Jenis Media: Regional

  • Respons Tidak Terduga Gubernur Lampung Soal Pembalakan Liar Merajalela

    Respons Tidak Terduga Gubernur Lampung Soal Pembalakan Liar Merajalela

    Liputan6.com, Jakarta – Dugaan pembalakan liar yang marak terjadi di kawasan hutan Kabupaten Pesisir Barat kembali menjadi sorotan publik. Di tengah kerusakan hutan yang semakin meluas, Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal akhirnya buka suara. Namun, jawaban yang diberikan justru terlalu normatif dan melempar persoalan kepada kepolisian.

    “Langsung ke Kapolda ya, secara official yang langsung mengawasi karena koordinasinya sama beliau,” ujar Mirza kepada wartawan, Senin (8/12/2025).

    Padahal, dugaan perambahan di kawasan lindung tersebut telah berlangsung cukup lama dan dianggap masyarakat tidak tersentuh penindakan tegas. Keberadaan ribuan kayu hasil tebangan warga bahkan sempat viral di media sosial.

    Imbauan Hanya Berupa Surat

    Bukannya melakukan operasi langsung ke lapangan, Pemerintah Provinsi Lampung baru sebatas mengimbau masyarakat agar menghentikan seluruh aktivitas penebangan pohon, termasuk di lahan pribadi.

    “Hari ini saya keluarkan surat dari Dinas Kehutanan untuk mengimbau masyarakat agar tidak menebang dahulu pohon-pohon besar, meskipun berada di atas tanah pribadi,” bebernya.

    Kebijakan itu dipandang banyak pihak sebagai langkah reaktif dan tidak cukup kuat menyelesaikan akar persoalan maraknya pembalakan liar.

    Soal Status Lahan, Gubernur Pasrahkan ke Dinas

    Ditanya soal status kepemilikan bidang tanah tempat aktivitas penebangan terjadi, Mirza memilih tak menjelaskan lebih jauh.

    “Coba cek detailnya sama Dinas Kehutanan ya,” tutur dia singkat.

    Sikap tersebut memperkuat kesan pemerintah masih belum memiliki data dan pengawasan yang kuat terhadap kondisi hutan di daerahnya sendiri.

    Janji Reboisasi, Namun Penegakan Hukum Masih Lemah

    Mirza berdalih, peristiwa itu menjadi momentum mempercepat agenda reboisasi di kawasan hutan rusak. Ia mengklaim kerusakan hutan Lampung banyak disebabkan kegiatan ilegal masyarakat sejak bertahun-tahun lalu.

    “Ini jadi semangat kami bagaimana kita akan mendorong percepatan reboisasi, terutama di kawasan hutan lindung. Dari bulan Februari kami sudah turun, melihat data, dan memang banyak hutan yang telah dirambah bukan oleh perusahaan, tapi oleh masyarakat. Ini yang ingin segera kita reboisasi,” tutup dia.

    Sebelumnya, aksi brutal pembalakan liar di kawasan hutan Sahbardong, Pekon Pugung Penengahan, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, terjadi di depan mata dan membuat warga resah. Ribuan kayu hutan ditebangi dalam kurun waktu lama, namun hingga kini nyaris tak tersentuh hukum.

    Dalam sebuah video yang beredar pada Sabtu (6/12/2025), tampak dua pekerja dengan santainya menebang pohon hutan berdiameter besar menggunakan gergaji mesin. Balok-balok kayu berukuran raksasa berserakan.

    Kayu gelondongan yang masih baru ditebang terlihat memenuhi area perbukitan yang kini tampak gundul dan rusak. Video berdurasi 33 detik itu menjadi bukti bahwa aktivitas tersebut terorganisir dan bukan kali pertama terjadi.

    Liputan6.com mencoba menghubungi Kapolres Pesisir Barat AKBP Bestiana terkait pembalakan liar yang masih terjadi di wilayah itu, namun tidak merespons.

    Sementara Komandan Kodim 0422/Lampung Barat, Letkol Inf Rizky Kurniawan membenarkan, saat dihubungi mengakui adanya praktik illegal logging di wilayah tersebut.

