Jenis Media: Regional

  • Memahami Pesan Keperempuanan dalam Teater Sinema ‘Selamat Pagi Donna’

    Memahami Pesan Keperempuanan dalam Teater Sinema ‘Selamat Pagi Donna’

    Liputan6.com, Jakarta – Luka kehidupan sering harus disembunyikan. Pun bencana banjir akibat ketidakmampuan mengelola alam.

    Sebuah renungan untuk memaknai kesia-siaan menjadi sebuah kebahagiaan mencoba ditampilkan oleh Teater Srikandi Pendopo nDalem melalui sinema teater bertajuk “Selamat Pagi Donna”. Naskah sinema teater ini adalah karya Ina Sita Nur’aina dan disutradarai Inung Nuramin.

    Menurut Mahmoud Elqadrie, Stage Manager dan Desain Produksi, pementasan akan digelar Rabu, 10 Desember 2025 mulai pukul 19.00 WIB di Sociëtet Militair, Taman Budaya Yogyakarta.

    “Lakon ini menggali tema elegi kemanusiaan, di mana manusia sebagai subjek dan objek takdir harus bergulat dengan duka yang tak terhindarkan,” kata Mahmoud.

    Apa yang disampaikan Mahmoud linear dengan yang pernah diungkapkan oleh filsuf Friedrich Nietzsche. Saat itu Nietzsche mengatakan bahwa sesuatu yang tidak membunuhmu akan membuatmu lebih kuat.

    Cerita “Selamat Pagi Donna” berpusat pada sosok Donna, seorang perempuan yang terjerat dalam lingkaran kemiskinan dan kekerasan. Sejak kecil, ia menjadi korban asusila Muryoto ayah kandungnya. Muryoto adalah seorang tukang becak yang dimainkan oleh Daniel Godan.

    Tragedi asusila ini tidak hanya merenggut masa depan Donna, tapi juga nyawa ibunya, Surti (Ningsih Maharani), yang tak kuat menghadapi cibiran masyarakat. Didorong oleh keputusasaan, Donna memilih jalan sebagai pekerja seks di sebuah rumah bordil yang dikelola Mami, seorang mucikari yang diperankan BRAy Irianiparamastuti.

    Saat ayahnya terus mengganggu, akhirnya Donna bertekad membunuhnya sebagai bentuk pembalasan atas kehancuran yang ditimbulkan. Pembunuhan itulah yang mengharuskan Donna mendekam di penjara.

    Setelah menjalani hukuman penjara, Donna kembali ke rumah bordil dan naik pangkat menjadi mucikari. Ia bahkan menyediakan perawatan kesehatan bagi para pekerja. Saat itulah ia bertemu seorang dokter (Wahyu Widodo), yang menjadi mitra kerja sekaligus benih cinta.

    Menurut Mahmoud, ending cerita dibuat terbuka untuk memberi renungan kepada penonton.

    “Ada pesan, benarkah penebusan mungkin terjadi di tengah absurditas kehidupan?” kata Mahmoud.

    Menyimak jalan ceritanya, mengingatkan pada pemikiran Albert Camus dalam “The Myth of Sisyphus”. Penonton bisa membayangkan Sisyphus yang ternyata bahagia meski terus mendorong batu dengan sia-sia. Kesia-siaan mendorong batu ke atas untuk kemudian menggelundungkan ke bawah adalah sebuah metafor atas perjuangan Donna yang tak henti melawan nasib buruk. Saat ia menikmati kesia-siaan ini, ia justru menemukan kebebasan dalam pemberontakan terhadap penderitaannya.

    Selamat Pagi Donna juga menyoroti perspektif feminis Simone de Beauvoir dalam “The Second Sex” yang menyatakan bahwa perempuan sering kali didefinisikan sebagai “yang lain” oleh masyarakat patriarkal. Donna sebagai korban kekerasan rumah tangga dan eksploitasi seksual, mewakili perempuan yang terperangkap dalam struktur sosial yang menindas, namun akhirnya merebut kendali atas nasibnya sendiri.

