Jenis Media: Regional

  • Tinjau Sekolah Rakyat, Mensos Dorong Kota Probolinggo Jadi Percontohan Nasional

    Tinjau Sekolah Rakyat, Mensos Dorong Kota Probolinggo Jadi Percontohan Nasional

    Probolinggo (beritajatim.com) – Menteri Sosial Republik Indonesia Saifullah Yusuf meninjau langsung pelaksanaan Sekolah Rakyat di Jalan PPI Nomor 01, Kelurahan Mayangan, Kecamatan Mayangan, Kota Probolinggo. Kunjungan tersebut untuk memastikan program pendidikan bagi masyarakat kurang mampu berjalan sesuai target.

    Menteri Sosial yang akrab disapa Gus Ipul menyampaikan bahwa persiapan Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo telah dilakukan jauh sebelum kegiatan belajar dimulai. Bersama Wali Kota Probolinggo, ia bahkan turun langsung mendatangi rumah orang tua calon siswa.

    “Sejak awal kami melihat langsung kesiapan calon siswa dan orang tuanya. Setelah berjalan lebih dari empat bulan, saya melihat proses belajar mengajar berkembang dengan baik,” ujar Gus Ipul.

    Ia mengakui, pada tahap awal pelaksanaan, Sekolah Rakyat dihadapkan pada berbagai kendala, mulai dari adaptasi siswa hingga keterbatasan sarana prasarana. Namun seiring waktu, koordinasi antara kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, dan siswa dinilai semakin solid.

    “Kalau dibandingkan dengan empat atau lima bulan lalu, kondisinya jauh lebih baik. Masalah air bersih, listrik, dan fasilitas masih ada, tetapi terus diupayakan penyelesaiannya. Kami berharap tahun depan Sekolah Rakyat ini sudah bisa menempati gedung permanen,” katanya.

    Secara nasional, Kementerian Sosial menargetkan pendirian Sekolah Rakyat di 166 titik. Setiap kabupaten dan kota ditargetkan minimal memiliki satu Sekolah Rakyat, dengan evaluasi pelaksanaan dilakukan secara rutin.

    “Evaluasi dilakukan setiap hari dan setiap minggu. Secara umum, pelaksanaannya berjalan sesuai harapan,” tegasnya.

    Wali Kota Probolinggo dr. Aminudin menegaskan komitmen Pemerintah Kota Probolinggo untuk menjaga kualitas Sekolah Rakyat agar dapat menjadi percontohan bagi daerah lain.

    “Kami siap jika Kota Probolinggo dijadikan rujukan atau lokasi studi banding. Sekolah Rakyat ini memang sangat dibutuhkan dan harus dijaga kualitasnya,” ujarnya.

    Ia juga menyebutkan, meski kunjungan Menteri Sosial disampaikan secara mendadak, seluruh perangkat sekolah dapat langsung bersiaga.

    “Semuanya siap dalam waktu singkat. Ini menunjukkan keseriusan semua pihak,” katanya.

    Saat ini, Sekolah Rakyat di Kota Probolinggo menampung 95 siswa. Pemerintah kota berencana menambah jumlah peserta didik sekitar 100 siswa lagi, sembari menunggu pembangunan gedung permanen Sekolah Rakyat di lokasi baru. [ada/aje]

  • Maut di Mojokerto: Ninja vs Satria Adu Banteng di Gondang, 3 Meninggal di Tempat

    Maut di Mojokerto: Ninja vs Satria Adu Banteng di Gondang, 3 Meninggal di Tempat

    Mojokerto (beritajatim.com) – Insiden berdarah terjadi di jalanan Mojokerto. Tiga nyawa melayang seketika dalam kecelakaan “adu banteng” yang melibatkan dua sepeda motor di Jalan Raya Desa Padi, Kecamatan Gondang, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur, Senin (15/12/2025) dini hari.

    Peristiwa maut yang terjadi sekitar pukul 00.15 WIB ini melibatkan sepeda motor Kawasaki Ninja dan Suzuki Satria yang bertabrakan dari arah berlawanan dengan kecepatan tinggi. Kerasnya benturan mengakibatkan tiga orang meninggal dunia di lokasi kejadian, sementara satu korban lainnya mengalami luka ringan.