    “Iya benar. Saat ini sudah ditangani pihak berwajib. Kegiatan sudah dihentikan dan pelaku dibawa ke Polda Lampung,” kata Rizky saat dikonfirmasi, Minggu (7/12/2025).

    Seorang warga, Salda Andala, mengungkap bahwa kayu yang ditebang merupakan jenis Kayu Minyak, yang tergolong dilindungi. Ia menyebut aksi itu sudah disertai praktik jual-beli kayu secara gelap.

    “Videonya jelas, itu kayu minyak. Saat dicek ke pangkalan di Sahbardong, sudah banyak yang dipotong jadi balok dan siap dikirim keluar daerah,” ujarnya.

    Menurut keterangan Veri Nopiansah, warga setempat, para pelaku mengangkut kayu menggunakan truk pada malam hari untuk menghindari kecurigaan. Kayu-kayu itu bahkan disebut telah dipasarkan hingga ke Pulau Jawa.

    “Sudah dipotong jadi ukuran 10×20 ataupun log untuk dikirim ke Jawa,” ungkapnya.

    Di lokasi penebangan juga ditemukan alat berat yang diduga digunakan membuka akses jalan menuju titik pembalakan. Lokasinya berada belasan kilometer dari jalan lintas sehingga menyulitkan aparat menindak langsung di lapangan.

    Warga lainnya, Supriyadi, menyebut masyarakat kini dihantui rasa takut. Mereka khawatir dampak kerusakan alam akan menyeret Lampung pada bencana besar seperti yang pernah terjadi di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

    “Kalau dibiarkan, bisa banjir besar, longsor, bahkan korban jiwa. Kami takut. Ini seharusnya jadi atensi Presiden Prabowo Subianto,” ungkapnya.

    Menurutnya, penebangan pohon apalagi yang terancam punah harus melalui izin khusus. Ia mendesak aparat kepolisian mengusut tuntas jaringan pembalakan liar ini hingga ke aktor utama.

    “Jangan cuma pekerjanya yang ditangkap. Harus diusut sampai ke bos besar. Kalau aparat abai, bencana tinggal menunggu waktu,” ucapnya.

  • Keluarga Ungkap Kondisi Pejabat Kemenpar Sebelum Meninggal di Siksorogo Lawu Ultra

    Keluarga Ungkap Kondisi Pejabat Kemenpar Sebelum Meninggal di Siksorogo Lawu Ultra

    Sebelumnya, Dewan Pembina Siksorogo Lawu Ultra 2025, Tony Harmoko, turut mengonfirmasi peristiwa itu. Menurutnya, kedua pelari tidak menunjukkan tanda-tanda gangguan kesehatan sebelum lomba berlangsung.

    “Sebelum race dimulai mereka keadaannya fit bugar, tidak ada masalah apapun,” ujar Tony.

    Dia menambahkan, seluruh peserta yang mengikuti ajang lari lintas alam tahunan itu diwajibkan mengantongi surat keterangan sehat dari dokter sebelum mengikuti perlombaan.

    “Terkait surat dokter itu menjadi kewajiban masing-masing, peserta memang harus memiliki surat sehat,” ucapnya.

    Tony menyebut kedua korban mengalami serangan jantung di lokasi berbeda. Pujo dinyatakan meninggal sekitar pukul 10.11 WIB saat berada di kilometer 8, sedangkan Sigit Joko Purnomo kolaps di kilometer 12 ketika turun dari Bukit Mitis.

    “Yang satunya Pak Sigit Joko Purnomo turun dari Bukit Mitis km 12. Serangan jantung semua,” kata dia.

  • Cek Kelaikan Natal 2026: Dishub Kediri Tilang Bus, 11 Sopir Tensi Tinggi Terdeteksi

    Cek Kelaikan Natal 2026: Dishub Kediri Tilang Bus, 11 Sopir Tensi Tinggi Terdeteksi

    Kediri (beritajatim.com) – Pemerintah Kota Kediri melalui Dinas Perhubungan bersama berbagai pihak terkait melakukan ramp check angkutan umum secara masif pada Senin (8/12/2025), menjelang Hari Raya Natal dan libur Tahun Baru 2026. Upaya gabungan ini bertujuan krusial untuk memastikan seluruh armada angkutan umum benar-benar layak jalan serta memenuhi standar perizinan yang berlaku sebelum lonjakan penumpang tiba.

