Jenis Media: Regional

  • Daftar Wilayah di Aceh, Sumut, dan Sumbar yang Masih Terisolasi

    Daftar Wilayah di Aceh, Sumut, dan Sumbar yang Masih Terisolasi

    Jakarta, Beritasatu.com – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengungkap sejumlah wilayah di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat masih terisolasi akibat dampak banjir bandang dan longsor.

    Data tersebut disampaikan Suharyanto dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto di Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Minggu (7/12/2025) malam. Lantas, daerah mana saja yang disebut masih terisolasi?

    Wilayah yang masih terisolasi

    Dalam rapat terbatas bersama Presiden Prabowo Subianto dan jajaran kementerian serta lembaga di Lanud Sultan Iskandar Muda, Kabupaten Aceh Besar, Suharyanto melaporkan bahwa masih terdapat area yang belum dapat dijangkau akibat dampak banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat, di antaranya:

    1. Provinsi Aceh

    Untuk wilayah Aceh, Suharyanto menjelaskan bahwa Kabupaten Bener Meriah dan Kabupaten Aceh Tengah masih berada dalam kondisi terisolir akibat banjir bandang dan tanah longsor.

    “Kemudian kami laporkan per provinsi, Bapak Presiden. Yang pertama untuk Aceh, kami laporkan untuk yang terisolir, daerah yang masih cukup berat, ada dua kabupaten di Aceh ini, adalah Bener Meriah dan Aceh Tengah, Bapak Presiden,” kata Suharyanto, dikutip dari siaran langsung Sekretariat Presiden, Minggu (7/12/2025).

    Ia menambahkan bahwa ratusan gampong atau kelurahan juga terdampak di dua kabupaten tersebut. “Untuk Bener Meriah 232 desa atau gampong, Aceh Tengah 295 desa di 14 kecamatan,” ujar Suharyanto, menggambarkan luasnya cakupan wilayah yang terkena dampak banjir dan longsor.

    Meski begitu, kondisi di Aceh Tamiang yang sebelumnya sangat terisolasi disebut sudah mulai membaik. Wilayah tersebut kini dilaporkan sudah dapat kembali menerima distribusi bantuan melalui jalur darat, sehingga akses logistik dapat berjalan lebih lancar dibanding beberapa hari sebelumnya.

    2. Provinsi Sumatera Utara

    Untuk wilayah Sumatera Utara, Suharyanto menyampaikan bahwa masih ada dua kabupaten yang berada dalam kondisi terisolir, yaitu Kabupaten Humbang Hasundutan dan Kabupaten Tapanuli Utara.

    “Sumatera Utara yang masih terisolir tinggal dua kabupaten. Dari 18 kota yang terdampak, 7 desa terisolir. Ini Humbang Hasundutan, satu kecamatan. Dan Tapanuli Utara ada 7 kecamatan,” ujar Suharyanto.

    Ia kemudian menambahkan rincian lebih lanjut terkait kondisi akses wilayah tersebut. “Tapanuli Utara yang dua kabupaten/kota yang masih tadi dikatakan terisolir, ini ada dua kecamatan. Humbang Hasundutan ada enam kecamatan. Ini semuanya juga sudah didistribusikan logistik lewat udara,” sambungnya.

    Sementara itu, upaya pemerintah untuk membuka akses jalan dari Tapanuli Utara menuju Tapanuli Tengah melalui Sibolga terus dipercepat.

    Suharyanto melaporkan bahwa jalur tersebut masih terputus di Kecamatan Adian Koting, Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun akses jalan dari Tapanuli Selatan menuju Mandailing Natal belum dapat dilalui kendaraan roda empat, meski sepeda motor sudah bisa melewati jalur tersebut.

    3. Provinsi Sumatera Barat

    Sedangkan di Sumatera Barat, Suharyanto melaporkan bahwa masih ada wilayah terisolasi yang berada di dua kabupaten, yaitu Kabupaten Agam dan Kabupaten Pesisir Selatan.