    Mahmoud Elqadrie menyebut visi pertunjukan ini adalah ritual ekstra kurikuler kehidupan, di mana penderitaan bukan akhir, tapi katalisator perubahan.

    “Lakon ini mengedukasi penonton tentang siklus kekerasan. Kami memilih konsep sinema teater yang memadukan elemen visual dan dramaturgi untuk membuat penonton seolah-olah mereka ikut mendorong batu Sisyphus bersama Donna,” kata Mahmoud.

    Sementara itu, Rina Nikandaru, Pimpro sekaligus Ketua GRK Asdrafi, yang juga membidani proyek Teater Srikandi Pendopo nDalem, menyebutkan bahwa ada sangat banyak perempuan yang tak bisa diam.

    “Kami melihat teater sebagai ruang merdeka untuk mengeksplorasi takdir manusia yang mampu mengubah duka menjadi kekuatan,” kata Rina.

    Ia menjelaskan lakon Selamat Pagi Donna bukan sekadar cerita tragis melainkan doa kolektif agar masyarakat bangun dari ketidakadilan.

    Didukung pemain seperti Kayla Merry S. sebagai Donna dewasa, Cinta Laras sebagai Donna muda, serta tim produksi termasuk narator Ina Sita Nur’aina, tata musik Memet Chairul Slamet, dan koreografi Deddy Ratmoyo, pertunjukan ini menjanjikan pengalaman dinamis yang menggabungkan elemen sinematik dengan teater hidup.

    Teater Srikandi Pendopo nDalem, berakar dari eks Akademi Seni Drama dan Film Yogyakarta untuk terus membangun tradisi teater merdeka tanpa beban sponsor dan fokus pada dramaturgi sebagai landasan utama. Masyarakat diajak merenungkan bahwa ada cerita duka yang menunggu ditebus. Tiket tersedia di lokasi.

  • Puluhan Rumah di Jember Terendam Banjir Luapan

    Puluhan Rumah di Jember Terendam Banjir Luapan

    Jember (beritajatim.com) – Sedikitnya 25 rumah terendam air dan 110 rumah terpapar banjir luapan di Kabupaten Jember, Jawa Timur, 8-9 Desember 2025.

    Berawal dari hujan di sebagian wilayah Jember yang berlangsung sejak Senin sore hingga Selasa dini hari. “Pada pukul 19.00 WIB, Senin (8/12/2025), saluran irigasi avur dari Sungai Curah Ampel tidak mampu menampung debit air,” kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jember Indra Tri Purnomo, Selasa (9/12/2025).

    Air meluap ke pemukiman warga dan jalan desa dengan ketinggian kurang lebih 30-70 centimeter. Banjir luapan ini masuk ke rumah warga dengan ketinggian 20-40 centimeter hari ini.

    BPBD Jember mencatat 25 rumah di Dusun Krajan, Desa Bagorejo, Kecamatan Gumukmas terendam air dengan ketinggian 20 – 40 centimeter. Sementara itu 40 rumah lainnya terpapar banjir. Begitu juga akses jalan dusun.

    Sementara itu Dusun Karanganyar, Desa Karangrejo, Kecamatan Gumukmas, 40 rumah di RT 02 RW 09 dan 30 rumah di RT 02 RW 08 terpapar banjir.

    “Kami sudah mendistribusikan bantuan untuk dapur mandiri di rumah Kades Bagorejo. Banjir di akses jalan sebagian sudah mulai surut dari ketinggian 60 centimeter kini sudah 20 centimeter,” kata Indra.