    Kegiatan yang berlokasi di Terminal Tipe A Tamanan Kota Kediri ini melibatkan kolaborasi lintas sektor yang kuat, termasuk UPT P3 Provinsi Jawa Timur, Badan Narkotika Nasional (BNN) Kediri, Satlantas Polres Kediri Kota, Dinas Kesehatan, Korsatpel Terminal Tamanan, Jasa Raharja, dan Subdenpom Kediri. Fokus utamanya adalah menciptakan keamanan dan keselamatan transportasi selama momen libur panjang Nataru.

    Arief Cholisudin, Kepala Dinas Perhubungan Kota Kediri, mengemukakan bahwa pemeriksaan terbagi menjadi dua aspek utama, yakni fisik kendaraan dan kesehatan pengemudi. Bagian kendaraan yang diperiksa oleh petugas meliputi rem, lampu sein, wiper, lampu, perangkat keselamatan, ban, dan administrasi. Sementara itu, dari segi kesehatan pengemudi dan kru angkutan umum, petugas juga melakukan pemeriksaan intensif, seperti: tekanan darah, asam urat, kolesterol, dan uji kandungan Napza.

    “Upaya ini kami lakukan sebagai upaya dalam memastikan angkutan orang bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) dan Antar Kota Dalam Provinsi (AKDP) siap untuk beroperasi khususnya menyambut Nataru,” ucap Arief Cholisudin.

    Ia menambahkan bahwa poin yang paling penting adalah meningkatkan keselamatan baik pengendara maupun penumpang. Harapannya, penumpang bisa selamat sampai tujuan untuk bersuka cita bersama keluarga. Pesan keselamatan ini sangat penting bagi Gen Z dan milenial yang sering memanfaatkan bus antarkota untuk mobilitas liburan.

    Hasil dari kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB menunjukkan adanya temuan signifikan. Dari total tiga belas bus AKAP maupun AKDP yang diperiksa, terdapat satu armada yang ditindak tilang karena ditemukan pelanggaran berupa buku uji yang sudah mati.

    Lebih lanjut, dari tes kesehatan yang dilakukan terhadap 21 supir dan kru, ditemukan 11 orang mengalami tensi tinggi. Selain itu, 3 orang terdeteksi memiliki kolesterol tinggi, dan 3 orang menunjukkan gula darah tinggi, serta 1 orang memiliki masalah mata minus. Seluruh supir dan kru yang diperiksa diketahui negatif Napza.

    Cholis berharap, melalui kegiatan ini, para pemilik armada dapat mempersiapkan angkutan dalam kondisi prima sehingga keselamatan penumpang dan pengguna jalan lainnya menjadi prioritas utama. Kondisi kesehatan prima kru dan teknis kendaraan yang andal adalah syarat mutlak.

    Sementara itu, Iptu Murnianto, Kepala Urusan Pembinaan Operasi (KBO) Satlantas Polres Kediri Kota, sebelum dimulainya ramp check sempat memberikan arahan tegas kepada Tim Gabungan. Ia menyampaikan agar pengecekan dilakukan secara sungguh-sungguh dan sesuai kelayakan, menegaskan agar kendaraan yang tidak lolos uji kelaikan tidak boleh beroperasi.

    Dirinya juga menegaskan agar temuan di lapangan menjadi perhatian bersama dan segera ditindaklanjuti. Iptu Murnianto juga berharap pengemudi bus tidak melakukan pelanggaran lalu lintas di Kota Kediri, demi menjaga ketertiban dan keselamatan bersama. [nm/kun]

  • Isu Dugaan Perselingkuhan Kader Hebohkan Musyawarah Wilayah PKB Sulsel

    Isu Dugaan Perselingkuhan Kader Hebohkan Musyawarah Wilayah PKB Sulsel

    Di tempat yang sama, Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Sulsel merespons aksi demonstrasi terkait dugaan perselingkuhan dua kader PKB.