    Berdasarkan hasil olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) sementara, kronologi bermula saat sepeda motor Kawasaki Ninja melaju dari arah selatan menuju utara. Setibanya di lokasi kejadian, pengendara Ninja diduga berupaya mendahului kendaraan lain di depannya dengan mengambil jalur kanan.

    Nahas, pada saat bersamaan dari arah berlawanan (utara ke selatan), muncul sepeda motor Suzuki Satria. Karena jarak yang sudah terlalu dekat, ruang gerak kedua pengendara menjadi terbatas sehingga tabrakan keras tak terhindarkan.

    Dampak fatal dari kecelakaan ini menewaskan pengendara dan penumpang Suzuki Satria, serta penumpang Kawasaki Ninja di tempat. Sementara itu, pengendara Kawasaki Ninja dilaporkan selamat dan hanya mengalami luka ringan.

    Petugas dari Unit Gakkum Satlantas Polres Mojokerto segera tiba di lokasi untuk mengamankan situasi. Dibantu oleh sejumlah relawan dan warga setempat, proses evakuasi para korban segera dilakukan menuju RSUD Sumberglagah di Kecamatan Pacet.

    Salah satu relawan yang berada di lokasi kejadian menggambarkan situasi di lapangan sesaat setelah tabrakan terjadi.

    “Kondisi korban saat kami tiba di lokasi sudah tergeletak di jalan dengan luka parah di bagian kepala. Kami langsung berkoordinasi untuk melakukan evakuasi ke Rumah Sakit Sumberglagah,” ungkapnya.

    Selain menelan korban jiwa, insiden ini juga menyebabkan kerugian material yang ditaksir mencapai Rp2 juta akibat kerusakan parah pada kedua kendaraan.

    Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian menyatakan masih melakukan penyelidikan intensif guna memastikan penyebab pasti kecelakaan yang merenggut tiga nyawa tersebut. [tin/beq]

  • Jalan Rusak Tak Tersentuh Pembangunan, Warga Kabupaten Probolinggo Patungan Perbaiki Sendiri

    Jalan Rusak Tak Tersentuh Pembangunan, Warga Kabupaten Probolinggo Patungan Perbaiki Sendiri

    Probolinggo (beritajatim.com) – Ketimpangan pembangunan infrastruktur desa kembali mencuat di Kabupaten Probolinggo. Warga Desa Legundi, Kecamatan Bantaran, terpaksa memperbaiki jalan desa secara swadaya setelah akses penghubung desa di wilayah mereka dibiarkan rusak bertahun-tahun tanpa sentuhan pembangunan.

    Perbaikan dilakukan murni dari hasil patungan warga. Tidak ada dukungan anggaran desa maupun bantuan dari pemerintah kabupaten. Kondisi ini membuat warga mempertanyakan kehadiran negara dalam pemenuhan kebutuhan dasar infrastruktur pedesaan.

    “Sudah lama rusak dan tidak pernah ada perbaikan. Akhirnya warga sepakat patungan,” ujar Nizar warga setempat.

    Nizar mengaku tidak mengetahui secara pasti besaran biaya perbaikan, lantaran iuran dilakukan secara mencicil dan tidak terdata secara rinci. Namun demikian, langkah swadaya itu diambil karena jalan tersebut sangat vital bagi mobilitas warga dan aktivitas ekonomi sehari-hari.

    Yang disesalkan warga, sebelum menjabat, kepala desa sempat menjanjikan perbaikan jalan tersebut. Namun setelah terpilih, janji itu tak pernah direalisasikan.

    “Dulu sebelum pencalonan ada janji perbaikan. Sekarang sudah terpilih, sampai hari ini belum ada realisasi,” ungkap warga.

    Warga menilai selama ini pembangunan infrastruktur desa di wilayah mereka terkesan diabaikan. Padahal, jalan desa merupakan akses penting yang menghubungkan permukiman warga dengan pusat aktivitas dan wilayah sekitar.

