Jenis Media: Tekno

  • Alasan Warner Bros Pilih Netflix Ketimbang Paramount

    Alasan Warner Bros Pilih Netflix Ketimbang Paramount

    Bisnis.com, JAKARTA — Warner Bros. Discovery Inc. berencana menolak tawaran pengambilalihan paksa atauhostile takeover dari Paramount Skydance Corp. karena kekhawatiran terhadap skema pendanaan dan sejumlah persyaratan lain.

    Menurut sumber yang dikutip dari Bloomberg pada Rabu (17/12/2025), setelah melakukan kajian dan pertimbangan atas proposal Paramount, dewan direksi Warner Bros. akan merekomendasikan kepada pemegang saham untuk menolak penawaran tender tersebut. 

    Para sumber yang enggan disebutkan namanya mengatakan, dewan menilai kesepakatan Warner Bros. yang sudah ada dengan raksasa streaming Netflix Inc. menawarkan nilai, kepastian, dan ketentuan yang lebih baik dibandingkan proposal Paramount.

    Respons resmi Warner Bros. terhadap penawaran tender Paramount berpotensi diajukan paling cepat pada Rabu waktu setempat. Kendati demikian, keputusan final belum ditetapkan dan situasi masih dapat berubah. 

    Adapun, hingga saat ini baik juru bicara Warner Bros. maupun Paramount menolak memberikan komentar.

    Salah satu ganjalan utama adalah kekhawatiran Warner Bros. terhadap struktur pendanaan yang diajukan Paramount, yang dipimpin oleh David Ellison. Pendanaan ekuitas tersebut ditopang oleh sebuah trust yang mengelola kekayaan ayahnya, miliarder perangkat lunak Larry Ellison.

    Namun, karena trust tersebut bersifat dapat dicabut (revocable trust), aset di dalamnya dapat ditarik kapan saja. Kondisi ini dinilai berisiko karena Warner Bros. berpotensi tidak memiliki perlindungan hukum jika penarikan aset terjadi.

    Masalah pendanaan kian mengemuka setelah salah satu pendukung Paramount mundur dari transaksi pada Selasa. Affinity Partners, perusahaan investasi yang dipimpin menantu Presiden AS Donald Trump, Jared Kushner, menyatakan menarik diri dari rencana akuisisi tersebut dengan alasan keterlibatan “dua pesaing kuat.”

    Masih pada hari yang sama, Presiden Trump mengkritik Paramount melalui media sosial. Dia menyebut perlakuan terhadap dirinya oleh divisi CBS milik Paramount memburuk sejak keluarga Ellison mengambil alih kendali perusahaan itu awal tahun ini. 

    Keluarga Ellison selama ini dikenal memiliki hubungan dekat dengan Trump.

    Dewan direksi Warner Bros. juga menyoroti potensi terganggunya operasional perusahaan selama proses persetujuan regulator yang bisa memakan waktu satu tahun atau lebih. Menurut sumber, Paramount dinilai tidak memberikan fleksibilitas yang memadai bagi Warner Bros. untuk menjalankan bisnis maupun mengelola neraca keuangan selama periode tersebut.

    Paramount, dalam keterbukaan informasi pekan lalu, mengklaim telah menjawab kekhawatiran Warner Bros., termasuk terkait fleksibilitas pembiayaan ulang utang serta pembayaran break-up fee senilai US$5 miliar yang akan dijamin oleh keluarga Ellison.

    Selain itu, Paramount juga telah menyesuaikan sejumlah ketentuan penawarannya. Sekitar US$1 miliar pendanaan dari Tencent Holdings Ltd. asal China ditarik karena kekhawatiran pendanaan tersebut dapat memicu isu keamanan nasional dengan regulator AS.

    Sementara itu, Warner Bros. bulan ini menyepakati penjualan unit studio, bisnis streaming, dan HBO kepada Netflix dengan harga US$27,75 per saham, atau sekitar US$83 miliar termasuk utang. 

    Kesepakatan tersebut mengakhiri persaingan penawaran selama beberapa pekan antara Netflix, Paramount, dan Comcast Corp. Secara terpisah, Warner Bros. juga berencana memisahkan jaringan televisi kabel seperti CNN dan TNT kepada pemegang saham sebelum transaksi dengan Netflix rampung.

    Di sisi lain, Paramount—pemilik MTV dan layanan streaming Paramount+—menawarkan pembelian seluruh saham Warner Bros. dengan harga US$30 per saham, atau lebih dari US$108 miliar termasuk utang. Tiga hari setelah Netflix dan Warner Bros. mengumumkan kesepakatan mereka, Paramount langsung membawa tawaran itu ke pemegang saham melalui penawaran tender publik.

