Jenis Media: Regional

  • Warga Blang Cut Pidie Aceh Mandi hingga Mencuci di Genangan Banjir

    Warga Blang Cut Pidie Aceh Mandi hingga Mencuci di Genangan Banjir

    Pidie Jaya, Beritasatu.com – Genangan air pascabanjir dan longsor di Kabupaten Pidie Jaya tak hanya meninggalkan kerusakan, tetapi juga cerita pilu bagi warga. Di Desa Blang Cut, Kecamatan Meurah Dua, sebagian anak-anak tampak memanfaatkan genangan air untuk mandi dan bermain bersama teman-temannya dengan wajah ceria, meski di balik itu tersimpan persoalan serius, yakni krisis air bersih.

    Hingga hari ke-19 pascabencana, ketersediaan air bersih masih menjadi bayang-bayang yang menghantui warga. Bencana besar tersebut tidak hanya menelan korban jiwa dan harta benda, tetapi juga menghancurkan sumber air bersih. Lumpur tebal menimbun rumah-rumah warga, bahkan sumur-sumur yang selama ini menjadi andalan ikut tertelan tanah.

    Seorang warga Blang Cut, Sri (56), mengungkapkan saat ini desanya benar-benar tidak memiliki air bersih. Untuk mencuci piring dan peralatan rumah tangga, ia terpaksa menggunakan air genangan banjir yang membentuk kolam kecil di samping rumahnya.

    “Ini baru nyuci-nyuci kena banjir kami,” ujar Sri, Minggu (14/12/2025).

    Ia mengatakan seluruh sumur warga telah tertutup lumpur sehingga tidak lagi dapat digunakan. Bahkan, beberapa peralatan dapur miliknya baru bisa ditemukan setelah berhari-hari digali dari dalam lumpur.

    “Air bersih sudah tidak ada lagi. Semua sumur kami tertanam lumpur. Piring cucu saya ini pun penuh lumpur. Kalau minta air ke penyedia air bersih, tidak dikasih untuk cuci peralatan seperti ini,” keluhnya.

    Untuk kebutuhan minum, Sri mengaku masih mendapatkan bantuan air minum dari daerah lain serta air galon isi ulang. Namun, untuk mencuci pakaian dan keperluan lainnya, warga terpaksa kembali menggunakan air genangan banjir.

    Ia berharap pemerintah dapat segera menyalurkan air bersih, baik melalui jaringan PDAM maupun sumber air sungai yang layak.

    “Kami harap ke depan ada air PDAM masuk ke desa. Air ini tidak bersih, bikin gatal. Kaki kami sudah mulai gatal-gatal, kena kutu air,” katanya.

    Keluhan serupa juga disampaikan Ayu, warga Blang Cut lainnya. Ia menyebutkan hingga kini air bersih untuk kebutuhan sehari-hari belum juga masuk ke desanya.

    “Belum ada air masuk. Kalau untuk minum ada dari posko, tapi hanya itu. Untuk bersih-bersih, kami pakai air genangan saja,” ungkap Ayu.

    Kondisi ini menunjukkan meski bencana telah berlalu, dampaknya masih dirasakan warga hingga kini. Ketersediaan air bersih menjadi kebutuhan mendesak yang membutuhkan perhatian serius dari pemerintah dan pihak terkait agar warga dapat kembali menjalani kehidupan yang layak dan sehat.

  • Jembatan Gantung Putus di Purworejo, Warga Terperosok ke Sungai, Polisi Turun Tangan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Desember 2025

    Jembatan Gantung Putus di Purworejo, Warga Terperosok ke Sungai, Polisi Turun Tangan Regional 14 Desember 2025

    Jembatan Gantung Putus di Purworejo, Warga Terperosok ke Sungai, Polisi Turun Tangan
    Tim Redaksi
    PURWOREJO, KOMPAS.com
    – Sebuah jembatan gantung yang menghubungkan Desa Tanjunganom dengan Desa Sidomulyo, Kecamatan Butuh, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, dikabarkan putus dan viral di media sosial, Minggu (14/12/2025).
    Peristiwa tersebut pertama kali ramai diperbincangkan setelah diunggah akun Instagram @
    purworejo
    .terkini.
    Video tersebut telah ditonton sebanyak 21 ribu kali dan mendapatkan beragam komentar.
    Dalam video yang beredar, tampak sejumlah warga tengah melintasi
    jembatan gantung
    di area persawahan.
    Beberapa saat kemudian, bagian jembatan terlihat tidak stabil hingga akhirnya mengalami kerusakan serius.
    Pada unggahan tersebut disebutkan bahwa jembatan diduga putus akibat kelebihan beban.
    Sejumlah warga pun terlihat terperosok ke dalam sungai.