    “Dua kabupaten yang masih penanganan khusus. Agam, ada beberapa kecamatan dan lima nagari yang masih terisolasi. Dan Pesisir Selatan, ada satu kecamatan dan tiga nagari yang terisolasi,” ujar Suharyanto.

    Meski begitu, ia menegaskan bahwa penyaluran bantuan tetap berjalan untuk daerah yang belum dapat diakses sepenuhnya tersebut.

    “Kemudian juga untuk daerah terdampak, dua kabupaten ini, Pesisir Selatan dan Agam, ada beberapa nagari yang masih terisolasi. Ini pun kami sudah drop logistik secara terus-menerus, di Pesisir Selatan masih lewat udara,” kata Suharyanto.

    Dampak Kerusakan di Tiga Provinsi

    Bencana banjir dan longsor di Aceh telah menimbulkan kerusakan masif pada hunian dan infrastruktur vital. Data resmi menyebutkan bahwa sebanyak 77.049 rumah rusak terdampak, memaksa ratusan ribu warga mengungsi.

    Selain rumah, fasilitas umum seperti sekolah, kantor pemerintahan, dan tempat ibadah juga terdampak, serta 302 titik jalan dan belasan jembatan dilaporkan rusak, sehingga akses antardesa dan antarkabupaten sangat terganggu.

    Kemudian, banjir, banjir bandang, dan longsor di Sumatera Utara memengaruhi puluhan kecamatan di berbagai kabupaten dan kota, dengan kerusakan tersebar mulai dari Langkat, Medan, Deliserdang, Binjai, Tanjungbalai, hingga Tapanuli bagian selatan dan utara.

    Ribuan rumah terdampak, fasilitas umum rusak, serta sejumlah jembatan dan ruas jalan putus sehingga menghambat mobilitas warga. Kabupaten Langkat melaporkan lebih dari empat ribu jiwa terdampak, sementara Medan mencatat puluhan kelurahan terendam.

    Kerusakan serupa terjadi di Serdang Bedagai, Batu Bara, Asahan, Labuhanbatu, Mandailing Natal, hingga Padang Lawas, dengan total akumulasi warga terdampak mencapai puluhan ribu jiwa dan sejumlah titik desa terisolasi akibat akses yang terputus.

    Di Sumatera Barat, bencana banjir dan longsor merusak kawasan yang tersebar di banyak kabupaten, termasuk Agam, Pasaman Barat, Bukittinggi, Solok, Tanah Datar, Padang Panjang, Padang Pariaman, hingga Pesisir Selatan. Ribuan rumah terendam, ratusan warga mengungsi, serta puluhan fasilitas publik dan lahan pertanian mengalami kerusakan.

    Banyak jalan utama putus akibat tumpukan material longsor, terutama di wilayah hulu yang memiliki kontur curam, sehingga pendistribusian bantuan mengalami hambatan.

    Beberapa kabupaten, seperti Limapuluh Kota dan Kepulauan Mentawai, juga mencatat kerusakan signifikan pada jembatan, jaringan air bersih, serta pemukiman warga, memperlihatkan skala kerusakan yang luas di seluruh provinsi.

  • Mahasiswa Berunjuk Rasa di Depan Pengadilan Negeri Jember

    Mahasiswa Berunjuk Rasa di Depan Pengadilan Negeri Jember

    Jember (beritajatim.com) – Kurang lebih 20 orang aktivis mahasiswa Amarah Masyarakat Jember berunjuk rasa di depan gedung Pengadilan Negeri Jember, Jawa Timur, Senin (8/12/2025).

    Mereka menuntut delapan orang demonstran yang tengah diadili di PN Jember. Mereka didakwa melakukan perusakan terhadap tenda milik kepolisian serta pembakaran yang dilakukan secara bersama-sama, saat berunjuk rasa di depan Markas Kepolisian Resor Jember, 30 Agustus 2025.