    Paramount menegaskan penawaran US$30 per saham tersebut bukanlah harga terbaik dan final, yang mengindikasikan masih ada ruang untuk menaikkan nilai penawaran. Saham Warner Bros. ditutup pada level US$28,90 di New York, mencerminkan ekspektasi sebagian investor bahwa valuasi perusahaan masih bisa meningkat.

    Berdasarkan perjanjian dengan Netflix, Warner Bros. dilarang secara aktif mencari penawaran dari pihak lain, namun tetap diperbolehkan mempertimbangkan proposal yang masuk. 

    Jika muncul penawaran yang dinilai lebih unggul, Warner Bros. wajib memberikan kesempatan kepada Netflix untuk menyamai tawaran tersebut guna mempertahankan kesepakatan yang telah disepakati.

  • Google Hentikan Dark Web Report Mulai Februari 2026, Ini Alasannya

    Google Hentikan Dark Web Report Mulai Februari 2026, Ini Alasannya

    Di sisi lain, Google resmi mengubah cara sistem operasi (OS) Android diperbarui lewat kehadiran Android 16. Rencananya, OS Android baru ini akan meluncur lebih cepat dari jadwal tahunan yang bisa diketahui pengguna Android.

    Dilansir Phone Arena, Sabtu (13/12/2025), Google menyebut Android 16 sebagai awal dari babak dari dalam cara kerja pembaruan Android.

    Raksasa teknologi berbasis di Mountain View itu tidak lagi terpaku pada siklus rilis satu kali setahun. Akan tetapi, mereka bergeser ke distribusi fitur lebih cepat dan lebih fleksibel.

    Lewat skema baru ini, Google ingin fitur terbaru di Pixel bisa segera hadir ke perangkat Android lainnya. Selama ini, banyak inovasi Android lebih awal meluncur eksklusif di HP Pixel dan baru tersedia di perangkat Android lainnya dalam waktu lama.

    Untuk tahap awal, Android 16 mulai digulirkan hari ini ke perangkat Pixel 6 dan model lebih baru. Sementara itu, distribusi ke perangkat dari vendor lain akan menyusul dalam waktu berbeda-beda.

    Fitur Baru Android 16, Apa Saja?

    Google pada Android 16 meluncurkan tiga kelompok fitur, beberapa di antaranya sebelumnya hanya tersedia untuk perangkat Pixel.

    1. Fitur notifikasi

    Google menghadirkan notification organizer, fitur ini secara otomatis mengelompokkan notifikasi berprioritas rendah dan menonaktifkannya.

    Notifikasi promosi, berita, hingga peringatan media sosial yang tidak mendesak, dengan begitu semua jenis promosi, berita, dan notifikasi media sosial yang tidak penting akan dinonaktifkan dan dimasukkan ke dalam kategori yang dapat dipilih pengguna.

    Di samping itu, ada pula AI powered notification summaries yang juga merupakan bagian dari pembaruan terbaru. Fitur ini menggunakan AI untuk meringkas pesan panjang dan utas obrolan grup yang pengguna terima menjadi ringkasan yang rapi.

  • Wamenkomdigi Waswas Bias Asing di AI Indonesia, Ajak Akademisi Bikin SLM Lokal

    Wamenkomdigi Waswas Bias Asing di AI Indonesia, Ajak Akademisi Bikin SLM Lokal

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mendorong para akademisi dan pengembang teknologi di Tanah Air untuk menangkap peluang pengembangan model kecerdasan buatan (AI) sendiri. Model AI yang dimaksud ialah Small Language Model (SLM).

    Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria mengatakan masifnya dominasi Large Language Model (LLM) dari pihak asing dapat berisiko terhadap output yang bias budaya serta minimnya kedaulatan digital Indonesia.

    “AI memiliki preferensi, cultural values yang dibawa dari lingkungannya, sehingga LLM yang dibentuk adalah refleksi dari pengetahuan yang relevan dengan budayanya, ketika mereka dipakai di tempat lain ya enggak nyambung, banyak biasnya,” jelas Nezar dikutip dari Siaran Pers Komdigi Rabu (17/12/2025).

    Nezar menjelaskan, di tengah perlombaan industri global menciptakan platform LLM yang mampu melakukan segala hal, terdapat celah strategis pada pengembangan SLM. 

    Berbeda dengan LLM yang bersifat umum, SLM dilatih dengan data-data spesifik sehingga memiliki tingkat akurasi yang lebih tinggi untuk menjawab pertanyaan di bidang tertentu.

    “SLM berbeda dengan LLM, karena SLM dilatih dengan data-data spesifik dan lebih akurat dalam menjawab pertanyaan di bidang tersebut,” kata Nezar.

    Lebih lanjut, mantan jurnalis dan anggota Dewan Pers tersebut mencontohkan efisiensi yang ditawarkan oleh SLM. Dia menyebut platform AI SLM yang dilatih khusus dengan data kebijakan publik akan memudahkan pengguna, baik pemerintah maupun masyarakat, dalam membedah persoalan kebijakan.

