Jenis Media: Regional

  • Panitia Siksorogo Lawu 2025 Beri Pernyataan Terbuka Setelah Dua Peserta Meninggal
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Desember 2025

    Panitia Siksorogo Lawu 2025 Beri Pernyataan Terbuka Setelah Dua Peserta Meninggal Regional 7 Desember 2025

    Panitia Siksorogo Lawu 2025 Beri Pernyataan Terbuka Setelah Dua Peserta Meninggal
    Tim Redaksi
    KARANGANANYAR, KOMPAS.com
    – Panitia Siksorogo Lawu Ultra 2025 secara terbuka menyampaikan belasungkawanya terkait peristiwa dua peserta lomba lari 15 Km yang tewas, Minggu (7/12/2025).
    Sebagaimana diketahui, dua orang meninggal dalam kegiatan
    Siksorogo Lawu Ultra 2025
    yang diselenggarakan di Kecamatan
    Tawangmangu
    , Kabupaten
    Karanganyar
    , Jawa Tengah. 
    Melalui akun instagram @siksorogolawuultra, pihak panitia menyampaikan :
    Dengan rasa duka yang sangat mendalam, kami keluarga besar
    Siksorogo Lawu Ultra
    2025 menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas berpulangnya dua peserta kami yang mengalami kondisi medis darurat dalam rangkaian kegiatan Siksorogo Lawu Ultra 2025.
    Almarhum telah berjuangdengan penuh semangat dan keberanian, menjadi bagian dari perjalanan luar biasa dalam event ini.
    Kehilangan ini menjadi duka yang sangat mendalam, tidak hanya bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga bagi seluruh panitia, relawan, dan komunitas trail running Indonesia.
    Kami menyampaikan simpati dan empati yang sebesar-besarnya kepada keluarga, kerabat, danorang-orang terkasih.
    Semoga diberikan kekuatan, ketabahan, dan keikhlasan dalam menghadapi masa yang sangat sulit ini.
    Kami juga menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada tim medis,relawan, dan seluruh pihak yang telah berupaya maksimal dalam memberikan pertolongan segera.
    Semoga almarhum mendapatkan tempat terbaik di sisi Tuhan Yang Maha Esa, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan dan ketenangan hati.
    Hingga saat ini panitia belum memberikan tanggapan langsung terkait kejadian ini. Reporter Kompas.com masih berupaya menghubungi pihak yang berwenang dalam kegiatan Siksorogo Lawu Ultra 2025 ini. 
    Sebagai informasi, dua peserta lomba lari ultra, Siksorogo Lawu Ultra 2025, dilaporkan meninggal dunia saat mengikuti perlombaan kategori 15 Km pada Minggu (7/12/2025).
    Korban pertama adalah Sigit Joko Poernomo (45) seorang PNS asal Jl. Cemp Baru Timur No. 7, Rt. 13 Rw. 06, Kel. Cempaka Baru, Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat.
    Korban kedua, yakni Pujo Buntoro yang juga seorang PNS asal Tegal Winangun, Karanganyar.
    “Korban tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Evakuasi korban ke RSUD Kabupaten Karanganyar berhasil dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB,” jelas PS Kasi Humas Polres Karanganyar, Iptu Mulyadi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pembalakan Liar Marak di Lampung, Warga Khawatir Bencana Merundung

    Pembalakan Liar Marak di Lampung, Warga Khawatir Bencana Merundung

    Liputan6.com, Lampung – Aksi brutal pembalakan liar di kawasan hutan Sahbardong, Pekon Pugung Penengahan, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, terjadi di depan mata dan membuat warga resah. Ribuan kayu hutan ditebangi dalam kurun waktu lama, namun hingga kini nyaris tak tersentuh hukum.

    Dalam sebuah video yang beredar pada Sabtu (6/12/2025), tampak dua pekerja dengan santainya menebang pohon hutan berdiameter besar menggunakan gergaji mesin. Balok-balok kayu berukuran raksasa berserakan.