    Sementara itu banjir di depan pemukiman warga di dekat sungai belum surut. “Kami mengimbau masyarakat lebih waspada terhadap cuaca ekstrem,” kata Indra. [wir]

  • 10
                    
                        Artis-Influencer Buka Donasi untuk Bencana, Mensos: Sebaiknya Izin Dulu
                        Nasional

    10 Artis-Influencer Buka Donasi untuk Bencana, Mensos: Sebaiknya Izin Dulu Nasional

    Artis-Influencer Buka Donasi untuk Bencana, Mensos: Sebaiknya Izin Dulu
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf atau Gus Ipul mengingatkan soal kepatuhan terhadap aturan izin penggalangan dana untuk membantu korban bencana banjir bandang dan tanah longsor di Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.
    Hal ini diucapkan
    Gus Ipul
    menanggapi maraknya aksi solidaritas berbagai pihak, mulai dari artis hingga
    influencer
    yang membuka donasi hingga miliaran untuk disalurkan ke tiga provinsi tersebut.
    “Tetapi sebaiknya kalau menurut ketentuan itu izin dulu. Ya izinnya bisa dari kabupaten, kota, atau juga dari Kementerian Sosial,” ujar Gus Ipul saat ditemui di Kantor Kemensos, Salemba, Jakarta Pusat, Selasa (9/12/2025).
    Gus Ipul menuturkan,
    izin penggalangan dana
    dapat diperoleh dari berbagai tingkatan sesuai cakupan kegiatan penggalangan dana dan prosesnya tidak rumit.
    “Kalau tingkat nasional ya, mengambilnya dari berbagai provinsi tentu izinnya harus lewat dari Kementerian Sosial. Sangat mudah izinnya ya, tentu enggak perlu rumit,” ucap dia.
    Ia menekankan, aspek pelaporan menjadi elemen paling penting setelah menerima sumbangan dari masyarakat dengan nilai uang yang besar.
    Untuk penggalangan dana skala besar, kata Gus Ipul, ada standar audit profesional yang bertugas melaporkan detail penggunaan uang donasi.
    “Kalau di atas Rp 500 juta ya harus menggunakan auditor. Harus bekerja sama dengan auditor yang bersertifikat untuk juga bisa melaporkan, dapatnya dari mana saja, diperuntukkan apa saja,” kata Gus Ipul.
    “Kalau misalnya Rp 500 juta ke bawah itu cukup audit intern. Tapi laporannya harus diserahkan ke Kementerian Sosial,” imbuh dia.
    Menurut Gus Ipul, pelaporan ini merupakan suatu antisipasi agar penggunaan dana sumbangan dapat dipertanggungjawabkan dan tidak disalahgunakan.
    “Uang yang sudah dikumpulkan ini untuk apa saja, siapa yang menerima, alamatnya di mana, dan diperuntukkan untuk kepentingan apa,” kata Gus Ipul.
    “Saya kira dengan begitu ini adalah membiasakan diri pada kita semua untuk mempertanggungjawabkan dana publik yang sudah kita terima itu,” ujar dia.
    Kendati demikian, Gus Ipul menegaskan bahwa semua pihak boleh membuka donasi untuk mengumpulkan bantuan dan ia mengapresiasi hal tersebut.
    “Jadi pada dasarnya siapapun boleh mengumpulkan donasi, siapapun, perorangan maupun lembaga,” kata Gus Ipul.
    “Sungguh kita mengapresiasi bagi pihak-pihak yang ingin memberikan dukungan, membantu, dan kemudian mengumpulkan dana dari masyarakat. Silahkan,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tembok 13 Meter Jebol Diterjang Longsor, Forkopimca dan Warga Sudimoro Gotong Royong Bersihkan Longsor

    Tembok 13 Meter Jebol Diterjang Longsor, Forkopimca dan Warga Sudimoro Gotong Royong Bersihkan Longsor

    Pacitan (Beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Sudimoro selama hampir enam jam pada Minggu (7/12) petang memicu tanah longsor yang menghantam rumah milik Tupani, warga Dusun Rejomulyo, Desa Sudimoro, Kecamatan Sudimoro. Tembok rumah sepanjang sekitar 13 meter jebol setelah tertimpa talud dari rumah tetangga yang berada di bagian atas.