    Melalui pemberitaan ini, warga berharap pemerintah desa dan Pemerintah Kabupaten Probolinggo tidak lagi menutup mata. Mereka meminta adanya tindak lanjut nyata, bukan sekadar janji, agar pembangunan infrastruktur desa berjalan merata dan tepat sasaran.

    Hingga berita ini diterbitkan, belum ada keterangan resmi dari Pemerintah Desa Legundi maupun Pemerintah Kabupaten Probolinggo terkait alasan belum adanya perbaikan jalan tersebut. [ada/aje]

  • Kronologi Pembunuhan Pasutri Juragan Sembako di Lampung

    Kronologi Pembunuhan Pasutri Juragan Sembako di Lampung

    Tanggamus, Beritasatu.com – Pasangan suami istri pengusaha sembako (sembilan bahan pokok) di Kabupaten Tanggamus, Lampung, ditemukan tewas bersimbah darah di dalam rumahnya. Kedua korban diduga menjadi korban pembunuhan dengan senjata tajam yang dilakukan oleh orang dekat yang mengetahui situasi dan kondisi rumah korban.

    Korban diketahui bernama Rohimi (54) dan istrinya, Suryanti (50). Keduanya ditemukan tidak bernyawa di rumah mereka di Desa Way Pring, Kecamatan Pugung, pada Minggu dini hari (14/12/2025) sekitar pukul 01.30 WIB.

    Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh anak korban yang baru pulang ke rumah. Saat masuk ke dalam rumah, ia mendapati kedua orang tuanya tergeletak bersimbah darah. Sang anak kemudian berteriak meminta pertolongan hingga mengundang perhatian warga sekitar. Kejadian tersebut segera dilaporkan ke pihak kepolisian.

    Petugas kepolisian yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan mengumpulkan sejumlah barang bukti. Dari hasil olah TKP, korban Suryanti ditemukan dalam posisi terlentang dengan sebagian tubuh tertutup selimut, sementara Rohimi berada dalam posisi tengkurap. Lantai rumah tampak dipenuhi bercak darah.

    Kedua korban diduga tewas akibat luka senjata tajam di sejumlah bagian tubuh, seperti wajah, kepala, leher, dan tangan. Jenazah keduanya kemudian dievakuasi ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab kematian.

    Adik korban, Nur Apriyanti (42), mengatakan, luka paling parah terlihat di bagian leher dan tangan. Ia juga menegaskan, selama ini kedua korban tidak pernah memiliki masalah dengan siapa pun dan dikenal baik oleh lingkungan sekitar.

    “Setahu kami tidak pernah ada masalah dengan siapa pun. Kakak saya orangnya baik, termasuk kepada tetangga. Kalau ada yang mau berutang biasanya juga dibantu,” ujarnya.

    Beberapa jam setelah kejadian, polisi berhasil menangkap dua terduga pelaku, yakni Aman Atmajaya (34) dan Ari Jupen Anggara (30). Keduanya diketahui merupakan teman anak korban dan tinggal tidak jauh dari rumah korban.

    Pengungkapan kasus ini bermula dari kecurigaan polisi terhadap Ari Jupen Anggara yang kedapatan memiliki luka baru di tangan kiri dan betis kanan akibat senjata tajam. Setelah dimintai keterangan, ia mengakui perbuatannya dan menyebut keterlibatan Aman Atmajaya. Polisi kemudian menangkap pelaku kedua dan mengamankan dua bilah golok yang diduga digunakan dalam aksi pembunuhan tersebut.

    Dari pemeriksaan awal, kedua pelaku diduga berniat melakukan pencurian. Namun, aksi tersebut diketahui korban sehingga berujung pada pembunuhan. Dugaan perampokan menguat setelah ditemukan seluruh pintu lemari di dalam rumah korban dalam keadaan terbuka.

    “Kondisi lemari terbuka semua, sehingga muncul dugaan awal adanya aksi perampokan yang berujung pembunuhan,” kata Samsuri (42), tetangga korban.

    Ia juga menyebutkan bahwa kedua korban ditemukan berdekatan di ruang makan dan tidak pernah terlibat perselisihan dengan warga maupun kerabat sebelum kejadian.