    Kayu gelondongan yang masih baru ditebang terlihat memenuhi area perbukitan yang kini tampak gundul dan rusak. Video berdurasi 33 detik itu menjadi bukti bahwa aktivitas tersebut terorganisir dan bukan kali pertama terjadi.

    Awak Liputan6.com mencoba menghubungi Kapolres Pesisir Barat AKBP Bestiana terkait pembalakan liar yang masih terjadi di wilayah itu, namun tidak merespons.

    Sementara Komandan Kodim 0422/Lampung Barat, Letkol Inf Rizky Kurniawan membenarkan, saat dihubungi mengakui adanya praktik illegal logging di wilayah tersebut.

    “Iya benar. Saat ini sudah ditangani pihak berwajib. Kegiatan sudah dihentikan dan pelaku dibawa ke Polda Lampung,” kata Rizky saat dikonfirmasi, Minggu (7/12/2025).

    Dikirim ke Pulau Jawa, Angkut Kayu Saat Malam Hari

    Seorang warga, Salda Andala, mengungkap bahwa kayu yang ditebang merupakan jenis Kayu Minyak, yang tergolong dilindungi. Ia menyebut aksi itu sudah disertai praktik jual-beli kayu secara gelap.

    “Videonya jelas, itu kayu minyak. Saat dicek ke pangkalan di Sahbardong, sudah banyak yang dipotong jadi balok dan siap dikirim keluar daerah,” ujarnya.

    Menurut keterangan Veri Nopiansah, warga setempat, para pelaku mengangkut kayu menggunakan truk pada malam hari untuk menghindari kecurigaan. Kayu-kayu itu bahkan disebut telah dipasarkan hingga ke Pulau Jawa.

    “Sudah dipotong jadi ukuran 10×20 ataupun log untuk dikirim ke Jawa,” ungkapnya.

    Di lokasi penebangan juga ditemukan alat berat yang diduga digunakan membuka akses jalan menuju titik pembalakan. Lokasinya berada belasan kilometer dari jalan lintas sehingga menyulitkan aparat menindak langsung di lapangan.

     

  • Pembalakan Liar Marak di Lampung, Warga Khawatir Bencana Merundung

    Pembalakan Liar Marak di Lampung, Warga Khawatir Bencana Merundung

    Liputan6.com, Lampung – Aksi brutal pembalakan liar di kawasan hutan Sahbardong, Pekon Pugung Penengahan, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, terjadi di depan mata dan membuat warga resah. Ribuan kayu hutan ditebangi dalam kurun waktu lama, namun hingga kini nyaris tak tersentuh hukum.

    Dalam sebuah video yang beredar pada Sabtu (6/12/2025), tampak dua pekerja dengan santainya menebang pohon hutan berdiameter besar menggunakan gergaji mesin. Balok-balok kayu berukuran raksasa berserakan.

    Kayu gelondongan yang masih baru ditebang terlihat memenuhi area perbukitan yang kini tampak gundul dan rusak. Video berdurasi 33 detik itu menjadi bukti bahwa aktivitas tersebut terorganisir dan bukan kali pertama terjadi.

    Awak Liputan6.com mencoba menghubungi Kapolres Pesisir Barat AKBP Bestiana terkait pembalakan liar yang masih terjadi di wilayah itu, namun tidak merespons.

    Sementara Komandan Kodim 0422/Lampung Barat, Letkol Inf Rizky Kurniawan membenarkan, saat dihubungi mengakui adanya praktik illegal logging di wilayah tersebut.

    “Iya benar. Saat ini sudah ditangani pihak berwajib. Kegiatan sudah dihentikan dan pelaku dibawa ke Polda Lampung,” kata Rizky saat dikonfirmasi, Minggu (7/12/2025).