    Jembatan penghubung Desa Tanjunganom–Sidomulyo Kecamatan Butuh dikabarkan putus, diduga karena kelebihan beban
    ,” tulis akun @purworejo.terkini dalam keterangannya.
    Akun tersebut juga mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan sementara waktu mencari jalur alternatif jika hendak melintas.
    Kapolsek Butuh, Iptu Irfan Sofar, saat dikonfirmasi membenarkan terjadinya peristiwa jembatan gantung yang putus tersebut.
    Jembatan putus terjadi sekitar pukul 07.44 WIB.
    Begitu menerima laporan dari masyarakat, jajaran Polsek Butuh bersama Unit Reskrim, Unit Identifikasi, Unit 3 Satreskrim Polres Purworejo, Inafis, serta Pamapta Polres Purworejo langsung mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan pemeriksaan dan olah tempat kejadian perkara (TKP).
    “Benar telah terjadi kejadian putusnya tali penahan jembatan gantung,” ujar Iptu Irfan.
    Jembatan tersebut membentang di atas Sungai Bedono dan disangga oleh tiang besi setinggi kurang lebih delapan meter.
    “Situasi sudah kondusif dan penanganan di lokasi telah selesai dilakukan. Kami mengimbau masyarakat agar lebih berhati-hati dan memperhatikan kondisi sarana umum sebelum digunakan,” tuturnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kasus 2 Matel Tewas di Kalibata Jakarta, Gubernur NTT Minta Penegakan Hukum Terbuka
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Desember 2025

    Kasus 2 Matel Tewas di Kalibata Jakarta, Gubernur NTT Minta Penegakan Hukum Terbuka Regional 14 Desember 2025

    Kasus 2 Matel Tewas di Kalibata Jakarta, Gubernur NTT Minta Penegakan Hukum Terbuka
    Tim Redaksi
    KUPANG, KOMPAS.com
    — Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena menyampaikan duka cita mendalam atas meninggalnya 2 warga asal NTT yang diduga menjadi korban penganiayaan oleh 6 anggota kepolisian di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
    Dua korban tersebut diketahui bernama Miklon Edisafat Tanone (41) dan Noverge Aryanto Tanu (32), yang disebut-sebut berprofesi sebagai
    debt collector
    atau mata elang.
    Keduanya meninggal dunia setelah mengalami penganiayaan.
    “Atas nama Pemerintah Provinsi NTT dan seluruh masyarakat NTT, saya menyampaikan belasungkawa yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya dua anak NTT di Jakarta yang didianiaya oleh oknum polisi,” ujar Melki, saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (14/12/2025).
    Melki menegaskan, tertangkapnya 6 oknum polisi yang diduga terlibat harus diikuti dengan proses hukum yang tegas dan adil.
    Ia meminta aparat penegak hukum tidak ragu menerapkan pasal-pasal pidana yang sepadan dengan perbuatan penganiayaan yang berujung pada hilangnya nyawa.
    “Dengan tertangkapnya 6 oknum polisi tersebut, kami meminta agar segera diproses hukum dan dikenakan pasal yang sepadan dengan penganiayaan hingga menyebabkan kematian anak-anak kita ini,” tegasnya.
    Ia juga menekankan pentingnya penegakan hukum yang memberikan rasa keadilan, tidak hanya bagi keluarga korban, tetapi juga bagi masyarakat NTT dan masyarakat Indonesia bagian timur secara umum.
    “Kami berharap dan meminta agar polisi benar-benar menerapkan pasal-pasal yang memberikan rasa keadilan bagi keluarga korban, rakyat NTT, dan masyarakat Indonesia timur,” lanjut Melki.
    Melki juga menyatakan pihaknya bersama jejaring masyarakat NTT di Jakarta akan terus mengawal proses hukum terhadap keenam pelaku.
    Ia meminta agar penanganan kasus dilakukan secara terbuka agar publik memperoleh kepastian hukum.
    “Kami mendorong agar proses hukum terhadap enam pelaku dilakukan secara transparan dan terbuka, sehingga ada kepastian dan keadilan bagi keluarga korban,” ujarnya.
    Melki berharap peristiwa tragis ini menjadi yang terakhir dan tidak boleh terulang kembali di masa mendatang.
    Ia juga mengimbau masyarakat NTT yang berada di Jakarta untuk tetap tenang dan mempercayakan sepenuhnya proses hukum kepada aparat kepolisian.
    “Kami mengimbau keluarga besar NTT di Jakarta agar menyerahkan seluruh proses hukum kepada polisi dan tidak melakukan tindakan di luar hukum,” kata Melki.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
                