    Material longsoran berupa tanah, batu, dan puing bangunan menimbun sebagian besar ruang rumah semi permanen tersebut. Seluruh perabot, termasuk pakaian, kasur, serta barang-barang di kamar, ikut tertimbun. Perlengkapan sekolah milik Najib Rahmadani, anak Tupani yang duduk di bangku SMK Ma’arif Sudimoro, juga ikut rusak. Beruntung, Najib tetap bisa berangkat sekolah menggunakan seragam yang kebetulan disimpan di ruang terpisah dan tidak terdampak.

    “Hampir seluruh peralatan sekolah, baju seragam tertimbun tanah, tadi ke sekolah pakai baju putih yang kebelilan tidak ditaruh di dalam kamar, kalau bukunya rusak semua,” Kata Tupani Selasa (9/12/2025).

    Tur Handayani, istrinya menyebutkan bahwa kondisi bangunan bagian belakang sudah tidak aman, dia pun memilih mengungsi ke tempat tetangganya. “Sementara mengungsi, karena rumah juga rusaknya parah, takut ambruk,” ujarnya.

    Selasa (9/12) pagi, warga Dusun Rejomulyo bersama Kapolsek Sudimoro Iptu Ibnu Aris Santosa bersama, anggota Polsek, dan Camat Sudimoro turun langsung melakukan kerja bakti membersihkan material longsoran. Mereka mengeluarkan tanah dan batu yang menimbun bagian rumah, sekaligus memasang tiang-tiang penyangga untuk mencegah bangunan utama ikut ambruk.

    Selain tenaga, warga bersama Forkopimca Sudimoro juga memberikan bantuan berupa paket sembako dan terpal untuk menutup area longsoran agar tidak kembali tergerus saat hujan turun.

    “Senin kemarin kami belum bisa melakukan pembersihan karena lumpur masih terus turun, dan baru kali ini kami bersama pak kapolsek dan warga melakukan pembersihan,” kata M Taufik Camat Sudimoro.

    Taufik menyampaikan bahwa kejadian tersebut bukan satu-satunya peristiwa longsor di wilayahnya. Data sementara mencatat ada delapan titik longsor di Kecamatan Sudimoro. Tujuh rumah mengalami kerusakan di Desa Sudimoro, Ketanggung, dan Karangmulyo, sementara beberapa longsoran lainnya menutup akses jalan kabupaten.

    Ia mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi warga yang tinggal di dekat tebing. “Saat hujan deras turun dalam durasi panjang, lebih baik segera mencari tempat aman untuk menghindari kemungkinan longsor susulan,” tutupnya (tri/kun)

  • Membedah Spesifikasi Bailey, Jembatan Bongkar Pasang Milik TNI Sambungkan Daerah Terisolir Banjir

    Membedah Spesifikasi Bailey, Jembatan Bongkar Pasang Milik TNI Sambungkan Daerah Terisolir Banjir

    Liputan6.com, Jakarta – Tentara Nasional Indonesia (TNI) memasang jembatan bailey untuk menghubungkan daerah terisolir akibat banjir di Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat.

    “Sejumlah jembatan darurat atau biasa disebut bailey mulai dipasang pada beberapa titik di wilayah Provinsi Sumatra Barat,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangannya kepada wartawan, Selasa (9/12/2025).

    Bailey atau biasa disebut sebagai jembatan darurat, merupakan jembatan temporer yang bisa dibongkar pasang.

    Material jembatan bailey adalah besi dengan bobot total 24 ton. Pemasangan jembatan ini ditargetkan selesai pada 12 Desember 2025.

    Jembatan bailey berasal dari Denzipur 2/PS Kodam XX/TIB merupakan tipe 1-1 dengan panjang 18 meter atau terdiri dari 6 petak.

    Pemasangan jembatan bailey ini menggantikan jembatan Sikabau yang putus diterjang banjir akhir November 2025 lalu.

    Jembatan tersebut sebelumnya menghubungkan jalan Sikabau menuju wilayah Lembah Melintang di Kabupaten Pasaman Barat.