    Saat ini, kedua pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Tanggamus. Polisi belum menyimpulkan motif pasti pembunuhan tersebut dan masih menunggu hasil autopsi serta pendalaman keterangan dari para pelaku dan saksi.

  • Banjir Kembali Terjang Padang, 15 Warga Dievakuasi

    Banjir Kembali Terjang Padang, 15 Warga Dievakuasi

    Padang, Beritasatu.com – Banjir susulan kembali melanda kawasan Batu Busuak, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat, Minggu (14/12/2025) petang. Luapan Sungai Batang Kuranji akibat hujan berintensitas tinggi sejak siang hari menyebabkan permukiman warga kembali terendam dan memaksa belasan orang dievakuasi.

    Tim SAR gabungan yang terdiri dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang, TNI, dan Dinas Pemadam Kebakaran mengevakuasi 15 warga yang terjebak banjir. Air sungai meluap dengan arus deras dan ketinggian yang terus meningkat, menyulitkan proses penyelamatan.

    Evakuasi berlangsung dramatis. Petugas harus menggunakan tali pengaman untuk mengevakuasi warga satu per satu menuju lokasi yang lebih aman. Derasnya arus dan medan yang sulit dilalui membuat proses evakuasi dilakukan dengan ekstra kehati-hatian.

    Sebagian warga yang terjebak diketahui sebelumnya memilih bertahan di rumah karena menilai kondisi masih aman. Namun, banjir susulan datang secara tiba-tiba, membuat air kembali menggenangi rumah-rumah dan menutup akses evakuasi.

    Selain Batu Busuak, peningkatan debit air juga dilaporkan terjadi di kawasan Gunuang Pangilun–Kuranji serta Lubuk Minturun, Kecamatan Koto Tangah. Warga yang bermukim di bantaran sungai diimbau meningkatkan kewaspadaan dan bersiap melakukan evakuasi mandiri jika kondisi memburuk.

    BPBD Kota Padang menyatakan terus memantau perkembangan cuaca dan ketinggian muka air sungai. Personel gabungan disiagakan di sejumlah titik rawan untuk mengantisipasi banjir susulan.

    “Banjir susulan terjadi akibat hujan deras sejak siang hari. Kami bersama TNI dan Damkar langsung melakukan evakuasi warga yang terjebak. Masyarakat di bantaran Sungai Batang Kuranji kami imbau segera mengungsi jika debit air terus naik,” ujar Kepala Bidang BPBD Kota Padang Albana.

    Hingga Minggu (14/12/2025) malam, tim gabungan masih berjaga di lokasi untuk memastikan tidak ada warga yang tertinggal serta mengantisipasi kemungkinan banjir lanjutan apabila hujan kembali turun dengan intensitas tinggi.

  • Tragis, Pasutri Juragan Sembako di Lampung Dibunuh Teman Anaknya

    Tragis, Pasutri Juragan Sembako di Lampung Dibunuh Teman Anaknya

    Tanggamus, Beritasatu.com – Kasus pembunuhan menewaskan pasangan suami istri pengusaha sembako di Kabupaten Tanggamus, Lampung, mulai terungkap. Kepolisian memastikan pelaku merupakan orang dekat keluarga korban, yakni teman anak korban, yang diduga beraksi dengan motif pencurian.

    Korban diketahui bernama Rohimi (54) dan Suryanti (50). Keduanya ditemukan meninggal dunia di dalam rumah mereka di Desa Way Pring, Kecamatan Pugung, pada Minggu (14/12/2025) dini hari. Penemuan bermula ketika anak korban pulang ke rumah sekitar pukul 01.30 WIB dan mendapati kedua orang tuanya sudah tidak bernyawa dalam kondisi bersimbah darah.

    Warga yang datang setelah mendengar teriakan segera melaporkan kejadian tersebut ke aparat kepolisian. Petugas yang tiba di lokasi langsung melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengamankan sejumlah barang bukti.