    Dikirim ke Pulau Jawa, Angkut Kayu Saat Malam Hari

    Seorang warga, Salda Andala, mengungkap bahwa kayu yang ditebang merupakan jenis Kayu Minyak, yang tergolong dilindungi. Ia menyebut aksi itu sudah disertai praktik jual-beli kayu secara gelap.

    “Videonya jelas, itu kayu minyak. Saat dicek ke pangkalan di Sahbardong, sudah banyak yang dipotong jadi balok dan siap dikirim keluar daerah,” ujarnya.

    Menurut keterangan Veri Nopiansah, warga setempat, para pelaku mengangkut kayu menggunakan truk pada malam hari untuk menghindari kecurigaan. Kayu-kayu itu bahkan disebut telah dipasarkan hingga ke Pulau Jawa.

    “Sudah dipotong jadi ukuran 10×20 ataupun log untuk dikirim ke Jawa,” ungkapnya.

    Di lokasi penebangan juga ditemukan alat berat yang diduga digunakan membuka akses jalan menuju titik pembalakan. Lokasinya berada belasan kilometer dari jalan lintas sehingga menyulitkan aparat menindak langsung di lapangan.

     

  • Liga 4 Piala Gubernur Jatim, Persatu Tuban Kalahkan Bojonegoro FC

    Liga 4 Piala Gubernur Jatim, Persatu Tuban Kalahkan Bojonegoro FC

    Tuban (beritajatim.com) – Liga 4 Kapal Api Piala Gubernur Jawa Timur tahun 2025 memertandingkan Persatu Tuban melawan Bojonegoro FC di Tuban Sport Centre (TSC). Persatu unggul dengan skor 2-0.

    Gol di menit kelima. Bola berhasil dimasukkan ke gawang oleh Iryanto Wandik nomor punggung 7. Gol kembali dicetak di menit ke tiga belas juga Iryanto Wandik.

    Head Coach Persatu Tuban, Khoirul Anam mengucapkan syukur atas kemenangan hari ini meski dirasa belum memuaskan.

    “Kita ucapkan syukur kepada Allah kita masih diberi kemenangan meskipun hasil ini saya pribadi sebagai pelatih kepala merasa belum puas,” ujar Khoirul Anam, Minggu (07/12/2025).

    Konferensi pers Head Coach Khoirul Anam didampingi kapten tim Persatu Tuban. [foto: Diah Ayu/beritajatim.com]Khoirul Anam menyampaikan permainan sudah fair dan itu merupakan hasil keputusan oleh wasit.

    “Kan semua sudah melihat ya, pemain dari Bojonegoro juga melakukan aksi dalam bahasanya sikut, jadi itu keputusan wasit. Ranahnya itu di wasit bukan pelatih,” tambahnya.

    Sementara itu, kapten tim Persatu Andrian juga mengaku belum puas pada tim permainan laga pertama.

    “Untuk pertandingan selanjutnya akan kami usahakan untuk masyarakat Tuban agar Persatu selalu diberi kemenangan,” pungkasnya. [dya/but]

  • Banjir di Tanjung Pura Langkat Berangsur Surut, Warga Mulai Pulang dari Pengungsian 
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        7 Desember 2025

    Banjir di Tanjung Pura Langkat Berangsur Surut, Warga Mulai Pulang dari Pengungsian Medan 7 Desember 2025

    Banjir di Tanjung Pura Langkat Berangsur Surut, Warga Mulai Pulang dari Pengungsian
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com 
    – Air yang mengenangi wilayah Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara, Minggu (7/12/2025) mulai surut, setelah 12 hari dilanda banjir.
    Pantauan
    Kompas.com
    , air yang sebelumnya mencapai 80 cm menggenangi di Jalan Pemuda dan Jalan Khairil Anwar, sudah turun menjadi sekitar 30 cm.
    Tampak warga setempat sudah lancar mengakses jalan itu dengan sepeda motor, mobil, maupun berjalan kaki. Sampan yang sebelumnya siap sedia di lokasi juga telah berpindah.
    Satu per satu warga yang mengungsi di areal sekitar pun mulai beranjak. Mereka mulai berkemas-kemas ke rumahnya masing-masing.
    Warga yang tinggal di samping pinggir jalan terlihat sibuk membersihkan barang-barang yang terkena lumpur. Beberapa warung-warung pun mulai buka.
    Riko, warga setempat, mengatakan air mulai surut semalam. Menurut dia, kondisi itu terjadi karena tanggul yang jebol sudah mulai diperbaiki.