    Keunggulan teknis lainnya adalah kemudahan operasional. Pengguna tidak perlu lagi memikirkan teknik penulisan instruksi yang rumit atau prompt engineering demi mendapatkan data yang sesuai, karena model tersebut sudah memahami konteks spesifiknya.

    Untuk mengatasi persoalan bias budaya yang disebutkan sebelumnya, Nezar menawarkan konsep Sovereign AI atau kedaulatan AI. Dia menilai Indonesia perlu memiliki platform sendiri yang dibangun di atas fondasi nilai-nilai budaya bangsa, seperti Pancasila.

    “Untuk mencapai sovereign AI dibutuhkan landasan nilai, norma dasar, contohnya kita punya Pancasila, saya kira ini menarik sekali untuk dikembangkan lebih lanjut,” tuturnya.

    Nezar berharap riset-riset mengenai AI yang dilakukan oleh para akademisi tidak hanya berhenti di lingkungan kampus. Dia mendorong agar hasil riset tersebut memiliki dampak nyata kepada masyarakat serta bermanfaat untuk mewujudkan tata kelola teknologi AI dan transformasi digital yang berkeadilan. (Muhammad Diva Farel Ramadhan)

  • Axis Communications Fokus Perkuat Ekosistem Hadapi Gempuran CCTV Murah

    Axis Communications Fokus Perkuat Ekosistem Hadapi Gempuran CCTV Murah

    Bisnis.com, JAKARTA — Axis Communications, perusahaan asal Swedia yang mengkhususkan diri pada teknologi pengawasan dan keamanan, menegaskan komitmennya untuk lebih fokus pada penguatan ekosistem bisnis dalam menghadapi persaingan harga kompetitif di industri pada tahun depan.

    Country Manager Axis Communications Indonesia Johny Dermawan mengatakan berfokus pada kualitas merupakan strategi kunci untuk menjaga pertumbuhan berkelanjutan ke depan. Axis selalu mengoptimalkan ekosistemnya untuk memberikan nilai tambah bagi pelanggan.

    “Kita melihat harga sebagai sesuatu yang sekunder dari Axis. Karena Axis lebih mengoptimalkan dengan bekerja sama melalui ekosistem kami,” kata Johny, Rabu (17/12/2025).

    Johny menekankan bahwa fokus utama Axis bukan pada penurunan harga, melainkan pada penyediaan solusi komprehensif dengan membuka kemungkinan integrasi antar vendor. Sehingga saat sistem integrator mengajukan solusi, maka solusi yang diberikan benar-benar sesuai kebutuhan customer.

    Dia mencontohkan bagaimana Axis berperan sebagai “mata dan otak” dalam sistem pengawasan, di mana perangkat Axis dikombinasikan dengan teknologi lain untuk memenuhi kebutuhan keselamatan kerja dan efisiensi bisnis.

    Johny menambahkan bahwa dalam proyek keseluruhan, biaya perangkat CCTV dan solusi Axis hanya sebagian kecil dari total anggaran, sehingga harga bukan isu utama jika solusi lengkap terpenuhi.

    Tren efisiensi yang dilakukan oleh sejumlah korporasi seharusnya tidak menjadi masalah besar mengingat porsi yang diambil untuk pengadaan CCTV tidak terlalu besar dibandingkan dengan solusi IT lainnya.

    “Customer bukan nyari kamera, tapi solusi untuk jaga efisiensi produksi, business process, atau keselamatan kerja. Seperti bikin nasi goreng, yang penting hasilnya enak,” analoginya.

    CCTV Axis

    Pada tahun depan, Axis juga berencana terus meningkatkan hubungan dengan partner, termasuk jalur logistik yang lebih krusial. Johny optimistis pendekatan ekosistem ini akan menjaga momentum pertumbuhan bisnis di 2026, tanpa perlu akuisisi besar-besaran atau inovasi radikal baru.

    Dia menjelaskan dalam berbisnis Axis mengadopsi pendekatan two-tier, di mana produk dijual ke distributor, yang kemudian mendistribusikannya ke sistem integrator atau pelanggan akhir. Untuk memperkuat ekosistem ini, Axis juga bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk konsultan desain.

    Selain itu, kolaborasi dengan teknologi partner menjadi prioritas, khususnya dalam pengembangan software analitik yang mudah diintegrasikan. Dia menuturkan banyak teknologi partner yang mengembangkan perangkat lunak analitik dan berjalan di sistem Axis.

    “Customer hanya perlu ke website mereka, beli software-nya, masukin serial number Axis, sudah bisa dipakai. Sangat mudah,” katanya.

