025).

    Bayu mengatakan, untuk proses pembuatannya, saat ini ada 10 orang yang terlibat, yang mana tujuh di antaranya merupakan founder Separuh Interactive. Ia bilang, rencananya game ini akan rilis terlebih dahulu di Steam dan Xbox, baru setelah itu menyambangi PS5 dan Nintendo Switch.

    “Jika kita dapat strategic publisher dan investor, Insya Allah bisa release di akhir 2026,” ucapnya.

    Dirinya menyampaikan, sebelumnya Agni: Village of Calamity merupakan sebuah prototype yang dibuat pada awal 2024. Ketika itu, orang yang mengembangkannya ialah Leo Avero, CEO Separuh Interactive.

    “CEO kita Leo Avero waktu itu punya ide soal Agni ini dan post prototype-nya di Twitter (sekarang X), kemudian mendapat positive feedback sampai bang Jokan (Joko Anwar) juga ikutan komen. Lalu sekitar tengah tahun ini, prototype-nya berkembang terus ke Alpha stage,” jelas Bayu.

    Bayu meneruskan, bahwa saat ini stage-nya masih alpha development sekitar 30-40%. Selama pengembangannya, ia dan timnya juga sembari mencari funding strategic mitra investor dan publisher.

    Bayu pun memaparkan urutan dalam tahan pengembangan suatu game. Sederhananya, kurang lebih seperti ini.

    Pre-Production (rancang konsep, bikin prototype)Production (konten & fitur dibuat)Alpha (sudah bisa dimainkan dari awal-akhir, tapi banyak bug)Beta (hampir final, fokus perbaikan bug & optimasi)Release / Launch (game dirilis ke publik)Post-Launch (patch, update, DLC, maintenance)

    “Jadi urutannya simpel: Pre-Production → Production → Alpha → Beta → Release → Post-Launch,” imbuhnya.

    Namun sebenarnya, Bayu menegaskan kalau implementasi pengerjaannya jauh lebih rumit. Apalagi jumlah timnya yang tidak sebanyak studio game AAA.

    “Bandingkan sama studio AAA macam Kojima Productions dengan ratusan highly skilled team, dan unlimited budget aja 1 game mereka development-nya bisa sampai 5-6 tahun sampai ke released,” jelas Bayu.

    Bayu mengaku kalau pada founder Separuh Interactive bekerja begitu keras dalam masa pengembangan Agni: Village of Calamity. Selebihnya, ada sejumlah orang yang turut terlibat dalam pembuatannya, tapi dibayar berdasarkan kinerjanya selama mengerjakan tugasnya.

    Adapun sejumlah founder Separuh Interactive yang dimaksud ialah Leo (Creative Director dan CEO), Ardhan (Operations Director), Yudi (Business Director), Bayu (Marketing Director), Kusuma (Technical Director), Habib (Lead 3D Artist), dan HAR (Narrative Designer).

    Sebagai tambahan informasi, video terkait gambaran bagaimana mekanisme permainan yang ditawarkan Agni: Village of Calamity telah dirilis oleh Separuh Interactive pada 3 September 2024. Kemudian pada 29 Oktober 2025, mereka meluncurkan trailer baru dalam acara ID@Xbox Showcase Fall 2025.

    Dari trailer tersebut, Separuh Interactive menghadirkan sebuah kejutan. Mereka memperkenalkan karakter Joko Anwar.

    Bayu bercerita, bahwa dirinya kebetulan kenal dengan Joko Anwar, karena beberapa kali sempat membantunya membuat action figure Gundala dan Pengabdi Setan 2.

    “Singkat cerita, melalui beberapa kali diskusi, bang Jokan bersedia masuk ke dalam salah satu character kita,” pungkasnya.

    Terakhir Bayu mengungkapkan, Agni: Village of Calamity bercerita tentang Agni seorang investigator, yang kehilangan temannya. Orang yang sudah dianggapnya sebagai adik sendiri itu sudah satu minggu menghilang di suatu desa bernama Desa Purba. Di sini lah petualangan Agni yang seru dan mencekam di mulai.

    (hps/fay)