    Nah
    , beberapa hari ini juga gak ada hujan. Jadi syukur lah, airnya jadi surut,” sebut Riko saat diwawancarai di Jalan Khairil Anwar.
    Dia berharap pasca bencana ini Pemerintah tidak menutup mata. Sebab, warga tetap membutuhkan bantuan untuk perbaikan rumah dan lainnya.

    Ya
    selama
    banjir
    ini
    kan
    kita
    gak
    kerja. Mau dari mana uang. Terus rumah rusak. Barang-barang terendam lumpur,” ucap Riko.
    “Kalau bisa Pemerintah jangan tutup mata. Perhatikan kami ini. Kalau kemarin penyaluran bantuannya mandek karena sulit dijangkau, nah ini sudah surut. Jadi gak ada alasan lagi, sambung dia.
    Ada pun, amatan
    Kompas.com
    , masih ada titik genangan air yang cukup tinggi di Kecamatan
    Tanjung Pura
    .
    Misalnya saja di jalan di daerah Desa Pekubuan. Tinggi air masih di sekitar 80 cm dan rumah warga masih tergenang. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pemkab Puncak Dirikan Pasar untuk "Mama Papua" dan Bebaskan Retribusi
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Desember 2025

    Pemkab Puncak Dirikan Pasar untuk "Mama Papua" dan Bebaskan Retribusi Regional 7 Desember 2025

    Pemkab Puncak Dirikan Pasar untuk “Mama Papua” dan Bebaskan Retribusi
    Tim Redaksi
    JAYAPURA, KOMPAS.com
    – Setelah lima bulan pengerjaan, Pasar Ilaga akhirnya rampung, dan diresmikan Bupati Puncak, Elvis Tabuni pada Minggu (7/12/2025).
    Hadirnya pasar Ilaga ini tak hanya akan meningkatkan ekonomi masyarakat tapi juga menjawab kerinduan dari mama-mama pedagang asli
    Papua
    untuk memiliki pasar yang permanen dan representatif.
    “Saya senang, sekarang mama mama Papua di Ilaga dan sekitarnya sudah memiliki pasar yang layak.”
    “Mereka tidak duduk lagi di tanah, tapi sudah duduk berjualan di pasar yang baik, ingat ini fasilitas umum harus sama-sama dijaga,” kata Elvis Tabuni.
    Elvis Tabuni mengatakan, Pasar Ilaga ini bukan sekadar tempat transaksi ekonomi, namun sebagai simbol penghargaan kepada mama-mama pedagang asli Papua yang selalu kerja keras dan semangat untuk meningkatkan ekonominya melalui jualan hasil bumi.
    Apalagi pasar ini berada di Ibu Kota
    Kabupaten Puncak
    , menjadi wajah baru Kehadiran Pemerintah bagi rakyat Puncak.
    “Pasar ini adalah bukti nyata dari komitmen kita bersama dalam mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dan pemberdayaan masyarakat Puncak,” ujar dia.
    Sementara itu, PLT Kepala Disnakerperindag Kabupaten Puncak, Ruth Alom mengatakan setelah pasar dibangun, pihaknya akan bekerja sama dengan pihak distrik dan pihak lainnya untuk menata kembali para pedagang.
    “Mereka yang sudah sering jualan di sini, sudah baku tahu, kerajinan tangan ada di mana, jualan hasil bumi ada di mana, akan diatur oleh staf kita, sehingga tidak menimbulkan masalah,” kata dia.
    Saat disinggung, apakah pedagang mama-mama asli Papua ini akan dikenakan retribusi?
    Ruth Alom mengatakan, Mama-mama pedagang asli Papua yang berjualan secara alami dan tradisional akan digratiskan.
    “Mereka itu berjualan hasil bumi, sehingga untuk memprotreksi mereka, maka Pemerintah daerah melalui Disnakerperindag tidak akan mengenakan retribusi, mereka bebas berjualan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka,” ungkap dia.
    Sementara itu, salah satu pedagang mama asli Papua Loriana Murib, menyampaikan terima kasih kepada Pemerintah Kabupaten Puncak, karena kerinduan mereka selama ini untuk mendapatkan pasar yang represetatif akhirnya terkabul.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Wadir Antikekerasan Wartawan PWI Pusat Minta Kapolres Ngawi Usut Tuntas Intimidasi Jurnalis