    Sekretaris DPW PKB Sulsel, Muhammad Haekal, menyatakan pihaknya telah menerima secara resmi tuntutan dan aduan yang disampaikan oleh massa aksi.

    “Kami telah menerima tuntutan teman-teman. Secara resmi kami juga sudah menerima aduan terkait kasus di Jeneponto. Sebelumnya juga sudah ada surat aduan resmi yang masuk ke DPW PKB Sulsel,” ujar Haekal kepada massa aksi.

    Haekal menjelaskan, DPW PKB Sulsel saat ini tengah memproses aduan tersebut sesuai dengan mekanisme dan aturan internal partai. Dia menegaskan, karena aduan tersebut masih bersifat dugaan dan tuduhan terhadap individu, maka partai membutuhkan alat bukti yang kuat sebelum mengambil keputusan.

    “Tugas kami sementara memproses aduan ini sesuai mekanisme di partai. Karena ini sifatnya tuduhan kepada seseorang, kami tentu membutuhkan bukti yang kuat agar bisa meyakinkan mekanisme pengambilan keputusan di partai,” jelasnya.

    Menurut Haekal, apabila dalam waktu dekat bukti-bukti pendukung dapat dipenuhi dan diverifikasi, maka PKB tidak akan ragu mengambil sikap tegas.

    “Insha Allah, kalau ada buktinya dan kita bisa sama-sama membuktikan, pasti partai akan mengambil sikap terkait persoalan ini,” katanya.

    Ia juga membuka ruang komunikasi yang intens antara DPW PKB Sulsel dan para pelapor agar proses klarifikasi dapat berjalan transparan dan objektif.

    “Setelah ini saya berharap ada perwakilan mahasiswa yang intens berkomunikasi dengan kami. Kita saling menguatkan, jika ada bukti maka partai akan mengambil keputusan. Tidak usah ragu, pasti kami proses,” tegas Haekal.

    Terkait tuntutan massa aksi mengenai tes DNA, Haekal menyebut hal tersebut bisa menjadi salah satu bagian dari proses pembuktian jika diperlukan.

    “Itu salah satunya (tes DNA). Kita akan proses sama-sama dan mencari buktinya. Kalau buktinya kuat, maka akan kita proses sesuai mekanisme yang ada di PKB,” pungkasnya.

  • Kecelakaan Beruntun di Kota Blitar, Ini Pemicunya

    Kecelakaan Beruntun di Kota Blitar, Ini Pemicunya

    Blitar (beritajatim.com) – Kecelakaan beruntun melibatkan 3 kendaraan, satu truk, satu sepeda motor, dan satu mobil terjadi di Jalan Kalimantan, Kelurahan Sananwetan, Kota Blitar, pada Senin (08/12/2025). Insiden dipicu oleh kelalaian pengemudi truk yang diduga kurang menjaga jarak dan kurang konsentrasi saat menghindari kendaraan di depannya yang berhenti mendadak.

    “Melibatkan 3 kendaraan,” ucap Kasat Lantas Polres Blitar, AKP Agus Prayitno

    Dipaparkannya, kecelakaan bermula ketika Kendaraan R6 Dump Truk dengan nomor polisi AG 9704 US, yang dikemudikan oleh Didiet Yoga Pratama (33) dari Tulungagung, melaju dari arah utara menuju selatan.

    Saat melintas di lokasi kejadian, tepat di depan truk tersebut, terdapat mobil R4 tak dikenal yang tiba-tiba berhenti. Karena terkejut dan tidak sempat mengerem, pengemudi truk Didiet memutuskan membanting setir ke sisi barat jalan untuk menghindar.

    Kendaraan yang terlibat kecelakaan beruntun di Blitar. (foto : Winanto/beritajatim.com)

    Nahas, saat menghindar, truk tersebut langsung bertabrakan dengan Kendaraan Sepeda Motor Honda Supra AG 5043 KCP yang dikendarai oleh Muji Santoso (43), seorang karyawan swasta warga Sananwetan, yang datang dari arah berlawanan (selatan ke utara).