    Target Ambisius …

  • Instagram Rilis Fitur untuk Melihat dan Atur Algoritma Reels

    Instagram Rilis Fitur untuk Melihat dan Atur Algoritma Reels

    Motion Picture Association (MPA) sebagai lembaga di balik rating film Amerika Serikat (AS) telah melayangkan surat cased and desist (penghentian dan penarikan) resmi kepada Meta Platforms, perusahaan induk Instagram.

    Tuntutan ini muncul setelah Instagram mengumumkan bahwa akun remaja secara default akan dibatasi untuk melihat konten yang dipandu oleh rating filmPG-13.

    Dikutip dari The Verge, Rabu (12/11/2025), MPA mengirimkan permintaan penghentian kepada Meta pada 28 Oktober 2025 yang menyatakan bahwa penggunaan rating tersebut oleh Meta “benar-benar salah dan sangat menyesatkan”.

    Bulan lalu, Meta mengumumkan pembaruan untuk akun remaja Instagram yang hanya akan mengizinkan mereka melihat konten “mirip dengan yang mereka lihat di film PG-13”. MPA mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak dihubungi Meta sebelum pengumuman tersebut.

    Kini, MPA melangkah lebih jauh dengan menyatakan bahwa upaya Meta untuk membatas konten tidak mengikuti proses kurasi MPA dalam menentukan peringkat.

    MPA berpendapat bahwa perbandingan Meta adalah kesetaraan palsu karena dua alasan utama, yaitu proses moderasi dan erosi kepercayaan.

    Proses moderasi Meta bergantung pada kecerdasan buatan (AI) dan otomatisasi yang tidak sebanding dengan sistem rating MPA berbasis tinjauan manusia.

    Lalu, MPA khawatir bahwa ketidakakuratan filter otomatis Meta akan merusak kepercayaan publik terhadap kredibilitas sistem rating PG-13 yang menjadi standar puluhan tahun.

    Meskipun MPA meminta Meta untuk menghentikan penggunaan tanda dan peringkat PG-13 secara permanen, Meta tampaknya tidak berencana untuk mengalah dan menghentikan tindakannya.

    “Meta tidak pernah mengklaim atau menyiratkan bahwa penawaran Akun Remaja mereka secara resmi diberikan peringkat PG-13 atau disertifikasi oleh MPA. Faktanya, Meta secara tegas menyatakan sebaliknya,” tulis Meta.

  • Regulasi AI Tunggu Tanda Tangan Prabowo, Ditarget Terbit Awal 2026

    Regulasi AI Tunggu Tanda Tangan Prabowo, Ditarget Terbit Awal 2026

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan dua regulasi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), yakni peta jalan AI dan etika AI, tinggal menunggu tanda tangan Presiden Prabowo Subianto. Kedua regulasi tersebut akan diterbitkan dalam bentuk peraturan presiden (Perpres).

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Komdigi Edwin Hidayat Abdullah mengatakan, pihaknya telah menyampaikan draf regulasi tersebut kepada Kementerian Hukum untuk proses lebih lanjut.

    “Karena akan dibuat Keppres-nya [keputusan presiden] sendiri. Jadi, Keppresnya itu apa? Keppres untuk Perpres-perpres yang akan ditandatangani di 2026,” kata Edwin usai acara peresmian AI Innovation Hub yang digelar Telkomsel di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/12/2025).

    Edwin menjelaskan kedua regulasi tersebut saat ini sudah masuk dalam antrean penandatanganan. Dia berharap aturan tersebut sudah berada di meja presiden pada awal 2026, mengingat drafnya telah rampung sejak sekitar 2 bulan lalu.

    “Belum [ditandatangani], sudah ditandatangani mungkin sekitar kuartal pertama atau kedua,” ujarnya.

    Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan, pemerintah telah menyelesaikan sekitar 90% dari dua peraturan terkait AI, yakni peta jalan AI dan etika AI.

    “Ini akan mudah-mudahan ditandatangani presiden di awal tahun, jadi ini sudah dalam menunggu antrean dan menurut Mensesneg [Prasetyo Hadi] sudah masuk diprioritaskan untuk ditandatangani segera,” ungkapnya dalam konferensi pers Deklarasi Arah Indonesia Digital: Terhubung, Tumbuh, Terjaga di Jakarta, Rabu (10/12/2025).

    Meutya menuturkan, terdapat dua Perpres terkait AI yang akan diterbitkan. Namun, Komdigi tidak akan mengatur perkembangan AI secara sektoral, melainkan menyiapkan payung kebijakan secara umum.

    “Harapan kami nanti kalau payung besarnya memang sudah ditandatangani presiden. Mungkin silakan kementerian-kementerian pun lembaga-lembaga untuk membuat aturan AI per sektor masing-masing,” katanya.