    Hasil pemeriksaan awal di lokasi menunjukkan kedua korban mengalami luka serius akibat senjata tajam. Suryanti ditemukan dalam posisi terlentang, sementara Rohimi berada dalam posisi tengkurap. Bercak darah tampak di sejumlah titik di dalam rumah, terutama di area ruang makan.

    Jenazah korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Lampung untuk dilakukan autopsi guna memastikan penyebab pasti kematian.

    Dalam waktu singkat, polisi mengamankan dua pria berinisial AA (34) dan AJ (30), yang diketahui tinggal tidak jauh dari rumah korban dan memiliki hubungan pertemanan dengan anak korban. Kecurigaan menguat setelah salah satu terduga pelaku ditemukan memiliki luka baru di tubuhnya.

    Setelah dilakukan pemeriksaan, kedua terduga pelaku mengakui keterlibatan mereka. Polisi juga menyita dua bilah golok yang diduga digunakan dalam aksi pembunuhan tersebut.

    Berdasarkan penyelidikan sementara, pelaku diduga masuk ke rumah korban dengan maksud melakukan pencurian. Namun, aksi itu diketahui oleh korban sehingga berujung pada kekerasan yang menewaskan keduanya.

    Sejumlah lemari di dalam rumah korban ditemukan dalam keadaan terbuka, memperkuat dugaan adanya upaya pengambilan barang. Warga sekitar menyebut pasangan korban dikenal baik dan tidak pernah terlibat perselisihan dengan siapa pun.

    Saat ini, kedua terduga pelaku masih menjalani pemeriksaan intensif di Polres Tanggamus. Kepolisian menyatakan masih mendalami peran masing-masing pelaku serta menunggu hasil autopsi untuk melengkapi berkas perkara.

  • 6
                    
                        Banjir Bandang Kembali Terjang Padang, Warga Berlarian ke Perbukitan
                        Regional

    6 Banjir Bandang Kembali Terjang Padang, Warga Berlarian ke Perbukitan Regional

    Banjir Bandang Kembali Terjang Padang, Warga Berlarian ke Perbukitan
    Editor
    PADANG, KOMPAS.com
    – Banjir bandang kembali menerjang Kota Padang, tepatnya di permukiman warga di Batu Busuk, Pauh, Padang, Sumatera Barat, Minggu (14/12/2025) sore. 
    Ketinggian air saat banjir mencapai 1,5 meter. Warga yang tengah kembali ke permukiman untuk mengecek rumah-rumah mereka berlarian ke perbukitan.
    Berdasarkan laporan reporter
    Kompas TV
    ,
    banjir bandang
    terjadi setelah hujan deras turun sejak Minggu siang. Ini merupakan banjir bandang keempat sejak 25 November. 

    Warga sudah diungsikan sejak banjir bandang akhir November. Namun, mereka kadang kembali ke permukiman untuk memantau kondisi rumah dan pengerjaan alat berat.
    Adapun alat berat diarahkan untuk normalisasi sungai karena aliran sungai sudah berubah ke arah permukiman warga sehingga rentan banjir susulan. 
    Akses warga masih belum pulih hingga kini. Untuk menyalurkan bantuan, warga harus berjalan kaki bahu membahu. Ada yang harus berjalan kaki 1 km menjemput bantuan. 
    Berdasarkan pemberitaan
    Antara,
    8 warga terjebak banjir susulan di
    Padang
    ini dievakuasi oleh tim SAR Kota Padang dan TRC Semen Padang.
    Poses evakuasi berlangsung cukup menegangkan selama dua jam dari pukul 16.00 WIB hingga pukul 18.00 di tengah arus banjir yang cukup deras.
    Hadir dalam proses evakuasi tersebut Wakil Ketua DPRD Sumbar, Evi Yandri, dan Sekda Kota Padang, Andre Algamar. Mereka memantau langsung proses evakuasi dan memberikan dukungan kepada tim SAR dan TRC Semen Padang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ada 13 Kasus Pencurian Kabel Trafo

    Ada 13 Kasus Pencurian Kabel Trafo

    Liputan6.com, Jakarta – PT PLN Unit Induk Distribusi (UID) Aceh buka suara soal penyebab terganggunya pasokan listrik dan pemadaman di sejumlah daerah. PLN menyebut kondisi tersebut karena banyak temuan kabel trafo dan komponen listrik PLN di Banda Aceh dan Aceh Besar dicuri.