    Panjang jembatan putus mencapai 12 meter. Perkembangan pemasangan jembatan darurat berjalan delapan persen pada Minggu kemarin (7/12).

    “Jembatan ini merupakan penghubung antara wilayah Sikabau dan Lembah Melintang, walau bukan jalan lintas kabupaten tapi cukup vital dikarenakan Sikabau merupakan tempat wisata dan terdapat 500 KK,” Mayor Czi Bobby Andrias Komandan Detasemen Zeni Tempur 2/PS Kodam XX/TIB Payakumbuh menambahkan.

    Sebanyak 12 personel Denzipur 2/PS Kodam XX/TIB, 50 personel Batalyon Teritorial Pembangunan (TP) 896/Serumpun Pseko, 6 personel Koramil 07/Air Bangis sebanyak dikerahkan untuk memasang jembatan.

    Terdapat empat jembatan bailey prioritas untuk wilayah Sumbar. Selain pengganti jembatan Sikabau di Pasaman Barat, pemasangan jembatan darurat juga dilakukan di jembatan Supayang dan Bawah Kubang, Kabupaten Solok, serta jembatan Luhuang di Kabupaten Padang Pariaman.

  • Jembatan Kuta Blang di Bireuen Putus, Akses Aceh–Medan Terhenti

    Jembatan Kuta Blang di Bireuen Putus, Akses Aceh–Medan Terhenti

    Aceh, Beritasatu.com — Jembatan Kuta Blang di Kabupaten Bireuen, Aceh, putus akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut sejak akhir November 2025. Kerusakan ini membuat akses di jalur nasional Banda Aceh–Medan terhenti dan memutus mobilitas warga dari kedua sisi sungai Peusangan.

    Putusnya jembatan membuat kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, tidak dapat melintas. Sejak 27 November 2025, jalur tersebut praktis lumpuh dan menyebabkan distribusi logistik serta aktivitas ekonomi masyarakat terganggu.

    Untuk mengatasi kondisi darurat, warga bersama nelayan setempat menyediakan penyeberangan alternatif menggunakan perahu motor. Penyeberangan ini menjadi satu-satunya jalur sementara bagi masyarakat untuk beraktivitas, seperti bekerja, menjemput keluarga, hingga membawa barang kebutuhan sehari-hari. Tarif yang dikenakan berkisar Rp 30.000 per orang.

    Hingga saat ini, warga masih mengandalkan penyeberangan darurat sambil menunggu akses darat kembali normal. Pemerintah mengimbau masyarakat berhati-hati dan mengikuti arahan petugas saat melewati jalur penyeberangan sementara.

  • RSUD Aceh Tamiang Kembali Layani Pasien Darurat Seusai Terendam Banjir

    RSUD Aceh Tamiang Kembali Layani Pasien Darurat Seusai Terendam Banjir

    Aceh Tamiang, Beritasatu.com – Layanan Unit Gawat Darurat (UGD) RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang, kembali beroperasi setelah fasilitas tersebut sebelumnya lumpuh akibat banjir bandang. Aktivasi ini menjadi angin segar bagi warga yang hampir dua pekan hanya mengandalkan posko kesehatan di tingkat kecamatan.

    Direktur RSUD Muda Sedia, Andika Putra, menyampaikan UGD mulai menerima pasien setelah area prioritas dibersihkan dan dinyatakan aman.

    “Sore ini UGD sudah bisa melayani pasien,” kata Andika di RSUD Muda Sedia, Aceh Tamiang, Selasa (9/12/2025).

    Andika menjelaskan, rumah sakit membuka layanan rawat inap darurat dengan kapasitas terbatas. Dari 47 tempat tidur yang tidak terdampak banjir, hanya 20 unit yang bisa digunakan karena ruangan lain belum selesai dibersihkan.

    “Kami siapkan 20 tempat tidur. Sebenarnya ada 47 yang tidak terdampak, tetapi ruangannya terbatas, jadi kami alokasikan 20 saja. Lokasinya di area UGD ini. Jadi UGD ini semacam mini rumah sakit,” ujarnya.