    Delapan orang demonstran tersebut adalah Sahroni Fahmi, Muhammad Adi Firmansyah, Yanuart Nur Saputra, Fajar Putra Aditya, Ridho Awalil Rizki, Puja Yukta Satwika Widyatmanto, Ery Alidafi Mukhtar, dan Muhammad Farel.

    Ada dua demonstran lagi yang berstatus anak-anak. Mereka dibebaskan dengan kewajiban lapor di bawah pengawasan Dinas Sosial.

    Para aktivis AMJ tak hanya berorasi. Mereka juga membacakan puisi dan menyanyikan lagu-lagu perjuangan diiringi gitar akustik.

    Dalam pernyataan resminya, Abdul Aziz, koordinator aksi, penahanan para demonstran merupakan bentuk kriminalisasi terhadap ekspresi kolektif masyarakat dalam menyampaikan perlawanan dan kritik sosial.

    Menurut Aziz, kriminalisasi terhadap ekspresi politik warga negara bukan hanya mencederai hak individu para demonstran. “Ini juga menciptakan preseden berbahaya bagi masa depan kehidupan demokrasi. Apabila praktik semacam ini dibiarkan, ruang kebebasan sipil akan terus menyempit dan partisipasi politik masyarakat berisiko direduksi menjadi aktivitas yang penuh ketakutan,” katanya.

    Para demonstram didakwa dengan Pasal 170 ayat (1) KUHP dan Pasal 187 ke 1 KUHP juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP. “Penerapan pasal-pasal tersebut menimbulkan persoalan hukum yang serius karena tidak disertai pembuktian individual yang jelas terhadap peran dan kesalahan masing-masing subjek hukum dan cenderung tidak mempertimbangkan aspek proporsional,” kata Aziz dalam pernyataannya.

    Amarah Masyarakat Jember menilai, Polres Jember seharusnya mampu mengidentifikasi potensi kerusuhan dan mengkondisikan massa dengan mengedepankan prinsip kemanusiaan.

    “Penahanan para demonstran merupakan tindakan kriminalisasi sepihak oleh aparat penegak hukum, bukan penegakan hukum yang objektif dan berkeadilan,” kata Aziz. [wir]

  • Mayat Pria Tanpa Identitas Terbawa Arus Bengawan Madiun, Tim Gabungan Lakukan Evakuasi

    Mayat Pria Tanpa Identitas Terbawa Arus Bengawan Madiun, Tim Gabungan Lakukan Evakuasi

    Kota Madiun (beritajatim.com) – Warga Kelurahan Sogaten, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, dibuat geger setelah sesosok mayat ditemukan mengapung di aliran Bengawan Madiun, Senin (8/12/2025) sekitar pukul 09.00 WIB.

    Begitu laporan masuk, petugas gabungan langsung menuju lokasi dan melakukan penyisiran di sekitar titik penemuan. Area sungai kemudian disterilisasi untuk memudahkan proses evakuasi.

    Kepala Pelaksana BPBD Kota Madiun, Wahyudi, menyampaikan bahwa jasad tersebut merupakan laki-laki tanpa identitas. Kondisinya ditemukan mengambang dan terbawa arus cukup deras.

    “Informasi awal diterima dari warga pada Minggu (7/12/2025) malam sekitar pukul 22.30 WIB. Saksi melihat ada benda menyerupai tubuh manusia hanyut di aliran sungai,” jelas Wahyudi.

    Usai menerima laporan, tim BPBD bersama relawan langsung bersiaga memantau pergerakan jenazah. Sekitar pukul 23.00 WIB, warga kembali mengabarkan bahwa tubuh tersebut terlihat melewati Jembatan Patihan.

    Karena kondisi sungai gelap dan debit air tinggi, BPBD berkoordinasi dengan PMI Kota Madiun, Polsek Manguharjo, serta Polres Madiun Kota untuk melakukan evakuasi pada waktu yang memungkinkan.

    “Tim akhirnya berhasil menarik jenazah dari pusaran arus lalu membawanya ke daratan. Proses evakuasi berlangsung hati-hati mengingat arus sungai cukup kuat,” ungkapnya.