    Sejak akhir November hingga 14 Desember ini saja, sudah 13 kasus pencurian yang terdeteksi.

    “Data internal PLN mencatat setidaknya 13 insiden gardu distribusi menjadi sasaran pencurian sejak akhir November hingga 14 Desember 2025, dengan kerugian berupa kabel listrik berbagai ukuran yang hilang,” kata Manajer Komunikasi PLN UID Aceh, Lukman Hakim di Banda Aceh. Demikian dikutip dari Antara, Senin (15/12/2025).

    Temuan-temuan itu antara lain:

    – 28 November terjadi di Desa Pantai Lampuuk dan Meunasah Balee Lampuuk (Kecamatan Lhoknga, Aceh Besar)

    – 5 Desember terjadi di Desa Tibang (Kecamatan Syiah Kuala, Banda Aceh) serta Desa Beurawe (Kecamatan Kutaraja, Banda Aceh) dan Desa Punge Blang Cut (Kecamatan Jaya Baru, Banda Aceh).

    – 12 sampai 14 Desember mencakup Desa Lampreh, Aneuk Galong, serta Keureuweung Krueng (Kecamatan Lambaro, Aceh Besar), ditambah Desa Inte Gajah (Kecamatan Jantho, Aceh Besar) dan Desa Buga (Kecamatan Seulimeum, Aceh Besar).

  • Wilayah yang Akan Dihantam Gelombang Tinggi Hari Ini 15 Desember 2025

    Wilayah yang Akan Dihantam Gelombang Tinggi Hari Ini 15 Desember 2025

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini terkait potensi gelombang laut tinggi di sejumlah perairan Indonesia pada Senin (15/12/2025), mulai pukul 07.00 WIB.

    BMKG menyebutkan, gelombang laut diperkirakan dapat mencapai 4 meter. Kondisi ini dipengaruhi oleh pola angin di wilayah utara yang bertiup dari barat laut hingga timur laut dengan kecepatan 4-20 knot. Sementara itu, di wilayah selatan, angin bergerak dari barat daya hingga barat laut dengan kecepatan 6-25 knot.

    Kecepatan angin tertinggi terpantau di Samudra Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung.

    BMKG mencatat terdapat 25 wilayah perairan dengan potensi gelombang 1,25–2,5 meter, yaitu:

    Samudra Hindia barat BengkuluSamudra Hindia barat Kepulauan MentawaiSelat Malaka bagian utaraSamudra Hindia barat AcehSamudra Hindia barat Kepulauan NiasSamudra Hindia barat LampungSamudra Hindia selatan BantenSamudra Hindia selatan Jawa BaratSamudra Hindia selatan Jawa TengahSamudra Hindia selatan DI YogyakartaSamudra Hindia selatan Jawa TimurSamudra Hindia selatan BaliSamudra Hindia selatan NTBSamudra Hindia selatan NTTSelat Karimata bagian utaraLaut Jawa bagian baratLaut Jawa bagian tengahLaut Jawa bagian timurSelat Makassar bagian selatanLaut Sulawesi bagian timurSamudra Pasifik utara MalukuSamudra Pasifik utara Papua Barat DayaSamudra Pasifik utara Papua BaratSamudra Pasifik utara PapuaLaut Arafuru bagian tengah

    Sementara itu, satu wilayah perairan akan dihantam gelombang tinggi 2,5 meter hingga 4 meter, yaitu Laut Natuna utara.

    BMKG mengimbau masyarakat pesisir, nelayan, serta operator transportasi laut agar tetap waspada. Gelombang tinggi berpotensi membahayakan keselamatan pelayaran dan aktivitas di laut.