                    
                        
                            Medan
                        
                        14 Desember 2025

    Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol Medan 14 Desember 2025

    Dampingi Prabowo ke Lokasi Banjir Langkat, Bobby: Warga Keluhkan Air Bersih dan Tanggul Jebol
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Gubernur Sumatera Utara Bobby Nasution turut mendampingi Presiden Prabowo Subianto saat meninjau warga terdampak banjir di Kabupaten Langkat.
    Bobby pun mendapati sejumlah keluhan dari warga yang terdampak bencana, mulai dari persoalan logistik hingga air bersih.
    “Ya, keluhannya kalau awal kemarin tentang logistik, sekarang air bersih, sama yang di Langkat kemarin, paling utama soal tanggul yang jebol,” kata Bobby di Kodam I Bukit Barisan pada Minggu (14/12/2025).
    Bobby menyampaikan bahwa pihaknya sudah memetakan kebutuhan dari masing-masing daerah yang terdampak bencana, seperti membuka akses yang terputus hingga pencarian orang hilang.
    “Kemarin Pak Presiden menyampaikan pemerintah pusat dari awal sampai dengan hari ini, sangat
    support
    luar biasa,” ucap Bobby.
    Sebelumnya, Bupati Langkat Syah Afandi atau akrab disapa Ondim menyampaikan bahwa ada ribuan rumah warga yang rusak akibat diterjang banjir.
    “Sejauh ini ada 7.780 rumah warga yang rusak akibat banjir,” kata Ondim kepada Kompas.com melalui saluran telepon pada Kamis (11/12/2025).
    Ia mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat terkait perbaikan rumah warga yang rusak.
    “Hasilnya, ada tiga klaster perbaikan rumah, mulai dari kerusakan ringan akan diberikan bantuan Rp 15 juta,” ujar Ondim.
    “Lalu, untuk rusak sedang Rp 30 juta dan rusak berat Rp 60 juta,” tambahnya.
    Di samping itu, pihaknya masih berkoordinasi pula dengan Pemerintah Provinsi Sumut untuk memperbaiki tanggul yang jebol.
    “Saat ini proses masih perbaikan karena ini tidak hanya satu tanggul, tapi ada puluhan. Makanya, ini kami terus berkoordinasi dengan provinsi untuk perbaikannya,” ungkap Ondim.
    Perlu diketahui, ada 16 kecamatan yang terdampak banjir di Kabupaten Langkat, Provinsi
    Sumatera Utara
    .
    Adapun kecamatan yang masih terendam banjir adalah Tanjung Pura.
    Penyebabnya adalah tanggul yang jebol sehingga aliran Sungai Batang Hari masuk ke permukiman.
    Sejauh ini, ada beberapa langkah tanggap darurat yang telah diambil.
    Pertama, proses perbaikan tanggul menggunakan goni berisi pasir.
    Kedua, membangun empat dapur umum untuk mendistribusikan kebutuhan pokok.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ipda Angga Tak Ditemukan dalam Bencana Sumbar, Rekan: Selamat Jalan, Kawan…
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Desember 2025

    Ipda Angga Tak Ditemukan dalam Bencana Sumbar, Rekan: Selamat Jalan, Kawan… Regional 14 Desember 2025