    Dia menegaskan kementerian dan lembaga paling memahami kebutuhan pengaturan AI di sektor masing-masing. Lebih lanjut, Meutya menjelaskan Komdigi pada tahun ini telah meluncurkan sejumlah innovation hub, yakni Garuda Spark Innovation Hub di Jakarta, Bandung, dan Medan, serta berharap jumlahnya terus bertambah di berbagai daerah.

    “Inisiatif tersebut diharapkan dapat melahirkan lebih banyak talenta digital dan inovasi yang lebih merata di seluruh wilayah Indonesia,” katanya.

  • Masif Cetak Talenta AI, Pengamat Ingatkan Minimnya Ruang Pemanfaatan

    Masif Cetak Talenta AI, Pengamat Ingatkan Minimnya Ruang Pemanfaatan

    Bisnis.com, BANDUNG— Pemerintah dan pelaku industri semakin agresif membangun ekosistem kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) melalui kolaborasi lintas sektor untuk mencetak talenta digital. 

    Namun, di tengah masifnya program pelatihan dan pengembangan talenta AI, pengamat mengingatkan risiko apabila penciptaan talenta tidak diiringi dengan kesiapan ekosistem dan ruang pemanfaatan yang nyata di industri.

    Direktur Jenderal Ekosistem Digital Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Edwin Hidayat Abdullah, mengatakan pengembangan ekosistem AI saat ini mengusung konsep kolaborasi tiga sektor, yakni pemerintah, universitas, dan industri bisnis.

    “Nah konsepnya semua sama antara Garuda Park Innovation Hub dan juga dengan AI Innovation Hub Telkomsel dan ITB adalah kolaborasi tiga sektor. Antara pemerintah, universitas dan juga industri bisnis,” kata Edwin usai acara peresmian AI Innovation Hub di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/12/2025).

    Menurutnya, kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendorong pengembangan talenta digital agar masyarakat Indonesia memiliki kemampuan digital yang memadai dan mampu memberikan kontribusi nyata bagi pembangunan nasional.

    Edwin menilai selama ini pemanfaatan AI di Indonesia masih didominasi untuk kebutuhan hiburan. Karena itu, diperlukan jembatan antara riset dan industri agar AI dapat menciptakan nilai tambah yang lebih luas.

    Dia menambahkan penguatan ekosistem digital menjadi salah satu titik intervensi penting untuk mendukung target pertumbuhan ekonomi nasional. Pemerintah menargetkan kontribusi ekonomi digital yang lebih besar, seiring AI disebut sebagai gelombang baru ekonomi nasional. 

    “Ada yang bilang bahwa AI ini akan jadi the next wave-nya ekonomi Indonesia,” katanya.

    Namun, Edwin menekankan fokus utama pemerintah bukan semata mengejar angka kontribusi ekonomi. “Tapi sebenarnya bukan itu, yang paling penting adalah kita mendidik talenta ini,” ujarnya.

    Menurutnya pengembangan wadah ekosistem AI seperti  AI Innovation Hub yang dikembangkan bersama Telkomsel mampu menciptakan jutaan talenta digital dalam lima tahun ke depan. 

    “Targetnya dalam 5 tahun ke depan kita mencetak sekitar 4 juta techpreneur atau mereka yang bisa memanfaatkan teknologi digital dan bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan berdasar yang menggunakan teknologi,” kata Edwin.

    Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITB periode 2025—2030 Irwan Meilano mengatakan kolaborasi dengan Telkomsel melalui AI Innovation Hub merupakan bagian dari langkah nasional ITB untuk menjadi kampus yang berdampak.

    Bahkan sebagai tindak lanjut, dia mengatakan ITB mewajibkan seluruh mahasiswa tingkat pertama mempelajari AI lintas program studi. 

    “Sekarang kami sudah mewajibkan seluruh mahasiswa ITB di tingkat pertama itu untuk belajar AI,” kata Irwan.

    ITB juga menyiapkan laboratorium praktis agar mahasiswa dapat bekerja secara kolaboratif lintas disiplin.  Selain itu, ITB akan membuka program konsentrasi khusus AI pada jenjang sarjana mulai tahun 2026. 

    Program tersebut dirancang dengan pendekatan multidisiplin agar AI dapat diterapkan di berbagai sektor. 

    Ekosistem Pemanfaatan Minim

    Namun pengamat telekomunikasi dari ITB Agung Harsoyo menilai persoalan utama bukan semata kekurangan talenta AI, melainkan belum siapnya ekosistem pemanfaatan.

    “Indonesia saat ini cenderung lebih mengutamakan mencetak talenta AI dibanding menyediakan ruang pemanfaatannya,” kata Agung.

    Dia menilai talenta yang sudah tercetak membutuhkan akses pada data, masalah nyata, dan kesempatan berkarya. “Masalah kita bukan [hanya] kekurangan talenta AI, tapi belum cukupnya ekosistem yang memberi kesempatan berkarya, memberi data, dan masalah nyata untuk mereka selesaikan,” ujarnya.