    Jasad kemudian dibawa ke Instalasi Kedokteran Forensik RSUD dr. Soedono Madiun untuk proses identifikasi lebih lanjut.

    “Evakuasi jenazah menggunakan ambulans jenazah PMI Kota Madiun,” tambah Wahyudi.

    Hingga kini, identitas korban belum diketahui, dan pihak kepolisian masih melakukan pendalaman terkait temuan tersebut. (rbr/ted)

  • Mobil Vios Kecelakaan di Tol Jombang saat Hujan Deras

    Mobil Vios Kecelakaan di Tol Jombang saat Hujan Deras

    Jombang (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di Tol Jombang-Mojokerto (Jomo) KM 701+300 A, Senin (8/12/2025). Sebuah mobil Vios dengan nomor polisi L 731 NY yang melaju dalam kondisi hujan deras mengalami kecelakaan yang cukup mengerikan.

    Meskipun mobil berwarna hitam tersebut mengalami kerusakan serius pada bagian belakang, beruntung seluruh penumpang, termasuk sopir, selamat.

    Kepala Departemen Operasional Astra Infra Tol Jomo, Zanuar Firmanto, memberikan penjelasan mengenai kejadian tersebut. “Kecelakaan tunggal saat hujan deras. Semuanya selama,” ujarnya.

    Zanuar menambahkan, kecelakaan bermula saat pengemudi, Eko Purwanto (44), warga Selopanggung Kecamatan Semen Kabupaten Kediri,  melaju dari Kertosono menuju Surabaya. Mobil berlari dengan kecepatan 80 km/jam di lajur 02.

    Saat tiba di KM 701+300 A, kendaraan tersebut mengalami selip ban akibat kondisi jalan yang licin akibat hujan lebat.

    “Selanjutnya pengemudi hilang kendali dan kendaraan masuk ke median tengah. Posisi akhir kendaraan menghadap ke barat,” jelas Zanuar.

    Pernyataan yang sama juga disampaikan oleh AKP Sudirman, Kanit PJR Jatim III Warugunung Ditlantas Polda Jatim. “Kecelakaan diduga terjadi akibat hujan deras, sehingga terjadi selip,” ujarnya, membenarkan laporan kecelakaan tunggal yang terjadi di lokasi tersebut.

    Kecelakaan ini mengingatkan kita tentang pentingnya kehati-hatian dalam berkendara, terutama ketika kondisi cuaca buruk seperti hujan deras yang sering kali membuat jalan menjadi licin dan membahayakan keselamatan. [suf]

  • Ferry Irwandi Tepis Fitnah Politisasi Derita Korban Banjir Sumatera

    Ferry Irwandi Tepis Fitnah Politisasi Derita Korban Banjir Sumatera

    Jakarta, Beritasatu.com – Aktivis sekaligus influencer Ferry Irwandi membantah tudingan dirinya mempolitisasi derita korban banjir bandang dan membuat konten adanya kasus pemekosaan di lokasi bencana di Sumatera. Ferry juga mengaku tidak pernah menyebut ketidakhadiran negara di Aceh untuk menangani korban.

    “Saya tidak pernah mengatakan itu,” kata Ferry saat dikonfirmasi Beritasatu.com via telepon, Senin (8/12/2025).

    Ferry menegaskan dirinya tidak mau ambil pusing dengan tudingan miring yang dialamatkan kepadanya. Dia ingin fokus menyalurkan bantuan kepada korban banjir dan tanah longsor.

    Ferry juga menyampaikan klarifikasi atas fitnah yang dituding kepadanya melalui akun Instagramnya @irwandiferry.

    “Hari ini serentak saya difitnah oleh banyak orang dengan narasi yang sama, orang yang berbeda-beda, tetapi satu kecaman dan narasi. Selama ini saya enggak peduli, tetapi untuk yang ini sudah keterlaluan,” tulis Ferry.