    Ipda Angga Tak Ditemukan dalam Bencana Sumbar, Rekan: Selamat Jalan, Kawan…
    Tim Redaksi
    PEKANBARU, KOMPAS.com
    – Ipda Angga Mufajar hilang di lokasi bencana alam di Padang Panjang, Sumatera Barat (Sumbar).
    Meski berbagai upaya telah dilakukan, anggota Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum)
    Polda Riau
    itu tak berhasil ditemukan.
    “Kami sudah 15 hari melakukan pencarian di lokasi kejadian, tetapi Angga tidak kami temukan,” kata Kompol Asdisyah Mursyid, selaku Ketua Tim (Katim) pencarian saat diwawancarai wartawan di Kampar, Minggu (14/12/2025).
    Pencarian Angga dilakukan oleh personel Polres Kampar dan Polda Riau.
    Upaya pencarian dilakukan dengan berbagai cara, mulai dari menyusuri sungai, menggali tanah, dan bongkahan batu.
    Proses pencarian cukup sulit.
    Tumpukan material banjir dan longsor mencapai 7 meter.
    “Fokus pencarian dari titik longsor di jembatan kembar menyusuri aliran Sungai Batang Anai sepanjang lebih kurang 60 kilometer,” sebut Asdisyah, yang juga Kapolsek Kampar.
    Karena sudah tak memungkinkan untuk ditemukan, pencarian pun dihentikan.
    Sebelum meninggalkan lokasi pencarian, empat orang rekan Ipda Angga, Tim Ojoloyo Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Kampar, memberikan
    penghormatan terakhir
    dari atas jembatan.
    Mereka pernah sama-sama bertugas di Satresnarkoba Polres Kampar.
    Dari video yang dilihat Kompas.com, rekan-rekannya tampak tak kuasa menahan tangis saat memberikan penghormatan terakhir.
    Mereka juga menaburkan bunga ke sungai.
    “Selamat tinggal, kawan. Kami doakan tenang di sana,” ucap salah seorang anggota polisi.
    Sebagaimana diberitakan, dua orang anggota Polda Riau menjadi korban
    bencana alam
    di Padang Panjang,
    Sumatera Barat
    .
    Keduanya adalah Brigpol Tri Irwansyah (32) dan
    Ipda Angga Mufajar
    (36), yang merupakan anggota penyidik Direktorat Reserse Kriminal Umum (Ditreskrimum) Polda Riau.
    Kepala Bidang (Kabid) Humas Polda Riau, Kombes Anom, mengatakan bahwa satu orang korban, yakni Tri Irwansyah, telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.
    “Yang sudah terkonfirmasi ditemukan jenazahnya Brigpol Tri Irwansyah. Untuk Ipda Angga belum ditemukan, masih dalam pencarian,” kata Anom kepada Kompas.com melalui pesan WhatsApp, Jumat (28/11/2025) malam.
    Anom menyebut, kedua korban mengalami musibah saat menjalankan tugas.
    Mereka berangkat ke Padang pada Rabu (26/11/2025).
    “Mereka berdua melaksanakan tugas atau dinas penyelidikan dan penyidikan tindak pidana ke Padang untuk pemeriksaan saksi di Lapas Padang,” sebut Anom.
    Polda Riau menyampaikan dukacita atas musibah yang menimpa kedua anggota tersebut.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jembatan Bailey Teupin Mane Selesai, Akses Bireuen-Bener Meriah Pulih

    Jembatan Bailey Teupin Mane Selesai, Akses Bireuen-Bener Meriah Pulih

    Bireuen, Beritasatu.com – Jembatan bailey Teupin Mane, Kecamatan Juli, Kabupaten Bireuen, Aceh sudah selesai dibangun dan kembali dibuka untuk umum. Dengan selesainya jembatan sementara ini, maka konektivitas vital antara Bireuen dengan Kabupaten Bener Meriah mulai pulih. 

    Sebelumnya akses kedua kabupaten terputus total setelah Jembatan Teupin Mane putus dihantam banjir bandang serta tanah longsor pada akhir November 2025, sehingga lalu lintas perekonomian dan distribusi logistik tersendat.

    Juru Bicara Posko Penanganan Bencana Hidrometeorologi Aceh Murthalamuddin mengatakan jembatan darurat ini merupakan solusi cepat pascabanjir dan tanah longsor yang merusak infrastruktur pada jalur tersebut.

    “Alhamdulillah, jembatan bailey Teupin Mane sudah rampung dan sudah bisa dilalui oleh kendaraan dari kedua arah. Pembangunan ini adalah respons cepat  Pemerintah Aceh untuk mengatasi terputusnya jalur utama ini,” kata Murthalamuddin, Minggu (14/12/2025).