    Agung berharap sinergi antarpemangku kepentingan dapat diperkuat agar talenta AI benar-benar berdampak bagi industri dan negara.  Menurutnya, peran pemerintah menjadi krusial dalam menyatukan ekosistem berbasis AI lintas sektor. 

    “Misal Komdigi, dapat membuat sinergi-program dari para penyelenggara jaringan [berbasis AI], penyelenggara jasa [berbasis AI], penyelenggara sistem elektronik [berbasis AI], dan lain-lain,” katanya. 

    Sementara itu, pengamat telekomunikasi Heru Sutadi mengingatkan AI bukan hanya peluang, tetapi juga tantangan besar, terutama bagi tenaga kerja. Dia menilai perkembangan AI berpotensi menggeser banyak pekerjaan manusia. 

    “Karena dengan perkembangan artificial intelligence seperti sekarang ini, tentunya bagi masyarakat ini menjadi tantangan karena banyak pekerjaan yang kemudian diambil oleh AI,” kata Heru saat dihubungi Bisnis Selasa (16/12/2025).

    Menurut Heru, reskilling dan upskilling menjadi kunci agar masyarakat tidak tertinggal. Dia juga menyoroti risiko pengangguran jika tantangan tersebut tidak dijawab, terutama di tengah bonus demografi.  Heru mengingatkan agar pengembangan AI difokuskan pada kebutuhan nasional. 

    Dia juga mengingatkan agar target penciptaan techpreneur tidak menjadi tujuan utama. “Kalau pendekatannya kemudian, oh ini ada peluang membentuk techpreneur sekian juta segala macam, saya khawatir ini kita akan kembali mengulang persoalan atau kegagalan ketika kita mengembangkan startup,” ujarnya.

  • Telkom Siapkan Teknologi dan Tenaga Ahli, Kawal PDNS hingga PDN Beroperasi Penuh

    Telkom Siapkan Teknologi dan Tenaga Ahli, Kawal PDNS hingga PDN Beroperasi Penuh

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. mengungkapkan  kesiapan dalam menjalankan peran sebagai pengelola Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) sambil menunggu Pusat Data Nasional (PDN) di Cikarang beroperasi penuh. 

    Penugasan tersebut didasarkan pada hasil Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).

    VP Corporate Communication Telkom Andri Herawan Sasoko mengatakan saat ini perseroan masih menunggu terbitnya regulasi resmi pemerintah sebagai dasar pelaksanaan tugas pengelolaan PDNS.

    “Saat ini Telkom sedang menunggu Inpres dan SKB Menteri terkait penugasan,” kata Andri kepada Bisnis pada Selasa (16/12/2025). 

    Meski masih menunggu terbitnya regulasi penugasan, Telkom disebut telah melakukan sejumlah persiapan internal secara paralel untuk memastikan kesiapan operasional PDNS. 

    Persiapan tersebut meliputi konsolidasi sumber daya manusia dan tenaga ahli, penyiapan teknologi serta perangkat pendukung, penguatan kembali infrastruktur dan sumber daya lainnya, hingga pengusulan penambahan standar operasional prosedur (SOP) dan tata kelola guna memperkuat layanan PDNS.

    Dari sisi keamanan data dan sistem, Andri mengatakan Telkom menegaskan pengelolaan PDNS akan dilakukan sesuai dengan standar dan rekomendasi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). 

    Hal ini menjadi aspek krusial mengingat PDNS berfungsi sebagai penopang layanan data pemerintah sebelum PDN beroperasi sepenuhnya.

    Dia menambahkan, penguatan sistem keamanan telah menjadi bagian dari persiapan yang dijalankan perusahaan. 

    “Saat ini Telkom telah mengimplementasikan kelengkapan standar security sesuai dengan rekomendasi BSSN guna penguatan posture security PDNS,” katanya. 

    Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) mengungkapkan PDN di Cikarang belum dapat dioperasikan karena masih menjalani proses evaluasi keamanan oleh BSSN. Direktur Jenderal Teknologi Pemerintah Digital Komdigi Mira Tayyiba mengatakan penilaian tersebut masih berlangsung.

    “Untuk PDN doakanlah. Kami sudah siap tetapi kan masih dinilai sama BSSN. [kenapa lama?] Ya kan ada remedial segala sudah kayak orang ujian,” kata Mira kepada Bisnis, dikutip Minggu (14/12/2025).

    Proses penilaian kelayakan PDN tercatat telah berlangsung lebih dari satu tahun. PDN dirancang sebagai pusat data terintegrasi untuk menempatkan, menyimpan, mengolah, dan memulihkan data instansi pemerintah pusat dan daerah, sekaligus menjadi tulang punggung Sistem Pemerintah Berbasis Elektronik (SPBE).