    Wadir Antikekerasan Wartawan PWI Pusat Minta Kapolres Ngawi Usut Tuntas Intimidasi Jurnalis

    Jakarta  (beritajatim.com)— Wakil Direktur Antikekerasan Wartawan PWI Pusat, Supardi, menyampaikan keprihatinan sekaligus kecaman keras terkait tindakan pengusiran dan intimidasi terhadap sejumlah jurnalis yang tengah melakukan peliputan di Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Bintang Mantingan, Kabupaten Ngawi.

    Ia menilai peristiwa tersebut sebagai bentuk nyata penghalangan kerja jurnalistik dan pelanggaran terhadap hak publik dalam memperoleh informasi.

    “Kami meminta Kapolres Ngawi untuk mengusut tuntas kasus tersebut serta menindak siapa pun yang terbukti melakukan intimidasi maupun menghalangi pelaksanaan tugas jurnalistik,” ujar Supardi, yang akrab disapa Hardy, dalam pernyataan resminya, Minggu (7/12/2025).

    Intimidasi Wartawan Langgar UU Pers

    Hardy menegaskan bahwa tindakan mengusir dan menghambat jurnalis saat bertugas tidak hanya bertentangan dengan prinsip demokrasi, tetapi juga merupakan tindak pidana sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers.

    Pasal 4 ayat (2) menyatakan bahwa pers nasional bebas dari penyensoran, pembredelan, maupun pelarangan penyiaran.

    Pasal 18 ayat (1) mengatur ancaman pidana bagi pihak yang dengan sengaja menghalangi kerja jurnalistik, yaitu pidana penjara hingga dua tahun atau denda maksimal Rp500 juta.

    Menurut Hardy, langkah hukum atas kasus ini penting bukan hanya bagi jurnalis yang menjadi korban, tetapi juga sebagai pembelajaran bagi masyarakat bahwa kebebasan pers memiliki dasar hukum yang kuat dan wajib dihormati.

    Wartawan Berhak Meliput di Lokasi Berkepentingan Publik

    Hardy menambahkan bahwa jurnalis memiliki hak untuk melakukan peliputan di lokasi yang berkaitan dengan kepentingan publik, termasuk fasilitas layanan masyarakat seperti SPPG.

    Selama menjalankan tugas berdasarkan etika dan aturan profesi, tidak boleh ada pihak mana pun yang mengintimidasi atau menghalangi kegiatan jurnalistik.

    Wakil Direktur Antikekerasan Wartawan PWI Pusat Supardi “Hardy”

    Ia juga mengimbau seluruh jurnalis, terkhusus anggota PWI, agar tetap menjaga profesionalisme, mengutamakan akurasi, serta mematuhi Kode Etik Jurnalistik (KEJ). Wartawan juga diingatkan agar tetap mengedepankan keselamatan dan tidak terprovokasi oleh tindakan-tindakan yang dapat memicu konflik di lapangan.