    Namun, RSUD belum dapat melakukan tindakan operasi karena seluruh peralatan di ruang bedah rusak total akibat banjir.

    “Belum memungkinkan. Semua alat operasi rusak, mesin anestesi, kursi operasi, dan peralatan lainnya. Tidak mungkin dilakukan,” ungkapnya.

    Andika menegaskan, RSUD memiliki peran berbeda dari posko kesehatan. Posko hanya menangani keluhan ringan, sementara rumah sakit menangani kasus yang membutuhkan tindakan lebih intensif.

    “Posko untuk penyakit ringan seperti gatal, ISPA, dan rawat jalan. Kalau di sini untuk kasus yang butuh tindakan seperti infus, pengobatan injeksi, dan pemantauan,” jelasnya.

    Saat ini, RSUD Muda Sedia menjadi satu-satunya fasilitas kesehatan yang kembali beroperasi di Aceh Tamiang. Sebelum UGD kembali beroperasi, tenaga medis RSUD sempat memberikan layanan darurat dari pintu samping bagi warga yang membutuhkan pertolongan cepat.

    “Tetap ada. Kami melayani dari pintu samping. Ada yang tertusuk paku, luka-luka, tetap kami tangani,” kata Andika.

  • BPBD Sebut Ratusan Rumah di Bogor Rusak Akibat Banyak Bencana di Awal Desember
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 Desember 2025

    BPBD Sebut Ratusan Rumah di Bogor Rusak Akibat Banyak Bencana di Awal Desember Regional 9 Desember 2025

    BPBD Sebut Ratusan Rumah di Bogor Rusak Akibat Banyak Bencana di Awal Desember
    Tim Redaksi
    BOGOR, KOMPAS.com
    – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor mencatat puluhan kejadian bencana melanda sejumlah kecamatan sejak awal Desember 2025.
    Peristiwa tersebut menyebabkan ratusan kepala keluarga (KK) dan ribuan warga terdampak, dengan kerusakan pada permukiman serta fasilitas umum seperti sarana pendidikan (sekolah), tempat ibadah.
    “Berdasarkan data kaji cepat bencana yang dihimpun di awal Desember, terdapat 29 kejadian bencana yang dilaporkan dalam periode tersebut. Dari angka itu, 457 KK dengan 1.454 jiwa terdampak,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Bogor Adam Hamdani, Selasa (9/12/2025).
    Dari total kejadian itu terdapat 214 unit bangunan terdampak dengan kategori rusak ringan hingga rusak berat.
    Selain merusak permukiman, bencana juga berdampak pada infrastruktur, termasuk sejumlah jembatan yang dilaporkan ambruk atau terputus, sehingga mengganggu akses warga di sejumlah kecamatan. 
    Tak hanya itu, 20 kepala keluarga (KK) terdiri 60 jiwa mengungsi, ratusan
    rumah rusak
    , serta sejumlah sarana pendidikan dan ibadah yang juga rusak.
    Adam mengatakan, seluruh angka tersebut masih bersifat sementara dan dapat berubah atau diperbarui seiring proses pendataan di lapangan.
    “Data ini hasil laporan masuk dan kaji cepat. Petugas masih melakukan verifikasi dan pendataan lanjutan di lokasi terdampak,” kata dia.
    Menurutnya, rangkaian bencana pada awal Desember ini didominasi bencana hidrometeorologi akibat hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur Kabupaten Bogor secara terus-menerus dalam beberapa hari. 
    Tim reaksi cepat atau TRC BPBD telah melakukan penanganan darurat, termasuk evakuasi warga, pendataan pengungsi, serta penyaluran logistik dasar.
    “Prioritas kami adalah keselamatan warga dan pemenuhan kebutuhan mendesak di lokasi terdampak,” ujarnya.
     Adam mengimbau masyarakat tetap waspada terhadap potensi bencana susulan, khususnya di wilayah rawan, mengingat kondisi cuaca hujan yang tak menentu masih berpotensi terjadi dalam waktu dekat.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bahu Membahu Mahasiswa Aceh, Sumut, dan Sumbar di Semarang Saling Bantu lewat Posko
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 Desember 2025