    Nilai investasi pembangunan PDN tahap pertama di Cikarang mencapai sekitar Rp2 triliun hingga Rp2,7 triliun, yang dibiayai melalui kombinasi pendanaan pemerintah Prancis dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). 

  • Telkomsel Siapkan Ekosistem, Bangun AI Innovation Hub di ITB Bandung

    Telkomsel Siapkan Ekosistem, Bangun AI Innovation Hub di ITB Bandung

    Bisnis.com, BANDUNG — PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) bersama Institut Teknologi Bandung (ITB) meresmikan AI Innovation Hub di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/12/2025).

    Inisiatif ini merupakan tindak lanjut dari penandatanganan Nota Kesepahaman pembentukan AI Innovation Hub pada Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri (KSTI) Indonesia 2025 yang digelar pada 7–9 Agustus 2025. 

    AI Innovation Hub berlokasi di lantai 4 Labtek STEI ITB dan menjadi yang pertama dari rangkaian pusat inovasi serupa yang akan dihadirkan Telkomsel di berbagai wilayah Indonesia.

    Direktur Utama Telkomsel Nugroho mengatakan pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) telah memberikan dampak nyata bagi perusahaan, mulai dari peningkatan kepuasan pelanggan hingga pertumbuhan pendapatan. 

    Menurutnya, peresmian AI Innovation Hub merupakan bentuk tanggung jawab Telkomsel untuk berkontribusi kembali kepada ekosistem.

    Dia berharap fasilitas ini dapat membuka peluang sinergi antara akademisi, pelaku industri, dan komunitas teknologi guna mempercepat transformasi digital nasional.

    “Ini tentunya dalam rangka salah satunya tentu alignment supaya bisa berkolaborasi bersama,” kata Nugroho dalam acara peresmian di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/12/2025).

    Selain itu, peresmian AI Innovation Hub juga menjadi wujud komitmen Telkomsel dalam mengakselerasi pengembangan talenta digital serta memperkuat kapasitas inovasi nasional. 

    Inisiatif ini selaras dengan Garuda Spark Innovation Hub Komdigi, misi Asta Cita Pemerintah Republik Indonesia, serta visi Indonesia Emas 2045. 

    Sebelumnya, Telkomsel juga telah mengembangkan kemampuan lebih dari 80% karyawannya sebagai talenta digital AI.

    Sementara itu, Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid yang hadir secara daring menyampaikan AI Innovation Hub merupakan tindak lanjut dari komitmen yang telah dibangun dalam rangkaian konvensi sains dan teknologi pada KSTI 2025. 

    Inisiatif ini juga sejalan dengan arahan Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto agar terjadi penyatuan kekuatan sains, teknologi, dan industri untuk mempercepat transformasi ekonomi menuju Indonesia Emas 2045.

    “Dan kita menegaskan tujuan besar yang ingin kita capai bersama, yaitu memperkuat ekosistem kecerdasan artifisial nasional yang inklusif dan juga berkelanjutan,” katanya.

    Meutya menambahkan pihaknya meyakini akan lahir lebih banyak inovasi setelah AI Innovation Hub diluncurkan. 

    Keyakinan tersebut didasarkan pada rekam jejak ITB yang dinilai memiliki warisan panjang dan kontribusi besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi nasional.

    Lebih lanjut, Meutya mengatakan pihaknya menitipkan sejumlah fokus pengembangan dalam peta kecerdasan artifisial nasional. 

    Terdapat sekitar 10 poin atau arah utama yang diharapkan dapat menjadi fokus pengembangan AI Innovation Hub di ITB.

    Fokus tersebut mencakup program prioritas Presiden, antara lain ketahanan pangan, kesehatan, pendidikan, ekonomi dan keuangan, reformasi birokrasi, politik, hukum dan keamanan, energi serta sumber daya dan lingkungan, perumahan, transportasi dan logistik, infrastruktur, hingga seni budaya dan ekonomi kreatif.

    “Jadi kurang lebih di sektor-sektor inilah kita mengharap sekali angka inovasi-inovasi yang layak dalam di teknologi kecerdasan artifisial ini, untuk nanti mungkin juga bisa ditambah yang sekarang juga sedang trend, bagaimana kita melihat kecerdasan artifisial untuk mengenal dan menguasai antariksa,” katanya.

    Lebih lanjut, AI Innovation Hub menghadirkan sejumlah kegiatan utama. Pertama, AI Academy yang berfokus pada pembelajaran AI melalui platform learning management system (LMS) dan kegiatan rutin bulanan. 

    Platform LMS di aihubnusantara.id berbasis teknologi AI yang mendukung pembelajaran terstruktur untuk berbagai tingkat kemampuan, mulai dari Beginner, Intermediate, hingga Advanced.