    Benturan keras membuat sepeda motor tersebut terpental dan kemudian menghantam Kendaraan R4 Honda Yaris AG 1146 MD yang dikemudikan oleh seorang dokter bernama Gatut Wicaksono (41).

    “Diduga pengemudi Kendaraan R6 Dump Truk AG 9704 US tidak menjaga jarak serta kurang berkonsentrasi sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan lalu lintas,” jelasnya.

    Akibat kecelakaan ini, pengendara sepeda motor Honda Supra, Muji Santoso, dilaporkan mengalami luka lecet (babras) pada bagian kaki dan dalam kondisi sadar Luka Ringan. Sementara itu, pengemudi truk, Didiet Yoga Pratama, dan pengemudi Honda Yaris, Gatut Wicaksono, dinyatakan tidak mengalami luka fisik.

    Semua kendaraan yang terlibat, yakni truk AG 9704 US, sepeda motor Honda Supra AG 5043 KCP, dan mobil Honda Yaris AG 1146 MD, mengalami kerusakan.

    Saat ini, kasus kecelakaan lalu lintas ini masih dalam penanganan lebih lanjut oleh Unit Gakkum Satlantas Polres Blitar Kota untuk proses penyelidikan dan penentuan pihak yang bertanggung jawab.

    “Kasus ini masih kami tangani lebih lanjut, untuk proses penyelidikan,” tegasnya. (owi/but)

  • 7
                    
                        UMP Gagal Ditetapkan, Buruh Mengamuk Robohkan Gerbang Kantor Gubernur Jateng
                        Regional

    7 UMP Gagal Ditetapkan, Buruh Mengamuk Robohkan Gerbang Kantor Gubernur Jateng Regional

    UMP Gagal Ditetapkan, Buruh Mengamuk Robohkan Gerbang Kantor Gubernur Jateng
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Ratusan buruh menggeruduk kantor Gubernur Jawa Tengah, Senin (8/12/2025), setelah penetapan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2026 kembali gagal dilakukan seperti jadwal.
    Gerbang kantor sempat dirobohkan massa sekitar pukul 16.00 WIB sebelum aparat mengamankan situasi.
    Setelah situasi terkendali, gerbang yang sempat roboh langsung dipasang kembali.
    Ketua DPD Serikat Pekerja Nasional (SPN) Jateng sekaligus Koordinator Gabungan Serikat Pekerja Jepara Raya (Gaspera), Maksuri, menegaskan bahwa aksi ini merupakan bentuk protes atas penundaan penetapan
    UMP
    .
    “Harusnya UMP itu ditetapkan pada bulan November. Tetapi, sampai dengan hari ini UMP dan UMSP belum ditetapkan. Pemerintah itu terkesan selalu mengakal-ngakali kami,” kata Maksuri di sela aksi.
    Ia menilai penundaan dilakukan secara sengaja agar buruh tak punya ruang negosiasi ketika keputusan UMP tidak sesuai kebutuhan hidup layak (KHL). Jateng, katanya, masih menjadi wilayah dengan upah terendah.
    “Kondisinya jauh di bawah kebutuhan hidup layak. Upah di Jawa Tengah ini adalah upah terendah se-Indonesia Raya. Buruh itu dieksploitasi,” ujarnya.
    Maksuri menyebut penundaan
    penetapan UMP
    terus berulang. Tahun lalu UMP ditetapkan pada 1 Desember, sedangkan tahun ini jadwal kembali mundur.
    “Artinya, kalau misalnya diketok mepet, berarti 1 Januari itu mau tidak mau harus dilaksanakan. Iya, harus dilaksanakan. Paling ya nanti tunggu di MK,” katanya.
    Ia menegaskan buruh menuntut kenaikan
    UMP 2026
    sebesar 8,5–10,5 persen agar memenuhi KHL.
    “Kenaikan UMP antara 8,5 – 10,5 persen. Kami minta segera diketuk,” tegasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tepis Stigma Anti Kritik, Forum PKB Blitar Mendengar Digelar

    Tepis Stigma Anti Kritik, Forum PKB Blitar Mendengar Digelar

    Blitar (beritajatim.com) – Menjawab dinamika politik yang kian cair dan menuntut transparansi, Dewan Pengurus Cabang (DPC) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Kabupaten Blitar mengambil langkah strategis yang tidak biasa.