    Bahu Membahu Mahasiswa Aceh, Sumut, dan Sumbar di Semarang Saling Bantu lewat Posko Regional 9 Desember 2025

    Bahu Membahu Mahasiswa Aceh, Sumut, dan Sumbar di Semarang Saling Bantu lewat Posko
    Tim Redaksi
    SEMARANG, KOMPAS.com
    – Mahasiswa asal Aceh, Sumatera Barat, dan Sumatera Utara yang tinggal di Kota Semarang, Jawa Tengah, telah membuka posko bersama di Tembalang sebagai upaya untuk saling membantu antar mahasiswa perantauan yang keluarganya terdampak bencana banjir dan longsor.
    Melalui posko tersebut, para mahasiswa mengumpulkan sembako yang akan disalurkan kepada mahasiswa yang membutuhkan.
    Hingga saat ini, sekitar 120 mahasiswa dari ketiga provinsi tersebut di Semarang telah merasakan dampak bencana.
    Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah, mendorong mereka untuk membuka posko sebagai bentuk solidaritas dan dukungan antar sesama korban.
    Kondisi para mahasiswa sangat memprihatinkan.
    Banyak dari mereka yang kesulitan untuk membayar uang kos dan biaya kuliah, bahkan untuk mendapatkan makanan sehari-hari pun menjadi tantangan.

    Yuda Sandi Prananta (21), mahasiswa semester 7 dari Universitas PGRI Semarang dan perwakilan
    mahasiswa Aceh
    -Sumut di Semarang, mengungkapkan rencana untuk membuka posko tambahan agar lebih mudah diakses oleh warga.
    “Mahasiswa terpisah-pisah, rencananya kita akan buat posko lain untuk memudahkan,” kata Yuda saat ditemui di Posko Mahasiswa Aceh di Tembalang, Selasa (9/12/2025).
    Untuk sementara, bantuan bagi mahasiswa dari Sumatera Barat dan Sumatera Utara ditampung di posko mahasiswa Aceh karena mereka memiliki tempat yang cukup.
    Yuda menyatakan rasa syukurnya atas meningkatnya partisipasi dermawan yang berdonasi ke posko tersebut.
    Selain itu, mahasiswa yang tidak terdampak juga menggalang iuran untuk membantu rekan-rekannya yang membutuhkan.
    Banyak mahasiswa yang menerima kabar memilukan dari kampung halaman, dengan beberapa di antaranya bahkan belum bisa berkomunikasi dengan keluarganya.
    “Ada juga laporan keluarga hanyut terbawa arus dan meninggal,” tuturnya dengan suara bergetar.
    Kondisi semakin sulit, karena banyak orang tua mahasiswa kehilangan sumber penghasilan akibat akses darat yang terputus dan sejumlah desa yang hilang diterjang banjir.
    Meskipun Lebaran semakin dekat, banyak mahasiswa mengaku tidak dapat pulang karena keterbatasan biaya dan kondisi daerah yang masih lumpuh.
    Meski demikian, Yuda menegaskan bahwa para mahasiswa tetap berupaya untuk bertahan dan saling membantu.
    “Kami di sini tetap berjuang. Jangan sampai mimpi kami putus hanya karena uang,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Tambang di Kaki Gunung Slamet Diprotes Warga, Dinas ESDM Jateng Tak Bisa Langsung Menutup
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        9 Desember 2025

    Tambang di Kaki Gunung Slamet Diprotes Warga, Dinas ESDM Jateng Tak Bisa Langsung Menutup Regional 9 Desember 2025

    Tambang di Kaki Gunung Slamet Diprotes Warga, Dinas ESDM Jateng Tak Bisa Langsung Menutup
    Tim Redaksi