    Ferry Irwandi dalam misi penyaluran bantuan ke warga Kabupaten Tamiang dan Kabupaten Simpang, Aceh yang terdampak banjir dan longsor Sumatera. – (TikTok.com/@irwandiferry)

    Berikut pernyataan lengkap Ferry Irwandi membantah isu politisasi korban bencana banjir di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat yang disampaikan melalui akun media sosialnya.

    Pertama, saya tidak mengatakan bahwa pemerintah tutup mata.

    Kedua, saya tidak pernah sama sekali mempolitisasi isu yang dimaksud dan membuat konten khusus soal isu sensitif yang dikatakan. Satu-satunya pembicaraan ini muncul cuma di live penggalangan dana seminggu yang lalu, itupun muncul dari kontak seluler yang menceritakan situasi di sana, sama sekali tidak pernah dinarasikan seperti yang tertulis di media.

    “Teman-teman media yang menulis berita ini, mohon klarifikasi dan verifikasinya, karena sudah bermuatan fitnah ke saya. Saya mohon berita ini dapat diturunkan,” pinta Ferry.

    Ferry menegaskan semua pihak saat ini berkolaborasi saling bantu dalam membantu korban bencana di Sumatera, mulai dari relawan, NGO, pemerintah pusat, pemerintah daerah, TNI, dan Polri.

    “Semua merasa saling berbagi kerja dan berjalan dengan baik, janganlah kaya gini,” pungkas Ferry.

    Sebelumnya, sempat beredar potongan video Ferry Irwandi bicara dengan seseorang melalui telepon saat live penggalangan donasi untuk korban banjir Sumatera di media sosialnya. Ferry mengungkapkan dirinya mendapat pesan suara (voice note) ada pemerkosaan di lokasi bencana.

    “Tadi aku dikasih voice note, dikasih cerita horor ada pemerkosaan beberapa perempuan,” katanya.

    Setelah video itu viral, muncul beragam tanggapan dari publik, ada juga yang mengecam, seperti disampaikan Ketua Pusat Studi Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Gender (Pusdeham Institut) Risnauli Siahaan.

    Dia menilai perkataan Ferry yang menyebut ada pemerkosaan di lokasi bencana menyiratkan seorang negara tidak hadir dalam proses pemulihan korban.

    Menurutnya, pernyataan tersebut berpotensi menyesatkan publik dan melukai perasaan para korban bencana, khususnya perempuan yang saat ini sedang berada dalam kondisi trauma, kehilangan, dan ketidakpastian.  

    “Kami sebagai kaum perempuan, terlebih sebagai perempuan Batak, sangat lirih dan terpukul mendengar ucapan tersebut. Di tengah situasi duka dan upaya pemulihan, justru dilempar narasi yang belum tentu benar, yang bisa menambah beban psikologis korban,” kata Risnauli.

    Pakar komunikasi politik Universitas Esa Unggul Indonesia Syurya Muhammad Nur menilai narasi yang disampaikan Ferry Irwandi soal ada perempuan diperkosa di lokasi bencana Sumatera melanggar etika komunikasi publik.  

    “Penyampaian isu pelecehan seksual di lokasi bencana yang disebarkan lewat konten oleh Ferry ini tanpa verifikasi memadai dan berpotensi melukai psikologis korban,” kata Syurya dalam keterangannya.  

    Diketahui, Ferry Irwandi menjadi sorotan sejak demo besar-besaran akhir Agustus 2025. Sikap kritisnya terhadap pemerintah dan keberaniannya membongkar wancana pemberlakuan darurat militer saat itu menuai simpati publik.

    Ferry pernah hendak dilaporkan oleh TNI ke Mabes Polri atas dugaan pencemaran nama baik, tetapi karena derasnya kecaman publik akhirnya TNI melunak.