    Menepis stigma bahwa partai politik kerap berjarak dan anti-kritik, PKB Blitar justru membuka pintu selebar-lebarnya bagi publik untuk mengkritik kinerja kader dan anggota DPRD Kabupaten Blitar yang berasal dari partainya.

    Acara tersebut digelar dengan tajuk PKB Mendengar. Forum yang digelar bekerja sama dengan komunitas MATA Blitar ini bukan sekadar seremonial. Dihadiri oleh 100 representasi elemen masyarakat, mulai dari petani, pelaku UMKM, penyandang disabilitas, hingga akademisi.

    Acara ini didesain sebagai pengadilan rakyat yang konstruktif untuk mengevaluasi kinerja partai, termasuk para wakil rakyatnya di DPRD. Ketua DPC PKB Kabupaten Blitar, Rini Syarifah, menegaskan bahwa forum ini adalah manifestasi dari komitmen partai untuk tidak menjadi “menara gading”.

    Perempuan yang akrab disapa Mak Rini tersebut menekankan bahwa anggota DPRD dari PKB maupun struktur partai harus memiliki telinga yang tebal terhadap kritik namun hati yang lapang untuk menerima saran.

    “PKB harus kembali pada ruhnya: menjadi rumah besar aspirasi rakyat. Itu sebabnya hari ini kami duduk bersama masyarakat untuk mendengar, bukan hanya bicara. PKB siap dikritik, diberi saran, dan diberi tugas oleh rakyat Kabupaten Blitar,” tegas Mak Rini di hadapan peserta forum.

    Pernyataan ini menjadi sinyal kuat bahwa PKB Blitar sedang melakukan mekanisme reset politik. Tujuannya jelas yakni memastikan partai tetap relevan, akuntabel, dan tidak resisten terhadap suara-suara sumbang yang justru membangun.

    Merespons Krisis Kepercayaan Publik
    Langkah berani PKB Blitar ini juga mendapat sorotan dari Direktur MATA Blitar, Bahrul Ulum. Menurutnya, forum ini lahir dari kegelisahan kolektif atas merosotnya indeks kepercayaan publik terhadap institusi partai politik.

    Bahrul menilai, keberanian PKB untuk duduk satu meja dan mencatat masukan pedas dari akar rumput adalah antitesis dari arogansi kekuasaan. Inklusivitas yakni forum ini tidak hanya mendengar elit, tetapi langsung menyentuh masalah riil petani dan kaum marjinal. Serta masukan yang masuk tidak akan menguap, melainkan dicatat sebagai basis data untuk menyusun agenda kerja partai dan fraksi di DPRD.

    “Jadi masukan dari petani, pelaku UMKM, disabilitas, hingga akademisi dicatat untuk ditindaklanjuti menjadi agenda kerja partai,” ujar Bahrul.

    Budaya Politik Baru
    Melalui “PKB Mendengar”, DPC PKB Kabupaten Blitar tengah berupaya membangun budaya politik baru. Sebuah budaya di mana kritik tidak dianggap sebagai serangan, melainkan sebagai bahan bakar untuk pembenahan. Dengan orientasi pelayanan yang lebih nyata, PKB Blitar menantang dirinya sendiri untuk membuktikan bahwa mereka adalah partai yang benar-benar dimiliki oleh rakyat, bukan sekadar kendaraan politik lima tahunan. (owi/ted)

  • Polisi Hentikan Sementara Aktivitas Dugaan Pembalakan Liar di Lampung: Tiga Orang Sudah Diperiksa

    Polisi Hentikan Sementara Aktivitas Dugaan Pembalakan Liar di Lampung: Tiga Orang Sudah Diperiksa

     

    Liputan6.com, Lampung Direktur Ditreskrimsus Polda Lampung, Kombes Pol Dery Agung Wijaya mengatakan, pihaknya menindaklanjuti temuan aktivitas dugaan pembalakan liar di kawasan hutan Kabupaten Pesisir Barat. 