    Murthalamuddin menjelaskan, Pemerintah Aceh berharap agar pembangunan jembatan bailey sebagai penghubung antara Kabupaten Bireuen–Bener Meriah secepatnya rampung. Di antaranya mengoptimalkan upaya pembukaan dan perbaikan akses jalan secara menyeluruh menuju daerah pedalaman, khususnya ke Bener Meriah dan Aceh Tengah.

    “Setelah jembatan bailey ini rampung, fokus kita selanjutnya adalah mengoptimalkan pembukaan akses jalan, terutama menuju Kabupaten Bener Meriah dan Aceh Tengah. Hal ini untuk memastikan kelancaran distribusi logistik dan mobilitas warga di kawasan dataran tinggi Gayo,” ucap Murthalamuddin. 

    Sebelumnya, terputusnya jembatan permanen Teupin Mane telah menyebabkan gangguan signifikan, terutama dalam distribusi logistik dan aktivitas warga sehari-hari. Pengguna jalan terpaksa menggunakan jalur alternatif yang jauh lebih sulit dan memakan waktu.

    Dengan rampungnya jembatan bailey ini, jalur transportasi kembali lancar sehingga memungkinkan aktivitas perekonomian dan mobilitas warga kembali normal. Pemerintah daerah dan masyarakat setempat menyampaikan apresiasi tinggi atas respons cepat dan kerja keras tim penanganan bencana dalam mendirikan jembatan darurat tersebut.

    Meskipun bersifat sementara, Murthalamuddin berharap agar jembatan bailey ini diharapkan mampu menopang beban lalu lintas sambil menunggu pembangunan kembali jembatan permanen yang lebih kokoh di lokasi yang sama.

    “Kami mengimbau kepada seluruh pengguna jalan, khususnya pengemudi truk dan kendaraan logistik, untuk mematuhi batas tonase yang tertera pada rambu-rambu di sekitar jembatan. Ini demi kepentingan bersama agar jembatan bailey ini dapat berfungsi optimal hingga jembatan permanen selesai dibangun,” tegas Murthalamuddin.

  • 11 Pengungsi di Agam Sumbar Keracunan Usai Makan Nasi Bungkus Bantuan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Desember 2025

    11 Pengungsi di Agam Sumbar Keracunan Usai Makan Nasi Bungkus Bantuan Regional 14 Desember 2025

    11 Pengungsi di Agam Sumbar Keracunan Usai Makan Nasi Bungkus Bantuan
    Tim Redaksi
    PADANG, KOMPAS.com
    – Sebelas orang pengungsi di posko bencana Sungai Batang, Tanjung Raya, Agam, Sumatera Barat, keracunan makanan seusai menyantap bantuan nasi bungkus dari relawan, Minggu (14/12/2025).
    Usai menyantap nasi bungkus itu, Sabtu (13/12/2025), korban mengalami muntah-muntah dan dilarikan ke RSUD Lubuk Basung, Minggu (14/12/2025).
    “Benar. Ada 11 warga yang mengalami keracunan usai menyantap nasi bungkus yang dibagikan relawan bencana,” kata Kepala Dinas Kesehatan Agam, Hendri Rusdian, yang dihubungi Kompas.com, Minggu (14/12/2025).
    Hendri mengatakan, berdasarkan keterangan korban di RSUD Lubuk Basung, mereka terkena
    keracunan makanan
    usai makan nasi rendang yang dibagikan relawan bencana.
    Makanan yang dibagikan itu dalam bentuk nasi rendang bungkus dan pecel lele.
    “Mereka yang makan nasi rendang terkena muntah-muntah dan pecel lele aman. Kemungkinan penyebab mereka keracunan berasal dari nasi rendang ini,” kata Hendri.
    Hendri mengatakan, pihaknya belum mengetahui relawan yang memberikan makanan itu.
    “Warga tidak tahu relawan itu dari mana,” tuturnya.
    “Kami berharap ke depannya seluruh relawan yang memberikan bantuan langsung ke warga agar melapor ke wali nagari,” kata Hendri.
    Selain itu, bantuan yang diberikan aman untuk kesehatan, tidak kedaluwarsa, dan tidak membahayakan korban bencana.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        14 Desember 2025

    Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar Surabaya 14 Desember 2025