  • Gajah Bersihkan Sisa Bencana Dinilai Langgar Hak Kesejahteraan Hewan

    Gajah Bersihkan Sisa Bencana Dinilai Langgar Hak Kesejahteraan Hewan

    Yogyakarta, Beritasatu.com – Empat gajah Sumatera (elephans maximus sumatranus) bernama Abu, Mido, Ajis, dan Noni dikerahkan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk membantu membersihkan puing-puing pascabanjir bandang di Pidie Jaya, Aceh. Keempat gajah terlatih tersebut berasal dari Pusat Latihan Gajah (PLG) Saree, Aceh Besar, dan ditugaskan menyingkirkan tumpukan kayu serta material berat di lokasi terdampak.

    Kehadiran gajah dalam penanganan bencana ini dinilai menghadirkan ironi. Bencana ekologis yang turut merusak habitat gajah justru membuat satwa dilibatkan untuk membersihkan sisa kerusakan di lingkungan yang juga merupakan ruang hidup mereka.

    Guru Besar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada (UGM) Raden Wisnu Nurcahyo menilai pengerahan gajah dalam kondisi tersebut berisiko besar terhadap kesehatan dan kesejahteraan satwa. Menurutnya, lingkungan pascabencana yang dipenuhi kayu, puing bangunan, material tajam berkarat, hingga bangkai hewan berpotensi menularkan penyakit pada gajah. 

    “Jadi, sebetulnya gajah-gajah yang dikerahkan membersihkan puing pascabencana itu sebenarnya menyalahi hak kesejahteraan hewan. Karena apa? Di sini kan gajah seperti dipekerjakan,” jelasnya Minggu  (14/12/2025).

    Wisnu menambahkan, pengerahan gajah tersebut juga dinilai melanggar lima prinsip kebebasan (five Freedoms) dalam kesejahteraan hewan, yakni bebas dari lapar dan haus, bebas dari ketidaknyamanan, bebas dari rasa sakit, cedera, dan penyakit, bebas mengekspresikan perilaku normal, serta bebas dari rasa takut dan tertekan. 

    Ia menegaskan penggunaan gajah hanya dapat dibenarkan dalam kondisi sangat darurat, ketika alat berat tidak tersedia atau tidak dapat menjangkau lokasi.

    “Penggunaan gajah itu hanya bisa diterima kalau memang eskavator tidak ada atau tidak bisa dijangkau tetapi ini gajahnya justru diturunkan dari truk. Kenapa truknya tidak membawa eskavator saja? Kok malah menyuruh gajahnya? Jadi kesannya memang tidak urgen,” tuturnya.

    Selain risiko cedera fisik, Wisnu menyebut gajah yang dipaksa bekerja di lingkungan ekstrem rentan mengalami stres. Gajah yang kelelahan dapat menolak perintah pawang dan berontak karena ingin kembali ke kondisi yang lebih aman, seperti dekat sumber air atau pakan. 

    “Aktivitas mereka umumnya terbatas pada makan, istirahat, atau patroli sesekali. Karena itu, menempatkan mereka pada kondisi ekstrem pasca bencana berisiko tinggi baik bagi kesehatan maupun keselamatan mereka,” ujarnya.

    Ia mengingatkan, stres yang tidak tertangani dapat berkembang menjadi gangguan perilaku dan sifat agresif yang membahayakan pawang maupun gajah itu sendiri. “Kalau terus dipaksa, gajah bisa stres, sakit, dan memunculkan sifat liarnya. Dia bisa melukai orang lain atau dirinya sendiri. Dalam kondisi ekstrem, stres berulang bahkan bisa berakibat kematian,” ungkapnya.

    Sebagai alternatif, Wisnu merekomendasikan pemanfaatan gajah dalam peran yang lebih aman dan edukatif, seperti kegiatan psikososial di area pengungsian bagi anak-anak penyintas bencana. Menurutnya, langkah tersebut dapat menjadi sarana edukasi lingkungan dan menumbuhkan kepedulian terhadap pelestarian hutan serta satwa liar. 

    “Alam hutan itu bukan punya manusia, tetapi milik sesama. Antara manusia, satwa liar, dan alam harus bisa berdampingan supaya gajahnya lestari, masyarakatnya sejahtera, dan habitatnya tetap baik,” pungkas Wisnu.