    Sesampainya di lokasi, tiga orang yang berada di sana sudah ditangkap dan dimintai keterangan.

    “Kami sudah mengecek langsung lokasi, dan sementara aktivitas di sana telah kami hentikan,” kata Dery di Lampung, Senin (8/12/2025).

    Adapun ketiga orang yang ditangkap diantaranya satu orang pekerja, satu operator alat, seorang mandor.

    “Mereka masih kami perlakukan sebagai saksi,” ungkap Dery.

    Selain itu, dia menuturkan, Polda Lampung menggandeng Kementerian Kehutanan dan Dinas Kehutanan Provinsi Lampung dalam proses penyelidikan.

    “Kami masih terus melakukan pendalaman. Mohon bersabar, perkembangannya akan kami informasikan,” kata Dery.

    Sebelumnya, aksi brutal pembalakan liar di kawasan hutan Sahbardong, Pekon Pugung Penengahan, Kecamatan Pesisir Utara, Kabupaten Pesisir Barat, Lampung, terjadi di depan mata dan membuat warga resah. Ribuan kayu hutan ditebangi dalam kurun waktu lama, namun hingga kini nyaris tak tersentuh hukum.

    Dalam sebuah video yang beredar pada Sabtu (6/12/2025), tampak dua pekerja dengan santainya menebang pohon hutan berdiameter besar menggunakan gergaji mesin. Balok-balok kayu berukuran raksasa berserakan.

  • Begini Nasib Kampung Adat Waru Wora di NTT Usai Terbakar Hebat

    Begini Nasib Kampung Adat Waru Wora di NTT Usai Terbakar Hebat

    Sebanyak 28 unit rumah adat di Kampung Waruwora-Lamboya, Desa Patiala Bawa, Kecamatan Lamboya, Kabupaten Sumba Barat, NTT terbakar, Jumat (5/12/2925).

    Kebakaran ini menyebabkan 41 kepala keluarga (KK) atau 139 orang warga kehilangan tempat tinggal. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materi diperkirakan cukup besar.

    Kapolres Sumba Barat, AKBP Yohanis Nisa Pewali, menuturkan kejadian bermula saat warga datang ke Kampung Waruwora untuk mengambil kayu sebagai bahan pembuatan kandang babi. Ketika melintas di depan rumah milik Marsel Yeru, mereka melihat kobaran api telah membakar bagian atap belakang rumah tersebut.

  • Tragis! Istri Sembunyikan Kehamilan dari Suami, Saat Bayi Lahir Malah Dibunuh karena Alasan Ekonomi

    Tragis! Istri Sembunyikan Kehamilan dari Suami, Saat Bayi Lahir Malah Dibunuh karena Alasan Ekonomi

    Bayi malang itu pertama kali ditemukan seorang warga, TM (70), di sebuah kebun saat mencari rumput.

    Korban ditemukan sudah tidak bernyawa dalam karung putih, kemudian dibawa pulang warga untuk dimakamkan.

    Dari pemeriksaan, tersangka mengaku melahirkan bayinya seorang diri di kebun yang berjarak sekitar 15 meter dari rumahnya, pada Jumat siang.

    “Tersangka menyampaikan bahwa ia tidak menghendaki kelahiran korban karena alasan ekonomi. Hal itu yang mendorongnya melakukan perbuatan tersebut,” ujar Eko.

    Korban merupakan anak keempat. S diketahui memiliki suami yang bekerja di sebuah warung kopi di Surabaya.

    Namun, suaminya sama sekali tidak mengetahui bahwa istrinya sedang mengandung karena S sengaja menyembunyikannya.

    “Bayi itu adalah anak sah hasil hubungan suami-istri. Berat badan tiga kilogram dan panjang 51 sentimeter. Korban belum sempat diberi nama,” kata dia.

    Saat ini, S telah ditahan di Rutan Trenggalek setelah menjalani perawatan pascamelahirkan.

    Polisi menjerat tersangka dengan Pasal 76C jo Pasal 80 Undang-Undang Perlindungan Anak, dengan ancaman hukuman lebih dari 15 tahun penjara.