    Ferry kembali menarik perhatian publik saat banjir besar dan tanah longsor melanda wilayah bagian utara Sumatera pada akhir November 2025. Dia berhasil mengumpulkan donasi senilai Rp 10 miliar dalam 24 jam. Bantuan yang terkumpul disalurkan ke korban bencana di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    Warganet memuji gerak cepat Ferry dalam menggalang donasi dan menembus Aceh Tamiang, daerah yang terisolasi setelah banjir bandang untuk menyalurkan bantuan langsung ke para korban yang sudah berhari-hari kelaparan.

  • Raja Dangdut Rhoma Irama Lelang Jas, Kopiah dan Sorban untuk Korban Banjir Sumatera: Laku Rp 45 Juta

    Raja Dangdut Rhoma Irama Lelang Jas, Kopiah dan Sorban untuk Korban Banjir Sumatera: Laku Rp 45 Juta

    Kepedulian masyarakat Bengkulu kembali tampak dalam gelaran Tabligh Akbar, doa bersama, dan penggalangan donasi bagi korban bencana alam di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat. Acara tersebut berlangsung di Halaman Masjid Raya Baitul Izzah, Senin (8/12), dengan menghadirkan H. Rhoma Irama sebagai penceramah utama. Dalam tausiyahnya, Rhoma menyampaikan pesan introspeksi, kepedulian, dan solidaritas antarsesama. 

    Gubernur Bengkulu, Helmi Hasan, dalam sambutannya mengingatkan bahwa Bengkulu merupakan daerah yang berada pada jalur ring of fire, sehingga rawan bencana.

    “Bengkulu berada di wilayah ring of fire. Karena itu, selain mitigasi di bumi, kita juga perlu mitigasi langit, melalui doa dan kepedulian untuk saudara-saudara kita,” ujar Helmi.

    Dia menegaskan, Pemerintah Provinsi Bengkulu tidak tinggal diam atas musibah yang menimpa provinsi-provinsi tetangga. 

    “Esok Subuh, insya Allah bantuan dari masyarakat Bengkulu akan diberangkatkan ke Aceh, Sumut, dan Sumbar. Kita ingin memastikan mereka tidak sendiri menghadapi cobaan ini,” tegasnya.

    Donasi yang dihimpun melalui Baznas Provinsi Bengkulu tercatat telah mencapai Rp 4,3 miliar, melampaui target awal Rp 3 miliar.

    “Ini bukti bahwa masyarakat Bengkulu berhati besar. Kita bantu dengan tenaga, doa, dan apa saja yang kita mampu,” lanjut Gubernur.

    Selain dana, Pemprov Bengkulu juga akan mengirimkan 100 unit ambulans ke wilayah terdampak untuk memperkuat layanan evakuasi dan penanganan darurat.

  • Guru di Kendari juga Dituding Paksa Murid Buka Cadar Berujung Vonis 5 Tahun Bui Kasus Pelecehan

    Guru di Kendari juga Dituding Paksa Murid Buka Cadar Berujung Vonis 5 Tahun Bui Kasus Pelecehan

    Sementara itu, guru Mansur membantah melakukan pelecehan dan kekerasan terhadap siswinya. Dia mengaku, memegang dahi siswinya hanya untuk mengecek suhu badannya karena dikatakan sakit.

    “Saya cuma cek suhu badannya,” ujarnya ketika berada di Polresta Kendari.

    Dia juga mengatakan, hanya memegang bahu sang anak ketika diganggui teman-temannya di kelas.

    Kuasa Hukum Mansur, Andre Darmawan, langsung menyatakan banding atas vonis tersebut karena melihat ada kejanggalan pada fakta-fakta di persidangan.

    “Kami menyatakan banding sekarang juga,” ujar Andre yang langsung berdiri setelah majelis hakim membacakan vonis.

    Pihak Mansur curiga, ada dugaan rekayasa terkait upaya mengaburkan fakta. Kuasa hukum sempat melayangkan keberatan dan meminta majelis hakim mempertimbangkan secara objektif alat bukti yang disajikan di persidangan.