    Kesaksian Tour Leader di Bangsring Banyuwangi: Pelaku Ancam, Jika Tak Bayar, Bus Tak Bisa ke Luar
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Rombongan wisatawan asal Surabaya, Jawa Timur mengalami kejadian tak mengenakkan saat berkunjung ke Pantai Bangsring, Banyuwangi.
    Para wisatawan mengalami pemalakan dan sempat dilarang pulang di sekitar kawasan Mutiara Pulau Tabuhan oleh oknum yang mengatasnamakan warga lokal dengan embel-embel “uang pengawalan”.
    Tour leader rombongan, Timothy menceritakan awal mula kejadian ketika rombongan bus parkir di kawasan Mutiara Pulau Tabuhan, samping Pantai Bangsing pada Sabtu (13/12/2025).
    “Kita kemarin bawa rombongan bus medium yang kecil. Parkir di depan Pantai Mutiara sebelahnya Bangsring,” kata Timothy saat dihubungi
    Kompas.com
    , Minggu (14/12/2025).
    Timothy mengaku telah membayar tiket resmi sejumlah rombongan untuk masuk ke wisata
    Pantai Bangsring
    .
    Rombongan pun menikmati suasana lalu pulang menuju parkiran bus.
    “Setelah kita semua selesai, waktu kita mau keluar ternyata ada yang menghentikan kendaraan. Alasannya untuk pengawalan,” terangnya.
    Agen yang merasa curiga pun langsung melapor ke pengelola tempat wisata dan dipastikan tidak ada biaya tambahan “uang pengawalan” sebesar Rp 150.000.
    “Dari pengelola resmi gak ada itu iuran pengawalan kecuali kalau untuk kendaraan bus besar memang gak bisa masuk lalu mereka menyediakan shuttle tapi untuk medium bisa,” imbuhnya.
    Rombongan pun sempat tertawan tidak bisa pulang karena bernegosiasi dengan oknum pungli.
    Pihak agen pun bersedia membayar asal ada bukti kuitansi jelas dari pihak desa agar transparan.
    “Tapi dia (pelaku) ini mengatasnamakan dari warga lalu bilang kalau misal gak bayar kendaraannya gak bisa keluar, jadi kita gak bisa pulang,” ucapnya.
    Oknum pungli pun pergi sebentar mengambil kuitansi lalu kembali menyerahkan ke agen.
    Namun anehnya, kuitansi yang ditunjukkan tidak ada logo atau stiker resmi dari pihak desa.
    “Kan bilangnya yang mengeluarkan itu aturan desa tapi setelah kita minta tanda terima, dia gak bisa menunjukkan alasannya tanda terimanya di rumah,” bebernya.
    “Lalu ya sudah ambil saja nggak apa-apa kita tunggu di sini. Orangnya pergi balik lagi bawa kuitansi ternyata ditulis tangan tanpa ada stempel atau kop dari desa,” sambung Timothy.
    Agen pun geram. Tetapi, untuk menghindari keributan dan mengutamakan kondisi wisatawan, agen akhirnya membayar pungli tersebut sebesar Rp 100.000 lalu berhasil pulang.
    “Dan setelah kita konfirmasi ternyata dari pihak desa itu tidak pernah mengeluarkan aturan tersebut. Dari pihak Polsek juga mengkonfirmasi bahwa orang tersebut bukan bagian dari pengelola, hanya mengatasnamakan warga,” pungkasnya.
    Kejadian ini langsung mendapat respons dari pihak kepolisian setempat.
    2 pelaku Busahra (56) dan Joddy Soebiyanto (61), yang merupakan warga Desa Bangsring dan Desa Bimorejo, Kecamatan Wongsorejo.
    Keduanya telah diamankan oleh pihak Polsek Wongsorejo.
    Tetapi, kedua pelaku tidak ditahan, melainkan hanya disanksi wajib lapor.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pasutri Pengusaha Sembako di Tanggamus Ditemukan Meninggal Penuh Luka

    Pasutri Pengusaha Sembako di Tanggamus Ditemukan Meninggal Penuh Luka

    Tanggamus, Beritasatu.com – Pasangan suami istri (pasutri) pengusaha sembako di Kabupaten Tanggamus, Lampung, ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya. Kedua korban diduga kuat menjadi korban pembunuhan karena mengalami sejumlah luka akibat senjata tajam. Meski demikian, polisi memastikan tidak ada barang berharga di rumah korban yang hilang.