    “Setiap tindakan melawan hukum yang mengganggu kerja pers harus dilawan melalui mekanisme hukum yang berlaku,” tegas Hardy.

    Kronologi Intimidasi di Ngawi

    Peristiwa intimidasi di SPPG Bintang Mantingan terjadi pada Jumat (5/12). Sebanyak delapan jurnalis dari berbagai media tengah melakukan peliputan terkait program pemenuhan gizi dan perkembangan dugaan kasus keracunan di lokasi tersebut.

    Namun, kegiatan peliputan tiba-tiba dihentikan paksa oleh seseorang yang diduga berada di area SPPG. Para jurnalis juga menerima ancaman bernada intimidatif, termasuk ancaman penganiayaan.

    Atas kejadian tersebut, para jurnalis melaporkan kasus ini ke Polres Ngawi dengan didampingi kuasa hukum untuk diproses lebih lanjut. (ted)

  • Panitia Siksorogo Lawu 2025 Beri Pernyataan Terbuka Setelah Dua Peserta Meninggal
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        7 Desember 2025

    Dua Peserta Siksorogo Lawu 2025 Meninggal, Ini Kronologinya Regional 7 Desember 2025

    Dua Peserta Siksorogo Lawu 2025 Meninggal, Ini Kronologinya
    Tim Redaksi
    KARANGANYAR, KOMPAS.com –
    Dua peserta lomba lari ultra, Siksorogo Lawu Ultra 2025 di Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar dilaporkan meninggal dunia, Minggu (7/12/2025).
    Keduanya merupakan peserta kategori 15 Km pada perlombaan tersebut.
    Keduanya diperkirakan sudah kehilangan nyawa saat tim medis datang untuk melakukan pertolongan pertama.
    Hal ini terungkap setelah pihak kepolisian melakukan olah TKP.
    PS Kasi Humas Polres
    Karanganyar
    , Iptu Mulyadi mengatakan, kejadian tersebut dilaporkan ke pihak kepolisian sekitar pukul 11.30 WIB.
    Berdasarkan hasil olah TKP dan keterangan saksi, saat kejadian kondisi cuaca hujan lebat.
    Korban pertama yang bernama Sigit Joko Poernomo (45) seorang PNS asal Jl. Cemp Baru Timur No. 7, Rt. 13 Rw. 06, Kel. Cempaka Baru, Kec. Kemayoran, Jakarta Pusat dilaporkan pingsan sekitar pukul 10.44 WIB saat melewati Bukit Cemoro Mitis atau Km 12 dalam rute lari 15 Km.
    Petugas PMI dan Marsal yang dikerahkan ke lokasi untuk memberikan pertolongan gagal menyelamatkan nyawa korban.
    “Korban tidak dapat diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia. Evakuasi korban ke RSUD Kabupaten Karanganyar berhasil dilakukan sekitar pukul 14.30 WIB,” jelasnya.
    Korban kedua yang bernama Pujo Buntoro yang juga seorang PNS asal Tegal Winangun, Karanganyar, dilaporkan terkapar di Bukit Cemoro Wayang atau Km 8 dalam rute 15 Km selang 11 menit dari peristiwa pertama atau sekitar pukul 10.55 WIB.
    Pujo mengalami gangguan sesak nafas saat berlari. Ia diketahui memiliki riwayat penyakitnya paru-paru.
    “Sama seperti kasus pertama, petugas yang tiba di lokasi menemukan korban sudah meninggal dunia. Evakuasi oleh tim relawan
    Siksorogo Lawu Ultra
    berhasil dilakukan lebih lanjut, dan korban dibawa ke RSUD Kabupaten Karanganyar sekitar pukul 15.30 WIB untuk pemeriksaan lebih lanjut,” bebernya.
    Mulyadi menambahkan, kedua jenazah peserta saat ini berada di RSUD Kabupaten Karanganyar untuk proses pemeriksaan dan penanganan lebih lanjut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kejar Pakaian Hanyut, Anak di Sampang Tewas Tenggelam

    Kejar Pakaian Hanyut, Anak di Sampang Tewas Tenggelam

    Sampang (beritajatim.com) – Seorang siswi inisial WAH (11) meninggal dunia setelah tenggelam di aliran Sungai Kembang Kuning, Desa Gunung Eleh, Kecamatan Kedungdung, Kabupaten Sampang.