    BANYUMAS, KOMPAS.com
    – Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Tengah (Jateng) tidak bisa langsung menutup penambangan di kaki Gunung Slamet meskipun keberadaannya diprotes warga.
    Pemilik tambang diberikan waktu 60 hari untuk memperbaiki.
    Diberitakan sebelumnya, puluhan massa yang tergabung dalam Presidium
    Gunung Slamet
    Menuju Taman Nasional menggelar
    aksi demonstrasi
    di gedung DPRD
    Banyumas
    , Selasa (9/12/2025).
    Mereka menuntut agar kegiatan penambangan batu granit di kaki Gunung Slamet, tepatnya di Bukit Jenar, Desa Baseh, Kecamatan Kedungbanteng ditutup karena menimbulkan dampak negatif.
    Kepala Cabang
    Dinas ESDM
    Wilayah Slamet Selatan, Mahendra Dwi Atmoko, mengatakan pihaknya telah melakukan penutupan sementara.
    Setelah itu, pemilik tambang diberi waktu 60 hari untuk melakukan perbaikan kegiatan penambangan.
    Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Bukit Jenar tersebut atas nama PT Dinar Batu Agung seluas 9,4 hektar.
    “Sesuai prosedur perundang-undangan, setelah penghentian sementara diberikan waktu 60 hari, setelah itu akan dilakukan evaluasi untuk menentukan apakah sanksinya meningkat untuk dilakukan pencabutan izin atau tidak,” kata Mahendra usai audiensi dengan
    Presidium Gunung Slamet
    Menuju Taman Nasional di gedung DPRD Banyumas, Selasa (9/12/2025).
    Mahendra menjelaskan, pemerintah tidak bisa melakukan pencabutan izin secara tiba-tiba tanpa prosedur yang diatur dalam undang-undang.
    “Pertambangan itu ada aturannya. Tidak bisa serta-merta dicabut hanya karena ada tuntutan. Ada mekanisme yang harus dilalui, peringatan satu, peringatan dua, peringatan tiga, penghentian sementara, hingga pencabutan izin,” ujar Mahendra.
    Menurut dia, aturan tersebut dibuat untuk memastikan negara tetap berjalan berdasarkan hukum.
    Setiap pemegang izin memiliki hak sekaligus kewajiban yang harus dipenuhi. Bila kewajiban teknis tidak dijalankan, barulah teguran diberikan secara bertahap.
    “Kalau aturan tidak dijalankan dan semua izin dicabut hanya karena ketidaksukaan, apa jadinya negara ini? Aturan itu menjamin hak kedua belah pihak, baik masyarakat maupun pemerintah,” tegas Mahendra.
    Mahendra menyebutkan bahwa penghentian sementara tambang di Baseh dilakukan setelah tim pengawas menemukan bahwa pengelola tidak menerapkan kaidah teknik pertambangan yang baik dan benar.
    Beberapa pelanggaran yang ditemukan antara lain, jenjang tambang terlalu tinggi, kemiringan lereng terlalu terjal, dan ketidaksesuaian pengaturan front tambang yang berpotensi membahayakan keselamatan.
    “Semua itu sudah ada ketentuannya. Tapi karena peringatan-peringatan kami tidak diindahkan, akhirnya dikeluarkan penghentian sementara agar mereka tidak beroperasi,” jelas Mahendra.
    Selain itu, pihak tambang juga diwajibkan segera melakukan reklamasi pada lahan yang telah selesai ditambang.
    Setelah penghentian sementara, perusahaan pemegang izin diminta memperbaiki seluruh aspek teknis yang menjadi temuan.
    Hasil perbaikan itu akan dievaluasi kembali oleh pemerintah.
    “Kalau front tambangnya sudah diperbaiki, kelerengannya sesuai aturan, dan reklamasi dilakukan, tentu akan kita nilai. Tapi kalau rekomendasi tidak dilaksanakan, barulah bisa dilakukan pencabutan izin,” jelas Mahendra.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.