  • Pemandangan Tragis di Masjid Darul Mukhlisin Aceh Tamiang Pascabanjir

    Pemandangan Tragis di Masjid Darul Mukhlisin Aceh Tamiang Pascabanjir

    Aceh Tamiang, Beritasatu.com – Masjid Darul Mukhlisin di Desa Menang Gini, Tanjung Karang, Aceh Tamiang memperlihatkan pemandangan tragis karena masjid dikelilingi hamparan kayu gelondongan raksasa pascabanjir bandang yang menghantam wilayah salah satu kabupaten di Aceh tersebut. 

    Berdasarkan pantauan langsung Beritasatu.com di lokasi pada Senin (8/12/2025) sore, terlihat jelas tumpukan kayu memenuhi seluruh halaman masjid hingga menutup jalur masuk dan merusak sejumlah fasilitas di sekitarnya.

    Menurut pengakuan warga tumpukan kayu gelondongan itu datang bersama arus banjir yang menghantam pemukiman dan fasilitas umum di Aceh Tamiang. Kayu-kayu berdiameter besar terbawa dari arah hulu, sebelum akhirnya terhenti di kawasan masjid yang berada pada jalur aliran banjir.

    Salah satu warga yang enggan disebutkan namanya menuturkan, volume kayu yang terseret mencapai puluhan kubik. Mereka tak menyangka kayu sebesar itu bisa terbawa air hingga masuk ke area kompleks masjid.

    Kondisi serupa juga terjadi di bangunan pondok pesantren Darul Mukhlisin  yang berdampingan dengan masjid. Sejumlah bagian bangunan mengalami kerusakan akibat hantaman kayu gelondongan yang terseret arus. Air bah juga sempat menggenangi area tersebut sebelum perlahan surut.

    Hingga berita ini diturunkan, kayu-kayu tersebut belum bisa dievakuasi karena volumenya terlalu besar untuk dipindahkan secara manual. Penanganan membutuhkan alat berat, sementara sebagian peralatan masih difokuskan pada pembukaan akses jalan yang rusak di beberapa lokasi. 

    Banjir bandang yang menerjang Aceh Tamiang sebelumnya merusak puluhan rumah, mengganggu aktivitas warga, dan menyisakan kayu, lumpur, hingga reruntuhan bangunan. Masjid Darul Mukhlisin menjadi salah satu bentuk nyata dari wilayah paling terdampak yang sekarang menyisakan pemandangan tragis pascabencana banjir dan longsor yang menerjang Sumatera. 

  • Distribusi Bantuan ke Daerah Terisolasi di Aceh Dioptimalkan via Udara

    Distribusi Bantuan ke Daerah Terisolasi di Aceh Dioptimalkan via Udara

    Banda Aceh, Beritasatu.com – Pemerintah Aceh memastikan optimalisasi penyaluran distribusi logistik ke seluruh kabupaten/kota yang terdampak bencana banjir dan longsor. Prioritas utama logistik, khususnya pangan dan obat-obatan ini dilakukan melalui jalur udara untuk menjangkau daerah-daerah yang terisolasi.

    Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh M Nasir menjelaskan Pemerintah Aceh telah menjalin kerjasama erat dengan berbagai pihak, termasuk BNPB, Kodam Iskandar Muda, dan Polda Aceh untuk mempercepat dan memastikan bantuan tiba tepat sasaran.

    Menurutnya, fokus penanganan logistik meliputi penyaluran bantuan menyeluruh ke semua daerah yang terdampak banjir dan longsor. Distribusi logistik, meliputi pangan dan obat-obatan, diprioritaskan via udara untuk menjangkau wilayah yang terisolasi akibat akses darat terputus. 

    “Distribusi ini kita fokuskan di Kabupaten Aceh Tengah, Bener Meriah, Gayo Lues, Aceh Utara, Aceh Tamiang, Aceh Timur, dan Kota Langsa. Di daerah tersebut kita sudah mendirikan tenda-tenda darurat, dapur umum serta posko-posko layanan medis,” ujar Nasir di Ruang Setda Kantor Gubernur Aceh di Banda Aceh, Senin (8/12/2025).