    Kejadian berawal saat delapan anak seusia korban datang ke sungai untuk mandi dan makan rujak. Setelah selesai mandi, rombongan hendak naik ke daratan. Namun dua anak kembali turun ke sungai karena salah satunya kehilangan pakaian yang hanyut terbawa arus.

    “Keduanya turun lagi ke sungai untuk mengambil baju yang terhanyut air,” ujarnya, Minggu (7/12/2025).

    Saat mencoba mengambil pakaian, arus sungai tiba-tiba semakin deras dan menyeret kedua anak tersebut. Satu anak berhasil menyelamatkan diri dengan meraih tepian, sementara satu lainnya terbawa arus hingga akhirnya tenggelam.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang, Mohammad Hozin, membenarkan peristiwa tersebut.

    “Korban ditemukan sudah tidak bernyawa, kemudian jenazah langsung dibawa ke rumah duka untuk dikebumikan,” pungkasnya. [sar/but]

  • Bantu Kami, Rumah Sudah Hilang…

    Bantu Kami, Rumah Sudah Hilang…

     

    Liputan6.com, Aceh – Ada pemandangan haru saat Presiden Prabowo turun langsung lokasi warga yang terdampak banjir bandang di Desa Balee Panah, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu (7/12/2025). Warga yang semuanya kehilangan tempat tinggal berharap Presiden Prabowo memberikan bantuan rumah pengganti.

    “Sekarang tidak tahu tinggal di mana, rumah sudah hilang. Bantu lah kami untuk, walaupun hanya bangunan shelter,” kata  Sulamunhadi (51), seorang warga terdampak di Bireuen.

    Pernyataan itu disampaikan Sulamunhadi saat ditemui di tenda pengungsiannya usai dikunjungi dan diserahkannya bantuan oleh Presiden Prabowo Subianto.

    Di lokasi pengungsian, Prabowo menyapa seluruh para pengungsi, serta ikut mencicipi makanan yang tersedia di tenda pengungsian dengan lauk seadanya yaitu ikan tongkol goreng sambalado.

    Sulamunhadi menjelaskan, rumahnya berada di pinggir sungai Teupin Mane Desa Balee Panah kini hanya tinggal kenangan pada satu tiang tersisa, selebihnya sudah terbawa banjir.

    Dirinya menceritakan, pada Selasa sore (25/11/2025), ia melihat air sungai mulai naik saat hujan deras melanda wilayah mereka, saat ini belum diketahui juga terjadi longsoran tanah.

    Lalu keesokan harinya, Sulamunhadi melihat rumah tetangga sudah tak terlihat, hanya rumahnya yang masih tersisa. Tetapi, juga sudah mulai miring terkikis sungai.

    “Kemudian, saya ke belakang dan melihat tanah saya sudah mulai digerus air pada bagian bawahnya,” ujarnya.

    Saat itu, ia tetap memberanikan diri masuk ke rumah dan berhasil menyelamatkan satu benda atau hartanya yaitu kulkas.

    Setelah itu, rumah semakin miring, akhirnya dia lari menjauh, tak lama berselang, tempat tinggalnya hancur dan dibawa banjir, hanya tersisa satu tiang bagian depan.

    “Kita berharap kepada pemerintah, Presiden yang sudah hadir ke sini dapat membantu kami. Tanah pun sudah tidak ada, hanya tinggal surat, tapi rumah saya sudah hilang,” kata Sulamunhadi.