    LMS ini menyediakan beragam konten berupa video interaktif, modul pelatihan, practice test, dan exam yang terintegrasi dengan sistem pre-assessment untuk mengukur kesiapan peserta. Setiap peserta yang menyelesaikan pelatihan akan memperoleh sertifikat resmi guna meningkatkan kredibilitas kompetensi AI mereka.

    Kedua, AI Hub Event yang dirancang untuk merangsang inovasi dan kolaborasi melalui berbagai format, seperti webinar, kompetisi hackathon, AI panel discussions, serta networking sessions. 

    Kegiatan ini menghadirkan praktisi AI dari berbagai sektor dan mengangkat tema-tema relevan untuk mendorong pertukaran wawasan antara pelanggan enterprise, komunitas startup, dan akademisi.

    Ketiga, AI Hub Showcase yang mengakomodasi kolaborasi lintas sektor dengan menampilkan proyek-proyek inovatif dari AI Labs, peserta LMS, startup, serta use case internal Telkomsel. 

    Showcase ini disajikan dalam format interaktif, termasuk demo video, video on-demand, dan QR code untuk akses cepat selama jam operasional.

    Keempat, AI Labs yang menyediakan fasilitas riset dan pengembangan solusi berbasis AI. Fasilitas ini didukung oleh tim khusus yang terdiri dari AI engineers, data scientists, dan product owners, serta dilengkapi akses ke dummy datasets dan GPU. 

    Kehadiran AI Labs diharapkan dapat mempercepat proses inovasi dan implementasi teknologi AI sesuai kebutuhan akademik maupun industri.

    Caption: Direktur Utama Telkomsel Nugroho dalam acara peresmian AI Innovation Hub di Kampus ITB, Bandung, Jawa Barat, Selasa (16/12/2025).

  • Telkomsel Deteksi 1,4 Miliar Percobaan Penipuan Digital (SCAM)

    Telkomsel Deteksi 1,4 Miliar Percobaan Penipuan Digital (SCAM)

    Bisnis.com, BANDUNG— PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) menemukan miliaran percobaan penipuan digital per tahun. Anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) itu meluncurkan sistem anti scam Sistem Cegah Scam Keliling (Siscamling) untuk mencegah serangan.

    Siscamling diluncurkan bersamaan dengan peresmian AI Innovation Hub yang berlokasi di lantai 4 Labtek STEI Institut Teknologi Bandung (ITB), Bandung, Jawa Barat.

    Telkomsel mencatat terdapat sekitar 1,4 miliar percobaan penipuan (scam) yang mengganggu Indonesia setiap tahunnya, sehingga menimbulkan keresahan di tengah masyarakat.

    Direktur Utama Nugroho mengatakan perusahaan mengadopsi kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) untuk memperkuat sistem anti-scamnya. 

    “Salah satunya kami pakai [AI] untuk anti scamming. Insya Allah punya kami lebih baik dari yang sudah ada namanya Siscamling, Sistem Cegah Scam Keliling,” kata Nugroho.

    Siscamling mengusung pendekatan deteksi proaktif dan adaptif. Model AI dalam sistem ini dilatih secara berkelanjutan menggunakan mahadata telekomunikasi anonim, divalidasi lintas unit internal, terintegrasi dengan mahadata global, serta dilengkapi analisis riwayat panggilan. Pendekatan tersebut memungkinkan identifikasi pola penipuan yang terus berkembang.

    Pencegahan juga dilakukan langsung di tingkat jaringan, sehingga perlindungan dapat berjalan otomatis tanpa memerlukan aplikasi tambahan. Cara kerjanya, sistem ini memberikan notifikasi risiko secara real time pada panggilan atau SMS yang terindikasi scam atau spam, sehingga pelanggan dapat mengambil keputusan secara lebih aman.

    Selain itu, Siscamling dirancang dengan prinsip privacy-by-design dengan tetap mematuhi standar perlindungan data pelanggan dan regulasi yang berlaku. Pengaturan preferensi serta ringkasan aktivitas perlindungan dapat dikelola melalui mini-app SISCAMLING di aplikasi MyTelkomsel.

    Sistem ini juga menyediakan materi edukasi mengenai modus penipuan terkini serta kanal pelaporan, yang berfungsi mendukung penyempurnaan model AI secara berkelanjutan.

    “Dengan Siscamling, kami ingin menghadirkan rasa aman yang nyata agar pelanggan tetap produktif dan fokus pada aktivitas digitalnya,” tutup Nugroho.

    Siscamling akan diaktifkan secara bertahap mulai 15 Desember 2025 untuk pelanggan SIMPATI dan Telkomsel Halo, dengan target menjangkau seluruh pelanggan Telkomsel pada awal 2026.