    Selain udara, distribusi logistik juga dibantu melalui jalur darat dan laut. Pada tahap awal, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyalurkan bantuan logistik seberat 27 ton melalui jalur laut untuk korban bencana banjir dan longsor di Aceh.

    “Pemerintah Aceh dan Instansi Lain seperti Satpol PP/WH juga berkoordinasi untuk memanfaatkan jalur laut guna mempercepat penyaluran bantuan logistik. Ini merupakan pengiriman tahap awal dari BNPB pada akhir November 2025. Proses distribusi logistik terus berlangsung secara bertahap melalui kombinasi jalur darat, laut, dan udara,” ucap Nasir.

    Pengiriman bantuan logistik ini bertujuan untuk menjangkau lima kabupaten/kota terdampak, di antaranya Kota Lhokseumawe, Aceh Utara, Aceh Timur, Kota Langsa, dan Aceh Tamiang.

    “Tujuan utama pengiriman via laut adalah untuk mempercepat pendistribusian logistik dan peralatan vital, mengingat banyak akses darat yang terputus total. Alhamdulillah, saat ini jalur darat seperti Aceh Tamiang–Sumut sudah bisa diaskes baik kendaraan roda empat maupun dua,” pungkasnya. 

  • Pejabat Kementerian Pariwisata yang Meninggal di Siksorogo Lawu Ultra 2025 Akan Dimakamkan Siang Ini

    Pejabat Kementerian Pariwisata yang Meninggal di Siksorogo Lawu Ultra 2025 Akan Dimakamkan Siang Ini

    Liputan6.com, Solo Dua peserta ajang lari lintas alam Siksorogo Lawu Ultra (SLU) 2025 meninggal dunia saat mengikuti perlombaan di kawasan lereng Gunung Lawu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah, Minggu 7 Desember 2025.

    Diketahui, salah satu pelari yang meninggal adalah Sigit Joko Poernomo yang merupakan pejabat di Kementerian Pariwisata.

    “Mas Sigit itu di Kementerian Pariwisata sebagai Kepala Biro Umum dan Hukum,” kata adik ipar almarhum, Janes Cucuk Haryanto di rumah duka, Karanganyar, Senin (8/12/2025).

    Berdasarkan pantuan Liputan6.com di rumah duka, sejumlah pelayat diantaranya pegawai Kemenpar mulai berdatangan sejak pukul 12.00 WIB.

    Tak hanya itu, kerabat lainnya juga mendatangi rumah yang beralamat di Dusun Buran Wetan, RT 2 RW 2, Desa Buran, Kecamatan Tasikmadu.

    Rencananya prosesi upacara pelepasan jenazah akan dilakukan pukul 14.00 WIB. Jenazah akan dimakamkan di pemakaman umum Buran yang tak jauh dari rumah duka.

    Sebelumnya, Keduanya diduga mengalami serangan jantung ketika berada di jalur lomba trail run tersebut.

    Kepala Pelaksana BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno, membenarkan insiden tersebut.

    “Saat mendapatkan laporan ada peserta yang meninggal, langsung dilakukan evakuasi. Personel dari BPBD mengevakuasi salah satu peserta itu dan memang saat di atas sudah dalam kondisi meninggal dunia,” kata Hendro.

    Sementara itu dari pihak penyelenggara, Dewan Pembina Siksorogo Lawu Ultra 2025, Tony Harmoko, turut mengonfirmasi peristiwa itu. Menurutnya, kedua pelari tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan kesehatan sebelum lomba berlangsung.

    “Sebelum race dimulai mereka keadaannya fit bugar, tidak ada masalah apapun,” ujar Tony.

    Ia menambahkan seluruh peserta yang mengikuti ajang lari lintas alam tahunan itu diwajibkan mengantongi surat keterangan sehat dari dokter sebelum mengikuti perlombaan.

    “Terkait surat dokter itu menjadi kewajiban masing-masing, peserta memang harus memiliki surat sehat,” ucapnya.