    Peristiwa tersebut terjadi di Desa Way Pring, Kecamatan Pugung. Korban diketahui bernama Rohimi (54) dan istrinya Suryanti (50). Keduanya ditemukan dalam kondisi tidak bernyawa di rumah mereka.

    Kedua korban pertama kali ditemukan oleh anaknya pada Minggu (14/12/2025) sekitar pukul 01.30 WIB. Saat itu, anak korban baru pulang ke rumah dan mendapati kedua orang tuanya telah tergeletak bersimbah darah.

    Melihat kondisi tersebut, anak korban langsung berteriak meminta pertolongan hingga mengundang perhatian warga sekitar. Warga kemudian melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian.

    Petugas kepolisian yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan sejumlah barang bukti.  Kedua korban mengalami sejumlah luka akibat senjata tajam di bagian wajah, kepala, serta beberapa bagian tubuh lainnya.

    Adik korban, Nur Apriyanti (42), mengatakan kedua korban mengalami luka akibat senjata selama ini kedua korban tidak memiliki masalah dengan siapa pun dan dikenal baik oleh lingkungan sekitar.

    “Setahu kita, kedua korban tidak pernah ada masalah dengan siapa pun. Ayuk (kakak) saya orangnya baik sama siapa saja, sama saudara maupun dengan tetangga. Kalau ada tetangga yang mau hutang, pasti dikasih,” tutur Nur Apriyanti.

    Sementara itu, tetangga korban, Ahmad (44), mengaku baru mengetahui kejadian tersebut setelah dibangunkan warga sekitar. Menurut Ahmad, sebelum kejadian kondisi di rumah korban terlihat normal dan tidak terdengar keributan maupun teriakan.

    Hingga Minggu petang, jenazah kedua korban masih berada di RS Bhayangkara Polda Lampung untuk proses autopsi. Polres Tanggamus menyatakan masih melakukan penyelidikan lebih lanjut dan belum dapat memastikan motif di balik pembunuhan tersebut. 

  • Sopir asal Pekanbaru Antar Sabu 8 kg Lampung, Ditangkap di Asahan
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 Desember 2025

    Sopir asal Pekanbaru Antar Sabu 8 kg Lampung, Ditangkap di Asahan Regional 14 Desember 2025

    Sopir asal Pekanbaru Antar Sabu 8 kg Lampung, Ditangkap di Asahan
    Tim Redaksi
    MEDAN, KOMPAS.com
    – Seorang sopir berinisial DS (32) ditangkap oleh pihak kepolisian saat membawa sabu seberat 8 kg di Desa Air Teluk Hessa, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, pada Selasa (9/12/2025).
    DS ditangkap saat hendak mengirim barang haram tersebut ke Provinsi Lampung.
    Kapolres Asahan, AKBP Revi Nurvelani, menjelaskan bahwa penangkapan berawal dari informasi mengenai seorang sopir mobil rental asal Pekanbaru, Riau, yang diduga telah menerima sabu dari Kota Tanjung Balai.
    Setelah melakukan penyelidikan, petugas menghentikan dan menggeledah kendaraan yang dikemudikan oleh DS saat melintasi lokasi kejadian.
    “Petugas lalu menemukan 8 bungkus plastik berwarna kuning, bertuliskan Guan Yin Wang, yang diduga kuat berisi narkotika jenis sabu dengan berat bruto mencapai kurang lebih 8.000 gram atau 8 kg. Barang haram tersebut disembunyikan di bagian pintu kendaraan yang dikemudikan tersangka,” ujar Revi dalam keterangan tertulisnya, Minggu (14/12/2025).

    Dari hasil interogasi, DS mengaku bahwa sabu tersebut diperolehnya dari seorang pelaku lain yang masih buron, berinisial U.
    DS mengaku diperintahkan untuk mengantar barang haram itu dari Kota Tanjung Balai, Sumut, ke Lampung.
    “Sebagai imbalan, DS dijanjikan upah sebesar Rp 20 juta setelah barang berhasil dikirimkan. DS juga mengakui bahwa ini merupakan kali kedua dirinya mengantar narkotika atas perintah U,” tambah Revi.
    Saat ini, polisi masih mendalami jaringan DS dan memburu pelaku U. DS kini ditahan untuk proses hukum lebih lanjut.
    “Tersangka DS dijerat Pasal 114 ayat (2) subsider Pasal 112 ayat (2) UU No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau pidana mati,” tutup Revi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.